• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Manajemen Strategis dalam me

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tugas Manajemen Strategis dalam me"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas Manajemen Strategis

ANALISIS VISI dan MISI RS. BETHESDA dan

RS DAERAH Dr. SOEGIRI

Disusun Oleh :

Aprilia Wahyuning S 14010110151035

PROGRAM STUDI S1 ILMU PEMERINTAHAN

FAKUTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2012

(2)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Visi dan misi suatu organisasi merupakan gambaran ideal organisasi atas apa yang dicapai dimasa yang akan datang melalui kegiatan operasionalnya. Untuk mencapai visi dan misi tersebut organisasi menyusun rencana-rencana strategis yang harus dilakukan oleh setiap anggota organisasi. Dalam mengimplementasikan rencana-rencana strategis tersebut, organisasi sering menghadapi hambatan bahkan kegagalan. Hal ini dapat dilihat pada system kinerja rumah sakit pemerintah dan swasta.

Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pelayanan aparatur pemerintah kepada masyarakat, namun hasilnya belum optimal. Faktor yang mempengaruhi rendahnya kualitas pelayanan pemerintah adalah ketidak tahuan pegawai negeri sipil mengenai apa yang menjadi harapan pimpinan akan pelayanan yang disediakan dan bagaimana cara memenuhi harapan tersebut; ketidak sesuaian antara kemampuan yang dimiliki pegawai dengan pekerjaan yang harus dilakukan; terlalu minim peralatan serta teknologi yang dipergunakan akan berakibat pelayanan yang diberikan tidak dapat sesuai dengan diharapkan; inappropriate supervisory control system, tidak adanya sistem evaluasi dan penghargaan dalam instansi pemerintah; lack of perceived control, ketidakmampuan pegawai dalam menyelesaikan permasalahan yang muncul dalam proses pemberian pelayanan yang disebabkan wewenang yang tidak mereka miliki sehingga mereka juga tidak terlatih untuk mengatasi permasalahan yang muncul dengan lebih baik; lack of team work, tidak adanya kerjasama antara pegawai dan pimpinan organisasi dalam memberikan pelayanan akan berakibat buruk terhadap kinerja yang dihasilkan. Permasalahan juga bisa diakibatkan kurang adanya dukungan pegawai.

(3)

organisasi yang ingin berkembang dan survive terhadap perubahan lingkungan dan kebutuhan organisasi maka suatu organisasi yang bersifat pelayanan kepada publik memerlukan kinerja yang baik sehingga mutu pelayanan yang diberikan dapat memuaskan pelanggan. Rumah sakit keagamaan saat ini terkenal sebagai rumahsakit menengah atas, tarif sebagian besar kelas perawatannya mahal. Hal ini wajar terjadi karena untuk biaya operasional, bantuan dari charity funds sudah berkurang tajam jika ditinjau dari kehendak untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat, adanya peran serta swasta dalam pelayanan kedokteran, banyak menjanjikan pelbagai keuntungan karena pengelolaannya lebih fleksibel serta dinamis, akan lebih sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Pelayanan kedokteran yang dikelola oleh pihak swasta pada umumnya memang lebih bermutu dari pada pelayanan kedokteran yang dikelola oleh pihak pemerintah. Berbagai masalah yang muncul di rumah sakit daerah maupun rumah sakit keagamaan yaitu kemampuan rumah sakit yang tidak mencukupi untuk memenuhi misi sosialnya. Rumah sakit non profit cenderung tidak efisien misal penggunaan poliklinik hanya digunakan pada saat pagi hari atau tidak seimbangnya jumlah spesialis dengan jumlah tindakan.

(4)

pemerintah meluangkan waktu untuk bekerja di rumah sakit swasta atau mendirikan berbagai lembaga pelayanan kesehatan swasta karena memang merupakan tuntutan pasar. Hal tersebut dapat dilihat dengan adanya fenomena berbagai rumah sakit khususnya rumah sakit swasta yang didirikan atau dimiliki oleh dokter spesialis pemerintah di berbagai kota.

B. Rumusan Masalah

Dalam pembuatan makalah ini penulis mengangkat permasalahan yaitu bagaimana visi dan misi antara rumah sakit pemerintah dengan swasta dalam mendukung kinerja pelayanan kepada masyarakat?

BAB II PEMBAHASAN

A.Rumah Sakit Bethesda

(5)

senantiasa mendapatkan pelayanan kesehatan yang terbaik melalui tenaga medis RS. Bethesda. RS Bethesda Yogyakarta menunjukkan sistem manajemen rumah sakit yang mengarah ke lembaga modern.

