• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bipolar Junction Transistor (BJT)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Bipolar Junction Transistor (BJT)"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Stuktur divais dan cara kerja fisik

Struktur yang Disederhanakan dan Mode Operasi

Gambar 1. Struktur sederhana transistor npn

(3)

Mode EBJ CBJ

Cutoff Reverse Reverse

Active Forward Reverse

Reverse

Active Reverse Forward

(4)
(5)

Karakteristik Arus – Tegangan

(6)

Karakteristik Arus – Tegangan

(7)

T

Ringkasan hubungan arus – tegangan dari BJT pada mode aktif

Catatan: untuk transistor pnp, gantilah vBE dengan vEB

(8)

Contoh soal 1:

Gambar 6: Rangkaian untuk contoh soal 1

Transistor pada gambar (6.a) mempunyai β = 100 dan vBE = 0,7 V pada iC =1mA.

(9)
(10)

Tampilan Grafis dari Karakteristik Transistor

(11)

T BE V

v S C

I

e

i

Karakteristik iC – vBE identik dengan karakteristik i – v pada dioda.

Karakteristik iE – vBE dan iB – vBE juga exponensial dengan IS yang berbeda: IS untuk iE dan IS untuk iB.

Karena konstanta dari karakteristik ekponensial, 1/VT, cukup tinggi (≈ 40), kurva meningkat sangat tajam.

Untuk vBE < 0,5 V, arus sangat kecil dan dapat diabaikan. Untuk harga arus normal, vBE berkisar antara 0,6 V – 0,8 V. Untuk

perhitungan awal, vBE = 0,7 V.

Untuk transistor pnp, karakteristik iC- vBE tampak identik, hanya vBE

(12)
(13)

Karakteristik Common-Emitter

(14)

Penguatan arus common-emitter β.

β didefinisikan sebagai perbandingan antara total arus pada collector dan total arus pada base.

β mempunyai harga yang konstan untuk sebuah transistor, tidak tergantung dari kondisi kerja.

Pada gambar 9, sebuah transistor bekerja pada daerah aktif di titik

Q yang mempunyai arus collector ICQ, arus base IBQ dan tegangan collector – emitter VCEQ. Perbandingan arus collector dan arus base adalah β sinyal besar atau dc.

BQ CQ dc

I

I

(15)

Pada gambar 9 terlihat, dengan tegangan vCE tetap perubahan iB

(16)

BJT sebagai Penguat dan sebagai Saklar Pemakaian BJT:

– sebagai penguat:

• BJT bekerja pada mode aktif.

• BJT berperan sebagai sebuah sumber arus yang dikendalikan oleh tegangan (VCCS).

• Perubahan pada tegangan base-emitter,vBE, akan

menyebabkan perubahan pada arus collector, iC.

• BJT dipakai untuk membuat sebuah penguatan transkonduktansi.

• Penguatan tegangan dapat diperoleh dengan melalukan arus collector ke sebuah resistansi, RC.

• Agar penguat menjadi penguat linier, transistor harus diberi bias, dan sinyal akan ditumpangkan pada tegangan bias dan sinyal yang akan diperkuat harus dijaga tetap kecil

(17)

Cara kerja sinyal besar – Karakteristik Transfer

(18)

Rangkaian dasar penguat common-emitter terlihat pada gambar 10.

– Tegangan masukan total vI (bias + sinyal) dipasang di antara base dan emitter (ground)

– Tegangan keluaran total vO (bias + sinyal) diambil di antara collector dan

emitter (ground)

– Resistor RC mempunyai 2 fungsi:

• Untuk menentukan bias yang diinginkan pada collector

• Mengubah arus collector, iC, menjadi tegangan keluaran vOC atau vO

– Tegangan catu VCC diperlukan untuk memberi bias pada BJT dan untuk mencatu daya yang diperlukan untuk kerja penguat.

Karakteristik transfer tegangan dari rangkaian CE terlihat pada gambar 10(b).

(19)

vI = vBE < 0,5 V → transistor cutoff.

