• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN HASIL ASIMILASI DENGAN DATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERBANDINGAN HASIL ASIMILASI DENGAN DATA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN HASIL ASIMILASI DENGAN DATA OBSERVASI

DALAM PEMODELAN CUACA NUMERIK WRF-ARW

(STUDI KASUS: 7 JANUARI 2015, STAMET KLAS II PADANG)

Eka Suci Puspita W. 1)

1) Sekolah Tinggi Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika

email : [email protected]

PENDAHULUAN

WRF adalah salah satu model prediksi cuaca numerik skala meso yang digunakan secara luas dalam prediksi cuaca di seluruh dunia. WRF(Weather Research and Forecasting) dikembangkan oleh kolaborasi antara NCAR (National Center for Atmospheric Research), NCEP (National Centers for Environmental Prediction) Colorado Amerika Serikat dan NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) yang bekerja sama dengan AFWA (Air Force Weather Agency) serta instansi lainnya. Dengan pengembangan teknologi yang makin canggih, model WRF dapat digabungkan dengan data observasi yang disebut dengan teknik asimilasi model.

Gambar 1.1 A Description of the Advanced Research WRF Version 3 (Sumber http://www.mmm.ucar.edu/wrf/users/pub-oc.html)

(2)

DAERAH PENELITIAN

Gambar 2.1 Lokasi Penelitian

Stasiun Meteorologi Klas II Padang terletak di propinsi Sumatera Barat yaitu di Kabupaten Padang Pariaman, dengan letak geografis 00° 53’ LS - 100° 22’ BT dan elevasi 3 meter dari permukaan laut. Berdasarkan posisi geografisnya Provinsi Sumatera Barat terletak di pesisir barat bagian tengah pulau Sumatera yang mempunyai luas wilayah 42,2 ribu Km2. Sumatera Barat

berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Riau, Provinsi Jambi, Provinsi Bengkulu dan Samudera Indonesia. (http://bkpmp.sumbarprov.go.id/statistik-2/letak-geografis/)

DATA DAN METODE

3.1 Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Data FNL (Final Analysis) dengan resolusi 10X 10 pada tanggal 7 Januari 2015 jam

00.00 UTC hingga tanggal 8 Januari 2015 jam 00.00 UTC dengan interval waktu 6 jam yang diunduh dari http://rda.ucar.edu/.

b. Data FNL tanggal 1 Januari 2015 sampai dengan 4 Februari 2015 untuk pembuatan Background Error (BE) yang menghasilkan be.dat.

c. Data observasi (ob.bufr) pada tanggal 7 Januari 2015 jam 00.00 UTC yang diunduh dari

http://rda.ucar.edu/datasets/ ds337.0/index.html.

d. Data sinop tiap jam Stasiun Meteorologi Klas II Padang tanggal 7 Januari 2015 jam 00.00 UTC sampai dengan tanggal 8 Januari 2015 jam 00.00 UTC.

e. Data udara atas Stasiun Meteorologi Klas II Padang tanggal 7 Januari 2015 jam 00.00 UTC dan 12.00 UTC serta pada tanggal 8 Januari 2015 jam 00.00 UTC.

3.2 Metode

(3)

1. Mendownload data FNL tanggal 7 Januari 2015 jam 00.00 UTC hingga 8 Januari 2015 jam 00.00 UTC.

2. Pembuatan Background Error yang menghasilkan be.dat.

3. Mengunduh data observasi pada tanggal 7 Januari 2015 jam 00 yang diunduh dari http://rda.ucar.edu/datasets/ds337.0/index.html dan direname menjadi ob.bufr

4. Membuat domain dalam WRF-ARW, domain yang digunakan dalam penelitian ini hanya domain satu yaitu Indonesia

Gambar 3.1 Domain Penelitian dalam WRF-ARW

Domain diatas dibuat dengan menggunakan Domain Wizard dengan menggunakan konfigurasi sebagai berikut:

Tabel 3.1

Konfigurasi model WRF – ARW

Konfigurasi Domain 1 Domain 2

Resolusi Grid Hrizontal 30 Km 10 Km

Skema Mikrofisik Purdue – Lin Purdue – Lin

Skema PBL YSU YSU

Skema Parameterisasi Cumulus Kain – Fritsch Kain – Fritsch

Resolusi Temporal 180 detik 180 detik

Jumlah Level Vertikal 30 Lapisan 30 Lapisan

5. Running WRF-ARW dan melalukan proses ARWpost hingga dihasilkan .ctl dan .dat. 6. Mengasimilasi hasil keluaran model WRF-ARW.

7. Mengolah, membandingkan dan menganalisa data hasil observasi dengan data hasil keluaran model WRF-ARW sebelum dan sesudah diasimilasi.

