SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BI DANG KEAHLI AN TEKNI K MESI N
PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K MEKANI K OTOMOTI F
DI REKTORAT PEMBI NAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DEPARTEMEN PENDI DI KAN NASI ONAL
2005 Milik Negara Tidak Diperdagangkan KODE MODUL
OPKR 10- 002B
PEMASANGAN SI STEM
HYDROLI K
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BI DANG KEAHLI AN TEKNI K MESI N
PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K MEKANI K OTOMOTI F
Tim Fasilitator: Drs. Abdullah
Drs. Tejo Marjuki, ST, MT Drs. H. Rindowi, ST
Tim Penulis: Adhari, SPd.
DI REKTORAT PEMBI NAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DEPARTEMEN PENDI DI KAN NASI ONAL
2005 Milik Negara
Tidak Diperdagangkan KODE MODUL
KATA PENGANTAR
Modul Pemasangan sistem hidrolik dengan hidrolik dengan kode
OPKR-10-002B berisi materi dan informasi tentang peralatan/ komponen sistem hidrolik dan
tata cara pemeriksaan serta pemasangan dan pengujiannya. Selain itu diuraikan
informasi tentang keselamatan kerja dan tindakan yang aman dan melaksanakan
pemasangan dan pengujian sistem hidrolik. Materi diuraikan dengna pendekatan
praktis disertai ilustrasi yang cukup agar siswa mudah memahami materi yang
disampaikan.
Untuk mengetahui sampai sejauh mana siswa dapat menyerap informasi
yang dipelajari, setiap akhir kegiatan belajar diberikan test formatif; dan diakhir
modul terdapat evaluasi sebagai uji teoritis siswa. Uji kompetensi dilakukan secara
teoritis dan praktik. Uji teoritis dilaksanakan dengan cara siswa menjawab
pertanyaan yang pada soal evaluasi, sedangkan uji praktik dengan meminta siswa
mendemonstrasikan kompetensi yang harus dikuasai, dan peranan guru/instruktur
menilai berdasarkan lembar observasi yang ada. Dengan adanya test dan evaluasi
dimiliki sehingga yang bersangkutan dapat melanjutkan ke kegiatan belajar atau
modul berikutnya bila memenuhi kriteria kelulusan.
Penyusun menyadari banyak kekurangan dalam penyajian modul ini,
sehingga saran dan masukan yang konstruktif sangat penyusun harapkan. Semoga
modul ini banyak memberikan manfaat.
Cirebon, Agustus 2005
DAFTAR I SI
Halaman
Halaman Sampul ... i
Halaman Francis... ii
KATA PENGANTAR... iii
DAFTAR ISI ... iv
PETA KEDUDUKAN MODUL ... viii
MEKANISME PEMELAJARAN ... ix
SENERAI... x
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Deskripsi... 1
B. Prasyarat ... 3
C. Petunjuk Penggunaan Modul ... 3
D. Tujuan Akhir ... 5
E. Kompetensi... 6
F. Cek Kemampuan ... 11
BAB I I PEMELAJARAN... 12
A. Rencana Belajar Siswa... 12
Kegiatan Belajar 1 ... 13
Memilih dan Menangani Bahan Untuk Proses Produksi ... 13
a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran... 13
b. Uraian Materi ... 13
1. Kriteria Fisik (Ekstrinsik) Bahan ... 14
2. Kriteria Kimia (Intrinsik) Bahan ... 16
3. Karakteristik Bahan Baku ... 17
c. Rangkuman ... 24
d. Tugas ... 26
e. Test Formatif ... 26
f. Kunci Jawaban ... 27
Lembar Kerja I ... 29
Lembar Kerja II... 33
Kegiatan Belajar 2 ... 35
Memilih dan Menyiapkan Peralatan Produksi ... 35
a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran... 35
b. Uraian Materi ... 35
1. Peralatan Pembangkit Tenaga dan Penghasil Panas 35 2. Peralatan Pendukung... 36
3. Peralatan Pengolah/Proses ... 38
4. Peralatan Pengemas ... 41
c. Rangkuman ... 41
d. Tugas ... 42
e. Test Formatif ... 42
f. Kunci Jawaban ... 43
Lembar Kerja III ... 45
Kegiatan Belajar 3 ... 55
Mengendalikan Proses dan Menilai Mutu Hasil Selai Buah.. 55
a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran... 55
b. Uraian Materi ... 55
1. Teknik Proses... 56
2. Pengendalian Mutu Selai Buah ... 60
3. Menangani Limbah ... 69
c. Rangkuman ... 73
d. Tugas ... 75
e. Test Formatif ... 75
f. Kunci Jawaban ... 76
Lembar Kerja IV ... 79
Kegiatan Belajar 4 ... 84
Mengemas Hasil Produksi Selai Buah ... 84
a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran... 84
b. Uraian Materi ... 84
1. Penggunaan Kantung Plastik ... 85
2. Penggunaan Pengemasan Gelas ... 86
c. Rangkuman ... 95
d. Tugas ... 97
e. Test Formatif ... 97
f. Kunci Jawaban ... 98
Lembar Kerja V ... 100
Kegiatan Belajar 5 ... 104
Menghitung Biaya... 104
a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran... 104
b. Uraian Materi ... 104
A. Komponen Biaya ... 104
B. Penentuan Harga Pokok... 107
C. Titik Pulang Pokok ... 107
D. Waktu Balik Modal... 108
c. Rangkuman ... 108
d. Tugas ... 109
f. Kunci Jawaban ... 110
Lembar Kerja VI ... 111
BAB I I I EVALUASI ... 116
1. Konsulltasi Pra Ujian ... 116
2. Pelaksanaan Evaluasi... 116
3. Umpan Balik... 116
BAB I V PENUTUP... 146
MEKANI SME PEMELAJARAN
Untuk mencapai peguasaan modul ini dilakukan melalui diagram alur mekanisme pemelajaran sebagai berikut:
Y
T
Y START
Lihat Petunjuk Penggunaan Modul
Lihat Kedudukan Modul
Nilai ≥ 7
Modul berikutnya/ Uji
Kompetensi
Kegiatan Belajar 1
Kegiatan Belajar n
Kerjakan Evaluasi
Nilai ≥ 7 Kerjakan Cek Kemampuan
SENARAI
I stilah Keterangan
Actuator Suatu alat yang mengubah tenaga hidrolik menjadi
tenaga mekanik (gerakan). Sebagai contoh : Silinder
hidrolik dan motor.
Baffle Suatu alat yang biasanya terbuat dari pelat dipasang didalam sebuah reservoir untuk memisahkan saluran
masuk pompa dengan saluran-saluran pengembali.
Bleed-Off Untuk memindahkan atau mengubah suatu porsi hantaran pompa khusus yang dapat dikontrol secara
langsung ke reservoir.
By-Pass Suatu lintasan sekunder untuk aliran fluida.
Check Valve Suatu katup yang memberikan aliran fluida hanya dalam satu arah (sering disebut katup balik).
Circuit Pengaturan komponen-komponen yang saling
berhubungan (rangkaian) untuk melaksanakan fungsi
khusus dalam satu sistem.
Cylinder Alat yang mengubah tenaga fluida ke dalam gaya dan gerakan mekanik lurus. Biasanya terdiri dari elemen
yang dapat digerakkan. Seperti torak dan batang torak.
Delivery Volume fluida yang dilepaskan oleh suatu pompa dalam
satu satuan waktu. Istilah ini sering disebut dengan
hantaran pompa dengan satuan liter permenit.
Directional Valve Katup untuk memilih (selektif) mengarahkan atau mencegah aliran fluida ke saluran-saluran yang
dikehendaki.
Displacement Jumlah fluida yang dapat melewati suatu pompa, motor
atau silinder dalam satu putaran atau langkah.
Double Acting Cylinder Suatu silinder yang gaya fluidanya dapat untuk menggerakkan elemen dalam dua arah.
Fluida Zat yang dapat mengalir atau gas
I stilah Keterangan
Linear Actuator Suatu alat untuk mengubah energi hidrolik kedalam
gerak garis lurus. Misal seperti silinder atau ram
Meter-In Untuk mengatur jumlah aliran fluida ke dalam suatu
elemen penggerak atau sistem.
Meter-Out Untuk mengatur aliran pembuangan fluida dari suatu
BAB. I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Modul Pemasangan sistem hidrolik dengan kode OPKR-10-002B berisi materi
dan informasi tentang peralatan utama, rangkaian dan pengujian serta
keselamatan kerja dari sistem hidrolik. Materi diuraikan dengan pendekatan
praktis disertai ilustrasi yang cukup agar siswa mudah memahami bahasan
yang disampaikan.
Modul ini disusun dalam 2 kegiatan belajar. Kegiatan belajar 1 membahas
tentang pemasangan sistem hidrolik. Kegiatan belajar 2 membahas tentang
pengujian sistem hidrolik. Setiap akhir materi disampaikan rangkuman yang
memuat intisari materi, dilanjutkan test formatif. Setiap siswa harus
mengerjakan test tersebut sebagai indikator penguasaan materi, jawaban test
kemudian diklarifikasi dengan kunci jawaban.
