• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Perekonomian Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perkembangan Perekonomian Indonesia"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Perkembangan Perekonomian Indonesia

KEMENTERIAN KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

Kwik Gian Gie School of Business

Jakarta, 21 Oktober 2015

Prof. Suahasil Nazara, Ph.D

Kepala Badan Kebijakan Fiskal

Kementerian Keuangan

(2)

2.7 1.0 2.6 2.0 2.2 1.6 0 1 1 2 2 3 3 4 4

U.S Canada U.K. Australia South Korea

EU

Q1 '14 Q2 '14 Q3 '14 Q4 '14 Q1 '15 Q2 '15

Pertumbuhan Ekonomi Emerging Market (% YoY)

So u rc e: C EI C

Pertumbuhan ekonomi yang moderat terjadi di emerging market lainnya

Pertumbuhan Ekonomi Negara Maju (% YoY)

Perlambatan ekonomi di sebagian besar negara maju berlanjut pada Q2 So u rc e: C EI C

Perlambatan pertumbuhan ekonomi global menjadi fenomena umum

…terjadi pada negara maju dan berkembang, termasuk Indonesia

2

-2.6 -4.6 7.0 4.7 5.0 2.2 1.8 2.8 7.0 0.8 -6 -4 -2 0 2 4 6 8 10 Q1 '14 Q2 '14 Q3 '14 Q4 '14 Q1 '15 Q2 '15 Perlambatan pertumbuhan terjadi di beberapa emerging economies

Kinerja Perekonomian Negara Maju

AS menunjukan perbaikan, namun Jepang dan EU masih dalam upaya pemulihan

Kinerja Perekonomian Emerging

Market

khususnya Tiongkok masih dalam fase perlambatan

Kebijakan Moneter Negara Maju

Normalisasi The Fed dan paket kebijakan BOJ dan ECB

Harga Komoditas Global

volatile dan cenderung melemah

Kebijakan Nilai Tukar Tiongkok

Kebijakan Devaluasi Yuan dapat mendorong depresiasi mata uang regional

RISIKO EKONOMI GLOBAL YANG HARUS DIPERHATIKAN

(3)

Sumber: Bloomberg

Harga minyak mentah Brent turun ke level terendah dalam 6 tahun sejak 2009.

Pengaruh negatif terjadi pada negara berbasis energi maupun logam terus terjadi, seiring dengan WTI yang jatuh ke level

terendah sejak Februari 2009 dan Brent yang juga jatuh ke level terendah sejak Maret 2009, masing-masing di bawah

USD50/barel.

Sumber: Bloomberg

Harga Komoditas Dunia masih melemah

...pelemahan ekonomi Tiongkok semakin menekan harga komoditas dunia

Indeks Harga Komoditas Global Pergerakan Harga Komoditas Utama Dunia

Per 19 Oktober 2015 (%YTD)

3

70 100 130 160 190 220 250 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015P 2016P 2017P 2018P 2019P 2020P

Commodity Price Projection

Food

Agricultural Energy

Metal

IMF Commodities Index

Index dalam USD: 2005 = 100

3

-17.4% -15.8% -14.1% -9.1% -30.8% -11.1% -11.0% -9.0% -7.1% -0.3% -27.6% -11.5% -11.2% -9.4% -6.1% -0.4% -35% -30% -25% -20% -15% -10% -5% 0%

Minyak Mentah Brent Gas

Batubara

Minyak Mentah WTI Nickel Perak Alumunium Tembaga Emas Biji Besi Minyak Sawit Gula Gandum Kedelai Jagung Kapas 85 105 125 145 165 185

Jan Apr Jul Oct Jan Apr Jul Oct Jan Apr Jul ctO Jan Apr Jul Oct Jan Apr Jul Oct Jan Apr Jul

(4)

Sejak awal tahun 2014, pola pergerakan depresiasi

mata uang relatif sama pada beberapa negara,

khususnya negara-negara berkembang.

