EKSISTENSI MULTIKULTURAL PADA JEMAAT GKJ SEHATI
DESA KOLAM KECAMATAN PERCUT SEI TUAN
KABUPATEN DELI SERDANG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
RISKY SRIPITA SIRAIT 3113122037
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
i
ABSTRAK
Risky Sripita Sirait.NIM.3113122037.Eksistensi Multikultural Pada Jemaat GKJ Sehati Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Medan. Medan. 2015.
Eksistensi multikultural pada jemaat GKJ Sehati Desa Kolam terjadi karena di dalam jemaat GKJ Sehati terdapat beberapa suku yang berbeda. Perbedaan suku tersebut menjadi satu di dalam GKJ Sehati akibat adanya sikap penerimaan terhadap antar sesama anggota gereja meskipun berbeda suku dan sikap anggota jemaat GKJ Sehati bertahan sampai saat ini. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu dengan cara menggali secara langsung data yang ada di lapangan. Kemudian didukung oleh data kepustakaan dari sumber bacaan buku referensi yang berkaitan dengan judul penelitian. Dalam penelitian ini telah diketahui proses terjadinya multikultural di GKJ Sehati serta latar belakang keberagaman suku dalam jemaat GKJ Sehati adalah karena sikap keterbukaan jemaat jawa perdana di GKJ Sehati. Kemudian melalui sejarah GKJ Sehati diketahui bahwa jemaat mengalami perkembangan baik dari segi prasarana dan sarana. Selain itu faktor perkawinan campuran juga sebagai salah satu faktor yang berperan dalah perkembangan jumalah populasi jemaat GKJ Sehati. data yang diperoleh juga menunjukkan adanya konsep eksistensi multikultural pada jemaat GKJ Sehati dan data penelitian telah membuktikan bahwa konsep eksistensi multikultural masih tetap bertahan di GKJ Sehati.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas berkat dan anugrah karunia Tuhan Yang Maha Esa
karena kasih-Nya akhirnya penulis menyelesaikan skripsi ini dengan baik yang
berjudul “ Eksistensi Multikultural Dalam Jemaat GKJ Sehati Desa Kolam
Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang “
Penulisan skripsi ini merupakan sebagai salah satu syarat yang harus
dipenuhi oleh setiap mahasiswa guna menyelesaikan perkuliahan sehingga dapat
menyandang gelar Sarjana Pendidikan di Program Studi Pendidikan Antropologi
Universitas Negeri Medan. Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh
dari sempurna baik dari segi isi dalam hal penyajian maupun tehnik penulisan
yang dikarenakan keterbatasan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu dengan
kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan skripsi ini.
Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari betapa besar
dukungan moral, material, waktu serta tenaga yang diperoleh penulis dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih dan juga penghargaan yang setinggi – tingginya kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa selalu menyertai dan menjadi pengharapan penulis
untuk meminta pertolongan dari berbagai masalah dan tantangan dalam
penulisan skripsi ini hingga akhirnya berhasil terselesaikan karena Kasih
iii
2. Teristimewa terhadap kedua orang tua penulis Ayahanda terkasih Polman
Sirait dan Ibunda tercinta Jenris Westy Harahap yang telah mendidik dan
mangajarkan penulis arti sebuah perjuangan hidup serta memberikan
bantuan moral dan material sehingga penulis dapat menyelesaikan studi
dengan baik dan terima kasih kepada kakak penulis Melva Maretty Sirait,
Maripah Fridah Sirait, serta kepada adik penulis Evlin Rut Olivia Sirait,
Risman Kornelius Sirait dan Jeremi Repiala Sirait.
3. Terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor
Universitas Negeri Medan
4. Bapak Drs. Restu M.S, selaku Dekan dan seluruh Civitas akademik di
Fakultas Ilmu Sosial.Universitas Negeri Medan.
5. Ibu Dra.Puspitawati, M.Si, selaku Ketua Prodi Pendidikan Antropologi
yang telah banyak memberikan dorongan dan motivasi selama proses
perkuliahandi Program Studi Pendidikan Antropologi.
6. Bapak Drs. Tumpal Simarmata, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi,
yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama proses penulisan
skripsi ini.
7. Bapak Drs.Waston Malau, M.Sp selaku Dosen Pembimbing Akademik
dan Dosen Pembanding Utama yang telah memberikan kritik dan saran
dalam proses penyelesaian skripsi ini.
8. Ibu Supsiloani, M.Si selaku Dosen Pembanding Utama yang memberikan
iv
9. Ibu Noviy Hasanah,M.Hum selaku Dosen Pembanding Bebas yang telah
memberikan kritik dan saran yang membangun bagi penulis.
