• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA SIMANGALAM KECAMATAN KUALUH SELATAN KABUPATEN LABUHANBATU UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA SIMANGALAM KECAMATAN KUALUH SELATAN KABUPATEN LABUHANBATU UTARA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

113

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA SIMANGALAM KECAMATAN KUALUH SELATAN KABUPATEN LABUHANBATU UTARA

1HENNY ARWINA BANGUN, 2DONAL NABABAN, 3EVAWANI MARTALENA UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

1hennyarwina@gmail.com

ABSTRACT

Most nutritional problems in Indonesia include less nutrition or that include an unbalanced array of dishes as well as overall consumption that does not provide adequate body requirements. Toddler (1-5 years) is the age group most often suffer from malnutrition or is one of the vulnerable community groups. Research aims to determine the factors that affect the nutritional status of toddlers in the village of Simangalam District Kualuh Selatan South regency of North Labuhanbatu. Types of analytical research with cross sectional. The population is a mother who has children aged 12-59 months in Simangalam village for 230 people. Samples using purposive sampling is 70 mothers who have toddlers with age 12-59 months. The results of the study are known to influence the historical factors of infectious diseases (P = 0,000), maternal work (P = 0,004), number of children (P = 0,000), family income (P = 0,000), maternal knowledge (P = 0,000) and parenting children (P = 0,000) to the nutritional status of children in the village of Simangalam subdistrict Kualuh Selatan Regency. In advice for health workers through POSYANDU activities to improve health counseling, especially about balanced nutrition and foster patterns for toddlers who experience poor nutrition and malnutrition.

Keywords : Nutritional Status, Toddler Children

PENDAHULUAN

Balita termasuk kelompok yang rentan gizi di suatu kelompok masyarakatdimana masa itu merupakan masa peralihan antara saat disapih dan mulai mengikuti pola makan orang dewasa. Pemantauan tumbuh kembang balita sangat penting dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan pertumbuhan balita sejak dini, dengan cara melakukan pengukuran berat badan sebagai cara terbaik untuk menilai status gizi balita tiap bulannya sehingga tumbuh kembang anak akan terpantau (Husnul, 2016). Gizi merupakan bagian penting dari kesehatan dan pembangunan.Gizi yang baik terkait dengan peningkatan kesehatan bayi, anak dan juga kesehatan ibu, sistem imunitas yang lebih kuat, kehamilan dan persalinan yang lebih aman, resiko terhadap penyakit tidak menular juga rendah.Di negara berkembang, proporsi anak balita yang berat badannya 18 persen pada tahun 2010. Kemajuan dalam pemantauan gizi anak tercatat di semua wilayah di mana data pembanding yang tersedia, tetapi tidak cukup untuk mencapai target global pada tahun 2015.Upaya berkelanjutan diperlukan untuk mengurangi kesenjangan berkaitan dengan perbedaan perkotaan-pedesaan dan kemiskinan, antara faktor-faktor lainnya. Perbedaan paling besar dilihat di Asia Selatan, di mana prevalensi kekurangan gizi pada kategori termiskin rumah tangga adalah 2,8 kali dari anak-anak dari terkaya 20 persen (WHO, 2012). Menurut Kementerian Kesehatan RI (2016) bahwa persentase balita usia 24-59 bulan pada Tahun 2015 menurut status gizi dengan indeks BB/U di Sumatera Utara bahwa balita yang gizi buruk sebanyak 5%, gizi kurang 14,5%, gizi baik 78,8%, gizi lebih 1,7% dan gizi kurang di tambah gizi buruk 19,5% sedangkan Kabupaten Labuhan Batu Utara persentase status gizi balita 0-59 bulanberdasarkan indeks BB/U Tahun 2015 bahwa gizi buruk sebanyak 6,4%, gizi kurang 18,5%, gizi baik 72,4%, gizi lebih 2,7% dan gizi kurang di tambah buruk 24,8%. Masalah gizi di Indonesia yang terbanyak meliputi gizi kurang atau yang mencakup susunan hidangan yang tidak seimbang maupun konsumsi keseluruhan yang tidak mencukupi kebutuhan badan.Balita (1-5 Tahun) merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat kekurangan gizi atau termasuk salah satu kelompok masyarakat yang rentan gizi (Djaeni, 2010). Pola asuh merupakan kemampuan keluarga dan masyarakat untuk menyediakn waktu, perhatian, dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh kembang dengan sebaik-baiknya secara fisik, mental dn sosial. Pengasuhan merupakan faktor yang sangat erat kaitannya dengan pertumbuhan daan perkembangan anak usia

