• Tidak ada hasil yang ditemukan

78992920 Majalah Garuda April 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "78992920 Majalah Garuda April 2011"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

DEWAN PEMBINA Prof. Dr. Ir Suhardi Ahmad Muzani

Ir. Sufmi Dasco Ahmad SH, MH Dr. Felicitas Talulembang R. Asapa DEWAN REDAKSI

Aryo Setyaki Djojohadikusumo Andi Debbie Y. Asapa, SH Muhammad Haris Indra, Sip REDAKSI

PEMIMPIN REDAKSI Andi Seto G. Asapa, SH, LLM REDAKTUR PELAKSANA Umi Tjende

WAKIL REDAKTUR PELAKSANA Kemal Firdaus

REDAKTUR Hayat Fakhrurrozi

REPORTER

Syarif Adnan, Imam Utomo ART & DESAIN GRAFIS Anton Ristiono

PHOTOGRAPHER Ferry

SEKRETARIS REDAKSI Novita

Koalisi untuk Rakyat

A

da keinginan merombak koalisi partai-par-tai pendukung pemerintah pasca usulan hak angket pajak di parlemen, beberapa waktu lalu. Koalisi dirasa perlu bersalin rupa. Ang-gota koalisi yang dianggap tak bisa seiring diikhlaskan berada di luar.

Ada keinginan memasukkan Gerinda dalam rencana koalisi baru. Sikap partai ini dalam pengambilan kepu-tusan hak angket pajak yang dianggap sejalan dengan garis utama koalisi menjadi tolok ukurnya. Kursi men-teri disediakan sebagai ‘imbalan’ dari sikap tersebut.

Ada tarik ulur atas tawaran kursi di kabinet. Ada prinsip dasar yang perlu disamakan. Mencari kesamaan prinsip itulah yang dipersepsikan terjadi tarik ulur koalisi baru. Indikator dari persepsi tersebut tercermin dari keinginan merombak koalisi yang berlarut, tidak segera ada keputusan.

Ada sikap mendasar yang belum menyatu dari tawaran bergabung dalam koalisi. Bagaimana mem-bangun koalisi untuk rakyat, formulasi itulah yang tidak ditemukan titik temu.

Ada kesan, selisih pandang dalam kebersamaan membangun bangsa tidak mudah dipadukan. Toh, apa pun muara dari tarik ulur itu, tidak terlalu pen-ting. Koalisi untuk rakyat jauh lebih penting dari koalisi untuk kekuasaan.

Garuda Magazine

Jl Tondano T 10

A

Benhil - Jakarta Pusat

Email: garudamagz@gmail.com

Andi Seto Gadhista Asapa, SH, LLM

Pemimpin Redaksi

(5)

4 Rubrik Resensi Buku, Laporan Utama Tambah Halaman

14 Empat Kandidat Berebut Ketua Gerindra Jatim

6 Tarik Ulur Koalisi

SURAT PEMBACA

LAPORAN UTAMA

NEWS

PIRA

Perempuan Indonesia Raya

24 Sulitnya Capres Independen

MENUJU 2014

10 Permadi

Soekarnois Sejati

LEBIH DEKAT

17 Gerindra Tolak Gedung Baru

16 Lima Nama

Calon Gubernur Banten

20 Rachel Maryam

SUARA PARLEMEN

EVENT

SOSOK

Empat Kandidat Berebut Ketua Gerindra Jatim

14

PERMADI

Soekarnois Sejati

10

DAFTAR ISI

22 Andi Debbie Yudistha R. Asapa

Tangis Dua Ibu

OPINI

26 Andi Seto Gadhista Asapa, SH, LLM Rakyat

KOLOM

(6)

SURAT PEMBACA

SALUT

Saya merasa bangga dengan sikap para kadernya yang ada di Senayan yang tetap keukeuh menolak pembangun-an gedung baru DPR. Sejatinya, jika semua anggota DPR punya pemikiran yang sama dengan apa yang diambil Gerindra, rasanya elok nian. Tapi, nya-tanya mereka buta dan tuli dengan jerit-an djerit-an penolakjerit-an rakyat indonesia atas rencana itu. Katanya wakil rakyat, tapi kok malah maksa untuk tetap memba-ngunnya. Benar-benar buta dan tulinya mereka.

