• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Manajemen ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 10 Pages pp

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Manajemen ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 10 Pages pp"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 4, No. 4, November 2015 - 72

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN

KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP KEPEMIMPINAN

TRANSFORMASIONAL DAN DAMPAKNYA TERHADAP

KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA AKADEMI

KESEHATAN DI LINGKUNGAN DINAS KESEHATAN ACEH

Arrad Iskandar 1, Mukhlis Yunus2, Iskandarsyah Madjid 3 1) Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

2,3) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

Abstract: This study aims to determine the effect of emotional and spiritual intelligence on transformational leadership and its impact on civil servants performane in Health Academy within Aceh Health Departement. Health Academy is comprised of Academy of Pharmacy, Health Analysis Academy and Tjoet Nyak Dien Nursing Academy. The research sample of 103 employees taken by census method. Data collection using questionnaire and then the data were analyzed using path analysis. The study found that emotional intelligence and spiritual intelligence influence on transformational leadership and employee performance at the Academy of Health in the Health Office of Aceh. Spiritual intelligence has a greater influence on transformational leadership when compared with emotional intelligence. Statistical tests conclude either simultaneously or partially emotional intelligence and spiritual intelligence have significantly effect on transformational leadership and civil servants performance. The existence of transformational leadership as an intervening variable strengthen the influence of emotional intelligence and spiritual intelligence on employee performance in the Academy of Health within Aceh Health Departement.

Keywords : Civil Servant Performance, Transformational Leadership, Emotional Intelligence and Spiritual Intelligence

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kepemimpinan transformasional dan dampaknya pada kinerja pegawai negeri sipil Akademi Kesehatan dilingkungan Dinas Kesehatan Aceh. Akademi kesehatan dimaksud terdiri dari Akademi Farmasi, Akademi Analisis Kesehatan dan Akademi Keperawatan Tjoet Nyak Dhien. Sampel penelitian sebanyak 103 orang pegawai yang diambil dengan metode sensus. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan path analysis. Hasil penelitian menemukan bahwa kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual berpengaruh terhadap kepemimpinan transformasional dan kinerja pegawai pada Akademi Kesehatan di lingkungan Dinas Kesehatan Aceh. Kecerdasan spiritual memiliki pengaruh lebih besar terhadap kepemimpinan transformasional bila dibandingkan dengan kecerdasan emosional. Hasil pengujian statistik menyimpulkan baik secara simultan maupun parsial kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual berpengaruh signifikan kepemimpinan transformasional terhadap kinerja pegawai. Keberadaan kepemimpinan transformasional sebagai intervening variable memperkuat pengaruh kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja pegawai Akademi Kesehatan di Lingkungan Dinas Kesehatan Aceh.

Kata kunci : Kinerja Pegawai, Kepemimpinan Transformasional, Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual

PENDAHULUAN

Kinerja pegawai menjadi aspek yang sangat menentukan keberhasilan dalam pencapaian sejumlah tujuan organisasi. Kinerja sendiri merupakan catatan tentang hasil akhir yang

diperoleh setelah suatu pekerjaan atau aktivitas dijalankan dalam kurun waktu tertentu (Bernardin & Russel, 2003). Kinerja mempunyai makna yang lebih luas, tidak hanya output yang dihasilkan, namun juga sikap dan perilaku dalam

(2)

73 - Volume 4, No. 4, November 2015 melaksanakan pekerjaan yang diberikan. Output hanyalah satu bagian yang membentuk kinerja. Hal ini sesuai yang diungkapkan oleh Bernardin & Russell (2003) bahwa indikator kinerja tidak hanya sebatas kualitas, kuantitas, dan ketepatan waktu akan tetapi juga kemandirian dan komitmen dalam pekerjaan. Dalam lingkup pemerintahan, penilaian kinerja terhadap pegawai negeri sipil menggunakan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3), namun pada prakteknya DP3 tidak benar-benar dapat mengukur kinerja pegawai.DP3 hanya dianggap sebagai formalitas yang dibuat pada setiap akhir tahun, dan peningkatan nilai per tahunnya dilakukan tanpa mengevaluasi kinerja dari pegawai yang bersangkutan. Maka dari itu penelitian ini menjadikan pendekatan yang dilakukan Bernardin & Russell untuk mengukur kinerja sebagai acuan dari penelitian ini.