Diakhir modul terdapat evaluasi sebagai uji kompetensi siswa. Uji kompetensi
dilakukan secara teroritis dan praktik. Uji teoritis dilakukan dengan cara siswa
menjawab pertanyaan yang pada soal evaluasi, sedangkan uji praktik dengan
meminta siswa mendemontrasikan kompetensi yang harus dimiliki dan
guru/instruktur menilai berdasarkan lembar observasi yang ada. Melalui
evaluasi tersebut dapat diketahui apakah siswa mempunyai kompetensi
pemasangan sistem hidrolik.
B. Prasarat
Sebelum memulai modul ini, peserta diklat pada Program Keahlian Teknik
Mekanik Otomotif harus sudah menyelesaikan modul-modul prasyarat seperti
terlihat dalam diagram pencapaian kompetensi maupun peta kedudukan modul.
Prasyarat mempelajari modul OPKR-10-002B antara lain adalah sudah memiliki
C. Petunjuk Penggunaan
1. Petunjuk Bagi Sisw a
a. Lakukan cek kemampuan untuk mengetahui kemampuan awal yang
anda kuasai, sebelum membaca modul lebih lengkap.
b. Bacalah modul secara seksama pada setiap kegiatan belajar, bila ada
uraian yang kurang jelas silakan bertanya pada guru.
c. Kerjakan setiap test formatif pada setiap kegiatan belajar, untuk
mengetahui seberapa besar pemahaman saudara terhadap materi yang
disampaikan, klarifikasi hasil jawaban saudara pada kumpulan lembar
jawaban yang ada.
d. Lakukan latihan setiap sub kompetensi sesuai dengan lembar kerja yang
ada.
e. Perhatikan petujuk keselamatan kerja dan tindakan aman saat bekerja
yang termuat pada lembar kerja.
f. Lakukan latihan dengan cermat, teliti dan hati-hati. Jangan melakukan
pekerjaan yang belum anda pahami dengan benar.
g. Bila saudara merasa siap mintalah guru untuk menguji kompetensi
saudara.
2. Petunjuk Bagi Guru/ I nstruktur
Pada setiap kegiatan belajar siswa, guru/instruktur berperan sebagai:
a. Fasilitator yaitu menyediakan fasilitas berupa informasi, bahan, alat,
training obyek dan media yang cukup bagi siswa sehingga kompetensi
siswa cepat tercapai.
b. Motivator yaitu memotivasi siswa untuk belajar dengan giat, dan
mencapai kompetensi dengan sempurna
c. Organisator yaitu bersama siswa menyusun kegiatan belajar dalam
mempelajari modul, berlatih keterampilan, memanfaatkan fasilitas dan
sumber lain untuk mendukung terpenuhinya kompetensi siswa.
d. Evaluator yaitu mengevaluasi kegiatan dan perkembangan kompetensi
D. Tujuan Akhir
Tujuan akhir dari modul ini adalah siswa mempunyai kompetensi:
1. Mampu memasang sistem hidrolik dengan tanpa merusak komponen lain.
2. Mampu melaksanakan pengujian sistem hidrolik sesuai dengan standar
operasional prosedur.
E. Kompetensi
Kompetensi Memasang sistem hidrolik mempunyai kode OPKR 10-002B dengan
durasi pembelajaran 30 jam @ 45 menit. Kompetensi ini terdiri dari 2 sub
kompetensi, yaitu:
1. Pemasangan sistem hidrolik
2. Pengujian sistem hidrolik
Kriteria kinerja, lingkup belajar, materi pokok dalam pemelajaran dapat dilihat
Tabel 1
KOMPETENSI : Pemasangan sistem hidrolik
KODE : OPKR-10-002B
DURASI PEMELAJARAN : 30 Jam @ 45 menit
A B C D E F G
LEVEL KOMPETENSI KUNCI
1 1 2 1 1 1 2
KONDISI KINERJA
1. Batasan konteks
Standar kompetensi ini digunakan untuk kendaraan ringan 2. Sumber informasi/dokumen dapat termasuk :
Spesifikasi pabrik kendaraan
SOP (Standard Operation Procedures) perusahaan Spesifikasi pabrik produk/komponen
Kebutuhan pelanggan Kode area tempat kerja
Perundang-undangan pemerintah Lembaran data keamanan bahan 3. Pelaksanaan K3 harus memenuhi :
Undang-unadang tentang K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Penghargaan di bidang industri
4. Sumber-sumber dapat termasuk: peralatan tangan/hand tools, peralatan bertenaga angin/air tools, peralatan
bertenaga/power tools, peralatan khusus/special tools untuk pemasangan, peralatan uji meliputi:pengukur aliran hidraulis, alat pengukur tekanan hidraulis.
5. Kegiatan
Kegiatan harus dilaksanakan di bawah kondisi kerja normal dan harus meliputi : penilaian pendengaran, visual dan fungsi (meliputi : kerusakan, korosi, ketinggian permukaan cairan, kebocoran, pengujian, keausan dan aspek keamanan)
Prosedur pemasangan Prosedur pengujian
MATERI POKOK PEMELAJARAN SUB KOMPETENSI KRI TERI A KI NERJA LI NGKUP BELAJAR
SI KAP PENGETAHUAN KETERAMPI LAN
1. Pemasangan sistem hidrolik
Pemasangan dilaksanakan tanpa menyebabkan kerusak-an terhadap komponen atau sistem lainnya
Informasi yang benar diakses dari spesifikasi pabrik dan dipahami.
Tata letak sistem hidraulik dirancang dan disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan
Semua prosedur
pemasangan dilaksanakan berdasarkan spesifikasi dan toleransi pabrik
Seluruh kegiatan
pemasangan dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K 3 (Keselamatan dan Kese-hatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/ kebijakan perusa-haan.
Prosedur pengukuran dan pengujian
Desain dan sketsa diagram sirkulasi sistem hidrolik
Jenis cairan hidrolik dan penggunaannya
Prinsip-prinsip operasi sistem hidrolik
Prinsip kerja sistem/ komponen hidrolik
Ketelitian dalam pemasangan
Keamanan dengan cairan hidrolik
Keamanan dalam operasional hidrolik
Prosedur pengukuran dan pengujian
Informasi teknik yang sesuai termasuk simbol grafik
Jenis cairan hidrolik dan penggunaannya
Prinsip kerja sistem/ komponen hidrolik
Melaksanakan prosedur pemasangan sistem hidrolik dan komponenya
Melaksanakan prosedur pengukuran dan pengujian
Melaksanakan prosedur operasional sistem hidrolik
2.Pengujian sistem hidrolik
Pengujian dilaksanakan tanpa menyebabkan kerusakan ter-hadap
Prosedur pengukuran dan pengujian Desain dan sketsa
Ketelitian dalam pengu-kuran Keamanan dengan
Prosedur pengukuran dan pengujian Informasi teknik yang
MATERI POKOK PEMELAJARAN SUB KOMPETENSI KRI TERI A KI NERJA LI NGKUP BELAJAR
SI KAP PENGETAHUAN KETERAMPI LAN
komponen atau sistem lainnya
Informasi yang benar diakses dari spesifikasi pabrik dan dipahami. Seluruh pengujian
dilaksana-kan berdasarkan spesifikasi dan toleransi pabrik
Seluruh kegiatan
pemasangan dilaksanakan berdasarkan SOP
(Standard Operation Procedures), undang-undang K 3 (Keselamatan dan Kese-hatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/ kebijakan perusahaan.
diagram sirkulasi sistem hidrolik Jenis cairan hidrolik
dan penggunaannya Prinsip-prinsip operasi
sistem hidrolik Prinsip kerja sistem/
komponen hidrolik
cairan hidrolik Keamanan dalam
operasional hidrolik
sesuai termasuk simbol grafik Jenis cairan hidrolik
dan penggunaannya Prinsip kerja sistem/
komponen hidrolik
F. Cek Kemampuan
Sebelum mempelajari modul ini silakan mengisi cek list dan berikan tanda √ pada pernyataan atau pertanyaan pada table berikut ini:
Jaw aban Sub
Kompetensi Pernyataan Ya Tidak
Bila jaw aban “Ya” Kerjakan
Saya mampu menjelaskan pengertian pesawat hidrolik
Saya dapat menyebutkan komponen sistem hidrolik
Saya dapat menjelaskan fungsi masing-masing komponen sistem hidrolik
Saya dapat merangkaikan sistem hidrolik dengan benar Pemasangan
sistem hidrolik
Saya mengetahui minimum tiga macam jenis sistem hidrolik yang digunakan di bengkel otomotif
Test Formatif 1
Saya mampu melaksanakan pengujian komponen sistem hidrolik
Saya mampu melaksananakan pengujian sistem hidrolik Pengujian
sistem hidrolik
Saya mampu mengoperasika sistem hidrolik yang saya pasang
BAB. II
PEMELAJARAN
A. Rencana Belajar Peserta Diklat
Rencanakan setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi table di bawah ini; kemudian jika anda selesai mempelajarinya dan mencapai kompetensi tertentu mintalah bukti belajar dari setiap kegiatan belajar yang anda lakukan.
