• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR TEMA 8 SUBTEMA 1 MUATAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR TEMA 8 SUBTEMA 1 MUATAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Lucky Rusyita 1), Nyoto Harjono 2), Gamaliel Septian Airlanda 3) 603

PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR TEMA 8 SUBTEMA 1

MUATAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

LEARNING PADA SISWA KELAS 4 SDN LEDOK 07 SALATIGA SEMESTER

II TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Lucky Rusyita 1), Nyoto Harjono 2), Gamaliel Septian Airlanda 3) Universitas Kristen Satya Wacana

INFORMASI ARTIKEL ABSTRAK

URL : http://e-jurnalmitrapendidikan.com

© 2018 Kresna BIP. e-ISSN 2550-0481 p-ISSN 2614-7254

Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online)

Dikirim : 07 Juli 2018 Revisi pertama : 17 Juli 2018 Diterima : 18 Juli 2018 Tersedia online : 30 Juli 2018

Latar belakang masalah penelitian adalah guru menerapkan prinsip pembelajaran tidak hanya dilakukan di sekolah melainkan juga rumah dan lingkungan serta menerapk an prinsip pembelajaran untuk siswa membaca buku di perpustakaan. Meskipun begitu, masih terdapat beberapa siswa yang memiliki hasil belajar rendah. Penelitian bertujuan untuk meningkatkan proses dan hasil belajar IPS melalui model pembelajaran PBL siswa kelas 4 SDN Ledok 07 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018. Penelitiannya adalah PTK dengan dua siklus setiap siklusnya ada tiga pertemuan. Instrument yang digunakan adalah observasi, tes, wawancara. Hasil penelitian menunjukkan prasiklus, siklus I, siklus II. Perbandingan proses aktivitas guru mengalami peningkatan setiap siklusnya yaitu siklus I mencapai 58% dari kondisi awal 35% kemudian meningkat ke siklus II mencapai 81%. Peningkatan juga terjadi pada hasil belajar yaitu rata-rata nilai IPS prasiklus adalah 62, siklus I 65, siklus II adalah 74. Berdasarkan analisis, model PBL dapat meningkatkan proses dan hasil belajar IPS siswa kelas 4.

Kata Kunci : PBL, Proses, Hasil Belajar, IPS

Email : rusyitalucky@gmail.com 1), har.john59@gmail.com 2),

(2)

Lucky Rusyita 1), Nyoto Harjono 2), Gamaliel Septian Airlanda 3) 604

PENDAHULUAN Latar Belakang

Hasil belajar adalah hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor (Apriliani dkk, 2013). Sedangkan dari sisi guru menurut Widiantono hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evalusi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang mencangkup kognitif, afektif, dan psikomotor (Widiantono & Harjono, 2017).

Hasil belajar muatan IPS siswa berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti. Rendahnya hasil belajar pada muatan IPS yaitu pada materi pengaruh lingkungan terhadap mata pencaharian. Beberapa siswa belum mampu menjelaskan pengaruh lingkungan terhadap jenis pekerjaan. Rendahnya hasil belajar dalam muatan IPS diduga adanya langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang belum terpenuhi atau telah dilaksanakan tetapi belum maksimal. Selain itu, adanya masalah karena rendahnya hasil belajar IPS tentang pengaruh lingkungan terhadap jenis pekerjaan yaitu beberapa siswa belum dapat memahami materi pembelajaran yang mengakibatkan siswa tidak dapat menjawab pertanyaan mengenai materi yang sebelumnya sudah diajarkan.

Mengatasi hasil belajar yang rendah yang disebabkan ketidak pahaman peserta didik terhadap materi, guru dapat mengganti metode pembelajaran menjadi metode yang lebih menarik siswa sehingga hasil belajar dapat meningkat dari sebelumnya baik dalam pengadaan diskusi dan praktek bersama kelompok maupun secara individu. Model pembelajaran yang cocok untuk mengatasi permasalahan yang ada di SDN Ledok 07 pada muatan IPS yaitu Problem Based Learning dengan melengkapi langkah-langkah pembelajaran, karena sebelumnya langkah-langkah pada model masih ada yang belum terlaksana. Penulis memilih model pembelajaran Problem Based

Learning dalam menyelesaikan permasalahan karena menurut penulis model

pembelajaran ini adalah model yang dapat merangsang siswa dalam keterampilan memecahkan masalah, dan memperoleh pengetahuan baru melalui diskusi maupun belajar sendiri.

