• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TERAPI BACK MASSAGE TERHADAP PENURUNAN TINGKAT NYERI PADA PENDERITA RHEUMATOID ARTHRITIS DI DESA RAJADESA KECAMATAN RAJADESA KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH TERAPI BACK MASSAGE TERHADAP PENURUNAN TINGKAT NYERI PADA PENDERITA RHEUMATOID ARTHRITIS DI DESA RAJADESA KECAMATAN RAJADESA KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2018"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 PENGARUH TERAPI BACK MASSAGE TERHADAP PENURUNAN TINGKAT NYERI PADA PENDERITA RHEUMATOID ARTHRITIS DI DESA RAJADESA

KECAMATAN RAJADESA KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2018

Daniel Akbar Wibowo

1*

, Dini Nurbaeti Zen

1 , Yalis Agustiana1

1

Program Studi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Galuh Ciamis

Korespondensi e-mail:

danielakbarwibowo1984@gmail.com

(Diterima 23-2- 2018; disetujui 5 -12-2018; dipublish 31-1-2019)

ABSTRACT

Disease that is often complained by the public today one of the pain in the bone, which is better known by the community with rheumatism. Rheumatism or rheumatoid arthritis is a systemic, progressive, chronic and tendonic inflammatory disease of joints and connective tissue symmetrically. One way of management of rheumatoid arthritis pain is back massage therapy. Back Massage is one of the techniques to give massage action on the back with lotions/balm for 10-15 minutes, the warm sensation leads to vasodilation of blood vessels that will improve blood circulation in the area so that the activity of the cell is increased and will reduce pain, increase comfort, reduce muscle tension and improve physical and psychological relaxation. This study aims to determine the effect of Back massage therapy to decrease the pain level of rheumatoid arthritis patients in Rajadesa Village Rajadesa Sub District Ciamis District in 2018. Type of research using Quasi Experiment Design with one group pretest-posttest design. Total sample 48 respondents with total sampling technique. Data collection using experimental method with VDS (Verbal Descriptor Scale) pain rate measurement tool. The result of statistical test by using Linear Regression shows Sig = 0,000 <0,05, t value = 18,935> 2,012. Then Ha is accepted, and the average value before therapy is 3.27 with a standard deviation of 0.818, whereas after therapy is 2.23 with a standard deviation of 0.881, meaning there is the effect of back massage therapy on the decrease of pain level in patients with rheumatoid arthritis. So to reduce pain in patients with rheumatoid arthritis can be given back massage therapy.

Key words : RA ( rheumatoid arthritis ), pain, and back massage therapy.

PENDAHULUAN

Penyakit yang sering dikeluhkan

oleh masyarakat sekarang ini salah

satunya rasa nyeri. Rasa nyeri pada bagian

tulang yang lebih dikenal oleh masyarakat

dengan reumatik. Reumatik adalah

penyakit inflamasi non-bakterial yang

bersifat sistemik, progresif, cenderung

kronik dan mengenai sendi serta jaringan

ikat sendi secara simetris (Chairuddin R,

2008).

Nyeri adalah pengalaman sensori

dan emosional yang tidak menyenangkan

karena adanya kerusakan jaringan atau

potensial kerusakan jaringan atau

gambaran tentang kerusakan jaringan

(Smeltzer dan Bare, 2013).

Adanya nyeri membuat penderita

seringkali takut untuk bergerak sehingga

mengganggu aktivitas sehari-hari dan

dapat menurunkan produktivitasnya.

Disamping itu, dengan mengalami nyeri,

sudah cukup membuat pasien frustasi

dalam menjalani hidupnya sehari-hari

sehingga dapat menggaggu kenyamanan

pasien. Karenanya, terapi utama yang

diarahkan adalah untuk menangani nyeri

ini (Potter & Perry, 2010).

Stimulasi kutaneus, distraksi,

relaksasi, imajinasi terbimbing dan

(2)

2

farmakologis yang sering digunakan

dalam keperawatan untuk mengelola

nyeri. Pada rematik, umumnya

pengelolaan nyeri dilakukan dengan

stimulasi kutaneus, salah satunya adalah

terapi modalitas fisik massage (Koopman,

2007).