(2)

114

berusia di bawah lima tahun. Masa anak usia 1-5 tahun (balita) adalah masa dimana anak masih sangat membutuhkan suplai makanan dan gizi dalam jumlah yang memadai. Pada masa ini juga anak-anak masih sangat tergantung pada perawatan dan pengasuhan ibunya. Makanan anak balita tergantung dan apa yang diberikan oleh ibunya atau orang lain yang mengasuhnya. Maka dalam rangka meningkatkan status gizi anak balita pengetahuan gizi dan kesehatan merupakan salah satu faktor penting dan harus dimiliki oleh ibu sebagai orang yang mempunyai peranan besar dalam menentukan konsumsi makanan anaknya (Noerkhan, 2010). Faktor pola asuh eratkaitannya dengan pertumbuhan danperkembangan anak balita. Masa anak usiabalita adalah masa di mana anak masih sangatmembutuhkan suplai makanan dan gizi dalam jumlah yang cukup memadai. Kekurangan gizi pada masa ini dapat menyebabkan gangguantumbuh kembang secara fisik, mental, social dan intelektual yang sifatnya menetap dan dibawa terus sampai dewasa. Masa anak usia12-59 bulan (balita) masa yang masih tergantung pada perawatan danpengasuhan ibunya. Oleh karena itu pengasuh kesehatan dan makanan pada tahun pertama kehidupan sangat penting untuk perkembangan anak (Rolavensi, 2011). Data di Desa Simangalam Kecamatan Kualuh Selatan bahwa pada 2019 terdapat 230 balita yang mengalami gizi kurang 1 balita dan gizi buruk 3 balita. Berdasarkan studi pendahuluan terhadap 10 ibu balita di Desa Simangalam pada bulan Desember 2019 menunjukkan bahwa 2 ibu balita tidak bekerja hanya sebagai ibu rumah tangga, 2 ibu bekerja sebagai karyawan swasta dan 6 ibu sebagai wiraswasta. Dengan sibuk bekerja (lama bekerja 8 jam) maka untuk mengasuh anak diperlukan tenaga pengasuh dan memang disana banyak keluarga yang menggunakan jasa pengasuh untuk mengasuh anaknya, padahal belum tentu anak nyaman bila tidak diasuh oleh ibu kandung sendiri. Dari 10 ibu terdapat 7 ibu yang kurang mengetahui tentang gizi mengatakan jarang memberikan makanan yang bervariasi untuk balita dari pagi sampai sore, 3 ibu mengatakan sering menambahkan MSG pada makanan yang dibuat untuk anak balita, 2 ibu mengatakan jarang memberikan anaknya makan 3 kali sehari dan 2 ibu mengatakan jarang memberikan buah pada balitanya. Berbagai upaya untuk menanggulangi masalah gizi juga sudah dilakukan oleh petugas kesehatan dan kader setempat yang ada di Desa Simangalam Kecamatan Kualuh Selatan seperti memberikan makanan tambahan dan penyuluhan gizi. Namun tampaknya upaya-upaya tersebut belum efektif untuk mengatasi permasalahan gizi pada balita. Berdasarkan latar belakang, penulis tertarik meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi anak balita di Desa Simangalam Kecamatan Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2020.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan desain penelitian cross sectional untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi anak balita di Desa Simangalam Kecamatan Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2020. Lokasi penelitian dilaksanakan di Desa Simangalam Kecamatan Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan bulan Mei Tahun 2020. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak balita dengan usia 12-59 bulan yang bertempat tinggal di Desa Simangalam Kecamatan Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara sebanyak 230 orang. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel dilakukan dengan Teknik purposive sampling yaitu 70 ibu yang memiliki anak balita dengan usia 12-59 bulan. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat dan analisis bivariat

HASIL PENELITIAN Analisis Univariat Karakteristik Balita Umur Balita

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Umur Balita Di Desa Simangalam Kecamatan Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara

No. Umur Frekuensi Persentase (%)

1. 1-3 Tahun 58 82,9 2. 4-5 Tahun 12 17,1 Jumlah 70 100,0

(3)

115

Jenis Kelamin Balita

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Balita Di Desa Simangalam Kecamatan Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara

No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

1. Laki-Laki 21 30,0 2. Perempuan 49 70,0 Jumlah 70 100,0

Status Gizi Balita

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Status Gizi Balita Di Desa Simangalam Kecamatan Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara

No. Status Gizi Frekuensi Persentase (%)

1. Gizi Buruk 1 1,4 2. Gizi Kurang 7 10,0 3. Gizi Baik 45 64,3 4. Gizi Lebih 17 24,3 Jumlah 70 100,0

Riwayat Penyakit Infeksi Balita

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Riwayat Penyakit Infeksi Balita Di Desa Simangalam Kecamatan Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara

No. Riwayat Penyakit Infeksi Frekuensi Persentase (%)

1. Ada 20 28,6

2. Tidak 50 71,4

Jumlah 70 100,0

Pengetahuan Ibu Balita

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Balita Di Desa Simangalam Kecamatan Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara

No. Pengetahuan Ibu Balita Frekuensi Persentase (%)

1. Baik 48 68,6

2. Kurang Baik 22 31,4 Jumlah 70 100,0

Jawaban Responden Tentang Pengetahuan Ibu Balita

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Jawaban Pengetahuan Ibu Balita Di Desa Simangalam Kecamatan Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara

No Materi Benar Salah Total

f % f % f %

1. Menimbang berat badan bayi dan balita 45 64,3 25 35,7 70 100 2. Tujuan penimbangan berat badan secara

teratur 48 68,6 22 31,4 70 100 3. Menilai bayi dan balita anda cukup gizinya 34 48,6 36 51,4 70 100

(4)

116

4. Makanan yang terbaik bagi bayi 43 61,4 27 38,6 70 100 5. Pengertian ASI ekslusif 44 62,9 26 37,1 70 100 6. Keunggulan ASI 36 51,4 34 48,6 70 100 7. Menu makanan yang paling bergizi 41 58,6 29 41,4 70 100 8. Garam yang baik untuk di konsumsi 47 67,1 23 32,9 70 100 9. Tanda-tanda anak kurang gizi 54 77,1 16 22,9 70 100 10. Vitamin yang diberikan pada bayi 50 71,4 20 28,6 70 100

Pola Asuh Anak Balita

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Pola Asuh Anak Balita Di Desa Simangalam Kecamatan Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara

No. Pola Asuh Anak Frekuensi Persentase (%)

1. Baik 48 68,6

2. Kurang Baik 22 31,4 Jumlah 70 100,0

Pola Asuh Makan Balita

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Pola Asuh Makan Balita Di Desa Simangalam Kecamatan Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara

No. Pola Asuh Makan Frekuensi Persentase (%)

1. Baik 50 71,4

2. Kurang Baik 20 28,6 Jumlah 70 100,0

Jawaban Ibu Balita tentang Pola Asuh Makan Balita

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Jawaban Ibu Balita tentang Pola Asuh Makan Balita Di Desa Simangalam Kecamatan Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara

No Materi Ya Tidak Total

f % f % f %

1. Ibu sudah memperkenalkan makanan dewasa kepada anak

45 64,3 25 35,7 70 100 2. Ibu memberikan anak makan 3 x sehari 47 67,1 23 32,9 70 100 3. bu selalu menyajikan makanan terdiri

dari nasi, lauk pauk, sayur, buah dan makanan selingan

41 58,6 29 41,4 70 100

4. Porsi makanan yang ibu berikan kepada anak setiap kali makan yaitu kira-kira 1/3-1/2 porsi dewasa yang terdiri dari nasi, lauk, sayur, dan buah

56 80,0 14 20,0 70 100

5. Bila anak tidak mau makan ibu membujuk anak dengan sabar sambil mengajak bermain dan menyuapinya sedikit-sedikit sampai makanannya habis

