• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN DAERAH RAWAN BENCANA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKRTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN DAERAH RAWAN BENCANA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKRTA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1

Muhammad Ikrimashabri, Edi Iskandar, S.T., M.Cs Teknik Informatika

Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Dan Ilmu Komputer El Rahma Yogyakarta Jl. Sisingamangaraja No. 76 Yogyakarta

Email : ikrimas92@gmail.com, beeyku@gmail.com

Abstract

Indonesia located between North Latitude 6 ° – 12 ° South latitude and between EastLongitude 95 ° – 140 ° East longitude, has positioned the country in disaster-proneposition geologically. In this position, Indonesia is in the region of perbenturan threeplates the crust that is the Eurasian plate, the Pacific plate and the plate is IndiaAustralia that brings insecurity impact Indonesia against a range of strong seismicactivity and intensive. Aware of the special region of Yogyakarta region is an area thatis highly prone to disasters, therefore need to have strategic steps to protect every citizen with disaster relief measures which started from before, during and after a disaster occurs.

The system is built using waterfall model where the workmanship of a system are performed sequentially or in the planning stages, i.e. the linear stage of the analysis,the design stage, the stage of the writing program, the stage of implementation, andreport writing.

In this application provided the appearance of layer-layer disaster earthquake, landslides and flooding. For the creation of a map of the spread of the use of Arcgis, while programming language using PHP and Framework.

In this application the creation a database using MYSQL. Geographic information systems mapping areasprone to disaster in Yogyakarta special region is created to make it easier to know the spread of the disaster-prone tectonic earthquake, floods and landslides in the area ofresearch.

Key words: geographic information systems, disaster, Arcgis, SVG

PENDAHULUAN

Indonesia yang terletak di antara 6° LU – 11° LS dan diantara 95° BT – 141° BT, telah memposisikan negara ini dalam posisi yang rawan bencana secara geologis. Dalam posisi ini Indonesia berada dalam wilayah perbenturan tiga lempeng kerak bumi yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik dan lempeng India Australia yang membawa dampak kerawanan Indonesia terhadap berbagai aktivitas seismic yang kuat dan intensif. Letak ini pun ternyata merupakan wilayah yang rawan bencana karena ternyata selain pertemuan lempeng benua, wilayah ini juga merupakan zone pertemuan dua jalur gempa yaitu jalur Sirkum Pasifik dan jalur gempa Alpide Transasiatic yang menyebabkan kerawanan terhadap aktivitas gempa bumi yang cukup tinggi dan tsunami apabila gempa tersebut terjadi dalam kekuatan yang besar dan pusat gempanya berada dalam jarak yang tidak jauh dari dasar laut. [1]

Menyadari wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta yang merupakan kawasan yang sangat rawan bencana, oleh karena itu perlu diupayakan langkah-langkah strategis untuk melindungi setiap warga negara dengan langkah-langkah penanggulangan bencana yang dimulai dari sebelum, pada saat dan setelah bencana terjadi. Penyelenggaraan penanggulangan bencana bertujuan untuk menjamin terselenggaranya pelaksanaan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh dalam rangka memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman, risiko, dan dampak bencana.

(2)

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis daerah rawan longsor di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mendapatkan informasi penyebarannya dalam bentuk peta dengan memanfaatkan Sistem Informasi Geografis dalam hal ini, maka peneliti mencoba membangun suatu Sistem Informasi Geografis Pemetaan Daerah Rawan Bencana di Daerah Istimewa Yogyakarta.

METODE PENELITIAN

Tahapan-tahapan penelitian dilakukan dengan menggunakan metode sebagai berikut 1. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data dan literatur yang akan digunakan sebagai penelitian “Sistem Informasi Geografis Pemetaan Daerah Rawan Bencana di DIY”, maka di lakukan pengumpulan data dengan metode sebagai berikut :

a. Metode Kepustakaan

Pengumpulan data dengan cara membaca buku-buku dan mencari informasi di internet maupun media yang berkaitan dengan pembuatan laporan, pembuatan program, serta informasi tentang bencana di kota Yogyakarta.

b. Dokumentasi

Mengumpulkan dokumen-dokumen berupa foto, alamat, dan data bencana di Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian pada penelitian ini menggunakan metode waterfall dimana pengerjaan dari suatu sistem dilakukan secara berurutan atau secara linear, yaitu sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