Zohar dan Marshall (2000) menjelaskan bahwa kecerdasan spiritual juga memegang peranan yang besar terhadap kesuksesan seseorang dalam bekerja. Seorang karyawan yang memperoleh kebahagiaan dalam bekerja akan berkarya lebih baik. Hal ini senada juga diungkapkan Agustian (2007) yang menyatakan bahwa kecerdasan emosional dan spiritual merupakan faktor penting untuk meraih kesuksesan. Kecerdasan spiritual memungkinkan seseorang bertindak kreatif, berwawasan luas, bahkan mengubah aturan untuk meningkatkan kinerja seseorang tersebut tanpa harus kehilangan nilai-nilai yang dimilikinya. Kebanyakan penelitian tentang kecerdasan spiritual tidak mengaitkannya dengan agama dikarenakan peneliti-peneliti

tersebut berasal dari barat yang mana kebanyakan dari mereka adalah atheis (tidak percaya kepada Tuhan). Berlandaskan hal tersebut, penelitian ini mengambil sebuah perspektif yang berbeda, yaitu perspektif kecerdasan spiritual yang dikaitkan dengan Islam. Hal ini dianggap peneliti sesuai dengan kondisi dan budaya masyarakat di tempat penelitian ini dilakukan. Agustian (2007) menyebutkan bahwa kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah dalam setiap perilaku dan kegiatan, melalui langkah-langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah, menuju manusia yang seutuhnya, dan memiliki pemikiran integralistik, serta berprinsip “hanya karena Allah”.

Pada tahun 1998, Gubernur Daerah istimewa Aceh mengkonversi 3 sekolah menengah kesehatan milik daerah menjadi Akademi kesehatan, yaitu Akademi Farmasi, Akademi Analis Kesehatan dan Akademi Keperawatan Tjoet Nya’ Dhien. Awalnya ketiga akademi kesehatan ini merupakan lembaga yang berdiri dibawa pemerintah daerah namun dalam perjalanannya,ketiga akademi ini kemudian dipayungi oleh Dinas kesehatan sebagai organisasi induk. Walaupun selama lebih kurang 12 tahun kebelakang telah menghasilkan ribuan lulusan, namun dalam menghadapi persaingan penyedia jasa pendidikan kesehatan baik swasta maupun negeri yang begitu pesat, kinerja ketiga akadermi ini dirasakan masih sangat kurang. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan ketiga akademi ini yang rendah dalam menyerap

(3)

Volume 4, No. 4, November 2015 - 74 anggaran tiap tahunnya.

Hasil survey pendahuluan terhadap 15 responden secara acak di 3 Akademi Kesehatan di lingkungan Dinas Kesehatan Aceh menunjukkan bahwa 11 orang (73,3%) menjawab kepemimpinan transformasional dan 4 orang (26,7%) yang menjawab kepemimpinan transaksional. Apakah kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual berpengaruh terhadap kepemimpinan transformasional dan berdampak terhadap kinerja pegawai Akademi kesehatan di lingkungan Dinas Kesehatan Aceh belum dapat diketahui karena kurangnya penelitian sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kepemimpinan transformasional dan dampaknya terhadap kinerja pegawai negeri sipil pada Akademi Kesehatan di lingkungan Dinas Kesehatan Aceh.

KAJIAN KEPUSTAKAAN Kinerja Pegawai

Kinerja adalah catatan tentang hasil akhir yang diperoleh setelah suatu pekerjaan atau aktivitas dijalankan dalam kurun waktu tertentu. (Bernardin & Russel, 2003). Kinerja merupakan perilaku organisasi yang secara langsung berhubungan dengan produksi barang atau penyampaian jasa.

Kinerja sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaan/kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu. Sedangkan menurut Rivai dan Basri (2005) kinerja adalah kesediaan seseorang atau

kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempur nakannya sesuai dengan tanggung jawab dengan hasil seperti yang diharapkan.

