BAHAYA PENGGUNAAN HAND SANITIZER SECARA BERKALA BAGI KESEHATAN
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Bahasa Indonesia Keilmuan
yang dibina oleh Ibu Ariva Luciandika, M.Pd.
oleh Aisyatur Robia 150341600791
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI
BAB I PENDAHLUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan itu mahal harganya. Ungkapan tersebut benar adanya. Ketika benar-benar tidak menjaga kesehatan dan terserang penyakit barulah ada penyesalan. Sehat diawali dari diri sendiri. (Pepkins, 2015) menyatakan bahwa “sehat sebagai keadaan keseimbangan yang dinamis dari badan dan fungsi-fungsinya sebagai hasil penyesuaian yang dinamis terhadap kekuatan-kekuatan yang cenderung menggangunya. Badan seseorang bekerja secara aktif untuk mempertahankan diri agar tetap sehat sehingga kesehatan selalu harus dipertahankan”.
Jika sudah mempunya kebiasaan yang sehat, maka tubuh pun juga akan sehat. Akan tetapi banyak masyarakat yang menyepelekan kesehatan mereka. Dan budaya sehat dalam masyarakat pun mulai luntur, salah satunya yaitu budaya mencuci tangan dengan air bersih. Masyarakat acuh dengan kebersihan tangan, padahal tangan merupakan tempat tumbuhnya ribuan bahkan jutaan bakteri. Jika bakteri tersebut masuk kedalam tubuh, maka tubuh akan rentan terjangkit oleh penyakit. Alasan masyarakat malas mecuci tangan dengan air bersih beragam, Antara lain dikarenakan terlalu merepotkan jika harus mencuci tangan setiap saat dan belum pula saat bepergian dimana sanitasi air bersih yang kurang memadahi. (Kementrian Kesehatan RI, 2014) menyatakan bahwa “pada lingkungan pemukiman yang padat dan kumuh, kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dengan benar dapat menurunkan separuh (50%) dari penderita diare”.
semakin memnarik minat konsumen untuk membelinya, terutama anak-anak. Sedangkan anak-anak lebih rentan terhadap bakteri mapun virus yang menyebabkan anak mudah terserang penyakit.
Fungsi hand sanitizer yang semula hanya untuk keadaan darurat, sekarang sudah menggantikan posisi mencuci tangan dengan air bersih sebagai pembersih utama. Padahal penguunaan hand sanitizer secara berkala dapat membunuh bakteri baik maupun bakteri jahat lainnya. Hal tersebut sangat berlawan dengan fungsi utama hand sanitizer sebagai pembersih tangan. Dengan banyaknya bakteri jahat yang masuk kedalam tubuh, maka akan menimbulkan beberapa penyakit. Beberpa penyakit tersebut yaitu saluran percernaan dan iritasi kulit. Untuk menanggulangi hal tersebut masyarakat harus sadar akan kebersihan tangan dan lebih mencuci tangan dengan air bersi. Karena dengan cuci tangan dengan benar maka bakteri jahat akan hilang.
Berdasarkan uraian diatas, mka makalah yang berjudul Bahaya Penggunaan Hand Sanitizer Secara Berkala Bagi Kesehatan perlu ditulis.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, berikut ini dipaparkan rumusan masalah dalam makalah.
(1) Apasajakah kandungan dari hand sanitizer?
(2) Apasajakah penyakit yang ditimbulkan dari pemakaian hand sanitizer secara berkala?
(3) Bagaimana solusi untuk meminimalisasi penggunaan hand sanitizer?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, berikut ini dipaparkan tujuan penulisan makalah.
(1) Untuk mengetahui apasajakah kandungan dari hand sanitizer.
(2) Untuk mengetahui apasajakah penyakit yang ditimbukan dari pemakaian hand sanitizer secara berkala.
BAB II PEMBAHASAN
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan pada Bab I, pembahasan masalah akan menyajikan tentang (1) kandungan dari hand sanitizer, (2) penyakit
yang ditimbulkan dari pemakaian hand sanitizer secara berkala, dan (3)solusi untuk meminimalisasi penggunaan hand sanitizer.
2.1 Kandungan dari Hand Sanitizer
Sebelum memilih produk hand sanitizer, hal yang perlu dicermati adalah komposisinya. Selain itu pemakaian hand sanitizer tidak boleh berlebihan. Jika pemakaiannya berlebihan akan berdampak buruk bagi kesehatan. Komposisi dari hand sanitizer dipaparkan sebagai berikut.
