• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI PENDIDIKAN KOT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SISTEM INFORMASI GEOGRAFI PENDIDIKAN KOT"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI PENDIDIKAN KOTA BOGOR BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN QUANTUM GIS

Ulfiah (11105684)

Jurusan Sistem Informasi, Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Gunadarma

Jl. Margonda Raya, 100, Pondok Cina, Depok E-mail: fian.ulfi@gmail.com

ABSTRAK

Teknologi SIG (Sistem Informasi Geografis)/Geographic Information System (GIS) merupakan suatu teknologi mengenai geografis yang telah sangat berkembang. Saat ini telah dikenal istilah-istilah Desktop GIS, WebGIS, dan Database Spatial yang merupakan wujud perkembangan teknologi Sistem Informasi Geografis untuk memberikan solusi atas berbagai permasalahan yang hanya dapat dijawab dengan teknologi SIG ini.

Penulisan ini akan membahas tentang pembuatan situs Sistem Informasi Geografis Pendidikan Kota Bogor dengan menggunakan data-data yang didapatkan dari Diknas Kota Bogor dan internet. Aplikasi WebGis ini dibuat dengan menggunakan aplikasi QuantumGIS, MapServer, PostgreSQL/PostGIS dan Chameleon sebagai frameworknya. Sedangkan bahasa pemrograman yang digunakan adalah PHP, HTML, dan CSS.

Dengan adanya Aplikasi WebGIS ini, pengguna diharapkan menjadi lebih mudah dalam mendapatkan informasi mengenai sarana pendidikan yang ada di kota Bogor.

Kata Kunci : Sistem Informasi Geografis, Quantum GIS, Pendidikan Kota Bogor.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Saat ini kebutuhan untuk memperoleh informasi secara cepat dan mudah telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat dunia, tidak terkecuali bagi masyarakat Indonesia, terutama bagi kalangan pelajar, mahasiswa, pengusaha dan sebagainya. Salah satu informasi yang dibutuhkan masyarakat pada saat ini adalah kebutuhan informasi

(2)

Kota Bogor memiliki berbagai macam informasi (data non spasial) yang berhubungan dengan lokasi geografisnya (data spasial), seperti informasi jalan dan lokasi suatu fasilitas umum. Seperti sekolah, tempat-tempat

perbelanjaan, tempat ibadah, tempat wisata dan lain sebagainya. Tentunya informasi tersebut dibutuhkan oleh berbagai pihak dengan berbagai keperluannya masing-masing.

Batasan Masalah

Batasan masalah dari aplikasi ini adalah memberikan informasi kepada pengguna mengenai titik-titik lokasi

sarana pendidikan formal untuk jenjang SMA, MA dan SMK serta informasi-informasi yang terkait didalamnya.

Tujuan Penulisan

Tujuan tulisan ini adalah untuk membuat sebuah aplikasi berbasis web untuk membantu memberikan informasi kepada pengguna dalam bentuk peta (WebGIS) yang diharapkan dapat lebih

menarik untuk dilihat dan lebih mudah untuk dipahami, serta untuk mengetahui perkembangan di bidang pendidikan khususnya SMA, MA dan SMK di wilayah kota Bogor.

Metode Penelitian

Metode Penelitian yang digunakan adalah mengumpulkan berbagai referensi, seperti informasi dan teori tentang software-software pendukung dalam pembuatan WebGIS.

Penulis juga melakukan pengumpulan data dari internet serta dengan berkunjung langsung ke kantor dinas pendidikan kota Bogor.

TINJAUAN PUSTAKA Sistem Informasi Geografis

Era komputerisasi telah membuka wawasan dan paradigma baru dalam proses pengambilan keputusan dan penyebaran informasi. Data yang merepresentasikan dunia nyata dapat disimpan dan diproses sedemikian rupa sehingga dapat disajikan dalam bentuk-bentuk yang lebih sederhana dan sesuai kebutuhan.

Sejak pertengahan tahun 1970-an, telah dikembangkan sistem-sistem yang secara khusus dibuat untuk

menangani masalah informasi yang bereferensi geografis dalam berbagai cara dan bentuk. Masalah-masalah ini mencakup :

1. Pengorganisasian data dan informasi 2. Penempatan informasi pada lokasi

tertentu

(3)

Sebutan umum untuk sistem-sistem yang menangani masalah-masalah tersebut adalah Sistem Informasi Geografis (SIG).

