Arsitektur Sistem dan Teknologi Informasi
untuk Kebutuhan Wealth Management
oleh Prof. Richardus Eko Indrajit - indrajit@post.harvard.edu
EKOJI
999
Nomor 315, 20 Juli 2013
Pentingnya Arsitektur Sistem
Setelah mengetahui peranan dan fungsi teknologi informasi bagi wealth management, hal selanjutnya yang perlu diperhatikan terkait dengan model arsitektur sistem informasinya. Cetak biru arsitektur aplikasi wealth management perlu dikembangkan karena sejumlah alasan utama, antara lain:
Karakteristik wealth management yang melibatkan begitu banyak instrumen investasi
dari berbagai sumber (atau perusahaan) yang memiliki karakteristik sistem informasinya masing‐masing perlu dipikirkan model integrasinya;
Setiap mitra usaha atau perusahaan penyedia produk/jasa investasi keuangan belum
tentu memiliki sistem teknologi pendukung aktivitas kegiatan dimaksud – seandainya memiliki pun, tipe dan �iturnya‐pun akan berbeda‐beda sesuai dengan model bisnis yang diterapkan sehingga perlu dikembangkan sistem keterpaduannya;
Produk investasi memiliki karakteristik yang berbeda‐beda, dimana masing‐masing
perlu diperlakukan secara khusus dipandang dari segi prioritas, pengawasan, transaksi, evaluasi, pengambilan keputusan, dan lain‐lain yang harus diperhatikan oleh para pengembang sistem informasi;
Kecepatan pengenalan produk‐produk baru maupun pengembangan produk‐produk
lama sedemikian dinamis dan cepatnya, sehingga teknologi informasi yang dipergunakan harus mampu beradaptasi dengan kenyataan ini;
Saat ini terdapat begitu banyak jenis aplikasi yang tersedia di pasaran, dimana masing‐
masing aplikasi memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri, sehingga perlu dipikirkan bagaimana cara memilih portofolio aplikasi yang sesuai dan bagaimana menjalin relasi keterhubungannya secara teknis;
Selain aplikasi yang beragam, jenis model bisnis kerjasa yang ditawarkan pun
sangatlah beragam, mulai dari sistem “beli putus” hingga yang revolusioner seperti “sewa aplikasi” atau “bayar per transaksi atau pemakaian” – sehingga harus dipikirkan baik‐baik manajemen pengelolaannya, terutama setelah melalui aktivitas analisa cost‐ bene�it yang relevan; dan
Tuntutan pelanggan yang membutuhkan kecepatan, keakuratan, kebebasan, dan
keleluasaan dalam menggunakan teknologi moderen dewasa ini turut menjadi pemicu dibutuhkannya sebuah desain atau rancangan sistem yang dapat memenuhi keinginan tersebut.
Orientasi Kebutuhan Solusi Pelanggan
Gambar: Solusi Wealth Management dalam Perspektif Pelanggan
Sebagai sebuah perusahaan pemberi jasa konsultasi di bidang wealth management, Tata Services paham betul paradigma yang berlaku, yaitu sistem yang dibuat haruslah berdasarkan kebutuhan pelanggan – terutama dalam menghasilkan solusi dari masalah yang dihadapi mereka. Berdasarkan pengamatan, penelitian, dan pengalaman yang ada, dipandang dari perspektif kebutuhan pelanggan, terdapat 7 (tujuh) kelompok solusi dimaksud, dimana masing‐masing terkait dengan entitas portofolio investasi kekayaan yang dikenal dalam wealth management, yaitu:
1. Investment Management and Advisory – menyangkut proses strategi investasi dan alokasi aset kekayaan, mengingat begitu banyaknya jenis‐jenis atau tipe atau model kekayaan yang dapat dimiliki;
2. Financial Planning – menyangkut proses perencanaan aktivitas keuangan di masa kini dan di masa mendatang melalui pengelolaan sejumlah akun keuangan;
3. Liquidity Management – menyangkut proses penyediaan uang tunai untuk berbagai kebutuhan sehari‐hari dalam perspektif jangka pendek, menengah, dan panjang;
4. Business Services – menyangkut proses pengelolaan entitas bisnis yang dimiliki sebagai sebuah bagian dari aktivitas wiraswasta maupun kepemilikan usaha tertentu;
5. Estate Planning – menyangkut proses manajemen kepemilikan properti dalam bentuk berbagai entitas yang ada di beragam wilayah atau teritori geogra�is;
7. Charitable Giving – menyangkut proses pencatatan terhadap berbagai aset hibah, hadiah, dana abadi, sumbangan, dan lain‐lain, yang didapat melalui sejumlah transaksi sosial.
