• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KIAI DAN PARTISIPASI USTAD DALAM KEBERSIHAN DENGAN PERILAKU SANTRI MEMELIHARA KEBERSIHAN LINGKUNGAN PESANTREN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KIAI DAN PARTISIPASI USTAD DALAM KEBERSIHAN DENGAN PERILAKU SANTRI MEMELIHARA KEBERSIHAN LINGKUNGAN PESANTREN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KIAI DAN PARTISIPASI USTAD

DALAM KEBERSIHAN DENGAN PERILAKU SANTRI

MEMELIHARA KEBERSIHAN LINGKUNGAN PESANTREN

(The Relationship Between The Leadership of Kiai and Participation of Ustad in Cleanness

with The Behavior of Santri Maintain Environmental Cleanness of Pesantren)

Oleh

Timan Surtiman, H. Dedi Heryadi, H. Yus Darusman Program Studi Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup

Pascasarjana Universitas Siliwangi Tasikmalaya ABSTRACT

The purpose of thisresearch was to know relationship between the leadership of kiai and participation of ustad in cleannesswith santri behavior maintain environmental cleannness of pesantren.This research use method deskriftif with quantitative approach. The population were all is quantitative. The population entire/all Santri in Pesantren 117 people. Sampel taken with total sampling so that sum up sampel 59 people, technique of data collecting used quesioner of the leadership of kiai and the participation of ustad in envionmental cleannness with the behavior of santri maintain environmental cleannness pesantren The Instrumen have calculate of validity and reliability outside sampel research. Technique analyse data use linear analysis regresi and duplicate constructively program SPSS Version 16. Based to research result, data-processing, analyse data and hypothesis examination founded that there were relationship between relationship the leadership of kiai with santri behavior maintain environmental cleannness of pesantren; with correlation coefficient equal to 0,421 which the middle of category and give contribution equal to 17,7%, there were relationship between the participation of ustad in environmental cleaannes with behavior of santri maintain environmental cleaannes pesantren with correlation coeffisien aquel to 0.599 which the middle of category and give contribusion 35,9%, that there were relationship between the leadership of kiai and participation of ustad in cleannesswith santri behavior maintain environmental cleannness of pesantrenwith correlation coeffisien aquel to 0,668 which the strong of category and give contribution aquel to 44,6%.

Kaey Word : the leadership of kiai, the participation of ustad in environmental cleanness, the santri behavior maintain environmental cleannness of pesantren

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kepemimpinan kiai dengan perilaku santri dalam memelihara kebersihan lingkungan pesantren.Penelitian ini menggunakan metode deskriftif Populasi dari santri penelitian ini berjumlah 117 orang. Teknik pengambilan sampel dengan total sampling sebanyak 59 orang, teknik pengumpulan data menggunakan angket mengenai kepemimpinan kiai, perilaku ustad santri dan partisipasinya dalam memelihara kebersihan lingkungan. Instrumen tersebut telah diujicobakan validitas dan reliabilitasnya di luar sampel penelitian. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier dan ganda dengan bantuan program SPSS versi 16. Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan data, analisis data dan pengujian hipotesis maka ditemukan bahwa terdapat hubungan antara kepemimpinan kiai dengan perilaku santri dalam memelihara kebersihan lingkungan pesantren dengan koefisien korelasi sebesar 0,421 yang termasuk kategori keeratan sedang dan memberikan kontribusi sebesar 17,7%, terdapat hubungan antara partisipasi ustad dalam kebersihan dengan perilaku santri dalam memelihara kebersihan lingkungan pesantren dengan koefisien korelasi sebesar 0,599 yang termasuk kategori keeratan

(2)

2

sedang dan memberikan kontribusi sebesar 35,9%, dan terdapat hubungan antara kepemimpinan kiai dan partisipasi ustad dalam kebersihan dengan perilaku santri dalam memelihara kebersihan lingkungan pesantren dengan koefisien sebesar 0,668 yang termasuk kategori keeratan kuat dan memberikan kontribusi sebesar 44,6%.

Kata Kunci : kepemimpinan kiai, partisipasi ustad dan perilaku santri dalam memelihara kebersihan lingkungan pesantren .

Pendahuluan

Hidup dan kehidupan manusia tidak terlepas dari pengaruh lingkungan. Tuntutan kehidupan mendorong manusia beradaptasi dengan lingkungan melalui berbagai cara sesuai kemampuan, bahkan dorongan ini tidak terbatas pada adaptasi, melainkan memotivasi memberdayakannya melalui penyeimbangan ilmu pengetahuan dan teknologi .

