Seminar Nasional Informatika Medis (SNIMed) IV, p. 64, 2013.
9 November 2013, Magister Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia
Pengaruh Percieved usefulness Dan Percieved easy of use Terhadap Perilaku
Pemanfaatan Magnetic Resonance Imaging (MRI) Oleh Tenaga Medis
Nurul Bahiyah, Sri Kusumadewi
JurusanTeknik Informatika Universitas Islam Indonesia Jl. Kaliurang km 14 Yogyakarta 55510 Telp (0274) 895287 ext 122, fax (0274) 895007 ext 148 nurulbahi@gmail.com, cicie@fti.uii.ac.id
Abstract. Adopsi teknologi yang diterapkan di instansi kesehatan menimbulkan reaksi yang berbeda-beda oleh
penggunanya.Seperti halnya adopsiTeknologi MRI yang tergolong baru diterapkan di rumah sakit tidak lepas darisikap dan perilaku pengguna yang beragam.Kecenderungan untuk menerima atau menolak dapat dilihat dari antusias pengguna terhadap niat/minat dalam memanfaatkan teknologi (intention to use). Analisis minat pemanfaatan MRI pada tenaga medis menggunakan pendekatan model TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM). TAM mempunyai dua konstruk penting yaitu persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan persepsi kemudahan (perceived easy of use). Pada penelitian ini didapat adanya pengaruh perceived usefulness terha-dapintention to use MRIdan percieved easy of use terhadap perceivedusefulness.Uji statistic dilakukan dengan menggunakan metode regresi dengan alat analasis SPSS 19.
Keywords : TAM, MRI, Perceived Usefulness, Perceived Easy Of Use, Intention to use 1 Pendahuluan
Teknologi di dunia kesehatan modern digunakan untuk membantu instansi dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Salah satu teknologi canggih penunjang kesehatan yaitu teknologi MRI.MRI tergolong teknologi baru yang diterapkan di rumah sakit dan tidak semua rumah sakit mempunyai fasilitas radiologi ini.Hal ini disebabkan karena pengadaan MRI membutuhkan biaya yang tidak sedikit.MRI mempunyai teknik penggambaran lebih kompleks karena gambaran yang dihasilkan tergantung dari banyak parameter1.Oleh karena itu, dibutuhkan tenaga medis yang ahli dan kompeten untuk mengoperasikannya.
Tenaga medis mempunyai persepsi yang beragam terkait kemudahan dalam mepelajari dan mengoperasikan MRI, serta persepsi akan manfaat yang didapat dari penggunaan MRI. Persepsi positif dapat mendorong minat tenaga medis untuk menjadi seorang tenaga ahli bidang MRI.Sebelum alat MRI dioperasikan untuk masyarakat, pihak manajemen rumah sakit akan mengadakan training agar implementasi berjalan sukses. Kesuksesan implementasi MRI salah satunya didukung oleh kesiapan pengguna terhadap teknologi tersebut. Hasil penggunaan teknologi tidak akan berjalan maksimal jika terdapat resistensi atau penolakandari penggunanya. Sikap menolak atau menerima dapat diukur dengan pendekatan model TAM. TAM terbukti secara konsisten dapat menjelaskan faktor yang mempengaruhi penerimaan pengguna teknologi)11.
Model TAM akan menilai kegunaan dan kemudahan yang dirasakan pengguna setelah mengunakan teknologi. Tanggapan positif mengenai manfaat dan kemudahan teknologi menimbulkan ketertarikan pengguna untuk selalu berinteraksi dengan teknologi. Hasil penelitian terdahulu membuktikan bahwa
Seminar Nasional Informatika Medis (SNIMed) IV, p. 65, 2013.