Menurut Guritno dan Waridin (2005) kinerja merupakan perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh pegawai dengan standar yang telah ditentukan. Sedangkan menurut Hakim (2006) mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja yang dicapai oleh individu yang disesuaikan dengan peran atau tugas individu tersebut dalam suatu perusahaan pada suatu periode waktu tertentu, yang dihubungkan dengan suatu ukuran nilai atau standar tertentu dari perusahaan dimana individu tersebut bekerja. Kinerja merupakan perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh pegawai dengan standar yang telah ditentukan (Masrukhin dan Waridin, 2004).

Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Kepemimpinan Transfor masional

Persepsi pegawai terhadap kepemimpinan yang diperankan oleh atasan/pimpinan mereka terkait dengan faktor individual pegawai yang bersangkutan. Karena pada dasarnya persepsi merupakan penilaian atau pandangan seseorang terhadap stimulus yang diterimanya. Hal ini dikemukakan oleh Gibson (2004:56) bahwa persepsi diartikan sebagai proses pemberian arti terhadap lingkungan sekitarnya oleh individu, karena pemberian arti bagi setiap individu menyebabkan individu dapat melihat sesuatu hal yang sama tetapi melakukan tindakan yang

(4)

75 - Volume 4, No. 4, November 2015 berbeda. Persepsi juga bersifat individual sehingga masing-masing individu akan mempunyai persepsi yang berbeda terhadap hal yang sama, karena individu sendiri mengkaitkan lingkungan dan mempengaruhi perilaku individu terhadap stimulus yang diterimanya.

Hal ini senada juga diungkapkan oleh Moskowitz dan Orgel dalam Walgito (2004:460 yang menyatakan bahwa persepsi merupakan proses pengorgani sasian, pengintegrasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu.

Pengaruh Kecerdasan Spiritual Terhadap Kepemimpinan Transforma sional

Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna atau nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan yang lain. Kecerdasan spiritual adlaah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif. Kecerdasan spiritual adalah tentang pendekatan holistik kehidupan: kegunaan, kesadaran diri, belas kasih, kreativitas, kemampuan berpikir, kemampuan untuk alasan keluar dan lain lain secara bersama-sama (Zohar dan Marshall, 2000: 3).

Kecerdasan spiritual seseorang pegawai dapat dilihat sebagai faktor individu pegawai tersebut. Karena kecerdasan spiritual merupakan faktor intrinsik dalam diri pegawai yang bersangkutan. Penilaian seseorang pegawai terhadap kepemimpinan yang diperankan oleh atasan mereka tentunya tidak terlepas dari kecerdasan spiritual pegawai tersebut, karena persepsi seseorang terhadap sesuatu hal tidak terlepas dari faktor individu orang tersebut. Persepsi bersifat individual sehingga masing-masing individu akan mempunyai persepsi yang berbeda terhadap hal yang sama, karena individu sendiri mengkaitkan lingkungan dan mempengaruhi perilaku individu terhadap stimulus yang diterimanya (Gibson, 2004:56).

Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Pegawai

Dunia kerja mempunyai berbagai masalah dan tantangan yang harus dihadapi oleh karyawan, misalnya persaingan yang ketat, tuntutan tugas, suasana kerja yang tidak nyaman dan masalah hubungan dengan orang lain. Masalah-masalah tersebut dalam dunia kerja bukanlah suatu hal yang hanya membutuhkan kemampuan intelektualnya, tetapi dalam menyelesaikan masalah tersebut kemampuan emosi atau kecerdasan emosi lebih banyak diperlukan. Bila sesorang dapat menyelesaikan masalah-masalah di dunia kerja yang berkaitan dengan emosinya maka dia akan menghasilkan kerja yang lebih baik. Agustian (2007) berdasarkan penelitian dan

(5)

Volume 4, No. 4, November 2015 - 76 pengalamannya dalam memajukan perusahaan

berpendapat bahwa keberadaan kecerdasan emosional yang baik akan membuat seorang karyawan menampilkan kinerja dan hasil kerja yang lebih baik. Daniel Goleman, seorang psikolog ternama, dalam bukunya pernah mengatakan bahwa untuk mencapai kesuksesan dalam dunia kerja bukan hanya cognitive intelligence saja yang dibutuhkan tetapi juga emotional intelligence (Goleman 2000). Secara khusus para pemimpin perusahaan membutuhkan EQ yang tinggi karena dalam lingkungan organisasi, berinteraksi dengan banyak orang baik di dalam maupun di lingkungan kerja berperan penting dalam membentuk moral dan disiplin para pekerja.