47 67,1 23 32,9 70 100

6. Makanan selalu dihabiskan anak 43 61,4 27 38,6 70 100 7. Makanan yang diberikan telah memenuhi 48 68,6 22 31,4 70 100

(5)

117 4 sehat 5 sempurna

8. Ibu masih memberikan ASI kepada anak

balita 47 67,1 23 32,9 70 100 9. Ibu memberikan susu formula (3 gelas

sehari) 47 67,1 23 32,9 70 100 10. Ibu memberikan makanan selingan 2 x

sehari 50 71,4 20 28,6 70 100

Pola Asuh Perawatan Kesehatan

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Pola Asuh Perawatan Kesehatan Di Desa Simangalam Kecamatan Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara

No. Pola Asuh Perawatan Kesehatan Frekuensi Persentase (%)

1. Baik 49 70,0

2. Kurang Baik 21 30,0 Jumlah 70 100,0

Jawaban Ibu Balita tentang Pola Asuh Perawatan Kesehatan

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Jawaban Ibu Balita tentang Pola Asuh Perawatan Kesehatan Di Desa Simangalam Kecamatan Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara

No Materi Ya Tidak Total

f % f % F %

1. Ibu memandikan anak 2 x sehari 40 57,1 30 42,9 70 100 2. Ibu selalu menggosok gigi anak setiap hari 43 61,4 27 38,6 70 100 3. Ibu selalu memotong kuku anak secara teratur 49 70,0 21 30,0 70 100 4. Ibu selalu mengganti pakaian anak jika kotor 41 58,6 29 41,4 70 100 5. Jika anak hendak buang air/besar ibu selalu

membawa anak ke jamban 42 60,0 28 40,0 70 100 6. Ibu selalu membuang sampah ke tempat

pembuangan sampah serta membakarnya untuk menghindarkan pencemaran

51 72,9 19 27,1 70 100

7. Ibu selalu membersihkan tempat tidur anak 43 61,4 27 38,6 70 100 8. Jika anak bermain di luar rumah, ibu/keluarga

selalu menyuruh anak memakai alas kaki 46 65,7 24 34,3 70 100 9. Ibu membiasakan anak mencuci tangan dengan

sabun sebelum makan 49 70,0 21 30,0 70 100 10. Jika anak sakit ibu membawa anak berobat ke

Puskesmas atau kedokter

48 68,6 22 31,4 70 100 11. Ibu membawa anak ke Posyandu setiap bulan 43 61,4 27 38,6 70 100 12. Anak balita ibu memilki KMS 51 72,9 19 27,1 70 100 13. Anak balita ibu lengkap immunisasinya 43 61,4 27 38,6 70 100 14. Anak usia 1-5 tahun mempunyai rasa ingin tahu

yang lebih tinggi untuk itu ibu sebaiknya memiliki keterampilan yang baik dalam mengolah makan

51 72,9 19 27,1 70 100

15. Ibu menyediakan makanan dengan menarik agar

(6)

118

Analisis Bivariat

Pengaruh Faktor Riwayat Penyakit Infeksi Terhadap Status Gizi Anak Balita

Tabel 12. Distribusi Tabulasi Silang Pengaruh Faktor Riwayat Penyakit Infeksi Terhadap Status Gizi Anak Balita Di Desa Simangalam Kecamatan Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara

No Penyakit Riwayat Infeksi

Status Gizi Jumlah p value

Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih

f % f % f % f % f % 0,000 1 Ada 1 5,0 7 35,0 7 35,0 5 25,0 20 100

2 Tidak 0 0 0 0 38 76,0 12 24,0 50 100 Jumlah 1 5,0 7 10,0 45 64,3 17 24,3 70 100

Pengaruh Faktor Pekerjaan Ibu Terhadap Status Gizi Anak Balita

Tabel 13. Distribusi Tabulasi Silang Pengaruh Faktor Pekerjaan Ibu Terhadap Status Gizi Anak Balita Di Desa Simangalam Kecamatan Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara

No Pekerjaan Ibu

Status Gizi Jumlah p value

Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih

f % f % f % f % f % 0,004 1 Bekerja 1 2,9 0 0 20 58,8 13 38,2 34 100

2 Tidak

bekerja 0 0 7 19,4 25 69,4 4 11,1 36 100 Jumlah 1 1,4 7 10,0 45 64,3 17 24,3 70 100

