• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKSISTENSI MULTIKULTURAL PADA JEMAAT GKJ SEHATI DESA KOLAM KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EKSISTENSI MULTIKULTURAL PADA JEMAAT GKJ SEHATI DESA KOLAM KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

EKSISTENSI MULTIKULTURAL PADA JEMAAT GKJ SEHATI

DESA KOLAM KECAMATAN PERCUT SEI TUAN

KABUPATEN DELI SERDANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

RISKY SRIPITA SIRAIT 3113122037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)
(4)

i

ABSTRAK

Risky Sripita Sirait.NIM.3113122037.Eksistensi Multikultural Pada Jemaat GKJ Sehati Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Medan. Medan. 2015.

Eksistensi multikultural pada jemaat GKJ Sehati Desa Kolam terjadi karena di dalam jemaat GKJ Sehati terdapat beberapa suku yang berbeda. Perbedaan suku tersebut menjadi satu di dalam GKJ Sehati akibat adanya sikap penerimaan terhadap antar sesama anggota gereja meskipun berbeda suku dan sikap anggota jemaat GKJ Sehati bertahan sampai saat ini. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu dengan cara menggali secara langsung data yang ada di lapangan. Kemudian didukung oleh data kepustakaan dari sumber bacaan buku referensi yang berkaitan dengan judul penelitian. Dalam penelitian ini telah diketahui proses terjadinya multikultural di GKJ Sehati serta latar belakang keberagaman suku dalam jemaat GKJ Sehati adalah karena sikap keterbukaan jemaat jawa perdana di GKJ Sehati. Kemudian melalui sejarah GKJ Sehati diketahui bahwa jemaat mengalami perkembangan baik dari segi prasarana dan sarana. Selain itu faktor perkawinan campuran juga sebagai salah satu faktor yang berperan dalah perkembangan jumalah populasi jemaat GKJ Sehati. data yang diperoleh juga menunjukkan adanya konsep eksistensi multikultural pada jemaat GKJ Sehati dan data penelitian telah membuktikan bahwa konsep eksistensi multikultural masih tetap bertahan di GKJ Sehati.

(5)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas berkat dan anugrah karunia Tuhan Yang Maha Esa

karena kasih-Nya akhirnya penulis menyelesaikan skripsi ini dengan baik yang

berjudul “ Eksistensi Multikultural Dalam Jemaat GKJ Sehati Desa Kolam

Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang “

Penulisan skripsi ini merupakan sebagai salah satu syarat yang harus

dipenuhi oleh setiap mahasiswa guna menyelesaikan perkuliahan sehingga dapat

menyandang gelar Sarjana Pendidikan di Program Studi Pendidikan Antropologi

Universitas Negeri Medan. Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh

dari sempurna baik dari segi isi dalam hal penyajian maupun tehnik penulisan

yang dikarenakan keterbatasan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu dengan

kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

demi kesempurnaan skripsi ini.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari betapa besar

dukungan moral, material, waktu serta tenaga yang diperoleh penulis dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terima kasih dan juga penghargaan yang setinggi – tingginya kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa selalu menyertai dan menjadi pengharapan penulis

untuk meminta pertolongan dari berbagai masalah dan tantangan dalam

penulisan skripsi ini hingga akhirnya berhasil terselesaikan karena Kasih

(6)

iii

2. Teristimewa terhadap kedua orang tua penulis Ayahanda terkasih Polman

Sirait dan Ibunda tercinta Jenris Westy Harahap yang telah mendidik dan

mangajarkan penulis arti sebuah perjuangan hidup serta memberikan

bantuan moral dan material sehingga penulis dapat menyelesaikan studi

dengan baik dan terima kasih kepada kakak penulis Melva Maretty Sirait,

Maripah Fridah Sirait, serta kepada adik penulis Evlin Rut Olivia Sirait,

Risman Kornelius Sirait dan Jeremi Repiala Sirait.

3. Terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor

Universitas Negeri Medan

4. Bapak Drs. Restu M.S, selaku Dekan dan seluruh Civitas akademik di

Fakultas Ilmu Sosial.Universitas Negeri Medan.