Pengembangan pola hubungan manusia dengan alam lingkungannya ditentukan oleh kearifan serta rasa tanggung jawab dari manusia itu sendiri sebagai makhluk dominan dalam memanfaatkan alam lingkungannya. Kearifan serta tanggung jawab dalam mengelola lingkungan baik sebagai jaminan kelangsungan hidup maupun pemenuhan, merupakan perwujudan kesadaran etik lingkungan hidup dalam diri setiap orang. Etika lingkungan hidup merupakan etika (pertimbangan nilai dan norma) yang dimiliki manusia dalam memandang dirinya di alam semesta.

Salah satu problem bangsa Indonesia saat ini adalah merosotnya kualitas lingkungan/krisis lingkungan. Hal ini terjadi akibat eksploitasi tidak terkendali dan akibat rendahnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan dan kurang budaya peduli terhadap kebersihan atau kesehatan lingkungan, termasuk juga pemeliharaan kebersihan di pondok pesantren.

Kebersihan lingkungan di pondok pesantren adalah kondisi lingkungan yang bersih, bebas dari bahan-bahan yang dapat mengotori atau mencemari lingkungan pesantren. Sikap terhadap kebersihan lingkungan adalah sikap seseorang berdasarkan cara pandang atau pemahamannya terhadap kebersihan lingkungan itu. Orang yang bersikap positif terhadap suatu obyek dalam hal ini kebersihan lingkungan akan memandang obyek atau kebersihan lingkungan itu sebagai suatu hal yang berguna serta bermanfaat untuk diusahakan dan

(3)

3

dilindungi. Sebaliknya orang yang bersikap negatif pada obyek tersebut akan memandang obyek itu sebagai sesuatu yang tidak berguna dan tidak bermanfaat, dan tidak perlu diadakan dan dilindungi.

Untuk mewujudkan harapan di atas, nampaknya menemui berbagai kendala, di antaranya rendahnya kesadaran terhadap lingkungan, rata-rata taraf pendidikan yang masih rendah, sehingga akan menjadi kendala dalam setiap sosialisasi dan himbauan untuk memelihara kebersihan lingkungan. Rendahnya kesadaran santri terhadap kebersihan lingkungan ditandai dengan masih banyaknya perilaku santri yang membuang sampah sembarangan, penataan lingkungan yang kurang sehat, dan partisipasi kegiatan untuk kebersihan lingkungan yang masih kurang.

Dari permasalahan tersebut, diperlukan berbagai upaya untuk meningkatkan kesadaran santri terhadap kebersihan lingkungan, di antaranya dengan meningkatkan partisipasi akan pentingnya kebersihan lingkungan dari para ustad serta kepemimpinan yang baik dari kiai (pimpinan pondok pesantren). Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan yang melekat pada diri seorang yang memimpin yang tergantung dari pada macam-macam faktor, baik faktor intern maupun faktor ekstern. Dalam kepemimpinan terdapat aktivitas memimpin, yakni adanya hubungan atau interaksi serta adanya satu orang yang mempengaruhi orang lain agar mereka mau bekerja ke arah pencapaian sasaran tertentu. Kepemimpinan bukanlah keistimewaan, tetapi tanggung jawab. Dalam konteks kehidupan bermasyarakat, urgensi kepemimpinan sebagai orang yang bertanggung jawabnya, jelas sangat mendasar, mengingat banyaknya variabel kehidupan dan tanggung jawab yang harus dijalankan dalam mengatur kehidupan bermasyarakat yang jumlahnya tidak sedikit. Karena itu jabatan kepemimpinan tersebut sebagai pembebanan, karena pada dasarnya jabatan kepemimpinan diminta pertanggungjawabannya. Tugas berat pemimpin adalah bertanggung jawab atas segala yang diperbuatnya. Ketika dihubungkan dengan lingkungan, tugas seorang pemimpin adalah melestarikan, mengelola, dan mendayagunakan lingkungan yang ada sehingga lingkungan tersebut mampu dimanfaatkan dan diciptakan oleh manusia dengan sebaik-baiknya, dan pada akhirnya akan tercipta lingkungan yang bersih.

