• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN STRATEGIS DALAM PENDIDIKAN doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MANAJEMEN STRATEGIS DALAM PENDIDIKAN doc"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN STRATEGIS DALAM PENDIDIKAN

1. Sifat alami dan tujuan dari manajemen pendidikan

2. Perubahan menuju manajemen mandiri untuk sekolah maupun perguruan tinggi

3. Strategi dan manajemen mandiri

Pengantar

Pentingnya manajmen yang efektitf di sekolah maupun perguruan tinggi mulai mendapatkan peningkatan kesadaran. Karena siswa dan mahasiswa akan mendapatkan pendidikan yang lebih baik manakala sekolah ini dikelola dengan baik. Riset diberbagai negara menyatakan bahwa kualitas kepemimpinan dan manajmen merupakan salah aspek penting yang membendakan anatar sekolah yang sukse dan sekolah yang tidak sukses ( sammons.et.al 1994).

Pengenalan manajemen mandiri bagi sekolah di negara-negara maju juga menunjukkan pentingnya sekolah yang efektif. Manajemen mandiri ini menjadikan sekolah bertanggung jawab terhadap berbagai apek yang sebelumnya dikelola oleh negara, pemerintah pusat atau pemerintah daerah. Bahkan manajemen ini termasuk dalam masalah keuangan, manajemen staf sekolahan maupun jaringan dengan luar sekolahan. Dengan manajemen mandiri ini sekolah bertanggung jawab langsung pada hampir kebanyakan dari aspek manajemen untuk meraih targetnya.

Manajemen stratgis bisa dibedakan menjadi dua bentuk, baiak dalam operasionalnya maupun dalam sehari-harinya:

(2)

holistik dan tidak terbatas pada satu departemen atau satu units saja

- Jadwal waktu (timetable).startegi ini membutuhkan skala waktu yan merupakan jangka panjang dari suatu manajean dan bukan sekedar merupakan respon dari kejadian yang ada saat itu. Umumnya ini melewati waktu beberapa tahun dan dapat direfleksikan dalam pengembangan perencaannya. Persoalan manajemen bukan terbatas tanggung jawab kepala sekolah saja atau juga pejabat struktural saja, tetapi meluas diantara mereka pengembang kurikulum maupun yang penanggung jawab siswa. Hanya saja memang umumnya manajemen dilakukan oleh kepala sekolah dan team manajemen senior (tms) yang bekerja sama dengan pemerinatahan.

Kepemimpinan dan manajemen

Kepemimpinan dan managemen, pada umumnya dipakai secara bergantian dan dipandang sinonim. Tetapi konsep kepemimpinan dan manajemen bisa dibedakan bahwa leadership/kepemimpinan berkaitan dengan visi dan nilai. Sedangkan manajemen berhubungan dengan proses dan struktur. Kepemimpinan oleh banyak kalangan dipandang sebagai aspek yang terpenting bagi kesuksusan sebuha lembaga pendidikan, sedangkan manajemen ditempatkan pada posisi kedua. Seperti dinyatakan oleh Millett, 1996) isu pokok yang harus diambil adalah masalah kepemimpinan, bagaimana masalah kepemimpinan dapat diidentifikasikan dan didukung.

Sebenarnya masalah kepemimpinan ini bisa dipandang sebagai seimbang dalam menjadikan sekolah lebih efektif.

(3)

membutuhkan perpektif objektif dari seorang manajer sebagaimana juga membutuhkan visi yang terang dan komitmen kebijaksanaan dari seorang pemimpin (Bolman dan Deal, 1991, pp. Xiii-xiv)

Metode..sama pentingnya dengan ilmu pengetahuan. Pemahaman dan oreintasi nilai..menegakkan dua dikotomi ini dengan mengatakan yang murni sebagai kepemimpinan sedangkan yang kotor sebagai manajemen, atau membedakan antara nilai dan tujuan dalam satu sisi sedangkan metode dan ketampilan dalam sisi lain justru akan membuat malapetaka (Glatter, 1997,p.189)

Kepemimpinan dan manajemen yang efektif sangat dibutuhkan untuk peningkatan sekolah, selanjuutnya akan dibahas mengenai sifat-sifat dasar dari manajemen dalam pendidikan.

Apakah Manajemen Pendidikan itu?

Manajemen pendidikan adalah sebuah kawasan studi dan praktek yang berkaitan dengan operasional lembaga pendidikan (Bush, 1995). Tidak ada satu pengertian yang diterima karena memang perbedaan konsep aslinya. Berikut ini adalah beberapa pengertian yang memberikan penekenan – penekananan masing-masing.

