• Tidak ada hasil yang ditemukan

SP= MD/GD. Ket: S : skala MD : jarak pada peta GD : jarak di lapangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SP= MD/GD. Ket: S : skala MD : jarak pada peta GD : jarak di lapangan"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

Peta

PETA

Pertama kali dibuat oleh bangsa BAbilonia berupa lempengan berbentuk tablet dari tanah liat sekitar 2300 SM. Pemetaan di jaman Yunani Kuno sangat maju pesat. Pada saat itu, Konsep dari Aristoteles bahwa bumi berbentuk bola bundar telah dikenal oleh para ahli filsafat (sekitar 350SM) dan mendapat kesepakatan dari semua ahli bumi. Sepanjang periode pertengahan. Peta-peta wilayah Eropa didominasi dengan cra pandang agama. Sementara itu, ilmu kartografi terus berkembang dengan lebih praktis dan realistis di wilayah Arab, termasuk daerah Mediterania. Tentu saja, cara pembuatan peta masih dilukis dengan tangan, dimana penyebarannya masih sangat dibatasi. Penemuan alat cetak pembuat peta semakin banyak tersedia pada abad 15. Peta pada mulanya dicetak menggunakan papan kayu yang sudah diukir berupa peta. Peta terus berkembang pada abad 17, 18, dan 19 secara lebih akurat dan nyata menggunakan metode-metode yang ilmiah.

Sekarang peta hampir digunakan di setiap lini kehidupan. Anda tahu GPS dalam ponsel pintar Anda? GPS adalah aplikasi berbasis tekhnologi peta. Titik berat penggunaan GPS adalah kemampuan memberikan data akurat tentang keberadaan dan fasilitas-fasilitas terdekat yang bisa dijangkau akan dapat diketahui dengan cepat.

Prinsip-prinsip Dasar Peta dan Pemetaan Pengertian Peta.

Secara umum peta adalah gambaran secara menyeluruh mengenai permukaan bumi pada bidang datar dengan ukuran dan skala tertentu dan menggunakan suatu proyeksis yang telah ditentukan. Berikut ini definisi para ahli kartogafi tentang pengertian peta: Menurut ICA (International Cartographic Associatin)

Peta adalah suatu gambaran atau resperentasi unsur-unsur kenampakan-kenampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi, yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa.

Menurut Erwin Raisz

Peta adalah gambaran konvensional dari permukaan bumi yang dipekecil sebagaimana kenampakannya jika dilihat dari atas dengan ditambahi tulisan-tulisan sebagai tanda pengenal.

Menurut R.M. Soetardjo Soejosoemarno

Peta merupakan suatu lukisan dengan tinta dari seluruh atau sebagian permukaan bumi yang diperkecil perbandingan ukuran yang disebut dengan skala.

Jenis-Jenis Peta

Peta dapat dibedakan menurut skala, isi, objek yang dipetakan dan bentuknya. Berdasarkan skala

Ada 5 jenis peta skala dalam khasanah ilmu geografi yaitu:

Jenis Peta Penggunaan Peta Kadaster

(1:100 s.d. 1:5000) Untuk menggambarkan peta tanah atau peta dalam sertifikat tanah. Peta skala besar

(1:5000 s.d. 1:250.000) Untuk menggambarkan darah yang relatif sempit, misalnya kelurahan, kecamatan, dll. Peta skala sedang

(1:250.000 s.d. 1:500.000) Untuk menggambarkan daerah yang agak luas, misalnya daerah provinsi, daerah kota. Peta skala kecil

(1:500.000 s.d. 1:1.000.000) Untuk menggambarkan peta yang lebih luas, suatu negara Peta skala geografis

(<1:1.000.000) Untuk menggambarkan kelompok negara, benua, atau dunia.

Berdasarkan isi

Peta umum atau peta ikhtisar.

Peta menggambarkan suatu daerah di permukaan bumi secara umum. Jenis peta ada 2 yaitu: Peta Topografi adalah peta yang menggambarkan bentuk relief/tinggi rendahnya dari permukaan bumi.

(2) Peta Corografi adalah peta yang menggambarkan daerah yang sangat luas, misalnya Negara, benua dan lain sebagainya. Peta dunia adalah peta umum yang berskala kecil menggambarkan seluruh dunia dalam satu peta.

Peta khusus atau peta tematik.

Peta yang menggambarkan satu atau dua kenampakan yang ada di permukaan bumi, contoh peta-peta tematik antara lain: Peta geologi, menerangkan struktur batuan dan sifatnya yang dapat mempengaruhi permukaan bumi.

Peta tanah air, menggambarkan pesebaran tanah dan air dalam suatu daerah.

Peta irigasi, menggambarkan saluran irigasi dari suatu daerah. Biasanya disertai sungai dan waduk. Peta transportasi, menggambarkan jalur-jalur lalu lintas baik darat, laut maupun udara.

Peta arkeologi, menggambarkan penyebaran letakpeninggalan benda-benda purba, Peta ishoyet, menggambarkan banyaknya curah hujan di suatu tempat

Peta tanah, menjelaskan tentang jenis-jenis tanah dan tingkat aktivitas manusia yang terjadi setiap hari.

Peta penggunaan lahan, menggambarkan bentuk penggunaan tanah yang ada hubungannya antara lingkungan geografi dan aktivitas manusia.

Berdasarkan objek yang dipetakan Peta dibagi menjadi 2 macam, yaitu:

Peta statis atau stationer adalah peta yang menggambarkan keadaan yang relative tetap atau jarang berubah. Misalnya peta jenis tanah, peta administrasi suatu wilayah desa atau perkotaan dan peta geologi.

Peta dinamis adalah peta yang isinya menggambarkan keadaan yang dinamis atau cepat berubah. Misalnya peta transmigrasi, peta urbanisasi, peta tata guna lahan dan peta perencanaan wilayah kota.

Berdasarkan bentuk Peta dibagi menjadi 3 macam:

(2)

Peta timbul (peta relief), yaitu peta yang dibuat berdasarkan bentuk permukaan bumi yang sebenarnya. Peta dasar (peta biasa), yaitu peta yang dibuat pada suatu bidang datar misalnya pada kertas.

Peta digital, yaitu peta yang dibuat dengan menggunakan computer. Peta digital ditayangkan melalui monitor computer atau layar televise.

Komponen-komponen Peta.

Komponen peta digunakan untuk membantu pembacaan peta mengenai deskripsi potensi daerah serta deskripsi sesungguhnya. Pada umumnya komponen peta terdiri dari:

Judul peta, memuat isi peta. Judul peta hendaknya memuat informasi yang sesuai dengan isi peta sehingga memudahkan pengguna. Judul peta bisa bersifat administrative dan problematik.

Garis astronomis, untuk menentukan letak dari daerah yang ada dalam peta.

Inset, gambaran suatu daerah yang tidak terlihat dalam peta utama karena daerah tersebut terlihat kecil. Garis tepi peta, alat bantu untuk menentukan bahwa gambaran pada peta apakah sudah pada posisi di tengahnya. Sumber peta, wajib dituliskan agar keabsahannya dapat dipertanggungjawabkan.

Tahun pembuatan peta, harus dicantumkan karena untuk mengantisipasi perubahan data pada daerah yang digambarkan. Arah mata angin, untuk mengetahui arah pada daerah yang digambarkan di peta.

Warna peta, untuk membedakan jenis daerah peta yang sesungguhnya pada peta Legenda, untuk membantu dalam menjelaskan symbol-simbol dalam peta.

Lattering, tulisan dan angka-angka untuk mempertegas arti dan symbol-simbol yang ada. Simbol peta, digunakan untuk mengetahui daerah sesungguhnya dengan tanda relevan.

Menurut bentuknya simbol peta dibedakan menjadi tiga, yaitu: simbol, titik, simbol garis dan simbol bidang. Symbol titik adalah symbol yang digunakan untuk menggambarkan objek geografi berupa titik.

Symbol garis adalah symbol yang digunakan untuk dalam peta untuk menggambarkan fenomena geografi yang memanjang. Symbol bidang adalah symbol yang digunakan dalam peta untuk menggambarkan suatu luasan tertentu.

Skala peta, merupakan hitungan mengenai perbandingan antara jarak dip eta dengan jarak di daerah sesungguhnya. Dalam ilmu geografi skala peta dapat dibagi menjadi:

Skala garis adalah skala yang digambarkan dengan menggunakan garis lurus dengan dibatasi jarak yang sama. Rumus yang digunakan dalam skala garis adalah;

SP= MD/GD

Ket: S : skala

MD : jarak pada peta GD : jarak di lapangan

Skala numeric (angka) adalah skala yang ditulis dalam bentuk angka pecahan.

Skala verbal adalah skala yang dituliskan dengan kalimat. Pembuatan skala ini dipakai untuk jenis peta yang tidak menggunakan perhitungan matrik.

Proyeksi peta adalah cara pemindahan lintang/bujur pada lengkungan bumi ke bidang datar. Fungsi peta

Adapun fungsi peta secara keseluruhan adalah sebagai berikut: Menyimpan informasi

Menunjukan posisi atau lokasi tempat di permukaan bumi Mendeskripsikan bentuk dan pesebaran gejala di permukaan bumi Memperlihatkan ukuran luas dan jarak di permukaan bumi Menyajikan data tentang potensi suatu daerah

Menggambarkan keadaan fisik suatu wilayah

Menyajikan persebaran berbagai kenampakan social dan budaya Menjadi alat penganalisis dan perencanaan dari suatu daerah Mengetahui tingkat ketinggian maupun kemiringan suatu daerah Mendeskripsikan sifat-sifat alam

Menjelaskan suatu luas dari daerah tertentu pada permukaan bumi beserta fenomenanya Menganalisis hubungan timbale balik antara fenomena alam dengan masyarakatnya Persyaratan peta

Agar peta dapat berfungsi dengan baik, maka harus memenuhi 3(tiga) syarat utama, yaitu:

Confrom adalah bentuk-bentuk bidang daerah, pulau, benua yang digambar pada peta harus sesuai dengan bentuk aslinya. Equivalent adalah daerah-daerah atau bidang-bidang yang digambarkan harus sama luas dengan apa yang ada di alam. Equidistant adalah jarak-jarak yang digambarkan pada peta harus tepat perbandingannya dengan jarak yang sebenarnya. Keterampilan Dasar Peta dan Pemetaan

Membuat peta

Cara membuat peta diantaranya dengan menggunakan proyeksi peta. Proyeksi peta yaitu cara menggambarkan garis-garis parallel dan meridian dari permukaan bumi yang lengkung ke bidang datar.