Rumusan Masalah

Berdaasrkan latar belakang diatas, maka dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana penerapan model PBL dalam meningkatkan proses pembelajaran muatan IPS tema 8 subtema 1 pada siswa kelas 4 SDN Ledok 07?

(3)

Lucky Rusyita 1), Nyoto Harjono 2), Gamaliel Septian Airlanda 3) 605

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Untuk menerapkan model PBL dalam meningkatkan proses pembelajaran muatan IPS tema 8 subtema 1 pada siswa kelas 4 SDN Ledok 07

2. Untuk dapat meningkatkan proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar muatan IPS tema 8 subtema 1 dengan menggunakan model PBL pada siswa kelas 4 SDN Ledok 07.

KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Implementasi tematik sendiri adalah untuk melatih pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran agar pengetahuan yang didapat tidak setengah-setengah. Dengan menggunakan pembelajaran tema peserta didik akan mudah memahami materi dan konsep secara utuh. Pemahaman yang utuh ini akan berdampak pada perkembangan kepribadian, kedewasaan, serta pengetahuan peserta didik. Apabila dipraktikkan secara terus menerus akan menjadikan bahan penting untuk memecahkan suatu permasalahan dalam kehidupan peserta didik sehari-hari (Arum & Wahyudi, 2016).

Pembelajaran tematik terpadu berfungsi memberikan kemudahan peserta didik dalam memahami konsep materi serta menambah semangat belajar karena materi yang dipelajari adalah materi nyata dan bermakna bagi peserta didik. Ciri-ciri pembelajaran tematik yaitu berpusat pada peserta didik. Memberikan pengalaman langsung pada peserta didik. Pemisahan antar muatan pelajaran tidak begitu jelas atau menyatu dalam satu pemahaman dalam kegiatan pembelajaran. Menyajikan konsep dari berbagai pelajaran dalam satu proses pembelajaran (saling terkait antar pelajaran yang satu dengan pelajaran yang lainnya). Bersifat luwes, keterpaduan berbagai muatan pelajaran. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik (Mustamillah, 2015).

Pengertian IPS menurut (Erlinawati & Mahardi, 2015) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di SD yang membahas mengenai beberapa peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan masalah sosial. Pola pembelajaran IPS ditekankan pada unsur pendidikan dan pembekalan pada siswa. Penekanan pada pembelajarannya bukan hanya pada upaya memberikan siswa dengan sejumlah konsep yang bersifat hafalan, tetapi juga terletak pada upaya siswa agar dapat menjadikan apa yang telah dipelajari sebagai bekal memahami dan ikut serta didalam kehidupan bermasyarakat (Nattha & Harjono, 2007). Sedangkan menurut (Kristin, 2016) IPS adalah ilmu yang memperlajari berbagai disiplin ilmu yang terpadu berkaitan dengan manusia dan lingkungannya.

Hasil Belajar

(4)

Lucky Rusyita 1), Nyoto Harjono 2), Gamaliel Septian Airlanda 3) 606 yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor (Apriliani dkk, 2013). Sedangkan dari sisi guru menurut (Widiantono & Harjono, 2017). hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evalusi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang mencangkup kognitif, afektif, dan psikomotor.

Model Pembelajaran PBL

Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang berorientasi pada pembelajaran konstruktivisme. Pembelajaran ini dikatakan penting dalam hal psikologi pendidikan yaitu khususnya pada guru. Guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi siswa harus membangun sendiri pengetahuannya (Mustamillah, 2015). Sedangkan menurut (Rahmadani & Anugraheni, 2017) Problem Based Learning sendiri adalah pendekatan pembelajaran yang menggunakan permasalahan dunia nyata sebagai suatu konteks, guna merangsang kemampuan berfikir kritis serta kemampuan pemecahan masalah siswa dalam memahami konsep dan prinsip yang esensi dari materi pelajaran.

Langkah-langkah model pembelajaran PBL menurut (Walsh, 2005) ada 7 yaitu: identify the problem, siswa memperkirakan masalah. Explore pre-existing knowledge, siswa mmpertahankan pemahamannya dan menerapkan untuk dirinya sendiri juga untuk teman sekelompoknya. Generate hypotheses and possible mechanisms, dugaan awal dari permasalahan yang telah didiskusikan. Identifikasi learning issues, siswa mencari dan menemukan masalah untuk mereka jelaskan di tahap selanjutnya. Self study, siswa diberi kesempatan belajar mandiri untuk mangasah pengetahuannya selain bersama dengan anggota kelompoknya. Re-evaluation and application of new knowlwdge to problem, anggota kelompok dikumpulkan kembali untuk menjelaskan pengetahuan barunya yang akan diterapkan pada masalah yang mereka dapatkan. Assessment and reflection on learning, kelompok diberikan kesempatan untuk memberi umpan balik terhadap proses pembelajaran.