Tahap ini akan menyusun beberapa rencana keseluruhan kegiatan penelitian dan solusi– solusi yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah. Pada tahap perencanaan dilakukan pengumpulan data bencana, lokasi bencana, yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta.

b. Tahap Analisis

Tahap ini menganalisa kebutuhan sumber daya yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah, meliputi kebutuhan perangkat keras maupun perangkat lunak yang akan digunakan, serta menganalisa langkah – langkah penyelesaian masalah ke dalam bentuk diagram alir data atau flowchart.

c. Tahap Rancangan

Pada tahap rancanngan ini meliputi rancangan database menggunakan MYSQL, rancangan user interface menggunakan CorelDraw dan Microsoft Office Visio, rancangan pembuatan sistem menggunakan ArcGIS, framework dan bahasa pemrograman yanng digunakan PHP dan HTML.

d. Tahap Penulisan Program

Tahapan ini juga dikenal dengan istilah coding, dimana hasil analisa dan rancangan dituangkan ke dalam instruksi – instruksi yang dikenali oleh komputer melalui bahasa pemrograman.

e. Tahap Implementasi dan Pengujian

Setelah program selesai ditulis, maka aplikasi siap dijalankan, tahap implementasi meliputi uji coba sistem yang meliputi kesesuaian antara rancangan dan kemampuan sistem yang diharapkan dengan implementasi dan kemampuan sistem yang dihasilkan, keberhasilan tahapan ini ditandai dengan lancarnya komunikasi antara pencari informasi dengan sistem tanpa ada gangguan dan kesalahan.

(3)

Tahapan terakhir dari penelitian adalah penulisan laporan yang berisi bagian depan laporan, bagian isi laporan yang terdiri dari pendahuluan sampai dengan penutup, dan bagian akhir laporan yang berisi daftar pustaka dan daftar lampiran.

1. Perancangan Sistem

Perancangan sistem adalah suatu fase dimana diperlukan suatu keahlian perencanaan untuk elemen-elemen komputer yang akan menggunakan sistem baru. Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan sistem yaitu pemilihan peralatan dan program komputer untuk sistem yang baru.

Tujuan utama dari perancangan sistem adalah memberikan gambaran perancangan sistem yang akan dibangun atau dikembangkan, serta untuk memahami alur informasi dan proses dalam sistem. Berikut tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam perancangan sistem : 1.1 Perancangan data flow diagram (DFD)

DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir (misalnya lewat telepon, surat dan sebagainya) atau lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan (misalnya file kartu, microfhone, hard disk, tape, dan lain sebagainya) [2]

a. Diagram konteks.

Diagram konteks adalah sebuah diagram sederhana yang menggambarkan hubungan antara entiti luar, masukan dan keluaran, dari sistem. Diagram konteks direpresentasikan dengan segiempat tumpul tunggal yang mewakili keseluruhan sistem. Diagram konteks Sistem Informasi Geografis Pemetaan Daerah Rawan Bencana di DIY ditunjukan pada gambar 4.1 berikut:

Pengunjung Admin

info gempa, info banjir, info tanah_longsor info berita, info tips,

meliahat peta Buku tamu

Login, data gempa, data banjir, data tanah_longsor, data berita. data tips, data peta

1.0 SIG Pemetaan Daerah Rawan Bencana di DIY

Info bencana, info berita, info tips, meliahat peta

Gambar 4.1 Diagram konteks

Dari diagram konteks pada gambar 4.1 dapat di jelaskan bahwa diagram konteks mempunyai dua entiti dan satu proses. Entiti admin melakukan login kesistem memasukan

username, password, setelah itu sistem menampilkan halaman admin. Admin mendapatkan hak

akses untuk mengolah data bencana, data gempa, data banjir, data tanah longsor, data berita, data tips, sistem Sistem Informasi Geografis Pemetaan Daerah Rawan Bencana di DIY. Sedangkan pengunjung dapat melihat info bencana, info berita, info tips, melihat peta, pengunjung dapat memasukan buku tamu ke dalam sistem.

Berdasarkan diagram konteks pada gambar 4.1 maka model proses dapat diturunkan lagi kedalam DFD level 1 (satu) yang menggambarkan bagaimana sistem bekerja secara lebih detail.

