• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Butir Soal dan Bank Soal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Analisis Butir Soal dan Bank Soal"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

BAHAN BELAJAR MANDIRI

Agar pembelajaran di KKG/MGMP berjalan dengan

baik, maka guru peserta sebaiknya telah

memahami materi: (1) proses pembelajaran

program BERMUTU; (2) KTSP dan RPP; dan (3)

Penilaian Hasil Belajar dan Pengembangan

Instrumen Hasil Belajar. Pemahaman akan materi

yang telah disebutkan di atas merupakan prasyarat

untuk memulai diskusi topik analisis butir soal. Topik

Analisis Butir

Soal dan Bank Soal

Jumlah jam 4 jam tatap muka (4 x 50 menit)

4 jam tugas terstruktur (4 x 60 menit)

(2)

A. Pengantar

Bahan Belajar Mandiri (BBM) ini diperuntukkan bagi guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, guru pemandu, kepala sekolah pemandu, pengawas sekolah pemandu di KKG, MGMP, KKKS, MKKS, KKPS dan MKPS. Guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah diharapkan dapat menguasai dan mengimplementasikan analisis butir soal pada kegiatan belajar mengajar dan dijadikan sebagai salah satu pencapaian subkompetensi pedagogik dan profesionalisme bagi guru. Guru pemandu, kepala sekolah pemandu dan pengawas sekolah pemandu berperan sebagai fasilitator untuk membimbing guru dan anggota KKG/MGMP agar memiliki kemampuan dalam teknik analisis butir soal dan pengelolaan bank soal.

1. Kedudukan Topik Analisis Butir Soal

Analisis butir soal dan bank soal ini merupakan salah satu indikator keberhasilan program BERMUTU di KKG/MGMP. Dalam pembelajaran ini, Guru pemandu/kepala sekolah pemandu/ pengawas sekolah pemandu bertindak sebagai fasilitator dalam pembahasan analisis butir soal yang berguna untuk membantu guru agar mengetahui, mengerti dan melakukan analisis butir soal, sehingga guru berupaya memperbaiki pembelajaran yang ada untuk meningkatkan mutu proses dan hasil belajar siswa. Pengembangan Bank Soal akan membantu guru dalam penyelenggaraan evaluasi hasil belajar.

2.

Pentingnya Topik Analisis Butir Soal

(3)

Pencapaian hasil belajar siswa yang rendah tidak selalu menunjukkan kompetensi siswa yang rendah atau pembelajaran yang kurang bermakna. Pencapaian tersebut mungkin disebabkan oleh kualitas instrumen hasil belajar yang kurang memadai. Untuk meningkatkan kualitas instrumen hasil belajar dalam bentuk tes dapat dilakukan dengan cara analisis soal. Di samping itu hasil analisis juga dapat memberikan informasi untuk perbaikan pembelajaran jika ada masalah dalam pembelajaran. Analisis butir soal menghasilkan soal yang siap direvisi. Soal hasil revisi selanjutnya bisa dihimpun dalam bank soal. Pengembangan Bank Soal akan mempermudah guru atau sekolah dalam menyediakan soal yang sudah diketahui kualitasnya dalam aspek spesifikasi dan karakteristiknya.

3. Ruang Lingkup

Ruang lingkup BBM ini terdiri atas Pengertian, Lingkup, dan Kegunaan Analisis Butir Soal dan Analisis Tes; Analisis Spesifikasi Soal dan Spesifikasi Tes; Analisis

Karakteristik Soal dan Karakteristik Tes; dan Bank Soal.

4. Petunjuk Kegiatan

(4)

pada akhir kegiatan sebelum pertemuan untuk membahas BBM ini dilaksanakan. Dengan demikian pada pertemuan untuk membahas BBM ini langsung pada presentasi hasil tugas terstruktur.

5. Penilaian

Penilaian terhadap pencapaian hasil belajar guru peserta belajar dilakukan berdasarkan pemahaman konsep dan kinerja dalam bentuk hasil analisis hasil belajar.

B. Kompetensi dan Indikator

Pencapaian Kompetensi

Kompetensi dan indikator pencapaian kompetensi yang ingin dicapai dari kegitan belajar di KKG/MGMP adalah sebagai berikut.

No Kompetensi Indikator Pencapaian Kompetensi

1 Memahami konsep

analisis butir soal .

Menjelaskan pengertian analisis butir soal

Menjelaskan kegunaan analisis butir soal

Mendeskripsikan analisis butir soal berdasarkan jenis analisis

Membedakan jenis analisis butir soal berdasarkan cara analisis Menganalisis validitas soal (menentukan spesifikasi soal)

2. Mengelola Bank Soal dan mengimplementasikanny a dalam kegiatan belajar di KKG/MGMP.

(5)

C.

Persiapan

Untuk mempelajari topik analisis butir soal ini diperlukan persiapan guru pemandu sebagai berikut.

a. Mempelajari bahan ajar dalam BBM ini dan dari sumber lain yang relevan, misalnya BBM penilaian dan pengembangan instrumen hasil belajar

b. Menyiapkan alat/bahan yang diperlukan untuk membelajarkan guru peserta belajar, misalnya data tes hasil belajar siswa, contoh-contoh hasil analisis, dan tayangan bahan presentasi.

D. Sumber Belajar

Sumber belajar yang dapat digunakan dalam pembela-jaran di KKG/MGMP antara lain sebagai berikut.

No Judul Keterangan

1. Pengertian, Kegunaan, dan Analisis Butir Soal Bahan Ajar 1

2. Analisis Spesifikasi Soal Bahan Ajar 2

3. Analisis Karakteristik Soal : Tingkat

Kesukaran, Daya Beda, Keberfungsian Pilihan

Bahan Ajar 3

4. Pengelolaan Bank Soal Bahan Ajar 4

5. BBM Suplemen: Penilaian Hasil Belajar BBM Kinerja

6. BBM Suplemen: Pengembangan Instrumen Hasil Belajar

BBM Kinerja

7. BBM Suplemen PPPPTK IPA: Analisis Butir Soal Bisa diunduh di pppptkipa.org

8. BBM Suplemen PPPPTK IPA: Penilaian Hasil Belajar

(6)

E. Kegiatan Belajar

BBM ini dapat digunakan dalam kegiatan in-service atau kegiatan pertemuan rutin di KKG/MGMP. Jika BBM ini digunakan dalam kegiatan in-servicealokasi waktu yang diberikan disesuaikan dengan kondisi, sekitar 6x45 menit atau 270 menit atau kurang dari itu. Jika BBM ini akan digunakan dalam kegiatan

pertemuan reguler, alokasi waktu yang dapat digunakan adalah 4 x 50 menit atau 200 menit dengan strategi yang sedikit berbeda untuk mengefektifkan waktu tatap muka. Agar efektif, waktu tatap muka diperuntukkan untuk kegiatan yang tidak dapat dilakukan tanpa tatap muka dan kegiatan

lainnya dilakukan melalui Tugas Terstruktur atau Tugas Mandiri. Dengan

demikian perbedaan alur pembelajaran ini dengan pemanfaatan BBM

dalam in-service adalah pelaksanaan kegiatan pendahuluan dan kajian

wacana serta alokasi waktu yang sedikit berbeda untuk masing-masing

kegiatan. Kegiatan pendahuluan dilaksanakan pada akhir kegiatan di

KKG/MGMP sebelum pertemuan KKG/MGMP untuk topik Analisis Butir

Soal dan Bank Soal. Pada kesempatan itu guru pembimbing menjelaskan

tujuan, strategi, dan hasil kegiatan. Selanjutnya tugasilah peserta belajar

untuk melaksanakan kajian wacana sebagai tugas terstruktur. Jika

memungkinkan, agar tidak terlalu menyita alokasi waktu tugas terstruktur,

berikanlah tugas mengkaji wacana tersebut sebagai tugas kelompok dan

mintalah mereka menyiapkan hasil kajian dalam bentuk yang siap untuk

dipresentasikan. Pertemuan di KKG/MGMP untuk topik Analisis Butir Soal

dan Bank Soal diawali dengan presentasi hasil kajian wacana. Agar

efektif, mintalah wakil peserta belajar untuk menyajikan hasil kajian

sedangkan kelompok yang tidak menyaji bisa memberikan tambahan

berdasarkan hasil kajian sebagai pengayaan atau memantapkan

pemahaman. Jika diperlukan guru pemandu memberikan klarifikasi atau

(7)

Pendahuluan

Alur pembelajaran untuk penggunaan BBM dalam

kegiatan.

