• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara Pengetahuan dan Peran Ay (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Hubungan antara Pengetahuan dan Peran Ay (1)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL JURUSAN KEPERAWATAN, Volume , Nomor Tahun 2015, Halaman 1-8

Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PERAN AYAH DALAM

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

Thatit Sinubawardani1), Chandra Bagus Ropyanto2)

1) Mahasiswa Jurusan Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro (email: thatitsinubawardani@ymail.com)

2) Staff Pengajar Departemen Keperawatan Medikal Bedah dan Keperawatan Dewasa Jurusan Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro (email: chandrabagus.r@undip.ac.id)

ABSTRACT

Breastmilk is the best nutrition for the babies during their first 6 months, despite knowing the clear benefits of exclusive breastfeeding (EBF), the practice of EBF is still low. Father’s role in EBF should be well prepared in order to optimizing his role. Father’s knowledge on EBF is needed as a basis for the father as a breastfeeding father. The aim of the study was to determine the relationship between knowledge and father’s role in EBF. This was a cross-sectional correlative design study, conducted at Sub Kemijen District in October – November 2015. The respondents were fathers of exclusive breastfeed baby/ toddler (0 – 2 years old). Data were collected using structural questionnaires (20 multiple_choice questions about EBF knowledge and 23 statements of father’s role in EBF) with proportionate random sampling technique. Univariate data were analyzed using descriptive analysis and Chi-square test was used to analyze bivariate data. It was 60% of the total respondents (N= 100) who had good knowledge about EBF process. Approximately half of them had a good role as breastfeeding father in the process. The result showed a significant relationship between knowledge and father’s role in EBF (p value= 0.001, OR= 6.474). Fathers with high level of EBF knowledge had a greater possibility to perform their good role as a breastfeeding father. Fathers need to be educated about their roles during intranatal period in order to promote EBF and to achieve the success of EBF.

Keywords : Knowledge, Exclusive Breastfeeding, Breastfeeding Father

ABSTRAK

(2)

eksklusif. Ayah dengan pengetahuan baik mengenai pemberian ASI berpeluang lebih besar untuk berperan dalam proses tersebut. Pemberian edukasi mengenai peran ayah dalam proses intranatal sangat penting untuk diberikan dalam upaya promosi dan kesusksesan pemberian ASI eksklusif.

Kata kunci: Pengetahuan, ASI eksklusif, Peran Ayah

Pendahuluan

Infeksi akibat gizi buruk dan gizi kurang menjadi salah satu penyebab kematian neonatal, bayi dan balita yang mengakibatkan target MDG’s 4 belum tercapai di Indonesia. Salah satu pertahanan bayi/ balita dari infeksi didapat dari kolostrum ASI. Cakupan pemberian ASI eksklusif Indonesia sendiri pada tahun 2013 tergolong rendah yaitu hanya sebesar 30,2% (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013). Tahun 2014 capaian cakupan ASI eksklusif Indonesia meningkat sebesar 52,3% dengan target sebesar 80% (Sekretariat Jenderal Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2015).

Kurangnya dukungan dari orang-orang disekitar ibu menjadi salah satu penyebab tidak berhasilnya program ASI eksklusif karena proses pemberian ASI tidak hanya melibatkan ibu dan bayi, melainkan juga orang-orang terdekat temasuk suami dan merupakan bonding

antara ayah dan bayi (Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2010; Ward & Hisley, 2009). Peran suami dalam mendukung proses menyusui dapat membuat ibu merasa nyaman sehingga memperlancar reflek pengeluaran ASI karena ibu mendapat dukungan secara psikologis dan emosi yang berkaitan dengan peningkatan sekresi hormon oksitosin, endorphin dan prolaktin yang dapat meningkatkan produksi ASI (Riordan, 2005; Roesli, 2006; Singleton, Carother, & Foretich, 2008; Yuliarti, 2010).Peran suami sebagai breastfeeding father perlu didasari pengetahuan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan proses pemberian ASI agar peran yang dijalankan menjadi lebih optimal (Babisak, 2006; Februhartanty, 2008).

Peran suami akan efektif apabila suami mengetahui dan paham perannya dalam pemberian ASI eksklusif. Pengetahuan akan menjadi dasar peran ayah dalam memberikan bentuk dukungan yang tepat karena pengetahuan merupakan hal yang pertama kali harus dimiliki suami untuk dapat memberi pengaruh pada praktek pemberian ASI (Februhartanty, 2008). Suami harus menyadari bahwa tanggung jawab pemberian ASI tidak hanya ada pada ibu, melainkan ada pada dirinya juga (Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2010; Yuliarti, 2010). Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan peran ayah dalampemberian ASI eksklusif.

