• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah dan Perkembangan Majalah. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sejarah dan Perkembangan Majalah. docx"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Sejarah dan Perkembangan Majalah

(Nufasah Umri Hafifah/16419141044/Ilmu Komunikasi UNY/2016 A)

Seiring dengan bertambah usianya pemasaran media massa khusunya media cetak, majalah tetap menemani kita. Majalah masih tetap eksis di abad digital ini dan masih terus mengalami perkembangan. Menurut KOMINFO dalam lamannya di muspen.kominfo.go.id majalah adalah penerbitan yang dicetak menggunakan tinta pada kertas dan diterbitkan secara berkala. Pengertian lain majalah adalah penerbitan berkala yang berisi artikel dan cerita di dalamnya, biasanya bersifat lebih ringan daripada surat kabar atau koran. Sedangkan menurut KBBI pada laman kbbi.kemendikbud.go.id, majalah adalah terbitan berkala yang isinya meliputi berbagai liputan jurnalistik dan pandangan tentang topik aktual yang patut diketahui pembaca, menurut waktu penerbitannya dibedakan atas majalah bulanan, mingguan, dan sebagainya, menurut pengkhususan isinya dibedakan atas majalah berita, wanita, remaja, olahraga, sastra, ilmu pengetahuan tertentu, dan sebagainya.

Majalah merupakan terbitan berseri yang masuk ke dalam jenis terbitan berkala. Terbitan berseri berisi tulisan atau informasi orisinil dan biasanya belum pernah diterbitkan dalam bentuk apapun dan dalam publikasi lain (Yulia, 2014). Terbitan berkala didefinisikan sebagai “terbitan atau publikasi berseri dan berkelanjutan kecuali surat kabar, terbit secara teratur dalam waktu yang berselang-seling, mungkin sekali terbit dengan kala/frekuensi tengah mingguan (seminggu dua kali) atau dapat juga terbit setiap semester/tengah tahunan (setahun dua kali)” (Lasa, 1994 dalam Yulia, 2014). Majalah biasanya berisi kumpulan artikel yang merupakan kontribusi atau sumbangan dari beberapa pengarang ataupun wartawan dari majalah itu sendiri yang merupakan penulis tetap dari majalah tersebut. Artikel majalah tersebut dirancang untuk dibaca sebagai bacaan yang bersifat naratif. Artinya, kita harus membaca tuntas seluruh isi artikel untuk mengerti isi dari artikel tersebut.

(2)

material, yang berasal dari bahasa arab yaitu “makazin” (muspen.kominfo.go.id). Di Philadelphia terbit majalah pertama Amerika pada tahun 1741 yaitu majalah milik William Bradford berjudul American Magazine serta majalah milik Ben Franklin yang terbit tiga hari setelahnya berjudul General Magazine and Historical Chronicle. Namun, kedua majalah tersebut tidak bertahan lama. American Magazine hanya bertahan tiga bulan dan majalah milik Ben Franklin bertahan selama enam bulan (Straubhar, 2012).

Penerbit mencoba mempopulerkan beberapa majalah berumur pendek lainnya sebelum Revolusi Amerika. Namun, semuanya dibatasi oleh terlalu sedikit pembaca yang memiliki waktu senggang untuk membaca, tingginya biaya penerbitan, dan sistem distribusi yang mahal. Pada saat terjadi Revolusi Amerika, majalah menjadi sangat politikal. Sebagai contoh, Thomas Paine mengedit Pennsylvania Magazine, yang mendesak revolusi. Terlepas dari penekanan pada politik, banyak majalah di tahun 1700-an disebut miscellanies (majalah dengan berbagai macam isinya). Karena mereka membawa begitu beragam konten dan mencoba menarik pembaca kecil, jauh, dan beragam. Setelah Revolusi Amerika, majalah membutuhkan beberapa waktu untuk berhasil secara ekonomi. Di karenakan sistem Pos Amerika Serikat meningkat, metode transportasi menjadi andal, dan lebih banyak orang menghargai literatur sebagai bentuk pengetahuan dan hiburan yang penting, majalah tumbuh menjadi media massa utama di tahun 1800-an. Majalah tidak diberi biaya tambahan dalam tarif pos sampai tahun 1879 (Riley, 1993 dalam Straubhar, 2012: 59), sehingga ada beberapa majalah berumur panjang sampai tahun 1800an (Tebbel, 1969 dalam Straubhar, 2012: 59).

