• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. IMPLIKASI MANAJERIAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "V. IMPLIKASI MANAJERIAL"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

V. IMPLIKASI MANAJERIAL

Berdasarkan hasil penelitian hubungan penilaian kinerja dengan motivasi kerja widyaiswara pada Pusat Diklat Kehutanan, kementerian Kehutanan Bogor memiliki hubungan yang positif antara penilaian kinerja dengan motivasi kerja, sehingga diperoleh beberapa informasi bagi Pusdiklat Kehutanan Bogor dalam rangka membentuk penilaian kinerja yang lebih efektif dan efesien agar dapat meningkatkan motivasi kerja pegawai. Informasi ini diperoleh dari hasil rataan skor dan uji korelasi Rank Spearman.

Pada tujuan penilaian kinerja diperoleh total rataan skor sebesar 3,67 dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan penilaian kinerja pada Pusdiklat Kehutanan Bogor telah dilaksanakan dengan baik, sehingga hasil penilaian kinerja tersebut sudah dapat dimanfaatkan. Namun instansi perlu untuk lebih intensif dalam menyadarkan pegawainya akan tujuan dari penilaian kinerja yang dilaksanakan. Penjelasan tujuan penilaian kinerja kepada pegawai dilakukan pada saat akan melaksanakan penilaian kinerja sehingga tujuan penilaian kinerja untuk meningkatkan prestasi bisa tercapai.

Waktu penilaian kinerja diperoleh total rataan skor sebesar 3,83 dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan penilaian kinerja pada Pusdiklat Kehutanan Bogor telah dilaksanakan dengan baik, sehingga hasil penilaian kinerja tersebut sudah dapat dimanfaatkan. Namun atasan selaku penilai hendaknya memantau kinerja pegawainya setiap waktu, bukan hanya pada saat penilaian kinerja dilaksanakan.

Pada prosedur penilaian kinerja diperoleh total rataan sebesar 3,41 hal ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan penilaian kinerja pada Pusdiklat Kehutanan Bogor telah dilaksanakan dengan baik, sehingga hasil penilaian kinerja tersebut sudah dapat dimanfaatkan. Instansi hendaknya melakukan analisis jabatan dengan lebih baik yang mendalam sehingga penilaian kinerja dapat disesuaikan dengan uraian jabatan yang ada dan pada akhirnya dapat menilai seluruh jabatan dengan baik. Analisis dapat dilakukan secara menyeluruh dengan mempertimbangkan uraian dan spesifikasi pekerjaan yang sedang digunakan.

(2)

Pada metode penilaian kinerja diperoleh total rataan sebesar 3,82 dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan penilaian kinerja pada Pusdiklat Kehutanan Bogor telah dilaksanakan dengan baik, sehingga hasil penilaian kinerja tersebut sudah dapat dimanfaatkan. Penilaian suatu kinerja terhadap para pegawai mempunyai kriteria tertentu yang dijadikan suatu patokan dalam proses penilaiannya. Metode penilaian kinerja yang digunakan instansi hendaknya mempertimbangankan maksud dari penilaian kinerja. Hal tersebut dapat dilakukan salah satunya dengan kriteria penilaian yang mewakili setiap kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing pegawai. Untuk menjaga akuntabilitas pegawai, kepada pegawai diwajibkan menyampaikan hasil laporan pelaksanaan tugas atau kegiatan yang telah dilakukan pada setiap semester.

Pada implementasi penilaian kinerja diperoleh total rataan sebesar 3,35 dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan penilaian kinerja pada Pusdiklat Kehutanan Bogor telah dilaksanakan dengan kurang baik, sehingga hasil penilaian kinerja tersebut belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Agar nilai implementasi penilaian kinerja yang lebih baik dari proses penilaian kinerja dapat dijadikan umpan balik atau menggunakan komunikasi dua arah antara penilai dan pegawai mengenai kinerja bagi pegawai. Proses penilaian dapat dilakukan melalui tatap muka atau diskusi tentang hal-hal penilaian kinerja sehingga dapat menyentuh hal-hal pokok yang dapat memuaskan bagi yang dinilai.

Pada implementasi analisis pegawai tentang motivasi kerja diperoleh total rataan sebesar 3,56 apat disimpulkan bahwa motivasi pegawai baik. Namun Pusat Diklat Kehutanan harus senantiasa memotivasi pegawai dengan memperhatikan motif dan kebutuhan agar dapat berguna untuk peningkatan kinerja pegawai. Selain itu instansi perlu melengkapi sarana dan prasarana kerja agar pegawai dapat meningkatkan kinerjanya secara optimal.