Jenis Kegiatan Tanggal Waktu Tempat Belajar
Alasan Perubahan
Paraf Guru 1. Pemasangan sistem
hidrolik
2. Pengujian sistem hidrolik
B. Kegiatan Belajar
Kegiatan Belajar 1
Pemasangan sistem hidrolik
a. Tujuan Kegiatan Belajar 1
Setelah siswa selesai memelajari kegiatan belajar 1 akan dapat: 1. Menyebutkan pengertian hidrolik
2. Menjelaskan komponen pesawat hidrolik 3. Mejelaskan prinsip kerja sistem hidrolik
4. Memasang komponen pesawat hidrolik sesuai standard operasional prosedur
5. Menyebutkan minimun tiga jenis pesawat system hidrolik yang digunakan di bengkel otomotif
b. Uraian Materi
Sebelum kita melaksanakan pemasangan sistem hidrolik, sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu pengertian hidrolik. Hidrolik menurut “bahasa greek” berasal dari kata “hydro” = air dan “aulos” = pipa. Jadi hidrolik bisa diartikan suatu alat yang bekerjanya berdasarkan air dalam pipa.
Prinsip yang digunakan adalah Hukum Pascal, yaitu : benda cair yang ada di ruang tertutup apabila diberi tekanan, maka tekanan tersebut akan dilanjutnya ke segala arah dengan sama besar.
Perhatikan gambar sebelah !
Jika A1 = 1 Cm2. A2 = 20 Cm2 jika F1 = 5 Kg maka karena tekanan pada kedua permukaan bejana adalah sama maka F2 = F1/A1 x A2 = 5/1 x 20 = 100 Kg.
2. Komponen sistem hidrolik
Komponen sistem hidrolik secara umum terdiri dari :
o Unit tenaga (Power Pack), yang meliputi: Penggerak mula, Pompa hidrolik, tangki hidrolik dan katup pengaman.
o Unit penggarak (Actuator), yang banyak dipergunakan adalah silinder hidrolik. o Unit pengatur (Direction Control Valve)
o Cairan Hidrolik o Pipa Saluran
Secara sederhana menurut diagram rangkaian sistem hidrolik adalah seperti gambar berikut, yang terdiri dari:
M = Motor
= pipa penghubung/selang
1) Penggerak mula
Yang dimaksud dengan penggerak mula pada sistem hidrolik yaitu jenis penggerak sebagai tenaga awal untuk menggerakkan pompa hidrolik.
Jenis penggerak mula yang digunakan untuk menggerakan pompa hidrolik pada sistem hidrolik dapat berupa pengungkit yang digerakan secara mekanik (contohnya pada dongkrak, pedal rem) atau motor listrik (contohnya pada pada mesin pres, car lift).
2) Pompa Hidrolik
Fungsi pompa hidrolik yaitu untuk mengalirkan cairan hidrolik ke seluruh rangkaian hidrolik sehingga unit penggerak dapat bekerja. Tenaga cairan yang ditimbulkan oleh pompa dan peralatan lain yang mengaturnya sebanding dengan tenaga mekanik yang menggerakkan pompa. Dengan kata lain tenaga mekanik dari penggerak mula diubah menjadi tenaga fluida.
a) Jenis Pompa Hidrolik
Pompa yang digunakan adalah jenis pompa pemindah (positive displacement pump). Perhatikan konstruksi macam macam pompa di bawah
ini !
Gambar 2 Rangkaian sistem hidrolik
(1) Pompa Roda Gigi Dalam (2) Pompa tipe Gerotor (3) Pompa Roda Gigi Luar
(4) Pompa Baling-baling (sudu-sudu) (5) Pompa Torak
1) Pompa Roda Gigi Dalam
Keterangan gambar Pompa Roda gigi dalam 1. Rumah
2. Roda gigi penggerak 3. Pasangan roda gigi 4. Ruang pengisapan
2) Pompa tipe Gerotor
Pompa ini terdiri atas rotor yang bergelombang sebagai penggerak (inner rotor) dan rotor bagian luar (outer rotor) yang digerakkan. Ruang
pemompaan terjadi antara gigi-gigi atau gelombang rotor
Gambar 4. Pompa Roda Gigi Dalam
3) Pompa Roda Gigi Luar
Pompa ini terdiri dari sepasang roda gigi Yang ada di dalam suatu ruang vacum, dimana slah satu roda gigi dipasang sebagai penggerak sedang roda gigi lainnya yang digerakkan.
Keterangan gambar senagai berikut: 1. Rumah Roda gigi
2. Roda gigi pemutar 3. Roda gigi pasangan 4. Ruang vacum
5. Daerah ini oli tertekan 6. Daerah pengisapan
7. Penekanan oli keluar oleh gigi-gigi
4) Pompa Baling – baling
Pompa ini terdiri dari baling-baling (sudu) yang dipasang pada rotor, rumah bubungan. Rotor sebagai dudukan baling-baling (sudu) dibuat beralur.
Posisi Rotor terhadap rumah pompa (ring) ada yang sepusat (disebut Pompa sudu seimbang) dan tidak sepusat (pompa sudu tidak seimbang).
Pemompaan diperoleh karena adanya gaya sentrifugal dan kevakuman antara baling-baling dan ring (rumah pompa).
Perhatikan gambar pompa baling-baling (sudu) seimbang di bawah ini!
1. Rumah bubungan 2. Rotor
3. Baling baling (sudu)
4. Penyempitan di sluran masuk 5. Penyempitan di saluran buang 6. Sisi gerak bebas sudut
5) Pompa Torak
Pada umumnya pompa torak mempunyai kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pompa yang lain.
Pompa torak terdiri dari pompa torak aksial dan pompa torak radial.
Pompa torak aksial yaitu apabila torak terpasang pada garis parallel dengan sumbu poros pompa, sehingga torak melakukan kerja sejajar dengan sumbu poros pompa.
Sedangkan pompa torak radial apabila torak dipasang dan melakukan gerak radial atau tegak lurus terhadap sumbu pompa.
Berikut adalah pompa torak radial dengan:
1. Rumah pompa 2. Poros eksentrik 3. elemen pompa 4. torak
5. katup isap
6. katup pengontrol tekanan
Gambar 8. Pompa Torak Radial
Pompa yang berkaitan dengan dongkrak adalah jenis pompa torak seperti pada gambar berikut:
a. Plunyer b. Plunyer c. Perapat (Seal) d. Katup Pengarah e. Ke Silinder (Aktuator) f. Dari Seservoir
Gambar 9. Pompa pada dongkrak
b) Efisiensi Pompa
a
b c d
Efesiensi pompa merupakan salah faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan pemilihan pompa. Dengan memperhatikan efesiensi akan diketahui berapa volume dan tenaga yang dihasilkan dari suatu pompa. Angka efesiensi pompa ditentukan oleh tiga faktor yang meliputi: Efesiensi volumetrik dan efisiensi tenaga.
Efesiensi Volumetrik adalah perbandingan antara volume aliran yang dihasilkan (Perpindahan sebenarnya) dengan volume aliran teoritis (Perpindahan teoritis) suatu pompa.
Pemindahan sebenarnya Efisiensi volumetrik (ױv) =
Pemindahan teoritis
X 100%
Efesiensi tenaga adalah perbandingan tenaga yang dihasilkan terhadap tenaga yang dipakai (masuk)
Dari bernacam pompa yang paling banyak di gunakan pada industri-industri besar adalah Pompa Roda gigi, pompa sudu-sudu (baling-baling) dan pompa torak.
Karakteristik pompa dapat dilihat pada table berikut:
Tekanan Maks
Roda gigi 40 180 500 3000 300 50-80 100 Roda gigi dalam
(gerotor)
50 70 500 2000 100 60-80 100
Rod agigi dalam (crescent)
150 300 500 2000 50 70-90 50
Sudu-sudu 50 100 500 3000 100 65-80 50
Sudu-sudu tetap 100 140 500 2000 100 70-85 50 Sudu-sudu tak tetap 40 100 1000 2000 200 70-80 50
Torak aksial gandar 200 250 200 2000 300 80-90 25 Torak aksial tak
sejajar
250 350 200 2000 500 80-90 25
d) Simbol Pompa Hidrolik
3) Tangki Hidrolik
Tangki hidrolik (reservoir) adalah bagian dari unit tenaga, ada yang berbentuk segi empat ada pula yang berbentuk silinder.
a) Fungsi tangki hidrolik adalah:
- Penampung cairan hidrolik sebelum dan setelah beredar
- Pendinginan cairan hidrolik. Didalam tangki cairan yang hidrolik panas (setelah mamasuki rangkaian) bercampur dengan cairan dingin (yang ada didalam tangki) sehingga mengalami pen-dinginan.