Model Data SIG

Data dalam SIG dikelompokkan dalam dua bagian, yaitu data spasial dan data non spasial.

Data spasial merupakan data yang memuat tentang lokasi suatu objek dalam peta berdasarkan posisi geografi objek tersebut di dalam bumi dengan menggunakan sistem koordinat.

Data spasial mempunyai dua elemen dasar, antara lain:

a. Lokasi

Lokasi umumnya mengacu pada letak geografi suatu objek dalam sistem koordinat bumi, akan tetapi kode geografi lainnya juga dapat dipergunakan. Sebagai contoh, kode pos.

b. Atribut

Atribut merupakan karakteristik atau ciri dasar dari suatu objek.

Data non spasial adalah data yang merepresentasikan aspek-aspek deskriptif dari fenomena yang dimodelkannya. Data ini sering disebut juga data atribut. Dalam suatu peta, atribut biasanya disajikan sebagai teks atau legenda peta.

Hingga saat ini, secara umum, persepsi manusia mengenai data spasial dapat direpresentasikan dalam dua bentuk, yaitu model data vektor dan model data raster.

Subsistem SIG

Sistem Informasi Geografis dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem, yaitu:

1. Data Input

Subsistem ini bertugas untuk

mengumpulkan dan

mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini pula yang bertanggung jawab dalam

mengkonversi atau

mentransformasikan format-format data aslinya ke dalam format-format yang digunakan oleh SIG.

2. Data Output

Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basis data seperti tabel grafik, peta, dan lain-lain. 3. Manajemen Data

Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut ke dalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, diperbaharui, dan diperbaiki.

4. Analisis dan Manipulasi Data Subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu, subsistem ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.

Jenis Peta

Peta merupakam penyajian secara grafis kumpulan data mentah maupun yang telah dianalisis atau informasi sesuai lokasinya. Pada hakikatnya, peta berfungsi sebagai alat peraga untuk menyajikan informasi yang terkandung di dalam suatu wilayah. Peta harus mengandung informasi yang hendak disampaikan kepada pengguna.

(4)

dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu peta dasar dan peta tematik.

1. Peta Dasar

Peta dasar berisi data mengenai jalan, garis batas wilayah pemerintahan, sungai dan danau, taman, lahan, dan nama tempat.

2. Peta Tematik

Peta tematik merupakan peta yang menyajikan informasi berdasarkan tema tertentu. Tema merupakan kumpulan data yang telah dikelompokkan berdasarkan kriteria tertentu dan ditampilkan dalam bentuk arsiran/warna.

Peta tematik terdiri dari: a. Peta Bisnis

Peta ini berisi data yang berhubungan dengan produk konsumen, pelayanan jasa keuangan, data kependudukan, pembangunan tempat bisnis, tingkat kejahatan, telekomunikasi, perumahan, transportasi, pelayanan kesehatan, dan periklanan.

b. Peta Lingkungan

Peta ini berisi data yang berhubungan dengan cuaca, resiko kerusakan lingkungan, sumber daya alam, topografi, pengambilan gambar satelit, dan data lingkungan.

c. Peta Referensi Umum

Peta ini merupakan peta yang menyajikan data dunia dan negara-negara.

Komponen Sistem Informasi Geografis

Secara umum, Sistem Informasi Geografis bekerja berdasarkan integrasi komponen, yaitu: hardware, software, data, manusia, dan metode. Kelima komponen tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Hardware

Sistem Informasi Geografis memerlukan spesifikasi komponen hardware yang sedikit lebih tinggi dibanding spesifikasi komponen sistem informasi lainnya. Hal tersebut disebabkan karena data yang digunakan dalam SIG, penyimpanannya membutuhkan ruang yang besar dan dalam proses analisanya membutuhkan memory yang besar dan processor yang cepat. Beberapa hardware yang sering digunakan dalam Sistem Informasi Geografis adalah: personal computer (PC), mouse, digitizer, printer, plotter, dan scanner.

2. Software

Sebuah software SIG haruslah menyediakan fungsi dan tool yang mampu melakukan penyimpanan data, analisis, dan menampilkan informasi geografis.

Dengan demikian elemen yang harus terdapat dalam komponen software SIG adalah:

a. Tools untuk melakukan input dan transformasi data geografis

b. Sistem Manajemen Basis Data. c. Tools yang mendukung query

geografis, analisis, dan visualisasi. d. Geographical User Interface (GUI)

untuk memudahkan akses pada tool geografi.

3. Data

(5)

koordinat-koordinat point. Bentuk polygon, seperti daerah penjualan disimpan sebagai pengulangan koordinat yang tertutup. Data raster terdiri dari sekumpulan grid atau sel seperti peta hasil scanning maupun gambar atau image. Masing-masing grid memiliki nilai tertentu yang bergantung pada bagaimana image tersebut digambarkan.

4. Manusia

Komponen manusia memegang peranan yang sangat menentukan, karena tanpa manusia maka sistem tersebut tidak dapat diaplikasikan dengan baik. Jadi manusia menjadi komponen yang mengendalikan suatu sistem sehingga menghasilkan suatu analisa yang dibutuhkan.

5. Metode

SIG yang baik memiliki keserasian antara rencana desain yang baik dan aturan dunia nyata, dimana metode, model dan implementasi akan berbeda untuk setiap permasalahan.

Gambar 1 Komponen Sistem Informasi Geografis

QuantumGIS

Quantum GIS adalah aplikasi SIG gratis yang mencakup pemetaan, analisis spasial, dan beberapa fitur DesktopGIS lainnya. Aplikasi ini sama

dengan paket aplikasi GIS komersial namun aplikasi ini didistribusikan secara gratis dibawah lisensi GNU, QuantumGIS mendukung format data vektor, raster, dan database (PostGIS dan Oracle). QuantumGIS juga dapat diprogram ulang untuk mengerjakan tugas yang berbeda atau lebih spesifik.

Aplikasi ini juga merupakan suatu aplikasi multi-platform yang dapat dijalankan pada sistem operasi yang berbeda-beda termasuk MacOS X, Linux, Unix dan Windows XP.

Mapserver

Software digunakan dalam perancangan SIG ini adalah MapServer. MS4W (MapServer for Windows) adalah paket instalasi MapServer untuk platform Windows. Dimana MapServer (http://mapserver.gis.umn.edu)

merupakan aplikasi freeware dan Open Source untuk dapat menampilkan SIG di web. MS4W dilengkapi dengan berbagai modul tambahan (optional) yang mempermudah kita membangun dan mengadministrasi sistem WebGIS.

Saat ini, selain dapat mengakses MapServer sebagai program CGI, MapServer juga dapat diakses sebagai modul MapScript, melalui berbagai bahasa pemrograman, seperti PHP, Perl, Python, Java dan lain sebagainya. Akses fungsi-fungsi MapServer melalui skrip akan lebih memudahkan pengembangan aplikasi WebGIS.

(6)

melakukan format penyajian hasil (peta). Gambar 2.10 menyajikan proses penyajian peta.

File HTML dapat berupa HTML biasa atau template yang disisipi sintaks MapServer atau file HTML yang disisipi PHP/Mapscript.

Gambar 2 Proses Penyajian Peta oleh MapServer

Sebelum membuat aplikasi WebGIS menggunakan MapServer, hal yang harus diperhatikan adalah arsitektur penyimpanan file MapServer dan data SIG. Secara umum ada tiga kategori data yang dimiliki yaitu:

a. File MapServer

Map file dan PHP/MapScript b. File HTML dan gambar/grafis

File web dan gambar yang disertakan

c. Data SIG

Data vektor dan citra (raster) yang digunakan.

Chameleon

Chameleon adalah framework yang dapat digunakan dengan baik pada webGis. Dapat digunakan secara berdampingan atau full integrated dengan dengan Mapserver berdasarkan spesifikasi yang ditentukan oleh Open Geospatial Consortium (OGC). Chameleon sebagai sebuah produk dari Open Source yang dibangun dengan bahasa pemprograman PHP.