0 < vI < 0,5 V, iC kecil sekali, dan vO akan sama dengan tegangan

catu VCC (segmen XY pada kurva)

vI > 0,5 V → transistor mulai aktif, iC naik, vO turun.

• Nilai awal vO tinggi, BJT bekerja pada mode aktif yang

menyebabkan penurunan yang tajam pada kurva karakteristik transfer tegangan (segmen YZ), Pada segmen ini:

(20)

Mode aktif berakhir ketika vO = vCE turun sampai 0,4 V di bawah tegangan base (vBE atau vI) → CBJ ‘on’ dan transistor memasuki mode jenuh (lihat titik Z pada kurva).

Pada daerah jenuh kenaikan vBE menyebabkan vCE turun sedikit saja.

vCE = VCEsat berkisar antara 0,1 – 0,2 V. ICsat juga konstan pada harga:

C

CEsat CC

Csat

R

V

V

I

Pada daerah jenuh, BJT menunjukkan resistansi yang rendah,

RCEsat antara collector dan emitter. Jadi ada jalur yang mempunyai resistansi rendah antara collector dan ground, sehingga dapat dianggap sebagai saklar tertutup.

Sedangkan ketika BJT dalam keadaan cut off, arus sangat kecil (idealnya nol), jadi beraksi seperti saklar terbuka, memutus

(21)

Penguatan Penguat.

Agar BJT bekerja sebagai penguat, maka harus diberi bias pada daerah aktif yang ditentukan oleh tegangan dc base – emitter VBE dan tegangan dc collector – emitter VCE. Arus collector IC pada keadaan ini:

C

Jika sinyal vi akan diperkuat, sinyal ini ditumpangkan pada VBE dan harus dijaga kecil (lihat gambar 10(b)) agar tetap pada segmen yang linier dari kurva transfer di sekitar titik bias Q.

(22)

Penguatan sinyal kecil Av:

• penguat CE: inverting, artinya sinyal keluaran berbeda 180° dengan sinyal masukan.

• peguatan tegangan dari penguat CE adalah perbandingan antara penurunan tegangan pada RC dengan tegangan termal VT.

• untuk memaksimumkan penguatan tegangan, penurunan

(23)

Contoh soal 2

Sebuah rangkaian CE menggunakan sebuah BJT yang mempunyai IS = 10-15 A, sebuah resistansi collector R

C = 6,8 kΩ dan catu daya

VCC = 10 V.

a. Tentukan harga tegangan bias VBE yang diperlukan untuk

mengoperasikan transistor pada VCE = 3,2 V. Berapakah harga IC

nya?

b. Carilah penguatan tegangan Av pada titik bias. Jika sebuah sinyal masukan sinusoida dengan amplitudo 5 mV

ditumpangkan pada VBE, carilah amplitudo sinyal keluaran sinusoida.

c. Carilah kenaikan positif vBE (di atas VBE) yang mendorong transistor ke daerah jenuh, dimana vCE= 0,3 V.

(24)

Analisis Grafis

(25)

Perhatikan gambar 11 yang mirip dengan rangkaian terdahulu hanya ada tambahan resitansi pada base, RB.

Analisis grafis dilakukan sebagai berikut:

1. Tentukan titik bias dc; set vi = 0 dan gunakan cara seperti pada gambar 12 untuk menentukan arus dc pada base IB.

2. Gunakan karakteristik iC–vCE seperti yang terlihat pada gambar 13. Titik kerja akan terletak pada kurva iC–vCE yang mempunyai arus base yang diperoleh (i = I )

(26)

Gambar 13. Konstruksi grafis untuk menentukan arus dc collector IC dan tegangan collector–emitter VCE pada rangkaian pada gambar 11

vCE = VCC – iCRC

CE C C

CC

C v

R R

V

i   1

(27)
(28)
(29)

Cara kerja sebagai saklar.

BJT bekerja sebagai saklar: gunakan mode cut off dan mode jenuh.