Metode

(3)

Hasil

A. Analisis Univariat

1. Pengetahuan Ayah dalam Pemberian ASI Eksklusif

Tabel 1 menunjukkan bahwa lebih banyak responden (n= 60 responden) memiliki pengetahuan baik mengenai pemberian ASI eksklusif mulai dari antenatal

hingga postnatal care.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ayah Bayi/ Balita ASI Eksklusif Kel. Kemijen Kec. Semarang Timur Kota Semarang Tahun 2015 (N=

100)

Kategori Frekuensi (n) Presentase (%) Pengetahuan

Baik 60 60.0

Kurang 40 40.0

Total 100 100.0

Pengetahuan responden mengenai antenatal, intranatal, dan postnatal care pada tabel 2 menunjukkan bahwa responden yang mempunyai pengetahuan mengenai antenatal care dalam kategori baik adalah sama. Lebih dari setengah jumlah responden (n= 58 responden) memiliki pengetahuan mengenai intranatal care yang kurang, namun terkait pengetahuan postnatal care lebih dari setengah (n= 58 responden) memiliki pengetahuan yang baik.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Item Pengetahuan Ayah Bayi/ Balita ASI Eksklusif Kel. Kemijen Kec. Semarang Timur Kota Semarang Tahun 2015 (N= 100)

2. Peran Ayah dalam Pemberian ASI Eksklusif

Data distribusi frekuensi peran ayah pada tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah responden berkategori baik dalam upaya pemberian ASI eksklusif hampir seimbang dengan responden yang berkategori kurang (n= 51 responden).

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Peran Ayah Bayi/ Balita ASI Eksklusif Kel. Kemijen Kec. Semarang Timur Kota Semarang Tahun 2015 (N=100)

Kategori Frekuensi (n) Persentase (%) Peran

Baik 51 51.0

Kurang 49 49.0

Total 100 100.0

Sub Kategori Frekuensi (n) Persentase (%) Pengetahuan Antenatal Care

Baik 50 50.0

Kurang 50 50.0

Pengetahuan Intranatal Care

Baik 42 42.0

Kurang 58 58.0

Pengetahuan Postnatal Care

Baik 58 58.0

Kurang 42 42.0

(4)

Peran responden dalam pemberian ASI eksklusif ditunjukkan pada tabel 4 dimana lebih dari setengah jumlah responden (n= 56 responden) berperan baik sebagai pencari informasi, namun kurang berperan dalam pengambilan keputusan (n= 55 responden). Lebih dari setengah responden juga berperan baik dalam memanfaatkan layanan kesehatan (n= 66 responden) dan memiliki tingkat keterlibatan yang baik selama kunjungan pemeriksaan (n= 57 responden), serta memiliki sikap positif dalam kehidupan pernikahannya (n= 69 responden). Peran paling sering yang dilakukan responden yakni keterlibatannya dalam berbagai perawatan anak. Sebanyak tiga per empat dari keseluruhan jumlah responden terlibat dalam berbagai perawatan anak (n= 75 responden)..

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Item Peran Ayah Bayi/ Balita ASI Eksklusif Kel. Kemijen Kec. Semarang Timur Kota Semarang Tahun 2015 (N=

100)

Sub Kategori Frekuensi (n) Persentase (%) Peran Pencari Informasi

Baik 56 56.0

Kurang 44 44.0

Peran Pengambil Keputusan

Baik 45 45.0

Kurang 55 55.0

Peran Pemanfaat Layanan Kesehatan

Baik 66 66.0

Kurang 34 34.0

Peran Tingkat Keterlibatan selama Kunjungan Pemeriksaan

Baik 57 57.0

Kurang 43 43.0

Peran Bersikap Positif

Baik 69 69.0

Kurang 31 31.0

Peran Keterlibatan dalam Berbagai Perawatan Anak

Baik 75 75.0

Kurang 25 25.0

Total 100 100.0

B. Analisis Bivariat

Hasil analisis hubungan antara pengetahuan dan peran ayah dalam pemberian ASI eksklusif pada tabel 5 menunjukkan bahwa dari 100 responden, 41 responden (68,3%) memiliki pengetahuan dan peran yang baik dalam pemberian ASI eksklusif, serta 30 responden (75%) memiliki pengetahuan kurang dan peran yang kurang dalam pemberian ASI eksklusif. Hasil analisa lebih lanjut didapatkan p value 0,001 yang menunjukkan Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan peran ayah dalam pemberian ASI eksklusif. Nilai

odds ratio (OR) pada penelitian ini sebesar 6,474 yang menunjukkan bahwa ayah dengan pengetahuan baik memiliki peluang 6,47 kali lipat untuk memiliki peran yang juga baik.

