• Tidak ada hasil yang ditemukan

Arsitektur Sistem dan Teknologi Informas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Arsitektur Sistem dan Teknologi Informas"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Arsitektur Sistem dan Teknologi Informasi

untuk Kebutuhan Wealth Management

oleh Prof. Richardus Eko Indrajit - indrajit@post.harvard.edu

EKOJI

999

Nomor 315, 20 Juli 2013

(2)

Pentingnya Arsitektur Sistem

Setelah  mengetahui  peranan  dan  fungsi  teknologi  informasi  bagi  wealth  management,  hal  selanjutnya  yang  perlu diperhatikan  terkait  dengan  model  arsitektur  sistem  informasinya.  Cetak  biru  arsitektur  aplikasi  wealth  management  perlu  dikembangkan  karena  sejumlah  alasan utama, antara lain:

Karakteristik wealth management yang melibatkan begitu banyak instrumen investasi 

dari  berbagai  sumber  (atau  perusahaan)  yang  memiliki  karakteristik  sistem  informasinya masing‐masing perlu dipikirkan model integrasinya;

Setiap mitra usaha atau perusahaan penyedia produk/jasa investasi keuangan belum 

tentu memiliki sistem teknologi pendukung aktivitas kegiatan dimaksud – seandainya  memiliki  pun,  tipe  dan �iturnya‐pun akan berbeda‐beda sesuai  dengan model  bisnis  yang diterapkan sehingga perlu dikembangkan sistem keterpaduannya;

Produk  investasi  memiliki  karakteristik  yang  berbeda‐beda,  dimana  masing‐masing 

perlu  diperlakukan  secara  khusus  dipandang  dari  segi  prioritas,  pengawasan,  transaksi, evaluasi, pengambilan keputusan, dan lain‐lain yang harus diperhatikan oleh  para pengembang sistem informasi;

Kecepatan  pengenalan  produk‐produk  baru  maupun pengembangan  produk‐produk 

lama  sedemikian  dinamis  dan  cepatnya,  sehingga  teknologi  informasi  yang  dipergunakan harus mampu beradaptasi dengan kenyataan ini;

Saat ini terdapat begitu banyak jenis aplikasi yang tersedia di pasaran, dimana masing‐

masing  aplikasi  memiliki  kelebihan  dan  kekurangannya  tersendiri,  sehingga  perlu  dipikirkan  bagaimana  cara  memilih  portofolio  aplikasi  yang  sesuai  dan  bagaimana  menjalin relasi keterhubungannya secara teknis;

Selain  aplikasi  yang  beragam,  jenis  model  bisnis  kerjasa  yang  ditawarkan  pun 

sangatlah beragam,  mulai  dari  sistem  “beli  putus” hingga yang  revolusioner  seperti  “sewa aplikasi” atau “bayar per transaksi atau pemakaian” – sehingga harus dipikirkan  baik‐baik manajemen pengelolaannya, terutama setelah melalui aktivitas analisa cost‐ bene�it yang relevan; dan

Tuntutan  pelanggan  yang  membutuhkan  kecepatan,  keakuratan,  kebebasan,  dan 

keleluasaan dalam menggunakan teknologi moderen dewasa ini turut menjadi pemicu  dibutuhkannya sebuah desain atau rancangan sistem yang dapat memenuhi keinginan  tersebut.

Orientasi Kebutuhan Solusi Pelanggan

(3)

Gambar: Solusi Wealth Management dalam Perspektif Pelanggan

Sebagai  sebuah perusahaan pemberi jasa konsultasi di bidang wealth management, Tata  Services  paham  betul  paradigma  yang  berlaku,  yaitu  sistem  yang  dibuat  haruslah  berdasarkan  kebutuhan pelanggan  –  terutama  dalam menghasilkan  solusi  dari  masalah  yang dihadapi  mereka.  Berdasarkan pengamatan,  penelitian,  dan pengalaman yang ada,  dipandang  dari  perspektif  kebutuhan  pelanggan,  terdapat  7  (tujuh)  kelompok  solusi  dimaksud,  dimana  masing‐masing  terkait  dengan  entitas  portofolio  investasi  kekayaan  yang dikenal dalam wealth management, yaitu:

1. Investment Management and Advisory – menyangkut proses strategi investasi dan  alokasi aset kekayaan, mengingat begitu banyaknya jenis‐jenis atau tipe atau model  kekayaan yang dapat dimiliki;

