• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Hasil Perawatan Maloklusi Klas I Dengan Pencabutan dan Tanpa Pencabutan Menggunakan Grading System ABO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Hasil Perawatan Maloklusi Klas I Dengan Pencabutan dan Tanpa Pencabutan Menggunakan Grading System ABO"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak

Maloklusi merupakan suatu kondisi yang menyimpang dari relasi normal gigi terhadap gigi lainnya dalam satu lengkung dan terhadap gigi pada lengkung rahang lawannya. Selain berdasarkan hubungan dental, maloklusi juga dapat dilihat berdasarkan hubungan skeletalnya Perawatan maloklusi Klas I dapat dilakukan dengan atau tanpa pencabutan gigi. Tingkat keberhasilan perawatan sangat bervariasi antar klinisi. Salah satu cara untuk menilai tingkat keberhasilan perawatan adalah dengan menggunakan Grading system dari ABO. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan hasil perawatan ortodonti maloklusi Klas I dengan pencabutan dan tanpa pencabutan menggunakan Grading system dari ABO.

Empat puluh orang pasien di klinik PPDGS Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Ortodonti FKG USU dengan maloklusi Klas I yang telah menyelesaikan perawatan dilakukan pengukuran hasil perawatan dengan menggunakan 8 parameter Grading system. Seluruh sampel dibagi menjadi dua kelompok, pencabutan dan tanpa pencabutan, sehingga masing-masing kelompok memiliki 20 sampel. Pengukuran dilakukan pada studi model dan radiografi panoramik.

Hasil uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa secara keseluruhan tidak terdapat perbedaan nilai indeks yang signifikan antara kelompok pencabutan dan tanpa pencabutan. Pada penilaian masing-masing parameter, tepi marginal memiliki perbedaan yang signifikan antara kelompok pencabutan dan tanpa pencabutan( p= 0.003; p<0,005). Secara keseluruhan, kelompok pencabutan memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan kelompok tanpa pencabutan, namun pada kedua kelompok, perawatan yang dilakukan di klinik PPDGS Ortodonti sudah cukup berhasil.

Kata kunci : maloklusi skeletal Klas I, pencabutan, tanpa pencabutan, Grading system ABO

(2)

Abstract

Malocclusion is a condition where there is a deviation from normal relation of teeth in one dental arch and against the teeth on the opposite jaw. Besides the dental correlation, malocclusion can also be viewed from its skeletal correlation that the Class I malocclusion treatment can be carried out with or without tooth extraction. One of the methods to assess the success rate of the treatment is by using the Grading System by ABO. The purpose of this study was to evaluate the treatment outcomes in Class I malocclusion with or without tooth extraction using the Grading System by ABO.

There were 40 patients with Class I malocclusion in the PPDGS Orthodontic Clinic of FKG USU (Faculty of Dentistry, University of Sumatera Utara) who had had the complete treatments by taking treatment result assessment using 8 parameters of Grading System. All samples were classified into two groups, namely with and without tooth extraction, so that each group consisted of 20 samples. The assessment was done on model and panoramic radiography studies.

The results of Mann-Whitney tests showed that, in general, there was not any significant difference in the index score with and without tooth extraction groups. Based on the assessment of each parameter, the marginal edge showed significant differences in the group using tooth extraction from the group without tooth extraction (p=0.003; p<0.005). Holistically, the group with tooth extraction had lower scores compared to the one without tooth extraction; however, on both groups, the treatment provided in the PPDGS Orthodontic Clinic was quite a success.

Keywords: Class I Skeletal Malocclusion, Tooth extraction, Without Tooth extraction, ABO Grading System

Referensi

Dokumen terkait

File0001 File0002 File0003 File0004 File0005 File0006 File0007 File0008 File0009 File0010 File0011 File0012 File0013 File0014

Hasil dari penelitian ini adalah tingkat maturity model (model kematangan) di STMIK AMIKOM Yogyakarta untuk proses-proses di domain Delivery and Support (DS) dan

kerjasama tim, maka Penulis mencoba mengambil judul “PENGARUH SIKAP DAN KEPRIBADIAN PEGAWAI DIVISI KEUANGAN PDAM TIRTANADI PROVINSI SUMATERA UTARA”. 1.2

Perusahaan yang mengimplementasikan complementarity dari empat dimensi information technology relatedness dan mengaturnya dengan baik akan lebih memungkinkan untuk menciptakan dan

Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai melalui pendekatan pembelajaran eksperiensial tidak hanya semata melakukan pembelajaran dengan praktik (learning by doing)

Sementara ikon melakukan peranan yang penting dalam bentuk ikon, banyak aspek dalam desain pesan visual ikon tidak dipahami dengan baik.. Tulisan ini dimaksudkan untuk membantu

Indonesia merupakan negara hukum, serta pernyataan bahwa kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka, mengandung spirit untuk tidak menjadikan hukum sebagai alat

Beberapa contoh pemanfaatan benda-benda atau alat-alat yang dapat digunakan sebagai sumber belajar disekolah. a) Barang bekas, sering kali luput dari perhatian kita