Di seluruh dunia, para manajer rumah sakit perlu memperhatikan secara seksama dinamika lingkungan. Tanpa memperhatikan dinamika lingkungan ada kemungkinan sistem manajemen yang dipergunakan tidak akan cocok dan masa depan rumah sakit menjadi suram. Secara praktis, apabila seseorang tidak mempunyai pemahaman mengenai perubahan manajemen rumah sakitnya maka manajer rumah sakit tidak akan mampu melakukan penafsiran terhadap kejadian-kejadian di lingkungan rumah sakit. Akibat lain yaitu ia tidak mengetahui tindakan apa yang sebaiknya dilakukan.

Visi Rumah sakit Bethesda yakni menjadi rumah sakit pilihan dan jejaring yang memuaskan customer melalui pelayanan profesional, prima dalam lingkup kerja nasional dan internasional. Sedangkan misi Rumah sakit Bethesda yakni menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang holistik, unggul, efisien dan efektif, yang berwawasan lingkungan, menyelenggarakan pelatihan, penelitian, dan pengembangan manajemen yang berkesinambungan untuk menghasilkan SDM yang kapabel, berkomitmen, sejahtera, dan berjiwa kasih, mewujudkan pelayanan kesehatan terjangkau, memuaskan customer dan mampu berkembang dengan baik, menyediakan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan dengan mempertimbangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi agar pelayanan mampu bersaing di era globalisasi.

Sejalan dengan visi yang dimiliki rumah sakit Bethesda yang menggerakkan pelayannya berdasarkan kasih, dapat dilihat bahwa profit bukanlah yang menjadi tujuan utama dari rumah sakit Bethesda. Komitmen pelayanan terhadap lingkungan sekitar menjadi salah satu elemen yang dapat menjadikan Bethesda tetap solid hingga saat ini.

(6)

Bethesda sejak pertama kali Bethesda berdiri pada tahun 1899 hingga saat ini. Penanganan kesehatan diberikan secara holistik dan efektif. Selalu berusaha mewujudkan pelayanan yang terjangkau dengan tetap menjaga mutu. SDM yang terus menerus dikembangkan dan diberdayakan dari sisi kopetensi, dan diimbangi fasilitas, sarana dan prasarana, menerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.

1. Analisis lingkungan internal dan eksternal

Misi, visi, pedoman nilai, dan tujuan perlu dikaji secara mendalam dengan analisis lingkungan eksternal dan internal rumah sakit. Pengkajian ini pada hakekatnya menilai apakah rumah sakit mempunyai kemampuan dan peluang untuk melaksanakan misinya. Sebagai konsekuensinya para pemimpin diharapkan memutuskan arah rumah sakit dan tindakan-tindakan yang perlu dilakukan.

(7)

Melalui peran kepemimpinan manajer rumah sakit yang berpegang teguh pada misi dan visi serta moto rumah sakit, hal ini menjadikan peran rumah sakit Bethesda sangat penting bagi masyarakat Yogyakarta. Komitmen yang dipegang yaitu mengutamakan menolong pasien terlebih dahulu tanpa memandang besarnya akhir dari biaya perawatan membuat kekuatan bagi rumah sakit ini. Adanya perubahan dinamika lingkungan dan teknologi di era globalisasi menuntut rumah sakit untuk melakukan perubahan pada manjemennya ke dalam subsistem global. Untuk itu rumah sakit Bethesda menjalin kerjasama dengan rumah sakit luar negeri dan juga rumah sakit ini mengarah ke lembaga kesehatan modern.

Hambatan dan persaingan yang dihadapi rumah sakit Bethesda yaitu banyaknya rumah sakit swasta yang tak kalah bagusnya dalam hal pelayanan kesehatan di Yogyakarta. Seperti RS Panti Rapih mengembangkan berbagai rumah sakit satelit; di utara kota memperluas RS Panti Nugroho, di timur dengan RS Panti Rini, dan di selatan mengembangkan RS Ganjuran. RS PKU Muhammadiyah. Tantangan pesaing yang terbesar adalah rumah sakit Happy Land yaitu sebuah rumah sakit modern dengan konsep inovatif yang memadukan antara pelayanan kesehatan, perbelanjaan, dan rekreasi.