Berdasarkan observasi awal pada bulan Agustus 2013 di Pondok Pesantren Miftahul Huda Cigolong Desa Singasari Kecamatan Taraju secara umum, santri masih belum begitu menyadari akan pentingnya kebersihan lingkungan. Mereka masih memerlukan pengkondisian, keteladanan, bahkan perintah dari pemimpinnya, atau tokoh yang dianutnya untuk dapat berperilaku positif terhadap lingkungannya. Hal ini ditandai dengan belum berjalan secara kontinu mengenai kegiatan yang berhubungan dengan kebersihan lingkungan.

(4)

4

Santri masih harus dikomando terlebih dahulu dalam gotong royong membersihkan jalan atau lingkungan sekitar pesantren, masih dijumpai santri yang membuang sampah secara sembarangan ke jalan atau ke tempat yang bukan semestinya. Gaya kepemimpinan kiai merupakan faktor yang dapat mempengaruhi tingkat partisipasi santri dalam upaya memelihara kebersihan lingkungan. Gaya kepemimpinan dilihat dari aspek kepemimpinan yang dijalankan, serta sikap kepemimpinan akan menjadi contoh atau suri teladan santrinya. Sedangkan aspek interaksi antara santri dilihat dari kualitas dan kuantitasnya.

Selain kepemimpinan kiai atau pemimpin pondok pesantren, yang mempengaruhi perilaku santri dalam kebersihan adalah motivasi partisipasi ustad dalam kebersihan lingkungan. Partisipasi ustad dalam kebersihan lingkungan adalah keikutsertaan ustad dalam memelihara kebersihan lingkungan . Keikutsertaan tersebut tersebut bisa berupa sumbangaan ide, dukungan moril dan dukungan materil terhadap kegiatan memelihara kebersihan. Partisipasi ustad juga akan menciptakan situasi yang kondusif bagi pembiasaan santri dalam membudayaan kebersihan sehingga perilaku santri dapat terbentuk karena pembiasaan tadi. Secara sederhana terdapat hubungan antara partisipasi ustad dengan perilaku santri memelihara kebersihan lingkungan pesantren.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti Hubungan antara

Kepemimpinan Kiai dan Partisipasi Ustad dalam Kebersihan dengan Perilaku Santri Memelihara Kebersihan Lingkungan Pesantren. (Studi Pada Pondok Pesantren Miftahul

Huda Cigolong Desa Singasari Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya).

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1) Adakah hubungan antara kepemimpinan kiai dengan perilaku santri dalam memelihara kebersihan lingkungan pesantren ?

2) Adakah hubungan antara partisipasi ustad dalam kebersihan dengan perilaku santri dalam memelihara kebersihan lingkungan pesantren?

3) Adakah hubungan antara kepemimpinan kiai dan partisipasi ustad dalam kebersihan dengan perilaku santri dalam memelihara kebersihan lingkungan pesantren?

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Hubungan antara kepemimpinan kiai dengan perilaku santri dalam memelihara kebersihan lingkungan pesantren;

(5)

5

2. Hubungan antara partisipasi ustad dalam kebersihan dengan perilaku santri dalam memelihara kebersihan lingkungan pesantren;

3. Hubungan antara kepemimpinan kiai dan partisipasi ustad dalam kebersihan dengan perilaku santri dalam memelihara kebersihan lingkungan pesantren.

Metode Penelitian

Sugiyono (2003:21) metode deskriftif korelasional adalah metode yang mendeskripsikan atau memberi gambaran objek yang diteliti sebagaimana adanya, tanpa melakukan perlakukan apapun terhadap populasi penelitian, metode ini digunakan untuk menguji hubungan antara variabel penelitiannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh santri yang ada di Pondok Pesantren Miftahul Huda Cigolong Desa Singasari Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalayayang berjumlah 117 orang Adapun untuk teknik pengambilan sampel dengan total sampling sebanyak 50 % sehingga jumlah sampel penelitian adalah 59 orang.

Dalam penelitian ini terdiri atas 2 (dua) variabel yaitu variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat): Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kepemimpinan kiai (X1) dan partisipasi ustad dalam kebersihan (X2), sedangkan variabel terikatnya adalah

perilaku santri memelihara kebersihan lingkungan pondok pesantren (Y).Dalam penelitian ini data dijaring dengan menggunakan instrumen yang berbentuk angket yaitu :

1. Angket kepemimpinan kiai

2. Angket partisipasi ustad dalam kebersihan

3. Angket periaku santri pemeliharaan kebersihan lingkungan pesantren.

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis yaitu: untuk pengujian normalitas dilakukan dengan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov (Sujianto , Agus Eko 2009:80). Oleh Sujianto, Agus Eko (2009:109) pedoman pengambilan keputusan normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dalam SPSS 16.0 adalah jika nilai Sig atau signifikasi atau nilai probabilitas < 0,05 distribusi data adalah tidak normal dan jika nilai Sig atau signifikasi atau nilai probabilitas > 0,05 distribusi data adalah normal.

