• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DAN STATUS GIZI DENGAN POLA SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA AKHIR AKADEMI KEBIDANAN KOTA SEMARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DAN STATUS GIZI DENGAN POLA SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA AKHIR AKADEMI KEBIDANAN KOTA SEMARANG"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DAN STATUS GIZI DENGAN POLA SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA AKHIR AKADEMI KEBIDANAN KOTA

SEMARANG Tita Anggarini Frida Cahyaningrum*)

*) Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang

Korespondensi :ningnongndut@rocketmail.com

ABSTRAK

Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan terjadi menurut siklusnya dari rahim yang menggambarkan rangsangan hormonal dari endometrium karena tidak terjadi kehamilan. Dari study pendahuluan yang dilakukan pada mahasiswi Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang tingkat III terhadap 10 mahasiswi Akbid Abdi Husada ini diperoleh 6 orang yang mempunyai siklus menstruasi yang tidak teratur. Sedangkan 4 diantaranya mempunyai siklus menstruasi yang teratur. Dan 7 dari 10 orang mengalami anemia, kemudian 4 diantaranya dalam kategori kurus.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kadar hemoglobin dan status gizi dengan pola siklus menstruasi pada remaja akhir Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang.

Penelitian ini termasuk kompetensi bidan dalam melaksanakan pelayanan kebidanan dengan menggunakan pendekatan cross sectional dan termasuk dalam jenis penelitian korelasi. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja akhir tingkat III Akbid Abdi Husada Semarang usia 19-21 tahun sebanyak 138 remaja. Sampel dalam penelitian ini diambil secara purposive sampling sesuai kriteria inklusi dan eksklusi sampai terpenuhi yaitu sebanyak 58 sampel. Dengan variabel independennya adalah kadar hemoglobin dan status gizi, sedangakan variabel dependentnya adalah pola siklus menstruasi. Data yang dikumpulkan adalah data primer, dengan cara wawancara terpimpin yaitu kuesioner serta dengan pengukuran Hb, Berat badan dan Tinggi badan secara langsung pada remaja. Data diolah dengan langkahediting, coding, entrydantabulating.

Pada analisis secara univariat disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi yang dinyatakan dalam frekuensi absolut yang merupakan jumlah kejadian dan frekuensi relatif dalam bentuk prosentase (%) dan pada analisis secara bivariat digunakan uji chi-square dan independent t-test.

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden mempunyai siklus menstruasi tidak normal (53,4%), nilai rerata Hb 10,72 gr%, dan yang mempunyai status gizi normal sebanyak 58,6%. Berdasarkan uji statistik chi square didapatkan hasil p value = 0,000 atau p value <0,05, dan uji t-independent juga didapatkan hasil pvalue = 0,000 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada hubungan yang signifikan antara kadar hemoglobin dan status gizi dengan pola siklus menstruasi pada remaja akhir Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang. Saran untuk institusi Institusi pendidikan hendaknya lebih meningkatkan informasi dan wawasan dalam ilmu kebidanan khususnya siklus menstruasi dengan menambah referensi kepustakaan dan hasil penelitian dapat menjadi sumber studi kepustakaan sehingga dapat ikut meningkatkan pengetahuan para mahasiswa tentang materi menstruasi.

Kata kunci : Kadar Hemoglobin, Status Gizi dan Pola Siklus Menstruasi

PENDAHULUAN

Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar

rakyat, yaitu hak rakyat untuk memperoleh akses atas kebutuhan pelayanan kesehatan.

Pembangunan di bidang kesehatan antara lain bertujuan untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat dan juga agar semua lapisan masyarakat mendapatkan pelayanan

(2)

Remaja merupakan aset SDM paling potensial yang dapat diandalkan dalam kegiatan

pembangunan baik dari aspek produktivitas maupun kuantitasnya. Sebagai kelompok yang

paling potensial, remaja mempunyai peran sebagai generasi pelopor yang diharapkan mampu

melakukan perubahan yang besar bagi perkembangan bangsa dan negara. Remaja juga

menempati posisi penting dan stategis dalam pembangunan, baik sebagai subyek maupun

obyek dari pembangunan itu sendiri. Jumlah remaja yang meningkat seiring dengan

bertambahnya jumlah penduduk,menempatkan remaja menjadi kelompok yang patut

diperhatikan (Badan Pusat Statistik, 2008).