Kegiatan 1

Penjelasan Alur Kegiatan

a. Kegiatan Belajar

Kegiatan 1. Pendahuluan (10 menit)

(8)

Kegiatan 2. Kajian Wacana (30 menit)

Guru Pemandu membagikan wacana yang ada di lampiran1 mengenai pengertian, ruang lingkup, dan kegunaan analisis butir soal, serta lampiran 2 mengenai bank soal untuk dikaji oleh guru peserta

belajar. Guru Pemandu bisa menggunakan teknik Jigsaw untuk melaksanakan. Peserta belajar dibagi ke dalam kelompok terdiri atas 5 orang dan masing-masing

menjadi ahli untuk materi:

a. pengertian, ruang lingkup, dan kegunaan analisis

butir soal;

b. analisis spesifikasi soal dan tes;

c. analisis karakteristik butir soal dan tes: Tingkat Kesukaran;

d. analisis karakteristik butir soal: Daya Beda dan Keberfungsian Pilihan;

e. Bank Soal

Sesuai dengan tahapan Jigsaw, setelah anggota di kelompok asal (terdiri atas 5 orang) berbagi tugas dan menentukan siapa menjadi ahli apa, para ahli yang sama berkumpul dalam satu kelompok. Setelah membaca, mendiskusikan, dan memahami kajian sesuai dengan keahliannya, para ahli kembali ke kelompok asal. Produk yang diharapkan dihasilkan oleh setiap kelompok ahli adalah tayangan mengenai hasil kajian mereka. Waktu diskusi sebaiknya tidak lebih dari 15 menit.

Selanjutnya tiap ahli di kelompok asal menjelaskan hasil diskusi di kelompok ahli masing-masing kepada anggota kelompoknya. Setiap ahli sebaiknya menjelaskan inti kajian tidak lebih dari 5 menit.

(9)

Untuk meningkatkan pemahaman, guru pemandu meminta 5 wakil peserta belajar masing-masing menyampaikan hasil pemahamannya tentang satu topik kajian yang bukan keahliannya (ahli topik no 1 menyajikan topik bukan no 1).

Untuk menghemat waktu, penyajian sebaiknya dalam bentuk panel. Semua penyaji siap di meja presentasi sekaligus dan menyajikan sajian secara bergiliran, sesi tanya jawab dilakukan setelah semua penyaji selesai melaksanakan tugas. Setiap penyaji sebaiknya menjelaskan inti kajian dalam waktu 3 - 5 menit. Oleh karena waktu terbatas, sesi tanya jawab sebaiknya 1 sesi saja. Semua pertanyaan dikumpulkan dan dijawab setelah semua pertanyaan diajukan. Untuk kelancaran, guru pemandu bisa meminta seorang peserta belajar untuk menjadi moderator. Jika diperlukan dan memungkinkan pada saat tanya jawab para ahli yang relevan dan tidak menyaji dapat membantu penyaji untuk menjawab pertanyaan yang relevan. Jika diperlukan, guru pemandu dapat memberikan klarifikasi.

(10)

Ketika masuk kegiatan 4, diasumsikan peserta belajar sudah memahami konsep yang dibahas pada kegiatan sebelumnya. Guru pemandu membagikan contoh soal (sumber belajar lampiran 5) untuk dianalisis kepada setiap kelompok dengan tagihan hasil analisis. Agar setiap kelompok mendapat kesempatan berlatih semua keterampilan, setiap kelompok melaksanakan semua tugas. Tugas yang harus dikerjakan adalah sebagai berikut.

a. Analisis spesifikasi soal;

b. Analisis karakteristik butir soal : Tingkat Kesukaran; c. Analisis karakteristik butir soal: Daya Beda;

d. Analisis karakteristik butir soal: Keberfungsian Pengecoh.s

Kegiatan 5. Presentasi Hasil (30 menit)

Agar tugas terdistribusi dengan baik dan efektif, mintalah empat kelompok untuk menyajikan hasil analisis masing-masing kelompok satu analisis. Untuk efektivitas pemanfaatan waktu, guru pemandu bisa melaksanakan presentasi hasil dengan cara panel seperti kegiatan 3.

Kegiatan 6. Refleksi/Penugasan (15 menit)

Di akhir kegiatan, mintalah satu atau dua peserta untuk merefleksikan hasil pembelajaran mereka termasuk hal-hal penting yang harus diingat dan ditekankan dalam melakukan analisis butir soal dan pengelolaan Bank Soal. Guru Pemandu bisa juga menanyakan ketercapaian indikator yang telah ditetapkan. Jika diperlukan guru pemandu dapat memberikan klarifikasi terkait pemahaman yang masih kurang tepat.

(11)

F.

PENILAIAN

Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan yang dapat Anda gunakan untuk menguji pemahaman diri setelah mempelajari BBM ini.

(12)

2. Jelaskanlah tujuan analisis butir soal.

3. Jelaskanlah manfaat melakukan analisis butir soal.

4. Jika Anda mendapatkan Tabel Hasil Analisis Karakteristik Soal (HAKS) IDEAL Soal No. 1 (yaitu soal nomor 1 yang kita analisis di awal kegiatan pembelajaran 1) sebagai berikut: Bagaimana analisis Anda tentang karakteristik soal tersebut? Untuk menjawab soal, Anda perlu melengkapi dulu data pada tabel tersebut!

Tabel Hasil Analisis Karakteristik Soal (HAKS) Soal No. 1

Siapakah di antara nama-nama berikut yang menemukan telepon?

a. Bell b. Marconi c. Morse d. Pasteur

Kelompok Pilihan A B* C D

Atas (KA) 0 8 2 0

Bawah (KB) 4 4 0 2

Jumlah (J) 4 12 2 2

P = (KA + KB)/∑ J DB = (KA - KB)/0.50 . ∑ J

Uraikan dengan kata-kata Anda sendiri, bagaimana pengertian Anda tentang reliabilitas tes! Diskusikan dan uraikan dengan kata-kata sendiri tentang kemungkinan reliabilitas tes r = -0.50. Apakah nilai reliabilitas tersebut dimungkinkan terjadi? Apa konsekuensi dari nilai tersebut?

(13)

Tabel Hasil Analisis Karakteristik Soal (HAKS) IDEAL Soal No. 2

Siapakah di antara nama-nama berikut yang menemukan telepon?

a. Bell b. Edison c. Marconi d. Morse

Kelompok Pilihan A B C D

Atas (KA)

Bawah (KB)

Jumlah (J)

P = (KA + KB)/∑ J DB = (KA - KB)/0.50 . ∑ J

Buat format tabel HAKS untuk semua butir soal dalam satu tes yang Anda pergunakan untuk menguji siswa!