5. Ibu Dra.Puspitawati, M.Si, selaku Ketua Prodi Pendidikan Antropologi

yang telah banyak memberikan dorongan dan motivasi selama proses

perkuliahandi Program Studi Pendidikan Antropologi.

6. Bapak Drs. Tumpal Simarmata, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi,

yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama proses penulisan

skripsi ini.

7. Bapak Drs.Waston Malau, M.Sp selaku Dosen Pembimbing Akademik

dan Dosen Pembanding Utama yang telah memberikan kritik dan saran

dalam proses penyelesaian skripsi ini.

8. Ibu Supsiloani, M.Si selaku Dosen Pembanding Utama yang memberikan

(7)

iv

9. Ibu Noviy Hasanah,M.Hum selaku Dosen Pembanding Bebas yang telah

memberikan kritik dan saran yang membangun bagi penulis.

10. Seluruh Dosen Pendidikan Antropologi atas arahan dan jasa - jasa yang

telah penulis terima pada masa perkuliahan selama menjadi mahasiswa di

Prodi Pendidikan Antropologi.

11. Untuk Kakak Senior penulis Ayu Febryani, S.Pd yang membantu proses

penyelesaian skripsi ini hingga selesai dengan memberikan arahan dan

mengajari penulis.

12. Untuk seseorang yang spesial di hati penulis Amantius Armanius Ghea

yang senantiasa menemani, memberi dukungan, mendoakan, dan sering

memberi solusi atas masalah – masalah yang terjadi dalam proses

penyelesaian tulisan ini. Terima kasih banyak telah menjadi abang

sekaligus kekasih yang mendukung setiap keputusan penulis. Semoga

kesuksesan dan karunia-Nya selalu tertuju padamu.

13. Terima kasih kepada sahabat dan rekan seperjuangan Desyanti Girsang,

Ayu Lusoi, Ayu Loina, Marini Lamtio, Jojor Anna Teresia, Rebecca Elisa

yang telah membantu dan menemani penulis menyelesaikan skripsi ini.

14. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Sumarly Tambunan dan Ibu

Marsinem yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini dengan

memberikan motivasi bagi penulis serta seluruh jemaat GKJ Sehati Desa

Kolam.

15. Terkhusus buat adikku Cahaya Maria Nainggolan, Dirga Ritonga,Yolanda

(8)

v

Sinaga, dan Sri Devi Manalu untuk setiap semangat dan dorongan serta

teman seperjuanganku Eka Riani Saragih dan Kakak Melva Naomica

Nainggolan yang memberi motivasi yang membangun keberlangsungan

skripsi ini.

Kiranya Tuhan yang Maha Kuasa senantiasa membalas segala kebaikan yang

telah diberikan. Dan semoga segala kerja keras dalam penyelesaian skripsi ini

kelak dapat memberikan hasil yang bermanfaat bagi seluruh pihak. Penulis

menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini oleh

karenanya segala kritik dan saran yang membangun, akan penulis terima sebagai

perbaikan yang positif.

Medan, 20 Mei 2015 Penulis

(9)

vi DAFTAR ISI

Daftar Isi ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang Masalah ... 1

1.2.Identifikasi Masalah... 4

1.3. Perumusan Masalah ... 5

1.4.Tujuan Penelitian ... 5

1.5.Manfaat penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

2.1. Tinjauan Pustaka ... 7

2.2. Kerangka Konseptual... 9

2.2.1. Pengertian Eksistensi ... 9

2.2.2. Pengertian Multikultural ... 10

2.2.3. Pengertian Masyarakat ... 13

2.2.4. Pengertian Gereja ... 14

2.2.5. Pengertian Suku Jawa ... 14

2.3. Landasan Teori ... 16

2.4. Kerangka Berfikir ... 18

BAB III METODE PENELITIAN ... 20

3.1. Metode Penelitian ... 20

3.2. Lokasi Penelitian ... 22

3.3. Subjek dan Objek Penelitian ... 22

3.3.1. Subjek Penelitian ... 22

3.3.2. Objek Penelitian ... 23

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 23

3.4.1. Observasi... 23

3.4.2. Wawancara ... 24

3.4.3. Dokumentasi ... 25

3.4.4. Studi Literatur ... 25

3.5. Teknik Analisis Data ... 25

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 27

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 27

4.2 Sejarah Umum GKJ Sehati ... 33

4.3. Latar Belakang Keanekaragaman Suku Bangsa ... 38

4.4. Faktor Pendorong dan Penghambat Konsep Multikultural ... 41

4.5. Perkembangan Jemaat GKJ Sehati ... 43

4.6. Pengaruh Perkawinan Campuran terhadap Populasi Jemaat ... 47

(10)