Untuk itu, apa yang dilakukan oleh Gerindra patut diacungi jempol. Bahkan boleh jadi seharusnya diikuti oleh fraksi lainnya yang ada di gedung Senayan sana. Saya yakin, langkah yang diambil Gerindra bukan semata sebagai politik pencitraan saja, tapi memang benar-benar murni memperjuangkan amanat rakyat yang selama ini selalu dipandang sebelah mata. Atau bahkan kerap tak dianggap keberadaannya. Dan semoga dengan kerap diberitakan media, bukan lantas Gerindra mendadak demam panggung atau menjadi angkuh yang pada akhirnya lupa dengan perjuangan. Terima kasih atas dimuatnya surat pem-baca ini kami sampaikan. Semoga men-jadi penyemangat sekaligus pengingat buat para kader Gerindra di Senayan. Bravo Gerindra

Rangga Putradipta, Jakarta

Bapak Rangga Putradipta, di Jakarta. Terima kasih atas penyemangat dan pengingatnya Bapak Rangga, semoga kader Gerindra tetap berjalan di relnya.

Redaksi

RUBRIK RESENSI BUKU

Rasanya, sudah beberapa edisi ini GARUDA mulai memperlihatkan eksistensinya tak sekedar media partai, tapi mampu memberi warna tersendiri di industri pers. Meski memang, seba-rannya masih sebatas lingkungan inter-nal.

Saya pribadi beranggapan alangkah elok jika majalah ini juga memuat rubrik Resensi Buku. Setidaknya ada banyak

buku-buku tentang politik, kebang-saan, nasionalisme, dan pemerintahan untuk dipelajari para anggota dewan, khususnya Gerindra sebagai payung dari majalah ini. Saya yakin, jika rubrik itu bisa direalisasikan, bisa memberikan khasanah tersendiri bagi para anggota dewan maupun pembacanya. Sehingga tak sekedar berita hiruk pikuk gedung Senayan saja, tapi ada tambahan keil-muan yang diemban oleh majalah ini.

Demikian usulan saya, semoga redaksi bisa mempertimbangkannya untuk edisi mendatang. Sukses selalu untuk Garuda dan Gerindra.

Sonny Wicaksono, Surabaya

Sebelumnya kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Sonny wicaksono atas kri-tikan dan masukannya. Kami sudah me-nyiapkan rencana tersebut, semoga dalam edisi mendatang bisa direalisasikan.

LIPUTAN DAERAH

Apa kabar Garuda? Semoga kepak sa-yapmu selalu mengabarkan informasi bermutu untuk menjadikan kader ber-mutu pula. Sejatinya, apa yang diin-formasikan Garuda selama ini cukup berimbang meski hanya media partai belaka. Beritanya pun tak hanya berisi seputar partai, tapi sisi humanisnya pun kerap ditampilkan setiap edisinya.

Berbicara soal informasi, bagaimana caranya kami dari daerah untuk me-ngirimkan informasi kegiatan. Apakah Garuda akan turun langsung meliput ke daerah atau kami yang di daerah mengirimkan beritanya? Secara kini Gerindra tak hanya ada di kawasan kota besar saja, tetapi sudah menyebar ke pelosok desa.

Demikian pertanyaan ini saya sam-paikan, semoga redaksi berkenan men-jawabnya. Atas perhatiannya, say ucap-kan terima kasih.

Supriyanto, Karang Anyar

Kepada bapak Supriyanto, kami ucapkan terima kasih atas pertanyaannya. Untuk perluan itu bapak bisa kirim undangan ke-giatannya atau jika memang kegiatan tersebut sudah berlangsung, bisa kirimkan ke alamat

redaksi kami di Jalan Tondano No T10A, Bendungan Hilir, Jakarta atau kirim email ke: garudamagz@gmail.com

Redaksi

SIKAP GERINDRA

Tak sia-sia saya menjadi simpatisan dari Gerindra. Partai bentukan bapak Prabowo ini benar-benar memiliki kader-kader di senayan yang militan dan taat pada aturan serta kebijakan partai. Betapa tidak, berbagai kebi-jakan serta aktifitas DPR yang kerap menghambur-hamburkan uang rakyat, Fraksi Gerindra selalu menolaknya. Seperti kegiatan studi banding yang lebih kental dengan acara plesiran, atau yang sekarang tengah diributkan ba-nyak kalangan tentang pembangunan gedung baru DPR. Semua itu dilatari, Gerindra tidak ingin menyakiti hati rakyat. Terlebih, apa yang dilakukan Gerindra kerap mendapat komentar yang tak mengenakkan seperti dituduh sebagai manuver politik pencitraan atau sekedar mencari simpati rakyat. Bagi saya, apa yang dilakukan Gerindra tak seperti yang dituduhkan mereka.

