• Tidak ada hasil yang ditemukan

gedung perkantoran dengan PRINSIP (8)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "gedung perkantoran dengan PRINSIP (8)"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN

DI SUSUN

OLEH :

Nurul Hidayani

(141100649)

Jurusan / Prodi : Tarbiyah / PBI

Semester / Unit : III / 1

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(STAIN)ZAWIYAH COT KALA LANGSA

2012

(2)

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul“PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN"

Semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi positif dan bermakna dalam proses perkuliahan. Dari lubuk hati yang paling dalam, sangat disadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan.

Terakhir, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Selain itu, kami juga berterima kasih kepada para penulis yang tulisannya kami kutip sebagai bahan rujukan.

Langsa, 25 Oktober 2012 Pemakalah

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... ii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Tujuan Penulisan... 1

C. Metode Penulisan... 1

BAB II PEMBAHASAN... 2

A. Prinsip-prinsip Perkembangan Secara Umum... 2

B.Prinsip-prinsip Perkembangan Menurut Ahli... 7

BAB III PENUTUP... 13

A. Kesimpulan... 13

B. Saran... 13

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

(3)

Psikologi perkembangan merupakan salah satu lapangan dalam ilmu psikologi yang membahas tentang perubahan dan faktor-faktor umum yang mempengaruhi perubahan pada manusia baik yang bersifat fisik maupun psikis akibat adanya proses kematangan dan interaksi lingkungan.

Perkembangan ini bersifat sistematis, progresif, dan berkesinambungan . Sistematis : Berarti adanya keterkaitan antara faktor fisik dengan aspek kejiwaan atau tingkah laku yang ditimbulkan. Contoh: anak bayi bisa berjalan karena kematangan otot yang sudah kuat untuk berjalan.

Progresif : Berarti bahwa perkembangan menunjuk pada suatu proses ke arah yang lebih sempurna seiring dengan bertambahnya umur manusia. Contoh: perubahan anak dari kecil menjadi dewasa serta perubahan pengetahuan dan kemampuan yang lebih baik.

Berkesinambungan : Berarti proses perubahan itu sifatnya bertahap. Contoh: untuk bisa berjalan seorang bayi pasti melalui tahapan melata, merangkak, dan berdiri. Begitupun berjalan adalah merupakan syarat tahapan anak untuk bisa berlari.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Prinsip-Prinsip Perkembangan Secara Umum?

2. Bagaimana Prinsip-Prinsip Perkembangan Menurut Ahli?

BAB II PEMBAHASAN A. PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN SECARA UMUM

Pada abad 20 ini penyelidikan mengenai pertumbuhan psikis anak telah dilakukan sangat mendalam dan sanagt luas, sehingga abad ini dinamakan abad anak. Penyelidikan-Penyelidikan itu telah menghasilkan pendapat-pendapat yang pasti, sehingga telah dapat dinamakan hukum atau prinsip perembangan, namun kiranya perlu dijelaskan disini bahwa hukum-hukum itu tidak mempunyai arti seperti hukum dalam ilmu alam. Hukum pada ilmu alam mempunyai sifat-sifat yang sangat pasti, lain halnya hukum dalam lapangan psikologi. Hukum dalam psikologi sifatnya tidak begitu pasti, dan banyak mengandung perkecualian-perkecualian.

Prinsip-prinsip yang akan dikemukakan di sini adalah prinsip yang mempunyai arti praktek-praktek pendidikan di sekolah, dan karena sering juga dimuat dalam buku-buku mengenai psikologi pendidikan. Prinsip-prinsip yang telah dirumuskan oleh para ahli itu dapay dijadikan untuk memberikan bimbingan pada anak didik.

(4)

Anak adalah kesatuan organ bukan kumpulan elemen-elemen atau unsur-unsur yang masing-masing berdiri sendiri-sendiri tanpa ada hubungan satu sama lain. Perkembangan fungsi itu bersangkut paut saling mempengaruhi, dan merupakan suatu keseluruhan atau suatu kebulatan.

Tiap-tiap fungsi tidak tumbah dan berkembang terlepas dari fungsi-fungsi yang lain. Masing-masing fungsi dan unsur-unsur baru mempunyai arti dalam hubungannya dalam keseluruhan.

Prisip ini menyarankan agar supaya pelajaran yang diberikan di sekolah ada hubungannya satu sama lain. Integrated Kurikulum yang dianjurkan dalam pendidikan modern sebenarnya bersendi kepada prinsip-prinsip kesatuan organis dari perkembangan individu. Dan prinsip kesatuan organis ini menentang pandangan psikologi daya yang menganggap jiwa manusia terdiri dari bermacam daya atau fakulti-fakulti yang masing berdiri sendiri-sendiri tanpa ada hubungannya satu sama lain, sehingga masing-masing daya itu dilatih secara terpisah-pisah tanpa mempengaruhi daya-daya yang lain.

2. Prinsip Tempo dan Irama Perkembangan

Menurut prinsip ini tiap-tiap anak memikili irama perkembangannnya sendiri-sendiri. Ada anak yang memiliki tempo perkembangan cepat ada anak yang memiliki tempo perkembangan lambat. Ada anak yang tetap berjiwa anak, tetapi ada pula yang lekas berfikir dan bertindak seperti orang dewasa.

Ada anak lancar jalan perkembangannya pada masa kecil, ada pula anak yang lancar perkembangannya pada masa kemudian. Lagi pula garis perkembangan itu menunjukkan sifat yang menggelombang bukan sifat yang lurus. Dengan demikian terdapat adanya irama dalam perkembangan, dimana pada suatu saat anak memiliki sifat-sifat yang tenang, kemudian disusul adanya sifat memberontak, goncang akhirnya tenang lagi demikian selanjutnya.

Prinsip ini menganjurkan adanya bimbingn yang bersifat indidvidual disamping bersifat klasikal. Anak yang memiliki umur kronologis yang sama tidak selalu mengalami taraf perkembangan yang sama, dan memiliki sifat-sifat perkembangan yang sama.

Walaupun pada umumnya anak umur enam tahun telau matang untuk mengikuti pelajaran di sekolah dasr pada tingkat permulaan, tetapi terjadi juga anak umur tujuh tahun belum matang mengikuti pelajaran di sekolah tersebut karena perkembangannya terlambat.

Anak mungkin bukan anak lemah jiwa, tetapi akren aperkembangannya dalam saat yang lambat.

3. Tiap-tiap golongan atau spesies mengikuti pola perkembangan umum yang sama

Proses pertumbuhan perkembangan dalah suatu perubahan yang pada garis besarnya sama pada semua anak dari segala bangsa di dunia. Memang tidak dapat disangkal bahwa di antara mereka terdapat perbedaan-perbedaan dan variasi-variasi individual akibat pengaruh lingkungan hidup dan pembawaan yang berbeda-beda, akan tetapi di antara mereka itu terdapat ciri-ciri umum atau ciri-ciri pokok yang menunjukkan kesamaan-kesamaan yang besar.

Anak tidak akan bisa berjalan sebelum dapat berdiri tegak, badn pada umur yang sama pada umumnya terdapat minat yang sama. Masatrotz atau masa kemratu-ratuan pada umumnya dialami oleh anak dimana saja pada umur sekitar tiga tahun.

(5)

telah dianggap matang masuk sekolah dasar, dan semua orang yang berumur 22 tahun dianggap matang perkembangan jasmaninya.

Sesuai dengan prinsip ini sekolah melaksanakan penddikan klasikal. Lain daripada itu dengan adanya pola umum yang sama itu memungkinkan diadakannya unformitas pendidikan bagi anak-anak normal dalam timgkatan umum umur tertentu.

Dan prinsip itu juga memungkinkan adanya pendidikan yang dapay dipergunakan secara terus menerus dari generasi yang satu ke generasi berikutnya bagi anak-anak yang umurnya sebaya.

Misalnya kita dapat menyediakan bangku, papan tulis, ruang kelas yang dapat ditempati oleh setiap anak umur enam tahun yang masuk sekolah dasr pertama kali.

4. Prinsip Konvergensi

Prinsip ini menyatakan heridited dan ingkungan sama pentingnya bagi perkembangan individu. Hanya dengan adanya kerja sama yang sebaik-baiknya antara faktor pembawaan dan lingkungan akan memungkinkan terjadinya perkembangan yang memuaskan.

Perkembangan adalah hasi interaksi antara kedua faktor itu. Faktor alam sekitar tidak akan memberikan hasil yang memuaskan, bila pembawaan tidak baik. Begitu pula pembawaabn baik tidak akan berkembang dengan baik bila berkembang dalam lingkungan hidu yang jelek. Setiap saat perkembangan dalam kedua faktor itu. Tak akan yang satu meniadakan yang lain.

Prinsip konvergensi berlaku untuk semua makhluk hidup, tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia. Namun demikian terdapat perbedaan besar antara perkembangan tumbuhan-tumbuhan dan hewan dengan pertumbuhan-tumbuhan n=manusia.