METODE PENELITIAN

Tempat, Subjek dan Waktu Penelitian

(5)

Lucky Rusyita 1), Nyoto Harjono 2), Gamaliel Septian Airlanda 3) 607

Teknik Pengumpulan Data dan Analisis

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kuantitif, yaitu dengan menggunakan alat pengumpulan data yang berupa instrument yang akan menghasilkan data numerikal (angka). Instrument dalam penelitian ini berupa lembar observasi guru dan siswa, wawancara, soal tes formatif. Sedangkan data numerikal (angka) yaitu berupa hasil belajar yang didapat siswa setelah mengerjakan soal tes setiap selesai siklus.

Desain Penelitian

Desain penelitian ini merupakan rancangan dari Kurt Lewin yang telah mencangkup beberapa siklus yang masing-masing terdiri dari tahap: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan pertimbangan.

Gambar 1. PTK Model Lewin

Sumber : https://goo.gl/images/xKWUQt

Variabel dalam penelitian ini yaitu dibedakan menjadi dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang diduga sebagai penyebab timbulnya variabel bebas yang dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran PBL. Variabel terikat adalah variabel yang timbul sebagai akibat langsung dari manipulasi dan pengaruh variabel bebas yang dalam penelitian ini yaitu proses dan hasil belajar (Slameto, 2015).

Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan terdiri dari indikator proses dan hasil. Indikator proses merupakan hasil indikator keberhasilan dalam proses pembelajaran berlangsung yang dilakukan oleh guru melalui model pembelajaran PBL. Indikator hasil dalam penelitian ini yaitu hasil belajar IPS. Penerapan model PBL dikatakan meningkatkan untuk hasil belajar IPS apabila secara signifikan mengalami ketuntasan belajar individu dengan nilai hasil belajar IPS ≥ 68.

(6)

Lucky Rusyita 1), Nyoto Harjono 2), Gamaliel Septian Airlanda 3) 608 kelas 4 SDN Slungkep 02 yang menunjukkan bahwa aktifitas belajar siswa pada siklus I mencapai kategori cukup baik dan siklus II mencapai kategori baik sekali.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Prasiklus

Permasalahan yang muncul di SDN Ledok 07 kelas 4 adalah hasil belajar rendah yang diperoleh siswa pada mata pelajaran IPS dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut yaitu selain dari siswa juga dari guru. Faktor dari guru seperti kurang menyenangkannya dalam mengajar sehingga siswa kurang memperoleh kesempatan berinteraksi dan berkreasi. Sedangkan faktor dari siswa yaitu kurang paham dalam materi yang disampaiakn oleh guru.

Pada prasiklus guru melakukan proses pembelajaran dengan biasa yang sebelumnya guru menyusun terlebih dahulu RPP serta alat dan media pembelajaran. Adanya observasi yang dilakukan oleh observer untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran berlangsung. Pembelajaran selesai dilanjutkan dengan pemberian refleksi. Guru bersama dengan siswa menyimpulkan pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi aktifitas guru yang mencapai rata-rata mendapat skor 2 dengan persentase 35%. Hal ini juga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada ulangan IPS dengan rata-rata siswa mendapat 62 yang berarti masih dibawah KKM. Dari adanya nilai tersebut masih banyak siswa yang belum tuntas dengan persentase 65.52%.

Siklus I

Pelaksanaan tindakan pada siklus I meliputi perencanaan, tindakan, pengamatan, serta pertimbangan. Ditahap perencanaan penulis menyusun RPP pembelajarn IPS dengan model PBL, menyiapkan lembar observasi guru dan siswa, serta alat dan media pembelajaran. Tahap tindakan guru melakukan proses pembelajaran sesuai dengan RPP. Pada saat guru melakukan proses pembelajaran, observer mangamati proses berjalannya pembelajaran. Setelah tindakan dan pengamatan, guru melakukan refleksi untuk membandingkan hasil tindakan selama pembelajaran dengan tujuan pembelajaran yang dicapai.