vii

4.8. Eksistensi Multikultural di GKJ Sehati ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

5.1. Kesimpulan ... 66

5.2. Saran ... 61

(11)

VIII

DAFTAR BAGAN

(12)

IX

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Daftar Nama Kepala Desa Kolam ... 28

Tabel 2. Daftar Suku Bangsa Desa Kolam... 30

Tabel 3. Daftar Penduduk Berdasarkan Agama ... 31

Tabel 4. Daftar Rumah Ibadah Desa Kolam ... 32

Tabel 5. Dafttar Kelompok Jemaat Suku Jawa ... 54

Tabel 6. Daftar Kelompok Jemaat Suku Batak Toba ... 56

Tabel 7. Daftar Kelompok Jemaat Suku Simalungun ... 58

Tabel 8. Daftar Kelompok Jemaat Suku Nias ... 59

Tabel 9. Daftar Kelompok Jemaat Suku Karo ... 59

Tabel 10. Daftar Kelompok Jemaat Suku Thionghoa ... 59

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang mempunyai tingkat

keberagaman yang sangat kompleks. Masyarakat dengan berbagai

keanekaragaman tersebut dikenal dengan istilah masyarakat multikultural.

Multikultural juga dapat diartikan sebagai keanekaragaman atau perbedaan

terhadap suatu kebudayaan dengan kebudayaan lain. Sehingga masyarakat

multikultural dapat diartikan sebagai sekelompok manusia yang tinggal dan hidup

bersama menetap di suatu tempat yang memiliki kebudayaan dan ciri khas

tersendiri yang mampu membedakan antara satu masyarakat dengan masyarakat

lain.

Dalam dunia yang semakin terbuka, perjumpaan dan pergaulan antar suku

semakin mudah. Di satu sisi kenyataan ini menimbulkan kesadaran akan

perbedaan dalam berbagai aspek kehidupan. Perbedaan bila tidak dengan baik

dikelola akan menimbulkan konflik yang bahkan akhir –akhir ini menjadi

kenyataan. Di lain pihak kenyataan ini juga menimbulkan kesadaran perlunya dan

pentingnya dialog dalam kehidupan yang semakin terbuka saat ini. Dengan

demikian sikap multikultural merupakan suatu sikap yang menyatakan terbuka

akan suatu perbedaan.Ketika perbedaan itu tidak dapat dikelola dengan baik

potensi kemungkinan akan munculnya konflik sangat besar, akan tetapi ketika

(14)

2

Salah satu syarat agar sikap multikultural efektif adalah bila kita mau

menerima kenyataan hakiki manusia, bahwa manusia bukan mahkluk sempurna.

Sikap yang seharusnya mendasari masyarakat multikultural adalah sikap rendah

hati, bahwa tidak ada seorang pun yang memiliki kebenaran yang absolut, karena

kebenaran absolut melampaui ruang dan waktu, padahal manusia adalah mahkluk

yang terikat pada ruang dan waktu. Manusia merupakan mahkluk yang berjalan

bersama menuju kebenaran absolut tersebut. Untuk itu perlu mengembangkan

sikap hormat akan keunikan masing-masing pribadi ataupun kelompok tanpa

membeda-bedakan suku ,agama,ras dan bahasa.

Selain itu masyarakat juga perlu mengembangkan sikap hormat kepada

masing-masing pribadi ataupun kelompok dengan cara mereka masing-masing.

Namun ada satu tantangan yang harus kita hadapi dan atasi yaitu essensialisme

budaya. Maksudnya adalah kebudayaan dijadikan sebagai pegangan dan acuan

oleh mereka yang terkait dengan kebudayaan tersebut dalam menentukan sikap

dan perilaku terhadap sesamanya dan lingkungannya.