Pengaruh Faktor Jumlah Anak Terhadap Status Gizi Anak Balita

Tabel 14. Distribusi Tabulasi Silang Pengaruh Faktor Jumlah Anak Terhadap Status Gizi Anak Balita Di Desa Simangalam Kecamatan Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara

No Jumlah Anak

Status Gizi Jumlah p value

Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih

f % f % f % f % f % 0,000 1 ≤ 2 orang 1 3,7 0 0 26 96,3 0 0 27 100

2 > 2 orang 0 0 7 16,3 19 44,2 17 39,5 43 100 Jumlah 1 1,4 7 10,0 45 64,3 17 24,3 70 100

Pengaruh Faktor Penghasilan Keluarga Terhadap Status Gizi Anak Balita

Tabel 15. Distribusi Tabulasi Silang Pengaruh Faktor Penghasilan Keluarga Terhadap Status Gizi Anak Balita Di Desa Simangalam Kecamatan Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara

No Penghasilan Keluarga

Status Gizi Jumlah p value

Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih

f % f % f % f % f % 0,000 1 < UMR 1 3,3 7 23,3 21 70,0 1 3,3 30 100

2 > UMR 0 0 0 0 24 60,0 16 40,0 40 100 Jumlah 1 1,4 7 10,0 45 64,3 17 24,3 70 100

(7)

119

Pengaruh Faktor Pengetahuan Ibu Terhadap Status Gizi Anak Balita

Tabel 16. Distribusi Tabulasi Silang Pengaruh Faktor Pengetahuan Ibu Terhadap Status Gizi Anak Balita Di Desa Simangalam Kecamatan Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara

No Pengetahuan Ibu

Status Gizi Jumlah p value

Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih

f % f % f % f % f % 0,000 1 Baik 0 0 0 0 42 87,5 6 12,5 48 100

2 Kurang Baik 1 4,5 7 31,8 3 13,6 11 50,0 22 100 Jumlah 1 1,4 7 10,0 45 64,3 17 24,3 70 100

Pengaruh Faktor Pola Asuh Anak Balita Terhadap Status Gizi Anak Balita

Tabel 17. Distribusi Tabulasi Silang Pengaruh Faktor Pola Asuh Anak Balita Terhadap Status Gizi Anak Balita Di Desa Simangalam Kecamatan Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara

No Anak Balita Pola Asuh

Status Gizi Jumlah p value

Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih

f % f % f % f % f % 0,000 1 Baik 0 0 0 0 38 79,2 10 20,8 48 100

2 Kurang Baik 1 4,5 7 31,8 7 31,8 7 31,8 22 100 Jumlah 1 1,4 7 10,0 45 64,3 17 24,3 70 100

PEMBAHASAN

Faktor Riwayat Penyakit Infeksi Terhadap Status Gizi Anak Balita

Hasil penelitian bahwa faktor riwayat penyakit infeksimayoritas dengan kategori tidak yaitu 50 orang (100%) terhadap status gizi anak balita dengan kategori gizi baik yaitu 38 orang (76,0%) dan gizi lebih yaitu 12 orang (24,0%). Berdasarkan hasil uji

chi square dengan nilai signifikansi yaitu 0,000 < 0,05, maka ada pengaruhfaktor riwayat penyakit infeksi terhadap status gizi

anak balita di Desa Simangalam Kecamatan Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara.

Faktor Pekerjaan Ibu Terhadap Status Gizi Anak Balita

Hasil penelitian bahwa faktor pekerjaan ibu mayoritas dengan kategori tidak bekerja yaitu 36 orang (100%) terhadap status gizi anak balita dengan kategori gizi kurang yaitu 7 orang (19,4%), gizi baik yaitu 25 orang (69,4%) dan gizi lebih yaitu 4 orang (11,1%). Berdasarkan hasil uji chi square dengan nilai signifikansi yaitu 0,004< 0,05, maka ada pengaruhfaktor pekerjaan ibu terhadap status gizi anak balita di Desa Simangalam Kecamatan Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara.