2.1.1 Triclosan
Zat kimia triclosan sebagai antibakteri, dimana dapat mencegah pertumbuhan bakteri. Selain dapat ditemukan pada produk hand sanitizer, triclosan juga juga dipakai pada produk pembersih lainnya. Zat kimia triclosan dipakai pada baju, pasta gigi, deodorant dan kantong sampah. Jika bakteri terus terpapar triclosan, maka bakteri akan kebal terhadap antibiotik. (FDA, 2015) “triclosan secara bersamaan bekerja membasmi bakteri baik maupun bakteri jahat. Tetapi, ketika ada bakteri yang tersisa, mereka akan kehilangan kompetitor sekaligus pendukung yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidupnya. Kondisi ini akan memicu bakteri bermutasi dan mengembangkan resistensi terhadap antibakteri bahkan antibiotik yang pada akhirnya memicu komplikasi kesehatan”.
2.1.2 Paraben
Paraben merupakan bahan kimia yang sering digunakan dalam kosmetik untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan makanan sebagai bahan pengawet.
Paraben juga ada dalam hand sanitizer sebagai bahan pengawet untuk memperpanjang daya tahan botol. Paraben terbagi atas beberapa jenis, dipaparkan sebagai berikut.
2.1.2.1 Metil dan Etil Paraben
Metil paraben digunakan untuk mengontrol pertumbuhan jamur pada obat-obatan, kosmetik, dan beberapa produk makanan. Etil paraben mirip dengan metil paraben. Studi terbaru menyimpulkan bahwa etil paraben berpotensi meningkatkan resiko penakit, termasuk kanker, masalah reproduksi dan alergi. (Meijo University Japan,2008) “kulit yang diobati dengan produk mengandung metil paraben dan terkena sinar ultraviolet akan menjadi rusak.
2.1.2.2 Propil Paraben
Propil paraben dapat diproduksi secara alami pada beberapa serangga dan tanaman. Tetapi yang digunakan sebagai pengawet dalam obat-obatan adalah propil praben sintetis. Propil paraben digunakan dalam produk-produk berbasis air karena sifatnya yang mudah larut. Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Tokyo Metropolitan Research Laboratory of Public Health pada tahun 2002, propil paraben terindikasi bisa mempengaruhi sistem reproduksi laki-laki.
2.1.2.3 Butil Paraben
Butil paraben digunakan dalam produk farmasi, kosmetik, makanan untuk membasmi jamur dan bakteri. Butil paraben tidak beracun jika digunakan pada konsentrasi 0,05%. Tetapi larutan yang lebih pekat dapat mengiritasi kulit.
2.1.3 Alkohol
2.1.4 Parfum
Parfum yang ada dalam hand sanitizer memang membuat senang mencium harum tangan yang baru dibersihkan. Tetapi sebuah penelitian menunjukkan bahwa parfum kimia dalambahan tertentu bisa menyebabkan keracunan. Selain itu, laporan mnunjukkan orang-orang mengalami gangguan pernapsan dan efek buruk pada sistem reproduksi.
2.2 Penyakit yang Ditimbukan dari Pemakaian Hand Sanitizer Secara Berkala
(1) Iritasi Kulit
Saat menggunakan hand sanitizer bagi kulit sensitif dapat terasa gatal, panas, dan kering karena alkohol yang terkandung didalamnya. PDR Health menganjurkan untuk tidak menggunakan hand sanitizer di area tubuh selain tangan, seperti mata, telinga, mulut, hidung, dan daerah genital. Selain itu penggunaan pada bayi atau anak balita harus dihindari karena kulit pada usia tersebut lebih rentan terkena iritasi.
Hand sanitizer merupakan pembersih tangan berbasis alkohol yang membuat kulit tangan menjadi lebih kusam dibanding dengan kulit bagian tubuh lainnya. Hal ini dikarenakan alkohol dapat menyebabkan iritasi kulit, yang mengganggu reproduksi minyak alami. Sehingga bisa menyebabkan kulit kering dan bersisik. Hand sanitizer berbasis alkohol dapat menyebabkan kulit tangan mengalami penuaan dini, karena kulit kering cenderung menghasilkan keriput dan noda lainnya.
(2) Kulit Mudah Terbakar Sinar Matahari
Hand sanitizer membuat kulit semakin sensitif terhadap sinar ultraviolet sehingga menyebabkan kulit mudah terbakar dibawah paparan sinar matahari. PDR Health menyarankan untuk melindungi kulit dengan sunscreen yang mengandung SPF tinggi saat menggunakan hand sanitizer.