8. Kesimpulan hasil analisa.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Permukaan

(4)

Gambar 4.1 Perbandingan nilai suhu dari data obs, asimilasi dan non-asimilasi

Grafik diatas merupakan suhu udara hasil keluaran model WRF-ARW sebelum dan setelah diasimilasi terhadap data hasil observasi dari Stasiun Meteorologi Klas II Padang pada tanggal 7 Januari 2015 jam 00.00 s/d 24.00 UTC, dapat dilihat terjadi kenaikan suhu udara dari jam 00.00 UTC hingga mencapai suhu udara maksimum pada jam 05.00 UTC dan menurun kembali hingga jam 24.00 UTC. Secara umum, hasil keluaran model WRF-ARW sebelum dan setelah diasimilasi memiliki nilai yang hampir sama (grafik rapat), berbanding lurus dan cenderung underestimated. Nilai error antara hasil keluaran WRF-ARW setelah asimilasi dengan observasi lebih kecil dari pada sebelum diasimilasi, sedangkan milai korelasinya lebih besar dengan nilai perbedaan yang sangat kecil. Hal ini menunjukan bahwa hasil keluaran model WRF-ARW setelah diasimilasi lebih baik dibanding dengan sebelum diasimilasi untuk parameter suhu.

4.1.2 Titik Embun

Gambar 4.2 Perbandingan nilai titik embun dari data obs, asimilasi dan non-asimilasi

(5)

rapat), berbanding lurus dan cenderung underestimated. Nilai error antara hasil keluaran WRF-ARW setelah asimilasi dengan observasi lebih besar dari pada sebelum diasimilasi, sedangkan nilai korelasinya lebih kecil dengan nilai perbedaan yang kecil. Hal ini menunjukan bahwa hasil keluaran model WRF-ARW sebelum asimilasi lebih baik disbanding dengan setelah diasimilasi untuk parameter titik embun.

4.1.3 Kelembaban Relatif

Gambar 4.3 Perbandingan nilai RH dari data obs, asimilasi dan non-asimilasi 4.1.4 Tekanan

Gambar 4.4 Perbandingan nilai tekanan dari data obs, asimilasi dan non-asimilasi 4.1.5 Kecepatan Angin

Gambar 4.5 Perbandingan nilai kecepatan angin dari data obs, asimilasi dan non-asimilasi

4.1.5 Curah Hujan

(6)

Kontingensi

4.2 Data Udara Atas 4.2.1 Kecepatan Angin

(7)

Gambar 4.7 Perbandingan nilai kelembaban vertikal dari data obs, asimilasi dan non-asimilasi

5. KESIMPULAN

Dari perbandingan antara hasil keluaran model WRF-ARW sebelum diasimilasi dan setelah diasimilasi terlihat adanya perbedaan di antara kedua keluaran tersebut walaaaupun perbedaan nya sangat kecil/tidak signifikan, hal menandakan bahwa asimilasi data memberikan pengaruh.

DAFTAR PUSTAKA 1. http://rda.ucar.edu/.

2. http://rda.ucar.edu/datasets/ ds337.0/index.html.

Gambar

Gambar 1.1 A Description of the Advanced Research WRF Version 3
Gambar 2.1 Lokasi Penelitian
Tabel 3.1
Gambar 4.1 Perbandingan nilai suhu dari data obs, asimilasi dan non-asimilasi
+4

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 22 Grafik perbandingan SPL lapang dan citra pada musim barat Berdasarkan hasil lapang dan ekstraksi citra menunjukkan bahwa SPL Pulau Pari memiliki nilai yang berbeda

Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan dengan guru mata pelajaran fisika di SMA Negeri 1 Trimurjo, diketahui bahwa pembelajaran menggunakan media gambar

Hasil analisis angka penyabuan RBO ditunjukkan pada Grafik 4. Hasil analisis bilangan penyabunan pada berbagai perbandingan pelarut dengan bekatul dan waktu ekstraksi. dapat

Nilai rata-rata keterampilan membaca pemahaman teks laporan hasil observasi siswa kelas VII SMP Negeri 33 padang adalah 81,42 dengan tingkat penguasaan (76—85%)

Hasil penelitian ini meliputi hasil pemilihan data dan kontrol kualitas data dengan TEQC, hasil pengolahan data dengan GAMIT/GLOBK pada stasiun CORS BIG, hasil

Grafik 4.1: Rekapitulasi Siklus I dan Siklus II Gambar Peningkatan Hasil Belajar Siswa SIMPULAN Rencana pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan PMRI pada materi penyajian data

Dan diperoleh besarnya komponen pasut sebagai berikut : Tabel 4.1 Komponen pasut pengamatan, hasil perhitungan least square Pengolahan Data Sekunder Titik terdekat dari satelit

Hasil Peramalan Dengan Moving Average Dari hasil peramalan menggunakan metode Moving Average tiga periode dapat dilihat bahwa nilai MAPE tertinggi didapat pada peramalan data transaksi