Faktor Jumlah Anak Terhadap Status Gizi Anak Balita

Hasil penelitian bahwa faktor jumlah anak mayoritas dengan kategori > 2 orang yaitu 43 orang (100%) terhadap status gizi anak balita dengan kategori gizi kurang yaitu 7 orang (16,3%), gizi baik yaitu 19 orang (44,2%) dan gizi lebih yaitu 17 orang (39,5%). Berdasarkan hasil uji chi square dengan nilai signifikansi yaitu 0,000< 0,05, maka ada pengaruhfaktor jumlah anak terhadap status gizi anak balita di Desa Simangalam Kecamatan Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara.

Faktor Penghasilan Keluarga Terhadap Status Gizi Anak Balita

Hasil penelitian bahwafaktor penghasilan keluargamayoritas dengan kategori > UMR yaitu 40 orang (100%) terhadap status gizi anak balita dengan kategori gizi baik yaitu 24 orang (60,0%) dan gizi lebih yaitu 16 orang (40,0%). Berdasarkan hasil uji

(8)

120

chi square dengan nilai signifikansi yaitu 0,000< 0,05, maka ada pengaruhfaktor penghasilan keluargaterhadap status gizi

anak balita di Desa Simangalam Kecamatan Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara.

Faktor Pengetahuan Ibu Terhadap Status Gizi Anak Balita

Hasil penelitian bahwafaktor pengetahuan ibu mayoritas dengan kategori baik yaitu 48 orang (100%) terhadap status gizi anak balita dengan kategori gizi baik yaitu 42 orang (87,6%) dan gizi lebih yaitu 6 orang (12,5%). Berdasarkan hasil uji chi

square dengan nilai signifikansi yaitu 0,000< 0,05, maka ada pengaruhfaktor pengetahuan ibu terhadap status gizi anak

balita di Desa Simangalam Kecamatan Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara.

Faktor Pola Asuh Anak Balita Terhadap Status Gizi Anak Balita

Hasil penelitian bahwa faktor pola asuh anak balita mayoritas dengan kategori baik yaitu 48 orang (100%) terhadap status gizi anak balita dengan kategori gizi baik yaitu 38 orang (79,2%) dan gizi lebih yaitu 10 orang (20,8%). Berdasarkan hasil uji

chi square dengan nilai signifikansi yaitu 0,000< 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulannya ada pengaruhfaktor

pola asuh anak balita terhadap status gizi anak balita di Desa Simangalam Kecamatan Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Ada pengaruh faktor riwayat penyakit infeksi terhadap status gizi anak balita di Desa Simangalam Kecamatan Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara, dengan nilai signifikansi yaitu 0,000 < 0,05.

2. Ada pengaruh faktor pekerjaan ibu terhadap status gizi anak balita di Desa Simangalam Kecamatan Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara, dengan nilai signifikansi yaitu 0,004 < 0,05.

3. Ada pengaruh faktor jumlah anak terhadap status gizi anak balita di Desa Simangalam Kecamatan Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara, dengan nilai signifikansi yaitu 0,000 < 0,05.

4. Ada pengaruh faktor penghasilan keluargaterhadap status gizi anak balita di Desa Simangalam Kecamatan Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara, dengan nilai signifikansi yaitu 0,000 < 0,05.

5. Ada pengaruh faktor pengetahuan ibu terhadap status gizi anak balita di Desa Simangalam Kecamatan Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara, dengan nilai signifikansi yaitu 0,000 < 0,05.

6. Ada pengaruh faktor pola asuh anak balita terhadap status gizi anak balita di Desa Simangalam Kecamatan Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2017 dengan nilai signifikansi yaitu 0,000 < 0,05.

Saran

Adapun saran dalam penelitian ini, berdasarkan dari hasil penelitian, yaitu : 1. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Utara

Hasil penelitian sebagai bahan masukan Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Utara dalam pemantauan status gizi anak balita terutama di Desa Simangalam Kecamatan Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara dan mengatasi gizi kurang dan gizi buruk anak balita melalui pogram gizi anak balita.

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Diharapkan kepada tenaga kesehatan meningkatkan kunjungan ibu balita datang ke posyandu secara aktif dengan persiapan pra hari H, hari H dan pasca pelaksanaan posyandu dan meningkatkan kegiatan penyuluhan kesehatan terutama tentang gizi seimbang dan pola asuh balita terutama anak balita yang mengalami gizi kurang dan gizi buruk. 3. Bagi Peneliti Lanjut

Sebagai masukan dan tambahan informasi bagi peneliti berikutnya yang akan melakukan penelitian dalam ruang lingkup yang sama.