Secara umum, pergerakan depresiasi rupiah masih lebih

kecil bila dibandingkan nilai tukar negara Meksiko,

Afrika Selatan, Malaysia, Turki, dan Brazil.

Per 20 Oktober 2015 Nilai Tukar Rupiah tercatat di level

13.634/US$, terdepresiasi 9,6% (YTD) atau terapresiasi

5,7% (mom).

Sumber: Bloomberg, Diolah

Index Nilai Tukar IDR vs ASEAN

(1 Januari 2014 = 100)

Nilai Tukar Dunia mengalami penguatan terhadap Dolar AS

Keputusan The Fed untuk tidak menaikkan suku bunga berdampak pada mengalirnya modal ke negara Berkembang

Index Nilai Tukar IDR vs BRICS

(1 Januari 2014 = 100)

Index Nilai Tukar IDR vs Other Emerging Countries

(1 Januari 2014 = 100)

Sumber: Bloomberg, Diolah

4

4

85 95 105 115 125 135 145 Ja n-14 Feb -1 4 M ar -1 4 Ap r-14 M ay -1 4 Jun -1 4 Jul -1 4 Au g-14 Sep -1 4 Oct -1 4 N ov -1 4 D ec-14 Ja n-15 Feb -1 5 M ar -1 5 Ap r-15 M ay -1 5 Jun -1 5 Jul -1 5 Au g-15 Sep-15 Oct -1 5

Indonesia Chile Afrika Selatan Mexico Turkey 85 105 125 145 165 185 205 225 Ja n-1 4 Feb -1 4 M ar -1 4 Ap r-1 4 M ay -1 4 Jun -1 4 Jul -1 4 Au g-1 4 Sep -1 4 Oc t-14 N ov -1 4 D ec-1 4 Ja n-1 5 Feb -1 5 M ar -1 5 Ap r-1 5 M ay -1 5 Jun -1 5 Jul -1 5 Au g-1 5 Sep -1 5 Oc t-15

Indonesia India Tiongkok Russia Brazil

85 95 105 115 125 135 145 Ja n-14 Feb -1 4 M ar -1 4 Ap r-14 M ay -1 4 Jun -1 4 Jul -1 4 Au g-14 Sep -1 4 O ct -1 4 N ov -1 4 D ec-14 Ja n-15 Feb -1 5 M ar -1 5 Ap r-15 M ay -1 5 Jun -1 5 Jul -1 5 Au g-15 Sep -1 5 O ct -1 5

Indonesia Singapura Filipina Malaysia

(5)

Pertumbuhan PDB Indonesia Q2 2015 mencapai 4,67 % dan S1 mencapai 4,70%

...dipengaruhi oleh melambatnya investasi dan ekspor...

Q1

Q2

Q1

Q2

Sumatera

4,7

3,5

2,9

1,0

0,8

0,6

Jawa

5,6

5,2

5,1

3,2

3,0

2,9

Bali dan Nusa Tenggara

5,9

8,9

8,9

0,2

0,3

0,3

Kalimantan

3,2

1,1

1,5

0,3

0,1

0,1

Sulawesi

6,9

7,3

8,6

0,4

0,4

0,5

Maluku dan Papua

4,3

3,7

10,2

0,1

0,1

0,2

2014

2015

2014

2015

Contribution

Growth

Pertumbuhan PDB per Pulau

Pertumbuhan PDB Nasional

Source: BPS

• Perlambatan terjadi di daerah yang

ditopang oleh sektor komoditas

• Pertumbuhan konsumsi RT masih stabil

didukung oleh inflasi yang terjaga

• Sektor eksternal masih melemah

Komponen Pengeluaran (YoY)