Back massage adalah salah satu

tehnik memberikan tindakan masase pada

punggung dengan usapan secara perlahan

(Kenworthy, Snowley, Gilling, 2002).

Usapan dengan lotion/balsem memberikan

sensasi hangat dengan mengakibatkan

dilatasi pada pembuluh darah lokal.

Vasodilatasi pembuluh darah akan

meningkatkan peredaran darah pada area

yang diusap sehingga aktivitas sel

meningkat dan akan mengurangi rasa sakit

serta menunjang proses penyembuhan

luka (Kusyanti E, 2006).

Hasil studi pendahuluan di Desa

Rajadesa, Kecamatan Rajadesa,

Kabupaten Ciamis, terdapat 6 responden

yang diwawancarai oleh peneliti

mengatakan mengalami nyeri yang tidak

berkesudahan dan sangat mengganggu

aktivitas sehari-hari. Responden

mengatakan hanya mengkonsumsi obat

yang mereka beli di warung untuk

meringankan rasa nyeri, bahkan sebagian

membiarkan penyakitnya dengan alasan

jauh dari Puskesmas dan sibuk bekerja.

Responden juga mengatakan bahwa belum

tahu dan belum pernah melakukan terapi

back massage dalam mengatasi masalah

nyeri yang dialaminya.

Tujuan penelitian adalah untuk

mengetahui pengaruh terapi back massage

terhadap penurunan tingkat nyeri pada

penderita Rheumatoid arthritis di Desa

Rajadesa Kecamatan Rajadesa Kabupaten

Ciamis.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian menggunakan

Quasi Experiment Design dengan

rancangan one group pretest-posttest

design. Jumlah sampel 48 responden

dengan teknik Total sampling.

Pengumpulan data menggunakan metode

eksperimen dengan alat ukur tingkat nyeri

VDS (Verbal descriptor Scale). Analisa

data menggunakan uji statistik Linear

Regression Analysis.

HASIL PENELITIAN

Dalam pelaksanaan terapi back massage,

peneliti melakukan back massage empat

orang selama satu hari. Sebelum

pelaksanaan back massage, dilakukan

pengukuran tingkat nyeri untuk

mengetahui pada tingkatan berapa

responden merasakan nyeri yang

dialaminya. Terapi back massage

dilakukan selama 15 menit. Setelah

responden diberi back massage, oleh

peneliti ditanyakan kondisi responden,

apakah rasa nyeri yang dirasakan terdapat

perubahan atau tidak. Hasil terapi terhadap

48 responden menunjukkan adanya

(3)

3 Analisis Univariat

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Tingkat Nyeri Penderita RA Sebelum Dilakukan Terapi Back Massage di Desa Rajadesa Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis Tahun 2018

Nyeri Frekuensi Persentase (%)

Tidak nyeri 0 0

Nyeri ringan 8 16,7

Nyeri sedang 22 45,8

Nyeri berat terkontrol 15 31,3

Nyeri berat tidak terkontrol 3 5,3

Total 48 100

Berdasarkan Tabel 1 dapat

dijelaskan bahwa sebelum diberikan

terapi back massage hampir setengah

dari jumlah responden yakni sebanyak

22 responden (45,8%) mengalami

nyeri sedang, dan 15 responden

(31,3%) mengalami nyeri berat

terkontrol.

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Tingkat Nyeri Penderita RA Setelah Dilakukan Terapi Back Massage Di Desa Rajadesa Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis Tahun 2018

Nyeri Frekuensi Persentase (%)

Tidak nyeri 9 18,8

Nyeri ringan 23 47,9

Nyeri sedang 13 27,1

Nyeri berat terkontrol 2 4,2

Nyeri berat tidak terkontrol 1 2,1

Total 48 100

Berdasarkan Tabel 2 dapat

dijelaskan bahwa setelah diberikan

terapi back massage hampir setengah

dari jumlah responden yakni sebanyak

23 responden (47,9%) mengalami

nyeri ringan, dan 13 responden

(27,1%) mengalami nyeri sedang,

bahkan sebagian responden yakni

sebanyak 9 responden (18,8%) sudah

(4)