(9)

121

DAFTAR PUSTAKA

Adriani dan Wirjatmadi. 2012. Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan, Kencana, Jakarta. Almatsier, S., 2014.Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Anoraga, Pandji, 2010. Psikologi Kerja. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Arisman. 2011. Gizi Dalam Daur Kehidupan. EGC. Jakarta.

Arikunto,S. 2013. Prosedur Penelitan Satuan Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta. Atikah, Siti 2013.Gizi Untuk Kebidanan, Nuha Medika, Yogyakarta.

Depkes RI, 2010. Rencana Aksi Pangan dan Gizi Nasional, Jakarta.

Direktorat Gizi Masyarakat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI, 2016. Buku SakuPemantauan

Status Gizi danIndikator Kinerja GiziTahun 2015.gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/ FINAL_hasil_PSG_2015.pdf. Diakses tanggal 15 Mare 2020.

Djaeni, Achmad, 2010. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi. Dian Rakyat, Jakarta.

Husnul Fatah Noor Shulhaeni, 2016. Hubungan Antara Pendidikan orang Tua dan Status GiziBalita di Desangargosari

Kecamatan SamigaluhKabupaten Kulon Progo Yogyakarta.eprints.ums.ac.id/43895/1/ Naskah%20Publikasi.pdf..Diakses

tanggal 20 Maret 2020.

Indah Jayani, 2014. Hubungan Antara Penyakit Infeksi Dengan Status Gizi Pada Balita di Puskesmas Jambon

Kecamatan Jambon Kabupaten Ponorogo.jurnal.unik-kediri.ac.id/wp-content/uploads/2015/03/jurnal-gizi-inda.pdf. Diakses

tanggal 8 April 2020.

Juraidi, 2016.UMK Labura 2017 Rp 2.251 Juta.www.antarasumut.com/ berita/162457/umk-labura-2019-rp2251-juta.Diakses tanggal 12 Februari 2020.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia., 2011. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1995/MENKES/SK/ XII/2010StandarAntropometri Penilaian Status Gizi Anak.Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia Direktorat Jenderal Bina Gizi Dan Kesehatan Ibu dan Anak.

Khomsan, Ali. 2013. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Kusumawati, Proverawati, 2011. Ilmu Gizi, Nuha Medika, Yogyakarta.

Laporan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS), Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian

Kesehatan RI Tahun 2010.

http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/buku_laporan/lapnas_riskesdas2010/Laporan_riskesdas_2010.pdf ]. Diakses tanggal 18 Mei 2020.

Mila Sri Wardani, 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Balita di RW 06 Kelurahan Pancoran Mas

Kecamatan Mas Depok.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20311241-S43277-%20Faktor-faktor.pdf. Diakses tanggal 27 Maret

(10)

122

Muhammad Ihsan, 2012.Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Status Gizi Anak Balita di Desa Teluk Rumbia

Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil.download.portalgaruda.org/article.php?article= 51408&val=4108. Diakses

tanggal 5 April 2020.

Nazaruddin, 2013.Hubungan Karakteristik Keluarga dan Pemberdayaan Masyarakat Dengan Praktek KADARZI Di

Kecamatan Trienggadeng Kabupaten Pidie Jaya, Tesis FKM USU, Medan.

Noerkahn, Juni 2010.Agar Pola Hidup Anak Sesuai dengan Standar Kesehatan.Panasea.

Notoatmodjo, Soekidjo, 2010. Ilmu Kesehatan Masyarakat: Prinsip-Prinsip Dasar. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. ---, 2010.Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

---, 2010.Metodologi Penelitian Kesehatan. PT.Rineka Cipta : Jakarta.

Pardede, Nancy.2011. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta: Sagung Seto.