5. Jelaskanlah manfaat membangun soal.

6. Apa yang perlu diperhatikan dalam mengelola bank soal agar manfaatnya tetap terjaga.

G.

TUGAS TERSTRUKTUR DAN TUGAS

MANDIRI

1. Tugas Terstruktur

Tugas terstruktur dialokasikan selama 4 x 60 menit. Pelaksanaan tugas terstruktur adalah sebagai berikut.

(14)

b. Bahas dan analisis dua butir soal yang Anda pilih sendiri. Tulis hasil analisis dan jika perlu saran-saran Anda untuk menyempurnakan soal tersebut! Minta satu dua rekan untuk melihat dan mengkaji dengan kritis hasil analisis dan saran-saran Anda tersebut!

c. Lakukan analisis butir soal minimal 3 set soal yang pernah digunakan di kelas yang dibina. Analisis butir soal yang dilakukan adalah spesifikasi soal dan karakteristik soal untuk tingkat kesukaran, daya beda, dan keberfungsian pengecoh. Soal yang sudah dianalisis selanjutnya direvisi. Agar bank soal yang dibangun lengkap, jangan lupa membuat kesepakatan dengan peserta belajar mengenai tugas ini. Usahakanlah agar soal-soal yang dianalisis terdistribusi dengan baik dan mewakili terkait mata pelajaran, kelas/ semester, dan SK/KD.

a) Himpunlah soal-soal hasil revisi ke dalam Bank soal dengan memperhitungkan: mata pelajaran, kelas/semester, SK/KD, dan tingkat kesukaran.

2. Tugas Mandiri

Untuk tugas mandiri peserta belajar melaksanakan kegiatan sebagai berikut.

(15)

LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAMPIRAN 1: Bahan Ajar 1

PENGERTIAN, LINGKUP SERTA KEGUNAAN ANALISIS

BUTIR SOAL DAN ANALISIS TES

A. Pengantar

Sebagai ilustrasi, simaklah kasus berikut ini, pernahkah Anda merasakan pengalaman ketika dalam suatu tes, siswa pandai mendapat nilai jelek, sementara siswa yang kurang pandai mendapat nilai baik? Apa kira-kira penyebabnya? Anda pasti membela diri: Bukankah saya sering membuat tes dan dengan demikian tes yang saya buat selalu memberi saya informasi yang sejalan dengan pengamatan saya tentang siswa yang saya asuh? Bukankah kesibukan saya tidak mempengaruhi kualitas penulisan tes?

Dalam BBM ini, Anda dibantu untuk memahami kejadian tersebut. Namun sebagai catatan sebelum

melanjutkan uraian, judul modul memang tertulis ‘hanya’ analisis butir soal. Judul tersebut digunakan karena masyarakat umumnya mengenal istilah tersebut. Untuk kelengkapan pemahaman, uraian analisis butir soal tidak terlepas dari uraian tentang analisis tes.

B. Pengertian dan Kegunaan

(16)

hasil belajar yang baik pula. Demikian juga sebaliknya, manakala kualitas butir-butir soal tidak baik, maka tidak akan akurat pula tes hasil belajar siswa. Dengan kata lain, kualitas butir-butir soal dapat membuat siswa pandai mempunyai nilai jelek dan siswa kurang pandai mendapat nilai baik, seperti dijelaskan di awal bab.

Tes hasil belajar juga dapat memberi informasi tentang pembelajaran yang telah Anda lakukan. Jika misalnya, rata-rata hasil belajar siswa itu mempunyai 40 (dengan 100 sebagai nilai sempurna), maka Anda dapat bertanya apakah perangkat tesnya yang jelek atau pembelajarannya yang tidak baik.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegunaan dari analisis butir soal adalah:

1. memberikan informasi tentang kualitas butir-butir soal atau tentang kualitas perangkat THB;

2. memberikan informasi baik tidaknya pembelajaran yang telah dilakukan.

Tes adalah satu atau seperangkat pertanyaan yang direncanakan untuk memperoleh informasi akurat tentang hasil belajar. Pertanyaan tersebut harus mempunyai jawaban yang benar. Tes dapat berupa tes

formatif yang dimaksudkan untuk mengetahui apakah siswa sudah atau belum memahami materi yang diajarkan oleh guru. Tes juga dapat berupa tes sumatif

yang merupakan tes hasil belajar dalam suatu periode waktu tertentu sesuai kebutuhan (ujian akhir

semester, ujian kenaikan kelas, dst).

(17)

dari setiap butir soal. Untuk itu, Anda harus memahami BBM yang ditulis khusus mengenai konstruksi/ pengembangan soal tersebut. Konstruksi soal pilihan berganda terdiri atas stem (pokok soal) dan pilihan jawaban. Berikut disajikan ilustrasi analisis konstruksi butir soal lewat pembahasan 2 contoh butir soal.

Siapakah di antara nama-nama berikut yang menemukan telepon?

a. Bell b. Marconi c. Morse d. Pasteur

Air panas akan bertahan panas jika disimpan dalam bejana yang dilapisi dengan ....

a. kain b. seng c. keramik d. tembaga

Apa yang dapat Anda simpulkan dari dua soal tersebut? Soal pertama Anda amati adalah tentang telepon atau alat komunikasi, sementara soal kedua adalah tentang penyimpanan air panas. Jadi, jika hasil diskusi atau

komentar Anda menyimpulkan bahwa kedua soal tersebut tidak mungkin berasal dari satu materi pokok maka Anda sebenarnya sudah melaksanakan kegiatan

analisis butir soal dan analisis tes. Anda sudah memperhatikan materi atau isi soal dan

(18)

Jika kemudian Anda juga memperhatikan pilihan-pilihan jawaban (option) dari soal tersebut, maka Anda meneruskan analisis isi soal. Anda melihat misalnya pada soal pertama pilihan jawaban d, yaitu Pasteur itu lain sendiri, karena ilmuwan tersebut dikenal orang aktif dalam bidang ilmu kesehatan, bukan bidang ilmu teknis atau ilmu alam. Dengan kata lain, pilihan jawaban tersebut tidak homogen. Pilihan jawaban tidak homogen sepertinya juga terjadi di soal kedua. Dua pilihan jawaban terdiri atas logam, sementara dua pilihan lain dari bahan lain. Pada soal pertama Anda perlu sekali memperhatikan pilihan jawaban d dan sebaiknya pilihan jawaban tersebut diganti, misalnya dengan nama Edison yang sama-sama terkenal di bidang ilmu alam, sehingga rumusan soal menjadi:

Siapakah di antara nama-nama berikut yang menemukan telepon?

a. Bell b. Edison c. Marconi d. Morse

Sementara itu, dalam soal kedua, Anda harus memperhatikan materi pokok yang diajarkan. Jika materi membahas sifat dan karakteristik berbagai macam bahan, maka pilihan jawaban yang tersaji

mungkin sudah tepat. Akan tetapi, jika materi membahas tentang logam, maka dua pilihan jawaban yang bukan logam (yaitu, pilihan jawaban a dan b)

harus diganti, misalnya, masing-masing dengan pilihan jawaban besi dan timah. Selain itu, rumusan soal juga

harus diubah, sehingga misalnya menjadi;

(19)

a. besi b. seng c. tembaga d. timah

(20)

C. Ruang Lingkup Analisis Butir Soal dan Analisis

Tes

Analsis Butir Soal

Spesifikasi Soal dan Tes

Spesifikasi Tes Spesifikasi Soal

Karakteristik Soal dan Tes

Validitas Soal

Keterukuran Soal Keterukuran Tes Validitas Tes

Reliabilitas Tes Karakteristik Tes Karakteristik Soal

Daya Beda Tk Kesukaran

V. Muka V. Isi V.Konstruk

V. Muka V. Isi V.Konstruk V. Bersamaan V. Prediktif

(21)

LAMPIRAN 2: Bahan Ajar 2

ANALISIS SPESIFIKASI SOAL DAN SPESIFIKASI TES

A. Pengantar

Dalam bahan ajar 2 ini Anda diminta untuk lebih spesifik lagi memahami, mengurai, serta melaksanakan analisis butir soal dan analisis tes. Hal lebih spesifik tersebut dalam analisis butir soal ialah analisis tentang spesifikasi soal yang terdiri atas aspek keterukuran dan aspek validitas soal. Sementara itu dalam analisis tes, terdiri atas aspek keterukuran dan validitas tes.

