• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGERTIAN DAN MANFAAT MANAJEMEN BERBASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGERTIAN DAN MANFAAT MANAJEMEN BERBASI"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGERTIAN DAN MANFAAT MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH BAGI SEKOLAH

Makalah Ini di Buat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Berbasis Sekolah

Disusun Oleh:

Rian Ariska (14290097)

Dosen Pengampu:

Leni Marlina, M.Pd. I

Jurusan Manajemen Pendidikan Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Raden Fatah

(2)

PENDAHULUAN

Kemampuan manajemen sekolah yang masih lemah, etos kerja sebagian guru-guru di sekolah masih relatif rendah, tingkat kesejahteraan guru yang belum baik dan keterbatasan fasilitas pembelajaran. Pelembagaan MBS dipandang urgen atau mendesak. Hal itu sejalan dengan tuntutan masyarakat agar lembaga pendidikan persekolahan dapat dikelola secara lebih demokratis dibandingkan dengan pola kerja “dipandu dari atas” sebagaimana dianut oleh negara yang menerapkan pemerintahan sentralistik.

(3)

PEMBAHASAN 1. Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan padanan kata dari School-based Management (SBM). Dalam hal ini Bank Dunia (The World Bank) telah memberikan pengertian bahwa MBS adalah desentralisasi level otoritas penyelenggaraan sekolah kepada level sekolah. Tanggung jawab dan pengambilan keputusan terhadap pelaksanaan atau penyelenggaraan sekolah telah diserahkan kepada kepala sekolah , guru-guru, para orang tua siswa, kadang-kadang peserta didik atau siswa, dan anggota komunitas sekolah yang lainnya. 1

Manajemen berbasis sekolah juga di definisikan beragam oleh para ahli pendidikan. Misalnya, Mallen , Ogawa, dan Kranz memandang MBS sebagai suatu bentuk desentralisasi yang memandang sekolah sebagai suatu unit pasar pengembangan dan bergantung pada redistribusi otoritas pengambilan keputusan. Myers dan Stonehill manajemen berbasis sekolah merupakan suatu strategi untuk memperbaiki mutu pendidikan melalui pengalihan otoritas pengambilan keputusan dari pemerintah pusat ke daerah dan ke masing-masing sekolah sehingga kepala sekolah, guru, peserta didik, dan orang tua peserta didik mempunyai tanggung jawab untuk mengambil keputusan yang menyangkut pembiayaan, personal, dan kurikulum sekolah.2 Tim Peningkatan Mutu SMP Depdiknas

mendefinisikan Manajemen Berbasis Sekolah sebagai model pengelolaan sekolah berdasarkan kekhasan, kebolehan, kemampuan dan kebutuhan sekolah dengan batasan seperti ini, maka MBS menjamin adanya keberagaman dalam pengelolaan sekolah, tetapi harus tetap dalam koridor kebijakan pendidikan nasional. Tidak ada lagi penekanan pada keseragaman dan dijamin adanya keberagaman. 3

1 Suparlan, Manajemen Berbasis Sekolah (MBS): dari teori sampai dengan praktik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2015), hlm. 49

2 Umaedi, dkk, Manajemen Berbasis Sekolah, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), hlm. 4.3

(4)

Istilah School-based Management pertama kali muncul di Amerika Serikat ketika masyarakat mulai mempertanyakan relevansi pendidikan dengan tuntutan da perkembangan masyarakat setempat. MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada tingkat sekolah (perlibatan masyarakat) dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional. MBS merupakan salah satu wujud dari reformasi pendidikan, yang menawarkan kepada sekolah untuk menyediakan pendidikan yang lebih baik dan memadai bagi para peserta didik.4

Menetapkan sendiri pengelolaan pendidikan di sekolah bukan berarti sekolah lepas dari campur tangan pemerintah dan masyarakat , dan bukan berarti sekolah bebas tanpa batas menentukan dan asekolah yang dibebankan kepada siswa. Sekolah memiliki kewajiban menggalang kerjasama mutualisme dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan sekolah (stakeholders), dan bahkan tidak ada program yang dapat berjalan tanpa dukungan dari pihak orang tua dan stakeholders lainnya. MBS harus terintegrasi dengan tuntutan , harapan , dan kemajuan masyarakat, dunia usaha serta pemerintah. 5

Adapun definisi yang menyeluruh dan kompleks tentang MBS yang dikemukakan oleh Neal yang merupakan butir-butir yang terkandung yaitu sebagai berikut:

1. Manajemen Berbasis Sekolah adalah sekolah yang berdasarkan penelitian, komitmen, sistem tertentu, dan pengoperasian sekolah dari suatu distrik/wilayah memakai metode sentralisasi dengan parameter (batasan-batasan yang jelas) dan peran staf yang dipahami oleh mereka yang terlibat, untuk memaksimalkan efektivitas penggunaan sumber daya.