Secara kuantitas, dapat dilihat bahwa jumlah remaja di Indonesia pada tahun 2008

tercatat 78,72 juta jiwa atau 34,52% dari total penduduk Indonesia yang mencapai 228,02 juta

jiwa. Presentase penduduk berumur kurang dari 15 tahun sebesar 29,13 % dan penduduk

yang berumur 30-35 tahun sebesar 27,88%, kemudian kelompok umur 15-19 tahun sebesar

25,67%,dan yang terkecil umur 20-24 tahun sebesar 22,35 % (Badan Pusat Statistik, 2008).

Menstruasi atau sebutan lain mensis, datang bulan atau periode adalah kejadian pada

wanita yang sehat dan tidak hamil setiap bulan secara teratur dan mengeluarkan darah dari

alat kandungannya (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Panjang siklus menstruasi yang normal

atau dianggap sebagai siklus menstruasi yang khas adalah 28 hari, tetapi variasinya cukup

luas. Bukan saja antara beberapa wanita tetapi juga pada wanita yang sama. Rata-rata panjang

siklus menstruasi pada gadis usia 12 tahun adalah 25 hari, pada wanita usia 43 tahun 27 hari

dan pada wanita usia 55 tahun 52 hari. Jadi panjang siklus haid 28 hari itu tidak sering

dijumpai. Dari pengamatan Hatman pada kera bahwa hanya 20% saja panjang siklus haid 28

hari. lama menstruasi biasanya antara 3 – 8 hari, pada setiap wanita biasanya lama menstruasi

(3)

Hemoglobin adalah struktur darah yang terdiri dari haem (zat pemberi warna) dam

globin (protein darah). Kadar Hb erat kaitannya dengan kejadian anemia.Anemia di Indonesia

tahun 2008 adalah 27% pada laki-laki dan 26% pada perempuan (Dinas Kesehatan Provinsi

Jateng, 2008). Data distribusi penduduk remaja Jawa tengah tahun 2008, usia 10-19 tahun

adalah 5 juta jiwa. Sekitar.842.389 jiwa. Sekitar 3.047.977 jiwa (52,2%) penduduk laki-laki

dan 2.794.412 jiwa (41,8%) penduduk perempuan (BPS, 2008). Di Jawa Tengah tercatat

28% remaja menderita anemia (Profil Kesehatan Kota Semarang 2008).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Semarang tahun 2009 anemia merupakan

kasus yang paling banyak ditemukan pada remaja dibandingkan dengan kasus-kasus yang

lain dengan rincian sebagai berikut: anemia 1,5%, gizi kurang 0,19%, gizi lebih 0,4%, hamil

di luar nikah 0,029%, aborsi 0,0019%, IMS 0,0079%, HIV/AIDS 0,00039%, KEK 0,22%,

NAPZA 0,0011%, sedangkan kasus lain 29,63% (Dinas kesehatan Kota Semarang, 2009).

Menyadari hal itu, peningkatan status gizi masyarakat memerlukan kebijakan yang

menjamin setiap anggota masyarakat untuk memperoleh makanan yang cukup jumlah dan

mutunya (Monica Ester, 2005).

Dari study pendahuluan yang dilakukan pada mahasiswi Akademi Kebidanan Abdi

Husada tingkat III pada tanggal 19 November 2010, terhadap 10 mahasiswi Akbid Abdi

Husada ini diperoleh 6 orang yang mempunyai siklus menstruasi yang tidak teratur.

Sedangkan 4 diantaranya mempunyai siklus menstruasi yang teratur. Dan 7 dari 10 orang

mengalami anemia, kemudian 4 diantaranya dalam kategori kurus (kekurangam berat badan).