Di Daerah Istimewa Yogyakarta kemacetan lalu lintas, polusi udara, serta polusi suara menjadi ancaman bagi RS Bethesda. Perubahan lingkungan bukan hanya pengaruh lingkungan fisik tetapi juga perubahan oleh beberapa hal seperti peningkatan harapan dan tuntutan masyarakat akan pelayanan rumah sakit, adanya UU Praktik Kedokteran, globalisasi sumber daya manusia, perubahan kebijakan Menteri Kesehatan mengenai pembiayaan bagi keluarga miskin hingga perbaikan sarana transportasi. Adanya persaingan di rumah sakit-rumah sakit swasta dengan biaya yang dapat di jangkau oleh masyarakat terutama miskin menjadi tantangan bagi rumah sakit Bethesda.

(8)

Visi RSD Dr. Soegiri Lamongan adalah merupakan cita-cita yang menggambarkan akan dibawa kemana RSD Dr. Soegiri Lamongan di masa mendatang dan visi selalu berpijak pada kondisi, potensi, tantangan dan hambatan yang ada. Sehubungan dengan analisis dan pendalaman tersebut, maka ditetapkanlah visi RSD Dr. Soegiri Lamongan adalah sebagai berikut :

”Terwujudnya RSD Dr. Soegiri sebagai pilihan utama pelayanan Kesehatan dan Rujukan bagi masyarakat Kabupaten Lamongan”.

Sedangkan misi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan oleh instansi Pemerintah agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Dengan persyaratan misi tersebut diharapkan seluruh pegawai dan pihak yang berkepentingan dapat mengenal instansi pemerintah, mengetahui peran dan program-programnya serta hasil yang akan diperoleh di masa mendatang. Dari gambaran tersebut maka ditetapkan misi RSD Dr. Soegiri Lamongan adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit

2. Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan sumber daya Rumah Sakit baik medis, paramedis maupun non medis.

3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana Rumah Sakit.

2. Analisa Lingkungan Internal dan Eksternal

Pelayanan kesehatan merupakan hak dasar bagi warga negara seperti halnya pendidikan sebagai upaya membangun sumber daya manusia. Pemerintah pusat memberikan perhatian serius terhadap masalah kesehatan. Melalui Departemen Kesehatan Pemerintah Indonesia berusaha mewujudkan Indonesia Sehat. Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten telah berkomitmen untuk mewujudkan cita-cita tersebut dan berusaha mewujudkan Lamongan Sehat dengan segala sumber daya yang ada.

(9)

sarana dan prasarana Rumah Sakit yang relatif mencukupi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Lokasi RSD Dr. Soegiri yang cukup strategis dan mudah dicapai oleh masyarakat membuat RSD ini memberikan kemudahan dalam hal transportasi untuk dijangkau oleh masyarakat. Dengan menyesuaikan dengan penghasilan masyarakat pola tarif retribusi pelayanan yang masih terjangkau oleh masyarakat. Pemberlakuan standar tarif sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat membuat rumah sakit daerah masih menjadi favorit terutama kalangan menengah kebawah. Untuk memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat maka pemimpin rumah sakit harus menjankan operasionalisasinya sesuai dengan komitmen berupa visi, misi dan tujuan dari RSD Dr. Soegiri dalam rangka memberikan pelayanan prima.

Pemberian dukungan Pemerintah Pusat maupun Daerah yang besar terhadap isu kemiskinan dan kesehatan membuat rumah sakit ini sangat berkomitmen untuk memberikan pelayanan utama untuk kesembuhan pasien selain itu juga didukung makin tingginya tingkat kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan jasa pelayanan kesehatan.

(10)

Meskipun visi dan misi telah ditetapkan namun dalam pelaksanaannya masih terdapat kelemahan dalam instansi itu sendiri diantaranya adalah jumlah SDM relatif mencukupi namun masih perlu adanya pembinaan disiplin serta profesionalisme pegawai yang belum optimal; Belum adanya sistem penjenjangan karier, penghargaan dan punishment yang mampu mendorong kinerja pegawai, sehingga motivasi para pegawai untuk memberikan kinerjanya yang terbaik kurang bersemangat karena kurangnya penghargaan dari pemerintah. Hal inilah yang menyebabkan para dokter lebih banyak beralih untuk bekerja di rumah sakit swasta terutama dokter spesialis, karena di rumah sakit swasta insentif yang akan mereka terima jauh lebih besar daripada kepunyaan pemerintah. Selain itu dengan semakin modernnya teknologi di era globalisasi ini diperlukan teknologi yang canggih dan cepat untuk menunjang pelayanan terhadap pasien namun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh rumah sakit dr. Soegiri perlu adanya peningkatan IPTEK untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Terdapatnya 3 rumah sakit swasta di Kabupaten Lamongan bisa menjadi ancaman bagi rumah sakit ini apabila tidak ada peningkatan sistem pelayanannya. Makin meningkatnya tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang prima, membuat masyarakat akan cenderung lebih memilih swasta walaupun harga atau tarif yang diberikan sedikit lebih tinggi namun sebanding dengan kepuasan yang mereka terima. Hal ini dikarenakan semakin ketatnya persaingan dengan Rumah Sakit Swasta dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat.