2. (Bagian) anggaran yang peruntukannya bagi sekolah, sebagian besar dipindahkan ke sekolah masing-masing untuk di kelola di dalam sistem Rencana Anggaran dan Pendapatan Belanja Sekolah

4 E, Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), hlm 24

(5)

(RAPBS), sejalan dengan pemberian kewenangan untuk mengambil keputusan pada setiap sekolah.

3. Alokasi anggaran diberikan dalam bentuk lump-sum (blok keseluruhan , tidak diperinci) secara adil, berdasarkan alokasi per siswa yang berbeda , tidak peduli dadri sumber manapun , yang penting untuk kepentingan siswa di sekolah tersebut.

4. Alokasi diberikan sesuai perencanaan da anggaran sekolah yang dibuat oleh kepala sekolah bersama staf (guru) yang sudah terlatih, orang tua, dan siswa sebagai stakeholders dan disetujui oleh Dinas/superintendent (sebelumnya sudah pernah dibahas pelibatan siswa terutama untuk sekolah menengah dan ada yang membatasi hak suara siswa).

5. Perencanaan yang dibuat sekolah tersebut di rancang untuk mencapai tujuan perbaikan mutu pendidikan yang disepakati bersama.

6. Akuntabilitas diberlakukan bagi masng-masing sekolah. 7. Evaluasi lebih pada hasil, bukan pada metodologi atau proses.6

Secara lebih sempit MBS hanya mengarah pada perubahan tanggung jawab pada bidang tertentu seperti dikemukakan Kubick (1988). MBS meletakan tanggung jawab dalam pengambilan keputusan dari pemerintah daerah kepada sekolah yang menyangkut bidang anggaran, personel, dan kurikulum. Oleh karena itu, MBS memberikan hak kontrol proses pendidikan kepada kepala sekolah, guru, siswa, dan orang tua.7

Ketika MBS diterapkan tentu harus ada penjelasan , terutama penelitian mengenai bagaimana strategi efektif mengenai pengalihan atau pergeseran kewenangan dari Dinas Diknas ke tingkat sekolah itu akan di lakukan. Operasionalisasi program yang dialihkan itu tetap berada pada koridor kebijakan nasional pendidikan, meski tetap terbuka adanya variasi.

6 Umaedi, dkk, Op. Cit., hlm. 4.3-4.4

(6)

Dengan demikian akan jelas , mana tugas pokok dan fungsi masing-masing dan mana yang menjadi tugas bersama.8

Proses penyelenggaraan sekolah adalah kiat manajemen sekolah dalam mengelola masukan-masukan agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan atau output sekolah. Slamet mengatakan bahwa proses adalah berubahnya “sesuatu” menjadi “sesuatu yang lain”. Proses berlangsungnya sekolah intinya adalah berlangsungnya pembelajaran , yaitu terjadinya interaksi antara siswa dengan guru yang didukung oleh perangkat lain sebagai bagian keberhasilan proses pembelajaran.9

Dimmock dan Caldwell menemukan bahwa MBS memiliki lima keunggulan sebagai berikut.

1. MBS adalah lebih demokratis. MBS memungkinkan guru dan orang tua siswa dapat mengambil keputusan tentang pendidikan dengan cara-cara yang lebih demokratis daripada hanya sekedar memberikan kewenangan kepada orang-orang yang terbatas atau satu kelompok orang pada level pusat.

