• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES PRODUKSI BAJA DI PT.KRAKATAU STEE (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROSES PRODUKSI BAJA DI PT.KRAKATAU STEE (1)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

PT Krakatau Steel adalah perusahaan baja terbesar di Indonesia. BUMN yang berlokasi di Cilegon, Banten ini berdiri pada tanggal 31 Agustus 1970. Produk yang dihasilkan adalah baja seperti baja lembaran panas, baja lembaran dingin, dan baja batang kawat. Hasil produk ini pada umumnya merupakan bahan baku untuk industri lanjutannya.

Baja merupakan logam yang kuat, keras, dan kokoh sehingga banyak digunakan dalam berbagai bidang. Salah satunya sebagai penyokong di hampir seluruh bangunan-bangunan bertingkat. Tentunya ini mengundang ketertarikan saya dalam mempelajari proses produksi pembuatan baja, bagaimana proses pembuatan baja serta bagaimana baja bisa begitu kokoh digunakan alam berbagai bidang untuk membantu kegiatan manusia sehari-hari. Untuk itu melalui makalah ini akan dipelajari tetntang proses produksi pembuatan baja.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses produksi pembuatan baja? 2. Terbagi berapa jenis baja?

3. Digunakan dalam bidang apa saja baja?

1.3 Tujuan

1. Dapat memahami proses produksi pembuatan baja 2. Mengetahui pembagian jenis baja

3. Dapat memahami aplikasi dari penggunaan baja

BAB II PEMBAHASAN

(2)

2.1.1 Lokasi

PT. Krakatau Steel berada di Kota Cilegon, dimana sebelah utara terdapat pelabuhan Merak, sebelah barat terdapat pelabuhan Cigading, sebelah timur dan selatan terdapat Kabupaten Serang, yang semuanya masuk dalam Provinsi Banten. Adapun beberapa hal yang ,enjadi dasar pertimbangan pabrik disini ialah sebagai berikut :

a. Dekat dengan laut, sehingga dapat memudahkan pengangkutan bahan baku dan produk menggunakan kapal.

b. Dekat dengan daerah pemasaran (Ibukota) c. Tanah yang tesedia untuk pabrik cukup luas d. Sumber air cukup memadai

e. Adanya jaringan rel kereta api dan jalan raya yang memadai untuk pengangkutan.

PT. Krakatau Steel

2.2.1 Layout Pabrik

Sedangkan adanya tata letak pabrik bertujuan sebagai berikut :

(3)

b. Memudahkan pengendalian proses produksi, karena adanya pengelompokkan peralatan dan bangunan selektif berdasarkan proses masing-masing.

c. Adanya bengkel didalam pabrik sehingga memudahkan perbaikan perawatan dan pembersihan alat.

d. Jalan yang cukup luas sehingga memudahkan pekerja bergerak dan menjamin keselamatan kerja karyawan.

2.2 Proses Produksi

PT. Krakatau Steel dalam proses produksinya secara global terbagi menjadi beberapa urutan proses yang dilakukan secara bertahap, yaitu: 1. Proses produksi besi spons (Iron Melting).

2. Proses produksi baja billet (Billet Steel).

3. Proses produksi baja slab (Slab Steel).

4. Proses pengerolan baja lembaran panas (Hot Strip Mill)

5. Proses pengerolan baja lembaran dingin (Cold Rolling Mill)

6. Proses Batang Kawat/ Wire Road Mill (WRM)

Didalam melakukan proses produksinya PT. Krakatau Steel mendapatkan bahan baku dari dalam negeri dan juga impor. Untuk lebih jelas proses produksinya akan dijelaskan sebagai berikut :

2..2.1 Proses produksi besi spons (Iron Melting)

(4)

spons (Fe) dari bahan mentahnya berupa pellet bijih besi (Fe2O3 and Fe3O4), dengan menggunakan gas alam (CH4) dan air (H2O).

Direct Reduction Plant memiliki 2 (dua) buah unit produksi dan menghasilkan 2,3 juta ton besi spons per tahun. Pabrik spons mereduksi langsung bahan baku biji besi (pellet) menjadi besi spons(sponge iron) yang nantinya akan menjadi bahan baku bagi pabrik lainnya, yaitu slab steeldan billet plant. Direct Reduction Iron (DRI) atau besi spons adalah material hasil olahan dari pellet (bijih besi) yang direduksi dengan H2 dan CO.