Chameleon memberikan akses yang sederhana ke beberapa fitur yang hanya bisa diakses dalam MapScript dimana telah disediakan sebuah script yang telah jadi sebagai komponen yang dapat digunakan. Dengan Chameleon seorang yang bukan programmer memunkingkan untuk memasukan komponen pada applikasi webGis. Gambar berikut mengilustrasikan konfigurasinya:

Gambar 3 Konfigurasi Chameleon yang digunakan dengan MapServer

(7)

Pengembang aplikasi yang menggunakan Chameleon dapat melakukannya hanya dengan menambahkan Tag pada halaman HTML. Cara seperti ini disebut dengan

CWC2 tag sebuah konfigurasi untuk komponen client WebGIS. Penggunaan Tags ini memberikan metode yang sederhana dalam penambahan sebuah halaman pada aplikasi web.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN Permodelan menggunakan UML (Unified Modelling Languange)

1. Use Case Diagram

Sebuah Use Case

mempresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem dan menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah SIG Pendidikan Kota Bogor. Diagram tersebut terdiri dari tiga Aktor dan dua belas Use Case. Di dalam diagram tersebut terdapat beberapa extend yang digunakan untuk menunjukkan bahwa satu Use Case merupakan tambahan fungsionalitas dari Use Case lainnya jika kondisi tertentu terpenuhi.

Gambar 4 Use Case Diagram Sistem Informasi Geografis Pendidikan Kota Bogor

2. Aktivity Diagram

Aktivity Diagram

menggambarkan berbagai alur aktivitas secara umum dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alur berawal, decision yang mungkin terjadi dan bagaimana berakhir.

Gambar 5 Activity Diagram Sistem Informasi Geografis Pendidikan Kota Bogor

3. Sequence Diagram

Gambar 6 Sequence Diagram Sistem Informasi Geografis Pendidikan Kota Bogor

(8)

langkah-langkah yang dilakukan dalam sistem yang terdiri dari satu actor dan tujuh participant dengan garis lifelinenya, dan dua belas message.

Gambar 7 Bagan Langkah Pembuatan SIG

Penentuan Daerah/Wilayah

Di dalam Sistem Infomasi Geografis harus terdapat peta suatu daerah / wilayah tertentu ataupun suatu simbol yang menggambarkan objek tertentu dan terdapat indeks warna agar informasi yang ditampilkan dapat terlihat dengan jelas. Pada penulisan ini, penulis menetapkan pembahasan Sistem Informasi Geografis pada Kota Bogor bidang pendidikan khususnya SMA, MA dan SMK baik negeri maupun swasta. Pengumpulan Data Spasial dan Nonspasial

Tahap pengumpulan data adalah tahap kedua yang dilakukan penulis dalam menampilkan data-data mengenai informasi geografis yang ingin ditampilkan. Data non-spasial di dapat dari Diknas Kota Bogor dan data spasial yang ditampilkan didapat dari hasil browsing pada media internet.

Digitasi Peta pada Quantum GIS Teknik digitasi peta pada prinsipnya adalah pembuatan peta melalui proses komputer. Penyimpanan file di komputer dari hasil digitasi peta tersebut dikelompokkan berdasarkan pada layer-layer yang sesuai dengan tipenya masing-masing. Dalam proses pembuatan digitasi peta Kota Bogor ini digunakan 3 jenis layer, yaitu tipe polygon (polygon), tipe titik (point) dan tipe garis (line). Pada setiap proses digitasi, ditambahkan sejumlah atribut sesuai kebutuhan masing-masing objek, yang nantinya akan ditampilkan sebagai suatu informasi pada objek tersebut. Dalam pembuatan nama file .shp dan atribut menggunakan huruf kecil dan tanpa spasi.

(9)

Konversi File.shp menjadi Tabel pada PostgreSQL

Untuk menampung konversi dari file .shp menjadi tabel-tabel menggunakan database baru dengan nama datasma, lalu file .shp tersebut akan dihubungkan melalui PostGIS connection dari software Quantum GIS. Setelah koneksi terhubung, setiap file .shp akan dikonversi ke postgresSQL.

Pengisian Tabel

Pengisian Tabel pada pgAdmin III dilakukan untuk mengisi, mengubah atau menambah data pada field-field yang sebelumnya telah dilakukan pada saat pendigitasian.

Pembuatan WebGis dengan Chameleon pada MapServer dan

Penggabungan Database

menggunakan PHP

Untuk mendukung

pengembangan aplikasi, penulis membuat folder yang akan digunakan untuk menampung aplikasi yang telah dibuat. Folder yang dipakai untuk menyimpan aplikasi adalah folder bogor, folder ini berada di dalam

C:\ms4w\apps .

Folder bogor terdiri dari subfolder data, etc, htdocs dan map. Subfolder data berfungsi untuk menyimpan data lokal (.shp) yang akan digunakan, misalnya penulis

menampilkan jalan dengan cara mengakses jalan.shp yang tersimpan di folder ini.