B. Pengertian Aspek-Aspek Spesifikasi Soal dan

Spesifikasi Tes

Sebagaimana disinggung di muka, spesifikasi soal terdiri atas keterukuran dan validitas soal, sementara spesifikasi tes juga terdiri atas keterukuran dan validitas tes. Untuk memahami spesifikasi soal dan spesifikasi tes pada dasarnya cukup dengan kajian kritis. Secara umum, spesifikasi soal dan spesifikasi tes lebih banyak berkaitan dengan kompetensi dan materi, sementara karakteristik soal dan karakteristik tes berkaitan dengan aspek statisitik.

Untuk memahami validitas tes tertentu perlu pengetahuan statisitik sederhana berupa korelasi antardua tes. Dalam BBM ini kita membatasi untuk

tidak mengurai rumus statistik korelasi tersebut, tapi cukup pengertiannya saja.

(22)

kelompok angka (misalnya: dua kelompok skor tes siswa pada dua tes yang berbeda). Kesejalanan kedua kelompok angka tersebut ditunjukkan dengan angka ‘besar’ korelasi yang mempunyai nilai dari minus 1 (-1.00) sampai dengan plus 1 (+(-1.00), misalnya: 0.34, 0.57, 0.85. Arah kesejalanan kedua kelompok angka ditunjukkan dengan tanda positif atau negatif di depan angka ‘besar’ korelasi tersebut.

Contoh:

r = +1.00, artinya jika skor di kelompok satu tinggi, maka skor di kelompok lainnya juga tinggi, r = -0.90 artinya jika skor di kelompok satu tinggi,

maka skor di kelompok lainnya ‘cenderung’ rendah.

Seberapa besar ‘kecenderungan’ tersebut? Kecenderungan tersebut tidak dihitung secara eksak, tetapi dapat ditetapkan dengan angka yang disebut koefisien determinasi (d) yang besarnya adalah d = r2.

Contoh:

Jika r = -0.90, maka d = r2= (-0.90)2= 0.81.

Ini menunjukkan skor tinggi pada kelompok satu (misalnya kelas A) mempunyai kemungkinan sebesar 81% memperoleh skor rendah pada kelompok yang

lainnya (misalnya kelas B).

C. Spesifikasi Soal: Keterukuran dan Validitas Soal

(23)

akan diukur: kemampuannya untuk mengingat, kemampuannya untuk menyebutkan, atau kemampuannya untuk mengamati lingkungan sosial di sekitarnya?

Untuk lebih mendalami tentang keterukuran soal, Anda perlu mengingat kembali uraian dan diskusi yang telah dilakukan pada saat mengkaji Bahan Ajar 1 dalam BBM ini. Dalam uraian dan diskusi tersebut, kita telah menganalisis dan mendiskusikan dua butir soal beserta kemungkinan-kemungkinan untuk memperbaiki atau menyempurnakannya. Pada dasarnya keterukuran soal idealnya ditetapkan bersama-sama antar ahli materi (termasuk guru) dengan ahli pengembang tes/ kurikulum.

Validitas soal terdiri atas 3 jenis, yaitu: 1. validitas muka (face validity), 2. validitas isi (content validity), dan 3. validitas konstruk (construct validity).

Validitas yang dilakukan dengan cara melihat soal secara sepintas dinamakan validitas muka. Dengan validitas muka, kita dapat mengamati misalnya bahwa soal-soal matematika tentulah berkaitan dengan angka atau sekurang-kurangnya aspek kuantitatif (besar,

kecil, panjang, pendek, tinggi, rendah, dst.). Jika dalam soal-soal matematika tidak ada aspek kuantitatif, maka diragukan tes tersebut sebagai tes

matematika. Begitu juga dalam bahasa Indonesia, jika mengatakan sesuai dengan Standar Isi tapi tidak ada

(24)

Validitas yang serupa dengan validitas muka adalah validitas konstruk. Validitas konstruk berbeda dari validitas muka dalam hal validitas konstruk mengacu pada konsep-konsep psikologi yang lebih mendasar. Dengan demikian, validitas konstruk lebih tepat ditetapkan oleh ahli psikologi atau psikometri dan bekerjasama dengan ahli materi.

Validitas isi yang berupa kebenaran materi (content validity) paling layak ditetapkan oleh ahli materi bersangkutan. Untuk soal biologi, ketepatan materi hanya dapat ditentukan oleh ahli biologi. Materi soal IPS hanya dapat ditentukan oleh ahli IPS. Pendidik di tingkat SD yang tidak menganut sistem mata pelajaran harus menguasai semua materi SD dengan demikian dapat menentukan validitas isi suatu butir soal.

D. Spesifikasi Tes: Keterukuran dan Validitas Tes

Secara umum, spesifikasi tes pada dasarnya sama dengan spesifikasi soal. Dua spesifikasi pokok yang

harus ditetapkan yaitu keterukuran dan validitas. Jika setiap butir soal tingkat keterukurannya baik, maka

perangkat tes pun tentu mempunyai keterukuran yang baik pula.

Validitas tes pada dasarnya sama saja dengan validitas soal dalam arti jika soal-soal dalam suatu tes valid maka otomatis atau sekurang-kurangnya kemungkinan besar tesnya pun valid.

Validitas tes terdiri atas 5 jenis, yaitu: 1. validitas muka (face validity), 2. validitas isi (content validity),

(25)

Penjelasan mengenai validitas muka, validitas isi, dan validitas konstruk yang dikemukakan untuk menjelaskan validitas soal juga berlaku untuk menjelaskan validitas tes. Hanya saja untuk validitas konstruk, perlu ditambahkan informasi bahwa validitas tes harus dianalisis secara statistik menggunakan analisis faktor yang rumit sehingga tidak perlu diuraikan lebih lanjut lagi.

(26)

LAMPIRAN 3: Bahan Ajar 3

ANALISIS KARAKTERISTIK SOAL DAN

KARAKTERISTIK TES

A. Pengantar

Dalam bahan ajar 3 ini Anda diminta untuk lebih spesifik lagi memahami, mengurai, serta melaksanakan analisis butir soal dan analisis tes. Hal lebih spesifik dalam analisis butir soal tersebut adalah analisis tentang karakteristik yang terdiri atas aspek tingkat kesukaran dan aspek daya beda soal. Sementara itu, dalam analisis tes, hal yang lebih spesifik tersebut adalah karakteristik tes yang berupa aspek reliabilitas tes.

B. Tingkat kesukaran (P)

Untuk memahami karakteristik soal, pada dasarnya Anda mengulang analisis yang dilakukan di awal kegiatan pembelajaran pada bahan ajar 1 yaitu kegiatan untuk analisis spesifikasi soal.Hanya saja kali ini tidak dari sisi materi dan kompetensinya, tetapi dari sisi statistik sederhananya. Misalnya soal kedua pada kegiatan analisis spesifikasi soal tersebut menghasilkan tabel hasil analisis karakteristik soal (HAKS) sebagai berikut.

