• Tidak ada hasil yang ditemukan

Masyarat Terasing di Indonesia dan Wacan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Masyarat Terasing di Indonesia dan Wacan"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Masyarat Terasing di Indonesia dan Wacana Internasional

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki beragam suku bangsa dengan kekayaan budayanya yang membentang dari Sabang hingga Merauke. Indonesia pun memiliki semboyan yakni Bhinneka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu, dimana negara Indonesia yang majemuk dengan keaneka-ragaman yang luas dalam hal kebudayaan, bahasa dan agama. Sehingga dalam kebhinnekan itu diharapkan dapat melahirkan kerukunan.

Dengan adanya ratusan suku bangsa yang ada di Indonesia, walaupun tidak resmi, suku-suku bangsa di Indonesiayang beraneka ragam itu dibagi ke dalam tiga golongan, yaitu: (1) golongan suku bangsa, (2) golongan minoritas, (3) golongan masyarakat terasing.

Penduduk yang disebut “minoritas” itu bukan warga sukubangsa yang secara demografi hanya sedikit jumlah warganya, tetapi warga golongan yang keturunan asing seperti Tionghoa, keturunan China, keturunan Arab dan India, serta keturunan Eropa dan Indonesia yang biasanya disebut Indo. Namun kata “minoritas” mengandung makan negatif, sehingga alangkah lebih baik menggunakan sebutan “WNI keturunan asing”. Sedangkan golongan ketiga yakni masyarakat terasing. Golongan masyarakat ini di Indonesia menurut definisi Departemen Sosial RI kurang-lebih berbunyi sebagai berikut:

“... masyarakat yang terisolasi dan memiliki kemampuan terbatas untuk berkomunikasi dengan masyarakat-masyarakat lain yang lebih maju, sehingga karena itu bersifat terbelakang serta tertinggal dengan proses mengembangkan kehidupan ekonomi, politik, sosial-budaya, keagamaan dan ideologi..” (Depsos 1989: hlm. 1)

Dengan adanya penggolongan penduduk ini diharapkan dapat mengangkat mereka dari keterasingan mereka serta membangun masyarakatnya agar menjadi sama dengan masyarakat-masyarakat suku bangsa lain, dengan arah orientasi ke kebudayaan nasional Indonesia. Dan istilah “masyarakat terasing” lebih baik diganti dengan istilah “masyarakat yang diupayakan berkembang”.

Untuk asal-mula masyarakat terasing itu terbagi menjadi 2 hipotesis, yaitu dugaan yang menganggap bahwa masyarakat terasing itu merupakan sisa-sisa dari suatu penduduk lama yang tertinggal di daerah-daerah yang tidak dilewati penduduk sekarang, dan dugaan yang menganggap bahwa mereka merupakan bagian dari penduduk sekarang yang karena peristiwa-peristiwa tertentu diusir atau melahirkan diri ke daerah-daerah yang terpencil, sehingga mereka tidak mengikuti perkembangan dan kemajuan penduduk sekarang. Dan Departemen Sosial

Nama : Ida Uswatun Hasanah Matkul : Etnografi 3

(2)

menggolongkan masyarakat terasing tersebut : (1) Masyarakat yang warganya hidup mengembara atau setengah mengembara, karena mata pencaharian hidup mereka yang pokok adalah meramu sagu, berburu atau berkebun secara amat sederhana. (2) Penduduk masyarakat yang masih hidup mengembara atau setengah mengembara dan juga yang warganya sudah menetap, tetapi dianggap mempunyai kebudayaan yang masih “primitif”, dan walaupun sebagian dari mereka telah terpengaruh oleh unsur-unsur kebudayaan dari luar yang lebih maju, sebagian besar masih mempunyai kebudayaan yang dinilai “primitif”.

Di Indonesia sendiri, masyarakat terasing berada pada tingkat perkembangan ekonomi dan sosial yang berbeda-beda. Mereka hidup dalam kelompok-kelompok kecil di hutan rimba, lereng gunung, atau rawa-rawa luas, yang terbentang antara Sumatra di bagian barat hingga Irian Jaya di bagian timur Indonesia.

Posisi masyarakat adat telah cukup menonjol hingga diproklamirkan oleh PBB pada tahun 1993. Dalam beberapa tahun terakhir, masyarakat adat menjadi topik perbincangan di dunia global. Beberapa organisasi internasional dibawah naungan PBB pun turut andil dalam deklarasi ini, antara lain ILO (International Labour Organization), Bank Dunia serta Asian Development Bank. Di sisi lain, organisasi internasional diluar pemerintahan juga turut serta, antara Worldwide Fund for Nature, the World Conservation Agency dan the World Council of Churches. Dan the Asian Development Bank (ADB) cukup lamaban dalam merespon tantangan dunia untuk fokus pada hak dan perhatiannya pada masyarakat adat, padahal 70% masyarakat adat tinggal di kawasan Asia Pasifik.

Negara yang memiliki masyarakat adat lebih sering memiliki peraturan yang berbeda dengan negara lain pada umumnya. Ketertarikan komunitas internasional dapat dilihat dari responnya terhadap peraturan nasional yang telah dicapai dengan menerapkannya. Salah satu elemen yang penting adalah konsep masyarakat adat dalam bentuk tunggal dan jamak. Beberapa negara tidak melihat masyarakat adat sebagai kelompok kolektif dan terpisah. Mereka lebih berpikir dan menulis tentang masyarakat adat dibanding masyarakat biasa.

Referensi

Dokumen terkait

Tidak memiliki teman yang seumuran dirumah EL,VB23 Lebih diam saat menyelesaikan masalah sendirian EL,VB25b Menyelesaikan masalah yang ada sendirian VB24b Lebih memilih diiam saat

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa: (1) profil motivasi kerja guru fisika SMA Negeri Kabupaten Purworejo pascasertifikasi guru berada pada interval ̅

Izin Peruntukan Penggunaan Tanah yang selanjutnya disingkat IPPT adalah izin yang dipersyaratkan kepada perorangan dan/atau Badan untuk setiap penggunaan tanah yang

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

[r]

Abutmen merupakan struktur penahan tanah yang mendukung bangunan atas pada bagian ujung-ujung suatu jembatan. Abutmen berfungsi untuk menahan gaya longitudinal dari tanah di