Tumbuh-tumbuhan dan hewan tidak dapat memnetukan proses perkembangan. Kedua jenis makhluk itu tdidak dapat secara sadar mengarahkan proses perkembangannya ke suatu arah tertentu.

Manusia dapat menentukan arah perkembangannya sendiri. Mungkin hakl ini tidak akan terjadi pada masa kecil tetapi bila ia sudah besar, si anak dengan kemaunnya sendiri dapat memberi pengaruh terhadap arah perkembangan dirinya. Anak tidaka akan menyerahkan diri begitu saja kepada kekuasaan lingkungan dan pembawaan. Ia dapat menjauhkan diri dari kawan-kawannya yang jelek dan berusaha menekan sifat-sifat sendiri yang buruk, serta berusaha dengan sekuat tenaga mengembangkan pembawaan-pembawaan yang luhur.

Dengan adanya kemauan manusia daat secara sadar menentukan hari kemudiannya. Hal ini tidak dimiliki oleh binatang, sebab binatang tidk terdapat kemauannya. Itulah salah satu lelebihan manusia dibandingkan dengan binatang dan tumbuh-tumbuhan.

Dengan adanya unsur kemauan ini berarti menyangkut soal tanggung jawab. Artinya bila tersesat perkembangannya manusia tidaj dapat mengatakan bahwa itu semata-mata kesalahan pembawaan dan lingkungan hidup tempat ia dibesarkan dan dididik.

Memang kedua faktor itu ada pengaruhnya yang mungkin pembawa ke arah kejelekan namun pengruaruh tersebuttidak dapat meniadakan tanggung jawab.

Prinsip Konvergensi memiliki implikasi yang jelas:

 Implikasi Pertama

(6)

 Implikasi Kedua

Implikasi kedua ini adalah pengaruh pendidikan itu dibatasi oleh pembawaan anak. Maka dari itu bimbingan yang diberikan kepada anak harus memperhatikan pada sifat-sifat yang terdapat pada anak itu sendiri.

 Implikasi Ketiga

Implikasi ketiga ialah bahwa anak tidak boleh dianggap sebagai makhluk yang pasif, yang menerima apa saja yang datang dari luar, akan tetapikita harus berpendapat bahwa anak adalah organisme yang aktif bisa menemukan dan memilih segala sesuatu mana yang kiranya baik bagi dirinya dan mana yang kiranyan yang tidak baik bagi dirinya. Aktivitas itu harus dipupuk dalam pendidikan.

5. Prinsip Kematangan

Prinsip kematangan mengatakan bahwa efek usaha belajar tergantung pada tingkat kematangan yang telah dicapai oleh anak. Prinsip ini mengandung arti bahwa tidak ada gunanya memaksa individu melaksnakan usaha itu.

Kita tidak akan berhasil bila anak umur enam bulan kita latih untuk belajar berjalan, karen aanak tersebut belum matang untuk melakukan tugas itu. Usaha yang demikian itu bukan mingkin menimbulkan akibat yang mengecewakan. Anak tidak mendapatkan perkembangan yang lebih cepat namun bahkan sebaliknya.

Prinsip kematangan mempunyai implikasi pendididkan yang penting. Pendidikan tidak boleh memaksa atau memperkosa perkembangan anak. Mengajar fungsi-fungsi yang belum masanya merupakan usaha yang sia-sia.

Semua bahan pelajaran yang diberikan kepada anak harus sesuai dengan taraf perkembangan yang telah dicapai. Sampai saat ini bahan pelajaran pada sekolah-sekolah kita masih banyak yang tidak cocok dengan taraf perkembangan anak yang diberinya. Untuk kepentingan pendidikan perlu kiranya diadakan penelitain yang sebaik-baiknya guna mengetahui dengan tepat waktu untuk memberikan berbagai bahan pelajaran.

6. Setiap proses perkembangan terdapat hasrat mempertahankan diri

Dengan terbukti adanya nafsu makan, tidur, minum, istirahat dan menghindarkan diri dari segala macam bahaya. Hasrat mengembangkan diri tampak dengan adanya nafsu bermain, nafsu bergerak dan menyelidiki atan mengetahui segala sesuatu.

7. Sifat psikis tidak timbul secara berturut-turut tetapi dalam waktu yang bersamaan.

Dalam lapangan psikologi ada teori perkembangan yang dikenak dengan nama teori rekapitulasi. Menurut teori ini, perkembangan individu merupakan ulangan dari jenisnya.

Akibat pengaruh teori rekapitulasi, orang sering beranggapan fungsi psikis tumbuh dan berkembang secara berturut-turut. Anak dari lahir sampai dewasa dapat dibagi-bagi pertumbuhannya menjadi beberapa fase atau periode dan masing-masing dianggap merupakan saat munculnya fungsi-fungsi tertentu.

8. Perkembangan Meliputi Differensiasi dan Integral

Pola-pola perkembangan selalu menunjukkan sifat-sifat yang umum dan total. Perkembangan yang mulai dengan siafat-sifat umum dan total ini tidak hanya mengenai perkembangan jasmani akan tetapai mengenai perkembangan rohani.

(7)

integrasi. Dengan demikian seluruh perkembangan merupakan proses differnsiasi dan integrasi.

9. Pertumbuhan dan perkembangan membutuhkan asuhan yang dilakukan secara sadar

Pertumbuhan bukan sesuatu yang timbul dengan sendirinya tanpa adanya pengaruh luar. Langeveld seorang ahli pendidik belanda mengatakan bahwa anak adalah animal educandum. Artinya anak adalah binatang yang dapat dididik. Bahkan sebetulnya anak bukan hanya makhluk yang dapat dididik, tetapi harus dididk, sebab bila tidak, ia akan mencapai pertumbuhan yang biasanya kita namakan tidak normal, bahkan mungkun tidak dapat tumbauh sama sekali.

Prinsip ini mengambil implikasi bahwa pendidikan hanya dilakukan secara sadar. Pendidikan bukan suatu peristiwa yang terjadi secara insidentail, tanpa adanya rencana-rencana yang tertentu.[1]

B. PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN MENURUT AHLI a. Menurut Hurlock

6 prinsip perkembangan menurut Hurlock (1991). Prinsip-prinsip ini merupakan ciri mutlak dari pertumbuhan dan perkembangan yang dialami oleh seorang anak, kesepuluh prinsip tersebut adalah :

1. Adanya perubahan

Manusia tidak pernah dalam keadaan statis dia akan selalu berubah dan mengalami perubahan mulai pertama pembuahan hingga kematian tiba. Perbuhan tersebut bisa menanjak, kemudian berada di titik puncak kemudian mengalami kemunduran.

Selama proses perkembangan seorang anak ada beberapa ciri perubahan yang mencolok, yaitu ;

 Perubahan ukuran, Perubahan fisik yang meliputi : tinggi, berat, organ dalam

tubuh, perubahan mental. Perubahan mental meliputi : memori, penalaran, persepsi, dan imajinasi.

 Perubahan proporsi, Misalnya perubahan perbandingan antara kepala dan tubuh

pada seorang anak.

 Hilangnya ciri lama, Misalnya ciri egosentrisme yang hilang dengan sendirinya

berganti dengan sikap prososial.

 Mendapatkan ciri baru, Hilangnya sikap egosentrisme anak akan mendapatkan ciri

yang baru yaitu sikap prososial.

2. Perkembangan awal lebih kritis daripada perkembangan selanjutnya

Lingkungan tempat anak menghaiskan masa kecilnya akan sangat berpengaruh kuat terhadap kemampuan bawaan mereka. Bukti-bukti ilmiaih telah menunjukkan bahwa dasar awal cenderung bertahan dan mempengaruhi sikap dari perilaku anak sepanjang hidupnya, terdapat 4 bukti yang membenarkan pendapat ini.

1. Hasil belajar dan pengalaman merupakan hal yang dominan dalam perkembanga anak

2. Dasar awal cepat menjadi pola kebiasaan, hal ihi tentunya akan berpengaruh sepanjang hidup

(8)

3. Dasar awal sangat sulit berubah meskipun hal tersebut salah

4. Semakin dini sebuah perubahan dilakukan maka semakin mudah bagi seorng anak untuk

mengadakan perubahan bagi dirinya.

3. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar

Perkembangan seorang anak akan sangat diperngaruhi oleh proses kematangan yaitu terbukanya karateristik yang secara potensial sudah ada pada individu yang berasal dari warisan genetik individu.Seperti misalnya dalam fungsi filogentik yaitu mmerangkak, duduk kemudian berjalan. Sedangkan arti belajar adalah perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar ini anak anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan. Hubugan antara kematangan dan hasil belajar ini bisa dicontohkan pada saat terjadinya masa peka pada seorang anak, bila pembelajaran itu diberikan pada saat masa pekanya maka hasil dari pembelajaran tersebut akan cepat dikuasai oleh anak, demikian pula sebaliknya.