Besi spons yang dihasilkan oleh pabrik ini memiliki keunggulan dibanding sumber lain terutama disebabkan karena rendahnya kandungan residual. Sementara itu tingginya kandungan karbon menyebabkan proses di dalam Electric Arc Furnace (EAF) menjadi lebih efisien dan proses pembuatan baja menjadi lebih akurat. Lebih lanjut hal tersebut menjamin konsistensi kualitas produk baja yang dihasilkan.

Alat dan bahan yang digunanakan dalam proses produksi ini adalah Tanur, dan bahan bakar yang digunakan untuk tanur tinggi ini adalah batu bara yang telah dikeringkan (kokas). Kokas dengan kandungan karbon (C) diatas 80%, tidak hanya berfungsi sebagai bahan bakar, tetapi juga berfungis sebagai pembentuk gas CO yang berfungsi sebagai reduktor.

(5)

2.2.2 Proses produksi baja billet (Billet Steel)

Pabrik billet baja adalah pabrik yang membuat baja dalam bentuk batangan yang digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan baja profil, baja tulang beton, dan baja kawat. Bahan baku pabrik ini adalah besi spons, besi tua (scrap), dan paduan ferro yang dilebur dan diolah di dalam dapur listrik (Electric Arc Furnace) untuk dicairkan. Setelah mencair, selanjutnya baja dituang dalam cetakan atau sebuah mesin pengecoran kontinyu (Continuous Casting Machine) sehingga menjadi billet baja. Baja yang telah didinginkan dan berbentuk billet tersebut dikenakan proses penarikan dan pelurusan, kemudian dilakukan proses pemotongan dengan ukuran tertentu sesuai dengan pemesanan.

Proses produksi baja billet (Billet Steel)

2.2.3 Proses produksi baja slab (Slab Steel)

Pabrik baja slab memproduksi lembaran baja yang bahan baku utamanya adalah besi spons dan scrap ditambah dengan batu kapur, serta dicampur dengan unsur-unsur lain seperti C, Fe, dan Si. Pabrik ini juga memanfaatkan peleburan ulang baja-baja reject (rusak) dari pabrik-pabrik yang memproses baja jenis lainnya.

Dalam proses ini baja dicairkan dengan cara memasukkan kedalam furnace (tungku) secara manual dan continues feeding. Cairan baja yang sudah memenuhi komposisi metalurgy dan temperatur, dituang dari canal furnace ke ladleyang diangkut oleh brige crane.

(6)

Slab baja yang sudah didinginkan dengan udara selama 24 – 36 jam, dipotong sesuai dengan pesanan dengan menggunakan mesin ripping cutting. Kemudian dilakukan inspeksi visual. Apabila ditemukan cacat fisik permukaan maka dilakukan pengupasan permukaan dengan menggunakan Unit Scarfing atau Scarfing machine.

Proses Produksi Pabrik Baja Slab

2.2.4 Proses pengerolan baja lembaran panas (Hot Strip Mill)

Pabrik Baja Lembaran Panas atau Hot Strip Mill (HSM) merupakan pabrik yang menghasilkan baja lembaran tipis berupa coil, plat, dan sheet dengan proses pemanasan sampai suhu ± 1250 0C, yang merupakan pemrosesan lanjutan dari baja lembaran yang dihasilkan oleh pabrik slab baja dan kemudian dilakukan pengerolan panas (milling).

Pabrik Pengerolan Baja Lembaran Panas atau Hot Strip Mill (HSM) mempunyai kapasitas produksi 2 juta ton/tahun. dengan menghasilkan produk dengan ukuran – ukuran sebagai berikut :

 Tebal : 18 - 25 mm.  Lebar : 650 - 2080 mm.

 Berat maksimal : 30 ton per gulung.

(7)

kekuatan mekanik, toleransi ukuran, maupaun kualitas bentuk (shape). Perlengkapan utama Pabrik Pengerolan Baja Lembaran Panas adalah :

1. Dua buah dapur pemanas dengan kapasitas 300 ton/jam dengan bahan bakar gas alam, yang berfungsi untuk memanaskan slab.