Proyeksi dapat digolongkan berdasarkan sifat aslinya, bidang proyeksi dan kedudukan sumbu simetri/garis karakteristik bidang proyeksi sebagai berikut.

Berdasarkan sifat asli yang akan di pertahankan

Proyeksi equivalent yaitu luas daerah dipertahankan sama. Artinya luas daerah di atas peta sama dengan luas di atas muka bumi setelah dinaikan skala.

Proyeksi confrom yaitu sudut-sudut dan bentuk dipertahankan sama

(3)

Berdasarkan bidang proyeksi

Proyeksi azimuthal/zenithal, bidang proyeksinya adalah bidang datar, proyeksi normalnya cocok untuk memproyeksikan daerah kutub. Proyeksi kerucut, bidang proyeksinya adalah kerucut, proyeksi normalnya cocok untuk memprokeysikan daerah miring.

Proyeksi silinder, bidang proyeksinya silinder, proyeksi normalnya untuk memproyeksikan ekuator. Berdasarkan kedudukan sumbu simetri. Garis karakteristik bidang proyeksi.

Proyeksi normal, sumbu simetri berimpit dengan sumbu di bumi. Proyeksi miring, sumbu simetris membentuk sudut dengan sumbu di bumi. Proyeksi transversal, sumbu simetris tegak lurus dengan sumbu bumi.

Cara lain adalah selain proyeksi peta yang dapat dilakukan untuk membuat peta yaitu menggambar peta dengan sistem petak/grid, fotografis(foto), pantografis(alat pantografi) dan map Ograph (fotokopi)

Klasifikasi data, tabulasi, dan grafik, yaitu: Klasifikasi data

Data teristris adalah data yang didapat dari observasi di lapangan secara langsung.

Data penginderaan jauh adalah data yang diperoleh dalam bentuk citra, baik citra foto maupun non foto. Tabulasi data

Tabulasi data adalah kumpulan data baik berupa kuantitatif maupun kualitatif yang disusun secara sistematis dari urutan terbawah dalam jalur yang diberi garis pembatas. Cara penyusunan tabel berbeda-beda, antara lain:

Penyusunan secara alfabetis adalah penyusunan data atas dasar urutan abjad,

Penyusunan secara geografis adalah penyusunan data atas dasar kelompok-kelompok tertentu dalam geografi seperti pulau, propinsi dan kota,

Penyusunan secara besaran adalah penyusunan data atas dasar besarnya angka-angka data yang dikumpulkan. Membuat Grafik

Grafik adalah suatu garis yang menjelaskan keadaan naik atau turunnya suatu hasil dari suatu daerah yang digambarkan dalam bentuk diagram.

Membaca peta untuk menjelaskan unsur-unsur geografi, faktor yang dapat dibaca pada peta antara lain kenampakan pokok, jarak, arah, lokasi dan ketinggian.

Metode Peta Tematik dengan Menggunakan Simbol Metode Chorochomatic

Metode yang digunakan untuk menggambarkan peta statistik dengan data kualitatif dengan menggunakan media macam-macam warna untuk mewakilli sebaran data pada peta.

Metode Choroscheanatik

Metode yang digunakan untuk menggambarkan peta statistik dengan data kualitatif dengan menggunakan media macam-macam simbol untuk mewakili sebaran data pada peta. Simbol-simbol tersebut telah mewakili dari bentuk aslinya.

Metode Indec letters

Metode yang digunakan untuk menggambarkan peta statistik dengan data kualitatif dengan menggunakan media macam-macam simbol huruf besar untuk mewakili sebaran data pada peta. Setiap simbol huruf memiliki makna sesungguhnya pada daerah tersebut.

Metode Choropleth

Metode penggambaran peta dengan menggunakan warna yan bertingkat dalam menjelaskan daerahnya Metode Dot

Adalah metode penggambaran data sistematik dnegan menggunakan titik. Membuat Peta dengan Sistem Petak/dam

Kegiatan memperbesar atau memperkecil peta mengakibatkan skala peta berubah. Skala baru dapat dicari dengan menggunakan rumus: JP= (PS asal)/(PS baru)×JP asal

Dengan:

JP =Jarak pada peta

PS =baru penyebut skala peta baru PS =asal penyebut skala peta asal JP =Asal jarak pada peta asal

Salah satu cara untuk memperbesar atau memperkecil peta adalah dengan menggunakan garis-garis bantu berupa garis vertikal dan horisontal. Langkah-langkah yang harus dilakukan:

Buat garis-garis vertikal dan horisontal pada peta dengan jarak yang sama antar baris sesuai dengan yang diinginkan sehingga membentuk banyak persegi.

Buat garis-garis vertikal dan horisontal pada kertas yang akan digunakan untuk menggambar peta tersebut.

Bila peta akan diperbesar dua kali lipat maka garis-garis vertikal dan horisontal pada kertas dikalikan dua dari garis-garis vertikal dan horisontal yang ada pada peta.

Bila peta akan diperkecil maka jarak antara garis-garis vertikal dan horisontal pada kertas dikalikan setengah dari garis-garis vertikal dan horisontal yang ada pada peta.

Beri tanda huruf A, B, C dan seterusnya pada tiap-tiap garis vertikal dan beri tanda angka 1,2,3 dan seterusnya pada tiap-tiap garis horisontal.

Gambarlah peta tersebut pada bidang yag telah disiapkan dengan menyesuaikan jarak dan bentuknya. Sebagai patokan buatlah titik-titik koordinat terlebih dahulu, selanjutnya buatlah garis yang menghubungkan antara titik koordinat tersebut.

Membuat Peta berdasarkan Hasil pengukuran jarak dan arah

Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam membuat peta adalah sebagai berikut: Pengukuran Jarak

Jarak ditentukan dengan menggunakan meteran. Dari pengukuran tersebut diperoleh data, data tersebut yang kita gambarkan pada kertas dengan skala yang sudah kita tetapkan terlebih dahulu.

Pengukuran Arah

Untuk menentukan arah digunakan kompoas. Pengukuran arah dengan kompas dimulau dari utara kompas sebagai 00 dan dihitung searah jarum jam sampai 3600. Besarnya arah daro 00 sampai 3600 yang dihitung searah jarum jam disebut azimuth atau magnetic azimuth. Penentuan arah dapat dilakukan dengan menggunakan dua model yaitu model bearing dan model Azimuth.

(4)

Model Bearing yaitu penentuan arah dengan menghitung besar sudut berdasarkan arah utara

Model Azimuth yaitu penentuan arah utara dengan menghitung besar sudut yang berdasarkan arah utara magnetis (arah utara yang ditujukan oleh alat kompas). Semua perhitungan sudut berpusat dari arah utara dan dihitung searah dengan jarum jam

Menentukan ketinggian

Unsur ketinggian dalam peta dapat dibaca langsung melalui simbol berikut:

Garis kontur yaitu garis pada peta yang menggambarkan tempat-tempat yang memiliki ketinggian yang sama.

Selain dari garis-garis kontur dapat pula diketahui tinggi suatu tempat dengan pertolongan titik ketinggian, yang dinamakan titik triangulasi. Titik triangulasi adalah suatu titik atau benda yang merupakan pilar atau tonggak yang menyatakan tinggi mutlah suatu tempat dari permukaan laut.

Daftar Pustaka

http://geo-smancis.blogspot.com/p/peta.html

KARTOGRAFI

KARTOGRAFI

Kartografi adalah ilmu dan teknik pembuatan peta (Prihandito,

1989).Proses kartografi adalah proses grafis sampai sebuah

gambar manjadi peta yang terlihat informatif (map

composition). Bahan Kartografiadalah semua bahan yang secara

keseluruhan atau sebagian menggambarkan bumi atau benda

angkasa dalam semua skala, termasuk peta dan gambar rencana

dalam 2 dan 3 dimensi; peta penerbangan, pelayaran, dan

angkasa; bola peta bumi; diagram balok; belahan; foto udara,

satelit, dan foto ruang angkasa; atlas; gambar udara selayang

pandang, dan sebagainya

Sebuah peta adalah representasi dua dimensi dari suatu ruang tiga dimensi. Ilmu yang mempelajari pembuatan peta disebut kartografi.

Banyak peta mempunyai skala, yang menentukan seberapa besar objek pada peta dalam keadaan yang sebenarnya. Kumpulan dari beberapa peta disebut atlas.

Menurut ICA(International Cartographic Association), yang dimaksud peta adalah gambaran unsure-unsur permukaan bumi (yang berkaitan dengan

permukaan bumi ) dan benda-benda diangkasa.

Menurut Erwin Raiz, peta merupakan gambaran konvesional permukaan bumi yang terpencil Dn kenampakannya terlihat dari atas dan ditambah tulisan-tulisan

sebagai penjelasnya. Gambaran konvesional dalah gambaran yang sudah umium dan sudah diatur dengan aturan tertentu yang diakui umum.

Menurut Soetarjo Soerjosumarmo, peta adalah lukisan dengan tinta dari seluruh atau sebagian permukaan bumi yang diperkecil denagn perbandingan ukuran yang disebut skala atau kadar.