4. Pola perkembangan dapat diramalkan

Dalam perkembangan motorik akan mengikuti hukum chepalocaudal yaitu perkembangan yang menyebar keseluruh tubuh dari kepala ke kaki ini berarti bahwa kemajuan dalam struktur dan fungsi pertama-tama terjadi di bagian kepala kemudian badan dan terakhir kaki. Hukuk yang kedua yaitu proxmodistal perkembangan dari yang dekat ke yang jauh. Kemampuan jari-jemari seorang anak akan didahului oleh ketrampilan lengan terlebih dahulu.

5. Pola perkembangan mempunyai karateristik yang dapat diramalkan

Karateristik tertentu dalam perkembangan juga dapat diramalkan, ini berlaku baik untuk perkembangan fisik maupun mental. Semua anak mengikuti pola perkembangan yang sama dari saatu tahap menuju tahap berikutnya. Bayi berdiri sebelum dapat berjalan. Menggambar lingkaran sebelum dapat menggambar segi empat. Pola perkembangan ini tidak akan berubah sekalipun terdapat variasi individu dalam kecepatan perkembangan. Pada anak yang pandai dan tidak pandai akan mengikuti urutan perkembangan yang sama seperti anak yang memiliki kecerdasan rata-rata. Namun ada perbedaan mereka yang pandai akan lebih cepat dalam perkembangannya dibandingkan dengan yg memiliki kecerdasan rata-rata, sedangkan anak yang bodoh akan berkembanga lebih lambat.

Perkembangan bergerak dari tanggapan yang umum menuju tanggapan yang lebih khusus. Misalnya seorang bayi akan mengacak-acak mainan sebelum dia mampu melakukan permainan itu dengan jari-jarinya. Demikian juga dengan perkembangan emosi, anak akan merespon ketekutan secara umum pada suatu hal yang baru namun selanjutnya akan merepon ketakutan secara khusus pada hal yang baru tersebut.

Perkembangan berlangsung secara berkesinambungan sejak dari pembuahan hingga kematian, namun hal ini terjadi dalam berbagai kecepatan, kadang lambat tapi kadang cepat. Perbedaan kecepatan perkembangan ini terjadi pada setiap bidang perkembangan dan akan mencapai puncaknya pada usia tertentu. Seperti imajinasi kreatif akan menonjol di masa kanak-kanak dan mencapai puncaknya pada masa remaja. Berkesinambungan memiliki arti bahwa setiap periode perkembangan akan berpengaruh terhadap perkembangan selanjutnya.

6. Terdapat perbedaan individu dalam perkembangan

(9)

dengan lancar, bertahap langkah demi langkah, sedangkan lain bergerak dengan kecepatan yang melonjak, dan pada anak lain terjadi penyimpangan. Perbedaan ini disebabkan karena setiap orang memiliki unsur biologis dan genetik yang berbeda. Kemudian juga faktor lingkungan yang turut memberikan kontribusi terhadap perkembangan seorang anak. Misalnya perkembangan kecerdasan dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti kemampuan bawaan, suasana emosional, apakah seorang anak didorong untuk melakukan kegiatan intelektual atau tidak. Dan apakah dia diberi kesempatan untuk belajar atau tidak.

Selain itu meskipun kecepatan perkembangan anak berbeda tapi pola perkembangan tersebut memiliki konsistensi perkembangan tertentu. Pada anak yang memiliki kecerdasan rata-rata akan cenderung memiliki kecerdasan yang rata-rata pula ketika menginjak tahap perkembangan berikutnya. Perbedaan perkembangan pada tiap individu mengindikasikan pada guru, orang tua, atau pengasuh untuk menyadari perbedaan tiap anak yang diasuhnya sehingga kemampuan yang diharapkan dari tiap anak seharusnya juga berbeda. Demikian pula pendidikan yang diberikan harus bersifat perseorangan.

7. Setiap tahap perkembangan memiliki bahaya yang potensial

Pola perkembangan tidak selamanya berjalan mulus, pada setiap usia mengandung bahaya yang dapat mengganggu pola normal yang berlaku. Beberapa hal yang dapat menyebabkan antara lain dari lingkungan dari dari anak itu sendiri. Bahaya ini dapat mengakibatkan terganggunya penyesuaian fisik, psikologis dan sosial. Sehingga pola perkembangan anak tidak menaik tapi datar artinya tidak ada peningkatan perkembangan. Dan dapat dikatakan bahwa anak sedang mengalami gangguan penyesuaian yang buruk atau ketidakmatangan. Peringatan awal adanya hambatan atau berhentinya perkembangan tersebut merupakan hal yang penting karena memungkinkan pengasuh (Orangtua, guru dll) untuk segera mencari penyebab dan memberikan stimulasi yang sesuai.[2]

b. Menurut Dr. H. Syamsul Yusuf

Dalam bukunya Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja menjelaskan adanya 6 prinsip dalam perkembangan yaitu:

1. Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti (never ending process)

Perkembangan berlangsung secara terus-menerus yang dipengaruhi oleh pengalaman atau belajar sepanjang hidupnya sampai mencapai kematangan atau masa tua.

2. Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi

Setiap aspek perkembangan individu, baik fisik, emosi, inteligensi maupun sosial, satu sama lainnya saling mempengaruhi.

Perkembangan fisik dan mental mencapai kematangannya terjadi pada waktu dan tempo yang berbeda (ada yang cepat dan ada yang lambat).

5. Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas

Para ahli telah banyak mengadakan penelitian dan menetapkan fase-fase perkembangan yang sesuai dengan umur masing-masing pada umumnya untuk dijadikan pedoman dalam

mempelajari perkembangan individu.

(10)

Prinsip ini berarti bahwa dalam menjalani hidupnya yang normal dan berusia panjang

individu akan mengalami fase-fase perkembangan: bayi, kanak-kanak, anak, remaja, dewasa, dan masa tua.[3]

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN

Pengertian perkembangan berbeda dengan pertumbuhan, meskipun keduanya tidak berdiri sendiri. pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yaitu peningkatan ukuran dan struktur. Tidak saja anak menjadi lebih besar secara fisik, tetapi ukuran dan struktur rgandalam otak meningkat. Akibat adanya pertumbuhan otak anak memiliki kemampuan yang lebih besar untuk belajar, mengingat, dan berpikir. Sedangkan perkembangan berkaitan dengan perubahan kualitatif dan kuantitatif yang merupakan deretan progresif dari perubahan yang teratur dan koheren. Progresif menandai bahwa perubahannya terarah, membimbing mereka maju dan bukan mundur. Teratur dan koheren menunjukkan adanya hubungan nyata antara perubahan yang sebelumnya dan sesudahnya.

B. SARAN

Disarankan kepada para mahasiswa khususnya mahasiswa tarbiyah yang notabene akan menjadi seorang pendidik untuk lebih mengembangkan pengetahuannya dalam masalam perkembangan psikolongi anak didik. Karen ahal itu tidak bisa tidak akan sangat berguna untuk mengetahui kondisi anak didik dan bahan ajar apa yang seharusnya dibarikan kepada peserta didik tersebut sehingga tujuan pendidikan dapat dicapai secara maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Mustakim. 2003. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Syamsul Yusuf. 2002. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

http://psikologi-artikel.blogspot.com/2010/03/konsep-dan-prinsip-psikologi.html

MAKALAH PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN

PSIKOLOGI ANAK DALAM KONTEKS PEMBELAJARAN

MAKALAH

PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN PSIKOLOGI ANAK

(11)

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliyah PAB

Dosen Pengampu Prof. Dr. Abdullah Hanziq. M.A

Disusun Oleh :

NAMA : Hadi Nurrohim,S.Pd.I

NIM : M.Pd.I.1515810460

PROGRAM PASCA SARJANA

MAGISTER PENDIDIKAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2015

KATA PENGANTAR

ميحرلا نمحرلا هللا مسب

ميييلعلا عيمييسلا وييهو نطاييبلا و رهاييظلا رييآخلا و لولا هلل دمحلا

ىذييلا دييمحم ىييلع اةلييصلا و املسلا و .ميحرلا نمحرلا روفغلاو ريبخلا

قيدييصلا ىه ةمازللا فاصوأ عبرأب هللا هفصو ىذلاو ,هقلآخ نآرقلا ناك

.ةناطفلا و غيلبتلا و ةناملا و

(12)

tentang prinsip-prinsip perkembangan psikologi anak dalam konteks pembelajaran

Tentunya kami dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, kemudian kami mengharap kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca makalah ini. Kami juga tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, kepada semua pihak yang telah membantu sukses nya makalah ini terutama kepada Bapak Prof. Dr. Abdullah Hanziq. M.A yang senantiasa mendorong kami untuk dapat mengamalkan ilmu yang telah kami dapat ini di dalam keseharian kami. Semoga kesuksesan menjadi milik kita bersama.

Amin, amin Ya Robbal ‘Alamin. . . .