Untuk dapat mewujudkan Visi dan Misi RSD Dr. Soegiri Lamongan diperlukan adanya suatu rumusan yang menjadi tonggak kunci penentu keberhasilan. Berdasarkan analisis internal maupun eksternal, rumusan faktor kunci penentu keberhasilan untuk mencapai Visi dan Misi tersebut adalah sebagai berikut :

(11)

aparatur, peningkatan system penjenjangan dan karier, serta system penempatan pegawai sesuai dengan bakat dan latar belakang pendidikan.

b. Memanfaatkan kemajuan teknologi dan informasi untuk meningkatkan kualitas layanan dalam rangka memberikan layanan yang prima pada masyarakat.

c. Mengikutsertakan masyarakat untuk berperan aktif dalam pembangunan di bidang kesehatan.

d. Meningkatkan kerjasama lintas program maupun lintas sektor serta dukungan dari Pemerintah Kabupaten dalam rangka meningkatkan kualitas layanan kesehatan.

C. Analisis Perbandingan Rumah Sakit Daerah dan Rumah Sakit Swasta

Secara kesatuan, sebuah rumah sakit akan menjadi organisasi yang lemah apabila para pelaku dalam subsistem di rumah sakit tidak mempunyai cara pandang yang sama, visi yang sama terhadap perubahan lingkungan selain rasa memiliki tentunya. Sebagai gambaran, bagaimana subsistem di sebuah Rumah Sakit Daerah (RSD) bereaksi terhadap pendirian RS swasta baru yang modalnya dimiliki oleh dokter pemerintah yang bekerja di RSD tersebut. Pendirian rumah sakit swasta oleh para dokter spesialis tersebut timbul karena terdapat sekelompok orang yang tidak puas dengan pelayanan RSD. Kelompok ini mempunyai kemauan dan kemampuan untuk membayar pelayanan secara lebih yang tidak mungkin dijalankan di RSD. Dalam hal ini peluang pasar untuk pendirian rumah sakit swasta mempengaruhi proses pelayanan di rumah sakit pemerintah. Dalam kasus ini, proses klinik di RSD tersebut mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kemunduran akibat pendirian rumah sakit swasta milik para dokter yang bekerja di RSUD tersebut. Proses klinik di RSD tersebut menjadi terganggu karena dokter dan sebagian perawat melakukan kegiatan klinik serupa di RS swasta.

(12)

bermutu rendah dan faktor pelayanan terkadang tidak memuaskan pasien. Sementara rumah sakit swasta memiliki keunggulan yang merupakan kebalikan dari sifat-sifat rumah sakit pemerintah. Oleh karena itu, rumah sakit swasta lebih menarik dokter untuk bekerja di dalamnya. Seperti yang terjadi di Yogyakarta peran dokter spesialis untuk sebuah rumah sakit sangatlah diperlukan namun yang terjadi dokter spesialis lebih memilih untuk masuk ke rumah sakit bethesda dan rumah sakit swasta lainnya daripada milik pemerintah. Jika jumlah tenaga medis tidak seimbang dengan kapasitas pelayanan, maka berbagai lembaga swasta tersebut akan menggunakan tenaga dari RS pemerintah, sehingga ada kemungkinan jam pelayanan di RS pemerintah lebih singkat dari yang seharusnya. Jika tidak ada komitmen dari Pemda/Pemkot dan DPRD untuk pengembangan institusi pelayanan kesehatan milik pemerintah maka mutu pelayanan di berbagai institusi tersebut akan lebih rendah dibanding rumah sakit swasta.