2. MBS adalah lebih relevan. 3. MBS adalah tidak birokratis.

4. MBS memungkinkan untuk lebih memiliki akuntabilitas.

5. MBS memungkinkan untuk dapat memobilisasi sumber daya secara lebih besar.10

Adapun pelaksanaan manajemen berbasis sekolah yang di fokuskan pada dua sasaran kerja yaitu pada manajemen peningkatan mutu sekolah dan pada peningkatan kontribusi masyarakat terhadap pendidikan.

a. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah

MBS fokus manajemen adalah penerapan MBS yang dapat diidentifikasi dari pola manajemen mutu sekolah yang dijalankan. Dalam pola MBS, sekolah sudah diberikan otonomi yang luas untuk

8 Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah Dari Unit Birokrasi ke Lembaga Akademik,

(Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm 16

9 Aan Komariah dan Cepi Triatna, Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), hlm. 5

(7)

membenahi PBM, penjabarannya adalah sekolah perlu merancang otonomi secara akademik dan otonomi secara kelembagaan. 11

b. Peningkatan Kontribusi dan Pertisipasi Masyarakat

MBS memerlukan kemitraan dengan masyarakat yang memiliki persepsi dan tujuan yang sama. Pemberdayaan partisipasi masyarakat diwadahi dengan Pembentukan Dewan / Komite Sekolah yang berfungsi sebagai wadah untuk menampung aspirasi dan kebutuhan stakeholder sekolah, serta badan yang berfungsi untuk membantu sekolah meningkatkan kinerjanya bagi terwujudnya layanan pendidikan dan hasil belajar yang bermutu.12

Selanjutnya mengenai karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah adalah sebagai berikut:

1. Adanya karagaman dalam pola penggajian guru 2. Otonomi manajemen sekolah

8. Akses terbuka bagi sekolah untuk tumbuh relatif mandiri 9. “Pemasaran” sekolah secara kompetitif.13

2. Manfaat Manajemen Berbasis Sekolah

Manajemen berbasis sekolah memberikan kebebasan dan kekuasaan yang besar pada sekolah, disertsi seperangkat tanggung jawab. Dengan adanya otonomi yang memberikan tanggung jawab pengelolaan sumber daya dan pengembangan strategi MBS sesuai dengan kondisi

11 Engkoswara dan Aan Komariah , Op. Cit., hlm. 295-296

12 Ibid., hlm. 297

(8)

setempat, sekolah dapat lebih meningkatkan kesejahteraan guru sehingga dapat lebih berkonsentrasi pada tugas. Keleluasaan dalam mengelola sumber daya dan dalam menyertakan masyarakat untuk berpartisipasi, mendorong profesionalisme kepala sekolah, dalam peranannya sebagai manajer maupun pemimpin sekolah. Dengan diberikannya kesempatan kepada sekolah untuk menyusun kurikulum , guru didorong untuk berinovasi, dengan melakukan eksperimentasi-eksperimentasi di lingkungan sekolahnya. Dengan demikian , MBS mendorong profesionalisme guru dan kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan di sekolah. Melalui penyusunan kurikulum elektif, rasa tanggap sekolah terhadap kebutuhan setempat meningkat dan menjamin layanan pendidikan sesuai dengan tuntutan peserta didik dan masyarakat sekolah. Prestasi peserta didik dapat dimaksimalkan melalui peningkatan partisipasi orang tua, misalnya, orang tua dapat mengawasi langsung proses belajar anaknya.14

(9)

1. MBS bertujuan untuk mencapai mutu dan relevansi pendidikan yang setinggi-tingginya , dengan tolak ukur penilaian pada hasil buka pada metodologi atau prosesnya.

2. MBS bertujuan menjamin keadilan bagi setiap anak untuk memperoleh layanan pendidikan yang bermutu di sekolah yang bersangkutan. 3. MBS bertujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi.

4. MBS bertujuan meningkatkan akuntabilitas sekolah dan komitmen semua skateholders16

Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan MBS di Nikaragua, ditemukan bahwa 100% sumber daya sekolah telah dialokasikan untuk kepentingan sekolah. Maka dari hal tersebut terdapat dampak penting penerapan MBS adalah sebagai berikut:

1. Penerapan MBS mempunyai kontribusi yang lebih baik dalam menaikkan hasil bekajar siswa.

2. Penerapan MBS di Meksiko ternyata juga telah meningkatkan peran serta sekolah di daerah pedesaan dan bahkan di sekolah-sekolah yang para siswanya berasal dari suku asli.