Banyak sekali definisi tentang peta, tetapi pada dasarnya hakekat peta

adalah

1. Peta adalah alat peraga.

2. Melalui alat peraga itu, seorang penyusun peta ingin menyampaikan idenya kepada orang lain.

3. Ide yang dimaksud adalah hal-hal yang berhubungan dengan kedudukannya dalam ruang. Ide tentang gambaran tinggi rendah permukaan bumi suatu daerah melahirkan peta topogafi, ide gambaran penyebaran penduduk (peta penduduk), penyebaran batuan (peta geologi),penyebaran jenis tanah (peta tanah atau soil map), penyebaran curah hujan (peta hujan) dan sebagainya yang menyangkut kedudukannya dalam ruang. 4. Dengan cara menyajikannya kedalam bentuk peta, diharapkan si penerima ide dapat dengan cepat dan mudah memahami atau memperoleh

gambaran dari yang disajikan itu melalui matanya.

Syarat peta

Setelah memahami benar-benar hakekat dari peta, tidaklah sulit untuk

kemudian menelaah apa yang sebenarnya diperlukan sebagai syarat dari

peta yang baik. Syarat peta yang baik mestinya :

(5)

1. Peta tidak boleh membingungkan

2. Peta harus dengan mudah dapat dimengerti atau ditangkap maknanya oleh si pemakai peta.

3. Peta harus memberikan gambaran yang sebenarnya. Ini berarti peta itu harus cukup teliti sesuai dengan tujuannya.

4. Karena peta itu dinilai melalui penglihatan (oleh mata), maka tampilan peta hendaknya sedap dipandang (menarik, rapih dan bersih).

Usaha memenuhi persyaratan peta

Supaya peta tidak membingungkan, peta dilengkapi dengan :

1. Keterangan atau legenda; 2. Sekala peta; 3. Judul peta (apa isinya); 4. Bagian dunia mana.

Supaya mudah dimengerti atau ditangkap maknanya, digunakan :

1. Tata warna;

2. Simbol (terutama pada peta tematik); 3. Proyeksi.

Sebuah peta harus teliti. Sehubungan dengan itu, perlu diingatkan bahwa

tingkat ketelitian harus disesuaikan dengan tujuan peta dan jenis peta,

serta kesanggupan sekala peta itu dalam menyatakan ketelitian. Sebagai

contoh :

1. Jenis peta : Peta Penggunaan Tanah

2. Tujuan peta : Memperlihatkan bentuk-bentuk pemanfaatan atau pengusahaan tanah oleh manusia. 3. Sekala peta : 1:50.000

4. Yang harus teliti : Jenis-jenis penggunaan tanah apa yang dapat digambarkan dengan sekala peta tersebut. Jenis penggunaan tanah sekala 1:50.000 tentunya harus lebih teliti atau rinci dari jenis penggunaan tanah sekala 1:250.000 misalnya.

Penyusunan Peta

Data Geografis

Untuk menyampaikan ide melaui peta dari berbagai hal kedudukannya

dalam ruang muka bumi diamana objek (objek geografis) yang akan

disampaikan tersebut tentunya amatlah rumit. Penyederhanan objek

geografis dalam peta terdiri dari :

1. Titik, bentuk titik ini misalnya sebuah menara, tugu dan sebagainya. 2. Garis, misalnya sungai dan jalan.

3. Luasan, misalnya bentuk-bentuk penggunaan tanah, danau dan sebagainya.

Proyeksi Peta

Pada prinsipnya arti proyeksi peta adalah usaha mengubah

bentuk bola (bidang lengkung) ke bentuk bidang datar, dengan

persyaratan sebagai berikut ;

1. Bentuk yang diubah itu harus tetap. 2. Luas permukaan yang diubah harus tetap.

3. Jarak antara satu titik dengan titik yang lain di atas permukaan yang diubah harus tetap.

Untuk memenuhi ketiga syarat itu sekaligus suatu hal yang tidak mungkin.

Untuk memenuhi satu syarat saja dari tiga syarat di atas untuk seluruh

bola dunia, juga merupakan hal yang tidak mungkin. Yang bisa dilakukan

hanyalah satu saja dari syarat di atas untuk sebagian kecil permukaan

bumi.

(6)

Oleh karena itu, untuk dapat membuat rangka peta yang meliputi wilayah

yang lebih besar harus dilakukan kompromi ketiga syarat di atas. Akibat

dari kompromi itu maka lahir bermacam jenis proyeksi peta.

Proyeksi berdasarkan bidang asal



Bidang datar (zenithal)



Kerucut (

conical

)



Silinder/Tabung (

cylindrical

)



Gubahan (arbitrarry)

Jenis proyeksi no.1 sampai no.3 merupakan proyeksi murni, tetapi

proyeksi yang dipergunakan untuk menggambarkan peta yang kita jumpai

sehari-hari tidak ada yang menggunakan proyeksi murni di atas,

melainkan merupakan proyeksi atau rangka peta yang diperoleh melaui

perhitungan (proyeksi gubahan).

Dalam kesempatan ini tidak akan dijelaskan bagaimana perhitungan

proyeksi tersebut di atas, akan tetapi cukup jenis proyeksi apa yang biasa

digunakan dalam menyediakan kerangka peta di seluruh dunia.

Contoh proyeksi gubahan :



Proyeksi Bonne sama luas



Proyeksi Sinusoidal



Proyeksi Lambert

- Proyeksi Mercator

- Proyeksi Mollweide



Proyeksi Gall



Proyeksi Polyeder



Proyeksi Homolografik

Kapan masing-masing proyeksi itu dipakai ?

1. Seluruh Dunia

(7)



Dalam dua belahan bumi dipakai Proyeksi Zenithal kutub



Peta-peta statistik (penyebaran penduduk, hasil pertanian) pakai

Mollweide



Arus laut, iklim pakai Mollweide atau Gall



Navigasi dengan arah kompas tetap, hanya Mercator

2. Daerah Kutub



Proyeksi Lambert

- Proyeksi Zenithal sama jarak

3. Daerah Belahan Bumi Selatan

Sinusoidal



Lambert



Bonne

4. Untuk Daerah yang lebar ke samping tidak jauh dari Khatulistiwa

- Pilih satu dari jenis proyeksi kerucut.

- Proyeksi apapun sebenarnya dapat dipakai

Untuk daerah yang membujur Utara-Selatan tidak jauh dari Khatulistiwa

pilih Lambert atau Bonne.

Tata Warna dan Simbol

Agar peta dapat dengan mudah dimengerti oleh pengguna peta,

pemakaian tata warna dan simbol sangat membantu untuk mencapai

tujuan tersebut.

. Tata warna

Penggunaan warna pada peta (dapat juga pola seperti titik-titik

atau jaring kotak-kotak dan sebagainya) ditujukan untuk tiga hal :

Untuk membedakan

(8)



Untuk keindahan

Dalam menyatakan perbedaan digunakan bermacam warna atau pola.

Misalnya laut warna biru, perkampungan warna hitam, sawah warna

kuning dan sebagainya.

Sedangkan untuk menunjukan adanya perbedaan tingkat digunakan satu

jenis warna atau pola. Misalnya untuk membedakan bersarnya curah

hujan digunakan warna hitam dimana warna semakin cerah menunjukan

curah hujan makin kecil dan sebaliknya warna semakin legam

menunjukan curah hujan semakin besar.

Simbol

Untuk menyatakan sesuatu hal ke dalam peta tentunya tidak bisa

digambarkan seperti bentuk benda itu yang sebenarnya, melainkan

dipergunakan sebuah gambar pengganti atau simbol.

Bentuk simbol dapat bermacam-macam seperti; titik, garis, batang,

lingkaran, bola dan pola.

Simbol titik biasanya dipergunakan untuk menunjukan tanda misalnya

letak sebuah kota dan menyatakan kuantitas misalnya satu titik sama

dengan 100 orang, dam sebagainya.

Simbol garis digunakan untuk menunjukan tanda seperti jalan, sungai, rel

KA dan lainnya. Garis juga digunakan untu menunjukan perbedaan tingkat

kualitas, yang dikalangan pemetaan dikenal dengan isolines.

Dengan demikian timbul istilah-istilah :



Isohyet yaitu garis dengan jumlah curah hujan sama



Isobar yaitu garis dengan tekanan udara sama



Isogon yaitu garis dengan deklinasi magnet yang sama



Isoterm yaitu garis dengan angka suhu sama



Isopleth yaitu garis yang menunjukan angka kuantitas yang

bersamaan.

Tujuan dari penggunaan peta isopleth (menunjukan angka kuantitas

sama) yaitu untuk memperlihatkan perbandingan nilai dari sesuatu hal

pada daerah yang satu dengan daerah yang lain. Sehingga pengguna

(9)

peta akan tahu mana daerah dengan nilai besar dan mana daerah dengan

nilai kecil.

Untuk simbol batang, lingkaran dan bola biasanya lebih banyak dipakai

untuk nilai-nilai statistik yang ditunjukan dengan garfik (batang, lingkaran

dan bola).

Komponen Peta

Setelah kita memahami konsep dasar dari penyusunan peta tersebut di

atas, menjadi semakin mudah untuk menyimak apa saja komponen peta

yang baik.

Komponen peta terdiri dari :

1. Isi peta

Isi peta menunjukan isi dari makna ide penyusun peta yang akan

disampaikan kepada pengguna peta.

Kalau ide yang disampaikan tentang perbedaan curah hujan , isi

peta tentunya berupa isohyet.

2. Judul peta

Judul peta harus mencerminkan isi peta. Isi peta berupa isohyet,

tentu judul petanya menjadi "Peta Distribusi Curah Hujan", dan

sebagainya.