(3) Tubuh Rentan terhadap Infeksi
dari Natural Resources Defense Council, hand sanitizer tidak efektif dalam membunuhkuman jika dibandingkan dengan mencuci tangan dengan air dan sabun. Jenis infeksi yang meningkat resikonya pada penggunaan hand sanitizer adalah gastroenteritis, yakni radang mukosa usus yang dipicu oleh sejenis virus yang dinamakan norovirus. Selain memicu diare, mual dan nyeri di usus, infeksi ini sangat mudah ditularkan.
Penelitian yang dipresentasikan dalam pertemuan American Collage of Preventative Medecine ini dilakukan pada 161 fasilitas kesehatan. Para karyawan di fasilitas yang diteliti rata-rata 6 kali lebih memilih cuci tangan dengan hand sanitizer dibanding sabun.
Diantara fasilitas kesehatan yang karyawannya lebih banyak menggunakan hand sanitizer, 53% melaporkan pernah mangalami wabah norovirus. Angka ini lebih besar dibandingkan pada fasillitas kesehatan yang karyawannya lebih banyak memakai sabun, yakni 18%.
(Dr. David Blaney, 2011) “Hand sanitizer kurang optimal dalam mengendalikan infeksi norovirus. Tidak ada hubungan sebab akibat secara langsung antara hand sanitizer dengan infeksi norovirus, tetapi ada kecenderungan resikonya meningkat.”
(4) Reaksi Hormon
Hand sanitizer dapat berakibat negatif bagi kelenjar gondok (hormon tiroid) dan hormon estrogen. Menurut Drug Watch, bahan kimia triclosan yang banyak terkandung dalam hand sanitizer tidak baik bagi kesehatan hormon. Kelain produksi hormon juga disebakan oleh senyawa yang terkandung pada hand sanitizer yaitu phthalates.
(5) Bakteri Mematikan Menjadi Kebal
berdampak buruk pada sistem kekebalan tubuh dan membuat tubuh semakin rentan terhadap penyakit.
(6) Meningkatkan Daya Serap Kulit Terhadap BPA
Bisphenol A, atau BPA sangat berbahaya karena bisa menyebabkan beberapa kerugian pada sistem endokrin tubuh, yang menyebabkan gangguan pada sejumlah hormon, kanker, dan masalah tubuh lainnya. Studi dari University of Missouri menemukan bahwa menggunakan pembersih tangan sebelum menyentuh benda apa pun yang mengandung sejumlah besar BPA (seperti kertas cashbill) dapat meningkatkan jumlah BPA yang diserap melalui kulit mencapai 140x lipat.
2.3 Solusi untuk Meminimalisasi Penggunaan Hand Sanitizer
Setelah dipaparkan kandungan dari hand sanitizer dan bahaya penggunaannya secara berkala maka masyarakat harus lebih sadar akan pentingnya cuci tangan menggunakan sabun. Dan dibutuhkan solusi untuk meminimalisasi penggunaan hand sanitizer.
2.3.1 Cuci Tangan Lebih Efektif
(Santi, 2014) “hanya satu dari empat orang Indonesia yang mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir”. Kebiasaan masyarakat ini harus diubah. Mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir merupakan cara paling efektif untuk membunuh kuman. Namun di era modern, alternatif lain sebagai pengganti cuci tangan, seperti cairan pencuci tangan atau hand sanitizer, belum terbukti seefektif mencuci tangan dengan sabun dan air. (Natakarman, 2014) “kuncinya adalah mencuci tangan dengan air mengalir. Jika Anda tak menggunakan sabun itu tak terlalu masalah, karena hanya dengan air mengalir saja sudah cukup membantu menurunkan tingkat infeksi kuman dan virus”.
(Antarikso, 2014) “meski CTPS sangat mudah dan murah tapi belum menjadi kebiasaan sehat masyarakat Indonesia. Menurut penelitian dari London School of Higiene, mencuci tangan dengan sabun terbukti ampuh mencegah diare sekitar 40-60%.
2.3.2 Cuci Tangan Mampu Mencegah Diare
penyebaran kuman di tangan untuk menyelamatkan jiwa. Meskipun sering diabaikan, mencuci tangan dengan sabun merupakan kunci hidup sehat. Hal yang perlu disadari mengingat tangan menjadi media potensial bagi kuman untuk menularkan peyakit.