2. Financial Planning – menyangkut proses  perencanaan aktivitas  keuangan di masa  kini dan di masa mendatang melalui pengelolaan sejumlah akun keuangan;

3. Liquidity Management – menyangkut proses penyediaan uang tunai untuk berbagai  kebutuhan sehari‐hari dalam perspektif jangka pendek, menengah, dan panjang;

4. Business  Services  –  menyangkut  proses  pengelolaan  entitas  bisnis  yang  dimiliki  sebagai  sebuah  bagian  dari  aktivitas  wiraswasta  maupun  kepemilikan  usaha  tertentu;

5. Estate  Planning  –  menyangkut  proses  manajemen  kepemilikan  properti  dalam  bentuk berbagai entitas yang ada di beragam wilayah atau teritori geogra�is;

(4)

7. Charitable Giving – menyangkut  proses  pencatatan terhadap berbagai  aset  hibah,  hadiah,  dana  abadi,  sumbangan,  dan  lain‐lain,  yang  didapat  melalui  sejumlah  transaksi sosial.

Dengan  mengetahui  dan/atau  mempelajari  berbagai  jenis  kebutuhan  solusi  pelanggan  ini,  maka dapat dipikirkan model arsitektur aplikasinya agar benar‐benar sesuai dengan harapan  atau proses bisnis yang terdapat pada wealth management.

Perspektif Penyedia Produk/Jasa Investasi

Dalam  industri  wealth  management,  keseluruhan  produk  atau  jasa  investasi  tersebut  ditawarkan oleh berbagai entitas bisnis, mulai dari yang umum seperti bank atau perusahaan  asuransi, hingga yang spesi�ik seperti perusahaan hedging atau korporasi keluarga. Biasanya  masing‐masing  perusahaan  memiliki  teritorinya  sendiri‐sendiri  berdasarkan  besarnya  aset  yang mereka kelola.

Gambar: Penyedia dan Pengelola Produk/Jasa Investasi

Mempelajari seluk beluk jenis perusahaan ini sangatlah penting mengingat sejumlah hal yang  akan  mempengaruhi  pengembang  sistem  dan  teknologi  informasi  di  bidang  wealth  management.

Pertama,  setiap perusahaan memiliki tipe “badan hukum” yang berbeda‐beda sesuai dengan  visi,  misi,  dan  jenis  usaha  yang  digelutinya.  Di  antaranya  ada  yang  berbentuk  perseroan  terbatas,  badan usaha milik  negara  atau  daerah,  persekutuan  terbatas,  perhimpunan,  atau  bahkan  lembaga  non  komersial  seperti  yayasan  dan  organisasi  nirlaba  lainnya.  Terkait  dengan  hal  ini  dapat  dilakukan  pemetaan  antara  jenis  solusi  atau  produk/jasa  yang  dibutuhkan pelanggan dengan tipe perusahaan yang mengelolanya.  Dengan demikian dapat  ditentukan  berbagai  hak,  kewajiban,  kebijakan,  prosedur,  bisnis proses,  dan aktivitas  detail  lainnya  –  sebagai  salah  satu  pedoman  dalam  membangun  portofolio  aplikasi  teknologi  dimaksud.

(5)

Contohnya adalah antara perbankan  dan  asuransi,  keduanya  berada  dalam  teritori  hukum  yang  ada.  Demikian  juga  dengan  investasi  berbentuk  rumah  atau  tanah  dengan  barang  berharga seperti logam mulia. Oleh karena itulah maka akan terdapat “rules” atau aturan yang  berbeda  antara  satu dan lainnya  dalam  sebuah lingkungan  aplikasi  yang  terpadu.  Berbagai  model  kemitraan  yang  terbentuk  melalui  beragam  mekanisme  seperti  hubungan  holding  dengan anak perusahaan, public private partnership, merger dan akuisisi, kepemilikan saham  secara  silang,  penawaran  dan  penjualan  cross‐products,  dan  lainnya  akan  sangat  mempengaruhi jejaring teknologi yang perlu dibangun.

 

Ketiga, tidak semua industri vertikal yang ada dalam wilayah wealth management – misalnya  perbankan,  asuransi,  pasar modal,  bisnis pembiayaan – berada dalam kondisi “kematangan”  yang  sama.  Di  Indonesia  misalnya,  terlihat  bahwa  industri  perbankan  terlihat  jauh  lebih  matang  dan  “mature”  dibandingkan  dengan  yang  lainnya.  Teknologi  pendukungnya  pun  serupa,  dimana  teknologi perbankan telah jauh lebih advance  dan kompleks penerapannya  dibandingkan  dengan  industri  keuangan  non  perbankan  lainnya.  Ketidaksamaan  tingkat  kematangan  ini  harus  menjadi  pertimbangan  pengembang  teknologi  dalam  menentukan  model yang paling tepat untuk diterapkan pada wealth management.