3. Sekala peta dan Simbol Arah

Sekala sangat penting dicantumkan untuk melihat tingkat ketelitian

dan kedetailan objek yang dipetakan. Sebuah belokan sungai akan

tergambar jelas pada peta 1:10.000 dibandingkan dengan pada

peta 1:50.000 misalnya. Kemudian bentuk-bentuk pemukiman akan

lebih rinci dan detail pada sekala 1:10.000 dibandingkan peta

sekala 1:50.000.

Simbol arah dicantumkan dengan tujuan untuk orientasi peta. Arah

utara lazimnya mengarah pada bagian atas peta. Kemudian

berbagai tata letak tulisan mengikuti arah tadi, sehingga peta

nyaman dibaca dengan tidak membolak-balik peta. Lebih dari itu,

arah juga penting sehingga si pemakai dapat dengan mudah

mencocokan objek di peta dengan objek sebenarnya di lapangan.

(10)

Agar pembaca peta dapat dengan mudah memahami isi peta,

seluruh bagian dalam isi peta harus dijelaskan dalam legenda atau

keterangan.

5. Inzet dan Index peta

Peta yang dibaca harus diketahui dari bagian bumi sebelah mana

area yang dipetakan tersebut.

Inzet peta merupakan peta yang diperbersar dari bagian belahan

bumi. Sebagai contoh, kita mau memetakan pulau Jawa, pulau

Jawa merupakan bagian dari kepulauan Indonesia yang diinzet.

Sedangkan index peta merupakan sistem tata letak peta , dimana

menunjukan letak peta yang bersangkutan terhadap peta yang lain

di sekitarnya.

6. Grid

Dalam selembar peta sering terlihat dibubuhi semacam jaringan

kotak-kotak atau grid system.

Tujuan grid adalah untuk memudahkan penunjukan lembar peta

dari sekian banyak lembar peta dan untuk memudahkan

penunjukan letak sebuah titik di atas lembar peta.

Cara pembuatan grid yaitu, wilayah dunia yang agak luas,

dibagi-bagi kedalam beberapa kotak. Tiap kotak diberi kode. Tiap kotak

dengan kode tersebut kemudian diperinci dengan kode yang lebih

terperinci lagi dan seterusnya.

Jenis grid pada peta-peta dasar (peta topografi) di Indonesia yaitu

antara lain :

Kilometerruitering (kilometer fiktif) yaitu lembar peta dibubuhi

jaringan kotak-kotak dengan satuan kilometer.

Disamping itu ada juga grid yang dibuat oleh tentara inggris dan

grid yang dibuat oleh Amerika (American Mapping System).

Untuk menyeragamkan sistem grid, Amerika Serikat sedang

berusaha membuat sistem grid yang seragam dengan sistem UTM

grid system dan UPS grid system (Universal Transverse

Mercator dan Universal Polar Stereographic Grid System).

7. Nomor peta

Penomoran peta penting untuk lembar peta dengan jumlah besar

dan seluruh lembar peta terangkai dalam satu bagian muka bumi.

8. Sumber/Keterangan Riwayat Peta

Sumber ditekankan pada pemberian identitas peta, meliputi

penyusun peta, percetakan,sistem proyeksi peta, penyimpangan

deklinasi magnetis, tanggal/tahun pengambilan data dan tanggal

pembuatan/pencetakan peta, dan lain sebagainya yang

(11)

memperkuat identitas penyusunan peta yang dapat

dipertanggungjawabkan

-Proyeksi

Permukaan bumi adalah bidang lengkung, dan peta – baik yang tercetak maupun dalam bentuk gambar di layar komputer – adalah bidang datar. Artinya, semua peta tidak terkecuali globe (bola dunia) mengalami distorsi dari bumi yang sebenarnya. Untuk wilayah yang lebih kecil, distorsi tidak signifikan karena wilayah yang kecil dalam globe kelihatan seperti permukaan datar. Untuk wilayah yang lebih luas atau untuk tujuan yang butuh akurasi yang tinggi, bagaimanapun distorsi merupakan hal yang sangat penting.

Kita dapat melihat bagaimana distorsi peta terjadi jika kita melihat kulit jeruk. Ketika permukaan luar lengkungan jeruk dikupas dan diletakkan mendatar, hamparan kulit akan dalam potongan yang terpisah. Kartografer menghadapi masalah yang sama ketika memetakan permukaan bumi. Mereka harus memindahkan bagian geografis dengan cara tertentu, menarik dan menggabungkan kembali bagian-bagian tersebut secara bersamaan agar menjadi peta datar yang nyambung.

Pada prinsipnya, proyeksi peta adalah usaha mengubah bentuk bola (bidang lengkung) ke bentuk bidang datar dengan persyaratan; bentuk yang diubah harus tetap sama, luas permukaan yang diubah harus tetap dan jarak antara satu titik dengan titik yang lain di atas permukaan yang diubah harus tetap.

Untuk memenuhi ketiga syarat itu sekaligus merupakan hal yang tidak mungkin. Untuk memenuhi satu syarat saja bagi seluruh bola dunia, juga merupakan hal yang tidak mungkin. Yang bisa dilakukan hanyalah satu saja dari syarat di atas

untuk sebagian kecil permukaan bumi.

Oleh karena itu, untuk dapat membuat rangka peta yang meliputi wilayah yang lebih besar, harus dilakukan kompromi antara ketiga syarat di atas. Ini mengakibatkan lahirnya bermacam jenis proyeksi peta. Beberapa jenis proyeksi yang umum adalah silinder/tabung (cylindrical), kerucut (conical), bidang datar

(zenithal) dan gubahan (arbitrarry)

Jenis proyeksi yang sering kita jumpai sehari-hari adalah proyeksi gubahan, yaitu proyeksi yang diperoleh melalui perhitungan. Salah satu proyeksi gubahan yang sering digunakan adalah proyeksi Mercator. Proyeksi ini merupakan sistem proyeksi Silinder, Konform, Secant, Transversal.

-Skala

Ukuran peta dalam hubungannya dengan bumi disebut dengan skala, biasanya dinyatakan dengan pecahan atau rasio/perbandingan. Pembilang, yang terletak di bagian atas pecahan merupakan satuan unit peta dan penyebut yang terletak di bagian bawah pecahan merupakan angka dalam unit yang sama yang menunjukan jarak yang sebenarnya di lapangan/bumi. Sebagai contoh skala 1/10.000 artinya jarak satu centimeter di peta eqivalen dengan 10.000 centimeter di lapangan. Sebagai perbandingan, skala ini akan ditunjukkan sebagai 1:10.000. Jika penyebut makin besar atau pecahan makin kecil maka semakin luas permukaan bumi yang dapat ditunjukkan dalam peta tunggal. Oleh karena itu, peta berskala kecil akan menunjukkan bagian bumi yang lebih luas dan peta

berskala besar relatif menunjukkan bagian bumi yang lebih kecil.

Skala peta digital bisa lebih bervariasi yang dapat dirubah dengan “zoom†. Memperbesar zoom dan lebih memperdekat ke bumi akan menggambarkan skala yang lebih besar.

-Koordinat

Secara teori, koordinat merupakan titik pertemuan antara absis dan ordinat. Koordinat ditentukan dengan menggunakan sistem sumbu, yakni perpotongan antara garis-garis yang tegak lurus satu sama lain. Sistem koordinat yang dipakai adalah koordinat geografis (geographical coordinate). Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang tegak lurus dengan garis katulistiwa, dan garis lintang (lintang utara dan lintang selatan) yang sejajar dengan garis katulistiwa. Garis bujur adalah garis khayal yang menghubungkan kutub utara dan kutub selatan, mengukur seberapa jauh suatu tempat dari meridian. Sedangkan garis lintang adalah garis khayal di atas permukaan buni yang sejajar dengan khatulistiwa, untuk mengukur seberapa jauh suatu tempat di utara/selatan khatulistiwa.

Koordinat geografis dinyatakan dalam satuan derajat, menit dan detik. Derajat dibagi dalam 60 menit dan tiap menit dibagi dalam 60 detik. Sebagai contoh Menara Eiffel di Paris mempunyai koordinat 48? 51? 3? Lintang Utara dan 2? 17? 35? Bujur Timur. Kadang-kadang koordinat ditunjukkan dalam desimal sebagai ganti dari menit dan detik. Jadi koordinat Menara Eiffel dapat juga ditulis sebagai 48? 51,53333 Lintang Utara dan 2? 17,5833 Bujur Timur.

-Legenda

Peta ini menggunakan simbol untuk menggambarkan letak objek yang sebenarnya. Legenda adalah penjelasan simbol-simbol yang terdapat dalam peta. Gunanya agar pembaca dapat dengan mudah memahami isi peta. Contoh simbol legenda adalah ikon-ikon yang melambangkan bangunan, perbedaan warna yang melambangkan elevasi, perbedaan jenis garis yang melambangkan batas-batas atau jenis ukuran jalan, titik dan lingkaran yang menunjukkan populasi suatu kota. Jika detail peta kelihatan tidak familiar, mempelajari legenda peta akan sangat membantu sebelum melanjutkan proses lebih jauh.

-Arah

Simbol arah dicantumkan dengan tujuan untuk orientasi peta. Arah utara lazimnya mengarah pada bagian atas peta. Kemudian berbagai tata letak tulisan mengikuti arah tadi, sehingga peta nyaman dibaca dengan tidak membolak-balik peta. Lebih dari itu, arah juga penting sehingga si pemakai dapat dengan mudah mencocokkan objek di peta dengan objek sebenarnya di lapangan.

-Elevasi

Salah satu unsur yang penting lainnya pada suatu peta adalah informasi tinggi suatu tempat terhadap rujukan tertentu. Unsur ini disebut dengan elevasi, yaitu ketinggian sebuah titik di atas muka bumi dari permukaan laut. Kartograf menggunakan teknik yang berbeda untuk menggambarkan ketinggian, misalnya

permukaan bukit dan lembah.