Dengan mengetahui dan/atau mempelajari berbagai jenis kebutuhan solusi pelanggan ini, maka dapat dipikirkan model arsitektur aplikasinya agar benar‐benar sesuai dengan harapan atau proses bisnis yang terdapat pada wealth management.
Perspektif Penyedia Produk/Jasa Investasi
Dalam industri wealth management, keseluruhan produk atau jasa investasi tersebut ditawarkan oleh berbagai entitas bisnis, mulai dari yang umum seperti bank atau perusahaan asuransi, hingga yang spesi�ik seperti perusahaan hedging atau korporasi keluarga. Biasanya masing‐masing perusahaan memiliki teritorinya sendiri‐sendiri berdasarkan besarnya aset yang mereka kelola.
Gambar: Penyedia dan Pengelola Produk/Jasa Investasi
Mempelajari seluk beluk jenis perusahaan ini sangatlah penting mengingat sejumlah hal yang akan mempengaruhi pengembang sistem dan teknologi informasi di bidang wealth management.
Pertama, setiap perusahaan memiliki tipe “badan hukum” yang berbeda‐beda sesuai dengan visi, misi, dan jenis usaha yang digelutinya. Di antaranya ada yang berbentuk perseroan terbatas, badan usaha milik negara atau daerah, persekutuan terbatas, perhimpunan, atau bahkan lembaga non komersial seperti yayasan dan organisasi nirlaba lainnya. Terkait dengan hal ini dapat dilakukan pemetaan antara jenis solusi atau produk/jasa yang dibutuhkan pelanggan dengan tipe perusahaan yang mengelolanya. Dengan demikian dapat ditentukan berbagai hak, kewajiban, kebijakan, prosedur, bisnis proses, dan aktivitas detail lainnya – sebagai salah satu pedoman dalam membangun portofolio aplikasi teknologi dimaksud.
Contohnya adalah antara perbankan dan asuransi, keduanya berada dalam teritori hukum yang ada. Demikian juga dengan investasi berbentuk rumah atau tanah dengan barang berharga seperti logam mulia. Oleh karena itulah maka akan terdapat “rules” atau aturan yang berbeda antara satu dan lainnya dalam sebuah lingkungan aplikasi yang terpadu. Berbagai model kemitraan yang terbentuk melalui beragam mekanisme seperti hubungan holding dengan anak perusahaan, public private partnership, merger dan akuisisi, kepemilikan saham secara silang, penawaran dan penjualan cross‐products, dan lainnya akan sangat mempengaruhi jejaring teknologi yang perlu dibangun.
Ketiga, tidak semua industri vertikal yang ada dalam wilayah wealth management – misalnya perbankan, asuransi, pasar modal, bisnis pembiayaan – berada dalam kondisi “kematangan” yang sama. Di Indonesia misalnya, terlihat bahwa industri perbankan terlihat jauh lebih matang dan “mature” dibandingkan dengan yang lainnya. Teknologi pendukungnya pun serupa, dimana teknologi perbankan telah jauh lebih advance dan kompleks penerapannya dibandingkan dengan industri keuangan non perbankan lainnya. Ketidaksamaan tingkat kematangan ini harus menjadi pertimbangan pengembang teknologi dalam menentukan model yang paling tepat untuk diterapkan pada wealth management.
Pada akhirnya, dengan mengetahui hal‐hal tersebut di atas, proses perencanaan, perancangan, pembangunan, penerapan, dan pengawasan sistem serta teknologi informasi bagi keperluan wealth management dapat dikelola secara lebih baik.
Komponen Arsitektur Teknologi dan Aplikasi
Berdasarkan karakteristik dari pelanggan, solusi, dan penyedia produk yang telah dipaparkan sebelumnya, maka ditentukanlah komponen arsitektur teknologi dan aplikasi dimaksud. Tata Services secara baik membaginya menjadi 6 (enam) buah kelompok komponen utama. Keenam kelompok ini disusun atau dibangun dengan menggunakan sistem layer atau tingkatan. Keberadaan komponen ini dapat dilihat dari dua sisi pada saat yang bersamaan, yaitu dari sisi pelanggan sebagai pembeli produk dan pengelola portofolio (demand) maupun dari sisi institusi komersial sebagai penyedia produk/jasa kekayaan (supply).