Semoga apa yang selalu disuarakan Gerindra mendapatkan ridho dan rah-matnya dari Allah SWT., dan menjadi-kan amal baik bagi para kader di gedung Wakil Rakyat Senayan sana untuk bekal di kelak akhirat nanti. Terima kasih dan sekali lagi Bravo Gerindra.

Wawan Hidayat, Jakarta

LAPORAN UTAMA TAMBAH HALAMAN

(7)

kegiatan Gerindra yang ada di lingkung-an saya, semoga bisa dimuat ya.

Wati Ismayati, Malang

Salam hangat Ibu Wati. Jumlah halaman di laporan utama saat ini disesuaikan dengan jumlah halaman majalah Garuda yang masih sangat terbatas. Mengingat masih banyaknya rubrik-rubrik lain yang perlu diakomodir, kami merasa bahwa sampai saat ini jumlah halaman laporan utama sudah dalam porsi yang tepat. Tapi tentu kami tidak menutup kemungkinan untuk menambahnya dimasa yang akan datang, seiring dengan bertambah-nya besarbertambah-nya Majalah Garuda. Terima kasih atas kiriman artikelnya, sudah bisa dilihat di edisi ini lho.

LOWONGAN PEKERJAAN DI MAJALAH

GARUDA

Langsung saja, saya ingin bertanya apakah Majalah Garuda membutuhkan tenaga penulis? kebetulan saya mem-punyai kemampuan untuk menulis dan saat ini sedang mencari pekerjaan. Sebagai kader partai saya ingin sekali jika bisa bergabung di media yang me-ngulas mengenai sepak terjang partai idola saya, apalagi jika nanti saya bisa bertemu dengan para petinggi partai. Terima kasih dan semoga surat kedua saya mendapat tanggapan dari redaksi.

Erwin Lanang, Karet Semanggi, Jakarta

Halo mas Lanang, apa kabar? mohon maaf ya jika surat pertamanya belum sempat diba-las. Untuk saat ini tim redaksi kami belum membutuhkan seorang penulis tambahan, namun kami selalu memberi kesempatan pada penulis-penulis lepas untuk menulis mengenai beragam kegiatan partai di daerah. Jika mas Lanang mempunyai tulisan yang sekiranya layak untuk dimuat di majalah ini, kami menerima dengan senang hati. Silahkan kirimkan saja tulisannya ke alamat email: garudamagz@gmail.com.

COVER WANITA

Sebagai pembaca setia majalah par-tai dimana saya bernaung, rasa-ra-sanya sejak pertama kali terbit sampe

edisi ini, saya belum pernah melihat Garuda dihiasi dengan Cover Wanita nih? Padahal menurut saya, di Gerindra tak kekurangan wanita-wanita cantik, baik yang menjadi anggota dewan mau-pun di fungsionaris partai. Memang, di halaman dalam saya temui pada setiap edisinya ada public figur maupun poli-tisi cantik yang dimuat, tapi kan hanya sebatas tampil di halaman dalam. Untuk itu, bolehlah kiranya usul, sekali-sekali tolong tampilkan paras wanita cantik di majalah ini. Setidaknya akan memberi kesan majalah ini tak sekedar majalah berwajah politisi pria saja. Semoga usul-an saya ini mendapat pertimbusul-angusul-an bapak dan ibu di redaksi Garuda. Sekian dan terima kasih.

Defri Arsal, Jakarta

Salam Indonesia Raya. Terima kasih Defri Arsal, selama ini memang cover masih dido-minasi politisi pria, sosok wanita masih baru tampil di halaman dalam. Edisi depan, mudah-mudahan keinginan Pak Defri meli-hat cover wanita bisa terwujud, doakan saja.