Peta yang sudah modern menggambarkan pegunungan dengan relief yang diberi bayangan, yang disebut dengan hill shading. Peta Topografi tradisional menggunakan garis lingkaran yang memusat yang disebut dengan garis kontur, untuk menggambarkan elevasi. Setiap garis menandakan ketinggian di atas

(12)

Sebagai ganti garis kontur, peta berwarna seringkali menggunakan standarisasi skala warna untuk menunjukkan elevasi; laut diberi warna biru, elevasi rendah digambarkan dengan bayangan hijau, elevasi tinggi digambarkan dari range sawo matang sampai coklat, dan puncak tertinggi diberi warna putih, menunjukkan salju.

Semakin tajam bayangan warna biru sama artinya dengan semakin dalam kedalaman suatu laut atau danau.

Jenis Peta

Berdasarkan temanya/isinya, peta dapat dibagi menjadi tiga kategori.,

1.peta umum, biasanya terdiri dari banyak tema dan memberikan gambaran umum. Peta umum biasanya praktis, menunjukkan dunia yang memungkinkan orang dari satu ujung menuju ujung lain tanpa tersesat, atau menunjukkan layout keseluruhan suatu tempat yang belum dikenal tanpa harus pergi ke sana. Contoh peta umum adalah peta jalan suatu negara yang juga menunjukkan kota besar, pegunungan, sungai, landmark dan lain-lain.

2. adalah peta tematik, yang terdiri dari satu atau beberapa tema dengan informasi yang lebih dalam/detail. Peta tematik juga dapat menunjukkan hampir semua jenis informasi yang beragam dari satu tempat ke tempat lain. Contoh peta tematik adalah peta penyebaran penduduk atau tingkat penghasilan menurut negara, propinsi atau kabupaten, dengan masing-masing bagian diberi warna yang berbeda untuk menunjukkan tingkat relativitas jumlah penduduk atau penghasilan.

3. Peta kategori ketiga adalah grafik, di mana keakuratan peta rute perjalanan digunakan untuk navigasi laut dan udara. Ini harus sering diupdate sehingga kapten atau pilot mengetahui bahaya yang terjadi di sepanjang rute mereka.

Berdasarkan metode pembuatannya

Berdasarkan metode pembuatannya, peta dibedakan menjadi peta kualitatif dan peta kuantitatif.

1. peta kualitatif

Peta kualitatif adalah peta yang digambarkan dengan menggunakan simbol-simbol. Tiga metode penggambaran peta kualitatif sebagai berikut.

a)Metode korokonatif dengan meggaris tipis dan memberi warna

b)Metode korokomenatik menggunakan tanda simbol pada peta dengan huruf, misalnya pohon, manusia,, biji-bijian atau mineral.

c)Metode indek figur menggunakan simbol ---,+++++++, atau vvvvvvv

2. peta kuantitatif

Peta kuantitatif yaitu peta yang menggunakan garis-garis yang menghubungkan daerah-daerah yang mempunyai kesamaan. Contoh :

a)Isotherm adalah garis-garis yang menghubungkan daerah-daerah yang sama temperaturnya.

b)Isoplet adalah garis-garis yang menghubungkan daerah-daerah yang sama ketinggiaannya.

c)Koroplet adalah garis-garis sejajar pada peta yang berbeda intervalnya.

Peta dapat dibuat dengan berbagai bentuk. Peta pertama mungkin dibuat manusia dengan menggambar garis di pasir atau batu kerikil dan ranting kecil disusun di atas tanah. Peta modern diterbitkan untuk penggunan yang lebih lama oleh manusia. Peta cetak adalah bentuk yang paling sederhana. Peta cetak menggambarkan dunia sebagai bidang datar dalam dua dimensi. Dalam peta cetak, relief gunung dan lembah ditunjukkan dengan simbol khusus untuk memperbaiki kekurangan “tingkat kedalaman†, di mana hal tersebut adalah dalam bentuk tiga dimensi. Jadi, peta relief adalah peta bidang datar dengan penambahan tonjolan dan lekukan untuk menunjukkan perbedaan tinggi rendahnya permukaan bumi. Tonjolan dan lekukan ini biasanya dibuat dari tanah liat atau plastik.

Peta berbasis komputer (digital) lebih serba guna. Peta yang terprogram akan lebih dinamis karena bisa menunjukkan banyak view yang berbeda dengan subjek yang sama. Peta ini juga memungkinkan perubahan skala, animasi gabungan, gambar, suara, dan bisa terhubung ke sumber informasi tambahan melalui internet. Peta digital dapat diupdate ke peta tematik baru dan bisa menambahkan detail informasi geografi lainnya. Hal ini disebabkan informasi baru dapat dimasukkan ke dalam database setiap saat. Mempunyai peta digital sama seperti mempunyai selusin peta tematik cetak yang meng-overlay daerah tertentu yang terhubung secara elektronik ke sebuah perpustakaan besar dalam tema utama atau yang berhubungan dengan tema utama.

Penggunaan peta tergantung pada jenis peta yang ada dan jenis informasi yang diinginkan dari peta tersebut. Dalam kasus peta sederhana, hanya satu atau dua jenis informasi yang mungkin tersedia sehingga sedikit atau bahkan tidak perlu keahlian membaca peta untuk menggunakannya. Sebagai contoh, sketsa lingkungan sekitar (tetangga) hanya menunjukkan hubungan rumah utama dengan sudut jalan atau jaraknya dari suatu pasar atau sekolah. Semua orang dapat menggunakan peta seperti ini. Peta lengkap dapat menggambarkan jarak yang sebenarnya, lokasi lahan dengan tepat, elevasi, vegetasi dan aspek lainnya. Untuk menginterpretasikan peta lengkap seperti ini, diperlukan beberapa keahlian dasar membaca peta.

(13)

Fungsi Peta

Peta bisa menjadi petunjuk bagi pelancong/wisatawan, atau menjelaskan

dunia dengan menyertakan jenis informasi geografi khusus. Peta

juga dapat mengundang eksplorasi. Sebagai contoh, peta berwarna

Pulau Marquases dengan pelabuhan yang eksotik seperti Hakapehi

di Nuku Niva mungkin kedengaran menarik bagi seseorang.

Dengan kata lain, peta yang berisi banyak detail yang menarik dari

suatu daerah/wilayah dapat menggoda/menarik orang lain ke

wilayah tersebut.

Peta dapat digambar dengan berbagai gaya, masing-masing

menunjukkan permukaan yang berbeda untuk subjek yang sama yang

memungkinkan kita untuk men-visualisasikan dunia dengan mudah,

informatif dan fungsional. Beberapa fakta dan skill yang sederhana akan

dijabarkan di sini guna membantu anda menggunakan peta dengan

efektif. Tetapi sebelumnya, perhatikan beberapa fakta penting berikut ini :

1.Tidak ada peta yang sempurna

Orang membuat peta dari data yang mereka kumpulkan dengan alat tertentu. Sekalipun peta dibuat dengan menggunakan komputer, tetapi tergantung pada program dan mesin yang didesain oleh manusia. Manusia membuat kesalahan dan mesin total tidak pernah akurat. Tidak ada alat untuk merekam setiap detail lansekap.

Peta bagaimanapun juga dapat melakukan error (salah) dan tidak akurat.

Data atau kartografi yang salah bisa membuat letak desa/kampung tertentu tidak tepat pada peta, atau puncak pegunungan tidak setinggi yang muncul

pada peta.

Kartografer (pembuat peta) yang menggunakan alat tradisional, seperti merekam data dengan manual atau menggunakan fotografi altitude tinggi, terbatas pada seberapa banyak objek yang terekam oleh mereka dan seberapa kecil objek yang dapat terekam. Objek yang terlalu kecil bisa jadi tidak akurat

ditempatkan atau malah bisa tidak muncul.

Alat modern seperti fotografi yang menggunakan satelit resolusi tinggi mampu merekam detail sampai resolusi beberapa meter. Sebagian besar permukaan objek yang penting dapat terekam dengan imagery untuk kemudian dialihkan menjadi peta atau foto dengan akurasi yang lebih tinggi, tetapi tetap masih harus diinterpretasikan lagi dan masih ada data yang error.

2. Peta selalu menjadi tidak update, tidak lama menunjukkan keakuratan dunia Hal ini disebabkan dunia secara konstan berubah baik secara fisik maupun secara kurtural/budaya. Teknologi modern menyediakan solusi komputer yang memungkinkan kita memperbaharui peta dengan mudah tanpa menggambar ulang. Bagaimanapun informasi yang tepat patut dipertimbangkan. Perubahan dunia tetap harus dikumpulkan secara periodik dan digunakan untuk memperbaiki database peta.

3. Peta adalah bias. Peta umumnya tidak menunjukkan setiap penampakan area topografi secara terpisah misalnya setiap pohon, rumah, atau jalan sehingga kartograf harus menentukan proyeksi dan skala peta dan jumlah detail yang tersedia. Tujuan pemetaan dan latar belakang budaya Kartograf juga sering berpengaruh pada proses ini, yang disebut dengan generalisasi. Informasi pada peta dan bagaimana distorsi terjadi juga berpengaruh terhadap apa yang dipikirkan orang tentang dunia dan apa yang mereka lakukan.

Penggunaan peta

Kegunaan peta tergantung pada jenisnya. Peta topografi yang skalanya

kecil dapat memberikan gambaran secara luas tentang muka bumi yang

digambar dipeta. Peta tematik atau khusus digunakan untuk tujuan tujuan

tertentu. Misalnya peta persebaran penduduk, peta iklim, peta oersebarab

flora dana fauana, dan sebagainya

(14)

Pemetaan adalah proses pengukuran, perhitungan dan penggambaran permukaan bumi(terminologi geodesi) dengan menggunakan cara dan atau metode tertentu sehingga didapatkan hasil berupa softcopy maupun hardcopy peta yang berbentuk vektor maupunraster.

Kegiatan survey dan pemetaan setelah kemerdekaan RI, dilaksanakan atas dasar Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 1951, tentang Pembentukan Dewan dan Direktorium Pengukuran dan Penggambaran Peta. Selanjutnya kegiatan survey dan pemetaan dipertegas lagi dengan Keputusan Presiden Nomor 263 tanggal 7 September 1965 tentang Pembentukan Dewan Survey dan Pemetaan Nasional (DESURTANAL) serta Komando Survey dan Pemetaan Nasional (KOSURTANAL) sebagai pelaksana. Dalam tugas DESURTANAL tersebut secara jelas dicantumkan kaitan antara pemetaan dengan inventerisasi sumber-sumber alam, dalam rangka menunjang Pembangunan Nasional. Lingkup tugas KOSURTANAL tidak hanya bersifat koordinasi terhadap kegiatan Departemen-Departemen yang memerlukan peta ,melainkan juga mencakup fungsi pengelolaan bagi pemetaan

Praktek pemetaan dimaksudkan untuk melatih kemampuan teknis mahasiswa di bidang pemetaan. Praktek pemetaan ini meliputi praktek pembuatan peta, praktek interpretasi fotoudara, praktek Geographic Positioning System, Pratek Fotogrametri dan praktek analisis spasial berdasarkan data citra maupun peta tematik. Pengolahan data spasial dilakukan secara digital dengan memanfaatkan software-software pemetaan seperti AutodeskMAP, Arc View, Arc Info, dan ERMapper yang terangkum dalam mata kuliah pilihan pemetaan dan komputer perencanaan.

Praktek pemetaan ini juga mengakomodasi perkembangan teknologi serta kebutuhan dunia perencanaan. Pada saat ini sedang dikembangkan sistem pembelajaran pemetaan dengan pengembangan database perencanaan. Sehingga mahasiswa nantinya tidak hanya dilatih untuk bisa membuat peta ataupun analisis peta tetapi juga dapat menyusunnya dalam sebuah database.

Daftar pustaka

http://momo-alllive.blogspot.com/2009/04/kartografi.html

PRINSIP-PRINSIP DASAR PETA DAN

PEMETAAN

Posted on Mei 24, 2011by utomogeo83

PENGETAHUAN PERPETAAN

STANDAR KOMPETENSI

Mempraktikkan keterampilan dasar peta dan pemetaan

KOMPETENSI DASAR

Mendeskripsikan prinsip-prinsip dasar peta dan pemetaan

INDIKATOR

Menjelaskan Pengertian Peta

Mengklasifikasikan peta

Menjelaskan komponen-komponen peta

Menlakukan pengukuran arah dalam peta

Menginterpretasi peta

Menjelaskan syarat peta yang baik dan benar

Mengidentifikasi proyeksi peta

Menjelaskan cara memperbesar / memperkecil peta

Mencari / menghitung skala peta

Menghitung kemiringan lereng pada peta kontur

PENGERTIAN PETA

Di jaman yang semakin maju ini peta menjadi alat bantu yang sangat dibutuhkan dalam perencanaan pembangunan diberbagai bidang, seperti bidang pertanahan, pertanian, perkebunan, industri dan perdagangan, pelayaran, penerbangan, pendidikan, tata ruang wilayah, politik dan keamanan, dan lain-lain. Terlebih untuk peta-peta tematik yang sifatnya lebih khusus dan spesifik, sudah menjadi kebutuhan hampir setiap lembaga, lebih-lebih yang bergerak di bidang perencanaan dan pembangunan suatu wilayah dalam skala lokal, regional, nasional dan internasional.

Pada hakekatnya peta adalah sebuah alat peraga (Sandy, 1986), karena melalui peta seseorang akan dapat

menyampaikan sesuatu ide kepada orang lain. Ide tersebut dapat berupa gambaran tentang bentuk-bentuk muka bumi, distribusi penduduk, penggunaan lahan di suatu tempat, kesuburan tanah, kedalaman air laut, penyebaran iklim, dan lain-lain yang terutama berkaitan dengan aspek keruangan (spasial).

Peta adalah gambaran konvensional dari permukaan bumi yang diperkecil dengan menggunakan skala dan

digambar di atas bidang datar sebagai kenampakan jika dilihat dari atas dan ditambah dengan tulisan sebagai identitas.

Untuk mempelajari seluk beluk penggambaran permukaan bumi atau peta diperlukan pengetahuan khusus yang mempelajari tentang peta yang dinamakan Kartografi

(15)

KLASIFIKASI PETA 1. Berdasarkan skala

Peta kadaster, berskla 1 : 100 – 1 : 5.000

Peta skala besar, berskala 1 : >5.000 - 1 : 250.000

Peta skala sedang, berskala 1 : >250.000 - 1 : 500.00

Peta skala kecil, beskala 1 : > 500.000 - 1 : 1.000.000

Peta geografi, berskla 1 : > 1.000.000

2. Berdasarkan Isinya

Peta umum : peta yang menggambarkan segala sesuatu yang ada dalam suatu daerah yang dipetakan. Contoh : peta topografi, peta chorografi, peta dunia

Peta khusus/ tematik : peta yang hanya menggambarkan kenampakan tertentu saja atau menggambarkan satu aspek saja. Contoh peta kepadatan penduduk, peta geologi, peta navigasi, peta pariwisata, peta kontur dll

3. Berdasarkan bentuk

Peta foto : yang dihasilkan dari mosaik foto udara/ortofoto yang dilengkapi garis kontur, nama, dan legenda.

Peta garis : peta yang menyajikan detail alam dan buatan manusia dalam bentuk titik, garis, dan luasan.

Misal: peta rupa bumi (topografi), peta tematik.

KOMPONEN-KOMPONEN PETA a. Judul Peta

Judul peta mencerminkan isi dan tipe peta. Judul biasanya dicantumkan di bagian atas peta dengan huruf besar. Fungsi judul adalah menunjukkan daerah yang digambarkan oleh peta tersebut.

b. Orientasi Peta/ Penunjuk Arah

Merupakan gambar penunjuk arah mata angin, pada umumnya peta berorientasi Utara, diletakkan di sudut kanan atas atau tempat lain yang kosong

c. Skala

Skala adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara jarak di peta dengan jarak yang sebenarnya di permukaan bumi. Secara umum skala dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :

1) Skala angka/numerik

Skala yang berupa angka-angka. Misalnya skala peta 1: 200.000, skala peta 1 : 1.000.000 dan sebagainya 2) Skala Garis/Grafik

Skala yang ditunjukkan dengan membuat garis linier dengan membuat perbandingan pada setiap ruasnya. Contoh

0 1 2 3 3) Skala kalimat/verbal

Skala Yang menggunakan kalimat baku sebagai pentunjuk skala. Jenis skala ini banyak dipakai di Eropa yang biasanya menggunakan satuan inchi dan mil.

Contoh : One Inch to two miles 1. d. Legenda/keterangan

Legenda adalah keterangan yang penting yang memberikan keterangan dan penjelasan tentang simbol-simbol yang terdapat pada peta.

1. e. Garis koordinat astronomi

Garis ini diperlukan untuk mengetahui letak astronomi suatu tempat. Biasanya terdiri dari garis bujur dan garis lintang yang dituliskan di tepi peta dengan menujukkan berapa derajat, berapa menit dan berpa detik.

(16)

Adalah tata tulis tulisan dan angka. Secara umum penulisan suatu obyek pada obyek daratan ditulis dengan huruf tegak, sedangkan simbol obyek perairan ditulis dengan huruf miring.

1. g. Sumber dan Tahun pembuatan

Sumber peta sangat penting, terutama untuk peta thematik. Sedangkan tahun pembuatan sangat penting mengingat ada tidaknya obyek pada waktu pembuatan sekarang ataua kemudian ahri akan berubah baik medan yang alami maupun medan buatan

1. h. Inset

Inset adalah peta kecil yang berfungsi memberikan tekanan atau penjelasan pada peta utama. Sehingga akan memperjelas dan mempertajam informasi peta utama.

1. i. Garis tepi

Berfungsi mempermudah dalam membuat peta. Biasanya dibuat rangkap dua 1. j. Tata warna

Tata warna sangat penting jika peta yang dibuat adalah peta berwarna. Fungsi warna adalah sebagai berikut : 1) membedakan tinggi rendahnya suatu daerah dan kedalaman laut

2) memberikan kualitas dan kuantitas peta 3) keindahan ( estetika)

1. k. simbol

Simbol adalah tanda atau lambang yang mewakili obyek di permukaan bumi yang terdapa pada peta. Mengingat pentingnya materi ini, maka simbol disajikan pada bagian tersendiri sebagai berikut.

Peta dianggap baik dan benar (Sandy ,1986:1-2) setidaknya memenuhi persyaratan sebagai berikut:ü peta tidak boleh ‘membingungkan’ü mudah dipahami atau dimengerti, sehingga tidak boleh serumit kenampakan aslinyaü menggambarkan cukup teliti sesuai temanyaü indah dipandangAgar peta tidak membingungkan bagi para pengguna, maka peta harus dilengkapi dengan: legenda/keterangan, skala peta, judul peta, inset peta.Agarpeta mudah dimengerti/ditanggkap maknanya oleh pengguna peta, maka peta harus menggunakan: tata warna, simbol, proyeksi peta. Sedangkan dalam aspek ketelitian peta sangat terkait dengan tujuan peta dan jenis peta serta skala peta yang akan dibuat.

Fungsi dan Tujuan Pembuatan Peta Fungsi:

Menunjukkan posisi atau lokasi relatif (letak suatu tempat dalam hubungannya dengan tempat lain di permukaan bumi).