10. Seluruh Dosen Pendidikan Antropologi atas arahan dan jasa - jasa yang
telah penulis terima pada masa perkuliahan selama menjadi mahasiswa di
Prodi Pendidikan Antropologi.
11. Untuk Kakak Senior penulis Ayu Febryani, S.Pd yang membantu proses
penyelesaian skripsi ini hingga selesai dengan memberikan arahan dan
mengajari penulis.
12. Untuk seseorang yang spesial di hati penulis Amantius Armanius Ghea
yang senantiasa menemani, memberi dukungan, mendoakan, dan sering
memberi solusi atas masalah – masalah yang terjadi dalam proses
penyelesaian tulisan ini. Terima kasih banyak telah menjadi abang
sekaligus kekasih yang mendukung setiap keputusan penulis. Semoga
kesuksesan dan karunia-Nya selalu tertuju padamu.
13. Terima kasih kepada sahabat dan rekan seperjuangan Desyanti Girsang,
Ayu Lusoi, Ayu Loina, Marini Lamtio, Jojor Anna Teresia, Rebecca Elisa
yang telah membantu dan menemani penulis menyelesaikan skripsi ini.
14. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Sumarly Tambunan dan Ibu
Marsinem yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini dengan
memberikan motivasi bagi penulis serta seluruh jemaat GKJ Sehati Desa
Kolam.
15. Terkhusus buat adikku Cahaya Maria Nainggolan, Dirga Ritonga,Yolanda
v
Sinaga, dan Sri Devi Manalu untuk setiap semangat dan dorongan serta
teman seperjuanganku Eka Riani Saragih dan Kakak Melva Naomica
Nainggolan yang memberi motivasi yang membangun keberlangsungan
skripsi ini.
Kiranya Tuhan yang Maha Kuasa senantiasa membalas segala kebaikan yang
telah diberikan. Dan semoga segala kerja keras dalam penyelesaian skripsi ini
kelak dapat memberikan hasil yang bermanfaat bagi seluruh pihak. Penulis
menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini oleh
karenanya segala kritik dan saran yang membangun, akan penulis terima sebagai
perbaikan yang positif.
Medan, 20 Mei 2015 Penulis
vi DAFTAR ISI
Daftar Isi ... vi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1.Latar Belakang Masalah ... 1
1.2.Identifikasi Masalah... 4
1.3. Perumusan Masalah ... 5
1.4.Tujuan Penelitian ... 5
1.5.Manfaat penelitian ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7
2.1. Tinjauan Pustaka ... 7
2.2. Kerangka Konseptual... 9
2.2.1. Pengertian Eksistensi ... 9
2.2.2. Pengertian Multikultural ... 10
2.2.3. Pengertian Masyarakat ... 13
2.2.4. Pengertian Gereja ... 14
2.2.5. Pengertian Suku Jawa ... 14
2.3. Landasan Teori ... 16
2.4. Kerangka Berfikir ... 18
BAB III METODE PENELITIAN ... 20
3.1. Metode Penelitian ... 20
3.2. Lokasi Penelitian ... 22
3.3. Subjek dan Objek Penelitian ... 22
3.3.1. Subjek Penelitian ... 22
3.3.2. Objek Penelitian ... 23
3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 23
3.4.1. Observasi... 23
3.4.2. Wawancara ... 24
3.4.3. Dokumentasi ... 25
3.4.4. Studi Literatur ... 25
3.5. Teknik Analisis Data ... 25
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 27
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 27
4.2 Sejarah Umum GKJ Sehati ... 33
4.3. Latar Belakang Keanekaragaman Suku Bangsa ... 38
4.4. Faktor Pendorong dan Penghambat Konsep Multikultural ... 41
4.5. Perkembangan Jemaat GKJ Sehati ... 43
4.6. Pengaruh Perkawinan Campuran terhadap Populasi Jemaat ... 47
vii
4.8. Eksistensi Multikultural di GKJ Sehati ... 61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 66
5.1. Kesimpulan ... 66
5.2. Saran ... 61
VIII
DAFTAR BAGAN
IX
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Daftar Nama Kepala Desa Kolam ... 28
Tabel 2. Daftar Suku Bangsa Desa Kolam... 30
Tabel 3. Daftar Penduduk Berdasarkan Agama ... 31
Tabel 4. Daftar Rumah Ibadah Desa Kolam ... 32
Tabel 5. Dafttar Kelompok Jemaat Suku Jawa ... 54
Tabel 6. Daftar Kelompok Jemaat Suku Batak Toba ... 56
Tabel 7. Daftar Kelompok Jemaat Suku Simalungun ... 58
Tabel 8. Daftar Kelompok Jemaat Suku Nias ... 59
Tabel 9. Daftar Kelompok Jemaat Suku Karo ... 59
Tabel 10. Daftar Kelompok Jemaat Suku Thionghoa ... 59
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang mempunyai tingkat
keberagaman yang sangat kompleks. Masyarakat dengan berbagai
keanekaragaman tersebut dikenal dengan istilah masyarakat multikultural.