Pada  akhirnya,  dengan  mengetahui  hal‐hal  tersebut  di  atas,  proses  perencanaan,  perancangan,  pembangunan,  penerapan,  dan  pengawasan  sistem  serta  teknologi  informasi  bagi keperluan wealth management dapat dikelola secara lebih baik.

Komponen Arsitektur Teknologi dan Aplikasi

Berdasarkan karakteristik dari pelanggan, solusi, dan penyedia produk yang telah dipaparkan  sebelumnya, maka ditentukanlah komponen arsitektur teknologi dan aplikasi dimaksud. Tata  Services  secara  baik  membaginya  menjadi  6  (enam)  buah  kelompok  komponen  utama.  Keenam  kelompok  ini  disusun  atau  dibangun  dengan  menggunakan  sistem  layer  atau  tingkatan.  Keberadaan komponen ini  dapat dilihat  dari  dua sisi pada  saat  yang  bersamaan,  yaitu dari sisi pelanggan sebagai pembeli produk dan pengelola portofolio (demand) maupun  dari sisi institusi komersial sebagai penyedia produk/jasa kekayaan (supply).

Pertama adalah Data  Management,  yang berada pada layer paling bawah dalam arsitektur. 

Komponen ini terkait dengan administrasi dan pende�inisian seluruh hal yang terkait dengan  data  dasar,  aturan  utama,  de�inisi  entitas,  dan  hal‐hal  terkait  lainnya  yang  dipergunakan  sebagai obyek oleh seluruh komponen di atasnya.

Termasuk di dalam komponen data management beserta deskripsi ringkasnya adalah sebagai  berikut:

Data Acquisition – pencatatan seluruh data mengenai obyek atau produk/jasa investasi 

yang relevan;

Work�low  Control  –  pende�inisian  aturan  baku  prosedur  mekanisme  pada  setiap 

proses  wealth management yang harus diikuti  dan menentukan desain aliran proses  serta data dalam aplikasi yang ada;

Data Storage and Maintenance – penyimpanan dan pemeliharaan beragam data dalam 

bentuk �ile digital dengan strukturnya masing‐masing;

Vendor  and  Contract  Management  –  pengelolaan  seluruh  kontrak  kepemilikan  aset 

(6)

Gambar: Komponen Arsitektur Sistem dan Teknologi Wealth Management

 

Benchmark  Data  –  perbandingan  atau  komparasi  data  antara  satu  institusi  dengan 

lainnya sebagai bahan referensi dalam berbagai aktivitas pengambilan keputusan;

Release  and  Distribution  –  pemberitahuan  berbagai  data/informasi  terkini  dan 

termutakhir terkait dengan berbagai aspek pada wealth management;

Rules  Maintenance  –  penentuan  dan  pemeliharaan  aturan  terkait  dengan  berbagai 

formula maupun mekanisme yang dipergunakan dalam aktivitas wealth management;

Validation and Cleansing – pengecekan dan pembetulan termasuk pengkinian data dan 

informasi agar selalu ter‐update sesuai dengan perubahan yang terjadi;

Cost Allocation – pengalokasian biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan berbagai 

proses wealth management; dan

Information Delivery – penyebaran informasi ke seluruh individu dan unit kerja serta 

pemangku kepentingan terkait dengan proses wealth management.

(7)

Portfolio  Valuation  –  perhitungan  nilai  dari  seluruh  aset  portofolio  kekayaan  yang 

dimiliki pada saat ini maupun di masa mendatang (prediksi);

Portfolio  Accounting  –  pencatatan  seluruh  kegiatan  atau  transaksi  keuangan  terkait 

dengan kekayaan yang dimiliki;

Pricing  Control  –  pengendalian  terhadap  perubahan  nilai  dan/atau  harga  masing‐

masing aset dan instrumen investasi;

Custody  Reconciliation  –  pencatatan  seluruh  jenis  perlindungan  aset  yang  dimiliki 

sebagai kekayaan;

Trade Reconciliation – pencatatan terhadap seluruh perdagangan atau pertukaran aset 

kekayaan organisasi;