Pengaruh Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Pegawai

Penelitian yang dilakukan Wiersma (2002), memberikan bukti tentang pengaruh kecerdasan spiritual dalam dunia kerja. Hasil penelitian yang dilakukannya ternyata menunjukan bahwa kecerdasan spiritual mempengaruhi tujuan sesorang dalam mencapai karirnya di dunia kerja. Seseorang yang membawa makna spiritualitas dalam kerjanya akan merasakan hidup dan pekerjaannya lebih berarti. Schultz et al, (2004) mengemukakan hubungan antara kecerdasan spiritual dengan pekerjaan. Kecerdasan spiritual ternyata memberikan pengaruh pada tingkah laku seseorang dalam bekerja.

Pengaruh Kepemimpinan Transforma sional Terhadap Kinerja Pegawai

Kepemimpinan mengandung arti kemampuan mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan suatu tindakan pada diri seseorang atau sekelompok orang, untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu. Dengan demikian dari seorang pemimpin dapat berpengaruh terhadap kinerja. Banyak penelitian tentang kepemimpinan telah menguji antara kepemimpinan dengan kinerja. Yukl (2009) mengatakan bahwa teori path goal tentang kepemimpinan telah dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana perilaku seorang pemimpin mempengaruhi kepuasan dan kinerja karyawan.

Dalam hubungan antara kepemim pinan dengan kinerja individu atau pegawai dari hasil penelitian McNeesse-Smith (1996) bahwa ada korelasi positif antara kepemimpinan berpangaruh positif terhadap peningkatan kinerja. Hasil penelitian tersebut didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ogbonna dan Haris (2000) yang menunjukkan pengaruh positif kepemimpinan terhadap kinerja pegawai

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di 3 (tiga) Akademi Kesehatan di lingkungan Dinas Kesehatan Aceh. Ketiga akademi kesehatan tersebut terdiri dari Akademi Farmasi yang beralamat di Jl. Syiah Kuala No. 6 Banda Aceh, Akademi Analisis Kesehatan yang beralamat di Jl. T. Nyak Arief Banda Aceh dan Akademi

(6)

77 - Volume 4, No. 4, November 2015 Keperawatan Tjoet Nyak Dhien yang beralamat di Jalan Rukoh Banda Aceh. Objek penelitian berhubungan dengan kinerja pegawai negeri sipil (PNS) pada tiga akademi kesehatan tersebut yang dikaitkan dengan persepsi terhadap kepemimpinan transformasional, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual pegawai.

Sampel penelitian sebanyak 103 orang pegawai yang diambil dengan metode sensus. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. skala pengukuran data yang digunakan adalah skala Likert, dan peralatan analisis data menggunakan analisis jalur (path analysis) dengan tiga persamaan struktural terdiri dari:

Y =

yX1 +

yX2 +

1 Z =

ZX1 +

ZX2 + +

2 Z =

ZY +

3 Dimana: Z = Kinerja pegawai Y = kepemimpinan transformasional X1 = Kecerdasan Emosional X2 = Kecerdasan Spiritual

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Kepemimpinan Transformasional

Hasil pengolahan data dengan menggunakan software SPSS diperoleh nilai koefisien jalur masing-masing variabel eksogen sebesar 0,413 untuk kecerdasan emosional dan sebesar 0,529 untuk kecerdasan spiritual. Persamaan struktural yang menjelaskan pengaruh langsung (direct effect) kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kepemimpinan transformasional dapat

diformulasikan sebagai berikut:

Y = 0,413YX1 + 0,529YX2 + 0,205

Nilai koefisien jalur kecerdasan emosional terhadap kepemimpinan transformasional sebesar 0,413. Hal ini dapat diartikan bahwa besarnya pengaruh langsung (direct effect) kecerdasan emosional terhadap kepemimpinan transformasional sebesar 17,056 persen (0,4132). Selanjutnya nilai koefisien jalur kecerdasan spiritual terhadap kepemimpinan transformasional sebesar 0,529, dapat diartikan bahwa besarnya pengaruh langsung (direct effect) kecerdasan spiritual terhadap kepemimpinan transformasional sebesar 27,984 persen (0,5292).