9 November 2013, Magister Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia
ada hubungan yang signifikan antara kegunaan yang dirasa (percieved usefulness) dan kemudahan yang dirasa (percieved easy of use) dengan keinginan menggunakan teknologi (intention to use) 3,4,7,8,11. Penelitian ini merupakan pilot study yang mengkaji hubungan minat perilaku pemanfaatan MRI (intention to use) dengan persepsi kegunaan (percieved usefulness) dan persepsi kemudahan (percieved
easy of use) dalam pengoperasian alat MRI.Populasi pada penelitian ini adalah tenaga medis di
Yogyakarta.Responden pada penelitian sebanyak 22orang yang diambil secara acak di rumah sakit yang mempunyai fasilitas MRI.
Penelitian ini menggunakan kerangka model Technology Acceptance Model (TAM) dan analisa data menggunakan metode regresi dengan perangkat lunak SPSS 19.
2 Landasan Teori
2.1 Magnetic Resonance Imaging (MRI)
MRI merupakan salah satu alat kedokteran modern mutakhir yang digunakan untuk memeriksa dan mendeteksi kelainan organ didalam tubuh dengan menggunakan medan magnet dan tanpa radiasi sinar x.
Keunggulan MRI dibanding alat radiologi lainnya, antara lain yaitu6:
1. Gambar yang dihasilkan lebih jelas dan dapat dilihat dari berbagai sisi tanpa harus merubah posisi pasien. 3. MRI relative lebih aman untuk organ dalam vital seperti otak dan jantung
4. MRI dapat menghasilkan gambar anatomi tubuh lebih detail
5. Potongan gambar yang dihasilkan dapat berupa 3 dimensi (aksial, koronal dan sagital).
Selain keunggulan yang dimiliki, MRI mempunyai kekurangan yaitu waktu yang diperlukan cenderung lama terlebih jika pasien non-kooperatif.Untuk mengoptimalkan fasilitas MRI, maka tenaga medis yang mengoperasikan alat harus yang benar-benar ahli dan kompeten di bidangnya.
2.2 Technology Acceptance Model (TAM).
Technology Acceptance Model (TAM) merupakan salah satu model yang dibangun untuk menganalisa
penerimaan adopsi teknologi oleh pengguna. TAM diperkenalkan pertama kali oleh Davis pada tahun 1998 yang mengadopsi dari teori tindakan beralasan (Theory of Reasoned Action/TRA)5,10. Fig. 1 menunjukan gambar model TAM.
Fig.1: Model TAM2
Persepsi kegunaan (percieved usefulness) adalah tingkat dimana pengguna yakin bahwa teknologi dapat membantu meningkatkan kinerja pekerjaannya10.Percieved usefulness pada penelitian ini
Seminar Nasional Informatika Medis (SNIMed) IV, p. 66, 2013.
9 November 2013, Magister Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia
diartikan bahwa sistem MRI dapat menawarkan kelebihan dibandingkan lainnya dalam meningkatkan kinerja tenaga medis.
Persepsi kemudahan (Perceived ease of use) adalahtingkat dimana pengguna percaya bahwa teknologi mudah dipahami dan digunakan1,10. Dalam hal ini, indikator persepsi kemudahan yaitu apabila tenaga medis mudah mempelajari dan menggunakan MRI tanpa memerlukan banyak usaha dan beban mental.
Intention to use adalah keinginan (niat) atau ketertarikan penguna untuk selalu menggunakan
teknologi.Dengan mempertimbangkan kegunaan, keuntungan dan kemudahan menggunakan teknologi, diharapkan dapat menumbuhkan minat untuk memanfaatan teknologitersebut. Minat seseorang pada teknologi dapat dilihat dari sikap perhatiannya terhadap teknologi tersebut, misalnya keinginan untuk belajar, keinginan selalu menggunakan dan keinginan untuk memotivasi pengguna lain10.