Mutual  Fund  Accounting  –  pencatatan  dan  pelaporan  terhadap  seluruh  transaksi 

terkait dengan reksa dana;

Interest Claim – perekaman terhadap seluruh klaim perolehan bunga atau keuntungan 

dari masing‐masing aset kekayaan yang ada;

Tax Reclaim – perhitungan dan pencatatan terhadap pembayaran pajak aset kekayaan 

sesuai dengan peraturan dan undang‐undang yang berlaku;

Stock  Lending  –  peminjaman  aset  kekayaan  ke  pihak  ketiga  atau  mitra  eksternal 

lainnya berdasarkan perjanjian tertentu;

Corporate  Action  Processing  –  pengolahan data  yang  berhubungan  dengan  rencana 

aksi  korporat  yang  memiliki  keterkaitan  langsung  dengan  nilai  sejumlah  aset  yang  dikelolanya;

Derivative  Servicing  and  Collateral  Management  –  pengelolaan  terhadap  aset  yang 

dijaminkan  untuk  suatu  pinjaman  tertentu  beserta  jasa‐jasa  pelayanan  derivatif  keuangan lainnya;

Third Party Fund Management Record – pencatatan terhadap pengelolaan dana pihak 

ketiga atau mitra eksternal terkait; dan

Transfer  Agency – pengelolaan kemitraan dengan sejumlah pihak  ketiga (agen) yang 

memiliki hak untuk turut serta dalam mengelola aset kekayaan.

Ketiga adalah Performance  and  Reporting,  yang merupakan komponen  dengan �itur‐�itur 

atau  kapabilitas  menghasilkan  laporan  untuk  berbagai  keperluan  seperti  pengambilan  keputusan,  pengawasan,  simulasi,  peringaksan,  perhitungan,  maupun  evaluasi  –  pada  saat  tertentu  di  masa  lalu,  saat  ini,  atau  di  masa  mendatang.  Termasuk  dalam  komponen  ini  sejumlah �itur sebagai berikut:

Performance  Calculation  –  penghitungan  terhadap  kinerja  aset  kekayaan  yang 

dikumpulkan dalam sebuah portofolio pada masa tertentu;

Performance  Attribution  –  pemberian  atribut  terhadap  masing‐masing  kinerja  atau 

(8)

Client Reporting – pelaporan ringkas maupun detail terhadap status kinerja satu atau 

sekelompok aset kekayaan berdasarkan atribut tertentu;

Direct Feeds to Third Parties – pengelompokkan data untuk disampaikan kepada pihak 

ketiga yang membutuhkan atau yang diberikan hak;

Reporting  Statutory/Regulatory  – persiapan  pembuatan pelaporan untuk  kebutuhan 

pemerintah  atau  pihak  regulator  sesuai  dengan  peraturan  mengenai  kepatuhan  (compliance) yang berlaku; dan

Execution  Evaluation –  penilaian terhadap sejumlah keputusan  yang  telah dibuat  di 

masa lalu terkait dengan pengelolaan aset kekayaan.

Keempat  adalah komponen Portfolio Management,  yang  merupakan jantung  dari  aplikasi 

wealth  management,  karena  di  sinilah  pada  dasarnya  berbagai  kebijakan  dan  keputusan  penting  terkait  dengan  pengelolaan  kekayaan  dibuat.  Adapun  �itur  serta  kapabilitas  yang  dimiliki komponen ini adalah:

Strategy  De�inition  –  penentuan  pilihan  strategi  yang  akan  dipergunakan  dalam 

pengelolaan kekayaan;

Research  –  pemantauan  terhadap  berbagai  penelitian  pihak‐pihak  berkompeten 

mengenai performa dari beraneka ragam jenis instrumen investasi kekayaan;

Market Analysis  –  pengkajian terhadap bursa  atau pasar investasi  berdasarkan jenis 

atau tipenya masing‐masing dalam suatu kurun waktu tertentu;

Asset Allocation – penempatan atau alokasi setiap aset dalam konteks portofolio yang 

disusun;

Modelling  –  pengembangan model  portofolio  untuk mencari  titik  maksimalisasi  atau 

optimalisasi dari total kekayaan yang ditargetkan;

Risk Analysis – pengkajian terhadap resiko dari masing‐masing investasi yang terdapat 

dalam portofolio kekayaan;

Portfolio  Analysis  –  pengkajian  terhadap  berbagai  jenis  kemungkinan atau  skenario 

portofolio yang dapat dipilih oleh pemilik kekayaan;

Optimisation  –  perhitungan  simulasi  berdasarkan  model  yang  telah  dibuat  untuk 

mencari titik optimalisasi kekayaan; dan

Order Generation – persiapan pembelian, pemesanan, atau pengadaan aset keuangan 

yang diputuskan untuk dimiliki.