Manajemen adalah proses yang terus menerus dimana para anggota organisasi mengkoordinasikan aktifitasnya dan menggunakan sumber-sumber dalam rangka memenuhi berbagai macam tugas organisasi seefisien mungkin (hoyle,1981, p.8)

Manajemen adalah sebuah aktifitas yang melibatkan tanggung jawab agar sesuatu bisa dikerjakan oleh orang lain (Cuthbert, 1984, p. 37)

(4)

Everard dan Morris (1990, p. 4) menidentifikasikan lima tahapan manajemen:

a) Meletakkan arah, sasaran dan tujuan

b) Perencaan bagaimana kemajuan akan dijalankan atau tujuan akan diraih

c) Mengorganisasikan berbagai kemungkinan sumber daya yang tersedia (orang, waktu, dan material) sehingga tujuannya bisa dicapai sesuai dengan yang sudah direncanakan.

d) Mengontrol proses (misalanya, mengukur capaian dengan perencanaan dan mengambil tindakan koreksi dimana diperlukan)

e) Meletakkan dan mengembangkan standar organisasi.

Tahapan – tahapan ini bisa berlaku pada semua kerja guru, hanya bila mengacu pada pengertian yang diberikan oleh Cutbert memberi implikasi, manajemen umumnya berkaitan dengan kerja dari staf lain. Kepala sekolah, anggota guru senior umumnya dianggap sebagai manajer senior, sedangkan kepala departemen atau kepala bidang studi, beserta kepala lainnya dianggap sebagai manejer menengah. Guru kelas yang tidak memiliki peran lain tidak bisa dipandang sebagai manajer atau staf lain

Komentar

Kebanyakan Sd di Inggris, hanya kepala guru yang memiliki waktu khusus yang dialokasikan untuk manajemen. Kepala deputi dan koordinator mata pelajaran biasanya merupakan guru kelas penuh waktu. Bagaimanapun mereka tetap termasuk dalam pengertian manajemen yang sudah didiskusikan di atas. Memang kekurangan waktu yang tersedia untuk tugas – tugas menejemen adalh merupakan problem tersendiri. Tanggung jawab terhadap mata pelajaran berarti mereka tetap dipandang sebagai manajer. Dalam

Kegiatan

(5)

banyak sekolah, semua staff memiliki tanggung jawab mata pelajaran dan sekaligus tanggung jawab sebagai manajer.

Di beberapa negara lain, China, Hong Kong, dan Singapura, SD pada umumnya lebih besar dibanding Inggris, dan kepala mata pelajaran umumnya disebut kepala departemen. Manajer menengah ini juga memiliki waktu nonkontak yang dialokasikan untuk pernan manajer.

Bacaan

Silahkan baca hal. 11 -18 dari buku John West-Burnham, Manajement in educational organization’ Chapter 1 dalam Bush, T dan West-Burnham, J (eds.) Principles of educational Manajement.

West-Burnhan menyadari beberapa aspek dari manejemen pendidikan, isu utamanya adalah:

1. Manajemen pendidikan merupakan subjek kajian yang relatif baru, dimulai pada tahun 1970.

2. Adanya penomenklaturan dari subjek kajian yang membingungkan ini yang tumpang tindih dengan istilah: kebijakan, manajemen, administrasi dan kepemimpinan.

3. Asal teori dari menejemen pendidikan dan kaitan antara teori dan prakteknya.

Tujuan Menejemen Pendidikan

Aspek pertama menejemen yang diidentifikasi oelh Everard dan Morris (diatas) dalah meletakkan arah, sasaran dan tujuan. Orentasi tujuan.goal yang jelas merupakan sentral dari berbagai teori pendekatan dalam menejemen pendidikan. Sebagi ilustrasi misalnya:

Mendifinisikan tujuan meruapakn fungsi utama dari administrasi (Culberstson, 1983, dikutip dalam Bush, 1995, hal.1)

(6)

Pada tataran umum, mendefinisikan tujuan dalam pendidikan biasanya dikerjakan secara langsung. Hal ini terkait dengan pembelajaran. Contoh sederhanya adalah sebagai berikut:

Isu disini berkaitan dengan integritas dan konsistensi, menejemen sekolah atau perguruan tinggi harusnya secara logis diturunkan dari inti tujuan dan memberikan contoh gamblang prinsip-prinsipnya yang bisa dipakai dalam bekerja. Secara ringkas bisa disebutkan seperti dalam pepatah,” praktekkan apa yang kamu ucapkan”.

Dalam prakteknya, benar-benar bisa menjadi lebih sulit dengan awalan yang tidak disepakati ini. ada tiga aspek meletakkan tujuan yang bisa jadi menjadi problematik:

1. Nilai yang dinyatakan secara formal dari suatu suatu tujuan. 2. Apakah tujuan-tujuannya merupakan tujuan organisasi

ataukah individual.