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk malakukan penelitian

tentang “Hubungan kadar Hb dan status gizi dengan pola siklus menstruasi di Akademi

(4)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari – Februari 2011 dengan menggunakan

rancangan cross sectional yaitu rancangan penelitian yang dalam melakukan pengukuran

variabel independent (kadar Hb dan status gizi) dan variabel dependent (pola siklus

menstruasi) diukur pada periode yang sama. Menurut sifat dasar penelitian, penelitian ini

termasuk jenis penelitian korelasi, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antara dua

variabel. Populasi adalah mahasiswa Akbid Abdi Husada Tingkat III sebanyak 138

mahasiswi. Sampel 58 orang dengan teknik sampling purposive sampling.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Univariat

a. Umur responden

Umur responden terdiri tiga kelompok yaitu 19 tahun, 20 tahun dan 21

tahun.

Tabel 1 Distribusi frekuensi umur responden

Umur responden Frekuensi %

19 tahun 2 3,4

20 tahun 43 74,1

21 tahun 13 22,4

J u m l a h 58 100,0

Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar yaitu 43 responden (74,1 %)

berusia 20 tahun, paling sedikit 2 responden (3,4 %) usia 19 tahun.

b. Pola siklus menstruasi

Pola siklus menstruasi dikelompokkan berdasarkan lama waktu tidak

(5)

Tabel 2 Distribusi frekuensi Pola siklus menstruasi

Pola

siklus menstruasi

Frekuensi %

Normal 27 46,6

Tidak normal 31 53,4

J u m l a h 58 100,0

Tabel 2 menunjukkan bahwa responden sebagian besar mempunyai siklus

menstruasi tidak normal (53,4 %).

c. Kadar Hemoglobin (Hb)

Kadar hemoglobin diukur menggunakan alat Hb meter Sahli

Tabel 3. Nilai tengah dan simpang baku nilai Procalsitonin

Variabel

Nilai Tengah

Rerata Simpang Baku (SB)

Hemoglobin 10,72 1,23

Tabel 3. terlihat bahwa semua responden menunjukkan nilai rerata 10,72 gr%

termasuk dalam anemia ringan sekali

d. Status Gizi

Status gizi responden ditentukan berdasarkan nilai Indeks Masa Tubuh

(IMT).

Tabel 4 Distribusi frekuensi Status gizi

Status gizi Frekuensi %

Normal 34 58,6

Tidak normal 24 41,4

(6)

Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar yaitu 34 responden (58,6 %)

mempunyai status gizi normal.

Analisis Bivariat

a. Hubungan Kadar hemoglobin dengan Pola siklus menstruasi

Tabel 5 Nilai tengah dan simpang baku Kadar hemoglobin

Variabel

Pola siklus menstruasi

Normal (n=27) Tidak normal (n=31)

Rerata SB Rerata SB

0,94

Kadar hemoglobin 11,68 9,88 0,74

Uji t independen p = 0,000

Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai rerata kadar Hb dari responden yang

mempunyai pola siklus menstruasi normal lebih tinggi dibandingkan kadar Hb

dari responden yang mempunyai pola siklus menstruasi tidak normal. Menurut

hasil uji-t independen menunjukkan ada perbedaan kadar Hb yang bermakna

antara kelompok pola siklus menstruasi normal dan kadar Hb pada kelompok

pola siklus menstruasi yang tidak normal (p=0,000 < 0,05). Dengan demikian

bisa dikatakan ada hubungan bermakna antara kadar Hb dengan Pola siklus

menstruasi.

b. Hubungan Status Gizi dengan Pola siklus menstruasi

Tabel 6 Distribusi frekuensi Status Gizi dengan

(7)

Status Gizi

Pola siklus menstruasi

Normal Tidak Normal

n % n %

Normal 26 76,5 8 23,5

Tidak normal 1 4,2 23 95,8

J u m l a h 27 46,6 31 53,4

X2= 26,726 dk = 1 p = 0,000

Tabel 6 menunjukkan bahwa responden yang mempunyai pola siklus

menstruasi normal lebih banyak terdapat pada responden yang mempunyai

status gizi normal (76,5 %), sebaliknya responden yang mempunyai pola

siklus menstruasi tidak normal lebih banyak terdapat pada responden yang

mempunyai status gizi tidak normal (95,8 %). Menurut hasil uji statistik Chi

Square menunjukkan ada hubungan bermakna antara Status gizi dengan Pola

siklus menstruasi (p = 0,000 < 0,05)

Pembahasan

1. Kadar Hemoglobin

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada 58 responden remaja akhir

Akademi Kebidanan Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang, didapatkan

semua responden mempunyai nilai rerata Hb 10,72 gr% termasuk dalam anemia

ringan sekali. Menurut Supariasa (2002), Hemoglobin adalah parameter yang

digunakan secara luas untuk menetapkan prevalensi anemia. Hemoglobin dapat

diukur secara kimia dan jumlah Hb per 100 ml darah dapat digunakan sebagai

(8)

dimana kadar Hb dan atau hitung eritrosit lebih rendah dari harga normal.