2014

2015

Q1

Q2

S I

Q3

Q4

S II

Q1

Q2

S I

Kontribusi

Kons RT

5,4

5,1

5,2

5,1

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

2,7

Kons LNPRT

23,7

22,8

23,2

5,6

-0,2

2,6

-8,3

-7,9

-8,1

-0,1

Kons Pemerintah

6,1

-1,5

1,6

1,3

2,8

2,2

2,7

2,3

2,5

0,2

PMTB

4,7

3,7

4,2

3,9

4,3

4,1

4,3

3,6

3,9

1,3

Ekspor

3,2

1,4

2,3

4,9

-4,5

-0,2

-0,9

-0,1

-0,5

-0,1

Impor

5,0

0,4

2,6

0,3

3,2

1,8

-2,3

-6,9

-4,6

-1,1

PDB

5,1

5,0

5,1

4,9

5,0

5,0

4,7

4,7

4,7

4,7

5

5

5

(6)

Perkembangan indikator utama ekonomi indonesia

…menunjukan ekonomi Indonesia masih positif didukung dengan pertumbuhan investasi yang positif dan konsisten

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2011 2012 2013 2014 2015

PMA PMDN Total

Neraca Pembayaran Indonesia Neraca Perdagangan Indonesia

Perkembangan Realisasi Investasi Langsung

Sumber: BKPM 2013: Trade Deficit US$4.08bn 2014: Trade Deficit US$1.89bn Jan-Sep 2015: TradeSurplus US$7,13bn

Cadangan Devisa per September 2015: US$101,7 bn

Q2-2015

Total Investasi Langsung Naik 16,3% (YoY) PMA Naik 18,2% (YoY) PMDN Naik 16,1% (YoY)

Sumber: BPS, data diolah

Sumber: BPS,

Sumber: Bank Indonesia

Sept.Trade Surplus: US$1,02Bn Sep Inflation -0,05% (mtm); 6,83%(yoy); 2,24% (ytd). Core 5,07% (yoy), Admin P. : 11,26% (yoy), Volatile F. : 8,52% (yoy). 2012: Trade Deficit US$1.66bn

6

6

-3000 -2000 -1000 0 1000 2000 3000 2 0 1 2 -J F M A M J J A S O N D 2 0 1 3 -J F M A M J J A S O N D 2 0 1 4 -J F M A M J J A S O N D 2 0 1 5 -J F M A M J J A S J u ta U S D

(7)

6 6.5 7 7.5 8 8.5 9 9.5 10

1Y 2Y 3Y 4Y 5Y 6Y 7Y 8Y 9Y10Y 15Y 20Y 30Y

Perkembangan Yield SUN

31-Des-14 31-Mar-15 18-Sep-15 19-Okt-15

Sumber: Bloomberg

• Rapat FOMC terakhir 16-17 September 2015, yang menetapkan Fed Fund Rate 0-0,25% dan kembali menunda kenaikan suku

bunga, telah memberikan sentimen positif bagi pasar keuangan dunia

• Per 20 Oktober 2015, IHSG ditutup pada level 4.585,8 menguat 4,7%(mom), meskipun secara ytd masih mengalami penurunan

sebesar 12,8%

• Di pasar obligasi, Yield SUN 10 tahun per 19 Oktober 2015 mengalami penurunan sebesar 36,5 bps (mom) meski secara ytd masih

mengalami kenaikan sebesar 85,5 bps.

• Selama bulan Oktober 2015 hingga tanggal 19, di pasar saham terjadi Capital inflow sebesar Rp2,3 T, sementara di pasar obligasi

hingga tanggal 15, tercatat capital inflow di pasar SUN sebesar Rp 0,3 Triliun

• Sepanjang tahun 2015 terjadi capital inflow di pasar SUN (s.d 15 Okt) sebesar Rp62,4T, sementara pada bursa saham secara