3. Bagaimana tujuan institusi ditentukan.

Tujuan Formal (formal Aims)

Tujuan formal suatu sekolah cenderung tidak jelas dan umum. Tujuan ini biasanya mengarahkan pada substansi tetapi sering memberikan dasar yang kurang kuat bagi tindakan menejerial. Tujuan umumnya di SD maupun SM lebih fokus pada pengakuan fisik, sosial, intelektual dan kualitas moral dam ketrampilan setiap siswa. Hal ini memang bagus hanya saja memeiliki keterbatasan sebagai petunjuk pengambilan keputusan. Tujuan yang lebih spesifikpun juga gagal memberikan taraf kesepakatan yang sama. Sebuah ajuan rencana untuk mencari pengebangan dalam bidang matematika dan sains bisa saja terhambat oleh guru yang berkaitan dengan implikasi bagi mata pelajaran lainnya.

Tujuan menejemen pendidikan adalah untuk memfasilitasi pembelajaran siswa dan dalam memberikan layanan sebagai sebuah model untuk

(7)

Tujuan organisasi atau individu

Beberapa pendekatan dalam menejemen pendidikan berkaitan dengan tujuan organisasi namun model lainnya sangat menekankan pada tujuan individual. Gray (1979, hal. 12) menekankan kedua elemen ini,”proses menejemen berkaitan dengan membantu anggota organisasi untuk mendapatkan tujuan individual sebagaimana pula yang menjadi tujuan organisasi dalam perubahan lingkungan organisasi”. Potensi problem yang muncul adalah adanya ketidaksesuaian antara tujuan pribadi dan tujuan organisasi yang bisa memuaskan keduanya. Tetapi bukan bukan seluruh aspirasi individu. Sesuatu yang rasional untuk mengasumsikan kebanyakan guru menginginkan sekolahnya memuat kebijakan yang bisa harmonis dengan kepentingan mereka. Konflik bisa saja terjadi jika kebijakan sekolah bertentangan dengan nilai dan tujuan sebagian besar kelompok guru.

Penentuan Tujuan

Proses penentuan tujuan organisasi adalah jantung dari menejemen pendidikan. Dalam beberapa bentuk, tujuan ditentukan oleh kepala guru atau kepala sekolah, yang seringkalli bekerja sama dengan kolega senior. Dalam beberapa sekolah penentuan tujuan merupakan kerja kolegial yang dbentuk dari kelompok – kelompok staf. Tujuan sekolah pasti bisa dipengaruhi oleh tekanan dari luar organisasi. Bahkan kurikullum nasional di Inggris juga merupakan masalah pelik dari adanya perbedaaan pandangan alamiyah dan meluas mengenai isi kurikulum. Suatu intitusi bisa saja tertinggal dengan tugas meninterpretasikan permintan ektsernalnya daripada menentukan tujuannya berdasarkan penilaian sendiri mengenai kebutuhan murid (adaptasi dari Bush, 1995, hal. 2 -3)

(8)

1. Raison d’etre dari suatu sekolah adalah menguatkan muridnya dalam belajar, dengan kurikulum yang dapat diterima oleh stakeholdernya atau yang sudah ditentukan oleh undang – undang.

2. Organisasi sekolah harus bisa mencapai tujuannya secara efisien dan biaya secara efektif.

3. Dalam beberapa hal ketengan organisasi menjadi meningkat antara otonomi profesional dan kontril menejerial, ...seringkali membutuhkan putusan untuk meredekan dua hal “jelek” tadi misalnya, menjadi kasar untuk menjadi sopan.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian berupa manfaat dompet digital, faktor sosial, inovasi, kepuasan pengguna

1 Dalam penelitian ini yang akan diamati adalah pengaruh kecerdasan emosional dan stres kerja terhadap kinerja karyawan di Konveksi Lida Jaya1.

Sifat fisik tanah yang menentukan kualitas fisik tanah adalah yang terkait dengan perkembangan akar tanaman dalam tanah, pasokan air tersedia bagi tanaman serta

Jumlah program dalam RKPD tahun bersangkutan dibagi dengan jumlah program dalam RPJMD yang harus dilaksanakan pada tahun bersangkutan x 100% Bidang Penelitian dan Pengembangan

kejiwaan, beberapa segi kehidupan social dan keyakinan manusia. Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu alat, sehingga masalah itu tidak bias diadakan percobaan karena

PENERAPAN MODEL COURSE REVIEW HORRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SEKOLAH.. (Penelitian Tindakan Kelas di SMPN

Na način kako pozitivna marka proizvoda moţe utjecati na rast potraţnje za istim, tako i povijesna, tradicijska i kulturna baština destinacije, što sačinjava njen

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang strata 1 pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas