52 BAB IV
ANALISIS 4.1 Analisis terhadap Moving average
Hasil pengolahan data menunjukan bahwa proses moving average tidak memberikan kontribusi yang signifikan terhadap nilai konstanta pasut laut yang dihasilkan dari proses analisis harmonik. Berikut ini adalah contoh hasil pengolahan data yang telah dilakukan di dalam studi ini dengan dan tanpa proses moving average. Data SLA yang digunakan adalah data SLA pada titik 5 pada pass 229 (sebelah selatan Papua).
Tabel 4.1 Perbandingan parameter hasil pengolahan data dengan dan tanpa menggunakan moving average
Amplitudo Fase
Mov Average Non Mov Average Selisih Mov Average Non Mov Average Selisih 0.093108953 0.093271545 0.0002 34.53742676 34.35762234 0.1798 0.029151599 0.02940867 0.0003 198.7075677 198.9922814 0.2847 0.055269495 0.055258796 1E‐05 164.3390019 164.6205899 0.2816 0.209959165 0.209715554 0.0002 190.1883594 190.2337193 0.0454 0.08871322 0.088475928 0.0002 210.5685013 210.4639261 0.1046 0.020092793 0.019433937 0.0007 261.3616637 261.2505531 0.1111 0.233690339 0.233507184 0.0002 249.271823 249.1532642 0.1186 0.021373734 0.021771894 0.0004 55.64625612 54.65813937 0.9881 0.022715861 0.022365385 0.0004 166.0176909 166.3153181 0.2976 0.100765823 0.10080477 4E‐05 76.24185115 76.28307 0.0412 0.01589913 0.015593095 0.0003 232.1119868 233.3924102 1.2804 0.433327787 0.433619655 0.0003 183.2865383 183.2533074 0.0332 0.017084038 0.017629655 0.0005 108.8817611 107.5584619 1.3233 0.13858171 0.138392421 0.0002 254.557634 254.5511712 0.0065 0.042611956 0.043025353 0.0004 2.688331537 3.045385783 0.3571
Dengan melihat tabel 4.1 di atas, selisih terbesar dari penggunaan dan tanpa penggunaan moving average hanya sebesar 0,2 mm pada amplitudo yang dihasilkan, sedangkan pada fase yang dihasilkan selisih terbesarnya adalah 1,3o. Perbedaan fase sebesar 1,3o pada komponen pasut laut memberikan pengaruh yang berbeda-beda pada setiap komponen pasut laut. Untuk melihat bagaimana perbedaan nilai fase ini mempunyai pengaruh yang berbeda pada setiap komponen pasut laut, dilakukan sebuah prediksi pasut laut percobaan. Prediksi pasut laut percobaan ini dilakukan dengan menggunakan data pasut laut yang sebenarnya (Titik 1, Pangkal Balam, data ascending), dimana nilai fase pada dua buah gelombang dengan nilai amplitudo yang berdekatan dan nilai periode yang berjauhan diberi kesalahan sebesar 1o. Dua buah gelombang yang digunakan adalah gelombang Ssa
53 dengan panjang gelombang 182,704 hari dan gelombang N2 dengan panjang gelombang 0.527 hari. Kedua gelombang tersebut mempuinyai amplitudo yang berdekatan, yaitu 0,02 m (dibulatkan). Hasil percobaan ini ditunjukkan oleh tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2 Perbandingan hasil prediksi pasut laut
Tinggi permukaan laut prediksi diatas MSL
data sebenarnya 0.285
Fase Ssa +1o 0.284
Fase N2+1o 0.285
Dari tabel 4.2 diatas, terlihat bahwa perbedaan fase 1o pada gelombang pasut yang berjauhan periodenya tidak memberikan perbedaan yang signifikan pada prediksi pasut. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa penggunaan moving average pada analisis harmonik dengan menggunakan data TOPEX/Poseidon tidak memberikan pengaruh yang signifikan.