Berdasarkan pengamatan proses pembelajaran, data aktivitas guru dan siswa yang diambil, dengan indikator guru sebanyak 25 dan indikator siswa sebanyak 10 indikator. Pada siklus I rata skor aktivitas guru mencapai persentase 58% dan rata-rata skor aktivitas siswa mencapai persentase 62.5%. Hasil belajar muatan IPS kelas 4 SDN Ledok 07 diperoleh dari pelaksanaan tes evaluasi diakhir siklus I. Hasil yang diperoleh yaitu nilai terendah adalah 29, nilai tertinggi adalah 93, dan nilai rata-rata adalah 66. Masih terdapat siswa yang belum tuntas sebanyak 11 siswa dan 18 siswa yang telah tuntas. Dari data tersebut telah mengalami peningkatan dari kondisi awal.

Siklus II

(7)

Lucky Rusyita 1), Nyoto Harjono 2), Gamaliel Septian Airlanda 3) 609 pembelajaran, menyiapkan lembar observasi guru dan siswa. Tahap tindakan guru melakukan proses pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Saat guru melaksanakan proses pembelajaran, tugas observer mangamati proses berjalannya pembelajaran dari awal hingga akhir. Setelah tindakan dan pengamatan, guru melakukan refleksi untuk membandingkan hasil tindakan selama pembelajaran dengan tujuan pembelajaran yang dicapai apakah sudah sesuai atau belum.

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh observer, data aktivitas guru dan siswa dengan indikator guru sebanyak 25 dan indikator siswa sebanyak 10 indikator. Pada siklus II rata-rata skor aktivitas guru mencapai persentase 81% dan rata-rata skor aktivitas siswa mencapai persentase 87.5%. sedangkan hasil belajar muatan IPS kelas 4 SDN Ledok 07 diperoleh dari pelaksanaan tes evaluasi diakhir siklus II. Hasil yang diperoleh yaitu nilai terendah adalah 60, nilai tertinggi adalah 100, dan nilai rata-rata adalah 79. Masih terdapat siswa yang belum tuntas sebanyak 4 siswa dan 25 siswa yang telah tuntas.

Analisis Komparatif

Perbandingan hasil penelitian prasiklus, siklus I, dan siklus II setelah dilakukan pengamatan saat proses pembelajaran yaitu diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 1. Perbandingan Analisis Observasi Aktviats Guru dan Siswa pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Tindakan Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Aktivitas guru 35% 58% 81%

Aktivitas siswa 40% 62.5% 87.5% Sumber : Hasil Penelitian, diolah (2018)

Tabel diatas tentang analisis persentase observasi aktivitas guru dan siswa sudah mengalami peningkatan dari siklus I dan siklus II dengan penerapan model PBL. Terlihat pada prasiklus dengan presentase 35% pada guru dan 40% pada siswa. sesudah diadakannya tindakan dengan model PBL mengalami peningkatan persentase menjadi 58% pada guru dan 62.5% pada siswa di siklus I. Pada siklus II mengalami peningkatan persentase lagi menjadi 81% pada guru dan 87.5% pada siswa. Perbandingan ketuntasan dan hasil belajar IPS prasiklus, siklus I, siklus II yaitu sebagai berikut:

Tabel 2. Perbandingan Ketuntasan dan Hasil Belajar IPS pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

No Ketuntasan

Belajar Nilai

Prasiklus Siklus 1 Siklus 2

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1 Tuntas ≥ 68 10 34,48% 18 62,1% 25 86,21%

2 Belum Tuntas ≤ 68 19 65,52% 11 37,9% 4 13,79%

Total 29 100% 29 100% 29 100%

Nilai rata-rata Kelas 62 66 79

Sumber : Hasil Penelitian, diolah (2018)

(8)

Lucky Rusyita 1), Nyoto Harjono 2), Gamaliel Septian Airlanda 3) 610 yang tuntas sebanyak 18 siswa dengan persentase 62,1% dan yang belum tuntas sebanyak 11 siswa dengan persentase 37,9%. Kemudian nilai rata-rata yang didapat pada siklus I yaitu 66. Siklus II yang tuntas sebanyak 25 siswa dengan persentase 86,21% dan yang belum tuntas sebanyak 4 siswa dengan prsentase 13,79%. Serta nilai rata-rata kelas yang didapat yaitu 79. Adanya data tersebut pembelajaran dengan model PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 SDN Ledok 07.

Pembahasan

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas 4 SDN Ledok 07, dapat diketahui bahwa sebelum tindakan penelitian dengan penerapan model PBL guru kurang membangun pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga siswa kurang mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi, berkreasi dan kurang paham akan materi yang menyebabkan hasil belajar IPS siswa rendah.