Tabel 5. Hubungan antara Pengetahuan dan Peran Ayah Bayi/ Balita ASI Eksklusif Kel. Kemijen Kec. Semarang Timur Kota Semarang

Tahun 2015 (N=100)

Pengetahuan

Peran Ayah dalam

Pemberian ASI Eksklusif Total OR pvalue Baik Kurang

N % N % N %

Baik 41 68.3 19 31.7 60 100 6,474 0,001

(5)

Total 51 51.5 49 48.5 100 100

Pembahasan

A. Pengetahuan Ayah dalam Pemberian ASI Eksklusif

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengah jumlah responden memiliki pengetahuan yang baik dalam proses pemberian ASI. Hasil tersebut didukung oleh item pengetahuan responden yang tinggi pada masa Postnatal. Pengetahuan responden masa antenatal menunjukkan sebagian besar responden tidak mengetahui kunjungan minimal untuk pemeriksaan kehamilan dan jenis imunisasi apa yang seharusnya didapat oleh ibu hamil. Lebih dari setengah keseluruhan jumlah responden mengetahui tujuan dari pemeriksaan kehamilan, namun tidak tahu proses yang berlangsung selama kunjungan pemeriksaan kehamilan seperti makanan dan minuman apa saja yang boleh dikonsumsi oleh ibu hamil.

Lain halnya dengan pengetahuan masa antenatal, pengetahuan responden pada masa intranatal berada pada kategori kurang. Lebih dari setengah jumlah responden tidak mengetahui tujuan dari dilakukannya inisiasi menyusui dini (IMD). Responden juga tidak tahu apa yang harus dilakukan ketika ASI ibu belum keluar setelah bayi lahir. Mayoritas responden setuju untuk memberikan susu formula pada bayi baru lahir bila ASI ibu belum keluar. Studi literatur menyebutkan bahwa bayi yang mendapatkan kesempatan IMD berpeluang hingga 8 kali lebih berhasil untuk sukses dalam menjalankan ASI eksklusif. IMD juga diketahui dapat menurunkan resiko diare hingga 30x bila IMD dilanjutkan dengan ASI esklusif selama 6 bulan, serta menurunkan resiko kematian bayi (Departemen Kesehatan RI, 2005; Roesli, 2006). Roesli (2006) menambahkan ketika ASI ibu belum keluar, bayi baru lahir harus tetap disusukan pada ibu tanpa pemberian susu formula terlebih dahulu. Bayi baru lahir dapat bertahan hingga 48 jam tanpa susu selama bayi tidak dipisahkan dari ibunya.

Pengetahuan tertinggi responden terdapat pada item pengetahuan masa

postnatal care yang terjadi setelah ibu melahirkan. Hasil penelitian berkaitan dengan pernyataan Februhartanty (2008) yang menyebutkan bahwa peran ayah ketika

postnatal care akan sangat diharapkan oleh ibu. Ibu akan merasa sangat terbantu bila ayah berperan pada masa postnatal ini. Mayoritas responden sudah mengetahui manfaat dari imunisasi, setuju untuk melakukan imunisasi, dan tahu apa yang harus dilakukan bila anak sakit ketika jadwal imunisasi tiba. Sebagian besar responden juga mengetahui kapan bayi boleh diberikan makanan tambahan selain ASI. Meski demikian, masih terdapat lebih dari setengah keseluruhan jumlah responden tidak mengetahui manfaat yang diperoleh ibu dari menyusui. Lebih dari setengah jumlah responden juga tidak mengetahui tujuan dilakukannya tepukan pada punggung bayi (burping) setelah bayi minum ASI. Notoatmojo (2010) menjelaskan bahwa individu akan melakukan sesuatu bila mengetahui tujuan dan manfaat dari hal tersebut. Sehingga dalam hal ini ayah harus mengetahui manfaat tersebut agar perannya diberikan secara maksimal.

Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa pengetahuan ayah tentang ASI yang masih rendah meliputi imunisasi yang didapat ibu ketika hamil, makanan yang boleh di konsumsi ibu hamil, minimal kunjungan untuk pemeriksaan kehamilan, tujuan dilakukannya IMD, waktu dan pemanfaatan kolostrum, penatalaksanaan pada ASI yang belum keluar setelah bayi lahir, serta tujuan dilakukannya “burping”. Data tersebut menunjukkan lebih dari seperempat jumlah responden masih memiliki pengetahuan kurang dalam pemberian ASI eksklusif.

B. Peran Ayah dalam Pemberian ASI Eksklusif

(6)

terdapat sekitar 40% ayah memiliki kebiasaan berpikir bahwa ayah hanya bekerja dan mengurus bayi merupakan tugas ibu. Peran nyata dari ayah akan mempengaruhi perasaan ibu dan semangat ibu untuk menyusui (Roesli, 2006; Singleton et al., 2008; Yuliarti, 2010).

Peran yang sering dilakukan oleh ayah dalam proses pemberian ASI eksklusif adalah keterlibatannya dalam berbagai perawatan anak. Mayoritas responden menyatakan turut membantu istri dalam perawatan bayi mereka seperti membantu menenangkan bayi ketika rewel, membantu istri melakukan pekerjaan rumah sesuai kemampuan, dan turut terjaga ketika bayi menangis di malam hari. Hasil ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa ayah dapat berperan aktif dalam proses pemberian ASI dan berperan penting sebagai mitra ibu (Sherriff, Hall, & Panton, 2014). Peran ayah yang paling jarang dilakukan dalam penelitian ini terdapat pada item peran sebagai pengambil keputusan. Lebih dari setengah dari keseluruhan responden tidak ikut dalam pengambilan keputusan mengenai cara pemberian makan bayi. Hasil ini sesuai dengan studi pendahuluan dimana suami menyerahkan sepenuhnya keputusan mengenai pemberian makan bayi pada istri mereka. Februhartanty dalam disertasinya menjelaskan bahwa keterlibatan ayah dalam pembuatan keputusan mengenai cara pemberian makan anak merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi praktek pemberian ASI eksklusif (Februhartanty, 2008).

C. Hubunganantara Pengetahuan dan Peran Ayah dalam Pemberian ASI Eksklusif Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan peran ayah dalam pemberian ASI eksklusif. Hasil analisis lebih lanjut menunjukkan ayah dengan pengetahuan baik berpeluang lebih besar untuk berperan dalam pemberian ASI eksklusif. Juherman (2008) dalam penelitiannya menyatakan bahwa ayah yang menyadari pentingnya ASI dan hubungan antara ayah dan bayi akan berperan baik dalam pemberian ASI dengan dukungan emosional dan bantuan-bantuan yang praktis. Pemberian edukasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan menyusui selama masa postnatal pada ayah meningkatkan angka menyusui eksklusif secara signifikan dan membangun serta memperkuat rasa kasih sayang ayah (Ozluses & Celebioglu, 2014).

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat seperempat dari keseluruhan responden yang memiliki pengetahuan rendah justru memiliki peran baik dalam pemberian ASI eksklusif. Data tersebut menunjukkan meski tidak terdapat edukasi khusus bagi ayah terkait menyusui yang disediakan oleh puskesmas sebagai primary care masyarakat, ayah dapat berperan baik melalui pencarian informasi, pemanfaat layanan kesehatan, keterlibatan dalam kunjungan pemeriksaan, sikap positif dalam kehidupan pernikahan dan juga keterlibatan perannya dalam berbagai perawatan anak.

Pembahasan lebih lanjut, sebagian besar item yang masuk ke dalam kategori peran ayah dalam pemberian ASI eksklusif tidak banyak memerlukan pengetahuan yang tinggi melainkan memerlukan keterlibatan nyata sosok ayah dalam praktiknya sehingga peran dapat dilakukan oleh orang awam sekalipun. Peran dalam pemberian ASI eksklusif ini memungkinkan ayah hanya melakukan apa yang dianggap benar sesuai pengalaman dan keyakinan yang dimiliki tanpa mengetahui tujuan maupun manfaat dari tindakan yang dilakukannya.