Pengujian persyaratan analisis kedua adalah uji linieritas regresi. Uji Linieritas digunakan untuk menguji apakah ketiga varian memiliki hubungan atau tidak. Uji linieritas regresi dari variabel-variabel tersebut masing-masing digunakan tenik pengujian dengan ANOVA satu jalur. Dengan kaidah: Jika Asymp. Sig. lebih kecil dari harga probabilitas yang digunakan, maka regresi linier. Jika Asymp. Sig. lebih besar dari harga probabilitas yang

(6)

6

digunakan, maka regresi tidak linier.Sedangkandalam analisis kuantitatif ini digunakan model analisis regresi.

Hasil dan Pembahasan 1. Kepemimpinan Kiai

Pengambilan data dilakukan pada sampel penelitian yang berjumlah59 orang. Kemudian hasil dari tes diolah/dianalisis dengan menggunakan SPSS 16.0 yang menunjukan bahwa skor minimum sebesar 86 dan untuk skor maksimum yaitu sebesar 222. Dengan rata-rata (mean) 155,59dengan standar deviasi 30,73.Kepemimpinan kiai termasuk kategori sedang, hal ini terlihat dari nilai rata-rata (mean) sebesar 154,59 > nilai skor min + 2 SD sebesar 147,46. Gambaran skor dapat dilihat pada histogram kepemimpinan kiai berikut:

Gambar 4.1 Histogram Kepemimpinan Kiai 2. Partisipasi Ustad dalam Kebersihan

Pengambilan data dilakukan pada sampel penelitian yang berjumlah59orang.Diperolehskorminimum39 dan skor maksimum156, rata-ratanya sebesar 109,49standar deviasi sebesar 31,34dan nilai tengahnya sebesar 106. Partisipasi ustad dalam kebersihan termasuk kategori rendah, hal ini terlihat dari skor rata-rata mendekati mediannya dan nilai rata-rata (mean) sebesar 109,49<nilai skor min + 2 SDsebesar 101,68.

Gambaran skor dapat dilihat pada histogram partisipasi ustad dalam kebersihan berikut:

(7)

7

3. Perilaku Santri Dalam Memelihara Kebersihan Lingkungan Pesantren

Pengambilan data dilakukan pada sampel penelitian yang berjumlah59 orang. Diperoleh skor minimum sebesar 49 dan untuk skor maksimum yaitu sebesar 169. Dengan rata-rata (mean) 118,68 dengan standar deviasi 31,37 dan nilai tengah sebesar 122. Perilaku santri dalam memelihara kebersihan lingkungan pesantren dapat dikategorikan sedang, hal ini dikarenakan nilai rata-rata (mean) 118,68> nilai skor min + 2 SD sebesar 117,74. Gambaran skor dapat dilihat pada histogram perilaku santri dalam memelihara kebersihan lingkungan pesantren berikut:

Gambar 1.2 HistogramPerilaku Santri Dalam Memelihara Kebersihan Lingkungan

Pengujian Hipotesis

1. Hubungan Antara Kepemimpinan Kiai (X1) Dengan Perilaku Santri Dalam

Memelihara Kebersihan Lingkungan Pesantren (Y)

Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian adalah ada hubungan antara kepemimpinan kiai dengan perilaku santri dalam memelihara kebersihan lingkungan.Pengujian hipotesis menggunakan regresi sederhana dan korelasi sederhana, umumnya dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi yaitu Y= a + bx. Dari hasil analisis regresi linier sederhana terhadap data penelitian dihasilkan konstanta a sebesar 51,210dan koefisien arah regresi b sebesar 0,430. Bentuk hubungan antara kedua variabel dapat disajikan oleh persamaan regresi Y =51,210 + 0,430 X1.

Kekuatan hubungan antara kepemimpinan kiai (X1) dengan perilaku santri dalam

memelihara kebersihan lingkungan pesantren (Y) pada model persamaan Y= 51,210 + 0,430 X1dapat dilihat pada koefisien determinasi (R2) adalah 17,7% Ini berarti kepemimpinan kiai

memberikan konstribusi sebesar 17,7% terhadap perilaku santri dalam memelihara kebersihan lingkungan, sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diantaranya kebiasaan, motivasi, minat, dan lingkungan.