Pengamatan selama pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II terlihat bahwa kemampuan rata-rata siswa mengalami peningkatan baik dalam proses maupun hasil pada setiap siklus. Adanya penerapan model PBL pembelajaran di kelas menjadi lebih menarik dan mudah dimengerti siswa, proses pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru melainkan siswa juga terlibat didalamnya. Penerapan model pembelajaran PBL memberikan dampak positif bagi siswa dengan bukti adanya peningkatan hasil belajar IPS.

Peningkatan pada aktivitas guru terjadi pada prasiklus ke siklus I yaitu terlihat dari indikator yang mulanya mendapat skor 2 menjadi 3. Contoh indikatornya yaiti penjelasan materi baik kelancaran materi, kemampuan menjawab pertanyaan, serta keragaman pemberian contoh. Ketepatan pemilihan metode yang sesuai dengan materi, diskusi siswa, ketepatan media sesuai materi, keterampilam menggunakan media, media dapat memperjelas materi. Kejelasan suara yang diucapkan, komunikasi guru dengan siswa, ketepatan dalam pemberian reward, melakukan refleksi, tindak lanjut. Sedangkan untuk yang awalnya hanya mendapat skor 2 menjadi 4 yaitu indikator kepedulian guru terhadap siswa.

(9)

Lucky Rusyita 1), Nyoto Harjono 2), Gamaliel Septian Airlanda 3) 611 Sedangkan pada siklus I ke siklus II adanya peningkatan dari skor 1 menjadi 2, skor 2 menjadi 3 dan 3 menjadi 4. Contoh skor 1 menjadi 2 yaitu pada indikator kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Skor 2 menjadi 3 contoh indikatornya yaitu ketertarikan siswa dalam melihat alat media pembelajaran. Skor 3 menjadi 4 contoh indikatornya yaitu mencari permasalahan dalam penyelesaian tugas dan memberi hipotesis.

Adanya peningkatan aktivitas siswa menyebabkan nilai rata-rata yang didapat siswa juga meningkat dari siklus I dan siklus II. Siklus I mendapatkan rata-rata sebesar 66 dikarenakan masih adanya indikator yang mendapat skor 1 yaitu pada indikator kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Siklus II mendapatkan rata-rata sebesar 79 dikarekan telah banyaknya skor 4 yang didapat pada beberapa indikator.

Menurut penelitian dari (Rini & Mawardi, 2015) meningkatkan keterampilan proses saintifik dan hasil belajar siswa kelas 4 SDN Slungkep 02 yang menunjukkan bahwa aktivitas mengajar guru pada kategori baik dan siklus II pada kategori baik. Aktifitas belajar siswa pada siklus I mencapai kategori cukup baik dan siklus II mencapai kategori baik sekali. Sedangkan menurut (Mustamilah, 2015) bahwa keberhasilan model Problem Based Learning mampu meningkatkan keterampilan proses dan hasil belajar. keberhasilan ini terbukti didalam sintak pembelajaran. Pendapat Mustamil ini juga sejalan dengan penelitian Sugiyanto (2012) dan Rutinah (2013).

Beberapa pendapat diatas memiliki persamaan dengan penelitian dari penulis yaitu model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar pada muatan IPS. Sedangkan perbedaannya terletak pada media bantuan yang digunakan. Seperti pada penelitian (Ristiana dkk, 2015), Ristiana menggunakan media audio visual sedangkan penulis langsung terjun ke luar untuk wawancara kepada warga sekitar sekolah tentang pekerjaannya.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Penerapan model pembelajaran PBL berpengaruh dalam meningkatkan proses pembelajaran muatan IPS siswa kelas 4. Dilihat dari lembar observasi aktivitas guru serta siswa. Skor aktivitas guru pada pra siklus adalah 35, pada siklus I menunjukkan peningkatan menjadi 58, pada siklus II juga mengalami peningkatan mejadi 81. Sedangkan skor aktivitas siswa pada pra siklus adalah 16, pada siklus I menunjukkan peningkatan menjadi 25, pada siklus II juga menunjukkan peningkatan menjadi 35. Selain berpengaruh pada meningkatnya proses belajar juga berpengaruh pada hasil belajar siswa. Hal ini terlihat pada hasil belajar yang terus meningkat dari siklus I hingga siklus II. Pada pra siklus nilai rata-rata siswa 62 dengan persentase ketuntasan 34.48%, siklus I telah menunjukkan peningkatan yaitu menjadi 66 dengan persentase ketuntasan 62.1%, dan siklus II juga mengalami peningkatan menjadi 79 dengan persentase ketuntasan 86.21%.