Pandangan seperti inilah yang cenderung melihat budaya sebagai suatu

hakikat (essensi) yang tidak bisa berubah lagi. Pandangan ini dicirikan sebagai

pandangan esensialisme. Pandangan ini mengacu pada bahwa kebenaran itu

bersifat tetap, stabil dan tidak berubah dan akhirnya manusia dilihat sebagai hasil

dari kebudayaan tersebut. Ketika manusia itu berbeda dari kelompoknya maka itu

dikatakan orang lain, ataupun orang asing. Bahaya yang terkandung dalam

(15)

3

tersebut dan bisa memaksakan kehendak atas pandangannya atau keyakinannya

kepada orang lain.

Tempat ibadah adalah hal yang mungkin tempat bergabungnya berbagai

macam suku bangsa, bahasa, dan etnis masyarakat. Karena seperti tertulis dalam

dasar negara Indonesia yang tertuang dalam Pancasila sila pertama yang berbunyi

Ketuhanan Yang Maha Esa”. Dalam butir-butir pancasila diuraikan nilai dari

sila pertama pancasila tersebut adalah bahwa setiap warga negara berhak untuk

memeluk agama apapun yang diakui keberadaannya di Negara Indonesia.

Sehingga dalam satu agama di Indonesia terdapat berbagai macam suku bangsa

yang menganutnya, meskipun dalam hal spesifik ada kaum mayoritas, dan

minoritas. Dalam agama islam mayoritas suku bangsa yang turut didalamnya

adalah sebagian besar masyarakat jawa, melayu, padang, sunda dan sebagainya.

Sementara itu agama kristen mayoritas suku bangsa yang turut didalamnya adalah

sebagian besar masyarakat batak, manado,ambon,nias dan lainnya. Di agama

hindu mayoritas masyarakat bali, sedangkan di agama buddha sebgaian besar

adalah masyarakat bersuku Tionghoa. Sehingga semua masyarakat berasal dari

suku bangsa yang berbeda dalam suatu tempat ibadah.

Sebagai alat pemersatu yang dianggap sah oleh negara adalah,

menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar supaya semua masyarakat

luas di negeri ini bisa mengerti. Selain itu tempat ibadah menjadi saluran

solidaritas terhadap masyarakat yang berbeda asal dan usul budaya dan suku

(16)

4

Berdasarkan tinjauan penelitian yang dilakukan peneliti, GKJ Sehati yang

terdapat di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang,

merupakan gereja yang memiliki ciri yang unik, yaitu pada gereja GKJ Sehati ini

terdapat berbagai macam suku yang menjadi anggota jemaatnya antara lain : suku

jawa, toba, simalungun, karo, nias, flores dan tionghoa. Melihat latar nama gereja

adalah Gereja Kristen Jawa, peneliti tertarik untuk meneliti mengapa suku lain di

luar suku jawa ikut serta menjadi anggota jemaat GKJ Sehati. Peneliti ingin

menggali apa yang melatar belakangi kebertahanan gereja tersebut pada jemaat

GKJ Sehati Desa Kolam. Dengan demikian keragaman suku yang ada di GKJ

Sehati ini menjadi dasar yang membuat penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “EKSISTENSI MASYARAKAT

MULTIKULTURAL DI GEREJA KRISTEN JAWA ( GKJ ) DESA

KOLAM KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI

SERDANG”

1.2. Identifikasi Masalah

1. Faktor-faktor apa yang melatarbelakangi keragaman Jemaat GKJ Sehati

Desa Kolam

2. Pengaruh dari luar masyarakat Desa Kolam yang berkaitan dengan

perbedaan yang ada dalam masyarakat

3. Mengenai perkembangan Jemaat GKJ Sehati Desa Kolam Kecamatan

Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

4. Faktor pendorong dan penghambat terjadinya eksistensi multikultural

(17)

5

5. Pengaruh Perkawinan Campuran terhadap jumlah populasi umat kristiani

GKJ (Gereja Kristen Jawa)

1.3. Perumusan Masalah

1. Apa faktor – faktor yang melatarbelakangi keanekaragaman Jemaat GKJ

Sehati Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang?