- Menghilangkan gelembung udara. Gelembung yang masuk dalam rangkaian sangat tidak menguntungkan dan hanya dapat hilang setelah masuk tangki. Untuk itu maka ruang udara di dalam tangki harus ada dan cukup untuk menghilangkan jika terjadi gelembung
- Mengendapkan kotoran/pencemaran. Agar kotoran yang dibawa dari rangkain dan tidak masuk lagi maka pemasangan saluran isap dan saluran balik dipasang sejauh mungkin, dan dipasang separator/penyekat.
- Tempat pemasangan motor. Pompa dan perlengkapan lain. b) Gambar tangki hidrolik (reservoir) dan simbolnya.
Gambar 10 Simbol Pompa Hidrolik
4) Katup Pengaman (Reliev Valve)
Katup ini adalah katup dua lubang dan dua posisi dengan pilot pressure (bola katup) yang dilengkapi dengan pegas tekan yang dapat disetel.
a) Fungsi katup pengaman.
Fungsi katup ini adalah untuk mencegah terjadinya beban lebih atau tekanan yang melebihi kemampuan rangkaian hidrolik.
Tekanan lebih akan mengakibatkan kerusakan dan kerugian diseluruh bagian sistem.
b) Konstruksi dan simbol
Ada beberapa macam konstruksi releiev valve. Konstruksi yang paling sederhana terdiri atas sebuah bola yang duduk pada bodi dan ditekan oleh pegas tekan. Besarnya tekanan oli pada sistem diatur oleh baut pengatur yang menekan pegas. ( Lihat gambar 12)
Keterangan: P= Dari Pompa
T = Ke Tangki (Reservoir) B = Bola Baja (Peluru) S = Pegas (Spring) M = Baut Pengatur
5) Unit Penggerak (Actuator)
a) Fungsi Unit Penggerak
Fungsi actuator yaitu untuk mengubah tenaga fluida menjadi tenaga mekanik (gerak).
b) Macam Unit Penggerak
Berdasarkan jenis dari perubahan tenaga yang dihasilkan, unit penggerak ini dibedakan atas:
(1) Silinder hidrolik (Linear Actuator), dan
(2) Motor Hidrolik (Rotary Actuatir) (3) Silinder Hidrolik
(1) Silinder Hidrolik
Berdasarkan sistem kerjanya silinder hidrolik terdiri atas: (a) Single acting Cylinder (silinder kerja tunggal)
(b) Double acting Cylinder (silinder kerja ganda).
(a) Silinder Kerja Tunggal.
Silinder ini dikatakan kerja tunggal (Ram) karena pada penggunaan cairan hidrolik hanya pada satu sisi torak saja.
(1)). Konstruksi
Konstruksi Silider kerja tunggal seperti terlihat pada gambar 13.
(2)). Prinsip kerja.
Jika rangkaian mulai bekerja maka cairan hidrolik masuk dan menekan dari sisi kiri sehingga torak bergerak ke kanan. Selanjutnya pergeseran (langkah torak) mencukupi atau mencapai yang dikehendaki dan cairan hidrolik tidak ada tekanan lagi. Maka plunyer kembali oleh adanya bobot dari benda yang di angkat ( digeser ). Pemakaian silinder kerja tunggal ini digunakan pada dongkrak atau alat pembengkok pipa.
Untuk pengembalian torak ke posisi semula ada juga yang dilengkapi dengan pegas pembalik.
(3)). Simbol silinder kerja tunggal tampak pada gambar 14
(b) Silinder Kerja Ganda (1)). Konstruksi
Konstruksi Silider kerja ganda seperti terlihat pada gambar terdiri terdiri dari:
a. Rumah dengan penutup b. Batang torak
c. Torak d. Seal
(2)). Prinsip kerja.
Jika rangkaian mulai bekerja maka suatu waktu cairan hidrolik masuk dan menekan dari sisi kiri sehingga torak bergerak ke kanan, bersamaan dengan itu pada sisi kanan torak cairan hidrolik tertekan dan keluar dari dalam silider selanjutnya masuk ke reservoir (Langkah 1).
Sebaliknya jika menghendaki torak bergerak ke posisi semula (kiri) maka cairan hidrolik harus masuk dari sisi kanan torak,
Gambar 14. Simbol Silinder Kerja Tunggal
maka cairan hidrolik yang ada di sisi kiri torak akan bergerak keluar dari torak (Langkah 2)
Silinder kerja ganda dapat digunakan jika menghendaki gerakan bolak-balik seperti pada mesin perkakas.
(3)). Simbol silinder kerja ganda.
(2) Motor Hidrolik (Rotary Actuator)
Motor hidrolik berfungsi untuk menimbulkan tenaga putar. Motor ini hampir mirip pompa hydrolik menurut kontruksinya. Pada kenyataannya pompa hidrolik pun dapat juga digunakan sebagai motor, hanya cara kerjanya berbeda. Pompa hidrolik mendorong oli dari sistem yang menghasilkan gaya putar dan meneruskannya menjadi gerakan putar.
Motor hidrolik diklasifikasikan menurut displacement, kapasitas gaya putar dan pembatasan tekanan maksimum.
Displacement adalah jumlah oli yang diperlukan motor untuk berputar satu putaran, atau dengan kata lain, kapasitas satu ruangan oli dalam motor dikalikan dengan jumlah ruangan-ruangan yang ada didalamnya. Tekanan yang dibutuhkan dalam sebuah motor hidrolik adalah
tergantung pada beban, gaya putar dari displacemennya.
Disesuaikan menurut arah putaran, motor hidrolik dapat
dibedakan:
1. Uni directional motor (motor satu arah)
2. Bi directional motor (motor dua arah)
Uni directional motor (motor satu arah), motor hidrolik ini bekerja hanya pada satu arah putaran saja. Jadi bila kita menghendaki gerakan dari suatu alat yang memerlukan hanya satu arah putaran, kita dapat memilih motor uni directional sebagai pengeraknya.
Bi directional motor (motor dua arah), motor ini dapat bergerak tidak hanya satu arah putaran melainkan dua arah putaran sesuai dengan nama
yang diberikan padanya (bi = dua). Motor Ini dipakai untuk jenis keperluan alat yang memerlukan 2 arah gerakan.
6) Unit Pengatur
a) Katup Pengarah (Directional Control Valve = DCV)
Katup (valve) ialah suatu alat yang menerima perintah dari luar untuk melepas, menghentikan atau mengarahkan cairan hidrolik yang melalui katup tersebut.
Bentuk perintah terhadap perintah ini ada beberapa cara antara lain: - Cara mekanik
- Cara aliran pemandu (fluid pilot signal) - Cara elektrik
Sesuai dengan namanya, katup ini berfungsi untuk mengontrol arah aliran dalam rangkaian dan melangsungkan fungsi-fungsi logic control.
Katup pengarah digolongkan menurut sifat-sifat perencanaanya.
(1) Mekanisme dalam bagian katup, yang langsung mengatur arah aliran fluida. Mekanik pengatur dibagian dalam katup itu dapat berbentuk bola, poppet sliding spool, piring putar atau plug putar.
(2) Jumlah switch kedudukan misalnya dua posisi atau lebih, tiga posisi atau lebih.
(3) Jumlah lubang-lubang penghubung atau saluran kerja.
(4) Cara menggerakkan katup yang mengubah kedudukan mekanik bagian dalam katup berubah posisinya, untuk mengatur aliran.
Di bawah ini diperlihatkan beberapa jenis katup pengarah, simbol-simbol dan macam cara penggerak katup.
Gambar17.. Jenis Katup Pengarah
b) Simbol-simbol Katup Pengarah
Simbol-simbol adalah suatu cara untuk menggambarkan dan menjelaskan komponen pesawat hidrolik. Dengan simbol-simbol ini hidrolik circuit dapat dengan mudah digambarkan dan dibaca. Simbol-simbol telah distandarkan menurut standar ISO (International Standarts Organization) atau EFPSC (Europacan Fluida Power Standards Committee).
c) Jenis-jenis Katup Pengarah Khusus
(1) Check valve
Check valve adalah katup satu arah, artinya ia hanya dapat digunakan untuk satu arah aliran saja. Check valve dapat berfungsi sebagai pengarah aliran dan juga sebagai pressure control (pengontrol tekanan). Kebanyakan tipe check valve ini menggunakan mekanik, atau poppet bola.
Gambar 18 Cara Penggerak Katup.
Menurut pemasangannya, check valve dapat berupa linier check valve, bila dipasang pada aliran yang lurus dan dapat berupa right angle check valve, bila dipasang pada sudut yang menyiku (90).
Simbol check valve adalah sebagai berikut: Simbol check valve adalah sebagai berikut:
(2) Pilot operated Check valve
Katup ini dirancang untuk aliran cairan hidrolik yang dapat mengalir bebas pada satu arah dan menuju pada arah lawannya. Kecuali ada tekanan cairan yang dapat membukanya.
Pilot operated check valve ini digunakan pada rangkaian hidrolik yang memasang silinder penggeraknya atau actuator pada posisi tegak.