Dikatakan sebagai anemia jika Hb < 14gr/dl pada laki-laki dan < 12gr/dl pada

wanita.

2. Status Gizi

Dari hasil penelitian pada 58 responden remaja putri akhir Akademi

Keidanan Akademi Kebidanan Abdi Husada Kota Semarang, didapatkan sebagian

besar yaitu 34 responden (58,6 %) mempunyai status gizi normal.

Status gizi merupakan gambaran keadaan tubuh yang mencerminkan hasil

dari makanan yang dikonsumsi setiap harinya. Masalah gizi umumnya merupakan

konsekuensi dari masalah-masalah dari tahap kehidupan selanjutnya. Oleh

karenanya, jarang terjadi pada kehidupan tertentu, terutama karena

konsekuensinya dapat berlanjut pada generasi-generasi berikutnya. Banyak faktor

sosial yang menimbulkan pertumbuhan terakhir ini diragukan, namun komposisi

tubuh dimana 22% mempertahankan ovulasi secara teratur. Penilaian status gizi

pada dasarnya merupakan proses pemeriksaan status gizi seseorang dengan cara

Pola siklus menstruasi

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada 58 responden remaja putri

akhir akhir Akademi Kebidanan Abdi Husada Kota Semarang, didapatkan 27

mahasiswi (53,4%) mengalami pola siklus menstruasi yang tidak normal

sedangkan 31 mahasiswi (46,6%) mempunyai siklus menstruasi yang teratur.

Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan terjadi menurut

siklusnya dari rahim yang menggambarkan rangsangan hormonal dari

(9)

kejadian biologik wanita. Menstruasi terjadi karena menurunnya kadar hormon

estrogen dan progestron yang mengakibatkan kerusakan lapisan endometrium dan

menjadikan perdarahan dan pelepasan lapisan endometrium yang disebut darah

menstruasi (Junita, 2004). Sedangkan menurut (Tiran, 2006), menstruasi atau haid

adalah pengeluaran darah dari dalam rahim dengan interval 4 mingguan.

Panjang siklus haid ialah jarak antara mulainya haid yang lalu dan

mulainya haid berikutnya. Panjang siklus menstruasi yang biasa (normal) pada

manusia ialah 25-32 hari. Kelainan pola siklus menstruasi apabila dilihat dari

waktunya adalah apabila seseorang yang mengalami menstruasi di luar siklus yang

biasa atu normal yaitu sekitar 25-32 hari (Sarwono, 2008).

3. Hubungan Kadar Hb dengan pola siklus menstruasi pada remaja akhir

Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan

antara kadar Hb dengan pola siklus menstruasi pada remaja putri akhir Akademi

Kebidanan Abdi Husada Kota Semarang.

Hal ini ditunjukkan dari nilai rerata kadar Hb dari responden yang

mempunyai pola siklus menstruasi normal lebih tinggi dibandingkan kadar Hb

dari responden yang mempunyai pola siklus menstruasi tidak normal. Menurut

hasil uji-t independen menunjukkan ada perbedaan kadar Hb yang bermakna

antara kelompok pola siklus menstruasi normal dan kadar Hb pada kelompok pola

siklus menstruasi yang tidak normal (p=0,000 < 0,05). Dengan demikian bisa

(10)

Kadar Hb erat kaitannya dengan anemia, dan dapat mempengaruhi

perubahan siklus menstruasi. Kadar Hb yang rendah juga dapat disebabkan oleh

kelainan koagulasi yang apabila tidak ditangani dapat mengakibatkan

tergangguanya pola siklus menstruasi seperti menorrhagia (menstruasi dengan banyak dan/atau lamanya berlebihan). Kita tahu bahwa darah haid akan keluar

terlalu banyak jika ada bekuan darah haid. Lamanya perdarahan ditentukan oleh

daya penyembuhan luka atau dengan kata lain oleh daya regenerasi endometrium.