Memperlihatkan ukuran

(dari peta dapat diukur luas daerah dan jarak-jarak di atas permukaan bumi).

Memperlihatkan bentuk (benua, negara, provinsi, gunung, lembah, dll).

(17)

Mengumpulkan dan menyeleksi data-data dari suatu daerah dan menyajikan di atas peta, melalui media simbol.

Tujuan pembuatan peta

Untuk komunikasi informasi ruang

Untuk menyimpan informasi

Untuk membantu pekerjaan: konstruksi jalan, navigasi, perencanaan, media pembelajaran.

Untuk membantu dalam suatu desain, misal: desain tata ruang wilayah, jalan, dll.

Untuk analisis data spatial, misal: perhitungan volume, evaluasi lahan, dll.

a. Judul Peta

Judul peta mencerminkan isi dan tipe peta. Judul biasanya dicantumkan di bagian atas peta dengan huruf besar. Fungsi judul adalah menunjukkan daerah yang digambarkan oleh peta tersebut.

1. b. Orientasi/arah

Biasanya merupakan gambar arah mata angin dengan arah utara sebagai pedoman sehingga tidak mengganggu informasi yang ada di dalam peta.

1. c. Skala

Skala adalah perbandingan antara jarak yang terdapat pada peta dengan jarak yang sebenarnya di permukaan bumi. Secara umum skala dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :

1) Skala angka/numerik

Skala yang berupa angka-angka. Misalnya skala peta 1: 200.000, skala peta 1 : 1.000.000 dan sebagainya 2) Skala Garis/Grafik

Skala yang ditunjukkan dengan membuat garis linier dengan membuat perbendingan pada setiap ruasnya. Contoh

0 1 2 3 3) Skala kalimat/verbal

Skala Yang menggunakan kalimat baku sebagai pentunjuk skala. Jenis skala ini banyak dipakai di Eropa yang biasanya menggunakan satuan inchi dan mil.

Contoh : One Inch to two miles 1. d. Legenda/keterangan

Legenda adalah keterangan yang penting yang memberikan keterangan dan penjelasan tentang simbol-simbol yang terdapat pada peta.

1. e. Garis koordinat astronomi

Garis ini diperlukan untuk mengetahui letak astronomi suatu tempat. Biasanya terdiri dari garis bujur dan garis lintang yang dituliskan di tepi peta dengan menujukkan berapa derajat, berapa menit dan berpa detik.

1. f. Lattering/tata tulis

Adalah tata tulis tulisan dan angka. Secara umum penulisan suatu obyek pada obyek daratan ditulis dengan huruf tegak, sedangkan simbol obyek perairan ditulis dengan huruf miring.

1. g. Sumber dan Tahun pembuatan

Sumber peta sangat penting, terutama untuk peta thematik. Sedangkan tahun pembuatan sangat penting mengingat ada tidaknya obyek pada waktu pembuatan sekarang ataua kemudian ahri akan berubah baik medan yang alami maupun medan buatan

(18)

1. h. Inset

Inset adalah peta kecil yang berfungsi memberikan tekanan atau penjelasan pada peta utama. Sehingga akan memperjelas dan mempertajam informasi peta utama.

1. i. Garis tepi

Berfungsi mempermudah dalam membuat peta. Biasanya dibuat rangkap dua 1. j. Tata warna

Tata warna sangat penting jika peta yang dibuat adalah peta berwarna. Fungsi warna adalah sebagai berikut : 1) membedakan tinggi rendahnya suatu daerah dan kedalaman laut

2) memberikan kualitas dan kuantitas peta 3) keindahan ( estetika)

1. k. simbol

Simbol adalah tanda atau lambang yang mewakili obyek di permukaan bumi yang terdapa pada peta. Mengingat pentingnya materi ini, maka simbol disajikan pada bagian tersendiri sebagai berikut.

1. 1. Komponen Peta

Apabila anda cermati atau perhatikan pada setiap peta-peta, di dalamnya kita jumpai berbagai komponen yang menjadi bagian atau kelengkapan peta, seperti: judul peta, skala peta, simbol, keterangan/legenda, koordinat geografis, orientasi/arah, inset peta, dan lain-lain. Komponen peta tersebut merupakan bagian penting dan salah satu persyaratan dari sebuah peta yang baik. dan benar.

Ada beberapa perbedaan antara komponen peta umum (Rupabumi/topografi) dan peta khusus atau peta tematik. Pada peta umum komponen peta lebih kompleks dan standar atau baku. Sebagai contoh Peta Rupabumi telah memiliki standar baku (berdasarkan konvensi), dimana baik jenis informasi tepi, komposisi, desain tata letak, tata warna maupun simbol-simbol yang digunakan relative sama/seragam.

Namun untuk peta khusus atau peta tematik komponen petanya lebih sederhana dan cukup bervariasi antara satu peta dengan peta yang lain. Tidak ada ketentuan baku yang mengharuskan sebuah peta tematik satu dengan peta yang lain harus sama komponennya misalnya dalam hal tata letak atau posisi informasi tepi, tata warna dan lain-lain.

Gambar 1. Contoh Peta RBI dan komponen informasi tepi

Komponen-komponen peta tematik

Gambar 3. Komponen informasi tepi peta tematik

LANGKAH-LANGKAH PEMETAAN

Pemetaan adalah kegiatan pemrosesan data survai sampai menyajikannya menjadi geo-informasi. Artinya bahwa pemetaan dapat dibuat di laboratorium/ studio atau di lapangan.

Bagaimana caranya?

1. Secara fotogrametri akan menghasilkan peta dasar. 2. Secara inderaja akan menghasilkan peta tematik. Lalu, apa itu survai?

(19)

Survai adalah kegiatan pengumpulan data. Bagaimana caranya?

Dapat dilaksanakan melalui:

1. Pengukuran (measurement) atau pengamatan (observation).

2. Penginderaan (sensing) dari udara (airbone) atau antariksa (spaceborne)

Perbedaan fakta dan data:

Jadi, fakta itu benar, sedangkan data bisa benar

atau salah.

1. 1. Pembuatan Peta Dasar Untuk Peta

Apabila kita ingin membuat peta tematik, maka sebelumnya kita perlu menyiapkan peta dasar. Peta dasar merupakan peta kerangka letak/lokasi yang nanti akan dilengkapi atau diisi dengan data-data sesuai dengan

(surve terristris)

isi/tema peta yang akan digambar. Untuk memperoleh peta dasar tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

ü peta dasar dari pengukuran sendiri di lapangan/lokasi yang akan dipetakan ﻟ?

Gambar 4. Seorang sedang melakukan

pengukuran dengan alat ukur (GPS)

( survey terristris). Dalam era kemajuan teknologi informasi (TI) proses pembuatan peta telah terbantu, sehingga untuk

Laki-laki (memiliki

ciri perempuan):

- rambut panjang

- jalan gemulai

- pakai anting

ü peta dasar dari kerangka

peta yang telah

tersedia/tergambar dipeta

rupabumi (RBI), Atlas,

Peta dinding, atau Globe.

ü Gambar 5. Seseorang

sedang ngeblad peta

(20)

melakukan pemetaan suatu wilayah dapat dilakukan dengan cepat dan mudah. Pemanfaatan peta dasar yang dahulu banyak bersumber dari peta rupabumi, sekarang sudah banyak yang beralih menggunakan citra penginderaan jauh. Citra penginderaan jauh yang banyak digunakan sebagai sumber peta dasar adalah; citra foto udara, citra satelit Landsat, citra satelit Spot, citra satelit Ikonos, dan citra satelitQuickbird. Dengan menggunakan citra penginderaan jauh, gambaran muka bumi yang akan dipetakan akan dapat memberikan data dan informasi yang terkini. Kenampakan-kenampakan obyek fisik, sosial dan budaya beserta batas-batas administratif maupun batas geografis akan tampak. Dengan demikian kerangka letak (sebagai peta dasar) mudah dilacak atau ditelusuri lewat citra tersebut (lihat gambar 12. citra penginderaan jauh).

Gambar 6. Contoh Peta Dasar

berbeda bisa melalui bantuan pantograf Jika mempunyai sarana komputer yang dilengkapi software (perangkat lunak) program berbasis peta, maka langsung dapat dilakukan dijitasi pada obyek di layar monitor (digitasi on screen) atau dengan meja digitizer. .

1. 2. Penetuan Arah / orientasi peta

Perlu kita ketahui bahwa orientasi atau penunjukkan arah pada peta, tidak selamanya peta berorientasi utara (utara di sebelah atas). Kadang ada pula peta berorientasi selatan, barat, atau timur, sesuai dengan kepentingannya. Selain itu pula perlu diperhatikan bahwa utara yang dipakai dalam peta ada tiga arah utara yaitu: utara geografis, utara magnitis, dan utara meridian. Utara geografis (true north/TN/US) adalah utara yang melalui kutub utara dan kutub selatan bumi. Utara magnitis (magnetic north/MN/UM) adalah utara yang melalui kutub magnit bumi. Sedangkan Utara Meridian (Grid North/Meridian North/GN/UTM) adalah utara yang sejajar dengan meridian sentral dan tegak lurus standar paralel setempat. Dalam implementasinya di dalam pembuatan peta kita dapat menggunakan ketiga-tiganya (Peta RBI), tetapi juga dapat diambil salah satu dari padanya. Sebab jika suatu tempat satu sudah diketahui arahnya, maka arah yang lain dapat diketahui pula.

Contoh arah dalam Peta RBI Tegal Lembar 1309-314

US = Utara Sebenarnya (Geografi)

UG= Utara grid (UTM)

UM= Utara magnetik

UM US UG

150

130

Untuk membuat peta

dasar dapat dilakukan

dengan membuat

pemba-tas garis

(deliniasi) terhadap

obyek yang akan kita

gambar. Jika sumber

citra penginderaan jauh

dapat langsung kita

gambar; Jika dari

sumber peta rupabumi

dan skalanya.