3 Metodologi penelitian
Penelitian ini merupakan pilot study dengan jumlah responden 22 orang. Populasi penelitian ini adalah tenaga medis yang ada di Rumah sakit Yogyakarta.Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik
quota sampling. Quota sampling yaitu pengambilan sampel yang hanya menekankan jumlah yang
sudah ditentukan terlebih dahulu (22 responden sebagai sampel). Adapun responden yang dimaksud pada penelitian ini yaitu mahasiswa praktik (DiplomaRadiologi), radiographer dan dokter radiologi.Lokasi penelitian tempat peneliti mengambil sampel yaitu rumah sakit JIH dan Panti Rapih.
3.1 Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan instrumen berupa kuesioner yang dibuat dengan menggunakan closed
questions. Kuesioner berbentuk checklist dengan pengukuran skala likert dengan bobot nilai skor 1 - 5,
dengan rincian: Sangat setuju (5), Setuju (4), netral (3), tidak setuju (2), sangat tidak setuju (1).
Variabel penelitian terdiri dari dua variabel independen (percieved usefulness dan percieved easy of
use) dan satu variabel dependen (intention to use).Variabel-variabel tesebut ditentukan indikatornya,
kemudian indikator variabel disusun dalam bentuk item pertanyaan.Validasi isi item pertanyaan didapat dari konsultasi ahli (radiographer ).Tabel 2 menunjukkan kisi-kisi dalam membuat instrumen penelitian.
Tabel 2 Kisi-kisi instrumen penelitian
Variabel Indikator No butir
pertanyaan
Intention to use (IU)
Pengguna mempunyai keinginan untuk menjadi tenaga ahli MRI
1 Pengguna mempunyai keinginan untuk
menggunakan MRI
2 Pengguna memotivasi orang lain untuk
menggunakan MRI
Seminar Nasional Informatika Medis (SNIMed) IV, p. 67, 2013.
9 November 2013, Magister Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia Percieved
Usefulness
(PU)
Pengguna meyakini bahwa MRI MRI meningkatkan kinerja pekerjaan
4 Pengguna meyakini bahwa MRI
meningkatkan produktifitas
5 Pengguna meyakini bahwa MRI dapat
meningkatkan efektifitas pekerjaan
6 Pengguna meyakini bahwa MRI
bermanfaat 7 Percieved Easy Of Use (PEOU)
Pengguna meyakini bahwa MRI Mudah dan dapat dipahami
8,9 Pengguna merasa bahwa pengoperasian
MRI tidak membutuhkan usaha mental yang berlebih
10,11,12
3.2 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka teoritis model TAM sebagai acuan dalam membentuk hipotesis penelitian. Ada 3 hipotesis yang akan akan diuji, yaitu:
Hipotesis 1
Ho : Perceived usefulness(PU) berpengaruh signifikan terhadap intention to use (IU) MRI. Ha : Perceived usefulness(PU) tidak berpengaruh signifikan terhadap intention to use (IU) MRI. Hipotesis 2
Ho : Perceivedeasy of use (PEOU) berpengaruh signifikan terhadap intention to use (IU) MRI. Ha : Perceived easy of use (PEOU) tidakber pengaruh signifikan terhadap intention to use (IU) MRI. Hipotesis 3
Ho : Perceived easy of use (PEOU) mempunyai hubungan positif dengan perceived usefulness (PU) Ha : Perceived easy of use (PEOU) mempunyai hubungan positif dengan perceived usefulness (PU)
4 Hasil dan Pembahasan
4.1 Uji validitas dan reliabilitas
Setelah data diperoleh, maka dilakukan pengujian instrument.Uji validitas dilakukan untuk melihat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur.Uji validitas dilakukan dengan rumus productmoment.Alat ukur dikatakan valid apabila r hitung >r tabel maka dinyatakan korelasi tersebut kuat.R tabel untuk n= 22 adalah 0,423 dan tingkat kesalahan 5 %. Pada penelitian ini semua butir pertanyaan dikatakan valid, karena nilai masing-masing r hitung > 0,423.
Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat konsistensi jawaban responden.Uji reliabilitas menggunakan rumus cronbachalpha. Data pada Tabel 2 menunjukan hasil pengujian reliabilitas dan hasilnya seluruh
Seminar Nasional Informatika Medis (SNIMed) IV, p. 68, 2013.
9 November 2013, Magister Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia
item dikatakan reliabel.Untuk penelitian sosial suatu konstruk dikatakan reliabel jika nilai cronbach alpha ≥ 0, 68.
Tabel 3. Hasil uji reliabilitas
No Variabel Cronbach Alpha
1 2 3 PU PEOU IU 0.932 0.896 0.841
4.2 Analisa Regresi dan Uji Hipotesis Regresi PU, PEOU terhadap IU.
Fig.2 : Model summary regresiPU, PEOU terhadap IU
Fig.3 : Koefisien regresi PU, PEOU terhadap IU
Angka R sebesar 0,656 pada model summary (Fig.2) menunjukkan bahwa korelasi/hubungan antara variabel dengan variabel IU cukup kuat karena angka diatas 0,5.Angka R-Square adalah 0,431. Hal ini berarti 43,1% variabel IU dijelaskan oleh variabel PU dan PEOU, sedangkan sisanya dijelaskan oleh sebab-sebab lain.
Uji regresi antara PU dengan IU didapat nilai signifikansi 0,04 (lihat Fig.3). Karena nilai signifikansi < 0,05. Dengan demikian maka Ho diterima, artinya persepsi akan kegunaan berpengaruh signifikan minat terhadap teknologi MRI. Sedangkan hasil uji regresi POEU dengan IU diketahui nilai signifikansi 0,728.Dengandemikian maka Ho ditolak, artinya persepsi terhadap kemudahan MRI tidak mempengaruhi minat terhadap teknologi MRI.
Regresi PEOU terhadap PU.
Seminar Nasional Informatika Medis (SNIMed) IV, p. 69, 2013.
9 November 2013, Magister Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia
Fig.5 : Regresi PEOU dengan PU
Darihasil uji regresi PEOU dengan PU diketahui nilai sig.0,045 (lihat Fig.5).Dengandemikian maka Ho diterima karena nilai sig. 0,045 < 0,05.Artinya persepsi kemudahanteknologi MRI mempunyai pengaruh terhadap persepsi kegunaan walaupun korelasi yang didapat tidak kuat.Hal ini dibuktikan dengan nilai R pada model summary sebesar 0,431 (lebih kecil dari 0,5).
4.3 Analisis Perilaku Pengguna MRI
Antusias tenaga medis terhadap pemanfaatan MRI cukup tinggi, hal ini berdasarkan data yang diperoleh dari responden yang menunjukkan prosentase mendekati nilai yang diharapkan. Minat pemanfaatan MRI dapat dilihat dari perhatian tenaga medis akan teknologi tersebut, seperti minat untuk belajar lebih mendalami MRI (90%),keinginan untuk selalu bekerja menggunakan alat (81%) dan adanya motivasi diri dan orang lain untuk menjadi tenaga ahli MRI (82%).
Pendapat tenaga medis akan kegunaan MRI untuk meningkatkan kinerja, efektifitas, dan produktifitas pekerjaan terbilang tinggi (lebih dari 70% dari yang diharapkan) dan tingkat persetujuan tenaga medis terhadap manfaat MRI bagi pekerjaan adalah 81% dari yang diharapkan.Persepsi kegunaan MRI ini mempunyai hubungan positif terhadap minat pemanfaatan MRI, artinya semakin tinggi tingkat kepercayaan kegunaan yang dirasa maka tingkat minat pemanfaatan akan semakin tinggi.