Tabel Hasil Analisis Karakteristik Soal (HAKS) Soal No. 2

Air panas akan bertahan panas jika disimpan dalam bejana yang dilapisi dengan ....

a. kain b. seng c. keramik

(27)

Kelompok Pilihan A B C D*

Atas (KA) 1 4 0 5

Bawah (KB) 6 2 2 0

Jumlah (J) 7 6 2 5

Untuk memahami tabel tersebut, diperlukan sejumlah informasi sebagai berikut.

1. Kata ‘Pilihan’ dalam baris pertama tabel artinya pilihan jawaban untuk menjawab soal,

2. Kata ‘Jumlah’ pada baris paling bawah menunjukkan jumlah siswa yang memilih pilihan jawaban bersangkutan.

Jadi, pilihan jawaban A, B, C, dan D dipilih masing-masing oleh 7, 6, 2, dan 5 siswa. Jumlah keseluruhan peserta tes atau siswa yang menjawab soal tersebut adalah J= 7 + 6 + 2 + 5 = 20 siswa.

Dengan pengetahuan tentang jumlah siswa yang memilih jawaban A, B, C, dan D, maka kita sekarang dapat

menjelaskan satu aspek karakteristik soal yang dinamakan tingkat kesukaran soal.

Jika Anda cermati tabel soal di muka, pilihan D diberi tanda bintang. Dalam analisis butir soal, tanda bintang tersebut menunjukkan kunci soal. Dengan melihat

jumlah siswa yang memilih pilihan jawaban D dan jumlah keseluruhan peserta tes, maka kita peroleh besarnya indeks tingkat kesukaran soal (P).

Tingkat kesukaran (P) =

Jumlah peserta tes yang menjawab benar dibagi dengan jumlah keseluruhan peserta tes.

Atau P =

(28)

Untuk soal di muka, P = jumlah siswa yang memilih jawaban D dibagi dengan jumlah keseluruhan peserta tes.

P = 5/10 = 0,20

Untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal kita dapat menggunakan tabel tingkat kesukaran berikut ini. Di beberapa sumber ada perbedaan mengenai rentang nilai untuk tingkat kesukaran. Hal ini bisa diterima sepanjang kita ajeg atau konsisten dalam menggunakan suatu sumber saat melakukan analisis.

Tabel Tingkat kesukaran

Tingkat Kesukaran Rentang Nilai

Sukar Sedang

Mudah

0.00 – 0.25 0.26 – 0.75 0.76 – 1.00

Dengan membandingkan P untuk pilihan D (0.20) dan Tabel P, kita bisa simpulkan bahwa soal tersebut dikategorikan SUKAR.

(29)

Pilihan jawaban A dan B lebih menarik untuk dipilih dibanding dengan memilih jawaban yang benar. Dari data tersebut Anda dapat bertanya dengan lebih spesifik lagi: mengapa demikian? Atau, mengapa pilihan A dan B lebih menarik bagi peserta tes daripada pilihan D yang merupakan jawaban benar? Mungkinkah peserta tes terkecoh, misalnya, oleh kata-kata dalam pokok soal yang berbunyi ‘yang dilapisi dengan’ dan kemudian berpikir bahwa bahan yang mudah untuk dipakai ‘melapisi’ adalah kain (pilihan jawaban A) kemudian baru seng (pilihan jawaban B). Ada kemungkinan pula siswa tidak dapat membayangkan kalau tembaga dapat digunakan sebagai ‘pelapis’.

Pendeknya, dengan mengetahui P dan jumlah peserta tes yang memilih pilihan jawaban lainnya, kita dapat mengajukan pertanyaan lebih banyak lagi dibandingkan jika kita hanya membatasi diri pada kajian konstruksi (dan indikator) soal seperti yang kita lakukan di muka. Dengan kata lain, kita dapat menganalisis dengan lebih rinci lagi ‘keberadaan’ soal yang kita susun dan kita analisis. Kesimpulan yang diperoleh pun akan lebih lengkap. Termasuk misalnya kesimpulan bahwa kita sebaiknya merevisi soal tersebut seperti yang sudah kita lakukan. Agar analisis kita lebih rinci, maka diperlukan analisis tentang Daya beda Soal (DB) seperti dijelaskan berikut ini.

C. Daya beda Soal (DB) dan Cara Melakukan Analisis

Butir Soal

(30)

yang menunjukkan bagaimana pilihan jawaban membedakan siswa pandai (atau yang belajar dengan baik) dari yang kurang pandai (atau yang tidak belajar).

Untuk melakukan analisis seperti itu dan untuk mendapat data tentang jumlah siswa dari kedua kelompok tersebut yang memilih pilihan jawaban A, B, C atau D atau untuk mendapatkan tabel HAKS, maka caranya adalah sebagai berikut.

1. Lembar jawaban ujian siswa yang sudah diberi skor diurutkan dari skor paling besar ke skor yang paling kecil.

1. Bagi dua lembar jawaban ujian (LJU) tersebut. Contoh peserta tes kita ada 20 siswa, maka kelompok LJU yang mempunyai skor tinggi yang dinamakan kelompok atas berjumlah 10 LJU. LJU yang mempunyai skor rendah dinamakan kelompok bawah berjumlah 10 LJU (Jika misalnya terjadi LJU ke 9, 10 dan 11 mempunyai skor sama, maka masukkan 2 LJU ke kelompok atas secara acak).

2. Untuk memudahkan perhitungan dan jika guru akan melibatkan siswa dalam penghitungan hasil tes atau ujian, bagikan ke-10 LJU kelompok atas kepada 10 siswa yang berada di baris kanan, dan ke-10 kelompok atas kepada 10 siswa yang berada di baris kiri.

3. Data yang terdapat pada Tabel HAKS Soal No. 2

diperoleh dengan cara, guru bertanya pada kelompok atas: Berapa yang LJUnya memilih pilihan jawaban A? Dari kelompok tersebut akan ada 3 orang yang

mengacungkan tangan atau ada 3 orang yang mengatakan LJUnya memilih jawaban A. Pertanyaan

(31)

Tabel Hasil Analisis Karakteristik Soal (HAKS) Soal No. 2

Kelompok

Pilihan A B C D* Jml

Atas (KA) 1 4 0 5 10

Bawah (KB) 6 2 2 0 10

Jumlah (J) 7 6 2 5 20

P = (KA + KB)/∑J 0.35 0.30 0.10 0.25 1.00 DB = (KA - KB)/

0.50 .∑J -0.50 0.20 -0.20 0.50 0.00

Cara menghitung DB

Bagaimana mencari DB Soal No. 2? Berikut ini adalah rumus yang bisa dipakai.

Daya Beda (DB) = (KA – KB)/0.5 x J

Keterangan: DB : Daya Beda

KA : jumlah peserta dalam kelompok atas KB : jumlah peserta dalam kelompok bawah J : jumlah seluruh peserta tes

Dengan menggunakan rumus di muka, daya beda untuk kunci soal (pilihan D) adalah sebagai berikut.

DB = (KA – KB)/0.5 x J = (5 – 0)/ 0.5 x 20 = 5/10 = 0.20.

(32)

kelompok bawah. Dengan kata lain jawaban yang benar tidak jelas terbedakan dari jawaban-jawaban yang salah (pengecoh/ distructor).