kumulatif (s.d 19 Okt) tercatat capital outflow sebesar Rp10,9T

Pergerakan IHSG vs Net Capital Flow per 19 Okt 2015

Sumber: Bloomberg

Perkembangan Yield SUN dan IHSG

Indeks saham menguat dan tingkat imbal hasil SUN turun

7

7

212.2 10,607.7 -5,426.4 5,896.3 -3,460.3 -4,089.2 132.3 -9,819.5 -7,183.2 2,260.8 5,523 5,321 4,164 4569,8 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 -20000 -15000 -10000 -5000 0 5000 10000 15000 20000 25000 2 12 20 28 5 13 24 4 12 20 30 8 16 24 5 13 22 1 10 19 29 7 15 29 6 14 25 2 10 18 29 7 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep Okt

M

ili

ar

R

p

(8)

Kondisi Credit Rating Indonesia masih baik

…memberikan peluang masuknya aliran dana investor ke Indonesia

• 21 Mei 2015, Lembaga Pemeringkat Standard & Poor

meningkatkan Outlook Peringkat Rating Indonesia dari

Stable menjadi Positive

dan menegaskan kembali rating Indonesia pada level BB+

• Sep 2015, S&P menurunkan rating Brazil dari BBB- (investment grade) menjadi BB+ (junk) dengan outlook

negatif. Penurunan peringkat Brazil disebabkan oleh turunnya harga komoditas yang mempengaruhi

pertumbuhan ekonomi Brazil serta tantangan di sisi fiskal khususnya terkait defisit anggaran.

• Brazil merupakan negara kedua yang diturunkan credit ratingnya oleh S&P di 2015 setelah Rusia.

• Setelah sebelumnya sempat memperoleh Investment Grade dari S&P, Brazil dan Russia saat ini berada pada

peringkat yang sama dengan Indonesia (BB+). Namun Indonesia mempunyai Outlook Positif dibanding Brazil

dan Russia yang Negatif.

AAA AA A+ A-BBB BB+ BB-B CCC+ CCC-C SD 2001 2003 2005 2007 2010 2014

Brazil Indonesia Rusia

Sovereign Credit Rating by S&P

Investment Grade

Brazil, Russia dan Indonesia berada pada rating yang sama dari S&P yaity BB+

(9)

Masalah

Struktural

TANTANGAN EKONOMI

Optimalisasi Pendapatan Negara Kesinambungan Sumber Pembiayaan

MENCIPTAKAN

PERTUMBUHAN

EKONOMI YANG

BERKELANJUTAN,

ADIL, DAN

MERATA

Penyerapan

anggaran

strategi

JANGKA

PENDEK

melalui

STIMULUS

FISKAL

Kualitas Belanja

strategi

JANGKA

PANJANG

melalui

BUDGET

REFORM

Kondisi

Ekonomi

Global

MENDUKUNG PERTUMBUHAN EKONOMI MELEWATI KETIDAKPASTIAN EKONOMI GLOBAL

Peningkatan

daya beli

Insentif dunia usaha

Kebijakan lainnya

Anggaran yang lebih sehat untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan

pemerataan

…baik kebijakan jangka pendek maupun jangka panjang

(10)

K

ESINA

M

BU

NG

A

N

SU

M

BER

PEM

BIA

YA

A

N

Defisit anggaran yang terjaga; Menggunakan sumber pembiayaan bilateral dan multilateral yang kompetitif; Jenis instrumen pembiayaan yang beragam (kurs, produk,

jangka waktu). Reinventing policy; e-faktur;

Compliance risk management; Pajak sumber daya alam; Perbaikan administrasi

pajak; Revisi regulasi perpajakan (amandemen UU, KUP, UU PPh, UU PPn), Pembentukan Badan Khusus

Pengelolaan Pajak,

• Mengalihkan sumber pendapatan yang

bersumber dari komoditas • Memperluas cakupan

basis pendapatan • Meningkatkan tingkat

kepatuhan pajak • Menghindari kebocoran

pajak, terutama restitusi PPN • Memperkuat institusi pajak

O

PT

IM

A

LI

SA

SI

PEND

A

PA

TA

N

NE

G

A

R

A

• Menjaga pembiayaan APBN yang sehat

• Menggunakan surat utang domestik dan

internasional secara efektif dan efisien • Mengoptimalkan skema

pembiayaan kepada BUMN guna mendukung program belanja

infrastruktur.

menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, adil, dan merata

Perubahan skema subsidi BBM; Kenaikan signifikan anggaran infrastruktur, kesejahteraan rakyat dan PMN untuk BUMN; Cashless

smart cards; Dana desa; Memberdayakan pemerintah daerah; Skema subsidi untuk sektor lain

• Mewujudkan

pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, adil, dan merata

• Mengalihkan belanja konsumtif ke produktif • Merancang skema target

subidi yang lebih tepat sasaran

• Mengoptimalkan

pemerintah daerah untuk menstimulus pertumbuhan ekonomi

K

U

A

LI

TA

S

BELAN

JA

APBN terkini disusun untuk menjawab tantangan ekonomi terkini, baik global

maupun domestik

(11)

11

Realisasi APBNP Tahun 2015 per 30 September

11

APBN-P s.d Sept %

Real. APBN-P s.d Sept

A. Pendapatan Negara dan Hibah 1.635,4 1.080,6 66,1 1.761,6 989,7 56,2

I. Penerimaan Dalam Negeri 1.633,1 1.078,6 66,0 1.758,3 989,3 56,3

1. Penerimaan Perpajakan 1.246,1 807,0 64,8 1.489,3 800,9 53,8

- Penerimaan Pajak 1.072,4 687,5 64,1 1.294,3 686,3 53,0

- DJP Non Migas 988,5 628,2 63,5 1.244,7 646,5 51,9

- PPh Migas 83,9 59,3 70,7 49,5 39,7 80,2

- Penerimaan Bea dan Cukai 173,7 119,5 68,8 195,0 114,6 58,8

2. PNBP 386,9 271,6 70,2 269,1 188,4 70,0 - Penerimaan SDA 241,1 162,0 67,2 118,9 82,6 69,5 - Laba BUMN 40,0 34,0 85,1 37,0 35,1 94,9 - PNBP Lainnya 85,0 57,3 67,4 90,1 51,5 57,1 - BLU 20,9 18,3 87,8 23,1 19,3 83,5 II. Hibah 2,3 2,0 85,1 3,3 0,4 12,5 B.Belanja Negara 1.876,9 1.234,6 65,8 1.984,1 1.249,0 62,9

I. Belanja Pemerintah Pusat 1.280,4 793,9 62,0 1.319,5 737,7 55,9

a.l.- Pembayaran Bunga Utang 135,5 103,4 76,3 155,7 122,8 78,9

- Subsidi 403,0 283,2 70,3 212,1 148,8 70,2

- Energi 350,3 254,7 72,7 137,8 104,7 76,0

- Non energi 52,7 28,5 54,0 74,3 44,1 59,3

II. Transfer ke Daerah dan Dana Desa 596,5 440,7 73,9 664,6 511,2 76,9

0,0 0,0

D.Surplus/ Defisit Anggaran (241,5) (154,0) 63,8 (222,5) (259,2) 116,5

% defisit thd PDB (2,4) (1,9)

E. Pembiayaan 241,5 235,4 97,5 222,5 222,4 100,0

I. Pembiayaan Dalam Negeri 241,5 261,2 108,1 242,5 253,2 104,4

II. Pembiayaan Luar Negeri (13,4) (25,7) 191,5 (20,0) (30,8) 154,0

Kelebihan/ Kekurangan Pembiayaan 0,0 81,4 0,0 (36,8)

Uraian

2014 2015

(12)