(8)

8

Analisis korelasi terhadap pasangan data dari kedua variabel tersebut menghasilkan koefisien korelasi sebesar 0,421yang termasuk kategori keeratan sedang.Dengan demikian hipotesis diterima, yaitu ada hubungan antara kepemimpinan kiai denganperilaku santri dalam memelihara kebersihan lingkungan.

2. Hubungan antara Partisipasi Ustad dalam Kebersihan (X2) dengan PerilakuSantri

dalam Memelihara Kebersihan Lingkungan Pesantren (Y)

Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian adalah ada hubungan antara partisipasi ustad dalam kebersihan dengan perilaku santri dalam memelihara kebersihan lingkungan pesantren. Pengujian hipotesis menggunakan regresi sederhana dan korelasi sederhana, umumnya dinyatakan dalam bentukpersamaanregresi yaitu Y= a + bx.Dari hasil analisis regresi linier sederhana terhadap data penelitian dihasilkan konstanta a sebesar 52,363.

Kekuatan hubungan antara partisipasi ustad dalam kebersihan (X2) dengan perilaku santri

dalam memelihara kebersihan lingkungan pesantren (Y) pada model persamaan Y = 52,363+ 0,600X2dapat dilihat pada koefisien determinasi (R2) adalah 0,359. Ini berarti partisipasi

ustad dalam kebersihan memberikan kontribusi sebesar 35,9% terhadap perilaku santri dalam memelihara kebersihan lingkungan, sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diantaranya kebiasaan,minat,dan lingkungan.

Analisis korelasi terhadap pasangan data dari kedua variabel tersebut menghasilkan koefisien korelasi sebesar0,599 yang termasuk kategori keeratan sedang. Dengan demikian hipotesis diterima, yaitu ada hubungan antara partisipasi ustad dalam kebersihan denganperilaku santri dalam memelihara kebersihan lingkungan.

3. Hubungan antara Kepemimpinan Kiai (X1) dan Partisipasi Ustad dalam Kebersihan

(X2) dengan Perilaku Santri dalam Memelihara Kebersihan Lingkungan Pesantren

(Y)

Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian adalah ada hubungan antara kepemimpinan kiai dan partisipasi ustad dalam kebersihan dengan perilaku santri dalam memelihara kebersihan lingkungan pesantren.

Pengujian hipotesis menggunakan regresi dan korelasi berganda, umumnya dinyatakan dalam bentuk persamaanregresi yaitu Y= a + b1X1+ b2X2.Dari hasil analisis

regresi linier sederhana terhadap data penelitian dihasilkan konstanta a sebesar 11,809dan koefisien arah regresi b1 sebesar 0,532dan arah regresi b2 sebesar 0,308. Bentuk hubungan

antara ketiga variabel dapat disajikan oleh persamaan regresi Y = 11,809+ 0,532 X1 +0,308

(9)

9

Kekuatan hubungan antara kepemimpinan kiai(X1) dan partisipasi ustad dalam

kebersihan (X2)denganperilaku santri dalam memelihara kebersihan lingkungan.(Y) pada

model persamaan Y = 11,809+ 0,532X1 +0,308X2dapat dilihat pada koefisien determinasi

(R2) adalah 0,446. Ini berarti kepemimpinan kiaidan partisipasi ustad dalam kebersihan memberikan kontribusi sebesar 44,6% terhadap perilaku santri dalam memelihara kebersihan lingkungan, sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diantaranya kebiasaan, motivasi, minat dan lingkungan.

Analisis korelasi terhadap pasangan ketiga variabel tersebut menghasilkan koefisien korelasi sebesar 0,668yang termasuk kategori keeratan sedang. Dengan demikian, hipotesis diterima, yaitu ada hubungan antara kepemimpinan kiaidan partisipasi ustad dalam kebersihan dengan perilaku santri dalam memelihara kebersihan lingkungan.

Simpulan dan Saran Simpulan

1. Ada hubungan antara kepemimpinan kiai dengan perilaku santri memelihara kebersihan lingkungan pesantrean . Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,421 yang termasuk kategori keeratan sedang dan memberikan kontribusi (R2) sebesar 0,177 artinya bahwa kepemimpinan kiai memberikan kontribusi sebesar 17,7% terhadap perilaku santri memelihara kebersihan lingkungan pesantren. Semakin baik kepemimpinan kiai maka akan semakin baik perilaku santri memelihara kebersihan lingkungan pesantren.