Keenam adalah Trading and Order Management, yaitu merupakan komponen dimana �itur‐

�itur untuk  kebutuhan transaksi pemesanan hingga pembelian dan penjualan terhadap aset  kekayaan dilakukan, terdiri dari:

Order Management – pengelolaan terhadap seluruh rencana pemesanan aset kekayaan 

(9)

Order  Placement  – pemesanan aset  kekayaan  yang  ingin dibeli/dijual  sesuai  dengan 

mekanisme yang berlaku;

Trade  Capture  –  pengaksesan  terhadap  rekam  jejak  perdagangan  aset  yang  telah 

dilakukan selama ini sebagai referensi;

Trade Allocation – pengalokasian sumber daya �inansial untuk kebutuhan jual beli aset 

kekayaan dimaksud;

Trade Execution – pelaksanaan proses jual beli aset kekayaan berdasarkan tipe, jenis, 

dan karakternya masing‐masing; dan

Book  Level  Pre‐Match  –  pencatatan  sementara  hasil  transaksi  sebelum  dilakukan 

proses kon�irmasi dan klari�ikasi.

Keenam  adalah  Transaction,  Settlement  Control,  and  Exception  Management,  yaitu 

merupakan  komponen  dimana  �itur‐�itur  yang  dibutuhkan  pasca  proses  transaksi  dilaksanakan tersedia, masing‐masing adalah:

Trade  Communication  –  pelaksanaan  komunikasi  antar  pihak‐pihak  pembeli  dan 

penjual  untuk  membicarakan  mengenai  rencana  pembelian  atau  penjualan  aset  kekayaan tertentu;

Trade  Match  –  pengecekan  dan  kon�irmasi  terhadap  terjadinya  kesepakatan  antara 

pembeli dan penjual dalam transaksi aset kekayaan; 

Fail  Management  –  pengelolaan  dan  evaluasi  terhadap  kegagalan  dalam  proses 

transaksi jual beli  aset kekayaan yang disebabkan karena berbagai  hal yang mungkin  dan normal terjadi;

Custodian Management – pengelolaan terhadap pihak atau mitra yang ditunjuk untuk 

menampung sementara hasil jual beli portofolio aset kekayaan;

Trade Af�irmation –  pengakuan  atau kon�irmasi  bahwa telah terjadi  proses  jual  beli 

yang berhasil sesuai dengan perjanjian atau kontrak yang disepakati; dan

Execution Evaluation – pengawasan dan evaluasi terhadap seluruh eksekusi transaksi 

yang selama ini pernah dilakukan untuk kebutuhan pembelajaran di kemudian hari.

Prinsip Arsitektur Bisnis dan Teknologi Terintegrasi

Secara  prinsip  untuk  mengembangkan  model  arsitektur  yang  sesuai  dengan  kebutuhan  pemangku  kepentingan wealth management,  paling tidak  ada  6  (enam)  prinsip yang  harus  dipegang teguh, yaitu:

(10)

2. Aplikasi  yang  dibangun  harus  mencerminkan  sebuah proses  bisnis  atau  mekanisme  yang efektif, e�isien,  dan terkendali dengan baik,  dan tentu saja sesuai  dengan aturan  dan perundang‐undangan  yang  berlaku  –  terutama  dalam  kaitannya  dengan  proses  transkasi jual beli portofolio aset yang beraneka ragam jenis dan jumlahnya;

3. Fitur‐�itur dan kapabilitas yang tersedia dalam sistem harus lengkap sedemikian rupa  sehingga dapat  mengadopsi  beragam  produk  dan  jasa  investasi  yang  ditawarkan  di  bursa atau pasar keuangan – tidak hanya terbatas  pada apa yang diperjualbelikan di  dalam negeri, namun di seluruh pasar regional dan internasional;

4. Model arsitektur yang dikembangkan harus bersifat terbuka (open architecture) dan  memiliki  standar  interoperabilitas  yang  baik,  sehingga  mempermudah  bagi  para  pemangku  kepentingan  yang  berasal  dari  berbagai  institusi  berbeda  untuk  menggunakan sistem secara terpadu dan terintegrasi;

