• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kepemimpinan dan Kelompok Strategis Pede

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kepemimpinan dan Kelompok Strategis Pede"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

MK. Sosiologi Pedesaan (KPM 230) Ruang : RK. Auditorium 1

PB 11: Kepemimpinan dan Kelompok Strategis

Kepemimpinan, Modal Sosial dan Kerja Kolektif dalam Pemberdayaan Desa Mandiri Energi (Hartoyo)

Pengaruh Pemimpin Lokal Terhadap Keberhasilan Program Pembangunan (Zessy AB) Asisten Praktikum:

1. Rajib Gandi, S.K.Pm

Kelompok 5:

1. Sari Nurfiani I34130052 2. Musa Darmawan I34130125 3. M. Rezky F. I34130154 4. Annisa Idzni Y. I34130091 5. Siti Rifa’atul A. H54120071

I. Ikhtisar

Urgensi Kepemimpinan, Modal Sosial dan Kerja Kolektif dalam Pemberdayaan Desa Mandiri Energi

Kepemimpinan desa dapat dilihat dari kapasitas pemimpin dalam mengambil keputusan yang strategis untuk mengorganisir anggotanya agar turut serta berperan aktif di dalam berbagai kerja kolektif dalam pembangunan desa. Kepemimpinan desa bukan hanya pada level komunitas desa, tetapi juga pada level kelompok-kelompok yang lebih kecil yang dibentuk sesuai dengan obyek kerja-kerja kolektif yang dilakukan.

Penelitian yang dilakukan di desa Pesawaran Indah, Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, menunjukkan bahwa peranan dan fungsi kepemimpinan dalam memperkuat bekerjanya modal sosial dan partisipasi anggota komunitas dalam kerja-kerja kolektif ditentukan oleh level otoritas dan legitimasi pemimpin. Derajat otoritas, legitimasi dan kharisma para pemimpin berhubungan erat dengan struktur kepemimpinan formal pada tingkat desa.

Keberhasilan dalam meningkatkan kapasitas kepemimpinan di desa Pesawaran Indah dilakukan dengan empat strategi. Pertama, memperkuat peran dan fungsi pemimpin sesuai dengan posisinya dan kapasitasnya di dalam struktur kepemimpinan formal desa. Kedua, memperkuat hubungan emosional dan fungsional para pemimpin pada level elit desa. Ketiga, membuat dan mengefektifkan bekerjanya peraturan desa. Keempat, memperkuat kapasitas jejaring sosial dengan berbagai pihak luar desa (multistakeholders), baik secara personal maupun kelembagaan.

(2)

Pemberdayaan Desa

PE

Pengaruh Pemimpin Lokal Terhadap Keberhasilan Program Pembangunan Pembangunan dapat diwujudkan dari beberapa program-program pembangunan. Pada desa Dramaga, program PNPM Mandiri Pedesaan merealisasikan program pembangunan dengan membangun sarana irigasi dan Mandi Cuci Kakus (MCK). Pembangunan ini merupakan pengajuan keinginan dari masyarakat Dramaga sendiri. Keberhasilan program pembangunan ini pun tidak lepas dari peran pemimpin lokal di dalamnya. Pada desa Dramaga, terdapat empat pemimpin lokal dengan basis dan kepemilikan modal yang berbeda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemimpin lokal YT yang memilliki basis institusi pemerintahan merupakan pemimpin lokal yang paling berpengaruh karena terlibat dalam semua tahapan program. Masyarakat desa Dramaga merupakan masyarakat yang melihat individu yang dapat dijadikan pemimpin ialah individu yang memiliki kemampuan, namun karena pada dasarnya masyarakat desa Dramaga masih merupakan masyarakat tradisional maka yang terjadi adalah masyarakat desa Dramaga masih memandang atribut sosial yang dimiliki pemimpin lokal tersebut.

Dapat disimpulkan bahwa modal simbolik merupakan modal yang penting untuk mempengaruhi masyarakat. Namun, pemimpin yang mampu mengakumulasikan modal-modalnya maka pemimpi tersebut secara tidak langsung dapat membentuk modal simbolik yang tidak dimilikinya, baik melalui orang lain, maupun didasari dari kemampuan dirinya. Pemimpin lokal yang memiliki kemampuan untuk mengakumulasi modal-modal yang dimilikinya serta mampu mempengaruhi pihak-pihak yang memiliki modal simbolik yang kuat, secara tidak langsung dapat memperkuat posisi pemimpin lokal tersebut serta menciptakan modal simbolik bagi pemimpin lokal.

II. Kerangka Berpikir

Bacaan “Urgensi Kepemimpinan, Modal Sosial dan Kerja Kolektif dalam Pemberdayaan Desa Mandiri Energi”

PERAN DAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DESA

(3)

antara tiga faktor, yaitu kepemimpinan desa, modal sosial dan kerja kolektif. Urgensi dari kepemimpinan ditunjukkan dalam peran dan fungsinya dalam memperkuat bekerjanya modal sosial dan mengarahkan anggota dalam kerja kolektif. Modal sosial bersinergi dengan kerja kolektif.

Bacaan “Pengaruh Pemimpin Lokal Terhadap Keberhasilan Program Pembangunan”

Pemimpin lokal merupakan orang-orang yang biasanya dipilih oleh masyarakat pada desanya. Pemilihan ini didasarkan pada karakteristik yang dimiliki oleh orang tersebut yang dinilai cocok bagi masyarakat untuk menjadi pemimpin.

Dalam suatu program yang dijalankan di desa, keterlibatan pemimpin lokak mencakup 3 hal, yakni keterlibatan dalam perencanaan,pelaksanaan, dan evaluasi program. Kepemilikan modal simbolik sangat penting bagi pemimpin lokal untuk memperkuat pengaruhnya dalam masyarakat.

III. Analisis

Analisis “Urgensi Kepemimpinan, Modal Sosial da Kerja Kolektif dalam Pemberdayaan Desa Mandiri Energi”

Menurut Sutardjo, kepemimpinan merupakan pertemuan antara pelbagai faktor: (1) kepribadian; (2) sifat golongannya; dan (3) situasi atau kejadian. Pada bacaan Hartoyo, seperangkat sumberdaya lokal dimanfaatkan secara optimal menggunakan strategi pemberdayaan Integrated Community Development/ICD untuk meningkatkan kesejahteraan. Dalam bacaan dijeaskan urgensi kepemimpinan, modal sosial dan kerja kolektif dalam pemberdayaan desa mandiri energi, dan dijelaskan bagaimana ketiga faktor tersebut dapat diperkuat menjadi lebih produktif berkaitan dengan pengembangan model pemberdayaan masyarakat desa mandiri energi. Serta berdasaarkan bacaan diketahui bahwa hasil penelitian menemukan beberapa hal penting, pertama, keberhasilan dalam pemberdayaan desa mandiri energi dilakukan melalui beberapa strategi integrative dalam satu kesatuan kekuatan komunitas; mensinergikan semua sumberdaya untuk mewujudkan manfaat utamanya bagi kehidupan melalui pengembangan produk; meningkatkan kapasitas kerja kolektif dalam pembangunan; pengoptimalkan bekerjanya modal sosial (keanggotaan kelompok, jejaring sosial, kepercayaan dan norma sosial); dan memperkuat kapasitas kepemimpinan desa. Kedua, pengembangan model pemberdayaan desa mandiri energi perlu dilakukan dengan mengembangkan pendekatan linking social capital.

PEMIMPIN LOKAL KETERLIBATAN DALAM

PERENCANAAN

Karakteristik tertentu KETERLIBATAN DALAM

PELAKSANAAN PROGRAM

KETERLIBATAN DALAM EVALUASI PROGRAM

PILIHAN WARGA

(4)

Pada bacaan diketahui bahwa keberhasilan dalam meningkatkan kapasitas kepemimpinan di desa Pesawaran Indah dilakukan dengan empat strategi. Pertama, memperkuat peran dan fungsi pemimpin sesuai dengan posisinya dan kapasitasnya di dalam struktur kepemimpinan formal desa. Kedua, memperkuat hubungan emosional dan fungsional para pemimpin pada level elit desa. Ketiga, membuat dan mengefektifkan bekerjanya peraturan desa. Keempat, memperkuat kapasitas jejaring sosial dengan berbagai pihak luar desa (multistakeholders), baik secara personal maupun kelembagaan. Realitas tersebut menunjukkan bahwa dimensi interaksional kepemimpinan secara bersamaan memperhatian kapasitas personal pemimpin dan kapasitas agensi aktor. Berdasarkan hal diatas disimpulkan bahwa teori munculnya kepemimpinan yang mendekati adalah Teori Sistem, yaitu Kepemimpinan adalah pertemuan antar pelbagai faktor, meliputi: kepribadian, sifat golongannya, situasi dan kejadian.

Analisis “Pengaruh Pemimpin Lokal Terhadap Keberhasilan Program Pembangunan”

Dalam bacaan ini terdapat empat tokoh yang dianggap memiliki pengaruh yang lebih dibandingkan pemimpin lokal lainnya. Mereka yaitu AR, YT, DM, dan AQ. Klasifikasi tentang kepemimpinan mereka berdasarkan definisi dari Karatodirdjo dan teori kepemimpinan akan diuraikan secara rinci di bawah ini.

Pemimpin Lokal AR

Pemimpin lokal AR dianggap sebagai sesepuh desa yang paham akan sejarah dan karakteristik warganya. Beliau berkepribadian tenang dan bijak. Selain itu dijadikannya AR sebagai pemimpin lokal karena budaya dari masyarakat setempat untuk menghormati yang lebih tua. Merujuk pada definisi Kartodirdjo, terlihat bahwa adanya interaksi kepribadian AR yang bijak serta pengetahuan terhadap kondisi desa denagn situasi masyarakat desa yang mulai tidak mengetahui dengan jelas sisilah maupun sejarah desanya. Berdasarkan teori munculnya kepemimpinan, AR termasuk ke dalam teori sistem, yakni pertemuan pelbagai faktor (kepribadian, sifat golongan, situasi dan kondisi).