4

Analisis Bivariat

Tabel 3 Regresi Anova, Coefficient t, Model Summary, dan Standar Deviasi Tingkat Nyeri Penderita Rheumatoid Arthritis Sebelum dan Setelah Diberikan Terapi Back Massage

Variabel Mean Standar

Deviasi

Anovab Coefficienta Model Summary

Df ig T R R Square

menggunakan pengujian regresi linier

sederhana yang pertama yakni dengan

cara membandingkan nilai signifikan

dengan nilai probabilitas 0,05. Dari hasil

uji statistik didapatkan Nilai Sig 0,000

yang artinya lebih kecil dari 0,05 maka Ha

diterima, yang berarti ada pengaruh terapi

back massage terhadap penurunan tingkat

nyeri pada penderita rheumatoid arthritis

di Desa Rajadesa Kecamatan Rajadesa

Kabupaten Ciamis.

Cara kedua adalah dengan

membandingkan nilai t Tabel dan t hitung.

Untuk t Tabel kita melihat di Tabel t (df =

n-1 atau 47; dua sisi atau 0,025) = 2,012, dan t hitung adalah 18,935, hasilnya berada pada daerah Ho ditolak maka

berarti ada pengaruh terapi back massage

terhadap penurunan tingkat nyeri pada

penderita rheumatoid arthritis di Desa

Rajadesa Kecamatan Rajadesa Kabupaten

Ciamis. pengkuadratan dari koefisien korelasi atau

nilai R (0,945 x 0,945 = 0,893). R Square

dapat disebut koefisien determinasi yang

dalam hal ini berarti penurunan tingkat

nyeri penderita rheumatoid arthritis

dipengaruhi oleh terapi back massage

sebesar 89,3%.

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa terjadi penurunan tingkat nyeri

pada penderita rheumatoid arthritis.

Dimana sebelum diberikan terapi back

massage bahwa tidak ada satupun

responden yang tidak mengalami nyeri,

sedangkan setelah terapi back massage

ada 9 responden (18,8%) yang tidak

mengalami nyeri; sebelum terapi back

massage responden yang mengalami nyeri

ringan sebanyak 8 responden (16,7%),

sedangkan setelah terapi back massage

ada 23 responden (47,9%) nyeri ringan;

sebelum terapi back massage responden

yang mengalami nyeri sedang sebanyak

22 responden (45,8%), sedangkan setelah

terapi back massage ada 13 responden

(27,1%) nyeri sedang; sebelum terapi back

massage responden yang mengalami nyeri

berat terkontrol sebanyak 15 responden

(31,3%), sedangkan setelah terapi back

massage ada 2 responden (4,2%) nyeri

(5)

5

massage ada 3 responden (5,3%) yang

mengalami nyeri berat tidak terkontrol,

sedangkan setelah terapi back massage

jumlah responden yang mengalami nyeri

berat tidak terkontrol hanya ada 1

responden (2,1%). Hal ini dikarenakan

terapi back massage merupakan tehnik

integrasi sensori yang mempengaruhi

aktifitas sistem saraf otonom. Sehingga

individu mendapatkan stimulus untuk

relaks, kemudian muncul respon relaksasi.

Menurut Potter & Perry (2010)

bahwa terapi back massage merupakan

tehnik integrasi sensori yang

mempengaruhi aktifitas sistem saraf

otonom. Apabila individu

mempersepsikan sentuhan sebagai

stimulus untuk relaks, kemudian akan

muncul respon relaksasi. Relaksasi sangat

penting dalam membantu klien untuk

meningkatkan kenyamanan dan

membebaskan diri dari ketakutan serta

stres akibat penyakit yang dialami dan

nyeri yang tak berkesudahan (Potter &

Perry, 2010).