Proverawati, A., & Asfuah, S. 2009. Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika. Pudjiadi, S. 2012. Ilmu Gizi Klinis Pada Anak. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Rahma Rasyid, Nelly Mayulu, Grace D Kandou, 2015. Hubungan Karakteristik Balita, Penyakit Infeksi Dengan Status

Gizi Pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Gambesi Kota Ternate.

jkesmasfkm.unsrat.ac.id/wp-content/uploads/.../9-JURNAL-RAHMA-RASYID.pdf. Diakses tanggal 6 Maret 2020.

Rolavensi Djola, 2011. Hubungan Antara Tingkat Pendapatan Keluarga dan Pola AsuhDengan Status Gizi Anak Balita

di Desa Bongkudai KecamatanModayag Barat.fkm.unsrat.ac.id/wp-content/uploads/ 2012/10/Rolavensi-Djola.pdf.

Diakses tanggal 22 April 2020.

Rona Firmana Putri, 2015. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Anak Balita di Wilayah Kerja

Puskesmas Nanggalo Padang.jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/download/231/225. Diakses tanggal 22 Februari

2020.

Rosmalia Helmi, 2015.Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas

Margototo Kecamatan Metro Kibang Kabupaten Lampung Timur.eprints.ums.ac.id/38307/4/

NASKAH%20PUBLIKASI.pdf. Diakses tanggal 7 Februari 2020.

Santoso S, dan Ranti AL, 2012. Kesehatan dan Gizi. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Setiawati, 2012.Proses Pembelajaran dalam Pendidikan Kesehatan. Trans Info Media, Jakarta. Suhardjo, 2010.Pangan, Gizi dan Pertanian.Universitas Indonesia (UI-Press). Jakarta.

Sulistijani, AD, 2012. Menjaga Kesehatan Bayi dan Balita. Puspa Swara, Jakarta. Supariasa, dkk.2013. Penilaian Status Gizi.EGC. Jakarta.

(11)

123

Soekirman, 2010.Ilmu Gizi dan Aplikasinya: Untuk Keluarga dan Masyarakat. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Soetjiningsih, 2014.Tumbuh Kembang Anak. Buku Kedokteran, Jakarta. Triton, PB, 2013. Mengasuh dan Perkembangan Balita, Yogyakarta.

Widaninggar.W, 2010.Pola Hidup Sehat dan Segar. Depdiknas Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani, Jakarta. Widjaja, M.C, 2011. Gizi Tepat Untuk Perkembangan Otak dan Kesehatan Balita, Agromedia Pustaka.

WHO (World Health Organization), 2012. UNICEF-WHO-The World Bank: Joint Child Malnutrition Estimates - Levels and

Gambar

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Umur Balita Di Desa Simangalam Kecamatan Kualuh Selatan                                        Kabupaten Labuhanbatu Utara
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Balita Di Desa Simangalam Kecamatan Kualuh Selatan                        Kabupaten Labuhanbatu Utara
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Jawaban Ibu Balita tentang Pola Asuh Makan Balita Di Desa Simangalam Kecamatan  Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Pola Asuh Perawatan Kesehatan Di Desa Simangalam Kecamatan Kualuh Selatan  Kabupaten Labuhanbatu Utara
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dalam konteks hukum internasional, sta- tus kewarganegaraan menimbulkan hak-hak sebagai berikut: (a) memperoleh perlindungan diplomatik di luar negeri yang merupakan atribut

Dengan menggunakan ARIMA data titik panas akan dimodelkan untuk melakukan prediksi terhadap kemungkinan munculnya titik panas di masa yang akan datang sehingga dengan adanya

Segala akibat yang timbul sepenuhnya sehubungan dengan pemberian kuasa ini menjadi tanggung jawab Pemberi Kuasa dan dengan ini Pemberi Kuasa membebaskan BCA dari segala macam

Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 14 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Bantul;a. Peraturan

Alhamdulillahi rabbil’alamiin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

JUDUL : DIES NATALIS KE-71 DAN TEMU ALUMNI FK UGM MEDIA : KEDAULATAN RAKYAT. TANGGAL : 07

Pengaruh Return On Asset (ROA), Debt To Equity Ratio (DER), Tingkat Suku bunga dan Tingkat Inflasi Terhadap Return Saham Sektor Perbankan Di Bursa Efek Indonesia

study will investigate the intonational pattern that used by speakers,.. exactly through audio of Toefl Post Test. The researcher wants to know.. how intonation applied in