2. Apa saja faktor pendorong dan penghambat eksistensi konsep

multikultural di lingkungan GKJ Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan

Kabupaten Deli Serdang?

3. Bagaimana perkembangan Jemaat GKJ Sehati Desa Kolam Kecamatan

Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang?

4. Bagaimana pengaruh perkawinan campuran terhadap jumlah populasi

Jemaat GKJ Sehati Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli

Serdang?

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui latar belakang faktor – faktor yang keterbukaan

masyarakat Desa Kolam terhadap kehadiran kebudayaan lain yang saling

berbeda satu sama lain sesama anggota masyarakat khususnya lingkungan

GKJ (Gereja Kristen Jawa)

2. Untuk mengetahui faktor pendorong dan penghambat eksistensi konsep

multikultural di lingkungan GKJ (Gereja Kristen Jawa) Desa Kolam

(18)

6

4. Untuk mengetahui pengaruh perkawinan campuran bisa mempengaruhi

jumlah populasi masyarakat lingkungan GKJ (Gereja Kristen Jawa)

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberi manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Memberikan pengetahuan mengenai konsep multikultural dalam

masyarakat Desa Kolam

2. Bagi Masyarakat Luas

Memberikan gambaran mengenai hubungan sosial masyarakat Desa

Kolam dengan konsep multikultural

3. Bagi Peneliti

Mengetahui keberadaan masyarakat multikultural di Desa Kolam

Memberikan pemahaman kepada masyarakat luas tentang hidup

(19)

66 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka peneliti memperoleh kesimpulan yaitu, melalui penelitian ini dapat diketahui latar belakang keterbukaan jemaat GKJ Sehati Desa Kolam terhadap perbedaan suku yang ada di dalam gereja. Kemudian diketahui faktor pendorong dan penghambat proses perkembangan GKJ Sehati Desa Kolam. Bagaimana perkembangan sejarah GKJ Sehati, mulai dari perkembangan jumlah populasi jemaat, serta sarana dan prasarana gereja. Berikut simpulannya :

1. Latar belakang terwujudnya keberagaman jemaat GKJ Sehati adalah karena sikap terbuka dari suku jawa yang perdama di GKJ Sehati yang menjadi alasan mengapa jemaat GKJ Sehati menjadi beragam.

2. Faktor pendorong dan penghambat dalam perkembangan GKJ Sehati antara lain :

Faktor Pendorong :

1. Letak geografis dan keadaan lingkungan 2. Ramah tamah suku Jawa

(20)

67 Faktor Penghambat :

A. Adanya tradisi Kejawen pada masyarakat

B. Munculnya Gereja kesukuan seperti HKBP (Huria Kristen Batak Toba) C. Perpindahan domisili Jemaat GKJ Sehati

Kemudian berdasarkan hasil penelitian membuktikan bahwa perkembangan sejarah GKJ Sehati menunjukkan adanya perkembangan sarana dan prasarana gereja, sampai pada pertambahan populasi jemaat. Pengaruh perkawinan campuran pada jemaat GKJ Sehati juga salah satu faktor yang menambah jumlah populasi jemaat GKJ Sehati

(21)

68 5.2. Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan oleh peneliti dalam penelitian dalam penelitian ini adalah :

1. Kepada seluruh Jemaat GKJ Sehati Desa Kolam, adalah untuk menjaga kerukunan umat beragama dengan masyarakat lain yang berada di sekitar Desa Kolam dan menjalin komunikasi yang baik untuk mencapai hubungan sosial yang selaras, seimbang dan serasi.

2. Peneliti juga berharap seluruh Jemaat GKJ Sehati untuk tetap menjaga keseimbangan dalam keberagaman etnis yang ada di lingkunganb gereja. Agar konsep multikultural yang menjadi ikon penting dan untik di dalam perkembangan gereja dapat bertahan sebagai bentuk identitas Gereja. 3. Peneliti juga berharap untuk seluruh Jemaat GKJ Sehati supaya

menghargai segala bentuk perbedaan etnis yang mungkin dapat memicu terjadi konflik untuk menciptakan damai sejahtera kepada seluruh anggota jemaat.