(7)

baik mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pemberian ASI, memiliki hubungan yang baik dengan ibu dan juga terlibat dalam keharmonisan pola menyusui tripartite (antara ayah, ibu, dan bayi) (Februhartanty, 2008).

Penelitian ini juga membuktikan teori Bloom yang menyatakan bahwa untuk bisa melakukan sesuatu dengan benar, dibutuhkan pengetahuan sebagai dasar dalam bertindak (Efendi, 2009). Penelitian lain yang dilakukan di Los Angeles menunjukkan bahwa lebih dari setengah dari keseluruhan bayi memiliki durasi menyusu lebih dari enam bulan. Bayi-bayi tersebut adalah bayi yang ayahnya mengikuti program edukasi tentang perawatan dan penggunaan pompa ASI, penyimpanan ASI perah, serta cara mengatasi kesulitan menyusui yang terkait payudara (Cohen, Lange, & Slusser, 2002). Organisasi-organisasi sosial seperti pregnancy.org, La Leche League International, serta Healthy Children banyak mempublikasikan pentingnya keterlibatan ayah dalam pemberian ASI eksklusif. Ayah dapat menjadi anggota tim yang baik dalam upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif pada bayi mereka. Fasilitas diskusi dibuka sebagai media ayah untuk memperoleh informasi maupun berbagi pengalaman dengan orang lain sebagai breastfeeding father. Publikasi-publikasi tersebut ditujukan untuk mengubah stigma yang muncul di mana menyusui merupakan area ibu dan ayah tidak memiliki kapasitas didalamnya. Publikasi berguna untuk menarik ayah yang mungkin malu atau ragu untuk terlibat dalam proses pemberian ASI (David L, 2015; Johnston, n.d.; Organization, 2015). Hasil dari penelitian ini dapat menjadi dasar bahwa ayah harus memiliki pengetahuan yang baik agar bisa memberikan dukungan yang tepat untuk istrinya dalam pemberian ASI eksklusif.

Kesimpulan dan Saran

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan peran ayah dalam pemberian ASI eksklusif. Responden dan keluarga diharapkan tidak segan untuk mencari informasi terkait ASI eksklusif dengan memanfaatkan berbagai media baik cetak maupun elektronik. Petugas kesehatan diharapkan mampu memberikan fasilitas bagi masyarakat khususnya ayah dalam penyediaan informasi mengenai proses pemberian ASI eksklusif. Penyediaan informasi dapat melibatkan kader terlatih sehingga dapat memberikan edukasi secara langsung ke masyarakat. Edukasi yang diberikan dapat diaplikasikan melalui pendidikan kesehatan maupun pemberian leaflet yang dapat diberikan setiap bulan baik di puskesmas maupun ketika melakukan program puskesmas keliling. Pengetahuan dan peran responden khususnya pengetahuan dan peran terkait intranatal care diharapkan meningkat sehingga pemberian ASI eksklusif dapat menjadi lebih optimal. Desain penelitian eksperimen/ case control disarankan untuk penelitian selanjutnya seperti memberikan intervensi berupa edukasi pada kelompok responden untuk kemudian dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Ucapan Terima Kasih

Peneliti mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing, penguji, penguji

expert, serta reviewer ethical clearance yang telah memberikan bimbingan, masukan, evaluasi, koreksi, dan saran yang membangun. Terima kasih juga peneliti sampaikan warga Kelurahan Kemijen Kecamatan Semarang Timur Kota Semarang khususnya ayah bayi/ balita ASI eksklusif yang telah berpartisipasi dalam penelitian, dan semua pihak yang telah membantu penelitian ini dari awal sampai akhir.

Daftar Pustaka

Babisak, J. 2006. The Breastfeeding Father. New Beginnings, 23(3), 122–123. Retrieved from http://www.llli.org/nb/nbmayjun06p122.html

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta. Cohen, R., Lange, L., & Slusser, W. 2002. A description of a male-focused breastfeeding

(8)

David L, H. 2015. Dad’s Role in Breastfeeding. Retrieved Des 20, 2015, from https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/breastfeeding/Pages/Dads-Role-in-Breastfeeding.aspx

Departemen Kesehatan RI. 2005. Manajemen Laktasi: Buku Panduan bagi Bidan dan Petugas Kesehatan di Puskesmas. Jakarta: Dit. Gizi Masyarakat-Depkes RI.