(4)

Data flow diagram level 1 merupakan penurunan level dari diagram konteks pada gambar 4.1. Diagram level 1 dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut:

Admin Login Username pasword verifikasi 2.0 input data data tips data gempa 1.0 data berita data tanah_longsor Pengunjung 3.0 admin data admin admin tanah_longsor banjir gempa buku_tamu tips berita data banjir data tanah_longsor data berita data buku_tamu data gempa data banjir data tips data buku tamu

Pengolah Informasi info gempa info banjir info tanah_longsor info berita info tips info gempa info banjir info tanah_longsor info berita info tips info buku_tamu

Gambar 4.2 Diagram Level 1

Dari gambar 4.2 dapat di jelaskan bahwa DFD level 1 terdiri dari entiti luar admin dan entiti luar pengunjung. Admin melakukan login ke sistem untuk mendapatkan hak akses mengelola data dan sistem. Admin mendapat hak akses penuh untuk input data gempa, input data banjir, input data tanah_longsor, input data berita, input data tips, input data buku_tamu. Kemudian data tersebut di simpan di data store gempa, data store banjir, data store tanah_longsor , data store berita, data store tips, data store buku_tamu. Data store merupakan tempat menyimpan data yang sudah di olah admin. Sedangkan pengunjung mendapatkan informasi gempa, banjir, tanah_longsor, berita, tips, buku_tamu, pengunjung dapat melihat pemetaan daerah rawan bencana di DIY.

c. DFD level 2 input data

Pada level 2 proses input data hanya dapat dilakukan oleh admin, proses input data terdiri dari 6 proses, satu entiti yaitu admin dan 6 data store. Proses input data meliputi input, edit, hapus. Admin melakukan input data gempa, input data banjir, input data tanah_longsor, input data berita, input data tips, input data buku_tamu, kemudian disimpan di data store gempa, data

store banjir, data store tanah_longsor , data store berita, data store tips, data store buku_tamu.

(5)

Admin 1.1 data berita Pengunjung tanah_longsor banjir gempa buku_tamu tips berita data gempa data banjir data tips

data buku tamu

1.2

1.3

1.4

1.5

1.6

data buku tamu data buku tamu

data gempa

data gempa

data banjir data banjir

data tanah_longsor

data tanah_longsor data tanah_longsor

data berita

data berita

data tips

data tips

Gambar 4.3 Diagram level 2 input data

DFD level 2 input data yang di proses oleh admin yaitu melakukan input data gempa,

input data banjir, input data tanah_longsor, input data berita, input data tips, input data

buku_tamu kemudian di simpan di data store gempa, data store banjir, data store tanah_longsor

, data store berita, data store tips, data store buku_tamu.

1.2 Basis Data

Basis data adalah kumpulan data, yang dapat digambarkan sebagai aktifitas dari satu atau lebih organisasi yang berelasi. Sebagai Contoh, basis data universitas berisi informasi mengenai: Entiti, semisal mahasiswa, fakultas, matakuliah, dan ruang kelas. Relasi diantar entitas, seperti pengambilan kuliah, dan ruang kelas. Relasi diantara entitas, seperti pengambilan kuliah yang dilakukan oleh mahasiswa, staf pengajar di falkutas, dan penggunaan ruang perkuliahan. [3]

a. Kamus Data

Kamus data merupakan rancangan database yang akan dibuat atau diterapkan dalam program yang tersimpan dalam bentuk tabel.

1) Tabel admin

Nama tabel : admin. Kunci primer : kd_admin.

(6)

Tabel 4.1 Tabel admin

Field Type Constraint Keterangan

kd_admin Int (10) Not Null Primary Key/auto_increment kode admin

username Char (50) Not Null Username

password Char (50) Not Null Password

2) Tabel gempa.

Tabel gempa adalah tabel yang digunakan untuk menyimpan data-data gempa yang ada di DIY. Tabel ini mempunyai struktur seperti terlihat pada tabel 4.2.

Nama tabel : gempa.

Kunci primer : kd_gempa.

Fungsi : menyimpan data gempa di DIY. Tabel 4.2 Tabel gempa

Field Type Constraint Keterangan

kd_gempa Int (10) Not Null Primary Key/ auto_increment

id gempa

keterangan_g Varchar (100) Not Null Keterangan gempa

level_g Varchar (100) Not Null Level gempa

3) Tabel tanah longsor.

Tabel tanah longsor adalah tabel yang yang digunakan untuk menyimpan data informasi tanah longsor yang ada di DIY. Tabel ini mempunyai struktur seperti terlihat pada gambar 4.3

Nama tabel : tanah_longsor. Kunci primer : kd_t_longsor.