Hubungan Status Gizi denga Pola Siklus Menstruasi pada remaja akhir

Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan

antara status gizi dengan pola sikus menstruasi pada remaja putri akhir akademi

Kebidanan Abdi Husada Kota Semarang.

Hal ini ditunjukkan responden yang mempunyai pola siklus menstruasi

normal lebih banyak terdapat pada responden yang mempunyai status gizi normal

(76,5 %), dan sebaliknya responden yang mempunyai pola siklus menstruasi tidak

normal lebih banyak terdapat pada responden yang mempunyai status gizi tidak

normal (95,8 %). Menurut hasil uji statistik Chi Square menunjukkan ada hubungan bermakna antara Status gizi dengan Pola siklus menstruasi (p = 0,000 <

0,05).

Responden dengan siklus menstruasi normal dalam kehidupan

sehari-harinya sering makan-makanan bergizi dan mempunyai kadar Hb rata-rata normal.

Sedangkan responden yang mengalami gangguan siklus menstruasi dapat

disebabkan oleh bertambahnya berat badan atau berkurangnya berat badan mereka

(11)

Seorang wanita yang mengalami kekurangan maupun kelebihan gizi akan

berdampak pada penurunan fungsi hipotalamus yang tidak memberikan

rangsangan kepada hipofisa anterior untuk menghasilkan FSH(follicle Stimulating Hormone) dan LH(luteinizing hormone). Dimana FSH ini berfungsi merangsang pertumbuhan sekitar 3-30 folikel yang masing-masing mengandung 1 sel telur.

Tetapi hanya 1 folikel yang terus tumbuh, yang lainnya hancur. Sedangkan LH

(luteinizing hormone) berfungsi dalam pematangan sel telur atau ovulasi (fase sekresi) yang nantinya jika tidak dibuahi akan mengalami peluruhan (menstruasi),

sehingga apabila produksi FSH dan LH terganggu maka siklus menstruasi juga

akan terganggu. Berhubungan dengan menstruasi, secara khusus jumlah wanita

anovulasi akan meningkat apabila berat badannya mengalami perubahan

(meningkat atau menurun) (Francin, 2004).

KESIMPULAN

Karakteristik umur remaja sebagian besar 20 tahun (74,1 %), dengan siklus

menstruasi tidak normal (53,4 %), status gizi normal (58,6 %)dan termasuk dalam anemia

ringan sekali dengan nilai rerata 10,72 gr%.

Responden yang mempunyai pola siklus menstruasi normal lebih banyak terdapat

pada responden yang mempunyai status gizi normal, sebaliknya responden yang mempunyai

siklus menstruasi tidak normal lebih banyak terdapat pada responden yang mempunyai status

gizi tidak normal.

Nilai rerata kadar Hb dari responden yang mempunyai pola siklus menstruasi normal

(12)

Ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan pola siklus menstruasi pada

remaja putri akhir mahasiswa Akademi Kebidanan Abdi Husada Kota Semarang.

Ada hubungan yang bermakna antara kadar Hb dengan pola siklus menstruasi pada

remaja putri akhir Akademi Kebidanan Abdi Husada Kota Semarang

KEPUSTAKAAN

Alimul Hidayat, A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika.

Almatsier, S. 2002.Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta, Gramedia Pustaka. Arikunto, S. 2007. Prosedur Penelitian.Jakarta, EGC.

Arisman, 2004. Gizi dalam daur kehidupan.Jakarta, EGC.

Arnita. 2010. Gangguan Pola Siklus Menstruasi(http://mens.blogspot.com). 28 September 2010.

Azwar, saefudin.2005. Metode Penelitian.Jakarta, Pustaka Pelajar.