2. Ada hubungan antara partisipasi ustad dalam kebersihan dengan perilaku santri memelihara kebersihan lingkungan pesantren. Hal ini dibuktikan dengan perolehan koefisien korelasi (r) sebesar 0,599 yang termasuk katageri keeratan sedang dan memberikan kontribusi (R2) sebesar 0,359 artinya partisipasi ustad dalam kebersihan memberikan kontribusi sebesar 35,9% terhadap perilaku santri memelihara kebersihan lingkungan pesantren. Semakin baik partisipasi ustad dalam kebersihan, maka akan semakin baik perilaku santri memelihara kebersihan lingkungan pesantren.

3. Ada hubungan antara kepemimpinan kiai dan partisipasi ustad dalam kebersihan dengan perilaku santri memelihara kebersihan lingkungan pesantren. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,668 yang termasuk kategori keeratan kuat dan memberikan kontribusi (R2) sebesar 0,446 artinya kepemimpinan kiai dan partisipasi ustad dalam kebersihan santri memberikan kontribusi sebesar 44,6% terhadap perilaku santri memelihara kebersihan lingkungan pesantern. Semakin baik kepemimpinan miai

(10)

10

dan partisipasi ustad dalam kebersihan maka semakin baik perilaku santri memelihara kebersihan lingkungan pesantren.

Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi di atas, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Untuk para tokoh pesantren:

a. seyogyanya memberikan contoh yang baik/ keteladanan dalam upaya meningkatkan perilaku santri dalam memelihara kebersihan lingkungan pondok pesantren;

b. membuat perencanaan dan peraturan mengenai pemeliharaan lingkungan di pesantren, serta mengadakan pengawasan secara langsung di lapangan. 2. Untuk warga pesantren harus diberi tanggung jawab dan harus dilibatkan. Implikasi

1. Perilaku santri dalam memelihara kebersihan pesantren dipengaruhi oleh kepemimpinan kiai dan partisipasi ustad, karena kiai dan ustad merupakan tauladan bagi para santri

2. Pesantren menjadi model dalam berperilaku bersih bagi masyarakat sekitar

3. Pada masa yang akan datang tidak ditemukan lagi pesantren yang tidak bersih karena tingkat kesadaran memelihara kebersihan dari warga pesantren semakin baik

4. Bahwa kebersihan tidak sekedar doktrin keagamaan, melainkan menjadi amal atau perilaku sehari-hari khusnya bagi warga pesantren.

Daftar Pustaka

Sugiyono.(2003). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sujianto,Agus Eko. (2009). Aplikasi Statistik SPSS 16,0. Jakarta : Prestasi Pustaka.

Wahjosumidjo. (2011). Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Gambar

Gambar 4.1    Histogram Kepemimpinan  Kiai   2. Partisipasi Ustad dalam Kebersihan
Gambar 1.2  HistogramPerilaku    Santri   Dalam Memelihara Kebersihan  Lingkungan

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian evaluasi masing-masing sampel berdasarkan profil atribut rasanya dengan cara memberikan skor yang tersedia (intensitas 1- 5)sedangkan untuk tekstur dodol selama

Jika dihubungkan dengan simulasi perubahan pH selama 12 jam (Gambar 15) dan total mikroba pada simulasi tersebut (Gambar 16 dan 17) maka dapat digambarkan bahwa ketika

Berdasarkan permasalahan yang ada dalam budidaya tanaman kubis di lapang, hal yang ingin diketahui dari penelitian yang dilakukan adalah :

Sementara bursa AS ditutup melemah tipis seiring sentimen negatif dari bursa Eropa terkompensasi oleh rilis data retail sales yang lebih baik dari ekspektasi..

Dengan menggunakan model Greenberg maka diperoleh volume maksimum atau kapasitas sebesar 1911 smp/jam dengan nilai koefisien korelasi sebesar -0,68.Grafik hubungan

Menurut Herzberg dalam (Robbins, 2006), faktor-faktor yang menyebabkan kepuasan kerja terpisah dan berbeda dari faktor- faktor yang menimbulkan ketidakpuasan kerja. Oleh

Bab I Pendahuluan Hal I - 6 Pembangunan BidangCipta Karya, serta amanat internasional, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Hasil penelitian ini adalah (1) struktur yang membangun novel Kenanga meliputi tema sebuah perjalanan hidup yang sangat kompleks baik dari segi kebudayaan,