Multikultural juga dapat diartikan sebagai keanekaragaman atau perbedaan
terhadap suatu kebudayaan dengan kebudayaan lain. Sehingga masyarakat
multikultural dapat diartikan sebagai sekelompok manusia yang tinggal dan hidup
bersama menetap di suatu tempat yang memiliki kebudayaan dan ciri khas
tersendiri yang mampu membedakan antara satu masyarakat dengan masyarakat
lain.
Dalam dunia yang semakin terbuka, perjumpaan dan pergaulan antar suku
semakin mudah. Di satu sisi kenyataan ini menimbulkan kesadaran akan
perbedaan dalam berbagai aspek kehidupan. Perbedaan bila tidak dengan baik
dikelola akan menimbulkan konflik yang bahkan akhir –akhir ini menjadi
kenyataan. Di lain pihak kenyataan ini juga menimbulkan kesadaran perlunya dan
pentingnya dialog dalam kehidupan yang semakin terbuka saat ini. Dengan
demikian sikap multikultural merupakan suatu sikap yang menyatakan terbuka
akan suatu perbedaan.Ketika perbedaan itu tidak dapat dikelola dengan baik
potensi kemungkinan akan munculnya konflik sangat besar, akan tetapi ketika
2
Salah satu syarat agar sikap multikultural efektif adalah bila kita mau
menerima kenyataan hakiki manusia, bahwa manusia bukan mahkluk sempurna.
Sikap yang seharusnya mendasari masyarakat multikultural adalah sikap rendah
hati, bahwa tidak ada seorang pun yang memiliki kebenaran yang absolut, karena
kebenaran absolut melampaui ruang dan waktu, padahal manusia adalah mahkluk
yang terikat pada ruang dan waktu. Manusia merupakan mahkluk yang berjalan
bersama menuju kebenaran absolut tersebut. Untuk itu perlu mengembangkan
sikap hormat akan keunikan masing-masing pribadi ataupun kelompok tanpa
membeda-bedakan suku ,agama,ras dan bahasa.
Selain itu masyarakat juga perlu mengembangkan sikap hormat kepada
masing-masing pribadi ataupun kelompok dengan cara mereka masing-masing.
Namun ada satu tantangan yang harus kita hadapi dan atasi yaitu essensialisme
budaya. Maksudnya adalah kebudayaan dijadikan sebagai pegangan dan acuan
oleh mereka yang terkait dengan kebudayaan tersebut dalam menentukan sikap
dan perilaku terhadap sesamanya dan lingkungannya.
Pandangan seperti inilah yang cenderung melihat budaya sebagai suatu
hakikat (essensi) yang tidak bisa berubah lagi. Pandangan ini dicirikan sebagai
pandangan esensialisme. Pandangan ini mengacu pada bahwa kebenaran itu
bersifat tetap, stabil dan tidak berubah dan akhirnya manusia dilihat sebagai hasil
dari kebudayaan tersebut. Ketika manusia itu berbeda dari kelompoknya maka itu
dikatakan orang lain, ataupun orang asing. Bahaya yang terkandung dalam
3
tersebut dan bisa memaksakan kehendak atas pandangannya atau keyakinannya
kepada orang lain.
Tempat ibadah adalah hal yang mungkin tempat bergabungnya berbagai
macam suku bangsa, bahasa, dan etnis masyarakat. Karena seperti tertulis dalam
dasar negara Indonesia yang tertuang dalam Pancasila sila pertama yang berbunyi
“Ketuhanan Yang Maha Esa”. Dalam butir-butir pancasila diuraikan nilai dari
sila pertama pancasila tersebut adalah bahwa setiap warga negara berhak untuk
memeluk agama apapun yang diakui keberadaannya di Negara Indonesia.
Sehingga dalam satu agama di Indonesia terdapat berbagai macam suku bangsa
yang menganutnya, meskipun dalam hal spesifik ada kaum mayoritas, dan
minoritas. Dalam agama islam mayoritas suku bangsa yang turut didalamnya
adalah sebagian besar masyarakat jawa, melayu, padang, sunda dan sebagainya.