3. Beberapa hasil evaluasi terhadap penerapan MBS pada khususnya , dan penerapan desentralisasi pendidikan di AS telah dapat menurunkan angka putus sekolah (DO), meskipun secara langsung tidak mempunyai dampak dalam kenaikan nilai hasil belajar. 17

Selain manfaat dalam penerapan MBS juga memiliki keuntungan yaitu sebagai berikut:

a. Membuat para individu yang kompeten di sekolah untuk membuat keputusan yang dapat meningkatkan pembelajaran.

b. Memberikan hal bersuara kepada seluruh komunitas sekolah dalam pengambilan keputusan kunci.

c. Menekankan akuntabilitas untuk pengambilan keputusan.

d. Mendorong kreativitas yang lebih besar dalam perancangan program.

16 Umaedi, dkk, Op. Cit., hlm. 4.8-4.9

(10)

e. Mengarahkan kembali sumber daya untuk mendukung pencapaian tujuan yang telah di kemangkan di masing-masing sekolah.

f. Mendorong anggaran yang realistik.18

Manfaat Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) akan menghasilkan nilai positif bagi sekolah antara lain:

1. Sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi sekolah yang bersangkutan sehingga sekolah dapat lebih mengoptimalkan pemanfaatan semberdaya yang ada.

2. Sekolah lebih mengetahui skala prioritas.

3. Pengambilan keputusan lebih pastisipatif terutama dalam hal : menetapkan sasaran peningkatan mutu, .menyusun rencana peningkatan mutu, melaksanakan rencana peningkat mutu, melakukan evaluasi pelaksanaan peningkatan mutu.

4. Penggunaan lebih efektif dan efesien sesuai dengan skala prioritasnya. 5. Keputusan bersama lebih menciptakan transparasi dan demokrasi. 6. Dapat meningkat rasa tanggung jawab.

7. Menumbuhkan persaingan sehat sehingga diharapkan adanya upaya inovatif.19

KESIMPULAN

18 Ibid., hlm. 60

(11)

Manajemen berbasis sekolah merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada tingkat sekolah (perlibatan masyarakat) dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional. MBS merupakan salah satu wujud dari reformasi pendidikan, yang menawarkan kepada sekolah untuk menyediakan pendidikan yang lebih baik dan memadai bagi para peserta didik.

Manfaat manajemen berbasis sekolah dapat di jabarkan sebagai berikut: a. Sekolah dapat lebih meningkatkan kesejahteraan guru sehingga dapat lebih

berkonsentrasi pada tugas.

b. Mengelola sumber daya dan dalam menyertakan masyarakat untuk berpartisipasi.

c. Mendorong profesionalisme guru dan kepala sekolah. d. Kesempatan kepada sekolah untuk menyusun kurikulum.

e. Prestasi peserta didik dapat dimaksimalkan melalui peningkatan partisipasi orang tua.

(12)

Nurkolis;. (2006). Manajemen Berbasis Sekolah , Teori, Model , dan Aplikasi.

Jakarta: Grasindo.

Danim, Sudarwan;. (2007). Visi Baru Manajemen Sekolah Dari Unit Birokrasi ke Lembaga Akademik. Jakarta: Bumi Aksara.

Engkoswara; Komariah, Aan;. (2011). Administasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Komariah, Aan; Triatna, Cepi;. (2006). Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Mulyasa, E. (2004). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Oviyanti, F., & dkk. (2011). Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Palembang: -. Suparlan. (2015). Manajemen Berbasis Sekolah (MBS): dari teori sampai dengan

praktik. Jakarta: Bumi Aksara.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

41 Pengurusan Badan Beruniform dan Kelab/Persatuan MBK  Tiada perancangan  Murid berkeperluan khas tidak terlibat dalam aktiviti kokurikulum  Jawatankuasa Program

Two lecturers who teach intermediate grammar (ET 221) from Faculty of Language and Arts were chosen as the participants. The researcher uses observation, and interview were chosen to

Aplikasi teks editor yang terhubung ke Drobox, baik yang berbasis komputer maupun berbasis perangkat mobile, akan memudahkan kita menyimpan dan mengelola catatan-catatan

Mungkin berupa polutan organik (berbau busuk), polutan anorganik (berbuaih, berwarna), atau mungkin berupa polutan yang mengandung asam belerang (berbau busuk), atau

Manajemen

1) tabung plastik atau gelas tembus pandang dan tidak berwarna, diameter bagian dalam 31,8 mm, diameter bagian luar 38,1 mm, tinggi 432 mm, permukaan luar tabung dilengkapi

[r]