Tingkat persetujuan tenaga medis terhadap faktor kemudahan MRI tidak setinggi faktor kegunaan. Hal ini dapat disebabkan karena MRI merupakan teknologi tinggi dengan teknik pengambilan gambar lebih kompleks dan rumit, sehingga memerlukan keahlian khusus untuk mengoperasikannya. Berdasarkan hasil analisis data, diketahui bahwa pendapat tenaga medis terhadap faktor kemudahan tidak mempengaruhi minat pemanfaatan terhadap teknologi tersebut.Hal ini berbeda dengan teori TAM yang diungkapkan Davis et al. yang menyatakan bahwa faktor kemudahan berpengaruh terhadap perilaku penggunaan teknologi.Oleh karena itu, untuk meningkatkan faktor kemudahan yang dirasakan, maka diperlukan kesadaran pengguna untuk selalu belajardan selalu meningkatkan intensitas interaksi dengan MRI.Diharapkan dengan meningkatnya kemudahan yang dirasa akan berdampak positif terhadap minat pemanfaatan teknologi MRI.
5 Kesimpulan
Model TAM merupakan model adopsi teknologi informasi, dengan konstruk utama percieved usefulness dan percieved easy of useyang dapat mempengaruhi perilaku penggunaan sistem. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsiakan manfaat penggunaan MRI dapat mempengaruhi minat tenaga medis dalam menggunakannya.Namun tidak halnya dengan persepsi kemudahan penggunaan MRI, variabel ini tidak mempunyai pengaruh terhadap minat pemanfaatan MRI, dan persepsi kemudahan berpengaruh terhadap persepsi kegunaan teknologi.
Seminar Nasional Informatika Medis (SNIMed) IV, p. 70, 2013.
9 November 2013, Magister Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia 6 Pustaka
1. akhsanur. (n.d.). Retrieved September 3, 2013, from Dunia Alat Kesehatan:
http://www.duniaalatkedokteran.com/2010/10/alat-mri-magnetic-resonance-imaging-dan.html
2. Davis, F. D., Bagozzi, R. P., & Warshaw, P. R. (1989). "User Acceptance of Computer Technology: A Comparison of Two Theoretical Models,". Management Science , 982-1003.
3. Ducey, A. J. (2013). Predicting Tablet Computer Use: An Extended Technology Acceptance Model. University of South Florida.
4. Iplık, E., Keles, C., & Gul, A. (2012). An evaluation of the academicians' acceptance and usage of information technologies according to the extended technology acceptance model at higher education. Procedia Information Technology and
Computer Science , Vol. 1.
5. Landry, B., Grieffeth, R., & Hartman, S. (2006). Measuring Student Perceptions of Blackboard Using The Technology Acceptance Model. decision sciences Journal Of innovatice education , Vol. 4 No. 1.
6. Notosiswoyo, M., & Suswati, S. (2004). PEMANFAATAN MAGNETIC RESONANCE IMAGING (MRI) SEBAGAI SARANA DIAGNOSA PASIEN. Media Litbang Kesehatan , Volume XIV Nomor 3.
7. Shomad, A. C., & Purnomosidhi, B. (2013). PENGARUH KEPERCAYAAN, PERSEPSI KEGUNAAN, PERSEPSI KEMUDAHAN, DAN PERSEPSI RISIKO TERHADAP PERILAKU PENGGUNAAN E-COMMERCE. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB .
8. Siregar, K. R. (2008). Model Penerimaan Teknologi (technologi Acceptace Model) Layanan Sms Banking. Bandung: Tesis Magister Program Studi Teknik dan Manajemen Industri.
9. Soenhadji, I. M., Astuti, I., & Mariani, S. (2008). PREDIKSI KEYAKINAN MAHASISWA AKAN MANFAAT FASILITAS
STUDENTSITE DENGAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi . 10. Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
11. Venkatesh, V., & David, F. D. (2000). A Theoritical Extension Of The Technology Acceptance Model. Management Science , 186-204.
12. Wibowo, A. (2008). KAJIAN TENTANG PERILAKU PENGGUNA SISTEM INFORMASI DENGAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM). Konferensi Nasional Sistem Informasi.