(Aditama, 2014) “peningkatan kebiasaan cuci tangan pakai sabun termasuk kunci pokok untuk mengurangi penyebaran penyakit yang disebabkan lingkungan dan perilaku manusia dalam strategi nasional Sanitasi Total Berbasis Berbasis Masyarakat (STBM). Hal ini sebagai upaya promotif dan preventif terpadu pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan untuk menurunkan angka kejadian penyakit menular seperti diare. (Yoga, 2011) “berdasarkan riset CTPS saja dapat mencegah diare hingga 47%”.
Jika implementasinya tidak hanya sebatas pada peningkatan CTPS saja tetapi juga merubah perilaku negatif seperti pengurangan buang air sembarangan, pengelolaan sampah rumah tangga dan pengolahan limbah cair yang benar maka akan menurunkan angka kejadian diare hingga 94%.
2.3.3 Cara Mencuci Tangan yang Benar Menurut WHO
Cuci tangan merupakan cara membersihkan tangan sesuai prosedur yang benar untuk membunuh kuman penyebab penyakit. Mencuci tangan dengan sabun akan menjaga kesehatan tubuh anda dan mencegah penyebaran penyakit melalui kuman yang menempel di tangan. Tahapan cara memcuci tangan yang benar dipaparkan sebagai berikut.
a) Membasahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan lengan memakai air yang mengalir, ambil sabun kemudian mengusap dan menggosok gosok kedua telapak tangan secara lembut.
b) Mengusap dan menggosok kedua punggung tangan secara bergantian. c) Bersihkan juga jari-jari tangan dan menggosok sela-sela jari hingga
bersih.
d) Membersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan. e) Menggosok dan memutar kedua ibu jari secara bergantian.
f) Meletakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian menggosok perlahan. g) Membersihkan kedua pergelangan tangan secara bergantian dengan cara
memutar, kemudian diakhiri dengan membilas seluruh bagian tangan dengan air bersih yang mengalir lalu keringkan memakai handuk atau tisu.
PENUTUP
3.1 Simpulan
Pada Bab II telah dipaparkan secara rinci penjelasan tentang (1) kandungan dari hand sanitizer, (2) penyakit yang ditimbulkan dari pemakaian hand sanitizer secara berkala, dan (3) solusi untuk meminimalisasi penggunaan hand sanitizer. Berdasarkan pembahasan tersebut dapat dikemukakan simpulan sebagai berikut.
(1) Hand sanitizer mengandung bahan kimia sintetis yang berbahaya. Seperti triclosan, paraben, alcohol dan parfum.
(2) Penggunaan hand sanitizer menimbulkan beberapa penyakit antara lain iritasi kulit, kulit mudah terbakar sinar matahari, tubuh rentan terhadap infeksi, reaksi hormone, bakteri mematikan menjadi kebal, meningkatkan daya serap kulit terhadap BPA.
(3) Cara meminimalisir penggunaan hand sanitizer dengan mencuci tangan dengan benar.
3.2 Saran
DAFTAR RUJUKAN
Basri, Hasan. 2013. hasan basri. 7 langkah cara mencuci tangan yang benar menurut who, (online), (http://aciilsem.blogspot.co.id/2013/06/7-langkah-cara-mencuci-tangan-yang.html)
Beautyfella. 2015. Beautyfella. Bahaya Paraben Dalam Produk Perawatan Harian Kamu, (online), (http://beautyfella.com/blog/bahaya-paraben-dalam-produk-perawatan-harian-kamu/)
Pramudjia, AN Uyung. 2011. Detik health. Hand Sanitizer Tingkatkan Risiko
Infeksi Virus Pencernaan, (online),
(http://health.detik.com/read/2011/08/15/081514/1703638/763/hand-sanitizer-tingkatkan-risiko-infeksi-virus-pencernaan), diakses 29 September 2015.
Vemale.com. 2014. Majalah Holiday. 5 Bahaya Menggunakan Hand Sanitizer, (online), (http://www.majalah-holiday.com/2014/12/5-bahaya-menggunakan-hand-sanitizer.html) diakses 29 September 2015.
Wahid, al. 2015. Musmus.me. Hati-hati Hand Sanitizer Mengancam Kesehatan Anda., (online), (http://musmus.me/index.php/2015/06/18/hati-hati-hand-sanitizer-mengancam-kesehatan-anda/) diakses 30 September 2015.
Www.Amazine.co. 2015. www.Amazine.co. Efek Samping Triclosan: Bahaya
Kesehatan Sabun Antibakteri, (online),