Hal ini dimaksudkan untuk menghindari tujuannya piston (turun dengan cepat) akibat kebocoran katup, beban dan gaya berat piston itu sendiri. Simbol dari pilot operated check valve adalah sebagai berikut :
(3) Flow Control Valve
Katup ini digunakan untuk mengatur kecepatan aliran yang berarti mengatur kecepatan gerak actuator (piston). Biasanya flow kontrol ini digunakan pada rangkaian hidrolik dengan fix dispcement pump (jumlah alirannya tetap).
Ada tiga cara dasar dari pemasngan flow kontrol sebagai pengontrol kecepatan alat penggerak yakni:
- Meter in - Meter out - Blead off
a. Rangkaian meter in
Dalam rangkaian ini flow kontrol dipasang diantara pompa dan katup pengarah. Tapi juga dapat dipasang antara silinder dan katup pengarah agar dapat diatur individually.
Rangkaian ini untuk mengontrol kecepatan gerak piston/beban dimana beban itu terus menerus menahan gerak actuator, seperti
Gambar 20. Check Valve
Gambar 21. Pilot Opereted
pada pemasangan silinder dengan beban di bawah atau mendorong beban pada kecepatan yang dikontrol.
b. Rangkaian meter out
Pemasangan flow control valve biasanya diantara actuator dan katup pengarah.
Rangkaian ini digunakan pada waktu gerak kembali tidak perlu dikontrol.
c. Rangkaian blead off
Rangkaian ini dapat membatasi pompa untuk menghasilkan tekanan yang sesuai dengan kebutuhan beban saja, demikian juga kelebihan aliran/tekanan, langsung dapat kembali melalui katup ini tanpa melalui katup pengaman. Jadi hal ini telah menghemat tenaga.
Di halaman berikut ini dapat dilihat rangkaian-rangkaian tersebut di atas.
Gambar 23. Rangkaian Flow Control
7) Cairan hidrolik.
Dalam istilah umum cairan hidrolik berbentuk minyak atau oli dan digunakan sebagai media mempunyai fungsi sebagai Penerus daya (Power Transmisi), Pelumasan (Lubrication), Perapat (Sealing) dan Pendingin (Cooling).
(a) Fungsi cairan hidrolik
1. Cairan hidrolik sebagai media penerus daya harus mudah mengalir melalui komponen salurannya sehingga tidak akan mudah daya yang hilang. Demikian juga cairan hidrolik harus incompressible atau tidak mudah dimampatkan agar dapat seketika meneruskan daya bila sumber daya memberikan tenaganya.
2. Cairan hidrolik sebagai pelumas harus mampu melumasi semua bagian dalam dari komponen sistem hidrolik yang bergesekan dan dilalui cairan hidrolik.
3. Cairan hidrolik sebagai perapat akan menjadi oil film antara bagian pesawat yang tidak ada ring perapat yang menerima daya/tekanan. 4. Cairan hidrolik sebagai pendingin akan menyerap panas yang timbul
dalam sistem hidrolik. Penyerapan panas terjadi di bak penampung (reservor) dengan adanya sirkulasi cairan hidrolik.
(b) Syarat – syarat Cairan hidrolik.
Untuk memenuhi fungi seperti tersebut diatas, cairan hidrolik harus memenuhi syarat tertentu, diantaranya adalah :
Mampu mencegah terjadinya karat (korosi) Tidak membentuk buih
Mampu mencegah terbentuknya lumpur endapan Tidak mudah bersenyawa dengan air
Tidak mudah bocor, (mudah diperpak) Tahan panas
Stabil dan tahan lama
(c) Sifat – sifat cairan hidrolik
Untuk memenuhi persyaratan seperti tersebut diatas, cairan hidrolik harus memiliki sifat sebagai berikut :
(1) Viscositas yang stabil
Viscositas atau nilai kekentalan ialah besarnya tekanan (hambatan) cairan untuk mengalir.
Apabila cairan mengalir dengan mudah berarti viscositasnya rendah dan biasanya cairan tersebut encer.
Viscositas secara garis besar terbagi dua yaitu Viscositas unit dan Viscositas Index.
Yang termasuk kedalam kelompok Viscositas Unit atau satuan nilai kekentalan yaitu:
(3)) Saybolt Universal Seconds (SUS) Viscositas, dan (4)) SAE
(1)) Nilai kekentalam mutlak atau absolut viscosiy ialah besarnya gaya yang diperlukan untuk memindahkan bidang 1 Cm2, yang terletak diatas film oli setebal 1 Cm, sejauh 1 Cm dalam waktu 1 detik. Satuan viscositas ini adalah poise, sedangkan gaya untuk memindahkan dalam satuan dyne, sehingga:
Dyne detik
1 Poise = 1
Cm2
(2)) Viscositas kinetik didapat dengan cara membagi viscositas absolut dengan density (berat jenis) minyak. Satuan viscositas ini adalah stroke jadi:
1 Poise
1 Stoke = 1
Berat jenis 1 Poise = 100 centipoise
1 Stoke = 100 centistoke
1 centi Poise 1 Centistoke = 1
Berat jenis
(3)) SUS Viscositas, satuan ini didapat dengan menggunakan alat pengetes dari Saybolt sehingga satuannya disebut SUS.
Pengetesan dilakukan pada suhu 1000 C atau 2400 F, waktu yang diperlukan untuk mengalirkan oli dalam Saybolt Viscometer. (4)) Nomor SAE
10 W, 20 W). Dan oli untuk musim panas dilakukan pada suhu 2100F dengan nomor tanpa kode W misal 20.30, 40, 50 dan setrusnya.
Viskositas Indeks adalah kemampuan oli untuk mempertahankan viskositasnya dalam perubahan temperatur. Oli dikatakan memiliki viskositas indeks tinggi apabila ia tetap stabil (kekentalannya relatif tidak berubah) dalam perubahan-perubahan suhu. Viskositas indeks di skala antara 0 – 100. bila pesawat hidrolik bekerja pada perubahan suhu yang tinggi diperlukan viskositas indeks yang tinggi pula.
(2) Mampu melumasi dengan baik.
Cairan hidrolik harus mampu melumasi bagian-bagian pesawat hidrolik yang saling bergesekan yang dilalui oleh cairan hidrolik itu sendiri. Untuk itu cairan hidrolik harus mampu menjadi oli film pada bagian yang bergesekan tersebut
(3) Tahan oksidasi.
Oksidasi adalah senyawa kimia suatu zat dengan oksigen (O2). Bila senyawa itu terjadi pada ciran hidrolik (oli) maka senyawa hasil oksidasi akan larut dalam cairan hidrolik (oli), dan membentuk semacam perekat atau Lumpur. Hal itu akan mengakibatkan tersumbatnya saluran–saluran yang halus pada rangkaian hidrolik. Oleh sebab itu cairan hidrolik harus tahan oksidasi.
Hal yang harus ihindari agar tidak teroksidasi adalah: suhu tinggi, tekanan tinggi, pencemaran, air pada bidang permukaan logam.
(4) Mampu mencegah karat.
cairan hidrolik harus bersifat anti karat. Selain dari itu maka pada bagian pesawat hidrolik dari logam perlu dilapisi dengan khrom.
(d) Macam-macam cairan hidrolik
(1) Oli
Cairan hidrolik yang umumnya dipakai adalah oli, karena mempunyai sift-sifat yang telah diuraikan.
Keburukan oli adalah sebagai cairan hidrolik adalah mudah terbakar, sehingga sebagai cairan hidrolik tidak cocok bekerja pada tempat-tempat yang kemungkinan terjadinya kebakaran sangat tinggi.
(2) Cairan hidrolik tahan api a. Air glysol
Cairan ini terdiri atas : 35 % - 40 % Air, glysol dan larutan oli. Juga ditambahkan bahan-bahan tambahan untuk mencegah pembentukan busa, karat dan peningkatan pelumasan
Sifat-sifat:
- Harus diperiksan senantiasa kandungan airnya
- Umur cairan akan menurun dengan adanya penguapan - Suhu kerja rendah
- Harga lebih mahal daripada oli b. Emulsi Oli-Air
Cairan ini ada yang oli dicampur kedalam air, berarti sifatnya mendekati air dan ada yang air dicampurkan kedealam oli sehingga sehingga sifatnya mendekati oli. Cairan ini disamping sifat utama tahan api juga memiliki sifat-siafat yang memenuhi persyaratan.
c. Cairan Synthetis.
Cairan ini dibuat dari bahan-bahan yang dapat diproses secara kimia. Jenisnya antara lain phosphate ester, chlomiated, dll.
Sifat-sifatnya:
- Dapat bekerja baik pada suhu tinggi - Cocok untuk tekanan tinggi
- Viscositas index berkisar 80 – 400
- Tidak mudah menyesuaikan dengan seal yang umum Catatan:
Apabila cairan hidrolik pada suatu pesawat hidrolik akan diganti dengan jenis yang lain, maka cairan semula perlu dikeluarkan semua dan dibilas, demikian pula seal-seal perlu diganti.
(e) Jenis cairan hidrolik yang digunakan
Jenis cairan hidrolik yang digunakan di otomotif diataranya:
a. Untuk Pesawat angkat (dongkrak, car lift dan sejenisnya) biasanya menggunakan oli dengan SAE 10 – SAE 20
b. Untuk Rem Hidrolik menggunakan Cairan Minyak Rem (Break Fluid) dengan beberapa merk.
(f) Pemeliharaan Cairan Hidrolik
Cairan hidrolik bukanlah barang yang murah, oleh sebab itu perlu dipelihara walaupun untuk menggati dan membilas. Memelihara bagian-bagian pesawat perlu waktu dan keahlian.
(1) Cara menyimpan dan memindahkan.
- Simpanlah drum cairan hidrolik di bawah atap
- Sebelum membuka drum bersihkan bagian atas agar kotoran tidak masuk
- Guanakan girigen (wadah) dan slang yang bersih. Serta menyaring oli terlebih dahulu sebelum memasukkan ke dalam reservoir.
- Pelihara dari kelembaman dan pencemaran oleh pengembunan (2) Cara memelihara oli waktu bekerja
- Cegah pencemaran oli dengan menjaga dari gaian-bagian rangkaian tetap terpasang kuat dan sistem saringan yang baik - Jadwalkan penggantian oli agar oli diganti sebelum rusak total - Reservoir harus tetap berisi oli secukupnya.
- Cegah terjadinya pengembunan di dalam reservoir - Perbaikilah dengan segera bila ada kebocoran
Pipa saluran berfungsi untuk menyalurkan cairan hidrolik di dalam sistem agar sistem dapat berkerja.
Selain pipa saluran digunakan juga penghubung atau penyambung (fitting) untuk melengkapi pipa saluran agar dapat memenuhi sesuai kebutuhan.
Faktor pemilihan pipa saluran dan fitting tergantung kepada: - tekanan statis dan dinamis - vibrasi
- aliran rata-rata - kekuatan kebocoran
- kesesuaian terhadap fluida - kondisi lingkungan
- pemeliharaan - pemakaian harga
Jenis pipa saluran terdiri dari : pipa kaku dan pipa fleksibel. Dengan jenis penyambung seperti di bawah ini:
3. Pemasangan sistem hidrolik
Untuk memasang komponen sistem hidrolik diperlukan peralatan antara lain: - Kunci Pas
- Air Gun + Kompressor - Kain Lap
Sebelum memasang atau merangkai komponen sistem hidrolik sebaiknya komponen di periksa kondisinya. Untuk komponen yang masih baru sebaiknya lubang laluan dibersihkan terlebih dahulu dengan menyemprotkan udara bertekanan untuk mengeluarkan kotoran yang terdapat didalamnya sehingga tidak akan
menyumbat pada saat digunakan.
Pemasangan sebaiknya disesuaikan dengan konstruksi sistem hidrolik tersebut. Tidak semua system hidrolik membutuhkan komponen keseluruhan.
Secara umum pemasangan akan meliputi sesuai dengan diagram berikut:
a. Pada kenyataannya pemasangan antara tangki, motor, pompa hiodrolik, saluran pengembali dari silinder penggerak dan dari katup pengaman adalah ke satu tangki (reservoir). Perhatikan gambar berikut!
Keterangan:
1. Motor Penggerak 5. Pompa Hidrolik
6. Saluran Tekan (ke sistem) 7. Pernapasan (Lubang Udara) 8. Saluran Pengembali
9. Tutup Pembersih
10. Lubang Pembuang 11. Pelat Pemisah (Buffer) 12. Saluran Isap
13. Gelas Penduga 14. Reservoir
b. Pemasangan pipa penghubung sebaiknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Apabila mungkin menghindari sambungan pada pipa lurus, khususnya pada belokan yang tajam
- Pada pemasangan pipa panjang sebaiknya menggunakan siku-siku dan klem untuk mengurangi tegangan dan perubahan bentuk
c. Pemasangan selang yang digunakan sebagai penghubung sebaiknya memperhatikan sebagai berkut:
- Tegangan selang harus dihindarkan
- Pemasangan memutar juga harus dihindarkan
- Pemasangan memuntir juga harus dihindarkan - Hindarkan selang dari gesekan
- Bila kemungkinan dekat dengan bagian yang panas maka selang diberi pelapis
Gambar 27. Pemasangan Selang
4. Aplikasi Pesawat hidrolik di Otomotif
Beberapa jenis aplikasi sistem hidrolik di otomotif diantaranya adalah :
Dongkrak Hidrolik (Hydraulic Jack)
Dongkrak hidrolik adalah salah satu jenis dongkrak yang digunakan untuk mengangkat kendaraan (mobil), sehingga bagian bawahnya tidak berhubungan dengan lantai (jalan).
Bagian dan pemasangannya dapat dilihat pada gambar berikut:
Keterangan gambar:
1. Casing 14. Stell Ball Ø 8 mm
2. Ext Screw & Nut Assy 15. Commpression Spring
3. Spring Clip Top 16. Handle
4. Ram Guide Top 17. Ling & Fulcrum Assy
5. “O” Ring 18. Retainer Washer
6. Ram 19. Rnd Hd Rivet
7. Paper Paking 20. Wiper Ring
8. Ram Guide 21. Pump Plunger
9. Ram Cup & Ext. Ring 22. Pump Cup
10. Valve Ball Cover 23. Perforated Washer 11. Stell Ball Ø 5 mm 24. Fillerhole Plug
12. Realise Valve * 25. M 8 Flat Washer
13. “O” Ring 2-116 26. Rd Hd Rivet Ø 8 mm x 1,25 mm
c. Rangkuman
1. Sistem hidrolik adalah suatu rangkaian dengan menggunakan media liquid
untuk mengangkat atau menekan dengan tenaga minimal sehingga
menghasilkan tenaga optimal
2. Komponen sistem hidrolik terdiri dari: tangki, motor penggerak, pompa,
katup pengaman, unit penggerak, katup pengatur dan pengukur tekanan
serta pipa saluran.
3. Media sistem hidrolik yang digunakan secara umum adalah oli yang
memenuhi syarat dengan sifat: viscositas (kekentalan) stabil, mampu
melumas dengan baik, tahan oksidasi, mampu menahan karat
4. Pada saat pemasangan pipa atau selang menghubung sebaiknya
memperhatikan hal yang dapat mengganggu jalannya sistem akibat
pemasangan yang salah.
d. Tugas
1. Jelaskan minimal 4 jenis sistem hidrolik yang ada di sekitar kita!
1. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan hidrolik?
2. Jika pada tuas penggerak dengan penampang 5 mm diberi tekanan sebesar 25 Kg dengan tinggi tekan 75 mm. Sedang pada silinder penggerak berpenampang 25 mm. Berapa tinggi dan beban yang dapat diangkat?
3. Apakah yang termasuk ke dalam komponen power pack sistem hidrolik? 4. Jelaskan perbedaan antara silinder kerja tunggal dan silinder kerja ganda 5. Apakah perbedaan katup pengaman dan katup pengarah?
f. Kunci Jawaban Test Formatif
1. Hidrolik yaitu suatu alat yang sistem kerjanya berdasarkan air (cairan) di dalam pipa
2. - Luas Penampang 1 = 0,785 x 52 = 19.625 mm2 - Luas Penampang 2 = 0,785 x 252 = 490.325 mm2 - Besarnya tinggi angkat S2 = A1/A2 x S1 = 3 mm
- Besarnya beban yang dapat diangkat = A1/A1 x K1 = 625 Kg
3. Yang termasuk kedalam power pack adalah: Penggerak mula, Pompa hidrolik, tangki hidrolik (reservoir) dan katup pengaman.
4. Pada silinder kerja tunggal cairan hidrolik yang bekerja (masuk dan keluar) hanya pada satu sisi torak saja, sedang pada silinder kerja ganda cairan hidrolik yang bekerja (masuk dan keluar) pada kedua sisi torak yang berbeda.
5. Katup pengaman digunakan untuk pengamankan sistem jika terjadi beban lebih atau tekanan yang berlebihan dari kapasitas sistem. Sedangkan katup pengarah berfungsi untuk melepas, menghentikan atau mengarahkan cairan hidrolik yang melalui katup tersebut sesuai dengan perintah dari luar.
g. Lembar Kerja
1) Peralatan dan Bahan
a) Komponen sistem hidrolik b) Kunci Ring Pas (Kombinasi) c) Cairan hidrolik
a) Pergunakan kunci yang sesaui dengan ukuran baut atau mur b) Ikutilah petunjuk instructor pada saat anda bekerja
c) Bekerjalah dengan teliti dan penuh tanggung jawab
d) Hati hati jangan sampai Oli hidrolik tumpah atau kena mata 3) Langkah Kerja
a) Persiapkan peralatan praktek dan bahan secara cermat dan efesien
b) Periksalah terlebih dahulu komponen yang akan dipasang dari kerusakan dan kotoran
c) Pasanglah bagian yang ada dudukannya terlebih dahulu
d) Pasanglah pipa penghubung atau selang dengan benar seseaui dengan aliran oli e) Buatlah catatan penting pada saat anda melakukan praktek
f) Setelah selesai bereskan dan simpan kembali peralatan yang digunakan pada tempatnya dan dalam keadaan bersih
4) Tugas
a) Buatlah laporan hasil praktek anda secara ringkas dan jelas
b) Buatlah rangkuman menurut anda sendiri dari hasil anda mempelajari kegiatan belajar 1 dan melakukan praltek serta observasi.
h. Kriteria melanjutkan pemelajaran.