Pertama adalah Data Management, yang berada pada layer paling bawah dalam arsitektur.
Komponen ini terkait dengan administrasi dan pende�inisian seluruh hal yang terkait dengan data dasar, aturan utama, de�inisi entitas, dan hal‐hal terkait lainnya yang dipergunakan sebagai obyek oleh seluruh komponen di atasnya.
Termasuk di dalam komponen data management beserta deskripsi ringkasnya adalah sebagai berikut:
Data Acquisition – pencatatan seluruh data mengenai obyek atau produk/jasa investasi
yang relevan;
Work�low Control – pende�inisian aturan baku prosedur mekanisme pada setiap
proses wealth management yang harus diikuti dan menentukan desain aliran proses serta data dalam aplikasi yang ada;
Data Storage and Maintenance – penyimpanan dan pemeliharaan beragam data dalam
bentuk �ile digital dengan strukturnya masing‐masing;
Vendor and Contract Management – pengelolaan seluruh kontrak kepemilikan aset
Gambar: Komponen Arsitektur Sistem dan Teknologi Wealth Management
Benchmark Data – perbandingan atau komparasi data antara satu institusi dengan
lainnya sebagai bahan referensi dalam berbagai aktivitas pengambilan keputusan;
Release and Distribution – pemberitahuan berbagai data/informasi terkini dan
termutakhir terkait dengan berbagai aspek pada wealth management;
Rules Maintenance – penentuan dan pemeliharaan aturan terkait dengan berbagai
formula maupun mekanisme yang dipergunakan dalam aktivitas wealth management;
Validation and Cleansing – pengecekan dan pembetulan termasuk pengkinian data dan
informasi agar selalu ter‐update sesuai dengan perubahan yang terjadi;
Cost Allocation – pengalokasian biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan berbagai
proses wealth management; dan
Information Delivery – penyebaran informasi ke seluruh individu dan unit kerja serta
pemangku kepentingan terkait dengan proses wealth management.
Portfolio Valuation – perhitungan nilai dari seluruh aset portofolio kekayaan yang
dimiliki pada saat ini maupun di masa mendatang (prediksi);
Portfolio Accounting – pencatatan seluruh kegiatan atau transaksi keuangan terkait
dengan kekayaan yang dimiliki;
Pricing Control – pengendalian terhadap perubahan nilai dan/atau harga masing‐
masing aset dan instrumen investasi;
Custody Reconciliation – pencatatan seluruh jenis perlindungan aset yang dimiliki
sebagai kekayaan;
Trade Reconciliation – pencatatan terhadap seluruh perdagangan atau pertukaran aset
kekayaan organisasi;
Mutual Fund Accounting – pencatatan dan pelaporan terhadap seluruh transaksi
terkait dengan reksa dana;
Interest Claim – perekaman terhadap seluruh klaim perolehan bunga atau keuntungan
dari masing‐masing aset kekayaan yang ada;
Tax Reclaim – perhitungan dan pencatatan terhadap pembayaran pajak aset kekayaan
sesuai dengan peraturan dan undang‐undang yang berlaku;
Stock Lending – peminjaman aset kekayaan ke pihak ketiga atau mitra eksternal
lainnya berdasarkan perjanjian tertentu;
Corporate Action Processing – pengolahan data yang berhubungan dengan rencana
aksi korporat yang memiliki keterkaitan langsung dengan nilai sejumlah aset yang dikelolanya;
Derivative Servicing and Collateral Management – pengelolaan terhadap aset yang
dijaminkan untuk suatu pinjaman tertentu beserta jasa‐jasa pelayanan derivatif keuangan lainnya;
Third Party Fund Management Record – pencatatan terhadap pengelolaan dana pihak
ketiga atau mitra eksternal terkait; dan
Transfer Agency – pengelolaan kemitraan dengan sejumlah pihak ketiga (agen) yang
memiliki hak untuk turut serta dalam mengelola aset kekayaan.