Fungsi : menyimpan data tanah longsor yang ada di DIY Tabel 4.3 Tabel tanah longsor

Field Type Constraint Keterangan

kd_t_longsor Int (10) Not Null Primary Key/

auto_increment kode tanah longsor

Keterangan_l Varchar (100) Not Null Keterangan

tanah longsor

level_l Varchar (100) Not Null Level tanah

longsor 4) Tabel banjir.

Tabel banjir adalah tabel yang yang digunakan untuk menyimpan data informasi banjir yang ada di DIY. Tabel ini mempunyai struktur seperti terlihat pada gambar 4.4

Nama tabel : banjir. Kunci primer : kd_banjir.

Fungsi : menyimpan data banjir yang ada di DIY Tabel 4.4 Tabel banjir

Field Type Constraint Keterangan

kd_banjir Int (10) Not Null Primary Key/auto_increment kd banjir

Keterangan_b Varchar (100) Not Null Ket banjir

(7)

5) Tabel Berita.

Tabel berita adalah tabel yang digunakan untuk menyimpan data informasi berita di DIY. Berikut struktur tabel pada gambar 4.5

Nama tabel : berita.

Kunci primer : id_berita.

Fungsi : menyimpan informasi berita di DIY. Tabel 4.5 Tabel berita

Field Type Constraint Keterangan

kd_berita Int (10) Not Null Primary Key/auto_increment kd berita

Judul Varchar (100) Not Null Judul berita

deskripsi_b Text Not Null Deskripsi berita

gambar_b Text Not Null Gambar berita

6) Tabel tips.

Tabel tips adalah tabel yang digunakan untuk menyimpan data informasi tips di DIY. Berikut struktur tabel pada gambar 4.6

Nama tabel : tips.

Kunci primer : id_tips.

Fungsi : menyimpan informasi tips di DIY. Tabel 4.6 Tabel tips

Field Type Constraint Keterangan

kd_tips Int (10) Not Null Primary Key/auto_increment kd tips

Judul_tips Varchar (50) Not Null Judul tips

isi_tips Text Not Null isi tips

7) Tabel buku tamu.

Tabel tips adalah tabel yang digunakan untuk menyimpan data informasi tips di DIY. Berikut struktur tabel pada gambar 4.7

Nama tabel : buku_tamu. Kunci primer : kd_tamu.

Fungsi : menyimpan informasi tips di DIY.

Tabel 4.7 Tabel buku tamu

Field Type Constraint Keterangan

kd_tamu Int (10) Not Null Primary Key/auto_increment Kd buku tamu

Nama Varchar (50) Not Null Judul buku tamu

email Varchar (50) Not Null isi buku tamu

no_telp Int (13) Not null No telpon

Isi text Not null Isi tamu

1.3 Flowchart

Flowchart adalah bagan alir yang menggambarkan suatu tahap penyelesaian masalah dengan menggunakan simbol-simbol yang standar efektif dan tepat [3]. Ada dua macam flowchart yaitu sebagai berikut :

(8)

a. Flowchart sistem

Flowchart sistem merupakan bagan yang menunjukan arus pekerjaan keseluruhan dari

sistem ini. Flowchart sistem dapat dilihat pada gambar 4.7

tanah_longso r Tampil tanah_longso r form input tanah_longsor proses simpan Cetak laporan tanah_longsor banjir Tampil banjir form input banjir proses simpan Cetak laporan banjir gempa Tampil gempa form input gempa proses simpan Cetak laporan gempa admin Tampil admin form input admin proses simpan Cetak laporan admin berita Tampil berita form input berita proses simpan Cetak laporan berita tips Tampil tips form input tips

proses simpan Cetak laporan tips buku tamu Tampil buku tamu form input buku tamu proses simpan Cetak laporan buku tamu

Gambar 4.6 Flowchart sistem

Pada flowchart sistem gambar 4.7 terdapat 4 (empat) form input yaitu input admin, input gempa, input tanah_longsor, input banjir, input berita, input tips, input buku_tamu, Dimana masing-masing form akan disimpan di dalam databases yang selanjutnya akan diproses untuk menampilkan form.

b. Flowchart program

Flowchart program merupakan keterangan yang lebih rinci tentang bagai mana setiap

langkah program atau prosedur sesungguhnya dilaksanakan. Flowchart ini menunjukan setiap langkah program atau prosedur dalam urutan yang tepat saat terjadi.