Gambar: Prinsip Pengembangan Arsitektur Teknologi yang Kompetitif

5. Perlu  diperhatikan,  walaupun  sistem  dan  teknologi  yang  dibangun  cukup  mahal,  namun  tingginya  potensi  volume  perdagangan  dan  transaksi  yang  ada  akan  memberikan sebuah “economy of scale” atau skala ekonomi yang tinggi sehingga dapat  mengurangi  biaya  operasional  per  transaksi  –  dalam  arti  kata  adalah  bahwa  model  bisnis  arsitektur  teknologi  yang  dibangun  harus  dapat  mengkonversikan  faktor  “capital expenditure” (capex) menjadi “operational expenditure” (opex); dan

(11)

Model Arsitektur Generik 

Secara  holistik,  keseluruhan  teknologi  wealth  management  dapat  dilihat  sebagai  sebuah  perspektif  sistem  yang  sistemik.  Dengan  mengetahui  cara  kerja  atau  mekanisme  sistem  dimaksud, maka dapat dibangun sebuah model arsitektur generik sebagai berikut:

Gambar: Model Arsitektur Generik Sistem Wealth Management

Manajemen  kekayaan,  yang  merupakan  sebuah  rangkaian  proses  interaktif  yaitu 

perencanaan, pemilihan, penyusunan, pengadaan portofolio investasi kekayaan hingga  pengelolaan,  penambahan  nilai,  pengawasan,  dan  penjualannya  dikendalikan  oleh  sebuah Core Operational System yang terintegrasi;

Sistem ini dihubungkan dengan dua buah kutub eksternal, masing‐masing ke Partners 

System  yang  merupakan  jejaring  yang  menghubungkan  beragam  penyedia  produk/ jasa investasi kekayaan di bursa/pasar industri keuangan, dan Customers System yang  merupakan  jejaring  yang  menghubungkan  beragam  calon  pembeli  produk/jasa  investasi kekayaan yang ada di bursa/saham industri keuangan;

Agar  perusahaan  dapat  melakukan  transaksi  dengan  menggunakan  berbagai  cara/

jalan dan teknologi, maka Partners System dihubungkan dengan Investment Channels  dan  Customers  System  dihubungkan  dengan  Delivery  Channels  yang  terdiri  dari  beragam mekanisme yang memungkinkan untuk melakukan pembelian dan penjualan  aset kekayaan – seperti via kantor pusat,  cabang, internet,  telepon genggam,  dan lain  sebagainya;

Sementara  itu  Supporting  System  adalah  kumpulan  dari  sub‐sistem  yang 

(12)

Bagi para pemangku kepentingan utama, terutama mereka para pengambil keputusan, 

tersedia  pula  Management  and  Reporting  System  yang  berisi  modul  pembuatan  laporan, analisa, simulasi,  serta pengawasan aktivitas wealth management agar selalu  terselenggara proses yang mengacu pada praktek “good corporate governance”.

Referensi

Dokumen terkait

2.1.3 Hubungan Antara Kepuasan Kerja Dan Prestasi Kerja Karyawan Menurut Handoko (2000:195) Secara historis sering dianggap bahwa para karyawan yang mendapatkan kepuasan

Asistensi penugasan kesehatan turbin dan penjelasan materi oleh pembimbing 18 28 September 2020 Pembelajaran mandiri 19 29 September 2020 Asistensi penugasan

Belum optimalnya pemanfaatan teknologi informasi di Perpustakaan dan Arsip Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dapat terlihat dari kegiatan pengolahan dan sirkulasi

e-speaking terdiri dari perintah suara membuka program, menutup program, dan perintah suara mendikte kata dalam microsoft word, yang dapat dilakukan pada menu command, menu

Dari wawancara yang lain yang dilakukan oleh penulis kepada Bu Munawaroh, selaku perangkat Desa Pugeran Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto beliau menjelaskan bahwa

membangun penguatan Matematika dalam kehidupan praktis. Dalam upaya meningkatkan kualitas perkuliahan bisa dilakukan melalui perbaikan sistem perkuliahan. Salah satu bentuk

Ketersediaan alat kesehatan sangat penting untuk dapat melakukan pelayanan kesehatan secara maksimal termasuk di puskesmas, sehingga perlu dilaksanakan manajemen logistik

Kemudian dalam penelitian ini menggunakan teknik steganografi End Of File yang dimana pesan rahasia akan disisipkan pada media citra digital berformat JPG.. Namun menyisipkan