Sementara itu agama kristen mayoritas suku bangsa yang turut didalamnya adalah
sebagian besar masyarakat batak, manado,ambon,nias dan lainnya. Di agama
hindu mayoritas masyarakat bali, sedangkan di agama buddha sebgaian besar
adalah masyarakat bersuku Tionghoa. Sehingga semua masyarakat berasal dari
suku bangsa yang berbeda dalam suatu tempat ibadah.
Sebagai alat pemersatu yang dianggap sah oleh negara adalah,
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar supaya semua masyarakat
luas di negeri ini bisa mengerti. Selain itu tempat ibadah menjadi saluran
solidaritas terhadap masyarakat yang berbeda asal dan usul budaya dan suku
4
Berdasarkan tinjauan penelitian yang dilakukan peneliti, GKJ Sehati yang
terdapat di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang,
merupakan gereja yang memiliki ciri yang unik, yaitu pada gereja GKJ Sehati ini
terdapat berbagai macam suku yang menjadi anggota jemaatnya antara lain : suku
jawa, toba, simalungun, karo, nias, flores dan tionghoa. Melihat latar nama gereja
adalah Gereja Kristen Jawa, peneliti tertarik untuk meneliti mengapa suku lain di
luar suku jawa ikut serta menjadi anggota jemaat GKJ Sehati. Peneliti ingin
menggali apa yang melatar belakangi kebertahanan gereja tersebut pada jemaat
GKJ Sehati Desa Kolam. Dengan demikian keragaman suku yang ada di GKJ
Sehati ini menjadi dasar yang membuat penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “EKSISTENSI MASYARAKAT
MULTIKULTURAL DI GEREJA KRISTEN JAWA ( GKJ ) DESA
KOLAM KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI
SERDANG”
1.2. Identifikasi Masalah
1. Faktor-faktor apa yang melatarbelakangi keragaman Jemaat GKJ Sehati
Desa Kolam
2. Pengaruh dari luar masyarakat Desa Kolam yang berkaitan dengan
perbedaan yang ada dalam masyarakat
3. Mengenai perkembangan Jemaat GKJ Sehati Desa Kolam Kecamatan
Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang
4. Faktor pendorong dan penghambat terjadinya eksistensi multikultural
5
5. Pengaruh Perkawinan Campuran terhadap jumlah populasi umat kristiani
GKJ (Gereja Kristen Jawa)
1.3. Perumusan Masalah
1. Apa faktor – faktor yang melatarbelakangi keanekaragaman Jemaat GKJ
Sehati Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang?
2. Apa saja faktor pendorong dan penghambat eksistensi konsep
multikultural di lingkungan GKJ Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang?
3. Bagaimana perkembangan Jemaat GKJ Sehati Desa Kolam Kecamatan
Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang?
4. Bagaimana pengaruh perkawinan campuran terhadap jumlah populasi
Jemaat GKJ Sehati Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli
Serdang?
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui latar belakang faktor – faktor yang keterbukaan
masyarakat Desa Kolam terhadap kehadiran kebudayaan lain yang saling
berbeda satu sama lain sesama anggota masyarakat khususnya lingkungan
GKJ (Gereja Kristen Jawa)
2. Untuk mengetahui faktor pendorong dan penghambat eksistensi konsep
multikultural di lingkungan GKJ (Gereja Kristen Jawa) Desa Kolam
6
4. Untuk mengetahui pengaruh perkawinan campuran bisa mempengaruhi
jumlah populasi masyarakat lingkungan GKJ (Gereja Kristen Jawa)
1.5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberi manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Memberikan pengetahuan mengenai konsep multikultural dalam
masyarakat Desa Kolam
2. Bagi Masyarakat Luas
Memberikan gambaran mengenai hubungan sosial masyarakat Desa
Kolam dengan konsep multikultural
3. Bagi Peneliti
Mengetahui keberadaan masyarakat multikultural di Desa Kolam
Memberikan pemahaman kepada masyarakat luas tentang hidup
66 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka peneliti memperoleh kesimpulan yaitu, melalui penelitian ini dapat diketahui latar belakang keterbukaan jemaat GKJ Sehati Desa Kolam terhadap perbedaan suku yang ada di dalam gereja. Kemudian diketahui faktor pendorong dan penghambat proses perkembangan GKJ Sehati Desa Kolam. Bagaimana perkembangan sejarah GKJ Sehati, mulai dari perkembangan jumlah populasi jemaat, serta sarana dan prasarana gereja. Berikut simpulannya :
1. Latar belakang terwujudnya keberagaman jemaat GKJ Sehati adalah karena sikap terbuka dari suku jawa yang perdama di GKJ Sehati yang menjadi alasan mengapa jemaat GKJ Sehati menjadi beragam.