(22)
(23)

DAFTAR PUSTAKA

Aritonang, Jan. S. 2012. Sejarah Berbagai Aliran Di Dalam Dan Di Sekitar Gereja. Jakarta : BPK Gunung Mulia

Ata Ujan. Andre. 2009 Multikulturalisme (Belajar Hidup Bersama dalam Perbedaan). Jakarta: PT.Indeks

Ata Ujan, Andre. 2004 Membangun Kepentingan Bersama dalam Masyarakat Majemuk. Jurnal Respons,Vol 10,No 02,Desember : 79-44

Azra. Azyurmardi. 2007 Identitas dan Krisis Budaya Membangun Multikulturalisme Indonesia. Jakarta: Pustaka Indonesia

Koenjaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu Anropologi : Edisi Kedelapan. Jakarta : Rineka Cipta

Lubis, Aktyar Yusuf. 2006 Dekonstuksi Epistemologi Modren. Jakarta: Pustaka Indonesia Satu

Mahfud, Choirul. 2006 Pendidikan Multikultural. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Moleong, L.J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya

Notosutanto, Nugroho. 1992. Tragedi Nasional PencobaanKup G 30 S/PKI di Indonesia. Jakarta : PT. Pembimbing Masa

Poewandari, E.K. 2007. Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia. Depok: Lembaga Pengembangan Sarana Pengurangan dan Pendidikan

(24)

Syamsuddin, Haris. 2007 Sebuah Pengantar Diskusi, Makalah untuk Diskusi Kolokium Pusat. Universitas Atma Jaya

Parekh, Bhikhu. 2008 Rethingking Multikulturalism (Kesetaraan dalam Masyarakat Multikultur) Yogyakarta: Kanisius

Suparlan, Pasurdi. 2006 Pendidikan Multikultural. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Syarifuddin, Fredyani. 2006 Jurnal Antropologi Sosial Budaya, (Membumikan Multikultural di Indonesia) Vol. 11, No.1. Medan:USU

Suseno-Magnis, Franz. 2007 Etika Politik dan Demokrasi Deliberatif. Pusat Pengembangan Etika

Suseno-Magnis, Franz.2001. Indonesia: Antara Pluralisme & Primordialisme. Jakarta: Gramedia

Tilaar, H. A. R. 2004. Multikulturalisme Tantangan-tantangan Global Masa Depan dalam Transformasi Pendidikan Nasional. Jakarta: Gramedia Widiasarana (Grasindo)

Velduis, Hendri. 2010. Kutahu Yang Ku Percaya: Sebuah Penjelasan Tentang Gereja. Jakarta : BPK Gunung Mulia

Gambar

Tabel 1. Daftar Nama Kepala Desa Kolam ......................................................

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan mengenai sejarah kcsen inn kuda lumping scbagai salah satu jenis seni pertunjukan ; mengctahui tahapan-tahapan dalam seni

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat jawa yang ada di desa Percut Sei Tuan Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang yang betjumlah ±. 3610

Penelitian ini bertujuan untuk (a) mengetahui latar belakang lahirnya Otonomi Daerah di Kabupaten Deli Serdang, (b) mengetahui program - program Otonomi Daerah yang

Adapun hasil penelitian ini diketahui bahwa tingkat partisipasi masyarakat terhadap keberadaan hutan mangrove adalah sedang dengan indek 58,65% dimana tidak ada hubungan

Berdasarkan dari hasil analisis diketahui bahwa nilai rataan salinitas di desa Percut yaitu 3,67 dimana menurut Staf Pusat Penelitian Tanah (1983) memiliki

Indonesia dan Jepang, 4) jender dan usia yang lebih muda tidak mempunyai pengaruh.. terhadap minat kewirausahaan mahasiswa ketiga negara, 5) latar belakang pendidikan.. ekonomi

Dari penjelasan tersebut dapat diketahui berbagai faktor yang mempengaruhi kinerja Posyandu yaitu pemberian PMT kepada balita sebagai penyemangat para ibu datang

Pada saat berlangsungnya pertunjukan kesenian reog di daerah desa Kolam, peneliti melihat yaitu di antaranya,pemain dari reog tersebut sebagian adalah anak-anak yang kira-kira