Pemimpin Lokal YT

Kepemimpinan YT pada definisi Kartodirdjo merupakan pertemuan pelbagai faktor. Kepribadian YT yang bijak dan bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas yang dibebankan padanya baik sebagai Ketua RT maupun Kepala Desa. Sifat dan golongan YT yang pedeuli terhadap masyarakat desa tanpa memandang status. Situasi dan kejadian dimana warga ingin memiliki pemimpin yang peduli dan mengerti permasalahan warga. Merujuk pada teori munculnya kepemimpinan, YT masuk dalam kategori teori kepribadian dalam situasional, sebab adanya interaksi kepribadian YT yang kuat. Kepribadian YT yang kuat ini berinteraksi dengan situasi warga yang menginginkan pemimpin yang peduli terhadap warganyatanpa memandang status. Hal ini oleh Kartodirdjo juga disebut sebagai teori kepribadian dalam situasi yang secara rinci merupakan interaksi dari tiga faktor: (1) sifat dan golongannya, (2) kepribadian, dan (3) situasi atau kejadian.

Pemimpin Lokal DM

(5)

khususnya dalam menangani perilaku warga maupun dalam menegakkan nilai-nilai agama, serta ketiga, situasi dimana warga membutuhkan pemimpin yang tegas, maka interaksi ketiga faktor ini dapat menyimpulkan bahwa DM merupakan pemimpin.

Pemimpin Lokal AQ

Pemimpin lokal AQ ini berasal dari keluarga yang cukup dihormati di desa tersebut karena kakaeknya pemilik lahan yang luas disekitar tempat tinggalnya. AQ berkepribadian supel, rajin, dan bertannggung jawab dalam melaksanakan tugas yang dipercayakan padanya. Merujuk pada teori kepemimpinan, AQ termasuk dalam teori kepribadian dan situasi. Kepemimpinannya merupakan gabungan pelbagai faktor yakni (1) sifat dan golongannya, (2) kepribadian, dan (3) situasi atau kejadian. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Kartodirdjo.

IV. Penutup

Berdasarkan bacaan “Urgensi Kepemimpinan, Modal Sosial dan Kerja Kolektif dalam Pemberdayaan Desa Mandiri Energi” tipe kepimimpinan yang dibutuhkan adalah pemimpin yang memiliki derajat otoritas dan legitimasi lebih tinggi selain berposisi sebagai pemimpin formal, pada tingkat desa dan dusun, mereka juga memiliki derajat kharisma yang berbeda. Derajat otoritas, legitimasi dan karisma para pemimpin berhubungan erat dengan struktur kepemimpinan formal para tingkat desa. Selain itu, pemimpin harus mampu mengefektifkan bekerjanya modal sosial dan mengarahkan kerja-kerja kolektif sejalan dengan prinsip moral ekonomi dan pilihan rasional individual.

Kepribadian yang harus dimiliki oleh pemimpin pada pedesaan ialah ramah, rajin, bertanggung jawab, mengerti keadaan desa dan masyarakatnya, serta mampu menjalin kerja sama dengan masyarakat dan aparat desa lain.

V. Daftar Pustaka

Hartoyo, dkk. Urgensi kepemimpinan, modal sosial dan kerja kolektif dalam pemberdayaan desa mandiri energi. Lampung (ID)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) adalah penelitian tindakan yang dilakukan guru di dalam kelas melalui rangkaian research

Dari hasil analisis data dalam penelitian ini, penulis menyarankan kepada PT Bank Perkreditan Rakyat Shinta Daya di Yogyakarta bahwa jika organisasi menginginkan dampak yang

Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan pada bulan Februari 2015 kepada atlet Taekwondo Koguryo Manahan Surakarta Tingkat SMP diketahui bahwa postur tubuh

Penelitian berikutnya berjudul “Kajian Terhadap Beberapa Metode Penyusutan Dan Pengaruhnya Terhadap Perhitungan Beban Pokok Penjualan ( Cost Of Good Sold )” yang dilakukan

Email, Telpon,Alama t,, Password tidak diisi kemudian klik tombol daftar Nama:(kos ong) Email : (kosong) Telpon: (kosong) Alamat: (kosong) Password : (kosong) Sistem akan

a. Untuk segmen Jawa Tengah karena perusahaan saya beroperasi di Semarang sehingga akan lebih mudah untuk menargetkan pasar di pulau Jawa, yaitu dalam hal

variabel lain yang mempengaruhi kesiapan kerja di luar variabel orientasi masa depan. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh penulis

Hasil perbandingan lempeng untuk identifikasi senyawa aktif antibakteri dengan lempeng kromatogram pembanding, diperoleh hasil bahwa noda-noda kromatogram dari ekstrak etanol