Ketiga adalah Performance and Reporting, yang merupakan komponen dengan �itur‐�itur
atau kapabilitas menghasilkan laporan untuk berbagai keperluan seperti pengambilan keputusan, pengawasan, simulasi, peringaksan, perhitungan, maupun evaluasi – pada saat tertentu di masa lalu, saat ini, atau di masa mendatang. Termasuk dalam komponen ini sejumlah �itur sebagai berikut:
Performance Calculation – penghitungan terhadap kinerja aset kekayaan yang
dikumpulkan dalam sebuah portofolio pada masa tertentu;
Performance Attribution – pemberian atribut terhadap masing‐masing kinerja atau
Client Reporting – pelaporan ringkas maupun detail terhadap status kinerja satu atau
sekelompok aset kekayaan berdasarkan atribut tertentu;
Direct Feeds to Third Parties – pengelompokkan data untuk disampaikan kepada pihak
ketiga yang membutuhkan atau yang diberikan hak;
Reporting Statutory/Regulatory – persiapan pembuatan pelaporan untuk kebutuhan
pemerintah atau pihak regulator sesuai dengan peraturan mengenai kepatuhan (compliance) yang berlaku; dan
Execution Evaluation – penilaian terhadap sejumlah keputusan yang telah dibuat di
masa lalu terkait dengan pengelolaan aset kekayaan.
Keempat adalah komponen Portfolio Management, yang merupakan jantung dari aplikasi
wealth management, karena di sinilah pada dasarnya berbagai kebijakan dan keputusan penting terkait dengan pengelolaan kekayaan dibuat. Adapun �itur serta kapabilitas yang dimiliki komponen ini adalah:
Strategy De�inition – penentuan pilihan strategi yang akan dipergunakan dalam
pengelolaan kekayaan;
Research – pemantauan terhadap berbagai penelitian pihak‐pihak berkompeten
mengenai performa dari beraneka ragam jenis instrumen investasi kekayaan;
Market Analysis – pengkajian terhadap bursa atau pasar investasi berdasarkan jenis
atau tipenya masing‐masing dalam suatu kurun waktu tertentu;
Asset Allocation – penempatan atau alokasi setiap aset dalam konteks portofolio yang
disusun;
Modelling – pengembangan model portofolio untuk mencari titik maksimalisasi atau
optimalisasi dari total kekayaan yang ditargetkan;
Risk Analysis – pengkajian terhadap resiko dari masing‐masing investasi yang terdapat
dalam portofolio kekayaan;
Portfolio Analysis – pengkajian terhadap berbagai jenis kemungkinan atau skenario
portofolio yang dapat dipilih oleh pemilik kekayaan;
Optimisation – perhitungan simulasi berdasarkan model yang telah dibuat untuk
mencari titik optimalisasi kekayaan; dan
Order Generation – persiapan pembelian, pemesanan, atau pengadaan aset keuangan
yang diputuskan untuk dimiliki.
Keenam adalah Trading and Order Management, yaitu merupakan komponen dimana �itur‐
�itur untuk kebutuhan transaksi pemesanan hingga pembelian dan penjualan terhadap aset kekayaan dilakukan, terdiri dari:
Order Management – pengelolaan terhadap seluruh rencana pemesanan aset kekayaan
Order Placement – pemesanan aset kekayaan yang ingin dibeli/dijual sesuai dengan
mekanisme yang berlaku;
Trade Capture – pengaksesan terhadap rekam jejak perdagangan aset yang telah
dilakukan selama ini sebagai referensi;
Trade Allocation – pengalokasian sumber daya �inansial untuk kebutuhan jual beli aset
kekayaan dimaksud;
Trade Execution – pelaksanaan proses jual beli aset kekayaan berdasarkan tipe, jenis,
dan karakternya masing‐masing; dan
Book Level Pre‐Match – pencatatan sementara hasil transaksi sebelum dilakukan
proses kon�irmasi dan klari�ikasi.
Keenam adalah Transaction, Settlement Control, and Exception Management, yaitu
merupakan komponen dimana �itur‐�itur yang dibutuhkan pasca proses transaksi dilaksanakan tersedia, masing‐masing adalah:
Trade Communication – pelaksanaan komunikasi antar pihak‐pihak pembeli dan
penjual untuk membicarakan mengenai rencana pembelian atau penjualan aset kekayaan tertentu;
Trade Match – pengecekan dan kon�irmasi terhadap terjadinya kesepakatan antara
pembeli dan penjual dalam transaksi aset kekayaan;
Fail Management – pengelolaan dan evaluasi terhadap kegagalan dalam proses
transaksi jual beli aset kekayaan yang disebabkan karena berbagai hal yang mungkin dan normal terjadi;
Custodian Management – pengelolaan terhadap pihak atau mitra yang ditunjuk untuk
menampung sementara hasil jual beli portofolio aset kekayaan;
Trade Af�irmation – pengakuan atau kon�irmasi bahwa telah terjadi proses jual beli
yang berhasil sesuai dengan perjanjian atau kontrak yang disepakati; dan
Execution Evaluation – pengawasan dan evaluasi terhadap seluruh eksekusi transaksi
yang selama ini pernah dilakukan untuk kebutuhan pembelajaran di kemudian hari.