(21)

1. 3. Merancang Simbol Peta Tematik

Gambar7. Merancang Simbol

Setelah kerangka letak/lokasi tersedia, maka langkah selanjutnya adalah melakukan perancangan simbol-simbol yang akan digunakan untuk penggambaran peta tematik. Perlu diketahui bahwa peta adalah suatu media komunikasi grafis, dengan demikian informasi yang ditampilkan dalam peta berupa simbol-simbol. Bahkan untuk peta tematik, simbol merupakan informasi pokok, karena untuk menunjukkan tema suatu peta. Hal-hal yang penting dalam merancang simbol peta tematik, antara lain: menentukan jenis simbol, besaran/ukuran simbol, warna simbol, jumlah simbol dan posisi simbol akan diletakkan.

SIMBOL YANG BAIK:

v kecil

v terang/jelas

v mudah digambar

DATA PETA TEMATIK:

v data primer : surve lang-sung lapangan;

v data sekunder: dari kan-tor statistik,

buku-buku laporan.

Simbol yang baik adalah yang mudah dikenal sekalipun tanpa menggunakan suatu keterangan/legenda. Selain itu simbol hendaknya kecil, terang, dan mudah digambar. Dalam pemetaan tematik penggambaran simbolnya tidaklah seketat pada simbol peta-peta umum atau peta Rupabumi (RBI).

Simbol peta tematik lebih sederhana dan dibolehkan untuk merancang simbol sendiri sepanjang simbol tersebut memiliki relevansi dengan unsur atau obyek yang digambarkan. Sedangkan symbol untuk peta umum (RBI atau Topografi) sudah ada pembakuan secara khusus (seragam berdasarkan konvensi asosiasi kartografi Internasional). Telah kita ketahui bersama bahwa peta merupakan citra geospasial yang dapat mempengaruhi konsepsi orang tentang ruang Pengaruh peta ini sebagian karena adanya kesepakatan konvensi dan sebagian lain karena adanya karakteristik umum grafik yang digunakan. Konvensi memegang peranan penting terutama dalam pemetaan topografis. Sebagian besar symbol yang digunakan dalam peta RBI atau topografi telah diwariskan kepada kita semenjak abad 18. Di antara konvensi tersebut adalah bahwa perairan digambarkan dengan warna biru, hutan dengan hijau tua, daerah

permukiman dan perkotaan disimbolkan dengan warna merah, abu-abu, atau warna merah jambu.

Data yang harus divisualisasikan akan selalu mengacu kepada obyek atau fenomena nyata. Ia dapat dalam bentuk ketinggian yang diukur sepanjang jaringan lalu lintas, jumlah penduduk yang tinggal di daerah tersebut, atau volume sebuah bukit dalam ribuan meter kubik.

Dalam kartografi kita menggunakan simbol titik (dot), symbol garis (dash) dan simbol bidang (patches) untuk mempresentasikan lokasi dan atribut-atribut data titik, garis, wilayah dan volume obyek.

Contoh simbol Peta Umum (Rupabumi)

(22)

Persoalan penting lagi yang perlu diperhatikan ketika akan merancang simbol peta tematik adalah melakukan analisis data-data sekunder atau data primer yang akan dituangkan ke dalam peta. data sekunder biasanya berupa data-data statistik yang telah tersedia di buku-buku laporan BPS. Sedangkan data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan secara langsung di lapangan oleh si pembuat peta. Pada saat melakukan analisis data tersebut harus dikaitkan secara langsung dengan unsur, besaran dan sifat data yang akan dipetakan. Apakah unsur data berupa unsur buatan manusia (man made features), unsur perairan (hydrography), unsur relief (hypsography), atau unsur tumbuh-tumbuhan (vegetation). Sedangkan besaran data sangat tergantung data sekunder atau data statistik yang tersedia; ditinjau dari sifatnya, data dapat berupa data kuantitatif maupun data kualitatif .

1. 4.

Gambar 8. Tata letak Model A

2. Tata letak /layout Peta Tematik

Merancang tata letak peta merupakan tahapan kerja yang penting diperhatikan bagi setiap orang yang akan menggambar peta. Hal itu dimaksudkan agar peta benar-benar komunikatif, mudah dibaca dan ditafsirkan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pengguna peta.

Adapun unsur-unsur peta yang perlu ditata posisinya adalah: judul peta, skala peta, keterangan/legenda, koodinat lintang dan bujur, inset peta, sumber data, dan informasi- informasi lain. Unsur-unsur tersebut sedapat mungkin ditempatkan pada komposisi yang seimbang (balance) dalam tata letak informasi tepi. Selain itu ukuran huruf (text), tipe huruf (style) perlu dipertimbangkan besar-kecilnya.

Pada umumnya peta tematik meng-gambarkan daerah yang berbentuk pulau, propinsi, kabupaten, kecama-tan, desa, suatu negara atau dapat pula kawasan hutan, daerah aliran sungai, dan lain-lain. Daerah atau wilayah tersebut memiliki variasi bentuk kerangka letak yang berma-cam-macam. Oleh karena itu penyu sunan tataletak informasi tepi peta harus menyesesuaikan, dengan tetap berpedoman pada prinsip keseim-bangan.

Simbol area kualitatif dan

kuantitatip

Latihan 1

Nama Tugas : Menggambar peta

Alat/bahan : Kompas Azimut, pita

ukur, kertas manila, pensil,

penggaris, busur

derajat, karet penghapus.

Intruksi : Buat gambar kerangka

peta (peta dasar) dengan cara pengu-kuran

lapangan; lokasi kegiatan di sekitar halaman

sekolah; waktu 35 menit.

Bentuk Tugas : Kelompok (per kelompok

terdiri 3 orang siswa).

Tagihan : Paparan di

depan kelas

(23)

Gambar 8, dan 9 adalah contoh tata letak dalam peta tematik. 7 5 5 6 1. 5. Pencetakan Peta

Setelah pekerjaan ploting simbol dan penyusunan komposisi informasi peta dilakukan, dan sudah dianggap

cukup, maka dilakukan pencetakan peta. Teknologi pencetakan peta ternyata sekarang mengalami kemajuan yang luar biasa. Dahulu bila ingin mencetak atau menggandakan peta, maka diperlukan proses yang relatif panjang, karena harus melewati proses pembuatan film terlebih dahulu. Sekarang cetak peta dapat dilakukan tanpa film. Berkat kemajuan teknologi dijital gambar peta dapat langsung dicetak dengan biaya yang relatif lebih efisien dan kualitas hasil peta yang lebih bagus.

Gambar 07. Alat Pencetak Peta Teknologi Dijital

Gambar 10. Plotter

Pada awal sebelum adanya kemajuan teknologi kom-puter, penggambaran dan pencetakan peta dilakukan secara manual (digambar tangan manusia). Hal itu tentu memerlukan waktu yang relatif lebih lama dan hasilnyapun kurang sempurna. Jumlah dan jenis peta tematik dipasaran belum banyak bila dibanding deng-an peta-peta umum. Peta tematik biasanya dibuat ber-dasarkan atas kepentingan yang lebih khusus, antara pengguna satu dengan yang lain belum tentu sama.

Gambar 11. Proses Tahapan Langkah Pemetaan Tematik

1.

Judul peta

2.

Skala

3.

Petunjuk arah

4.

Legenda/ketera

ngan

5.

Sumber peta

6.

Pembuat peta

7.

Koordinat

geografis

8.

Inset peta

Latihan 2

Buatlah gambar bentuk wilayah suatu tempat

secara sembarang, kemudian susunlah tata

letak peta sebagaimana prinsip-prinsip yang

telah dijelaskan di muka. Pekerjaan cukup

dengan menggunakan kertas dalam buku

skrip/catatan masing-masing. Waktu yang

disediakan 15 menit, dikerjakan secara

individual

Gambar

Grafik adalah suatu garis yang menjelaskan keadaan naik atau turunnya suatu hasil dari suatu daerah yang digambarkan dalam bentuk  diagram.
Gambar 10. Plotter
Tabel 01. Macam Skala Peta Rupabumi
Gambar 01. Penyederhanaan obyek dengan skala yang berbeda (dari skala 1 : 10.000 ke  1 : 50.000) dengan cara generalisasi

Referensi

Dokumen terkait

Dan terkejutlah seisi penghuni desa tak terkecuali Sang Bekel mendapati pengakuan dari wanita tersebut bahwasanya dirinya tak lain adalah Ratu Kalinyamat, permaisuri Sultan Demak V

Berdasarkan bacaan “Urgensi Kepemimpinan, Modal Sosial dan Kerja Kolektif dalam Pemberdayaan Desa Mandiri Energi” tipe kepimimpinan yang dibutuhkan adalah pemimpin yang memiliki

minatnya siswa belajar. Untuk menumbuhkan minat belajar yang maksimal dengan hasil yang baik selama pandemi, maka harus benar-benar memperhatikan berbagai faktor

Saat itu perasaan campur aduk, antara seneng karena impian untuk bekerja sendiri tanpa terikat orang lain tercapai, sedih karena tidak tahu apa yang akan saya hadapi setelah saya

Terdapat beberapa penyebab masalah, yaitu : yang melakukan pemeriksaan awal tidak selalu dokter, namun juga perawat yang belum mendapatkan pelatihan mengenai P2ISPA,

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions.. Start

(isim)an tertutu) ra)at. &amp;om)osisi halal. &amp;om)osisi ahan ahan... malto(e&amp;strin.

Maka dari itu sistem penjualan yang berbasis web dinilai lebih memberikan keuntungan dan kemudahan dalam penjualan yang ada pada Warung UGD24 karena semakin