Keberfungsian Pengecoh

Dengan menggunakan daya beda kita juga dapat menentukan apakah pengecoh berfungsi atau tidak. Informasi mengenai keberfungsian pengecoh memberikan indikasi untuk merevisi soal. Daya beda untuk pengecoh – sebut saja- daya beda pengecoh. Untuk memudahkan kita gunakan daya beda pengecoh A dengan singkatan DBA, daya beda pengecoh B dengan singkatan DBB, dan untuk pengecoh C dengan DBC. Untuk mengetahui keberfungsian pengecoh kita perlu menghitung daya beda setiap pengecoh. Dalam kasus soal nomor 2, berikut adalah nilai DB masing-masing pengecoh.

DBA= (KA – KB)/0.5 x J = (3 – 4)/ 0.5 x 10 = -1/10 = -0.10

DBB= (KA – KB)/0.5 x J = (4 – 2)/ 0.5 x 10 = 2/10 = 0.20

DBC= (KA – KB)/0.5 x J = (0 – 2)/ 0.5 x 10

= -2/10 = -0.20.

Dari tabel HAKS, kita juga dapat mengamati bahwa jumlah

total DB (DB = DBA + DBB + DBC + DBD) adalah 0.00, sementara jumlah total tingkat kesukaran atau P (P = PA+

PB+ PC+ PD) adalah 1.00.

(33)

pandai yang terkecoh. Angka 0.10 menunjukkan kinerja pengecoh belum cukup baik karena masih agak jauh dari nilai minimun untuk kategori DB yang baik atau dapat diterima yaitu 0,25.

DBB= 0.20, dapat kita simpulkan bahwa siswa yang kurang belajar (kelompok bawah) lebih banyak yang terkecoh. Angka 0.20 menunjukkan pengecoh berfungsi dengan cukup efektif (karena dekat dengan angka 0.25, yaitu DB minimum yang dapat diterima atau dikatakan sebagai baik).

Dari nilai DBC = -0.20, kita bisa menyimpulkan bahwa justru banyak siswa pandai yang terkecoh yang ditunjukkan dari tanda negatif. Angka 0.20 mendekati angka minimum untuk mengkategorikan DB yang dapat diterima. Oleh karena ada tanda negatif, sekalipun angkanya 0,20 pilihan jawaban ini harus dipertimbangkan

untuk direvisi.

Perlu ditekankan adalah ketika mempelajari DB kita juga mempelajari tabel HAKS. Data pada Tabel HAKS adalah bukan harga mutlak ‘soal harus direvisi’, tapi semata-mata indikasi atau petunjuk bagian mana dari soal yang perlu mendapat perhatian. Dengan kata lain, tabel HAKS adalah untuk mempertajam analisis yang kita lakukan di

awal kegiatan pembelajaran menggunakan bahan ajar 1. Jika pertimbangan akademis seperti yang kita lakukan di awal kegiatan pembelajaran 1 tersebut menunjukkan

bahwa soal dan pilihan-pilihan jawabannya sudah baik, Anda dapat saja mengabaikan data pada tabel HAKS.

(34)

Cukup hanya setengahnya atau berkisar antara 20-30 LJU yang perlu dianalisis.

Alternatif lain yang juga biasa digunakan adalah dengan mengambil 27% skor teratas sebagai kelompok atas (KA) dan 27% skor terendah sebagai kelompok bawah (KB). Alternatif ini umumnya memberikan informasi yang relatif baik. Hal ini demikian karena persentase itu diperoleh melalui rumus statistik sederhana yang biasa digunakan untuk membagi kelompok besar (populasi) ke dalam 3 kelompok kecil. Di samping itu pengalaman Anda menganalisis soal juga akan membuktikan berapa LJU yang harus dianalisis.

Di awal kegiatan pembelajaran 1 (bahan ajar 1), kita menjajagi dan melakukan revisi soal. Bagaimana tabel HAKS ideal yang kita harapkan? Dari penjelasan tentang P dan DB, dapatkah Anda menetapkan tabel HAKS yang ideal? Jika Anda memahami penjelasan tentang P dan DB tersebut tentu Anda tidak akan kesulitan untuk menjawab pertanyaan tersebut, bukan? Anda juga tidak akan kesulitan menemukan jawabannya, yaitu seperti tertera pada tabel berikut. Anda dipersilahkan untuk menjelaskannya mengapa tabel HAKS tersebut dikatakan sebagai tabel HAKS ideal!

(35)

Tabel Hasil Analisis Karakteristik Soal (HAKS) IDEAL Soal No. 2

Air panas akan bertahan panas jika disimpan dalam bejana yang terbuat dari ....

a. besi b. seng c. tembaga d. timah

Kelompok

Pilihan A B C D* Jml

Atas (KA) 1 4 0 5 10

Bawah (KB) 6 2 2 0 10

Jumlah (J) 7 6 2 5 20

P = (KA + KB)/∑ J 0.35 0.30 0.10 0.25 1.00 DB = (KA - KB)/

0.50 . ∑ J -0.50 0.20 -0.20 0.50 0.00

Reliabilitas Tes

Topik terakhir yang perlu Anda ketahui ketika melakukan analisis butir soal dan dan analisis tes adalah tentang karakteristik tes yang dinamakan reliabilitas tes. Untuk memahami topik ini, Anda perlu mengingat lagi pengertian penjelasan tentang koefisien korelasi disajikan di awal uraian langkah kegiatan pembelajaran pada kegiatan pembelajaran 2. Anda masih ingat bukan?

(36)

maka skor tiap siswa pada tes kedua mungkin beda dengan skor yang diperoleh pada saat pertama. Begitu juga dengan dua tes yang paralel. Tes paralel adalah istilah teknis untuk menunjukkan bahwa dua atau lebih tes disusun untuk mengukur standar kompetensi yang sama tetapi materi tiap soalnya beda. Skor siswa pada satu tes mungkin beda dengan skornya pada tes paralel.

Ketidaksempurnaan tes mungkin saja terlihat dari spesifikasi dan karakteristiknya (baik butir soal maupun tesnya).

Berikut adalah hal yang dapat mempengaruhi tingkat reliabilitas tes.

1. Tes yang tidak dapat diskor dengan obyektif (tes uraian misalnya) tentu dapat membuat reliabilitas tes rendah.

2. Makin banyak jumlah soal dalam sebuah tes, makin tinggi pula kemungkinan tes mempunyai reliabilitas tinggi.

3. Makin beragam pencapaian pembelajaran siswa, makin tinggi pula kemungkinan tes mempunyai reliabilitas tinggi.

Apakah indikator reliabilitas tes (yang menunjukkan rendah atau tingginya reliabilitas tes)? Jawabnya seperti

telah Anda duga adalah: koefisien korelasi! Makin tinggi nilai r (makin mendekati nilai +1.00), maka makin tinggi reliabilitas tes. Sebaliknya makin rendah atau makin

mendekati nilai -1.00 –jika ada- makin buruk tingkat reliabilitas tes. Bagaimana reliabilitas dihitung?

Setidaknya ada 4 cara berikut untuk menghitung reliabilitas tes dan tiap jenis tersebut mempunyai kegunaan tersendiri.

(37)

sama, kemudian skor dari satu tes dikorelasikan dengan skor dari tes lainnya. Kegunaan reliabilitas tes dan tes ulang adalah untuk menunjukkan seberapa jauh kompetensi yang diuji tes berubah dengan bertambahnya waktu.

2. Seperti juga disinggung pada paragraf sebelumnya, reliabilitas diperoleh dengan cara menguji siswa dengan dua tes paralel dan skor dari kedua tes dikorelasikan satu dengan lainnya. Kegunaan reliabilitas tes paralel ini adalah untuk menguji kesetaraan dua perangkat tes.