2016

RAPBN

Kesepakatan

Komisi XI

Kesepakatan

Komisi VII

Pertumbuhan Ekonomi

5,5

5,3

%, yoy

Inflasi

%, yoy

4,7

4,7

%, ytd

Nilai Tukar

13.400

13.900

Rupiah per dolar AS, rata

rata

Suku Bunga SPN 3 Bulan

5.5

5,5

(% rata rata)

ICP

60

50

(USD per barel)

Lifting Migas

(Ribu BOEPD)

1985

1985

Minyak Mentah

830

830

(ribu barel per hari)

Gas

(rb brl. setara minyak/hari)

1.155

1.155

Asumsi Dasar Ekonomi Makro RAPBN 2016

(13)

#AKSELERASI PENYERAPAN ANGGARAN

Mendorong realisasi program-program prioritas pemerintah dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

#PENINGKATAN DAYA BELI

Mempertahankan daya beli masyarakat dengan mendorong tingkat pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan menjaga kestabilan harga.

#INSENTIF DUNIA USAHA

Memberikan stimulus pertumbuhan sektor prioritas melalui pertumbuhan investasi, penguatan daya saing produk dalam negeri, dan insentif penunjang lainnya.

#KEBIJAKAN LAINNYA

Memperkuat daya saing potensi lainnya dan menstimulus perkembangan potensi- baru.

#PERSETUJUAN TAX ALLOWANCE & TAX HOLIDAY Mempercepat layanan investasi dalam bentuk memangkas perizinan investasi di kawasan industri

#INSENTIF PPN IMPOR BARANG TERTENTU

Memberikan kelonggaran PPn tidak dipungut untuk beberapa industri alat transportasi (utamanya untuk galangan kapal, kereta api, pesawat, dan suku cadangnya)

#PEMBENTUKAN PUSAT LOGISTIK BERIKAT

Menyiapkan dua pusat logistik berikat yaitu Cikarang terkait manufaktur dan Merak, Banten, terkait Bahan Bakar Minyak (BBM).

#INSENTIF PAJAK DEPOSITO

Menurunkan pajak deposito bagi eksportir yang melaporkan Devisa Hasil Ekspor (DHE) kepada Bank Indonesia (BI)

Paket Kebijakan 9 September 2015

Paket Kebijakan 29 September 2015

Stimulus fiskal sebagai pendukung pertumbuhan jangka pendek

…untuk mempertahankan pertumbuhan di antara tekanan perekonomian global

(14)

#Penyederhanaan Izin Pertanahan

Simplifikasi proses persetujuan investasi #Penyesuaian Harga BBM

Penurunan harga BBM, Listrik dan Gas untuk industri

#Perluasan Penerima KUR Memperbesar kriteria industri penerima KUR

Paket Kebijakan 7 Oktober 2015

Stimulus fiskal sebagai pendukung pertumbuhan jangka pendek

…untuk mempertahankan pertumbuhan di antara tekanan perekonomian global

# Mendorong Ekspor Untuk Mencegah PHK Dukungan kepada usaha kecil menengah yang berorientasi ekspor maupun terlibat pada kegiatan yang mendukung ekspor melalui Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia # Peningkatan Kesejahteraan Pekerja Pemberian Jaring Pengaman melalui kebijakan upah minimum dengan sistem formula untuk memastikan

pekerja/buruh tidak jatuh ke dalam upah murah

# Kebijakan KUR yang Lebih Murah dan Meluas

Penurunan Tingkat Bunga dari 22% menjadi12%

Paket Kebijakan 15 Oktober 2015

(15)
(16)

Indikator

Krisis 1997-1998

Krisis 2008-2009

2015

Nilai Tukar Rupiah

(spot)(↑ = apresiasi)

↓208,16% (ytd) ke 16.650 (17 Juni 1998)(level terburuk)

↓34,67% (ytd) ke 12.650 (24 Nov. 2008)(level terburuk)

↓9,03,% (ytd) ke13.563 (19 Okt 15) ,harian ↓0,21%

Indeks Harga Saham

Gabungan

↓36,06% (ytd) ke 256,83 (21 Sept.