4.2 Analisis terhadap Hasil Interpolasi Kuadratik untuk Menentukan Titik Normal Seperti yang telah tertera pada gambar 3.5, titik normal yang merupakan hasil interpolasi kuadratik dari empat buah titik pengukuran yang berada di sekitarnya mempunyai besar perbedaan sekitar 1 cm dari tren linier yang terbentuk dari dua buah titik yang bersebelahan dengan titik normal tersebut. Hal ini bisa diterima mengingat ketelitian dari data SLA sendiri mencapai 2-3 cm. Namun, walaupun perbedaan SLA yang dihasilkan oleh proses interpolasi tidak lebih dari ketelitian data SLAnya sendiri, interpolasi kuadratik tetap beralasan untuk tetap digunakan. Penggunaan interpolasi kuadratik dapat meminimalisir efek blunder yang mungkin terjadi apabila data yang bersebelahan dengan titik normal merupakan data spike.
4.3 Analisis terhadap Penggunaan Model Pembobotan
Tabel 4.3 berikut ini adalah tabel berisi hasil pengolahan data dengan menggunakan model pembobotan dengan bobot setiap data dan dengan bobot setiap data berbeda. Data yang digunakan adalah data TOPEX/Poseidon pada pass 51 di titik 2 (Laut Jawa).
54 Tabel 4.3 Perbandingan hasil pengolahan data dengan bobot yang sama dan dengan bobot yang berbeda
Komponen Bobot Sama Bobot Berbeda Selisih
Amplitudo Fase Amplitudo Fase Amplitudo Fase Sa 0.029 159.932 0.030 159.865 0.000 ‐0.067 Ssa 0.033 180.799 0.033 181.569 0.000 0.771 Mm 0.020 269.211 0.020 269.309 0.000 0.098 Mf 0.071 204.845 0.074 204.167 0.003 ‐0.677 O1 0.048 243.407 0.048 243.237 0.000 ‐0.170 P1 0.044 243.823 0.044 243.392 0.000 ‐0.431 S1 0.018 20.881 0.017 21.486 ‐0.001 0.605
K1 0.088 1.482 0.088 1.348 0.000 ‐0.135
N2 0.038 34.052 0.038 34.559 ‐0.001 0.507 M2 0.108 350.248 0.108 350.114 0.000 ‐0.135
S2 0.074 317.713 0.075 317.818 0.001 0.104 K2 0.027 60.384 0.027 59.265 0.001 ‐1.119 2SM2 0.070 201.207 0.073 201.740 0.003 0.533
Dari tabel 4.3, ternyata hasil pengolahan data dengan bobot yang sama dan dengan bobot yang berbeda memberikan perbedaan yang hampir sama dengan digunakan dan tidak digunakannya pengolahan data dengan moving average. Pada amplitudo yang dihasilkan, perbedaan nilainya mencapai 3 mm. Sedangkan pada fase, perbedaan nilainya mencapai 1o. Model pembobotan yang memberikan bobot yang berbeda digunakan dalam tugas akhir ini karena model pembobotan tersebut merupakan syarat agar uji chi-square dapat dilakukan.
4.4 Analisis terhadap Penggunaan Uji Chi-square untuk Menentukan Komponen Pasut laut yang Digunakan dalam Analisis Harmonik
Pada BAB 3, telah dijelaskan bahwa pelibatan komponen pasut laut untuk pengolahan data pada tahap awal harus mempertimbangkan kedalaman dari perairan yang diamati. Hal ini penting dilakukan karena kesalahan pelibatan komponen pasut laut pada proses analisis harmonik akan membuat hasil uji chi-square yang dilakukan mengalami kegagalan. Di perairan dalam, penggunaan komponen pasut laut dangkal akan menyebabkan kegagalan uji chi-square walaupun amplitudo dari komponen-komponen pasut laut tersebut sebenarnya telah lebih besar dari batas penolakan gelombang yang ditetapkan. Hal ini akan membuat pengolahan data menjadi sangat membingungkan. Begitu juga dengan tidak digunakannya komponen pasut laut dangkal pada pengamatan pasut laut di perairan dangkal. Tidak
digunaka dalam uji
4.5 Anal P fase dari Perbedaa penyebab fase ini t analisis h aliasing kuadrat t lanjutan s
W konstanta pengama saling be menggun dipakai a pukul 00
annya kompo i chi-square
lisis terhada ada gambar analisis har an fase ters b terjadinya terjadi karen harmonik, k yang diguna terkecil. Un setelah tugas Walaupun de a-konstanta atan tersebut
erimpit. Gam nakan konst adalah titik :00 hingga 7
Gamb
onen pasut l karena nilai
ap Perbedaa r 3.13, 3.14,
rmonik yang sebut memp
hal ini belu na argumen kesalahan or akan, dan m ntuk mengeta s akhir ini.
emikian, ap yang dipero
(fase dan am mbar 4.1 b anta pasut 1 (pass 51 d 7 Juli 2008 p
bar 4.1 Hasil pr
laut dangkal i uji chi-squa
an Fase Dat , 3.15, 3.16, g dilakukan
punyai besa um diketahu astronomis rbit satelit y model analis
ahui faktor
pabila dilaku oleh dari dat mplitudo), m
erikut ini a laut dari da dan 64), wak pukul 00:00.
rediksi pasut d
l dapat mem are berada d
ta Ascendin , 3.17, 3.18
pada data p ar yang be ui secara pa
dan koreksi yang belum
is harmonik penyebab h
ukan predik ta pass asce maka data pr
adalah conto ata pass asc ktu prediksi
dari data pass a
mbuat hasil a di atas batas
g dan Desce dan 3.19, t pass ascendi erbeda-beda sti, namun d i nodal yang
diperhitung k sendiri yan hal ini secar
ksi pasut lau ending dan d rediksi pasut
oh hasil pre cending dan i yang digun
ascending dan
analisis harm daerah pene
ending erlihat adan ing dan pass
tidak men dimungkink g belum dili gkan, efek d
ng menggun ra pasti, dip
ut dengan m descending t laut yang d ediksi pasut n descending nakan adalah
descending
5 monik ditola erimaan.
nya perbedaa s descending nentu. Fakto kan perbedaa
batkan dalam dari frekuen nakan metod perlukan stud
menggunaka dari titik-titi diperoleh aka t laut denga g. Titik yan h 7 Juni 200
55 ak
an g.
or an m nsi de di
an ik an an ng 08
G pasut lau descendin dari gelo harmonik yang belu amplitud 4.3 menu (1o) dan y
Garis berwarn ut diatasnya
ng. Sepintas ombang-gelo k. Namun se
um dimasuk do dari hasil unjukan hasi yang mempu
Gam
Gamba
na hitam pad a yang meru s garis berw ombang pas ebenarnya ga kan ke dalam analisis harm il pengurang unyai amplit
mbar 4.2 Hasil
ar 4.3 Hasil pe
da gambar 4 upakan pred warna hitam
sut laut yan aris hitam te m analisis ha monik data p gan dua buah
tudo yang be
l pengurangan
engurangan du
.1 menunjuk diksi pasut tersebut tam ng tidak di ersebut tidak armonik, me pass ascend h gelombang erbeda (0,25
n dua gelomban
ua gelombang d
kan residu da laut dari d mpak seperti imasukan k k menunjukk elainkan efek ding dan des
g yang memp satuan panj
ng dengan fase
dengan amplitu
ari dua buah data pass as
sebuah has ke dalam pr kan gelomba k dari perbed
cending. Ga punyai fase ang).
e berbeda
udo berbeda
5 h data predik scending da sil superposi
roses analis ang pasut lau
daan fase da ambar 4.2 da yang berbed
56 ksi
an isi sis ut an an da
57 4.6. Analisis terhadap Beberapa Hasil Analisis Harmonik
4.6.1 Titik 2 (Laut Jawa)
Data pengukuran diatas laut Jawa memberikan perbedaan nilai amplitudo data pass ascending dan descending yang relatif cukup besar (hingga 3cm) seperti yang terlihat pada Tabel 3.12 dan Gambar 3.7. Hal ini dikarenakan karakteristik geografis Laut Jawa yang dangkal dan sedikit tertutup. Tunggang pasut di perairan Laut Jawa juga lebih kecil dari tunggang pasut di titik-titik lainnya apabila dilihat dari amplitudo komponen-komponen pasut laut di Laut Jawa yang relatif lebih kecil dari amplitudo komponen-komponen pasut laut di perairan lainnya.
4.6.2 Titik 6 ( Barat Papua)
Komponen pasut laut yang terlibat pada hasil analisis harmonik di Titik 6 memiliki jumlah komponen pasut laut terbanyak dari titik-titik lainnya, yaitu 25 buah komponen. Hal ini memberikan dua kemungkinan: pertama, komponen pasut laut yang berada pada Titik 6 memang berjumlah sebanyak itu. Kedua, data hasil pengukuran di Titik 6 dihinggapi banyak noise, kemudian noise tersebut terdeteksi oleh proses analisis harmonik sebagai komponen- komponen pasut laut berfrekuensi tinggi. Komponen-komponen pasut laut dangkal mempunyai frekuensi yang tinggi. Oleh karena itu, hasil analisis harmonik di Titik 6 melibatkan banyak komponen pasut laut dangkal yang bisa saja merupakan efek dari noise yang berada di titik tersebut.
Untuk melihat apakah komponen-komponen pasut laut berfrekuensi tinggi di Titik 6 merupakan efek dari noise pengukuran atau memang benar-benar sinyal pasut laut, dilakukan pengeplotan histogram kesalahan. Histogram kesalahan dapat menunjukan bagaimana pola distribusi kesalahan yang dihasilkan oleh suatu perataan. Histogram kesalahan dari hasil perataan di Titik 6 dapat dilihat pada gambar 4.4.
P 0.5 m, le berkisar a pasut lau terdapat karakteri dan terlet
4.7 Verif H tidak di menggun sulit unt pengukur untuk me dibandin diperoleh
E servis be dapat dip pasut lau pengama pengama
ada gambar ebih besar da
antara 0.2 m ut yang terlib
pada pengu istik perairan
tak di dalam
fikasi Hasil Hasil analisis isertai deng nakan metod tuk dilakuk ran palem pa emverifikasi
gkan hasil p h dari EasyT EasyTide me rupa prediks peroleh deng ut yang dib atan pasut la atan pasut lau
Gambar 4.4 4.4 di atas, ari simpang m hingga 0.3
bat dalam an ukuran di at
n di Titik 6 m teluk yang
Prediksi Pa s harmonik y gan verifika de lain yang kan verifika asut laut, dig i hasil analis prediksinya Tide.
erupakan pe si pasut laut gan mengak berikan han aut yang terd ut EasyTide
Histogram kes terlihat bah an maksimu m. Dengan nalisis harm as titik ters
dimana per dikelilingi o
asut laut de yang dilaku asi atau v g telah bany asi langsun gunakanlah m sis harmonik
dengan hasi
erusahaan ja kepada para kses internet nya terbatas
daftar menja tersebut ters
salahan di Titi hwa sebaran um pada seb ini, dapat di monik di Titi ebut. Hal in rairan terseb oleh daratan.
ngan Mode ukan dalam t
alidasi dari yak diterima
g dengan model pasut k dari tugas il prediksi p
asa milik pe a pelanggann
ke alamat h pada titik- adi titik peng sebar di selu
k 6 (Barat Pap kesalahan d baran kesalah
iketahui bah ik 6 merupa ni kemungki ut merupaka
l Pasut laut tugas akhir i hasil ana
oleh banya hasil analis t laut lain yan
akhir ini. M pasut laut da
emerintah In nya. Prediks
http://easytid -titik tertent gamatan Eas uruh dunia d
pua)
data dari Titi han di titik l hwa banyakn akan efek da inan besar t an perairan
t Lain ini tidak len alisis harm ak kalangan.
sis harmon ng lebih mu Model pasut l
ari data TOP
nggris yang i pasut laut d de.ukho.gov
tu, yaitu pa syTide. Saat engan jumla
5 ik 6 mencap
lainnya, yait nya kompone ari noise yan terjadi karen yang dangk
ngkap apabi monik denga
. Oleh karen ik dari da udah diperole
laut lain yan PEX/Poseido
memberika dari EasyTid v.uk/. Predik
ada titik-titi ini, titik-titi ah diatas 600 58
ai tu en ng na kal
la an na ta eh ng on
an de ksi ik ik 00
titik. Titi ini adalah Pangkal dalam tug
G dengan m dengan m yaitu mu permukaa
ik pengamat h titik penga Balam. Titik gas akhir ini Gambar 4.5 d menggunaka menggunaka ulai tanggal an laut ditam
tan EasyTide amatan pasu k tersebut de i.
dan 4.6 berik an data TOPE an data dari E 14 Mei 2008 mpilkan di at
Gambar 4.5 H
e yang digu ut laut yang ekat letakny
kut ini adalah EX/Poseidon EasyTide. Pr 8 pukul 00:0 tas permuka
Hasil prediksi p
unakan untuk terdapat di ya dengan Ti
h perbanding n dan hasil p rediksi pasu 00 hingga 2 an chart dat
pasut dari data
k proses ver Pulau Bangk itik 1 yang d
gan hasil pre prediksi pas ut laut dilaku 1 Mei 2008 tum.
a TOPEX/Pose
rifikasi dalam ka, atau tepa dijadikan obj
ediksi pasut sut laut di Pa ukan selama pukul 00:0
eidon
5 m tugas akh atnya di Ko jek penelitia
laut di Titik angkal Balam
satu minggu 0. Ketinggia
59 hir
ta an
1 m u, an
D data TOP laut deng diatas be
4.8 Anal dan T pasut ya Lokasi p Titik 7 (U 229 dan
Dari gambar PEX/Poseido gan menggu
rkisar ± 25 c
lisis Terhad Dalam Tabel 4.4 dan
ang diperole perairan yang
Utara Sulaw 101 (ascend
Gamba
4.5 dan 4.6 on tidak jau unakan Easy
cm.
ap Nilai Sta
n 4.5 berikut eh dari anal g dibanding wesi, peraira ding).
ar 4.6 Hasil pr
di atas, terlih uh berbeda p yTide. Perbe
andar Devia
t ini menunju lisis harmon gkan adalah an dalam). P
rediksi pasut da
hat bahwa h pola pergera edaan tinggi
asi pada An
ukkan nilai nik pada pe pada Titik Pass yang di
ari EasyTide
hasil prediksi akannya den
muka laut
alisis Harm
standar devi erairan dang 1 (P. Bangk igunakan ma
i pasut laut m ngan hasil p
dari gambar
monik Perair
iasi kompon gkal dan per
ka, perairan asing-masing
6 menggunaka prediksi pasu
r 4.5 dan 4
ran Dangka
en-kompone rairan dalam
dangkal) da g adalah pas
60 an
ut .6
al
en m.
an ss
61 Tabel 4.4 Standar deviasi komponen-komponen pasut di perairan dangkal
Laut Dangkal
Pass : 229
Komponen std_Ampli std_Fase Sa 0.010 4.895 Ssa 0.010 19.111 Mf 0.067 51.508 QI 0.010 10.137 O1 0.010 1.551 NO1 0.010 19.345
P1 0.010 3.426 S1 0.010 31.438 K1 0.010 1.042
J1 0.010 22.904 N2 0.010 28.324 NU2 0.010 57.381 M2 0.010 36.270 S2 0.010 15.084 MP1 0.010 115.549 2SM2 0.067 54.146
M6 0.010 72.466 2MS6 0.010 36.701
Tabel 4.5 Standar deviasi komponen-komponen pasut di perairan dalam
Laut Dalam
Pass : 101
Komponen std_Ampli std_Fase Sa 0.008 15.411 Ssa 0.008 14.550 QI 0.008 21.671 O1 0.008 3.951 P1 0.008 11.096 K1 0.008 3.484 2N2 0.008 28.670 MU2 0.009 16.898 N2 0.008 5.400 NU2 0.008 28.637
M2 0.008 0.802 L2 0.008 22.058 T2 0.009 30.341 S2 0.009 1.278 K2 0.008 5.969
D analisis dihasilka analisis h di peraira perairan
0.000 0.010 0.020 0.030 0.040 0.050 0.060 0.070 0.080
0.000 90.000 180.000
Gambar 4.7
Gambar
Dapat dilihat harmonik d an dari pera harmonik di an dangkal.
dangkal diba
7 Perbandinga
r 4.8 Perbandin
t dari gamb di perairan airan dangk perairan dal Hal ini terja andingkan d
an standar devi
ngan standar d
ar 4.7 dan 4 dalam lebih kal. Hal ini
lam lebih ba adi karena b dengan di per
iasi amplitudo
deviasi fase di p
4.8 bahwa s h kecil nila
menunjukk aik dari kuali anyaknya no rairan dalam
di perairan da
perairan dangk
standar devi inya daripa kan bahwa itas paramete oise yang m m.
angkal dan dala
kal dan dalam
iasi yang di da standar kualitas par er hasil anal masuk pada d L. Da L Dala
L. Da L. Da
6 am
ihasilkan da deviasi yan rameter has lisis harmoni data ukuran d
ngkal am
ngkal lam
62 ari ng sil ik di