I Garuda Magz - November 2010

Dewan Pembina Gerindra

PERMADI

Soekarnois Sejati

Edisi 4 / April 2011

(8)

LAPORAN UTAMA

P

asca-usulan hak angket pajak yang kandas, hubung-an Gerindra dhubung-an Demokrat semakin dekat. Gerindra yang berdiri bersama Demokrat meno-lak hak angket pajak akhirnya ditawari masuk dalam koalisi. Di pihak lain, di dalam koalisi, hubungan Partai Golkar-PKS dengan Demokrat merenggang. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tengah melakukan evaluasi terhadap Golkar dan PKS setelah keduanya ber-seberangan dengan Demokrat dalam dua kali usulan hak angket, Century dan Pajak.

Namun itu adalah cerita lalu, pada kenyataannya hingga saat ini belum

terbentuk sebuah koalisi antara Partai Demokrat dan Partai berlambang kepala burung Garuda ini. Gerindra bersedia untuk bergabung dengan koalisi politik Demokrat, namun mereka tidak serta merta melakukan hal itu, ada lima syarat mutlak yang diajukan oleh Gerindra yang dikirimkan melalui surat kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Inilah kelima syarat itu:

1. Jika Gerindra masuk dalam koali-si, Gerindra tak ingin hanya menjadi pelengkap belaka.

2. Pembangunan harus pro-rakyat. 3. Badan Usaha Milik Negara dikemba-likan menjadi penggerak perekonomian nasional.

4. Pemerintah harus menyetop ekspor produksi gas nasional dan lebih me-ngutamakan kebutuhan dalam negeri, seperti kebutuhan pupuk untuk petani, dan.

5. Pemerintah harus lebih menguta-makan ketahanan pangan dalam negeri ketimbang mengimpor pangan dari luar negeri.

Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani menegaskan jika Gerindra bergabung bersama koali-si mereka tidak hanya ingin menjadi pelengkap saja. “Kami ingin memberi sesuatu yang berarti pada proses pem-bangunan bagi peningkatan kesejah - teraan rakyat” tambah Muzani.

Tarik Ulur Koalisi

(9)

Kelima syarat itu diputuskan dalam pertemuan empat orang petinggi Partai Gerindra, Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo, Wakil Ketua Umum DPP Gerindra, Fadli Zon, Sekjen Gerindra Ahmad Muzani, serta Wijono Harjanto pada awal bulan Maret lalu di Hotel Mulia Senayan, Jakarta. Gerindra juga menyatakan lebih memilih posisi seperti saat ini. “Posisi kita biarlah tetap seperti saat ini. Cuma kalau kita berada di luar (koalisi), kontrol pemerintahan harus efektif,” kata Ahmad Muzani.

Partai Gerindra juga tidak mem-permasalahkan jika Golkar dan PKS tetap dalam koalisi. Bagi Gerindra yang terpenting adalah kursi Menteri BUMN dan Pertanian. “Kita kan dalam posisi diajak, dan syarat kita dua menteri itu (BUMN dan Pertanian).” ujar Ketua DPP Gerindra, Martin Hutabarat. “Sampai sekarang belum ada tindak lanjut soal koalisi dan permintaan kami itu. Bagi Gerindra, di dalam (koalisi) maupun di luar tidak masalah,” terang-nya.

Menteri BUMN dan Pertanian dianggap penting untuk Gerindra. Hal ini untuk mewujudkan ekonomi ke-rakyatan yang menjadi landasan partai. “Kita ingin lahan pertanian diperluas, agar kita bisa mengurangi impor beras dan membuka lapangan pekerjaan baru. Masa tiap tahun kita impor beras, garam dan kedelai. Kita harusnya malu,” jelas Martin. Di mata Gerindra, kursi Menteri BUMN juga penting bagi sektor perta-nian karena menyangkut industri pupuk dan Bulog. “Kita juga tidak sepakat soal penjualan aset BUMN. Harusnya kita kelola, bukan malah dijual. Dua menteri itu sesuai untuk visi ekonomi kerakyat-an kita,” imbuhnya.

Surat persyaratan dari Gerindra sudah dibalas Presiden SBY. Isi dari surat balasan tersebut mengandung

sinyal positif peluang Gerindra masuk kabinet. Namun syarat yang diajukan Gerindra jadi halangan. Seandainya saja tidak memakai syarat, Gerindra akan lebih mudah diterima di koalisi.