DAFTAR ISI

HALAMAN

JUDUL ...1

BAB I

PENDAHULUAN ... .1

A. Latar

Belakang...1

B. Rumusan

Masalah...1

BAB II

(13)

A. Pengertian

Perkembangan...2

B. Prinsip-Prinsip Perkembangan Psikologi

Anak...2

C. Aspek-aspek Perkembangan

Anak...4

BAB III

PENUTUP ... ..6

A. Kesimpulan...

...6

B. Saran...

...6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia atau ilmu yang mempelajari gejala-gejala jiwa manusia, dengan demikian kondisi jiwa manusia serta perilaku manusia dapat diketahui melalui ilmu Psikologi. Oleh karena itu psikologi sangat penting baik dalam lingkungan pendidikan maupun dalam lingkungan sosial, perkembangan merupakan cabang ilmu Psikologi yang mempelajari perubahan-perubahan atau perkembangan baik fisik maupun segala hal yang berkaita dengan prilaku manusia. Karena setiap mahluk hidup akan mengalami perkembangan, baik cepat ataupun lambat. Oleh karena itu, perlu adanya aspek-aspek pendukung atau hal-hal yang mempengaruhi perkembangan mahluk hidup.

Makalah ini membahas mengenai prinsip-prinsip perkembangan psikologi pada anak. Dengan mempelajari prinsip-prinsip perkembangan, diharapkan manusia mampu melakukan perubahan atau perkembangan secara dinamis, baik fisik ataupun perilaku secara baik. Sehingga kehidupan manusia akan terarah dan berkembang secara progresif dan dinamis.

B. Rumusan Masalah

(14)

2. Apa prinsip-prinsip perkembangan psikologi anak?

3. Apa macam-macam aspek perkembangan anak?

BAB II

PEMBAHASAN

Perkembangan berbeda dengan pertumbuhan, meskipun keduanya tidak berdiri sendiri, “pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yaitu peningkatan ukuran dan struktur. Tidak saja anak menjadi lebih besar secara fisik, tetapi ukuran dan struktur organ dalam otak meningkat”[1]. Akibat adanya pertumbuhan otak anak memiliki kemampuan yang lebih besar untuk belajar, mengingat, dan berpikir.

A. Pengertian Perkembangan 1.

‘Menurut Lois Hoffan cs mengungkapkan bahwa perkembangan adalah proses yag terjadi dalam diri individu sepanjang rentang ke hidupan.

2.

Menurut Lerner berpendapat bahwa perkembangan menunjukkan perubahan yang sistematik atau teroganisir dalam diri individu.

3.

Menurut Mussen cs mengungkapkan bahwa perkembangan adalah perunbahan yang terjadi pada fisik, struktur neurologis, perilaku, traits (ciri sifat), yang terjadi secara teratur dan masuk akal, dan menghasilkan yang baru, yang lebih baik, lebih sehat, lebih teroganisir, lebih stabil, lebih kompleks, lebih kompetens, dan lebih efisien.

4.

Menurut Hurlock menjelaskan perkembangan sebagai seri perubahan yang progresif yang terjadi sebagai hasil dari kematangan dan pengalaman dengan tujuan memampukan individu untuk beradaptasi dengan lingkungan’[2].

B. Prinsip-Prinsip Perkembangan Psikologi Anak

(15)

kadang-kadang lambat, tetapi bisa juga cepat, hanya berkenaan dengan salah satu aspek ataupun beberapa aspek perkembangan, perkembangan tiap individu juga tidak selalu seragam, seorang berbeda dengan yang lainnya baik dalam temponya, iramanya maupun kualitasnya’[3], dalam perkembangan individu dikenal prinsip-prinsip perkembangan sebagai berikut:

1. ‘Perkembangan Berlangsung Seumur Hidup

Perkembangan bukan hanya berkenaan dengan aspek-aspek tertentu tetapi menyangkut semua aspek, perkembangan aspek tertentu mungkin lebih terlihat dengan jelas, sedangkan aspek yang lainnya lebih tersembunyi, perkembangan tersebut juga berlangsung terus sampai akhir hayatnya, hanya pada saat tertentu perkembangannya lambat bahkan sangat lambat, sedangkan pada saat lain sangat cepat, jalannya perkembangan individu itu berirama dan irama perkembangan setiap anak tidak selalu sama.

2. Setiap Anak Memiliki Kecepatan (Tempo) Dan Kualitas Perkembangan Yang

Berbeda.

Seseorang mungkin mempunyai kemampuan berpikir dan membina hubungan sosial yang sangat tinggi dan tempo perkembangannya dalam segi itu sangat cepat, sedang dalam aspek lainnya seperti keterampilan atau estetika kemampuannya kurang dan perkembangannya lambat. Sebaliknya, ada anak yang ketrampilan dan estetikanya berkembang pesat sedangkan kemampuan berpikir dan hubungan sosialnya agak lambat.

3. Perkembangan Secara Relatif Beraturan, Mengikuti Pola-Pola Tertentu.

Perkembangan sesuatu segi didahului atau mendahului segi yang lainnya. Anak bisa merangkak sebelum anak bisa berjalan, anak bisa meraban sebelum anak bisa berbicara, dan sebagainya.

4. Perkembangan Berlangsung Secara Berangsur-Angsur Sedikit Demi Sedikit.

Secara normal perkembangan itu berlangsung sedikit demi sedikit tetapi dalam situasisituasi tertentu dapat juga terjadi loncatan-loncatan. Sebaliknya dapat juga terjadi kemacetan perkembangan aspek tertentu.

5. Perkembangan Berlangsung Dari Kemampuan Yang Bersifat Umum Menuju Ke

Yang Lebih Khusus, Mengikuti Proses Diferensiasi Dan Integrasi.

(16)

6. Secara normal perkembangan individu mengikuti seluruh fase, tetapi karena

faktor-faktor khusus, fase tertentu dilewati secara cepat, sehingga nampak ke luar seperti tidak melewati fase tersebut, sedangkan fase lainnya diikuti dengan sangat lambat, sehingga nampak seperti tidak berkembang.

7. Sampai batas-batas tertentu, perkembangan sesuatu aspek dapat dipercepat

atau diperlambat. Perkembangan dipengaruhi oleh faktor pembawaan dan juga faktor lingkungan. Kondisi yang wajar dari pembawaan dan lingkungan dapat menyebabkan laju perkembangan yang wajar pula. Kekurangwajaran baik yang berlebih atau berkekurangan dari faktor pembawaan dan lingkungan dapat menyebabkan laju perkembangan yang lebih cepat atau lebih lambat.

8. Perkembangan aspek-aspek tertentu berjalan sejajar atau berkorelasi dengan

aspek lainnya. Perkembangan kemampuan sosial berkembang sejajar dengan kemampuan berbahasa, kemampuan motorik sejajar dengan kemampuan pengamatan dan lain sebagainya.

9. Pada saat-saat tertentu dan dalam bidang-bidang tertentu perkembangan pria

berbeda dengan wanita. Pada usia 12-13 tahun, anak wanita lebih cepat matang secara sosial dibandingkan dengan laki-laki. Fisik laki-laki umumnya tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan wanita. Laki-laki lebih kuat dalam kemampuan inteleknya sedangkan wanita lebih kuat dalam kemampuan berbahasa dan estetikanya’[4].

C. Aspek-aspek Perkembangan Anak

Perkembangan berkenaan dengan “keseluruhan kepribadian individu anak, karena kepribadian individu membentuk satu kesatuan yang terintegrasi”[5]. Secara umum dapat dibedakan beberapa aspek utama kepribadian individu anak, yaitu aspek intelektual, fisik-motorik, sosio, bahasa, moral dan keagamaan.

1. Aspek intelektual

“Perkembangannya diawali dengan perkembangan kemampuan mengamati, melihat hubungan dan memecahkan masalah sederhana, kemudian berkembang ke arah pemahaman dan pemecahan masalah yang lebihrumit”[6].

2. Perkembangan aspek sosial

‘Pada aspek ini diawali pada masa kanak-kanak (usia 3-5 tahun). Anak senang bermain bersama teman sebayanya. Hubungan persebayaan ini berjalan terus dan agak pesat terjadi pada masa sekolah (usia 11-12 tahun) dan sangat pesat pada masa remaja (16-18 tahun). Perkembangan sosial pada masa kanak-kanak berlangsung melalui hubungan antar teman dalam berbagai bentuk permainan’[7].

(17)

Pada aspek bahasa ‘dimulai dengan peniruan bunyi dan suara, berlanjut dengan meraba. Pada awal masa sekolah dasar berkembang kemampuan berbahasa sosial yaitu bahasa untuk memahami perintah, ajakan serta hubungan anak dengan teman-temannya atau orang dewasa, pada akhir masa sekolah dasar berkembang bahasa pengetahuan. Perkembangan ini sangat berhubungan erat dengan perkembangan kemampuan intelektual dan sosial’[8].

4. Aspek moral dan keagamaan

“Aspek ini berkembang sejak anak masih kecil. Peranan lingkungan terutama lingkungan keluarga sangat dominan bagi perkembangan aspek ini, pada mulanya anak melakukan perbuatan bermoral”[9].