BAB III

PENUTUP

(13)

Kelemahan dari rumah sakit swasta yaitu kurangnya kepemilikan penguasaan teknologi kedokteran dan obat-obat yang semakin cepat berkembang. Apa yang sepuluh tahun yang lalu dianggap baru, saat ini dapat dikatakan ketinggalan zaman. Kemajuan teknologi kedokteran sangat mempengaruhi proses subsistem klinik. Demikian pula teknologi komputer semakin mempengaruhi proses subsistem klinik maupun nonklinik. Sehingga hal ini menyebabkan rumah sakit swasta lebih terlihat modern dalam pelayanan maupun system manajemen pelayanannya. Operasionalisasi rumah sakit daerah yang mendapat subsidi pemerintah yang sangat membantu operasionalnya untuk menjalankan misi sosialnya. Namun subsidi dari pemerintah yang terbatas tersebut membuat pemberian pelayanan kepada masyarakat tidaklah maksimal, dikarenakan rumah sakit daerah bukan berorientasi profit tetapi untuk kesejahteraan masyarakat maka anggaran dana yang dipakai untuk operasionalisasi tergantung dari pemerintah. Hal ini berbeda dengan swasta yang dalam operasionalisasinya secara mandiri sehingga swasta akan memaksimalkan operasionalisasinya untuk mendapatkan profit dari masyarakat.

(14)

karena itu, perlu dipikirkan visi mengenai keadaan sumber daya manusia. Pemimpin rumah sakit harus mampu menyusun visi rumah sakit berkaitan dengan para spesialis agar kinerja mereka dapat meningkat. Pertanyaan penting di sini adalah hal-hal apakah yang harus dipikirkan dalam menyusun visi yang terkait dengan dokter spesialis. Aspek materi, aspek kepuasan kerja atau aspek lain perlu dipertimbangkan dalam penyusunan misi.

DAFTAR PUSTAKA

www.bethesda.jogja.com di akses tamggal 3 juni 2012 www.gudeg.net di akses tamggal 3 juni 2012

http://tech.groups.yahoo.com/group/community_relations_uajy/message/41 di akses tamggal 3 juni 2012

http://deny.blogs.ukrida.ac.id/blogs/2010/10/05/visi-dan-misi-rangkuman-agama di akses tamggal 3 juni 2012

(15)

http://www.docstoc.com/collection/10222/MUTU-PELAYANAN-RUMAH-SAKIT di akses tamggal12 juni 2012

http://www.scribd.com/doc/68176086/1-Lingkungan-Dan-Strategi-RS di akses tamggal 12 juni 2012

http://manajemen-rs.net/dmdocuments/6_Rencana%20Manajemen.pdf di akses tamggal 3 juni 2012

http://www.docstoc.com/docs/6579354/ANALISIS-FAKTOR-EKSTERNAL di akses tamggal 3 juni 2012

http://manajemen-rs.net/dmdocuments/ASPEK_BAB%20II%20-%20PRINSIP-PRINSIP%20%20MANAJEMEN%20STRATEGIS.pdf di akses tamggal 12 juni 2012

Referensi

Dokumen terkait

Silabus Seleksi Olimpiade Sains Nasional Bidang Informatika/Komputer halaman 4 Di tingkat propinsi pada dasarnya sama dengan di tingkat kabupaten/kota kecuali komposisi

Tesis Pemahaman Akuntabilitas Dan Sistem Pengendalian Intern … Nurul Hasanah U... ADLN Perpustakaan

Kemampulabaan sesudah IPO yang ditunjukkan oleh pertumbuhan laba kotor, laba usaha, dan laba bersih relatif tidak lebih baik dari sebelum IPO.. Laba kotor sesudah IPO

Pendapat diatas didukung oleh MaMahbud UI Hag dari Bank Dunia bersama dengan James Grant dari Overseas Development Council mengatakan bahwa kehidupan sosial ekonomi di

Pudji Tuhan, banjak sekali djiwa2 datang dengan haus untuk mendengarkan Indjil Sabda Allah. Meskipun kami berbeda aliran geredja, tetapi berkat pimpinan RohKudus kami

Tidak hanya itu, pihak Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Pekanbaru tidak ada koordinasi dengan pihak instansi lain seperti halnya dinas pasar Kota

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas kebaikan dan kemurahan-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi yang berjudul “Pengaruh

Faktor-faktor yang mempengaruhi keterlibatan peserta pada proses pelaksanaan pelatihan mobil diesel di UPT-PK Singosari Malang, yaitu: (1) faktor instrinsik atau faktor dari