Berdasarkan hasil uji korelasi Rank Sperman dapat ditarik kesimpulan bahwa penilaian kinerja yang diterapkan Pusdiklat merupakan salah satu faktor yang membuat pegawai senang pada pekerjaan mereka sekarang, sehingga pegawai dapat termotivasi untuk bekerja. Hal ini ditunjukkan dengan nilai korelasi Rank Sperman sebesar 1 (kategori korelasi paling kuat) sedangkan penilaian kinerja dengan motivasi kerja yang mempunyai kategori korelasi rendah sebesar

(3)

0,230. Hubungan korelasi yang rendah hendaknya menjadi input atau perhatian bagi Pusat Diklat Kehutanan untuk lebih memperhatikan metode penilaian kinerja. Sistem dan prosedur kinerja hendaknya dievaluasi setiap tahun oleh tim penilai yang dibentuk oleh instansi untuk menangani sistem penilaian kinerja yang diberlakukan.

Implikasi manajerial berdasarkan data dan fakta hasil penelitian hubungan penilaian kinerja dengan motivasi kerja widyaiswara pada Pusat Diklat Kehutanan, kementerian Kehutanan Bogor, dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Perencanaan

Pusat Diklat Kehutanan merupakan instansi pendukung Kementerian Kehutanan dalam menyediakan sumberdaya manusia kehutanan guna menjalankan tugas-tugas pembangunan kehutanan. Untuk itu Pusat Diklat Kehutanan telah membuat program-program dan rencana stratejik untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia kehutanan, antara lain melalui pendidikan dan pelatihan diberbagai bidang kehutanan. Untuk melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan di bidang kehutanan diperlukan tenaga-tenaga widyaiswara (pengajar) yang handal serta didukung dengan dana yang memadai. Oleh karenanya Pusat Diklat Kehutanan perlu membuat rencana pembinaan dan pengembangan widyaiswara sesuai dengan beban tugas dan tuntutan pembangunan kehutanan. Pembinaan dan pengembangan widyaiswara yaitu memberi kesempatan mengikuti pendidikan yang lebih tinggi, mengikut sertakan dalam berbagai diklat, seminar, workshop, magang dan lain-lain baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Sesuai dengan temuan dari skripsi ini, Pusat Diklat Kehutanan seharusnya perlu merencanakan jumlah dan kualifikasi widyaiswara sesuai dengan bidang-bidang tugas Kementerian Kehutanan serta mengusulkan anggaran sesuai yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan kegiatan diklat-diklat kehutanan.

2. Pengorganisasian

Pusat Diklat Kehutanan secara struktur berada dibawah Sekretaris Jenderal Kementerian Kehutanan. Organisasi Pusat Diklat Kehutanan terdiri dari jabatan struktural dan jabatan fungsional. Jabatan struktural yang ada pada Pusat Diklat Kehutanan terdiri dari bidang program dan evaluasi, bidang penyelenggaraan

(4)

diklat serta bagian tata usaha. Di bawah bidang maupun bagian memiliki beberapa seksi dan dibawah memiliki beberapa staf non struktural. Sedangkan widyaiswara merupakan kelompok jabatan fungsional yang secara struktur memiliki fungsi untuk mengajar dan melatih peserta diklat serta bertanggung jawab kepada Kepala Pusat Diklat Kehutanan. Kelompok jabatan widyaiswara yang memiliki beberapa bidang spesialisasi sesuai dengan bidang-bidang pembangunan kehutanan. Secara organisasi, Pusat Diklat Kehutanan sudah cukup memadai untuk menjalankan tugas dan fungsinya untuk menyediakan sumberdaya manusia kehutanan guna mendukung pembangunan kehutanan. Dalam rangka membantu kelancaran pelaksanaan tugas widyaiswara perlu diadakan unit pelayanan administrasi kegiatan widyaiswara.