Persamaan di atas memperlihatkan nilai error struktural sebesar 0,205 diperoleh melalui perhitungan 1-0,795 (1-R2). Hal ini berarti besarnya pengaruh variabel lain selain kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kepemimpinan transformasional sebesar 20,5 persen. Dengan kata lain, sebesar 20,5 persen kepemimpinan transformasional dipengaruhi oleh variabel lain selain kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual.

Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Pegawai

Persamaan struktural yang menjelaskan pengaruh langsung (direct effect) kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kepemimpinan transformasional dapat diformulasikan sebagai berikut.

(7)

Volume 4, No. 4, November 2015 - 78 Nilai koefisien jalur kecerdasan

emosional terhadap kinerja pegawai sebesar 0,455. Hal ini dapat diartikan bahwa besarnya pengaruh langsung (direct effect) kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai sebesar 20,702 persen (0,4552). Selanjutnya nilai koefisien jalur kecerdasan spiritual terhadap kinerja pegawai sebesar 0,494, dapat diartikan bahwa besarnya pengaruh langsung (direct effect) kecerdasan spiritual terhadap kinerja pegawai sebesar 24,404 persen (0,4942).

Persamaan di atas memperlihatkan nilai error struktural sebesar 0,194 diperoleh melalui perhitungan 1-0,806 (1-R2). Hal ini berarti besarnya pengaruh variabel lain selain kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja pegawai sebesar 19,4 persen. Dengan kata lain, sebesar 19,4 persen kinerja pegawai dipengaruhi oleh variabel lain selain kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Variabel lain dimaksud di antaranya adalah keterampilan dan kemampuan kerja, semangat kerja, motivasi kerja.dan faktor lainnya yang secara teoritis dapat mempengaruhi kinerja pegawai.

Pengaruh Kepemimpinan Transforma sional Terhadap Kinerja Pegawai

Hasil pengolahan data memperlihatkan nilai koefisien jalur kepemimpinan transformasional terhadap kinerja pegawai sebesar 0,896 dan nilai error struktural sebesar 0,197. persamaan struktural yang menjelaskan keterkaitan antara kepemimpinan transformasional dengan kinerja pegawai dapat

diformulasikan sebagai berikut

Z = 0,896ZY + 0,197

Nilai koefisien jalur kepemimpinan transformasional terhadap kinerja pegawai sebesar 0,896 dapat diartikan bahwa pengaruh langsung (direct effect) kepemimpinan transformasional terhadap kinerja pegawai sebesar 80,282 persen (0,8962). Nilai error sebesar 0,197 diperoleh melalui perhitungan (1-0,803) dapat diartikan bahwa besarnya pengaruh variabel lain selain kepemimpinan transformasional terhadap kinerja pegawai sebesar 19,7 persen. Variabel lain dimaksud terdiri dari kompensasi, kepuasan kerja, semangat kerja, lingkungan kerja dan faktor-faktor lainnya yang secara teoritis dapat mempengaruhi kinerja pegawai termasuk pendidikan dan pelatihan serta pengalaman kerja pegawai itu sendiri

Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Pegawai Melalui Kepemimpinan Transformasional

Koefisien jalur kecerdasan emosional terhadap kepemimpinan transformasional sebesar 0,413, dan koefisien jalur kecerdasan spiritual terhadap kepemimpinan transformasional sebesar 0,529. Selanjutnya nilai koefisien jalur kepemimpinan transformasional terhadap kinerja pegawai sebesar 0,896.

Nilai koefisien jalur kecerdasan emosional terhadap kepemimpinan transformasional sebesar 0,413. Selanjutnya nilai koefisien jalur kepemimpinan

(8)

79 - Volume 4, No. 4, November 2015 transformasional terhadap kinerja pegawai sebesar 0,896. Berdasarkan kedua nilai koefisien jalur tersebut, maka besarnya pengaruh tidak langsung (indirect effect) kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai melalui kepemimpinan transformasional sebesar 37,005 persen (0,413 x 0,896). Selanjutnya pengaruh tidak langsung (indirect effect) kecerdasan spiritual terhadap kinerja pegawai melalui kepemimpinan transformasional sebesar 47,398 persen (0,529 x 0,896).