(30)

Harga masukan vI bervariasi.

vI < 0,5 V → iB = 0, iC = 0 dan vC = VCC → simpul C terputus dari ground → saklar dalam keadaan terbuka.

vI > 0,5 V → transistor ‘on’. Pada kenyataannya agar arus

mengalir, vBE harus sama dengan 0,7 V, dan vI harus lebih tinggi Arus base akan menjadi:

B BE I

B

R V v

i  

Dan arus collector menjadi:

(31)

Persamaan ini hanya berlaku untuk daerah aktif artinya CBJ tidak forward bias atau vC > vB – 0,4 V.

vC = VCC – RCiC

Jika vInaik, iB akan naik, dan iC akan naik juga, Akibatnya vCE akan turun. Jika vCE turun sampai vB– 0,4V, transistor akan meninggalkan daerah aktif dan memasuki daerah jenuh. Titik ‘edge-of-saturation’ (EOS) ini didefinisikan:

(32)

Harga vI yang diperlukan untuk mendorong transistor ke EOS dapat ditentukan dengan persamaan:

VI(EOS) = IB(EOS)RB + VBE

Menaikkan vI > VI(EOS) → menaikkan arus base yang akan

mendorong transistor ke daerah jenuh yang semakin dalam. VCE

akan sedikit menurun.

Asumsikan untuk transistor dalam keadaan jenuh, VCEsat ≈ 0,2 V. Arus collector akan tetap konstan pada ICsat

C

CEsat CC

Csat

R

V

V

(33)

Memaksakan lebih banyak arus pada base mempunyai pengaruh yang kecil pada ICEsat dan VCEsat. Pada keadaan ini saklar tertutup dengan resistansi RCEsat yang rendah dan tegangan offset VCEsat

yang rendah.

Pada keadaan jenuh, transistor dapat dipaksa bekerja pada harga β

yang diinginkan.yang lebih rendah harga normal.

B CEsat forced

I

I

(34)

Contoh soal 3:

Gambar 17

Transistor pada gambar 17 mempunyai β berkisar antara 50 – 150. Carilah harga RB yang menyebabkan transistor pada keadaan

jenuh dengan faktor ‘overdrive’ lebih besar dari 10.

Jawab:

Transistor dalam keadaan jenuh, tegangan collector:

VC = VCEsat ≈ 0,2 V

(35)

Untuk membuat transistor jenuh dengan β yang paling rendah, diperlukan arus base paling sedikit:

mA

Untuk faktor ‘overdrive’ = 10, arus base harus:

IB = 10 x 0,196 = 1,96 mA Jadi RByangdiperlukan:

(36)

Contoh soal 4:

(37)

Gambar

Gambar 1. Struktur sederhana transistor npn
Gambar 3: Model rangkaian pengganti sinyal besar untuk BJT npn yang bekerja pada mode forward active.
Gambar 5: Polaritas tegangan dan aliran arus dalam transistor yang di bias dalam mode aktif
Gambar 6: Rangkaian untuk contoh soal 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

mesin dan alat yang berhubungan dengan pengolahan, evaluasi dalam proses dan. tanggal kadaluarsa dari

Sultan Hasanuddin (lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 12 Januari 1631 – meninggal di Makassar, Sulawesi Selatan, 12 Juni 1670 pada umur 39

“Dari segi Infrasktruktur kami pun telah meny- iapkan laboratorium kimia dan formula sehingga dapat digunakan oleh mahasiswa untuk melakukan praktikum, sementara dari Sumber

ini dalam air adalah serupa dengan apa yang diakibatkan oleh nitrat, yaitu dapat. menyebabkan terbentuknya “Methemoglobine” yang

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Bentuk lengkung gigi rahang bawah pada orang Papua yang paling banyak yaitu bentuk mid (45,8%); hal tersebut karena adanya keseimbangan ukuran lengkung gigi dalam

Persoalan mendasar dalam membahas kearifan lokal dan identitas perempuan Aceh melalui ngangkang style dalam mewujudkan Syariat Islam di Lhokseumawe hari ini adalah kondisi yang