3. Pelaksanaan

Sesuai dengan tugas dan fungsi Pusat Diklat Kehutanan, maka Pusat Diklat Kehutanan menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan pelatihan kehutanan sesuai yang telah direncakanan. Sebagai ujung tombak pelaksanaan kegiatan diklat yaitu para widyaiswara. Dalam pelaksanaan diklat kehutanan, para widyaiswara harus memiliki kemampuan mengajar dan melatih yang profesional serta memiliki kemampuan teknis dan wawasan bidang kehutanan yang memadai. Untuk menghasilkan lulusan diklat yang memadai harus didukung pendanaan yang cukup, penyedian sarana dan prasarana, fasilitas yang memadai serta prosedur kerja dan iklim kerja yang kondusif. Sebagai tambahan saat ini Pusat Diklat Kehutanan sedang menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 tahun 2008. Ketersediaan dana, sarana dan prasarana serta fasilitas untuk mendukung pelaksanaan kegiatan diklat-diklat di Pusat Diklat Kehutanan saat ini cukup memadai. Demikian pula prosedur kerja sudah ada yaitu berupa petunjuk pelaksanaan maupun petunjuk teknis kegiatan pelaksanaan diklat kehutanan. Namun demikian penilaian kinerja harus selalu dilaksanakan secara efektif untuk menjaga motivasi kerja dan hasil kerja yang memadai. Prosedur penilaian kinerja saat ini sudah baik dengan adanya pedoman penilaian kinerja dan petunjuk penilaian angka kredit bagi widyaiswara. Metoda penilaian kinerja ada yang masih perlu penyempurnaan yaitu perlu adanya komunikasi dua arah antara tim penilaia dengan pegawai

(5)

yang dinilai. Walaupun sarana dan prasarana untuk kegiatan diklat sudah cukup baik, namun masih perlu ditingkatkan baik dari segi kualitas maupun jumlahnya untuk mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

4. Pengendalian

Mencegah dan menanggulangi terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan kegiatan diklat kehutanan, maka perlu diadakan kegiatan pengendalian. Kegiatan pengendalian ini juga diperlukan dalam rangka menjaga mutu lulusan diklat kehutanan tetap baik. Pihak pimpinan Pusat Diklat Kehutanan harus melakukan kegiatan pengendalian secara ketat. Dalam pelaksanaan kegiatan diklat kehutanan selalu diadakan monitoring dan evaluasi. Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan secara periodik (mingguan dan bulanan) maupun sesuai dengan pelaksanaan kegiatan diklat. Hasil monitoring dan evaluasi ini ditulis dalam bentuk laporan pelaksanaan kegiatan diklat kehutanan. Berdasarkan hasil laporan, pimpinan Pusat Diklat Kehutanan perlu mengambil langkah keputusan untuk memperbaiki dan menyempurnakan pelaksanaan diklat, sehingga diperoleh mutu lulusan diklat yang sesuai harapan serta pelaksanaan diklat yang memuaskan peserta diklat. Pelaksanaan dan pengawasan penyelenggaraan diklat kehutanan oleh pimpinan saat ini dirasakan sudah memadai, sehingga penyimpangan dalam penggunaan anggaran sangat sedikit dan hasil evaluasi pelaksanaan diklat umumnya memberikan hasil yang baik.

Referensi

Dokumen terkait

bahwa dalam rangka melestarikan keanekaragaman hayati, memanfaatkan setiap unsurnya secara berkelanjutan, dan meningkatkan kerja sama internasional di bidang ilmu pengetahuan

tidak dapat menghadiri Rapat, ia dapat menunjuk seorang anggota lain dari Dewan Komisaris untuk mewakilinya dalam menghadiri Rapat berdasarkan surat kuasa khusus yang

Metode difusi agar yang digunakan pada penelitian ini adalah metode difusi agar dengan cara meletakkan silinder cup pada media agar yang telah diinokulasi jamur

munikasi yang semakin terbuka dan teknologi yang canggih di era globalisasi ternyata tidak selalu mampu dimanfaatkan untuk mengejar kepentingan dan kesenan- gan

Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran yang terdiri atas angka pasti dan angka taksiran.. Jumlah angka penting yang ditulis menunjukkan

Memungkinkan Anda untuk mengaktifkan atau menonaktifkan peringatan pengaturan sistem (BIOS) saat menggunakan adaptor daya tertentu. Pengaturan Bawaan: Enable Adapter Warnings

Hal tersebut mengindikasikan bahwa isolat SlNPV kompatibel dengan isolat HaNPV, sehingga apabila dikombinasikan, kedua isolat dapat digunakan untuk mengendalikan ulat grayak dan

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh variasi lama perebusan dan kombinasi daun sirsak (Annona muricata) dengan kulit buah naga (Hylocereus costaricensis)