Pengaruh langsung (direct effect) kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai sebesar 20,703 persen. Sedangkan pengaruh tidak langsung (indirect effect) kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai melalui kepemimpinan transformasional sebesar 37,005 persen lebih besar bila dibandingkan dengan pengaruh langsung (direct effect). Hal ini mengindikasikan bahwa keberadaan kepemimpinan transformasional sebagai variabel perantara dapat memperkuat pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai.

Pengaruh langsung (direct effect) kecerdasan spiritual terhadap kinerja pegawai sebesar 24,405 persen. Sedangkan pengaruh tidak langsung (indirect effect) kecerdasan spiritual terhadap kinerja pegawai melalui kepemimpinan transformasional sebesar 47,398 persen lebih besar bila dibandingkan dengan pengaruh langsung (direct effect). Hal ini mengindikasikan bahwa keberadaan kepemimpinan transformasional sebagai variabel perantara dapat memperkuat pengaruh

kecerdasan spiritual terhadap kinerja pegawai.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual berpengaruh terhadap penilaian pegawai pada kepemimpinan transforma sional pada Akademi Kesehatan di lingkungan Dinas Kesehatan Aceh. hasil pengujian statistik dapat disimpulkan, baik secara simultan maupun parsial kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual berpengaruh signifikan terhadap penilaian pegawai pada kepemimpinan transforma sional pada Akademi Kesehatan.

Kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual berpengaruh terhadap kinerja pegawai Akademi Kesehatan di lingkungan Dinas Kesehatan Aceh. Di antara kedua variabel eksogen tersebut, kecerdasan spiritual berpengaruh lebih besar terhadap kinerja pegawai bila dibandingkan dengan kecerdasan emosional. Hasil pengujian statistik dengan menggunakan statistik uji F dan uji t, menyimpulkan, baik secara simultan maupun parsial Kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin baik kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual seseorang pegawai semakin baik pula kinerja pegawai tersebut.

Kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual berpengaruh terhadap kinerja pegawai Akademi Kesehatan di lingkungan Dinas Kesehatan Aceh melalui persepsi kepemimpinan transformasional sebagai

(9)

Volume 4, No. 4, November 2015 - 80 variabel perantara (intervening variable).

Pengaruh tidak langsung (indirect effect) kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai melalui kepemimpinan transformasional lebih besar bila dibandingkan dengan pengaruh langsung (direct effect) kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai. Selanjutnya pengaruh tidak langsung (indirect effect) kecerdasan spiritual terhadap kinerja pegawai melalui kepemimpinan transformasional lebih besar bila dibandingkan dengan pengaruh langsung (direct effect) kecerdasan spiritual terhadap kinerja pegawai. Hal ini berarti keberadaan kepemimpinan transformasional sebagai intervening variable memperkuat pengaruh kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja pegawai Akademi Kesehatan di lingkungan Dinas Kesehatan Aceh.

Saran

Akademi Kesehatan di lingkungan Dinas Kesehatan Aceh dipandang perlu meningkatkan kinerja pegawainya. Hal ini disebabkan kinerja pegawai akan sangat menentukan keberhasilan lembaga pendidikan tersebut dalam menjalankan kegiatan operasionalnya guna mendidik calon tenaga kesehatan.

Pimpinan Akademi Kesehatan di lingkungan Dinas Kesehatan Aceh dipandang perlu meningkatkan intensitas kepemimpinan transformasional. Upaya peningkatan intensitas kepemimpinan transformasional dapat dilakukan dengan cara memberikan teladan yang baik kepada pegawai dalam bersikap, bekerja dan bertindak serta mengambil

keputusan yang berkaitan dengan pengelolaan akademi tersebut. Tingkatkan partisipasi pegawai dalam mengemukakan ide dan pendapat mereka demi kemajuan lembaga pendidikan tersebut. Sehingga pegawai merasakan bahwa kepemimpinan yang diperankan pimpinan mereka benar-benar kepemimpinan transformasional yang berorientasi pada kemajuan akademi kesehatan tempat mereka bekerja.