3. Reliabilitas diperoleh dengan cara split-half (belah dua). Skor dari nomor soal ganjil suatu tes dikorelasikan dengan skor nomor soal genap dari tes yang sama. Kegunaan reliabilitas konsistensi internal tes ini adalah untuk menguji seberapa jauh sebuah tes secara homogen menguji kompetensi tertentu.

(38)

LAMPIRAN 4: Bahan Ajar 4

PENGELOLAAN BANK SOAL

A. Pengantar

Bank soal adalah istilah untuk sebuah tempat penyimpanan butir soal tes (test item) yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya dimana di dalamnya terdapat informasi yang dimiliki oleh butir-butir soal tes tersebut seperti penulis, tanggal dibuat, jawaban, format, dll. Butir-butir soal tersebut dapat diambil dari sebuah bank soal untuk digunakan dalam menyusun sebuah perangkat tes dengan karakteristik tertentu.

(39)

butir soal mana yang dianggap sulit oleh siswa kelas empat atau kita juga dapat mengidentifikasi keahlian membaca mana yang dapat dikuasai oleh siswa pada kelas yang sesuai.

Keberadaan bank soal di KKG/MGMP dapat membantu pengelolaan ujian yang dilaksanakan sekolah atau rayon/wilayah. Bank soal juga dapat dipergunakan dalam membantu mengorgasnisasikan program untuk siswa berbakat atau remedial.

B. Mengapa Perlu Bank Soal?

Untuk menyusun sebuah tes dibutuhkan tenaga dan waktu yang tidak sedikit. Penulis soal tidak hanya perlu untuk menulis butir-butir tes dengan baik tetapi juga harus memikirkan bagaimana agar masing-masing butir soal tersebut tidak terlalu mudah atau terlampau sulit.

Bank soal menawarkan cara yang cukup nyaman dalam menyimpan dan menyediakan soal untuk berbagai keperluan. Proses ini dapat mengurangi tenaga dan waktu yang dibutuhkan dibandingkan dengan tanpa bank soal. Bank soal yang diuji dengan baik juga dapat memberikan sebuah sistem dalam menyimpan informasi penting dari soal-soal. Ketika menggunakan bank soal yang dibangun dengan baik, soal yang memenuhi kriteria tertentu dapat dengan mudah diambil dan tes baru dengan karakteristik yang diinginkan dapat dengan mudah dibangun.

Berikut adalah manfaat dari Bank Soal:

1. pengguna dalam jumlah yang besar dapat menggunakan butir-butir soal dalam bank soal tanpa harus membuatnya sendiri.

(40)

3. pengguna yang beragam memungkinkan terjadinya reviu yang intensif, memperbarui dan menerima butir-butir soal baru.

4. pencarian butir-butir soal yang mudah dengan menggunakan berbagai dasar pencarian sesuai keperluan, misalnya berdasarkan mata pelajaran, topik (SK/KD), tingkat kesukaran.

C. Bagaimana Mengelola Bank Soal

Langkah yang paling penting dalam mengembangkan sebuah bank soal adalah perencanaan. Hal ini meliputi persiapan SDM, identifikasi apa yang harus dimiliki untuk memulai sebuah bank soal, dan apa yang kita harapkan dari penggunaan bank soal. Semua orang yang terlibat dalam proses ini dengan cermat harus memahami tujuan, ruang lingkup, dan manfaat untuk menciptakan sebuah bank soal. Beberapa pelatihan formal biasanya diperlukan untuk memulai proses ini. Dalam konteks program BERMUTU, pelatihan bisa dilakukan saat in-service atau menjadi bagian dari kegiatan regular di KKG/MGMP.

(41)

atau pihak lain yang memiliki kompetensi sesuai yang diperlukan.

Begitu sebuah bank soal selesai dibentuk, terdapat dua kegiatan yang harus dilakukan dalam menjalankan bank soal tersebut yaitu membuat sebuah deposit (dari soal-soal) dan mengambil soal-soal tersebut untuk membangun sebuah tes. Deposit dapat dibentuk dari kumpulan soal-soal yang sudah ada (deposit besar), atau dapat pula dibangun secara bertahap dimana soal-soal baru ditulis dan divalidasi (deposit kecil). Metode apapun yang digunakan, soal-soal yang berpotensi bisa digunakan harus dievaluasi terkait kualitas, kekesuaian dengan kurikulum, serta potensi bias. Yang perlu diingat adalah bahwa kegunaan dari bank soal akan langsung berhubungan dengan kualitas butir soal dalam bank soal.

Untuk kepentingan di muka, tugas-tugas terstruktur dalam BBM ini dapat dijadikan satu sumber untuk membangun deposit tersebut. Cara lainnya adalah dengan menghimpun butir-butir soal (dengan data hasil penggunaan kepada siswa) yang dimiliki sekolah/ KKG/MGMP. Data ini selanjutnya dianalisis dan direvisi untuk mengetahui butir-butir soal mana yang berpotensi digunakan. Butir-butir-butir soal dengan kualitas yang jelaslah yang kemudian dapat dihimpun di bank soal.

Memelihara Bank Soal

(42)

berkala dengan bertambahnya informasi yang didapat dari setiap butir soal.

Beberapa tantangan yang perlu ditangani dalam mengelola bank soal adalah sebagai berikut.

1. Memperbarui butir-butir dalam jumlah besar karena hanya butir soal yang sudah jelas kualitasnya dalam berbagai aspeklah yang dapat dihimpun ke dalam bank soal.

2. Menjaga kualitas butir soal dalam berbagai aspek. Hal ini memerlukan uji lapangan dan analisis.

3. Menjaga penggunaan butir-butir soal agar digunakan hanya oleh yang berhak.

(43)

GLOSARIUM

(Daftar kata atau istilah dengan penjelasannya dalam bidang tertentu)

Analisis butir soal : suatu prosedur untuk menentukan spesifikasi serta karakteristik butir soal dan tes.

Bahan ajar : informasi ringkas dalam bentuk narasi atau

powerPoint yang dimuat atau dilampirkan dalam Buku Bahan Belajar Mandiri yang gunakan secara langsung dalam kegiatan belajar (tatap muka) untuk memahami topik pembelajaran.

Bahan Belajar Mandiri Generik (umum): Bahan Belajar Mandiri bagi guru pemandu atau guru secara umum dalam Program BERMUTU yang digunakan untuk semua jenjang (SD dan SMP) dan semua bidang studi. Isi Bahan Belajar Mandiri generik adalah tuntunan tahapan belajar untuk latihan melaksanakan tahapan perbaikan pembelajaran.

Bahan Belajar Mandiri Generik: Bahan Belajar Mandiri bagi guru pada kegiatan KKG/MGMP dalam Program BERMUTU, yang berisi panduan untuk berlatih melaksanakan upaya peningkatan pembelajaran melalui pendekatan PTK,

Lesson Study dan Case Study, yang diperuntukkan bagi pemandu dan guru anggota.

Bahan Belajar Mandiri BERMUTU: suatu kesatuan bahan ajar bagi guru pada kegiatan KKG/MGMP dalam Program BERMUTU yang berisi Bahan Belajar Mandiri Generik dan Bahan Belajar Mandiri per Bidang Studi.

BERMUTU (Program) : Better Education through Reformed Management and

Universal Teacher Upgrading atau peningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan kompetensi dan kinerja guru atau suatu program digagas oleh Ditjen PMPTK, Ditjen DIKTI, Balitbang Diknas dengan dukungan pendanaan dari Pemerintah Belanda (melalui Dutch Trust Fund) dan Bank Dunia (pinjaman lunak melalui IDA Credit dan IBRD Loan), serta dana pendampingan yang berasal dari Pemerintah Pusat dan Daerah.