(3)

Di Indonesia majalah pertama kali terbit pada tahun 1853 di Kota Batavia (sekarang Jakarta) dengan judul Tijdschrift voor Indische Taal- Lan-den Volkenkunde yang diterbitkan oleh Verbandelingen van het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschapen (Ikatan Kesenian dan Ilmu Batavia) pada masa penjajahan Belanda di Indonesia. Verbandelingen van het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschapen adalah sebuah lembaga kebudayaan yang didirikan di Batavia pada tahun 1778. Majalah ini jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia memiliki arti Kebebasan & Antropologi Hindia-Belanda, selanjutnya majalah ini disebut dengan nama Tijdschrift van het Bataviaasch Genootschap atau yang biasa disingkat TGB (Swantoro: 2002). Majalah ini terbit hingga tahun 1955.

Pada tahun kemerdekaan Indonesia yaitu 1945, terbit majalah yang dipimpin oleh Markoem Djojohadisoeparto dan diprakarsai oleh Ki Hajar Dewantara yaitu majalah Pantja Raja di Jakarta. Selain itu pada bulan Oktober 1945, di Ternate terbit majalah mingguan Menara Merdeka yang diterbitkan oleh Arnold Monoutu dan Dr. Hassan Missouri yang berisi berita-berita dari Radio Republik Indonesia. Tadjib Ermadi juga menerbitkan majalah berbahasa Jawa yaitu Djojobojo. Pada waktu yang sama di Blitar juga terbit majalah berbahasa Jawa yaitu Obor (Suluh). Kemudian pada awal kemerdekaan, Soemanang S.H menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan menghancurkan sisa-sisa kekuasaan Belanda, mengobarkan semangat perlawanan rakyat terhadap bahaya penjajahan, serta menempa persatuan nasional untuk keabadian kemerdekaan bangsa dan penegakan kedaulatan rakyat. Majalah tersebut bernama Revue Indonesia.

Sedangkan majalah di Indonesia yang terbit sebelum kemerdekaan 1945 merupakan salah satu koleksi yang dipamerkan di Museum Penerangan, antara lain majalah Soewara Moehammadijah, majalah Adil, dan majalah Daulat Ra’jat. Majalah Soewara Moehammadijah berbahasa dan beraksara Jawa, terbit di Yogyakarta sejak tahun 1915 dan masih diterbitkan oleh Muhammadiyah sampai sekarang. Dalam salah satu edisinya memuat keterangan singkat agama Islam. Sedekah atau selamatan tetukon dan ngelmi sejati. Majalah mingguan “Adil” terbit di Surakarta pada tahun 1930 yang dipimpin oleh Soerono Wirahab. Majalah Daulat Ra’jat berkonten politik. Salah satu edisinya yang cukup terkenal adalah edisi 31 Septembar 1931 yang memuat tulisan–tulisan Moh. Hatta dari Rotterdam Shahrir dan tokoh–tokoh pergerakan nasional lainnya.

(4)

pendukung, pembela dan alat penyebar “Manifesto Politik” yang pada saat itu menjadi haluan Negara dan program pemerintah. Pada masa ini majalah tidak begitu berkembang. Majalah yang terbit relatif sedikit. Salah satu Majalah yang tercatat eksis pada masa orde lama adalah Star Weekly. Selain itu ada majalah yang beredar di Bogor yaitu Gledek, tetapi tidak bertahan lama.

Sejalan dengan perkembangan ekonomi Indonesia yang semakin membaik, maka perkembangan majalah pun semakin pesat. Pada zaman Orde Baru tercatat lebih dari 10 majalah terbit dengan berbagai tema dan pilihan. Contohnya adalah majalah keluarga yaitu ayahbunda dan famili, majalah wanita yaitu kartini, femina, dan sarinah, majalah berita yaitu tempo, gatra, sinar, dan tiras, serta majalah dengan tema dan pilihan lain.

Dewasa ini perkembangan internet sangat pesat. Berkat adanya jaringan internet, banyak para penerbit majalah yang akhirnya memutuskan untuk mengikuti zaman membuat E-magazine. E-magazine atau majalah elektronik adalah salah satu bentuk house journal versi online dari majalah (Intan, T., & Hartiana, P., 2014). Salah satu majalah yang telah memiliki house journal online dari majalah mereka adalah majalah Gadis.

Dapat kita simpulkan bahwa pilihan tema dan isi konten majalah dari masa ke masa terus mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman. Dahulu majalah berisi hal-hal berbau politik sekarang majalah pada umumnya lebih bertujuan untuk hal-hal komersial, meraup keuntungan lewat iklan-iklan yang dipasang dalam majalah. Perkembangan internet juga berdampak pada beberapa perusahaan penerbitan majalah untuk mengikuti aliran zaman sehingga para penerbit memutuskan untuk menerbitkan majalah mereka di dunia maya alias versi online dari majalah fisik atau yang biasa kita sebut dengan E-magazine.