“Kalau Gerindra dari awal dia me-ngatakan what can I do for you, maka jawa-bannya langsung. Tapi karena jawaban-nya pakai persyaratan, ya jadi jawaban Pak SBY umum,” kata Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Achmad Mubarok. Mubarok menjelaskan, syarat yang diajukan Gerindra jadi alasan. Sebelumnya tersiar kabar Gerindra menginginkan posisi Menteri Pertanian dan Menteri BUMN. “Kita tidak ingin transaksi politik. Jawaban Presiden SBY bijak dan memberi peluang,” imbuh-nya.

Namun Mubarok menegaskan, meski nanti tercapai kesepakatan dengan Gerindra, pergeseran tidak akan dilaku-kan dalam waktu cepat.”Pokoknya tidak dalam waktu dekat, nanti bagaimana presiden, memandang perlu atau tidak,” jelasnya.

Sementara itu Sekretaris Dewan Pembina Partai Demokrat Andi Mallarangeng menanggapi positif syarat-syarat yang diajukan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) sebagai syarat koalisi. Syarat tersebut termasuk soal kemandirian pangan dan penjualan badan-badan usaha milik negara. Andi mengatakan, Gerindra, dan juga Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, ada-lah kawan Partai Demokrat di parle-men. “Kami terbuka kerja sama de-ngan Partai Gerindra dan PDI-P,” kata Andi. Ketika dikonfirmasi kebenaran soal permintaan Gerindra atas dua posisi menteri, yaitu menteri BUMN dan menteri pertanian, Andi tak dapat memastikannya. “Soal posisi menteri, itu urusan Presiden. Saya tidak tahu,” kata pria yang juga menjabat sebagai

Menteri Olah Raga dan Pemuda ini. Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani, mengatakan, pihaknya telah menerima surat tanggapan dari Presiden SBY dan saat ini surat terse-but telah berada di tangan Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto. ”Memang Presiden SBY sudah mem-berikan balasan atas surat yang kami ajukan secara tertulis persyaratan kami diajak berkoalisi di dalam pemerin-tahan,” ungkapnya kepada wartawan di Gedung DPR RI pada akhir Maret lalu.

Menurut Muzani, isi surat terse-but sebenarnya bernada normatif. Tak ada kepastian yang ditegaskan oleh Presiden SBY. Gerindra sendiri tak ingin menafsirkan isi surat tersebut sebagai suatu kemajuan dalam pro-ses ‘melamar’ Gerindra untuk masuk koalisi. Dikatakan Muzani, partainya hanya memahaminya sebagai sebuah balasan dari surat yang pernah dilayang-kan. “Dalam tradisi komunikasi, SMS dijawab SMS, tertulis dijawab ter tulis. Presiden mengharapkan Gerindra bisa bekerja sama di masa-masa akan datang,” katanya.

Di dalam surat itu, Gerindra menang-kap makna bahwa sedekah politik Gerindra dalam pengambilan keputusan hak angket perpajakan di DPR RI bisa menjadi pahala di kemudian hari. Tak ada penegasan mengenai penerimaan atau penolakan pihak Istana terhadap persyaratan politik yang dilayangkan Gerindra jika ingin masuk ke koalisi. Pihak Istana hanya mengatakan tetap mengharapkan hubungan baik dengan Gerindra demi kepentingan bangsa dan negara.

Tetapi, menurut Anggota Komisi I DPR RI ini, hubungan yang baik bisa saja terjadi andai Gerindra berada di luar pemerintahan sekalipun. Selain itu, di dalam surat balasan tersebut, Muzani mengaungkapkan, Presiden juga men-jelaskan soal koalisi yang mendukung SBY dan Boediono untuk maju menjadi Presiden dan Wakil Presiden. Muzani kembali menegaskan Gerindra tak akan menafsirkan terlalu jauh isi surat terse-but. “Saya juga tidak ingin menafsirkan terlalu begitu. Ini kita menganggapnya

(10)

LAPORAN UTAMA

baik untuk berkomunikasi, ini baik-lah untuk komunikasi yang produk-tif. Politik kan semuanya mungkin-mungkin saja. Terlalu jauh jika kita menginterpretasikan itu diterima atau ditolak. Kita juga belum ada persiapan, biasa saja,” kata dia.