1) Flowchart program user

(9)

Mulai

Selesai Tampil menu beranda,

berita, bencana, peta, tips, buku tamu,

Pilih beranda Tampilan Beranda Y

T

Pilih berita Y Tampilan Berita

T

Pilih peta Y Tampilan peta

T

Pilih tips Y Tampilan tips

T

Pilih buku tamu Y Tampilan buku tamu

T Keluar Y T T T T T Pilih bencana Tampilan gempa, tanah longsor, banjir Y T T T

Gambar 4.7 Flowchart program user

Dari gambar 4.8 dapat di jelaskan bahwa halaman awal SIG terdapat menu beranda, berita, bencana, peta, tips, buku tamu. Jika ingin membuka data beranda maka tampilkan tampilan beranda, jika tidak pilih halaman menu berita, jika ya tampilkan tampilan berita, jika tidak pilih menu halaman bencana jika ya tampilkan tampilan gempa, tanahlongsor, banjir, jika tidak pilih menu peta, jika ya tampilkan tampilan peta, jika tidak pilih menu tips, jika ya tampilkan tampilan tips, jika tidak pilih menu buku tamu, jika ya tampilkan tampilan buku tamu, jika tidak pilih keluar, jika ya akan keluar maka selesai jika tidak tampilan akan kembali ke tampilan awal.

2) Flowchart program admin

Flowchart program admin merupakan keterangan lebih rinci disaat admin melakukan prosedur program. Dapat dilihat pada gambar 4.9

(10)

Mulai Login Sukses Login Y T Tampilan menu utama admin Pilih beranda Y Pilih berita T Tampilan halaman berita Tambah, edit, hapus Y Y T Proses tambah, edit, hapus Y Pilih bencana T Tampilan halaman gempa, tanah longsor, banjir Tambah, edit, hapus Y Y T Proses tambah, edit, hapus Y Keluar T T T Selesai Y Pilih tips T Tampilan halaman tips Tambah, edit, hapus Y Y T Proses tambah, edit, hapus Y Y Pilih buku tamu T Tampilan halaman buku tamu edit, hapus Y Y T Proses edit, hapus Y

Gambar 4.8 Flowchart program admin HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Tampilan halaman beranda

Untuk memulai halaman index, terlebih dahulu pilih internet browser seperti Widndows Internet Explorer, Mozila Firefox, Opera dan lain sebagainya yang sudah terinstal SVG Viewer. Kemudian ketikan dimana alamat index diupload dan enter maka akan lansung menuju halaman index. Baik itu untuk localhost maupun di internet. Pada Sistem Informasi Geografis ini terdapat 6 menu diantaranya, Home, Berita, Bencana, Peta, dan About. Pada tampilan berikut ini merupakan halaman Beranda pada Sistem Informasi Geografis Pemetaan Daerah Rawan Bencana di Daerah Istimewa Yogyakarta, halaman ini adalah halaman yang pertama kali muncul dapat dilihat pada gambar 5.1.

(11)

2. Tampilan halaman berita dan fullberita

Halaman berita merupakan halaman yang menampilkan informasi berita mengenai berita profil dan berita bencana di DIY. Berikut tampilan halaman berita pada gambar 5.2 dibawah ini:

Gambar 5.2 Tampilan tampilan halaman berita 3. Tampilan halaman tips

Untuk halaman tips merupakan halaman untuk menampilkan informasi tips berserta keterangan. Tampilan halaman bencana menampilkan informasi tips dan isi tips pada bencana alam. Berikut tampilan halaman tips pada gambar 5.3 dibawah ini:

Gambar 5.3 Tampilan halaman tips 4. Tampilan halaman peta

Tampilan halaman peta merupakan halaman peta objek bencana yang tersebar di provinsi DIY, pada halaman peta user dapat melihat peta dan layer tanah longsor, gempa bumi, banjir, sungai, jalan, desa, kecamatan, provisnsi. Berikut gambar tampilan halaman peta

(12)

dan info peta pada gambar 5.4 dan gambar 5.5 dibawah ini :

Gambar 5.4 Tampilan halaman peta

Gambar 5.5 Tampilan halaman info peta 5. Tampilan halaman berita admin

Halaman berita pada admin merupakan halaman olah data berita oleh admin. Olah data admin seperti input, simpan, edit, hapus. Olah data berita di admin hanya bisa di olah oleh admin. Bagian olah data berita terdiri dari input, simpan, edit dan hapus berita. Pada halaman berita admin dapat melakukan input berita baru dan disimpan, setelah di simpan maka berita bisa ditampilkan dihalaman berita. Berikut rancangan tampilan halaman input berita pada gambar 5.6 dibawah ini