Lalu apa saja jenis-jenis majalah itu? Secara umum majalah dapat dikelompokkan ke dalam empat macam (Yulia, 2014), yaitu:

1. Majalah Komersial.

(5)

pelanggan dan mencari keuntungan dari iklan. Hal itu mempengaruhi konten dari majalah. Supaya memiliki pembaca yang banyak maka majalah ini harus berisikan artikel populer sehingga dengan demikian jumlah majalah yang terjual pun akan banyak. Hal itu juga akan berdampak kepada pemasang iklan yang tertarik untuk mengiklankan produknya pada majalah tersebut. Majalah jenis ini adalah majalah yang biasa dibaca oleh kebanyakan orang seperti majalah Swa, Eksekutif, Tempo, Femina, dan lain-lain. Biasanya perusahaan penerbit majalah jenis ini merancang isi majalahnya supaya dapat dibaca oleh kalangan status sosial yang anggotanya paling besar yaitu menengah ke atas atau menengah ke bawah.

2. Majalah Ilmiah.

Majalah ilmiah lebih dikenal di kalangan ilmuwan sebagai jurnal atau ada juga yang dinamakan buletin. Perbedaan antara jurnal dan buletin adalah, jurnal biasanya memuat tulisan-tulisan/artikel ilmiah dan rubrik-rubrik lain yang masih ada kaitannya dengan masalah keilmiahan. Adapun pada buletin, selain memuat tulisan/artikel ilmiah, juga memuat berita-berita terkait kegiatan ilmiah dari instansi/asosiasi yang menerbitkan buletin itu. Berita-berita yang dimaksud seperti laporan kegiatan seminar yang baru saja berlangsung di instansi/asosiasi tersebut, berita kunjungan tamu ke instansi itu, berita tentang kegiatan penelitian yang sedang dilakukan oleh peneliti di instansi tersebut, dan berita-berita lainnya. Majalah jenis ini biasanya mempunyai editor dari kelompok orang yang memang ahli di bidangnya. Proporsi terbesar pelanggan majalah jenis ini adalah perpustakaan. Contoh Biotechnology and Bioengineering.

3. Majalah Lokal atau Lingkungan Sendiri.

(6)

WARMED yang diterbitkan di lingkungan Fakultas Farmasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.

4. Advances in ... Year’s Work in ...

(7)

DAFTAR PUSTAKA

https://muspen.kominfo.go.id/index.php/berita/339-sekilas-perkembangan-majalah

https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/munas/2016/02/22/542/

Intan, T., & Hartiana, P. (2014). Penggunaan e-magazine sebagai bentuk public relations 2.0 bagi humas perguruan tinggi. Jurnal Kajian Komunikasi, 2(1), 61-65.

Lombard, D. 1996. Nusa Jawa: Batas-batas Pembaratan. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Straubhar, J., LaRose, R., & Davenport, L. 2012. Media Now: Understanding Media, Culture, and Technology. Edisi ketujuh. Wadsworth: Boston, Amerika Serikat.

Swantoro, P. 2002. Dari Buku ke Buku, Sambung Menyambung Menjadi Satu. Kepustakaan

Popular Gramedia.

Referensi

Dokumen terkait

Air limbah penambangan batubara yang pH-nya rendah mengalir ke sungai akan mempengaruhi pH air sungai, me- nyebabkan masyarakat yang sehari-hari menggunakan air

Untuk salah satu jenis dari marga ini yaitu Colocasia esculenta (L.) Schott memiliki beberapa nama daerah seperti talas, bentul, taro, keladi.. (melayu), cocoyam,

Penelitian ini dilakukan di SDN 19 Melabo kabupaten Bengkayang dalam bentuk penelitian tindakan kelas. Adapun tahapan penelitian ini ada empat yaitu tahap perencanaan,

Contoh implementasi kecil yang dapat kita realisasikan di sekolah misalnya dengan mengadakan kegiatan-kegiatan kesiswaan yang menekankan pada

[r]

4 Pelelangan Sederhana : metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa Lainnya untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).8..

Peneliti melakukan wawancara langsung dengan mengajukan beberapa pertanyaan ke beberapa pihak yang bersangkutan secara lisan dan mendengarkan langsung keterangan-keterangan

Berdasarkan hasil penelitian, tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler ini adalah untuk mengaktualisasikan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari, sehingga ajaran