Lain lagi dengan pendapat Sekretaris Fraksi Partai Gerindra, Demond J Mahesa yang merasa bahwa Gerindra hanya dijadikan alat bagi Partai Demokrat untuk mengancam Partai Golkar dan Partai Keadilan Sejahtera. Partai Demokrat seolah merangkul Gerindra untuk menekan Golkar dan PKS pasca pengambilan keputusuan terhadap usulan hak angket mafia pajak di parlemen.

“Ini politik Demokrat saja. Seolah-olah merangkul kami untuk menekan

Golkar dan PKS tapi ternyata dua par-tai ini tetap berada di koalisi, ya sudah,” katanya. Gaya politik Demokrat yang seperti itu, menurut Desmond, bagai-kan jurus mabuk. “Kalau masalah poli-tik ini bukan masalah permainan, ada yang pintar, ada yang bodoh, ada yang berkuasa ada yang tidak. Ini cuma jurus mabok,” katanya.

Kendati demikian, Partai Gerindra, menurut Desmond tidak merasa kecewa meskipun Demokrat hanya menjadikan Gerindra sebagai alat. Bahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selaku Ketua Dewan Pembina Demokrat sem-pat menawarkan kursi menteri pada Gerindra. “Nggak ada yang kecewa. Pak Prabowo malah ketawa. Gerindra ini miskin pengalaman. Benturan seperti itu memperkaya pengalaman,” ucap-nya.

Desmond juga mengatakan, sudah menjadi tabiat pemerintahan Yudhoyono memunculkan wacana pergantian menteri namun kemudian urung. “Sudah karakter SBY, tiba-tiba nggak jadi. Ada menteri yang dipanggil terus berubah lagi. Hal begini sudah biasa,” katanya.

Gerindra pun menyadari jika tiga nama calon menteri yang disiapkannya tidak akan ditarik ke Kabinet Indonesia Bersatu II. Seperti diberitakan, hubung-an Gerindra denghubung-an Demokrat terlihat makin dekat pasca Gerindra memi-lih menolak usulan hak angket mafia

pajak bersama Partai Demokrat dan partai anggota koalisi lainnya. Di pihak lain terjadi ketidakharmonisan antara Demokrat dengan PKS dan Golkar yang memilih mendukung hak angket.

Gerindra belum juga mendapat balasan dari Presiden SBY atas surat berisi syarat gabung dalam koalisi. Menggantung. Bagitulah nasib partai besutan Prabowo ini. Ibaratnya, maka-nan yang sudah disodorkan akan ditarik kembali.

Pendapat nyaris senada juga dilontar-kan oleh pengamat Politik Universitas Indonesia, Prof Iberamsjah. “Memang SBY sedang dalam kebingungan yang sangat bingung. Tapi juga jangan sam-pai mengabaikan ini yang memang sedang ditunggu,” imbuh Iberamsjah. Menurutnya, SBY tidak berani mengam-bil keputusan untuk memberikan sanksi kepada dua partai koalisi yang ‘mem-bangkang’. Bahkan dia tidak yakin reshuffle akan dilakukan SBY sebagai bentuk sanksi.

“SBY ini selalu ketakutan, selalu cemas, ragu, tidak tahu kenapa. Tidak ada yang bisa jawab ini selain diri-nya sendiri,” lanjut dia. Disampaikan Iberamsjah, jika terus menerus peragu dan tidak tegas seperti ini maka citra Demokrat sebagai partai yang menjadi kendaraan SBY perlahan akan hancur. Akan semakin banyak rakyat yang tidak lagi memilih Demokrat.

Meskipun bagi rakyat koalisi atau tidak bukanlah sesuatu yang substansial? “Koalisi yang ada ini kan hanya koalisi bohongan. Koalisi pelangi, koalisi lapis legit yang dibagi-bagi, karena tidak ber-dasar kompetensi. Kalau begini tidak akan ada hasil. 3,5 tahun lagi hanya menunggu godot,” ucap Iberamsjah.