(13)

Gambar 5.6 Tampilan halaman input berita admin 6. Tampilan halaman bencana admin

Tampilan halaman bencana admin merupakan halaman olah data berita yaitu input, simpan, edit, hapus. Input data bencana hanya dapat dilakukan oleh admin. Bagian olah data bencana admin terdiri dari rancangan input, edit dan hapus. Rancangan input adalah rancangan halaman untuk input bencana. Berikut gambar tampilan input pada gambar 5.7 dibawah ini:

Gambar 5.7 Tampilan halaman input bencana KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis, perancangan dan pembuatan program aplikasi Sistem Informasi Geografis Pemetaan Daerah Rawan Bencana di Daerah Istimewa Yogyakarta.

1. Sistem informasi yang dibuat ini mampu melakukan pengolahan data berita, data gempa, data tanah longsor, data banjir, data tips, data bukutamu, data admin, dan dapat melihat pemetaan wilayah bencana di Daerah Istimewa Yogyakarta dangan beberapa layer. 2. Pembuatan Sistem Informasi Geografis ini, dengan menggunakan ArcGis, SVG, PHP,

dan SQL , sehingga terciptalah sebuah website Sistem Informasi Geografis Pemetaan Daerah Rawan Bencana di Daerah Istimewa Yogyakarta.

3. Data yang berhubungan dengan bencana akan tersimpan secara terkomputerisasi pada database sehingga terdapat cadangan penyimpanan.

(14)

Aplikasi Sistem Informasi Geografis Pemetaan Daerah Rawan Bencana di Daerah Istimewa Yogyakarta yang telah dibangun pada penelitian ini masih memiliki beberapa kekurangan yang mungkin bisa diperbaiki atau dikembangkan lagi. Berdasarkan kekurangan tersebut, maka saran – saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:

a. Belum adanya pencarian pada website SIG Pariwisata Kabupaten Bengkulu Selatan ini. Sehingga bagi para peneliti selanjutnya agar dapat menambahkan pencarian di SIG ini

b. Peta geografis yang di buat masih minim keterangan-keterangan atau layer- layer pada wilayah peta yang di buat. Untuk itu pengambangan sistem selanjutnya di harapakan bisa di buat layer yang lebih detail lagi sehingga peta akan lebih mudah dilihat, dipahami dan lengkap akan informasi yang dibutuhkan.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Purwanto, T., 2011, Peranan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam Managemen Bencana Alam, jurnal, https://andimanwno.files.wordpress.com/2011/02/sig-untuk-kebencananaan.docx, diakses tanggal 17 juni 2015

[2] Sutanta, E., 2004, Sistem Basis Data, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Gambar

Diagram  konteks  adalah  sebuah  diagram  sederhana  yang  menggambarkan  hubungan  antara  entiti  luar,  masukan  dan  keluaran,  dari  sistem
Gambar 4.2 Diagram Level 1
Gambar 4.3 Diagram level 2 input data
Tabel 4.1  Tabel admin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 4.5 Hasil Pengujian Pengiriman Data dari Perangkat Keras ke Web Server 43 Tabel 4.6 Jeda Waktu Pengiriman Antar Data yang Dikirim ....

7 (3) merekomendasikan strategi pengelolaan sumber daya perikanan Danau Tempe secara berkelanjutan dengan pemberdayaan kearifan lokal. Kedua, kajian yang lebih ditekankan

Hasil pengujian hipotesis (H3) ditemukan bahwa variabel personal selling dalam penelitian ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan nasabah tabungan Britama Bank

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kualitas website perusahaan dengan menggunakan metode webqual modifikasi yang terdiri dari tiga kategori pengukuran

92. Juara III Kategori Instruktur Merangkai Bunga, R. Andarini, LKP Cumba Citta Kota Surabaya dalam event Lomba Karya Nyata LKN) dan Lomba Karya Tulis Apresiasi

Hal ini merupakan suatu yang baik bagi pasien diabetes karena lauk hewani adalah makanan sumber protein yang berasal dari hewan yang mengandung lemak jenuh dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian LKS latihan soal terstruktur berpengaruh terhadap pemahaman konsep isomer senyawa hidrokarbon pada siswa kelompok bawah kelas XI

Beliau menjelaskan bahwa adanya persamaan reduplikasi penuh tanpa afiks antara bahasa Indonesia dan bahasa Korea, adanya persamaan reduplikasi penuh dengan perubahan fonem baik