Subfolder etc digunakan untuk

menyimpan gambar-gambar

berekstension .png yang berfungsi sebagai simbol pada legenda yang melambangkan smanegeri, smaswasta, smknegeri, dan smkswasta serta untuk menyimpan informasi lainnya yang diperlukan.

Subfolder htdocs berisi file-file untuk membuat tampilan WebGIS Kota Bogor. Subfolder map berisi file bogor.map yang digunakan untuk menghubungkan antara file yang berekstension .shp dan database PostgreSQL dengan Chameleon.

Gambar 9 Tampilan Halaman Peta

PENUTUP Kesimpulan

Pada Web GIS Pendidikan Kota Bogor ini menyajikan peta digital yang di dalamnya terdapat informasi

mengenai titik-titik lokasi bangunan sarana pendidikan yang ada di Kota Bogor khusus untuk jenjang SMA/MA, dan SMK baik Negeri maupun Swasta

(10)

lokasi dan informasi mengenai SMA/MA dan SMK yang sedang dicari, karena disajikan dalam bentuk peta sehingga mudah untuk diketahui lokasinya. Selain itu juga web ini di design semenarik mungkin dengan simbol-simbol (legenda) yang lucu-lucu agar pengguna tidak merasa bosan. Selain itu juga setiap layer di

padupadankan dengan warna yang sesuai agar pengguna dapat dengan nyaman melihatnya.

Web GIS ini juga dilengkapi dengan profil Kota Bogor seperti letak geografis, iklim, bentuk, arti lambang dan visi-misi Kota Bogor.

Saran

Penulis menyadari bahwa masih terdapat beberapa kekurangan dalam aplikasi ini, untuk itu melalui bagian ini penulis hendak memberikan saran bagi pengembangan dan penyempurna selanjutnya. Salah satu kekurangan aplikasi ini adalah data yang digunakan masih banyak yang tidak lengkap karena keterbatasan sumber yang penulis miliki oleh karena itu penulis berharap dalam pengembangan webGIS ini data yang digunakan benar-benar sangat lengkap agar informasi yang disajikan menjadi lebih baik dan menjadi lebih maksimal

lagi. Selain itu alangkah baikknya jika webGIS ini menggunakan peta 3 dimensi seperti Google Earth, namun dengan software yang terbatas maka hal ini tidak dapat diterapkan pada WebGIS ini. Semoga di kemudian hari dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, akan ada software pendukung untuk pembuatan webGIS seperti yang telah penulis sebutkan tadi.

(11)

This document was created with Win2PDF available at http://www.daneprairie.com.

Gambar

Gambar 2 Proses Penyajian Peta oleh MapServer
Gambar 9 Tampilan Halaman Peta

Referensi

Dokumen terkait

Acara adat-istiadat yang berkaitan dengan pengelolaan sumberdaya perikanan masih ada di desa Tanjung Luar, yaitu adat-istiadat dengan penyelenggaraan acara ”Petik

Empat benda uji struktur rangka beton bertulang dan dinding bata dengan skala 1:4, yaitu satu benda uji struktur rangka tanpa dinding pengisi dan tiga struktur rangka dengan

Setelah penulis melaksanakan penelitian di Dusun Turen RT 5 RW 2, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta dengan menggunakan teknik pengambilan sampel yakni teknik

Evaluasi kontek cara menilai kebutuhan serta memberikan gambaran terhadap lingkungan tempat penelitian, Evaluasi input menentukan masukan sumber-sumber yang akan

• PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) menargetkan perolehan laba bersih Rp 1 triliun hingga akhir tahun ini, naik 20,7% dibandingkan dengan tahun lalu Rp 828 miliar.. Ekspektasi

menunjukkan keempat isolat rizobakteri yang diuji memproduksi asam indol asetat (IAA) saat ditumbuhkan dalam media yang ditambahkan dengan asam amino triptofan.. Produksi

Kedua penelitian tersebut hanya membahas mengenai bentuk perlindungan hukum terhadap pemilik rumah yang akses jalannya tertutup oleh bangunan rumah tetangga dan

Dan terkejutlah seisi penghuni desa tak terkecuali Sang Bekel mendapati pengakuan dari wanita tersebut bahwasanya dirinya tak lain adalah Ratu Kalinyamat, permaisuri Sultan Demak V