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamsuddin Makmun, M.A, 2004, Psikologi Kependidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Elizabeth B. Hurlock, 2011, Psikologi perkmbngan, Jakarta, Erlangga.

Hadis, F.A, 1996, Psikologi Perkembangan Anak, Proyek Pendidikan Tenaga Guru Ditjen Dikti Depdikbud, Jakarta.

Mustakim, 2003, Psikologi Pendidikan, Jakarta, Rineka Cipta.

Yusuf, Syamsul, 2000, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,Bandung, Remaja Rosdakarya.

Zulkifli, 1987, Psikologi Perkembangan, Bandung, Remaja Rosdakarya.

http://psikologi-artikel.blogspot.com/2010/03/konsep-dan-prinsip-psikologi.html

Pengertian perkembangan berbeda dengan pertumbuhan, meskipun keduanya tidak berdiri sendiri. pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yaitu peningkatan ukuran dan struktur. Tidak saja anak menjadi lebih besar secara fisik, tetapi ukuran dan struktur organ dalam otak meningkat. Akibat adanya pertumbuhan otak anak memiliki kemampuan yang lebih besar untuk belajar, mengingat, dan berpikir. Sedangkan perkembangan berkaitan dengan perubahan kualitatif dan kuantitatif yang merupakan deretan progresif dari perubahan yang teratur dan koheren. Progresif menandai bahwa perubahannya terarah, membimbing mereka maju dan bukan mundur. Teratur dan koheren menunjukkan adanya hubungan nyata antara perubahan yang sebelumnya dan sesudahnya.

Pada pembahasan ini akan diterangkan 6 prinsip perkembangan menurut Hurlock (1991). Prinsip-prinsip ini merupakan ciri mutlak dari pertumbuhan dan perkembangan yang dialami oleh seorang anak, kesepuluh prinsip tersebut adalah:

(19)

Manusia tidak pernah dalam keadaan statis dia akan selalu berubah dan mengalami perubahan mulai pertama pembuahan hingga kematian tiba. Perbuhan tersebut bisa menanjak, kemudian berada di titik puncak kemudian mengalami kemunduran.

Selama proses perkembangan seorang anak ada beberapa ciri perubahan yang mencolok, yaitu ;

 Perubahan ukuran, Perubahan fisik yang meliputi : tinggi, berat, organ dalam tubuh,

perubahan mental. Perubahan mental meliputi : memori, penalaran, persepsi, dan imajinasi.

 Perubahan proporsi, Misalnya perubahan perbandingan antara kepala dan tubuh pada

seorang anak.

 Hilangnya ciri lama, Misalnya ciri egosentrisme yang hilang dengan sendirinya berganti

dengan sikap prososial.

 Mendapatkan ciri baru, Hilangnya sikap egosentrisme anak akan mendapatkan ciri yang

baru yaitu sikap prososial.

Perkembangan awal lebih kritis daripada perkembangan selanjutnya.

Lingkungan tempat anak menghaiskan masa kecilnya akan sangat berpengaruh kuat terhadap kemampuan bawaan mereka. Bukti-bukti ilmiaih telah menunjukkan bahwa dasar awal cenderung bertahan dan mempengaruhi sikap dari perilaku anak sepanjang hidupnya, terdapat 4 bukti yang membenarkan pendapat ini.

1. Hasil belajar dan pengalaman merupakan hal yang dominan dalam perkembanga anak

2. Dasar awal cepat menjadi pola kebiasaan, hal ihi tentunya akan berpengaruh sepanjang hidup dalam penyesuaian sosial dan pribadi anak

3. Dasar awal sangat sulit berubah meskipun hal tersebut salah

4. Semakin dini sebuah perubahan dilakukan maka semakin mudah bagi seorng anak untuk mengadakan perubahan bagi dirinya.

Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar

(20)

peka pada seorang anak, bila pembelajaran itu diberikan pada saat masa pekanya maka hasil dari pembelajaran tersebut akan cepat dikuasai oleh anak, demikian pula sebaliknya.

Pola perkembangan dapat diramalkan

Dalam perkembangan motorik akan mengikuti hukum chepalocaudal yaitu perkembangan yang menyebar keseluruh tubuh dari kepala ke kaki ini berarti bahwa kemajuan dalam struktur dan fungsi pertama-tama terjadi di bagian kepala kemudian badan dan terakhir kaki. Hukuk yang kedua yaitu proxmodistal perkembangan dari yang dekat ke yang jauh. Kemampuan jari-jemari seorang anak akan didahului oleh ketrampilan lengan terlebih dahulu.

Pola perkembangan mempunyai karateristik yang dapat diramalkan

Karateristik tertentu dalam perkembangan juga dapat diramalkan, ini berlaku baik untuk perkembangan fisik maupun mental. Semua anak mengikuti pola perkembangan yang sama dari saatu tahap menuju tahap berikutnya. Bayi berdiri sebelum dapat berjalan. Menggambar lingkaran sebelum dapat menggambar segi empat. Pola perkembangan ini tidak akan berubah sekalipun terdapat variasi individu dalam kecepatan perkembangan.

Pada anak yang pandai dan tidak pandai akan mengikuti urutan perkembangan yang sama seperti anak yang memiliki kecerdasan rata-rata. Namun ada perbedaan mereka yang pandai akan lebih cepat dalam perkembangannya dibandingkan dengan yg memiliki kecerdasan rata-rata, sedangkan anak yang bodoh akan berkembanga lebih lambat.

Perkembangan bergerak dari tanggapan yang umum menuju tanggapan yang lebih khusus. Misalnya seorang bayi akan mengacak-acak mainan sebelum dia mampu melakukan permainan itu dengan jari-jarinya. Demikian juga dengan perkembangan emosi, anak akan merespon ketekutan secara umum pada suatu hal yang baru namun selanjutnya akan merepon ketakutan secara khusus pada hal yang baru tersebut.

Perkembangan berlangsung secara berkesinambungan sejak dari pembuahan hingga kematian, namun hal ini terjadi dalam berbagai kecepatan, kadang lambat tapi kadang cepat. Perbedaan kecepatan perkembangan ini terjadi pada setiap bidang perkembangan dan akan mencapai puncaknya pada usia tertentu. Seperti imajinasi kreatif akan menonjol di masa kanak-kanak dan mencapai puncaknya pada masa remaja. Berkesinambungan memiliki arti bahwa setiap periode perkembangan akan berpengaruh terhadap perkembangan selanjutnya.

Terdapat perbedaan individu dalam perkembangan

(21)

suasana emosional, apakah seorang anak didorong untuk melakukan kegiatan intelektual atau tidak. Dan apakah dia diberi kesempatan untuk belajar atau tidak.

Selain itu meskipun kecepatan perkembangan anak berbeda tapi pola perkembangan tersebut memiliki konsistensi perkembangan tertentu. Pada anak yang memiliki kecerdasan rata-rata akan cenderung memiliki kecerdasan yang rata-rata-rata-rata pula ketika menginjak tahap perkembangan berikutnya. Perbedaan perkembangan pada tiap individu mengindikasikan pada guru, orang tua, atau pengasuh untuk menyadari perbedaan tiap anak yang diasuhnya sehingga kemampuan yang diharapkan dari tiap anak seharusnya juga berbeda. Demikian pula pendidikan yang diberikan harus bersifat perseorangan.

Setiap tahap perkembangan memiliki bahaya yang potensial

Pola perkembangan tidak selamanya berjalan mulus, pada setiap usia mengandung bahaya yang dapat mengganggu pola normal yang berlaku. Beberapa hal yang dapat menyebabkan antara lain dari lingkungan dari dari anak itu sendiri. Bahaya ini dapat mengakibatkan terganggunya penyesuaian fisik, psikologis dan sosial. Sehingga pola perkembangan anak tidak menaik tapi datar artinya tidak ada peningkatan perkembangan. Dan dapat dikatakan bahwa anak sedang mengalami gangguan penyesuaian yang buruk atau ketidakmatangan. Peringatan awal adanya hambatan atau berhentinya perkembangan tersebut merupakan hal yang penting karena memungkinkan pengasuh (Orangtua, guru dll) untuk segera mencari penyebab dan memberikan stimulasi yang sesuai.

(22)

Disusun Sebagai Pelaksanaan Tugas

Mata Kuliah Psikologi Remaja Ampuan Maulita Eka Santi, S.Pd.,M.A

Oleh :

1. Patricia Dita Y (141434006)

2. Maria Magdalena N (141434030)

3. Fransiska Agri M (141434039)

4. Febriani E Malo (141434076)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2015

PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat serta wawasan yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Psikologi Remaja yang berjudul “Prinsip Perkembangan dan Teori Perkembangan Remaja”. Di dalam makalah ini ditulis berbagai informasi mengenai apa saja itu prinsip perkembangan dan teori perkembangan remaja.