Begitu pula menurut Kusyanti

(2006) bahwa sensasi hangat akan

mengakibatkan dilatasi pada pembuluh

darah lokal. Vasodilatasi pembuluh darah

akan meningkatkan peredaran darah pada

area yang diusap sehingga aktivitas sel

meningkat dan akan mengurangi rasa sakit

serta menunjang proses penyembuhan

luka, dan sensasi hangat juga dapat

meningkatkan rasa nyaman. Nilai

terapeutik yang lain dari masase punggung

termasuk mengurangi ketegangan otot dan

meningkatkan relaksasi fisik dan

psikologis (Kusyanti E, 2006).

Hal ini sesuai dengan hasil

penelitian Rudi Haryono, Iman Permana,

dan Nur Cahyati (2015) tentang terapi

back massage yang dilakukan pada

penderita hipertensi, hasilnya yaitu secara

bermakna menurunkan stress dan tekanan

darah sistole. Begitu pula hasil penelitian

tentang terapi back massage yang

dilakukan oleh Chen Wei – Ling (2013),

hasilnya secara signifikan mengurangi

kecemasan dan meningkatkan

kenyamanan pada respoden, serta ada

perubahan positif pada tekanan darah,

nadi, dan pernapasan yang

mengindikasikan relaksasi pada pasien

dengan CHF (Congestive Heart Failure).

Kesimpulan

Hasil uji statistik dengan

menggunakan jenis penelitian Quasi

Experiment Design dan pengujian

menggunakan Linear Regression dengan

48 responden, hasilnya di dapat nilai rata –

rata sebelum terapi adalah 3,27 dengan

standar deviasi 0,818, sedangkan nilai rata

– rata setelah terapi adalah 2,23 dengan

standar deviasi 0,881, selain itu

berdasarkan hasil nilai R Square pengaruh

terapi back massage sebesar 89,3%, di

dapat nilai Sig = 0,000 < 0,05 jadi Ha

diterima, nilai t hitung = 18,935 > 2,012

maka Ho ditolak dan menerima Ha, yang

berarti ada pengaruh terapi back massage

terhadap penurunan tingkat nyeri pada

penderita rheumatoid arthritis di Desa

Rajadesa Kecamatan Rajadesa Kabupaten

(6)

6

Saran

1. Bagi Petugas Kesehatan

Hendaknya petugas kesehatan

memberikan penyuluhan kepada

klien dan keluarganya tentang terapi

back massage yang dilakukan

terhadap penderita rheumatoid

arthritis, mengetahui dan mampu

melakukan terapi back massage

terhadap penderita rheumatoid

arthritis. Upaya penyuluhan ini

hendaknya dilakukan secara kontinyu

sampai pasien dan keluarga

benar-benar memahami tentang pentingnya

terapi back massage terhadap

penderita rheumatoid arthritis dalam

upaya meringankan rasa nyerinya.

2. Bagi Keluarga Pasien

Mengupayakan untuk melakukan

dukungan terhadap penderita

rheumatoid arthritis, karena ternyata

terdapat pengaruh terapi back

massage terhadap penurunan tingkat

nyeri rheumatoid arthritis.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini hendaknya dapat

dilakukan dengan menggunakan

sampel dengan tingkat nyeri yang

homogen, selain itu penelitian

selanjutnya dapat dikaitkan dengan

variabel tidak terikat seperti umur,

jenis kelamin, agama, tingkat

pendidikan, serta dapat menambah

sampel yang lebih banyak dan

menggunakan metode yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Arif, Mansjour. 2005. Kapita Selekta

Kedokteran, Edisi 3, Medica

Aesculpalus. FKUI. Jakarta.

Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian :

Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi

Revisi). PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Baughman, Diane C. 2013. Keperawatan

Medikal Bedah, Brunner and

Suddarth. EGC. Jakarta.

Brunner & Suddarth, 2013. Buku Ajar

Keperawatan Medikal Bedah

Edisi 8. Volume 2. EGC. Jakarta.

Chairuddin, R. 2008. Buku Ajar

Keperawatan Medikal Bedah .

Salemba Medika. Jakarta.

Chen, wei - ling. 2013. Effect of Back

Massage Intervention on Anxiety,

Comfort, and Physiologic

Responses in Patients with

Congestive Heart Failure. The

Journal Of Alternative And

Complementary Medicine, 19,

464-470.