(10)

Lucky Rusyita 1), Nyoto Harjono 2), Gamaliel Septian Airlanda 3) 612

Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis menyarankan bagi siswa untuk beersngguh-sungguh dalam mengikuti proses pembelajaran, siswa tidak ragu untuk tanya jawan dengan guru mengenai materi yang belum dimengertinya. Bagi guru yaitu menginovasi lagi dalam penggunaan model pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Apriliani, N. dkk 2013. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Melalui Konsep Bermain di SDN Cisitu. fpok upi, jurnal pgsd pendidikan jasmani, volume 1 nomor 3 .

Arum, T. S., & Wahyudi. 2016. Pengembangan Modul Pembelajaran Tematik Integratif Subtema Hubungan Makhluk Hidup dalam Ekosistem Pendekatan Saintifik untuk Kelas 5 SD. Scholaria vol 6 no 3 , 239-250.

Erlisnawati, & Marhadi, H. 2015. Implementasi Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 4 SDN 169 Pekanbaru. Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau.

Kristin, F. 2016. Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ditinjau dari Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 4 Sd. Scholaria, Vol.6 No. 2 Mei 2016, 74-79. Mustamilah. 2015. Peningkatan Keterampilan Proses dan Hasil Belajar Menggunakan

Model Problem Based Learning Pada Sub Tema Merawat Tubuhku Siswa Kelas 1 SD Negeri 1 Gosono-Wonosegoro. Scholaria Vol.5 No.2 Mei , 70-79.

Nattha, A. A., & Harjono, N. 2007. Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar IPS Model Team Games Tournament SD Negeri 2 Kaligentong. Wacana Academika Volume 1 No 1 , 37-38.

Rahmadani, N., & Anugraheni, I. 2017. Peningkatan Aktivitas Belajar Matematika Melalui Pendekatan Problem Based Learning bagi Siswa Kelas 4 SD. scholaria: jurnal pendidikan dan kebudayaan, vol 7 no 3 , 241-250.

Rini, R., & Mawardi. 2015. Peningkatan Keteramplan Proses Sintifik dan Hasil Belajar Siswa Kelas 4 SDN Slungkep 02 Tema Peduli terhadap Makhluk Hidup Menggunakan Model Problem Based Learning. Scholaria Vol. 5 No. 1 Januari , 103-113.

Ristiana, dkk. 2015. Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Problem Based Learning dan Media Audio Visual. Ipi Univeritas Lampung.

Slameto. 2015. Metode Penelitian dan Inovasi Pendidikan. Salatiga: Satya Wacana University Press.

Walsh, A. 2005. The Tutor In Problem Based Learning: A Novice's Guide Canada: McMaster university, Faculty of Health Sciences.

Widiantono, N., & Harjono, N. 2017. Penerapan Model Pembelajaran Interaktif untuk Meningkatkan Aktifitas dan Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas 5 SD. scholaria: jurnal perndidikan dan kebudayaan, vol 7 no 3 , 199-213.

Gambar

Gambar 1. PTK Model Lewin

Referensi

Dokumen terkait

2012.Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Tutor Sebaya Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Bangun Ruang Prisma dan Limas pada Siswa kelas VIII SMP

Marketing Public Relations sebagai suatu proses perencanaan, pelakasanaan dan pengevaluasian program-program yang memungkinkan terjadinya pembelian dan pemuasan konsumen melalui

Merekonstruksi Sains Asli (Indigenous Science) Dalam Rangka Mengembangkan Pendidikan Sains Berbasis Budaya Lokal di Sekolah (Studi Etnosains pada Masyarakat

Hasil dari eksperimen yang telah dilakukan adalah robot dapat dikenali dengan menggunakan metode tersebut dengan baik walaupun terkadang di beberapa daerah, robot

bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a di atas, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang retribusi pelayanan kesehatan Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling dan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian, kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan adalah 1) Dengan adanya sistem informasi ini dapat mempermudah pelaku

Kepler didn’t knock, just kicked the door and yelled “Yo!” When Chinese Gordon let him in, Doctor Henry Metzger scampered in among the feet, and Chinese Gordon glared

Proses main flow adalah proses yang terjadi selama tanah bergerak sepanjang bagian alat (plough-body). Proses output mencakup perubahan yang terjadi setelah irisan tanah