No. Soal Aspek Level Kunci Skor Bobot Nilai Keterangan
1 A 1 1 Syarat
melanjut-2 E 1 5 lanjutkan belajar,
3 B 1 2 Nilai minimal 7,0
4 A 1 1 Dengan skor tiap
5 F 1 3 Soal minimal 7
∑ Nilai Nilai Akhir =
∑ Skor
N A = 7,0 s.d. 7,9 : memenuhi kriteria minimal dengan banyak bimbingan
N A = 8,0 s.d. 8,9 : memenuhi kriteria dengan sedikit bimbingan
Kegiatan Belajar 2
Pengujian sistem hidrolik.
a. Tujuan Kegiatan Belajar
Setelah siswa selesai mempelajari kegiatan belajar 2 akan dapat: 1) Menjelaskan Cara menguji masing – masing komponen 2) Melaksanakan pengujian sistem hidrolik
b. Uraian Materi
1) Pengujian komponen sistem hidrolik
a) Pengujian cairan hidrolik
Apabila kita menggunakan cairan hidrolik (oli) yang masih baru tentu kita tidak perlu menguji kembali karena dalam kemasan sudah tertulis kekentalan (viscositasnya). Tetapi jika kita menggunakan oli yang sudah pernah digunakan tentu perlu kita mengujinya kembali apakah oli tersebut masih sesuai kekentalannya, bersih dari kotoran atau tercampur bahan lain.
b) Pengujian Tangki (Reservoir)
Perhatikan tangki cairan hidrolik yang digunakan apakah tidak bocor, memiliki ruang udara, memiliki saringan/ruang penyekat dan bersih dari kotoran. Jika salah satu pernyataan tadi tidak terpenuhi maka sebaiknya perbaiki dulu sehingga baik kondisinya. Hal itu diperlukan karena tangki adalah tempat awal dan akhir dari aliran pada sistem yang dapat membersihkan dan mendinginkan oli.
c) Pengujian Penggerak mula dan Pompa Hidrolik
Perhatikan jenis dan kapasitas penggerak mula yang digunakan apakah sesuai dengan kapasitas dan jenisnya. Demikian juga dengan pompa yang akan digunakan, apakah sesuai dengan label atau data yang ada atau tidak.
Langkah Pengujian sebagai berikut:
(1) Pasanglah rangkaian antara reservoir, pompa dan gelas ukur sedemikian rupa sehingga seolah-olah akan memompakan cairan hidrolik dari reservoir ke gelas ukur
(2) Lakukan pengujian dengan menghidupkan pompa dengan waktu selama (misal) 2 menit, 3 menit dan 4 menit, kemudian ukur berapa liter masing-masing cairan hidrolik yang ada di gelas ukur.
(3) Hitung masing-masing pengujian dengan membagi jumlah cairan hidrolik dengan waktu tersebut. Kemudian bandingkan dengan spesifikasi pompa tersebut apakah lebih rendah, ada diantaranya atau lebih tinggi,
(4) Jika hasil pengujian lebih kecil berarti pompa pompa harus diganti.
d) Katup Pengaman dan katup katup pengatur (Pengarah)
Pengujian katup pengaman dilakukan dengan membuat rangkaian dari reservoir, pompa, dan katup pengaman. Diantara pompa dan katup pengaman dipasang hidrometer, untuk mengetahui tekanan yang bekerja ke katup.
Peralatan yang dipergunakan adalah:
a. Cairan hidrolik g. Katup Pengaman
b. Reservoir h. Kran Penutup
c. Pompa hidrolik i. Kunci-kunci
d. Pipa saluran j. Obeng
e. Manometer k. Kain Lap
f. Penghubung c
d
e i
Langkahnya sebagai berikut:
(1) Hidupkan pompa hidrolik sampai cairan keluar dari saluran ke actuator (2) Kemudian tutup kran penutup ke saluran by-pass (ke actuator). Kemudian
lihatlah berapa tekanannya sampai cairan hidrolik bisa keluar dari katup pengaman ke saluran pengembali.
(3) Kemudian coba atur mur pengatur sampai tekanan pengaman yang dikehendaki.
Sedangkan untuk pemeriksaan katup pengarah dari rangkaian tadi kran penutup diganti dengan katup pengarah, kemudian kita tes arah aliran cairan hidrolik yang keluar apakah sesuai dengan jenisnya. Hal ini perlu agar pada saat digunakan dan dioperasikan dalam sistem tidak mengalami hambatan yang verarti.
e) Penggerak (Aktuator)
Periksalah bagian penggerak linear yang akan digunakan apakah sesuai dengan jenis dan langkah (stroke) yang dikehendaki atau tidak. Sebelum memeriksa secara keseleruhan sebaiknya periksa terlebih dahulu komponen dari silinder terutama seal jangan sampai rusak.
Hal ini diperlukan agar pada saat kita menggunakan tidak mengalami kesulitan dalam penerapan sistem secara keseluruhan.
Peralatan yang dipergunakan yaitu: a. Reservoir
h.Silinder kerja tunggal atau ganda
Langkah pengujian sebagai berikut:
(1) Buat rangkaian seperti rangkaian pemeriksaan katup pengarah, kemudian tambahkan dengan saluran ke actuator dan ke reservoir dari katup pengarah sesuai dengan lubang laluannya.
(2) Hidupkan motor hidrolik, kemudian atur katup pengarah sehingga actuator bergerak maju, periksa berapa tekanannya pada hidrometr.
(3) Kemudian rubah posisi katup pengarah sehingga actuator bergerak mundur, periksa pula tekanannya.
(4) Jika katup pengarah tiga posisi atur pada posisi closed, maka actuator tidak bergerak periksa tekanannya.
2) Pengujian sistem hidrolik.
Apabila masing-masing komponen dari sistem hidrolik ini sudah diuji secara keseluruhan maka sistem hidrolik ini sudah bisa dipergunakan, tergantung kepada untuk apa sistem hidrolik ini digunakan. Tidak semua komponen sistem hidrolik ini mesti ada dalam satu rangkaian.
Pengujian sistem hidrolik dilakuksn dengan memberikan mengoperasikan sistem tersebut sehingga bekerja sesuai dengan fungsi dan kapasitasnya.
Berikut ini disediakan beberapa konstruksi rangkaian hidrolik. Namun bagi pembaca yang tidak memiliki hidrolik training unit tidak akan dapat melaksanakan latihan pengujian ini. Untuk itu sebaiknya dipelajari saja cara kerja rangkaian tersebut.
e
d
c
b
a
f g
Saluran pengembali
h
a) Pengujian Single Acting Cylinder
Siapkanlah komponen-komponen sebagai berikut: - Power pack
- Single acting cylinder
- 3/2 way D.C.V (normally closed) - Safety valve (relief valve)
- 2 pressure gauge - Shut off valve - Bandul (pemberat)
- Pipa-pipa flixible (pipa penghubung)
Rangkaikanlah komponen-komponen tersebut di atas seperti pada gambar rangkaian di bawah ini:
Gambar 32 Pengujian Silinder Kerja Tungggal
b) Double Acting Cylinder
Siapkanlah komponen-komponen sebagai berikut: - Power pack
- Double acting cylinder - 4/2 way D.C.V
- Pressure gauge - Shut off valve
Rangkaikanlah komponen-komponen tersebut di atas menurut rangkaian berikut ini.
c) Double Acting Cylinder dengan Menggunakan 4/3 Way D.C.V
Siapkanlah komponen-komponen sebagai berikut : - Power pack
- 4/3 way D.C.V
- Double acting cylinder - Pipa-pipa flixible
Rangkailah komponen-komponen tersebut di atas menurut rangkaian di bawah ini.
Gambar 33. Pengujian Silinder
c. Rangkuman
1. Pengujian komponen hidrolik diperlukan agar pada saat penggunaan tidak terjadi kendala akibat terdapat komponen yang rusak
2. Reservoir diuji terhadap kebocoran dan dan sistem penyaringan terhadap kotoran 3. Cairan hidrolik diuji dari kekentalan dan kadar kemurnian cairan tersebut
4. Pompa hidrolik diuji berdasarkan kapasitas (kemampuan mengalirkan cairan hidrolik) tiap waktu dalam satuan liter/menit. Sedang Motor penggerak listrik diuiji jumlah putaran tiap menitnya.