Pimpinan Akademi Kesehatan di lingkungan Dinas Kesehatan Aceh dipandang perlu meningkatkan kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual pegawai dalam lingkungan lembaga pendidikan tersebut. Secara operasional upaya peningkatan kecerdasan emosional dapat dilakukan melalui kegiatan bersama di antara sesama pegawai yang bertujuan untuk menjalin hubungan silaturahmi yang lebih baik. Pada akhirnya akan tercipta sikap saling perhatian dan empati yang merupakan aspek penting dalam menilai kecerdasan emosional. Selanjutnya upaya peningkatan kecerdasan spiritual dapat dilakukan dengan cara mengadakan kegiatan keagamaan yang bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan dan keimanan pegawai. kegiatan keagamaan tersebut dapat berupa pengajian, zikir bersama pada waktu-waktu tertentu dan lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Agustian dan A. Ginanjar. 2007. ESQ : Emotional Spiritual Quotient, Penerbit Arga, Jakarta. Bernardin, John H., Russell, Joyce E. A. 2003.

Human Resource Management: An Experiential Approach. Mc Graw-Hill.

(10)

81 - Volume 4, No. 4, November 2015 Gibson, J. L., Invancevich, J. M., Donnelly, J. H.

2004. Organisasi: Perilaku, Struktur dan Proses, Jilid 1, Alih Bahasa: Agus Dharma, Erlangga, Jakarta

Goleman, D. 2000. Kecerdasan Emosi : Mengapa Emotional Intelligence Lebih Tinggi Daripada IQ, Alih Bahasa : T. Hermay, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Ogbonna dan Harris. 2000. Leadership Style, Organizational Culture and Performance, Emperical Evidence from UK Companies, International Journal of Human Resources Management, 11: 766-788.

Rivai, V. dan Sagala. 2009. Performance Appraisal, Penerbit: PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Schultz, D. P, and Schultz, S.E. 2004. Psychology

and Work Today, An Introduction To Industrial and Organizational Psychology, Sixth Edition, Mac.

Walgito, B. 2004. Psikologi Sosial Suatu Pengantar, Andi Offset, Yogyakarta.

Wiersma, M. L. 2002. The Influence of Spiritual “Meaning-Making” On Career Behaviour, Journal of Management Development, Vo.21, No.7, pp.497-520.

Zohar, Danah dan, Marshal, I. N. 2006. Spiritual Intelligence : The Ultimate Intelligence, Bloomsbury Publishing.

Referensi

Dokumen terkait

Digunakannya parameter deformasi maksimum (secara realistik dan aktual) sebagai landasan untuk kelompok metoda-metoda berbasis perpindahan (Displacement-Based Design) dipandang

Sistem informasi dikatakan gagal jika sistem tersebut tidak mampu menunjang kebutuhan perusahaan, tidak mencapai sasaran dan tujuan perusahaan, serta yang paling

Data yang digunakan dalam buku Data Perbankan Indonesia bersumber dari Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) yang dilaporkan oleh Bank Umum kepada Bank Indonesia, kecuali dinyatakan

Input, pemrosesan, output, penyimpanan dan kendali dari sumberdaya data adalah data van, sopir, data pelanggan, lokasi trip,data reservasi.. Input dari produk informasi

Kesejahteraan pun Setiap manusia yang hidup di dunia ini telah terlahir dengan tipe yang berbeda-beda, ada sebagian dari mereka yang dengan mudahnya dapat bertahan dan bangkit

Ketika komponen-komponen dalam variabel budaya organisasi berdiri sendiri- sendiri dalam rangka untuk mencari hu- bungan dengan variabel kepuasan kerja, serta untuk

Jika ada karyawan bagian divisi produksi PT “X” di kota Cikampek yang tidak mengerti pekerjaannya, karyawan tersebut bertanya kepada supervisornya maupun kepada karyawan

16 Semangat kerjasama di antara rekan-rekan kerja saya 17 Kesempatan untuk merencanakan pekerjaan saya 18 Cara saya diberitahu apabila saya bekerja dengan baik 19