Doenges, Marilyn E. 2010. Rencana

Asuhan Keperawatan, Pedoman

Untuk Perencanaan dan

Pendokumentasian Perawatan

Pasien. EGC. Jakarta

Kaplan & Sadock’s. 2007. Synopsis of

Psychiatry. Behavior

Sciences/Clinical Psychiatry. 10th

2. 527-530.

Kenworthy, Snowley, Gilling. 2002. Buku

Ajar Keperawatan Medikal Bedah

(7)

7

Koopman. 2007. Penanganan Nyeri

Reumatik : Salemba Medika.

Jakarta.

Kusyanti, E. 2006. Manfaat Terapi Pijat.

(Tersedia) http://www.scribd.com.

(diakses pada tanggal 7 Maret

2017)

Longo, Dan L. MD., Kasper, Dennis L.

MD. 2012. Harrison’s Principle

of Internal Medicine. ed.18.

Chapter 231: Rheumatoid

Arthritis. McGrawHill

Companies, Inc. USA.

Notoatmodjo. 2010. Metodologi

Penelitian Kesehatan. PT. Rineka

Cipta. Jakarta.

Potter & Perry. 2010. Fundamental Of

Nursing: Consep, Proses and

Practice. Edisi 7. Vol. 3. EGC.

Jakarta.

Pradana, Septian Yudo. 2012. Sensitifitas

dan Spesitifitas Kriteria ACR

1987 Dan ACR/EULAR 2010

Pada Penderita Artirits

Reumatoid di RSUP Dr. Kariadi

Semarang. SKRIPSI. UNDIP.

Semarang.

Riset Kesehatan Dasar. 2015. Badan

Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan, Kementrian

Kesehatan, Republik Indonesia.

Jakarta.

Rahimsyah, AR. 2009. Penyembuhan

Alamiah Dengan: Pijat & Obat

Kuno. Apollo. Surabaya

Riwidikdo, H. 2013. Statistik Kesehatan

dan Aplikasi SPPS Dalam

Prosedur Penelitian. Rohima

Press. Yogyakarta.

Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare.

2013. Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah. Edisi 12. EGC.

Jakarta.

Sujarweni Wiratna, V. 2014. Panduan

Penelitian Kebidanan Dengan

SPSS. PT. Pustaka Baru.

Yogyakarta.

Suratun., Heryati., Manurung S., &

Raenah E. 2008. Klien Gangguan

sistem Muuskuloskeletal. Seri

Asuhan Keperawatan. EGC.

Jakarta.

Tamsuri, A. 2007. Konsep Dan

Penatalaksanaan Nyeri . EGC.

Referensi

Dokumen terkait

yakni, bila seseorang didatangi oleh seseorang yang datang kerumahnya dan diberikan sajian dan hidangan, namun orang tersebut bergeming dan tidak segera menyantap makanan

Masih dalam penelitian ini, persepsi pegawai humas terhadap media sosial seperti facebook tergolong rendah, berdasarkan hasil kutipan wawancara yang dilakukan oleh

Opasnost je iz više uglova: Jedan od njih; -On je Vladar kojem nema premca i tebi je dao blagodati koje se ne mogu izbrojati, a tvoje tijelo je puno

Teknologi semakin tahun semakin maju dan berkembang, demikian pula persediaan bahan bakar minyak yang semakin menipis mengharuskan dilakukan penghematan dalam pemakaiannya,

Diagram Bar Distribusi Proporsi Umur dan Jenis Kelamin pada Penderita Malaria dengan Parasit Positif yang Dirawat Inap di RSD Kolonel Abundjani Bangko Kabupaten Merangin

Dalam tulisan ini peneliti menjelaskan aplikasi dari jaringan syaraf tiruan propagasi balik sebagai klasifikasi dan Teknik Sampling (TS) untuk ekstraksi fitur dari

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka perlu dilakukan penelitian Analisis Keberadaan Bakteri Coliform dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas

Penanggung jawab UKM Puskesmas bersama dengan Pelaksana menyusun rencana perbaikan kinerja berdasarkan hasil monitoring dan penilaian kinerja. Penanggung jawab UKM Puskesmas dan