Dalam menyusun makalah ini penulis mengucapakan terima kasih kepada pihak-pihak yang sudah membantu serta memberikan semangat kepada penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan :

1. Dosen pembimbing, Maulita Eka Santi, S.Pd.,M.A.,yang memberikan pengetahuan serta

arahan dalam penyusunan makalah 2. Teman-teman pendidikan biologi 2014

3. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu

Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan pembaca sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, 9 September 2015

(23)

DAFTAR ISI

PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 1

C. Tujuan ... 2

D. Manfaat... 2

BAB II PEMBAHASAN A. Prinsip-prinsip perkembangan... 3

B. Teori perkembangan ... 5

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan... ... ... ...13

B. Saran...13

DAFTAR PUSTAKA...iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

(24)

perkembangan yaitu suatu proses perubahan dalam diri individu yang bersifat kualitatif. Sama halnya dengan konsep perkembangan, maka pertumbuhan pun dibahas oleh banyak pakar.

Ciri – ciri remaja yang sedang berkembang cenderung digambarkan sebagai pemunculan tingkah laku yang negatif, seperti suka melawan, gelisah, periode badai dan tekanan, tidak stabil dan berbagai label buruk lainnya. Pada periode remaja situasi psikologis, fisiologis, dan budaya makin penting pengaruhnya terhadap perkembangan individu dibandingkan dengan perkembangan individu sebelumnya (anak-anak) atau pada periode perkembangan sesudahnya (dewasa). Terjadinya kegelisahan atau stres pada remaja karena sambutan lingkungan yang kurang menyokong. Budaya yang kacau menimbulkan kekacauan perkembangan emosi, sosial dan kognitif sehingga menimbulkan tingkah laku amoral.

Remaja memperlihatkan tingkah laku negative karena lingkungan yang tidak memperlakukan mereka sesuai dengan tuntutan atau kebutuhan perkembangan mereka. Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa tingkah laku negatif bukan merupakan ciri perkembangan remaja yang normal, tetapi remaja yang berkembang memperlihatkan kemampuan bertingkah laku yang positif.

Banyak teori-teori mengenai perkembangan remaja. Apabila ada yang beranggapan bahwa suatu teori itu dapat memberikan penjelasan yang tepat mengenai perkembangan remaja, teori lain akan segera muncul untuk memperbaiki teori sebelumnya.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah : 1. Bagaimana prinsip-prinsip perkembangan?

2. Apa saja teori perkembangan remaja?

C. Tujuan

Tujuan dari makalahini untuk mendeskripsikan tentang : 1. Prinsip perkembangan

2. Teori-teori perkembangan remaja

D. Manfaat

(25)

BAB II PEMBAHASAN

A. Prinsip Perkembangan

1. Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti (Never ending process)

Manusia secara terus menerus berkembang atau berubah yang dipengaruhi oleh pengalaman atau belajar sepanjang hidupnya. Perkembangan, baik fisik maupun psikis berlangsung secara terus menerus sejak masa konsepsi sampai menjapai kematangan atau masa tua.Jadi proses yang tidak pernah berhenti berarti perubahan maju, meningkat, mendalam atau meluas, baik secara kuantitatif (fisik) maupun kualitatif (psikis), contohnya terjadi perubahan pengetahuan dan kemampuan anaka dari yang sederhana sampai kepada yang kompleks ( mulai dari mengenal huruf dan angka sampai kepada kemampuan membaca, menulis dan berhitung). 2. Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi

Setiap aspek perkembangan individu, baik fisik, emosi, intelegensi maupun sosial, satu sama lainnya saling mempengaruhi. Pada umumnya terdapat hubungan atau korelasi yang positif antara aspek-aspek tersebut. Apabila seorang anak dalam pertumbuhan fisiknya mengalami gangguan (sering sakit-sakitan), maka dia akan mengalami kemandegan dalam perkembangan aspek lainnya, seperti : kecerdasan dan emosinya. Begitu pula, apabila perkembangan spiritualitas keagamaan anak kurang baik, maka anak akan berkembang menjadi seorang yang berkarakter atau berkepribadian yang tidak baik.

3. Perkembangan itu mengikuti pola atau arah tertentu

Perkembangan terjadi secara teratur mengikuti pola atau arah tertentu. Setiap tahap perkembangan merupakan hasil perkembangan dari tahap sebelumnya yang merupakan prasyarat bagi perkembangan selanjutnya.

Arah atau pola perkembangan pola itu dikemukakan oleh Yelon dan Weinstein (1977) : a. Cephalocaudal & proximal- distal. Maksudnya, perkembangan manusia itu mulai dari kepala

ke kaki (cephalocaudal) dan dari tengah ; paru-paru, jantung, ke pinggir : tangan (proximal-distal)

b. Struktur mendahului fungsi artinya bahwa anggota tubuh individu akan dapat berfungsi

setelah matang strukturnya.

c. Perkembangan itu berdiferensiasi maksudnya perkembangan itu berlangsung dari umum ke

khusus (spesifik)

d. Perkembangan itu berlangsung dari konkret ke abstrak, maksudnya perkembangan itu

berproses dari suatu kemampuan berfikir yang konkret (objeknya tampak) menuju ke abstrak (objeknya tidak tampak)

e. Perkembangan itu berlangsung dari egosentrisme ke perspektifme, berarti bahwa mulanya

(26)

f. Perkembangan itu berlangsung dari “outer control to inner control”, maksudnya pada

awalnya anak sangat bergantung pada orang lain sehingga hidupnya didominasi oleh pengontrolan dari luar seiring bertambahnya pengalaman dari lingkungan ia mampu mengontrol diri.

4. Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan

Perkembangan fisik dan mental mencapai kematangannya terjadi pada waktu dan tempo yang berbeda (ada yang cepat dan ada yang lambat). Umpamanya (a) otak mencapai bentuk dan ukurannya yang sempurna pada umur 6-8 tahun; (b) tangan, kaki, dan hidung mencapai perkembangan yang maksimum pada masa remaja; dan (c) imajinasi kreatif berkembangan dengan cepat pada masa kanak-kanak dan mencapai puncaknya pada masa remaja.

5. Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas

Prinsip ini dapat dijelaskan dengan contoh sebagi berikut :

a. Sampai usia 2 tahun, anak memusatkan untuk mengenal lingkungannya, mengusai gerak gerik

fisik dan belajar berbicara

b. Pada usia 3-6 tahun, perkembangan dipusatkan untuk menjadi manusia sosial (belajar bergaul

dengan orang lain).

6. Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan/fase perkembangan

Prinsip ini berarti bahwa dalam menjalani hidupnya yang normal dan berusia panjang individu akan mengalami fase-fase perkembangan : bayi, kanak-kanak, anak, remaja, dewasa, dan masa tua(Yusuf, 2010).

B. Teori-Teori Perkembangan Remaja

1. Teori Psikoanalisis

Menurut teori psikoanalisis (psychoanalityc theory), proses perkembangan berlangsung secara tidak disadari atau unconscious (di luar kesadaran) dan sangat di warnai oleh emosi. Para ahli psikoanalisis menekankan bahwa perilaku hanyalah merupakan karakteristik di permukaan. Pemahaman sepenuhnya tentang perkembangan hanya dapat dicapai melalui analisis terhadap makna-makna simbolis dari perilaku. Ada dua teori psikoanalisis, yaitu

a. Teori Freud (1856-1939)

(27)

Id terdiri dari insting, yang merupakan persediaan energi psikis individu. Dalam pandangan Freud, id sepenuhnya tidak disadari; id tidak memiliki kontak dengan realitas. Ketika anak-anak mengalami berbagai tuntutan dan pembatasan realitas, muncul sebuah struktur baru dari kepribadian –ego, yang menangani tuntutan realitas. Ego disebut juga “cabang eksekutif” dari kepribadian karena ego membuat keputusan rasional.

Id dan ego tidak mempertimbangkan moralitas keduanya tidak mempertimbangkan apakah sesuatu itu benar atau salah. Superego adalah struktur kepribadian yang mempertimbangkan apakah sesuatu itu benar atau salah. Superego sering kali kita juluki sebagai “hati nurani”. Freud berpendapat bahwa kehidupan remaja dipenuhi dengan ketegangan dan konflik. Remaja berusaha meredakan ketegangan yang dialami dengan cara memendam konflik tersebut kedalam pikiran yang tidak sadar.

Dalam pandangan Freud, ego harus menyelesaikan konflik antara tuntutan realitas, harapan id, dan pembatasan dari superego melalui mekanisme pertahanan. Ada dua hal penting tentang mekanisme pertahanan, pertama mereka tidak disadari; remaja tidak sadar bahwa mereka menggunakan mekanisme pertahanan untuk melindungi ego mereka dan mengurangi rasa cemas. Kedua, jika digunakan secara moderat atau sementara waktu, mekanisme pertahanan tidak berakibat negatif. Akan tetapi, individu sebaiknya tidak membiarkan mekanisme pertahanan mendominasi tingkah laku mereka dan mencegah mereka menghadapi tuntutan realitas.