2. Sebuah sizing press yang digunakan untuk mengatur lebar

3. Sebuah roughfing yang dilengkapi flange edgerroll dan water descaler dengan tekanan air 180 bar

4. Sebuah pemotong kepala dan ekor slab crospshar

5. Enam buah finishing stand yang dilengkapi dengan alat ukur pengontrol lebar, panjang, tebal, dan temperatur strip secara otomatis

6. Dua buah measuring house.

Proses pengerolan baja lembaran panas (Hot Strip Mill)

2.2.5 Proses pengerolan baja lembaran dingin (Cold Rolling Mill)

(8)

produksi dalam bentuk gulungan atau coil. Kapasitas dari pabrik CRM yaitu 850 ribu ton/tahun.

Coil yang dihasilkan berukuran :  Lebar : 600 - 1300 mm

 Tebal : 0,18 - 3 mm

Proses pengerolan baja lembaran dingin (Cold Rolling Mill)

2.2.6 Proses Batang Kawat/ Wire Road Mill (WRM)

Pabrik ini menggunakan bahan setengah jadi dari pabrik baja billet sebagai bahan baku utama untuk diolah menjadi batang baja kawat. Kapasitas produksi saat ini sebesar 600 ribu ton/tahun batang kawat baja. Dengan variasi produk : 1. Batang kawat karbon rendah

2. Batang kawat untuk elektroda las

(9)

Aliran proses produksinya adalah sebagai berikut :

a. Bahan baku (billet baja) dipanaskan dalam furnace dengan temperature mencapai 13000 C selama 2-3 jam.

b. Direduksi pada roughing dan intermediate roughing tram terdiri dari 10 stand sedangkan intermediate terdiri dari 12 stand. Pada setiap stand dilakukan penyemprotan air untuk mengurangi tingkat keasaman pada roll di tiap stand. c. Pada finishing area billet baja baja direduksi menjadi batang kawat sesuai

ukuran yang diminta oleh konsumen

d. Batang kawat dalam bentuk bar diubah menjadi bentuk gulungan melalui LHD. Setelah digulung setiap 1-10 gulungan diambil satu sample untuk digunakan sebagai bahan pengujian kualitas sesuai dengan kualifikasi diinginkan.

(10)

Proses Batang Kawat/ Wire Road Mill (WRM)

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

PT.Krakatau Steel merupakan perusahaan BUMN yang bergerak didalam bidang pengolahan baja, terletak di di Kota Cilegon, dimana sebelah utara terdapat pelabuhan Merak yang mana memudahkan akses penyaluran baja dan penerimaan bahan baku baik dari dalam negeri maupun luar. berdiri pada tanggal 31 Agustus 1970.

PT. Krakatau Steel didalam menjalankan proses produksinya menghasilkan beberapa produk berupa baja, berikut :

1. Proses produksi besi spons (Iron Melting).

2. Proses produksi baja billet (Billet Steel).

(11)

4. Proses pengerolan baja lembaran panas (Hot Strip Mill)

5. Proses pengerolan baja lembaran dingin (Cold Rolling Mill)

6. Proses Batang Kawat/ Wire Road Mill (WRM)

B. SARAN

Referensi

Dokumen terkait

Oxygen Cutting adalah sebuah sistem peralatan yang digunakan untuk memotong billet baja agar sesuai dengan ukuran panjang yang diinginkan dengan menggunakan kombinasi gas alam dan

Setiap pengontrolan aliran untuk pendinginan pada setiap dinding dilakukan oleh sebuah kontroler PI yang terprogram dalam PLC ABB Masterpiece 200/1. Pemrograman PLC

Cacat yang paling dominan pada proses pembuatan plat baja adalah Short. Wavey (SW) dan berikutnya adalah Scale, Short Length (SL), Chamber, serta Run

Setelah data-data tersebut diolah didapat hasil yaitu berdasarkan diagram pareto diketahui jenis cacat yang paling dominan pada baja tulangan S.25 adalah cacat dimensi yaitu

Pengolahan data untuk menganalisis faktor waktu/shift kerja, temperatur baja cair pada tundish dan kecepatan (casting speed) pencetakan baja cair terhadap variabel

Pengendalian Dan Perbaikan Kualitas Produk Kawat Baja Dengan Metode Aplikasi Six Sigma dan Kaizen Pada Divisi Wire Rod Mill (Studi Kasus: PT. Krakatau Steel

Fungsi tersebut hampir sama dengan fungsi unsur C dan senyawa CE sehingga kecilnya nilai peubah V tidak menjadi masalah yang besar dalam proses produksi baja

Penyebab data-data tersebut berada di luar batas kendali adalah masih terdapat beberapa unsur kimia pada baja karbon tinggi grade KS1082B2 yang kandungannya belum sesuai dengan