2. Faktor pendorong dan penghambat dalam perkembangan GKJ Sehati antara lain :
Faktor Pendorong :
1. Letak geografis dan keadaan lingkungan 2. Ramah tamah suku Jawa
67 Faktor Penghambat :
A. Adanya tradisi Kejawen pada masyarakat
B. Munculnya Gereja kesukuan seperti HKBP (Huria Kristen Batak Toba) C. Perpindahan domisili Jemaat GKJ Sehati
Kemudian berdasarkan hasil penelitian membuktikan bahwa perkembangan sejarah GKJ Sehati menunjukkan adanya perkembangan sarana dan prasarana gereja, sampai pada pertambahan populasi jemaat. Pengaruh perkawinan campuran pada jemaat GKJ Sehati juga salah satu faktor yang menambah jumlah populasi jemaat GKJ Sehati
68 5.2. Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan oleh peneliti dalam penelitian dalam penelitian ini adalah :
1. Kepada seluruh Jemaat GKJ Sehati Desa Kolam, adalah untuk menjaga kerukunan umat beragama dengan masyarakat lain yang berada di sekitar Desa Kolam dan menjalin komunikasi yang baik untuk mencapai hubungan sosial yang selaras, seimbang dan serasi.
2. Peneliti juga berharap seluruh Jemaat GKJ Sehati untuk tetap menjaga keseimbangan dalam keberagaman etnis yang ada di lingkunganb gereja. Agar konsep multikultural yang menjadi ikon penting dan untik di dalam perkembangan gereja dapat bertahan sebagai bentuk identitas Gereja. 3. Peneliti juga berharap untuk seluruh Jemaat GKJ Sehati supaya
menghargai segala bentuk perbedaan etnis yang mungkin dapat memicu terjadi konflik untuk menciptakan damai sejahtera kepada seluruh anggota jemaat.
DAFTAR PUSTAKA
Aritonang, Jan. S. 2012. Sejarah Berbagai Aliran Di Dalam Dan Di Sekitar Gereja. Jakarta : BPK Gunung Mulia
Ata Ujan. Andre. 2009 Multikulturalisme (Belajar Hidup Bersama dalam Perbedaan). Jakarta: PT.Indeks
Ata Ujan, Andre. 2004 Membangun Kepentingan Bersama dalam Masyarakat Majemuk. Jurnal Respons,Vol 10,No 02,Desember : 79-44
Azra. Azyurmardi. 2007 Identitas dan Krisis Budaya Membangun Multikulturalisme Indonesia. Jakarta: Pustaka Indonesia
Koenjaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu Anropologi : Edisi Kedelapan. Jakarta : Rineka Cipta
Lubis, Aktyar Yusuf. 2006 Dekonstuksi Epistemologi Modren. Jakarta: Pustaka Indonesia Satu
Mahfud, Choirul. 2006 Pendidikan Multikultural. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Moleong, L.J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya
Notosutanto, Nugroho. 1992. Tragedi Nasional PencobaanKup G 30 S/PKI di Indonesia. Jakarta : PT. Pembimbing Masa
Poewandari, E.K. 2007. Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia. Depok: Lembaga Pengembangan Sarana Pengurangan dan Pendidikan
Syamsuddin, Haris. 2007 Sebuah Pengantar Diskusi, Makalah untuk Diskusi Kolokium Pusat. Universitas Atma Jaya
Parekh, Bhikhu. 2008 Rethingking Multikulturalism (Kesetaraan dalam Masyarakat Multikultur) Yogyakarta: Kanisius
Suparlan, Pasurdi. 2006 Pendidikan Multikultural. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Syarifuddin, Fredyani. 2006 Jurnal Antropologi Sosial Budaya, (Membumikan Multikultural di Indonesia) Vol. 11, No.1. Medan:USU
Suseno-Magnis, Franz. 2007 Etika Politik dan Demokrasi Deliberatif. Pusat Pengembangan Etika
Suseno-Magnis, Franz.2001. Indonesia: Antara Pluralisme & Primordialisme. Jakarta: Gramedia
Tilaar, H. A. R. 2004. Multikulturalisme Tantangan-tantangan Global Masa Depan dalam Transformasi Pendidikan Nasional. Jakarta: Gramedia Widiasarana (Grasindo)
Velduis, Hendri. 2010. Kutahu Yang Ku Percaya: Sebuah Penjelasan Tentang Gereja. Jakarta : BPK Gunung Mulia