Ketika Freud mendengarkan, menggali dan menganalisis pasien-pasiennya, ia menjadi yakin bahwa masalah mereka bersumber dari pengalaman-pengalaman di masa awal kehidupan. Menurut Freud manusia akan melalui lima tahap permulaan dari perkembangan psikoseksual dan di setiap tahap perkembangan individu memperoleh kenikmatan di suatu bagian tubuh tertentu.

o Tahap oral (oral stage) adalah perkembangan yang terjadi pada usia 18 bulan pertama, dimana

kesenangan bayi berpusat di sekitar mulut.

o Tahap anal (anal stage) adalah tahap perkembangan yang terjadi antara usia 1,5 dan 3 tahun, di

mana kesenangan terbesar anak meliputi anus atau fungsi pembuangan yang berhubungan dengan anus.

o Tahap falik (phallic stage) adalah tahap perkembangan yang terjadi antara usia 3 sampai 6

tahun, kata phallus artinya penis atau alat kelamin laki-laki. Artinya kesenangan berpusat pada alat kelamin karena anak menemukan bahwa memanipulasi diri sendiri memberikan kesenangan.

o Tahap latensi (latency stage) adalah tahap perkembangan yang terjadi antara usia 6 tahun dan

pubertas, anak menekan semua minat seksual da mengembangkan keterampilan inteletual dan social.

o Tahap genital (genital stage) adalah tahap perkembangan yang terjadi pada masa pubertas.

Pada masa ini adalah masa kebangkitan kembali dorongan seksual, sumber kesenangan seksual yang adalah dari orang lain yang bukan keluarganya (Santrock, 2007).

Revisi terhadap teori Freud

(28)

Teori ini telah mengalami revisi yang penting dari sejumlah ahli teori psikoanalisis. Dibandingkan dengan freud, sebagian besar ahli teori psikoanalisis kontenporer kurang menekankan peranan insting seksual namun lebih menekankan pada pengalaman budaya sebagai determinan- determinan dari perkembangan. Meskipun pikiran-pikiran yang tidak disadari memainkan peranan yang lebih besar dibandingkan yang digambarkan oleh Freud. Kaum feminis juga mengajukan kritik terhadap teori Freud. Selanjutnya, kita akan menguraikan gagasan-gagasan dari tokoh yang merevisi gagasan-gagasan Freud yaitu Erik Erikson.

b. Teori Erikson (1902-1994)

Erikson mengatakan bahwa manusia berkembang dalam tahap psikososial, yang berbeda dari tahap psikoseksual perkembangan sepanjang siklus kehidupan manusia, sedangkan Freud beragumen bahwa kepribadian dasar manusia terbentuk selama 5 tahun pertama kehidupan.Kemajuan manusia dicapai melalui delapan tahap perkembangan yang berlangsung seumur hidup diantaranya:

1. Kepercayaan versus ketidakpercayaan (trust versus mistrust) adalah tahap pertama dari

perkembangan psikososial, yang dialami dalam satu pertama dari kehidupan sesorang. Perasaan percaya menuntut adanya perasaan nyaman secara fisik dan setidaknya perasaan takut dan ragu-ragu terhadap masa depan.

2. Otonomi versus rasa malu dan keragu-raguan (autonomy versus shame and doubt) adalah

tahap perkembangan kedua yang terjadi pada akhir masa bayi dan “toddler” (usia 1-3 tahun). 3.Prakarsa versus rasa bersalah (intiative versus guilt), tahap ini berlangsung selama masa

prasekolah (usia 3-5 tahun).

4. Tekun versus rasa rendah diri (industry versus inferiority), tahap ini berlangsung pada masa

sekolah dasar (usia 6 tahun-usia pubertas).

5. Identitas versus kebingungan identitas (identity versus confusion ), tahap ini berlangsung di

masa remaja (usia 10-20 tahun) dimana individu dihadapkan pada tantangan untuk menemukan siapakah mereka itu, bagaimana mereka nantinya, dan arah mana yang hendak mereka tempuh dalam hidupnya. Remaja dihadapkan pada peran-peran baru dan status seorang dewasa –pekerjaan dan romantika.Remaja cenderung memilih suatu peran yang mereka sukai tanpa memikirkannya terlebih dahulu.Masa-masa ini memiliki peran yang sangat penting.Dimulai dari memilih secara acak, kemudian memikirkannya secara matang-matang dan pada akhirnya menjalaninya. Contohnya: orang tua sebaiknya mengizinkan mereka untuk menjajaki berbagai peran yang berbeda, maupun berbagai jalur yang terdapat dalam suatu peran tertentu.Misalnya seorang remaja ingin memilih menjadi seorang guru namun orang tua menginginkan anak tersebut menjadi seorang apoteker.Sebaiknya orang tua membiarkan anak tersebut memilih dan menjalani pilihannya karena anak itu sendirilah yang tahu kemampuan dirinya sendiri dan nantinya akan menjalaninya.Jika dipaksakan, maka anak itu akan merasa tertekan dan akan menjalaninya dengan sembarangan.Remaja memulai pencarian jati dirirnya dengan tahap coba-coba.

6. Keintiman versus keterkucilan (intimacy versus isolation), adalah tahap masa dewasa awal

(20-an sampai 30-an tahun).

7. Bangkit versus stagnasi (generativity versus stagnation) adalah tahap masa dewasa menengah

(29)

8. Integritas versus kekecewaan (integrity versus despair) adalah tahap masa dewasa akhir (usia

60 tahun keatas) (Santrock, 2012).

2. Teori Kognitif

Dua teori yang penting adalah teori perkembangan kognitif Piaget dan teori pemrosesan informasi. Piaget mengatakan bahwa remaja termotivasi untuk memahami dunia dan menyesuaikan berpikirnya untuk mendapat informasi baru. Piaget mengatakan bahwa kita melalui empat tahap perkembangan kognitif yaitu

Teori perkembangan kognitif Piaget

a. Sensorimotorik

Tahap sensorimotor yang berlangsung dari kelahiran hingga usia 2 tahun, merupakan tahap pertama Piaget. Pada tahap ini, bayi membangun suatu pemahaman tentang dunia dengan mengkoordinasikan pengalaman-pengalaman sensor (seperti melihat dan mendengar) dengan tindakan-tindakan motorik fisik oleh karena itulah istilahnya sensorimotor. Pada permulaan tahap ini, bayi yang baru lahir memiliki sedikit lebih banyak daripada pola-pola refleks. Pada akhir tahap, anak berusia 2 tahun memiliki pola-pola sensorimotor yang kompleks dan mulai beroperasi dengan symbol-simbol primitif.

b. Pra-operasional

Tahap praoperasional yang berlangsung kira-kira dari usia 2 hingga 7 tahun, merupakan tahap kedua Piaget. Pada tahap ini, anak-anak mulai melukiskan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar. Pemikiran simbolis melampui hubungan sederhana antara informasi sensor dan tindakan fisik. Akan tetapi, walaupun anak-anak prasekolah dapat secara simbolis melukiskan dunia, menurut Piaget mereka masih belum mampu untuk melaksanakan apa yang Piaget sebut “operasi” tindakan mental yang diinternalisasikan yang memungkinkan anak-anak melakukan secara mental apa yang sebelumnya dilakukan secara fisik.

c. Operasional konkret

Tahap operasional konkret yang berlangsung kira-kira dari usia 7-11 tahun, merupakan tahap ketiga Piaget. Pada tahap ini, anak-anak dapat melaksanakan operasi, dan penalaran logis menggantikan pemikiran intuitif sejauh pemikiran dapat diterapkan ke dalam contoh-contoh yang spesifik atau konkret. Misalnya, pemikir operasional konkret tidak dapat membayangkan langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu persamaan aljabar, yang terlalu abstark untuk dipikirkan pada tahap perkembangan ini.

d. Operasional formal

(30)

masuknya ke dunia dewasa secara fisiologis kognitif penalaran moral perkembangan psikoseksual, dan perkembangan sosial.

Pada tahap ini, remaja telah memilki kemampuan untuk berfikir sistematis, yaitu bisa memikirkan semua kemungkinan untuk memecahkan suatu persoalan. Contoh : ketika suatu saat mobil yang ditumpanginya mogok, maka jika penumpangnya adalah seorang anak yang masih dalam tahap operasi berfikir konket, ia akan berkesimpulan bahwa bensinnya habis. Ia hanya menghubungkan sebab akibat dari suatu rangkaian saja. Sebaiknya pada remaja yang berada pada tahap berfikir formal, ia akan memikirkan beberapa kemungkinan yang menyebabkan mobil itu mogok. Bisa jadi karena businya mati, atau karena platinannya, dll.

Teori Kognitif Sosio-budaya dari Vygotsky

Teori kognisi sosio-budaya yang menekankan bagaimana budaya dan interaksi sosial mengarahkan perkembangan kognitif. Ia berpendapat bahwa perkembangan memori, antensi, dan penalaran, mencakup kegiatan belajar untuk menggunakan temuan-temuan dari masyarakat, seperti bahasa, sistematematika, dan strategi memori. Dalam suatu budaya, hal ini dapat meliputi kegiatan belajar berhitung dengan bantuan komputer. Di hari lainnya, individu juga dapat belajar berhitung dengan menggunakan tangannya atau manik-manik. Secara khusus vygotsky berpendapat bahwa interaksi anaka-anak dengan orang dewasa dan kawan-kawan sebaya yang lebih terampil tidak dapat dipisahkan untuk meningkatkan perkembangan kognitif mereka. Melalui interaksi ini, anggota yang kurang terampil dari suatu budaya belajar untuk menggunakan perangkat yang dapat membantu mereka untuk beradaptasi dan berhasil (Santrock, 2007).