Destriatania, S., Judhiastuty, F., & Fatmah. 2013. Sikap Ayah dan Jumlah Anak serta Praktik Air Susu Ibu Eksklusif. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 8(5), 229–234. Efendi, F.-M. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam

Keperawatan. (N. Nursalam, Ed.). Jakarta: Salemba Medika.

Februhartanty, J. 2008. Peran Ayah dalam Optimalisasi Praktek Pemberian ASI: Sebuah Studi di Daerah Urban Jakarta. Disertasi. Universitas Indonesia.

Ikatan Dokter Anak Indonesia. (2010). Indonesia Menyusui. (R. Suradi, Ed.). Jakarta: Badan PEnerbit IDAI.

Johnston, T. 2015. Dad’s Role in Breastfeeding. Retrieved Retrieved Des 20, 2015, from http://www.pregnancy.org/article/dads-role-breastfeeding/

Juherman, Y. N. 2008. Pengetahuan, Sikap, dan Peranan Ayah terhadap Pemberian ASI eksklusif. Institut Pertanian Bogor.

Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan (Rineka Cip). Jakarta.

Organization, L. 2015. What is the Father’s Role in the Breastfeeding Relationship?. Retrieved Des 20, 2015, from http://www.llli.org/faq/dad.html

Ozluses, E., & Celebioglu, A. 2014. Educating Fathers to Improve Breastfeeding Rates and Paternal- Infant Attachment. Indian Pediatrics, 51, 654–657.

Riordan. 2005. Breastfeeding and Human Lactation (3rd ed.). Massachusetts: Jones and Barlett Publisher.

Roesli, U. 2006. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya.

Sekretariat Jenderal Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Profil Kesehatan Indonesia 2014. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Retrieved from

http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/profil-kesehatan-indonesia-2014.pdf

Sherriff, N., Hall, V., & Panton, C. 2014. Engaging and supporting fathers to promote breast feeding: A concept analysis. Midwifery, 30(6), 667–677. http://doi.org/10.1016/j.midw.2013.07.014

Sholikhati, A., Yudhistira, A. D., & Rahardjo, H. S. 2012. Jenis-Jenis Pengetahuan. Semarang. Retrieved from http://eprints.undip.ac.id

Singleton, U. ., Carother, C., & Foretich, C. 2008. Using “Loving Support” to Build a Breastfeeding Friendly Community: project brings together the WIC program and community partners to address barriers. Journal of the American Dietetic Association Online, 102–117. Retrieved from http://www2.us.elsevierhealth.com/inst/serve? article=jjada0310309ab01&arttype=full (102 of 117)

Ward, S. L., & Hisley, S. M. 2009. Maternal-Child Nursing Care: optimizing outcomes for mother, children, & families. Philadelphia: F.A. Davis Company.

Gambar

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Peran Ayah Bayi/ Balita ASI Eksklusif Kel. Kemijen Kec.=100)
Tabel 5. Hubungan antara Pengetahuan dan Peran Ayah Bayi/ Balita ASI Eksklusif Kel. Kemijen Tahun 2015 (N=100)

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendalami bagaimana wanita Batak Toba merawat diri di tengah maraknya perawatan modern, apa yang menjadi tujuan wanita Batak

Mereka mengalami keraguan diri, perenungan negatif, dan agresif saat menanggapi penghinaan, sehingga menambah tekanan psikologis yang dialami (18). Hasil wawancara

Selain melekat pada produk (ikan kosumsi karang hidup), proses produksi (mulai dari proses penangkapan, pemberokan (pengepakan) ikan dalam keadaan hidup), sampai dengan ikan

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Surat Permohonan

Pengujian yang dilakukan pada rotary encoder bertujuan untuk menguji keakuratan nilai yang dihasilkan berdasarkan putaran motor yang telah diberi kondisi oleh operator melalui

Pengujian dilakukan untuk mengetahui bagaimana respon sistem pengendalian posisi stamping rod berbasis pneumatic dapat bekerja dengan baik sesuai dengan setpoint

Kerangka pikir PIECES (Performance, Information, Economy, Control, Efficiency, Service) merupakan salah satu metode utuk menganalisis kelemahan suatu sistem. Berikut

Dari uraian bab sebelumnya, ada beberapa hal yang bisa dicermati pada sistem pendukung keputusan pemilihan menu makanan bagi anak dengan menggunakan metode AHP