1998) (level terburuk) 8 Jan 1998 ↓ 12.0% (Penurunan harian terbesar)

↓59,52% (ytd) ke 1111,39 (28 Okt. 2008)

(level terburuk) 8 Okt 2008 ↓ 10.0% (Penurunan harian terbesar)

↓12,57% (ytd) ke 4,569.8 (19 Okt 15), harian ↑1,06%

Cadangan Devisa

(US$ miliar) Q3-1997 = $27.6, ↓ $1.3 Q4-1997 = $21.4, ↓ $6.1 Q1-1998 = $16.5, ↓ $4.9 Q3-2008 = $57.1,↓ $2.3 Q4-2008 = $51.6,↓$5.5 Oktober 2008 = $50.6,↓ $6.5 Januari 2015 = $114.3,↓$2.4 Sept 2015 = $101,7 ↓$3,6

Defisit Transaksi

Berjalan

(% dari PDB) Q1-1997 = - 3.8% Q2-1997 = - 1.8% Q3-1997 = - 2.4% Q4-1997 = - 0.5% 1998 = 4.2% Q2-2008 = - 0.8% Q3-2008 = - 0.7% Q4-2008 = - 0.5% 2013 = - 3.19% 2014 = - 3.09% Q1 2015 = -1,92 Q2 2015 = -2,05

Pertumbuhan PDB

(%, yoy) 1997 = 4.7 1998 = -13.1 2008 = 6.0 2009 = 4.6 Q2 2014: 5.03 Q2 2015: 4.67:

Inflasi

(%, yoy) 1997 = 9.21

1998 = 77.63 (level terburuk bulan September = 82.40)

2008 = 11.06 (level terburuk bulan September = 12.15)

2009 = 2.78

September 2015 = 6.8

1. Indikator nilai tukar rupiah tidak separah krisis 97/98 dan krisis 2008/2009 2. Indikator IHSG lebih baik dibandingkan krisis 97/98 dan krisis 2008/2009

3. Indikator neraca pembayaran lebih baik dibandingkan krisis 97/98 dan krisis 2008/2009. Cadev naik dan CAD turun di bawah 3% 4. Perlambatan pertumbuhan ekonomi tidak separah krisis 97/98 dan krisis 2008/2009

5. Stabilitas harga lebih baik dibandingkan krisis 97/98 dan krisis 2008/2009

16

Kondisi Perekonomian Indonesia pada kondisi krisis

Referensi

Dokumen terkait

Produk yang akan dihasilkan dalam usaha ini adalah cendol wortel yang dibuat dengan memanfaatkan wortel. Alasan lain adalah untuk mengoptimalkan olahan wortel

Sukarelawan remaja juga perlu melakukan pengaturan waktu untuk melakukan aktivitas dalam organisasi kerelawanan agar jumlah waktu yang digunakan efektif mencapai kualitas

Dalam novel Pintu Terlarang terdiri dari 3 rangkaian cerita yang masih berkaitan antara cerita satu dengan cerita lainnya dan terdapat satu tema yaitu menceritakan

Tahapan analisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Identifikasi Biaya Operasi dan pemeliharaan DAS Kali Brantas Tahun 2006, (2) Identifikasi Produksi Jasa Air

 Arbitrage Pricing Theory merupakan model alternatif dari Arbitrage Pricing Theory merupakan model alternatif dari CAPM u/menilai aset keuangan dikembangkan oleh Ross..

Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan (1) Hasil kemampuan guru merencanakan pembelajaran matematika menggunakan metode resitasi pada pertemuan awal

  Kekuasaan  manusia  tidak  abadi...   Dia  kontekstual,  tapi  sekaligus

Hasil uji laboratorium yang telah dilakukan di Laboratorium Kimia Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin terhadap 10 sampel dengan replikasi masing-masing sebanyak 3