Prinsip Arsitektur Bisnis dan Teknologi Terintegrasi
Secara prinsip untuk mengembangkan model arsitektur yang sesuai dengan kebutuhan pemangku kepentingan wealth management, paling tidak ada 6 (enam) prinsip yang harus dipegang teguh, yaitu:
2. Aplikasi yang dibangun harus mencerminkan sebuah proses bisnis atau mekanisme yang efektif, e�isien, dan terkendali dengan baik, dan tentu saja sesuai dengan aturan dan perundang‐undangan yang berlaku – terutama dalam kaitannya dengan proses transkasi jual beli portofolio aset yang beraneka ragam jenis dan jumlahnya;
3. Fitur‐�itur dan kapabilitas yang tersedia dalam sistem harus lengkap sedemikian rupa sehingga dapat mengadopsi beragam produk dan jasa investasi yang ditawarkan di bursa atau pasar keuangan – tidak hanya terbatas pada apa yang diperjualbelikan di dalam negeri, namun di seluruh pasar regional dan internasional;
4. Model arsitektur yang dikembangkan harus bersifat terbuka (open architecture) dan memiliki standar interoperabilitas yang baik, sehingga mempermudah bagi para pemangku kepentingan yang berasal dari berbagai institusi berbeda untuk menggunakan sistem secara terpadu dan terintegrasi;
Gambar: Prinsip Pengembangan Arsitektur Teknologi yang Kompetitif
5. Perlu diperhatikan, walaupun sistem dan teknologi yang dibangun cukup mahal, namun tingginya potensi volume perdagangan dan transaksi yang ada akan memberikan sebuah “economy of scale” atau skala ekonomi yang tinggi sehingga dapat mengurangi biaya operasional per transaksi – dalam arti kata adalah bahwa model bisnis arsitektur teknologi yang dibangun harus dapat mengkonversikan faktor “capital expenditure” (capex) menjadi “operational expenditure” (opex); dan
Model Arsitektur Generik
Secara holistik, keseluruhan teknologi wealth management dapat dilihat sebagai sebuah perspektif sistem yang sistemik. Dengan mengetahui cara kerja atau mekanisme sistem dimaksud, maka dapat dibangun sebuah model arsitektur generik sebagai berikut:
Gambar: Model Arsitektur Generik Sistem Wealth Management
Manajemen kekayaan, yang merupakan sebuah rangkaian proses interaktif yaitu
perencanaan, pemilihan, penyusunan, pengadaan portofolio investasi kekayaan hingga pengelolaan, penambahan nilai, pengawasan, dan penjualannya dikendalikan oleh sebuah Core Operational System yang terintegrasi;
Sistem ini dihubungkan dengan dua buah kutub eksternal, masing‐masing ke Partners
System yang merupakan jejaring yang menghubungkan beragam penyedia produk/ jasa investasi kekayaan di bursa/pasar industri keuangan, dan Customers System yang merupakan jejaring yang menghubungkan beragam calon pembeli produk/jasa investasi kekayaan yang ada di bursa/saham industri keuangan;
Agar perusahaan dapat melakukan transaksi dengan menggunakan berbagai cara/
jalan dan teknologi, maka Partners System dihubungkan dengan Investment Channels dan Customers System dihubungkan dengan Delivery Channels yang terdiri dari beragam mekanisme yang memungkinkan untuk melakukan pembelian dan penjualan aset kekayaan – seperti via kantor pusat, cabang, internet, telepon genggam, dan lain sebagainya;
Sementara itu Supporting System adalah kumpulan dari sub‐sistem yang
Bagi para pemangku kepentingan utama, terutama mereka para pengambil keputusan,
tersedia pula Management and Reporting System yang berisi modul pembuatan laporan, analisa, simulasi, serta pengawasan aktivitas wealth management agar selalu terselenggara proses yang mengacu pada praktek “good corporate governance”.