Teori Pemrosesan Informasi

Menekankan bahwa individu memanipulasi, memonitor, dan menyusun strategi terhadap informasi-informasi yang ditemui. Menurut teori ini, secara bertahap remaja mengembangkan kapasitas yang lebih besar untuk memproses informasi, dimana hal ini memungkinkan mereka untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang kompleks. Teori pemrosesan informasi tidak mendeskripsikan perkembangan dalam tahap-tahap(Santrock, 2007).

Robert Siegler (1998), menyatakan bahwa kegiatan berpikir merupakan suatu bentuk pemrosesan-informasi. Ketika individu menangkap, menuliskan sandi, menampilkan, menyimpan, dan mengeluarkan kembali informasi, mereka sebenarnya sedang berpikir. Siegler menekankan bahwa aspek penting dari perkembangan adalah mempelajari strategi-strategi yang baik untuk memproses informasi. Contohnya: menjadi pembaca yang lebih baik itu meliputi belajar memonitor tema-tema penting dari materi-materi yang dibaca.

3. Teori Tingkah Laku dan Belajar Sosial

(31)

Behaviorisme Skinner

Dalam perilaku menurut B.F. Skinner (1904-1990), pikiran, kesadaran atau ketidaksadaran, tidak dibutuhkan untuk menjelaskan perilaku dan perkembangan, jadi bagi skinner perkembangan adalah perilaku. Sebagai contoh, pengamatan terhadap Sam mengungkapkan bahwa perilakunya adalah malu, berorientasi pada prestasi, dan peduli. Menurut Skinner, hadiah dan hukuman yang telah diperoleh dari lingkungan, membentuk Sam untuk menjadi seorang yang pemalu, berorientasi pada prestasi, dan peduli. Karena interaksinya dengan para anggota keluarga, kawan, guru, dan orang lain. Bagi para behavioris, perilaku malu dapat ditransformasikan menjadi perilaku yang lebih berorientasi sosial; perilaku agresif dapat perilaku, lingkungan dan pribadi/kognitif, seperti keyakinan, perencanaan, dan berfikir, dapat berinteraksi secara timbal-balik. Dengan demikian, dalam pandangan Bandura, lingkungan dapat mempengaruhi perilaku seseorang.

4. Teori Kontekstual Ekologis

Merupakan pendekatan lain yang menekankan pentingnya pengaruh lingkungan terhadap perkembangan. Dalam teori ekologis Bronfenbrenner, lima sistem lingkungan merupakan faktor penting

1. Mikrosistem : Situasi dimana remaja hidup, meliputi keluarga, kawan-kawan sebaya, sekolah

dan lingkungan sekitar. Dalam mikrosistem inilah terjadi interaksi yang paling lansung antara remaja dengan agen-agen sosial. Misalnya dengan orangtua, kawan-kawan sebaya, dan guru. Dalam situasi ini remaja tidak dipandang sebagai penerima yang pasif namun sebagai seseorang yang membantu dalam membangun situasi.

2. Mesosistem : Relasi antara dua mikrosistem atau lebih. Contohnya adalah relasi antara

pengalaman keluarga dengan pengalaman sekolah, pengalaman sekolah dengan pengalaman keagamaan, dan pengalaman keluarga dengan pengalaman bersama kawan-kawan sebayanya. Anak-anak yang orang tuanya menolak mereka dapat mengalami kesulitan mengembangkan relasi positif dengan guru.

3. Eksosistem : Situasi sosial di mana remaja tidak memilki peran aktif namun mempengaruhi

pengalaman remaja. Sebagai contoh, pengalaman seorang ibu di tempat kerjanya menugkin dapat mempengaruhi relasinya dengan suaminya dan anak remajanya. Ibu tersebut mungking memperoleh promosi yang menuntutnya untuk lebih banyak berpergian, yang mungkin dapat meningkatkan konflik dengan suaminya dan mengubah pola interaksinya dengan anak. Contoh lain dari ekosistem adalah pemerintah kota, yang bertanggung jwab terhadap kualitas taman, pusat rekreasi, dan fasilitas perpustakaan bagi anak-anak dan remaja.

4. Makrosistem : Budaya di mana remaja hidup. Budaya (culture) merujuk pada pola-pola

(32)

generasi ke generasi. Studi lintas-budaya, perbandingan antara budaya yang satu dengan budaya lain yang memberikan informasi mengenai generalitas perkembangan.

5. Kronosistem : Pola dari peristiwa-peristiwa lingkungan dan transisi dari rangkaian kehidupan

dan keadaan sosio-historis. Sebagai contoh, dalam studi mengenai dampak perceraian terhadap anak-anak, peneliti menemukan bahwa dampak-dampak negatif tersebut sering kali memuncak di tahun pertama setelah perceraian. Dampak negatif yang lebih besar dialami oleh anak laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan. Dua tahun setelah perceraian, interaksi keluarga tidak begitu kacau lagi dan lebih stabil. Berkaitan dengan lingkungan sosio-budaya, remaja perempuan jaman sekarang lebih terdorong untuk mengejar karir dibandingkan 20 atau 30 tahun yang lalu (Santrock, 2007).

5. Orientasi Teoritis Eklektik

Orientasi teoritis eklektik tidak mengikuti sebuah pendekatan teori manapun, namun memilih dan menggunakan segi-segi yang dianggap paling baik dari masing-masing teori. Melalui pandangan seperti ini, tidak ada satu teori pun yang dapat menjelaskan kompleksitas perkembangan remaja. Masing-masing teori telah memberikan sumbangan yang berbeda, dan mungkin strategi yang bijaksana adalah untuk mengambil perspektif teoritis yang eklektif dalam usaha kita memahami perkembangan remaja.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti dimana semua aspek perkembangan saling mempengaruhi satu sama lain. Prinsip-prinsip itu meliputi manusia secara terus menerus berkembang atau berubah yang dipengaruhi oleh pengalaman atau belajar sepanjang hidupnya,setiap aspek perkembangan individu, baik fisik, emosi, intelegensi maupun sosial, satu sama lainnya saling mempengaruhi,perkembangan terjadi secara teratur mengikuti pola atau arah tertentu,setiap tahap perkembangan merupakan hasil perkembangan dari tahap sebelumnya yang merupakan prasyarat bagi perkembangan selanjutnya,perkembangan fisik dan mental mencapai kematangannya terjadi pada waktu dan tempo yang berbeda dan dalam menjalani hidupnya yang normal dan berusia panjang individu akan mengalami fase-fase perkembangan : bayi, kanak-kanak, anak, remaja, dewasa, dan masa tua.

(33)

B. Saran

Dalam menyusun makalah ini, kami menyadari masih ada kekurangannya. Jadi kami menyarankan agar pembaca makalah ini membaca referensi dari buku-buku lain untuk melengkapi atau menambah pengetahuannya dalam bidang psikologi remaja ini.

Daftar Pustaka

Santrock, John W. 2003. Perkembangan Remaja Edisi Keenam . Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.

Santrock, John W. 2007. Remaja Edisi 11 Jilid 1. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.

Santrock, John W. 2012. Perkembangan Masa Hidup Edisi Ketigabelas Jilid 1. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.

Referensi

Dokumen terkait

Agar seorang manajer mampu dan berhasil dalam menyelesaikan masalah maka harus ada beberapa elemen, yaitu bentuk/aturan standar, informasi dan pemecah

18 Dharma Sentosa Marindo Jasa Pembuatan Kapal Laut Tanjung Uncang 19 Drydocks World Pertama Industri Kapal dan Galangan Kapal Tanjung Uncang 20 Galangan Putra Tanjungpura

Para peneliti terdahulu mendapati bahawa pendekataan sistem pendidikan integratif di Indonesia yang mereka kemukakan mengandungi pelbagai macam cara iaitu: Pertama

Hal ini tercantum dalam kompetensi lulusan mahasiswa prodi PTAG yang menyebutkan bahwa kompetensi utama Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri adalah

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ” Efektifitas Sumber

penggunaan metode TGT dan kelas XI IIS 2 sebagai kelas dengan menggunakan metode STAD. Sampel penelitiann diambil dengan teknik multistage cluster random

Sinkronisasi kebijakan diwujudkan dalam bentuk program dan kegiatan sesuai kewenangan masing-masing yang diorientasikan melalui pencapaian strategi pembangunan yang

Pada analisa pencahayaan alami, tanggal 23 September terjadi peningkatan intensitas cahaya alami secara derastis pada pukul 09.00 dan penurunan intensitas cahaya