5. Katup Pengaman diuji nilai batas katup mulai bekerja dalam satuan Mpa atau Kg/Cm2.
6. Katup Pengarah diuji dengan memperhatikan aliran cairan hidrolik yang mengalir sesuai dengan arahan katupnya.
7. Aktuator diuji dengan gerak dan tekanan yang dapat menggerakkan nya.
8. Sistem hidrolik diuji dengan memperhatikan batas kemampuan mengangkat atau menekan dengan membandingkannya terhadap kapasitas teoris (dalam brosur yang ada).
d. Tugas
1. Lakukan pengjuian pada peralatan hidrolik yang ada di bengkelmu!
e. Test Formatif
1. Bagaimanakah cara untuk mengetahui kekentalan oli (cairan hidrolik) jika ada dalam dua jenis wadah yang berbeda?
2. Bagaimanakah cara mengetes kapasitas pompa hidrolik?
f. Kunci Jawaban Test Formatif
1. Secara sederhana kita bias menempatkan pada ketinggian yang sama, kemudian oli kita alirkan dengan selang yang sama besar. Tunggu berapa waktu. Kemudian kita lihat mana yang terlebih dulu banyak berpindah berati itu yang lebih kental.
2. Gunakan pompa untuk mengalirkan atau memompakan cairan. Kemudian tentukan waktunya, tunggu sampai waktu yang ditentukan kemudian hitung berapa liter cairan bisa dipindahkan dibagi waktu tersebut.
3. Jika katup pengaman diputar ke kanan ternyata baut pengatur tambah berat, berarti pegas dibagian dalam tambah kuat mendorong bola baja, sehingga cairan yang dapat mendorong bola baja tersebut harus dapat melawan pegas lebih kuat lagi. Berarti tekanan di yang ditimbulkan haakan lebih besar dari semula.
g. Lembar Kerja
1. Peralatan dan Bahan
a) Komponen sistem hidrolik b) Kunci Ring Pas (Kombinasi) c) Cairan hidrolik
d) Kain Majun 2. Keselamatan Kerja
a) Pergunakan kunci yang sesaui dengan ukuran baut atau mur b) Ikutilah petunjuk instructor pada saat anda bekerja
c) Bekerjalah dengan teliti dan penuh tanggung jawab
d) Hati hati jangan sampai Oli hidrolik tumpah atau kena mata 3. Langkah Kerja
a) Persiapkan peralatan praktek dan bahan secara cermat dan efesien
b) Periksalah terlebih dahulu komponen yang akan dipasang dari kerusakan dan kotoran
c) Pasanglah bagian yang ada dudukannya terlebih dahulu
f) Setelah selesai bereskan dan simpan kembali peralatan yang digunakan pada tempatnya dan dalam keadaan bersih
4. Tugas
a) Buatlah laporan hasil praktek anda secara ringkas dan jelas
BAB. I I I
EVALUASI
A. Soal Teori
1. Prinsip dasar hukum apakah yang mendasari prinsip kerja hidrolik ? Jelaskan bagaimana bunyi hukum tersebut!
2. Berikan contoh komponen sistem hidrolik yang dipergunakan pada rem
hidrolik minimum 3 buah!
3. Apakah fungsi katup pengarah, apa arti katup pengarah 4/3?
4. Apa arti simbol katup pengarah berikut:
a. b.
c.
5. Apa arti simbol penggerak katup berikut :
a. b.
6. Jenis katup apakah yang digunakan pada dongkrak hidrolik?
7. Penggerak mula apakah yang digunakan pada dongkrak hidrolik?
8. Bagaimanakah cara menguji kebocoran yang terjadi antara pompa dengan
katup pengarah (Direction Control Valve)?
B. Soal Praktek
Ajaklah temanmu maksimal dua orang untuk melakukan pembongkaran
dongkrak hidrolik, kemudian telitilah komponen-komponennya. Setelah itu
pasang kembali sehingga dongkrak tersebut bisa berfungsi dengan baik.
1. Hukum Pascal, Benda cair yang ada pada suatu ruang jika diberi tekanan maka tekanan tersebut akan diteruskan ke segala arah sama besar
2. Contoh komponen sistem hidrolik pada rem adalah : Silinder master, silinder
roda, saluran
3. Fungsi katup pengarah adalah untuk melepas, mengehentikan atau
mengarahkan cairan hidrolik yang melalui katup tersebut sesuai dengan
perintah dari luar.
4. a. Katup pengarah dengan 2 lubang , 2 posisi ( normal menutup)
b. Katup pengarah dengan 4 lubang , 2 posisi
c. Katup pengarah dengan 4 lubang , 3 posisi (posisi tengan penutup penuh) 5. a. Penggerak katup dioperasikan dengan tuas
b. Penggerak katup dioperasikan dengan pedal
6. Katup yang digunakan pada dongkrak hidrolik yaitu katup pengarah check valve. 7. Penggerak mula yang digunakan pada hidrolik untuk menggerakkan pompa adalah
penggerak manual menggunakan tuas.
8. Pasang rangkaian komponen sistem hidrolik, kemudian arahkan katup pada posisi close (menutup), perhatikan apakah ada tetesan cairan diantara pompa dan katup pengarah atau tidak. Hal ini tidak perlu lama cukup sampai cairan hidrolik keluar dari katup pengaman kembali ke reservoir.
D. Kriteria Kelulusan
No. Soal Aspek Level Kunci Skor Bobot Nilai Keterangan
1 B 1 2 Syarat
melanjut-2 F 1 3 lanjutkan belajar,
3 G 2 6 Nilai minimal 7,0
4 A 1 1 Dengan skor tiap
5 F 1 3 Soal minimal 7
6 F1 2
8 F 1 / 2 7
Keterangan melajutkan :
N A = 7,0 s.d. 7,9 : memenuhi kriteria minimal dengan banyak bimbingan
N A = 8,0 s.d. 8,9 : memenuhi kriteria dengan sedikit bimbingan
N A = 9,0 s.d. 10 : memenuhi kriteria maksimal dengan tanpa bimbingan
E. Lembar Penilaian Praktek .
Nama Peserta :
No. Induk :
Program Keahlian :
Nama Jenis Pekerjaan :
PEDOMAN PENI LAI AN
No. Aspek Penilaian Skor
Maks.
1.1. Persiapan alat dan bahan
1.2. Membuat diagram rangkaian
1.3. Menganalisa jenis Komponen
Proses ( Sistematika & Cara Kerja)
3.1. Cara menggunakan alat
3.2. Cara memeriksa komponen
3.3. Cara memasang komponen
10
4.1. Hasil pemasangan sesuai standard
4.2. Hasil pemasangan dilakukan pengujian
15
6.1. Sistimatika penyusunan laporan
6.2. Kelengkapan bukti fisik
4
6
Sub total 10
V
Total 100
∑ Skor Perolehan Nilai Akhir =
10
KRI TERI A PENI LAI AN
No. Aspek Penilaian Kriteria Penilaian
Skor
I Persiapkan
1.1. Persiapan alat dan bahan
1.2. Membuat diagram rangkaian
1.3.Menganalisa Jenis komponen
1.4. Menguji Komponen
kebutuhan
Alat dan bahan tidak disiapkan
Diagram dibuat sesuai denganstandard
Diagram dibuat tidak dengan standard
Jenis Komponen disediakansesuai kebutuhan
Jenis komponen tidak disediakan
Komponen diuji sesuai standard
Komponen tidak diuji0
I I Proses ( Sistematika Cara Kerja)
2.1. Cara menggunakan alat
2.2. Cara memeriksa Komponen
2.3. Cara memasang komponen
Menggunakan alat sesuai prosedur kerja
Menggunakan alat tidak sesua prosedur
Komponen diperiksa sesuai dengan prosedur
Komponen tidak diperiksa
Komponen dipasang sesuaidengan stadar prosedur
Komponen dipasang tidak sesuai standar prosedurI I I Kualitas Produk Kerja
3.1. Hasil Pemasangan sesuai standar
3.2. Hasil Pemasangan dilakukan
Pengujian
Hasil Pemasangan sesuai standar dan memenuhi K 3 dan SOP
Hasil Pemasangan sesuai
Hasil Pemasangan tidak sesuai
Hasil Pemasangan dilakukanPengujian sesuai SOP
Hasil Pemasangandilakukan
Hasil Pemasangan tidak4.8. Pemecahan Masalah
Melakukan5.2. Kelengkapan bukti fisik
Laporan dibuat dengan
sistematika yang sesuai
Laporan dibuat dengan
sistimatika tidak sesuai
Laporan tidak dibuat
Bukti fisik dibuat sesuai
ketentuan
Bukti fisik dibuat tidak sesuai
ketentuan
Bukti fisik tida dibuat
BAB. I V
PENUTUP
Peserta diklat yang atelah memenuhi satandard kelulusan kompetensi OPKR 10-002B dapat mengahiri pemelajaran ini dan dapat melanjutnya pemelajaran ke kompetensi berikutnya yaitu OPKR 10-003B. Sedang bagi peserta diklat yang belum mencapai
standard kelulusannya harus mengulang pemelajarannya sesuai dengan bagian yang nilainya kurang, untuk selanjutnya dapat mengikuti evaluasi sampai mendapatkan nilai batas lulus.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Anonim. (1992), New Step 1 Training Manual, Jakarta: PT Toyota Astra Motor. Sugi Hartono, Drs. (1988), Sistim Kontrol Dan Pesawat Tenaga Hidrolik, Bandung:
Tarsito.