(44)

Evaluasi Sumatif : penilaian yang dilakukan pada akhir suatu satuan kegiatan pembelajaran tertentu untuk mengambil ke-putusan tentang berhasil tidaknya suatu proses pembelajaran secara keseluruhan.

Homogenitas : (1) biasanya dikatakan pada pilihan jawaban dalam tipe soal obyektif yang menunjukkan tingkat kemiripan dari semua altenatif pilihan jawaban yang disediakan, (2) ditujukan pada kemiripan satu soal dengan soal lain ketika menghitung reliabilitas belah paruh (split half) atau KR-20.

DB : daya beda (DB) adalah angka yang menunjukkan kemampuan soal membedakan peserta tes yang pandai dari peserta tes yang kurang pandai.

Indikator : tanda-tanda yang dapat memberikan (menjadi) petunjuk atau keterangan tentang ketercapaian tujuan pembelajaran.

P : tingkat kesukaran menunjukkan proporsi peserta tes yang menjawab benar pada suatu butir soal. Makin besar P artinya makin peserta tes yang dapat menjawab dengan benar soal tersebut dan dengan demikian tingkat kesukarannya dikatakan (makin) mudah.

Kemenduaan (ambiguitas) :salah satu kelemahan butir soal yang disebabkan karena kunci jawaban yang meragukan terutama jika kunci tersebut dinilai oleh ahli materi.

Kunci Jawaban : salah satu pilihan jawaban atau alternatif jawaban yang benar dalam suatu butir soal tes objektif.

Kompetensi :(competence=cakap); kemampuan guru untuk melaksanakan tugas pembelajaran dan pendidikan. Kompetensi dapat pula diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.

Nilai (Grade) : angka tertentu yang menggambarkan tingkat kemam-puan peserta tes, menggambarkan kedudukannya di antara peserta tes lainnya atau menggambarkan tingkat penguasaannya pada suatu mata pelajaran tertentu. Nilai diperoleh melalui proses pengolahan skor atau hasil tes.

(45)

Penilaian (Evaluasi) : suatu proses pengolahan hasil tes dan/atau non-tes untuk mengambil keputusan tentang seorang atau sejumlah siswa.

Pilihan Jawaban : alternatif atau pilihan jawaban yang disediakan dalam satu butir soal tes obyektif.

Reliabilitas : suatu koefisien yang menunjukkan sejauhmana suatu tes secara konsisten memberikan informasi sama. Koefisien reliabilitas dapat menunjukkan tingkat stabilitas (test retest), ekivalensi (tes paralel) dan konsistensi internal suatu tes.

Skor : angka yang diberikan pada peserta tes untuk mendeskripsikan secara kuantitatif kemampuannya dalam menjawab satu atau sejumlah butir tertentu.

Stem (pokok soal) : pernyataan terbuka atau pertanyaan dalam butir soal pilihan ganda yang berisi tugas atau masalah untuk mengantarkan peserta tes pada pemilihan jawaban.

Sumber belajar : semua bahan (cetak/tulis, softdocument, video, kaset, dsb.) yang dapat digunakan sebagai sumber informasi atau sarana untuk mempelajari sesuatu konsep oleh siswa atau peserta didik. Sumber belajar untuk mendukung implementasi Bahan Belajar Mandiri ini telah dikemas dalam bentuk Hardcopy (buku) dan

Softcopy (file).

Tes (Ujian) : suatu atau seperangkat tugas/pertanyaan yang setiap butir soalnya mempunyai jawaban benar dan direnca-nakan untuk memperoleh informasi tentang pencapaian kompetensi-kompetensi tertentu dari hasil pembelajaran (pengalaman belajar peserta didik).

Tes Hasil Belajar (THB) : tes yang dirancang untuk mengukur pencapaian pembelajaran atau penguasaan/pemerolehan infor-masi, sikap atau keterampilan setelah dilakukan suatu proses pembelajaran.

Tugas mandiri : tugas yang dilakukan secara individu oleh guru peserta belajar/pelatihan untuk memperluas wawasan atau pengetahuan tentang topik yang telah dipelajari, yang waktunya tidak dibatasi.

(46)

Validasi : kegiatan untuk menguji atau memberikan bukti empirik apakah pernyataan keyakinan yang dirumuskan dalam bentuk hipotesis tindakan itu benar. Validasi instrumen adalah kegiatan untuk menguji kesesuian alat ukur dengan apa yang seharusnya diukur.

Validitas : kesahihan, atau sifat benar menurut bahan bukti yang ada. Validitas soal terdiri atas validitas muka yang ditetapkan secara sepintas namun oleh ahlinya, validitas isi dari sisi kebenaran materi pokok dan validitas konstruk psikologis. Validitas tes juga terdiri atas validitas muka, validitas isi dan validitas konstruk, tetapi juga ada validitas prediktif dan validitas bersamaan (yang diperoleh dari korelasi pencapaian dua alat ukur).

Daftar Pustaka

 Ebel, R.L. dan Frisbie, D.A., Essentials of Educational Measurement, Englewood Cliffs, Prentice Hall, N.J.

 Gronlund, N.E. (1971) Measurement and Evaluation in Teaching, MacMillan, N.Y.

 Nitko, A. J. (1983, 2nd), Educational Assessment of Students, Prentice Hall, Ohio.

 Rudner, L.: Item Banking.

 Randall E.S.: Developing and Maintaining Item Bank.

 Surapranata, S. (2005, Panduan Penulisan Tes Tertulis: Implementasi Kurikulum 2004, Penerbit ROSDA Bandung.

 Wikipedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Item_bank

Gambar

Tabel Hasil Analisis Karakteristik Soal (HAKS) Soal No. 2
Tabel Tingkat kesukaran
Tabel Hasil Analisis Karakteristik Soal (HAKS) IDEAL Soal No. 2

Referensi

Dokumen terkait

a.. *data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3. Penelaahan secara kualitatif juga dilakukan pada soal uraian yang terdiri atas 5 soal. Soal no 51 sampai dengan 54 merupakan

Contoh indikator soal: Disajikan sebuah pernyataan masalah dengan dua atau lebih strategi untuk menyelesaikan masalah, siswa dapat.. memilih satu strategi yang tepat

Ditinjau dari segi bahasa, soal pilihan ganda KD 2.4 secara keseluruhan sudah sesuai dengan aspek penelaahan yang meliputi kesesuaia bahasa dengan kaidah bahasa Indonesia,

Pertanyaan yang diajukan dalam soal tes bentuk essai (uraian) hendaknya benar- benar merupakan soal-soal yang memerlukan pemikiran untuk dapat memberikan

“Menyebutkan butir-butir penting dari dua buku nonfiksi (buku pengayaan) dan satu novel yang dibaca”, sedangkan soal yang disajikan ialah: “Tentukanlah butir-butir

Disajikan sebuah pernyataan yang diasumsikan kepada peserta didik adalah benar dan pilihannya terdiri dari: (1) satu kesimpulan yang benar dan logis, (2) dua atau lebih

Validasi Soal Ujian Pelaku Kegiatan Input/ Output Dosen Pengampu MK Ketua KBI Ketua KBI Ketua KBI Ketua UJM Dosen Pengampu MK Mulai Mengisi formulir validasi

VALIDITAS DAN RELIABILITAS BUTIR SOAL EKSPONEN DAN LOGARITMA DALAM BUKU SISWA MATEMATIKA PEMINATAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 2 BANDA ACEH Skripsi Diajukan