Badan Pusat Statistik. 2008. Statistik Pemuda Indonesia 2008. Semarang

BKKBN. 2006.Masa Remaja. Jakarta, Balai Pustaka

Christian,M (2005).Jadikan stress Kiat Hidup Bebas TekananBandung, Nexx Media Inc. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.2009. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun

2008. Semarang

,2009. Profil Kesehatan Provinsi JawaTengah tahun 2009.Semarang Depkes, RI. 2003.Pelayanan kesehatan Peduli Remaja, PKRR

Ester, M. 2005.Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta, EGC.

Faisal, M. 2010. “Pedoman Penanggulangan Anemia Gizi untuk Remaja Putri dan Wanita Usia Subur”. http://ensiklopedi.blogspot.com

Fatimah, E. 2006.Psikologi Perkembangan. Bandung, Pustaka Setia. Hurlock,E.B. 2003.Psikologi Perkembangan.Yogyakarta, Pustaka Belajar

_ , E.B.2005. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.Jakarta, Erlangga.

(13)

Juanita.2004.Panduan Kesehatan Wanita. Jakarta, Jakarta Puspa Swara. Kartini, Kartono.1992.Psikologi Wanita.Bandung, Mandar Maju.

Manuaba, 2003.Memahami Kesehatan ReproduksiWanita. Jakarta, Arcan.

Marzuki, O. 2006.Kiat Menghadapi Kenakalan Remaja(Artikel Budhis blogspot.com). 11 September 2010.

Narendra,dkk.2002.Tumbuh Kembang Anak dan Remaja.Jakarta, SetoAgung

Notoatmodjo S. 2005.Pendidikan dan Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.

Jakarta : Salemba Medika.

Prawirohardjo, S. 2008.Ilmu Kebidanan.Jakarta, YBP-SP Salemba Medika. Peeth, E.F. 2004.Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta, EGC.

Renata,A. 2010. Ganggan Siklus Menstruasi (http:// Jevuska.com). 11 Oktober 2010

Sarwono, P. 2002.Ilmu Kebidanan. Jakarta, EGC. , 2006.Ilmu Kebidanan. Jakarta, EGC

, 2008.Ilmu Kandungan. Jakarta, EGC

Sastrawinata, Sulaiman. 2006.Ginekologi. Bandung, Elstar Offset.

Santrock, J.W. 2003.Adolescene Perkembangan Remaja. Jakarta, Erlangga.

Soecjiningsih. 2004.Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahnnya. Jakarta, EGC.

Soekirman. 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya Untuk Keluarga dan Masyarakat. Jakarta, Dirjend Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Supariasa, I Dewa Nyoman. 2001.Penilaian Status Gizi.Jakarta, EGC.

Tarwoto. 2007.Buku Saku Anemia Pada Ibu Hamil.Jakarta, Trans Info Media. Tiran, Denise.2006.Kamus Saku Bidan.Jakarta, EGC

Gambar

Tabel 6 menunjukkan bahwa responden yang mempunyai pola siklus

Referensi

Dokumen terkait

It is estimated that the total cigarette sales volume in Indonesia decreased by 2.6% from 315 billion cigarettes in 2016 into 307.4 billion cigarettes in 2017... Asia

Atap dan plafond) dan Pemasangan Dinding Aluminium Composite Panel Lokasi : Jalan Sutomo No.2 Tebing Tinggi1. Tahun Anggaran :

CHECKLIST DOKUMEN PENAWARAN (DATA ADMINISTRASI, TEKNIS DAN HARGA PENAWARAN) PEKERJAAN RENOVASI GEDUNG MIDDLE DAN BACK OFFICE (RENOVASI ATAP DAN

Mata Pelajaran Nilai Rata-rata Rapor.. Nilai Ujian

Namun untuk mengembangkan peternakan di masyarakat selama ini belum berjalan dengan optimal, hal ini terkait dengan rendahnya Sumber Daya Manusia (SDM) seperti

KEYWORDS: Indoor Navigation, Obstacles, Space Subdivision, Navigation Network, Shortest Path, 2D

Penegakan definitif meningitis TB dilakukan dengan menggunakan PCR dengan target amplifikasi pada IS 6110 untuk mendeteksi Mycobacterium tuberculosis complex yang dilakukan

Barangsiapa sengaja berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang bertentangan dengan suatu hukuman tambahan sebagai tercantum dalam pasal 7 ayat 1 sub a, b atau e, dengan suatu