(11)

SAYAP

U

ntuk menunjang serta memperluas gerak par-tai, maka Gerindra membentuk organisasi-orga nisasi sayap yang bertujuan untuk men-jangkau khalayak yang lebih spesifik. Saat menghadapi pemilu 2009 lalu, Gerindra membentuk beberapa buah organisasi sayap yang satu diantaranya adalah Perempuan Indonesia Raya atau yang biasa dike-nal dengan PIRA. “Layaknya organisasi sayap lainnya, asal mula pembentuk-an PIRA adalah untuk membantu Gerindra mendapatkan suara. Dan sesuai dengan namanya tentu saja target utama PIRA adalah kaum wanita” jelas Jasmine Setiawan, Sekjen PIRA yang ditemui oleh Garuda disela-sela kegiatannya. “Namun seiring dengan berjalan-nya waktu, PIRA kini menjelma sebagai organisasi kewani-taan yang bergerak dalam beragam bidang” tambahnya.

Masing-masing organisasi sayap, dalam program ker-janya tidak melekat pada program dan visi misi partai Gerindra. Tetapi lebih fokus pada kegiatan sosial dan meningkatkan kesetaraan gender seperti yang dilakukan oleh PIRA. Saat ini, PIRA beralamat di Gedung Institut Nusantara, Jalan Harsono R. M. No. 54, Ragunan, Pasar

Minggu, Jakarta. Sebagai sebuah organisasi PIRA memi-liki 11 buah bidang yang masing-masing memimemi-liki tang-gung jawabnya masing-masing. Bidang-bidang tersebut antara lain Kesra, Pemberdayaan perempuan, pendidikan, Hukum dan Ham, serta Humas dan Antar lembaga.

Organisasi yang telah tersebar di hampir seluruh Indonesia ini saat ini memiliki Pembina yaitu Bijanti Djiwandono, Maryani Djojohadikusumo dan Dra. Halida Hatta, sementara untuk posisi ketua umum dijabat oleh dr. Hj. Soemarjati Arjoso SKM. Untuk posisi ketua harian dipegang oleh Dr. Ir. Hj. Endang Thohari Msc.

PIRA hingga saat ini telah menyelanggarakan beragam kegiatan khususnya yang berhubungan dengan kewanitaan dan kegiatan sosial. PIRA pun sering menyelenggarakan beragam kegiatan bakti sosial yang langsung menyentuh kepada masyarakat bawah.

“Tujuan utama PIRA adalah agar menyeterakan dan mensejahterakan anggotanya” ujar Jasmine. “Kami ber-harap agar para kaum wanita menjadi kaum yang mandiri agar bisa mampu berdiri diatas kakinya sendiri,” imbuh-nya.

(12)

Permadi

Soekarnois Sejati

Dewan Pembina Gerindra

Oleh Hayat Fakhrurrozi

(13)

W

arna hitam itu warna Tuhan, warna dasar yang tidak bisa dibayangkan. Hitam juga menunjuk-kan konsisten. Hanya orang berbaju hitam yang sama dengan bayangannya. Antara apa yang ada di dalam hati, apa yang dipikirkan, dan diucapkan serta perilakunya tak ada bedanya. Tak seka-dar serba hitam agar tampil beda, tapi memang sudah menjadi jalan hidupnya sebagai seorang spiritualis.

Begitulah filosofi Permadi. Warna hitam sudah menjadi bagian keseharian politisi 71 tahun yang terkenal vokal ini. Sebagai seorang penghayat kepercaya-an, dalam warna hitam itu dalam kon-sep Jawa -- manunggaling kawulo lan gusti (bersatunya manusia dan Tuhan) -- bisa terjadi. Menurut Permadi, ilmu tertinggi sebelum manunggaling kawulo lan gusti adalah saka paraning dumadi (dari mana kita berasal dan ke mana kita akan kembali). Warna hitam itu pula yang menjadikannya tetap konsisten dan komitmen dengan perjuangannya sebagai seorang Soekarnois sejati.

Selalu tampil serba hitam, tidak berarti lembaran hidupnya dekat de ngan dunia hitam. Namun dia mengakui, di dunia luar sana ’pengalaman hitam’

banyak menggemblengnya menjadi se-orang yang ajeg dalam pendirian, ajaran, dan misi yang menjadikannya sebagai penyambung lidah Soekarno.

Meski untuk itu ia harus memba-yar mahal. Ia kerap dituduh sebagai pelaku makar pada zaman Soeharto, keluar masuk penjara akibat orasi-ora-sinya yang selalu mengumandangkan semangat Soekarno. Ia pun harus rela keluar dari partai politik berlambang kepala banteng bermoncong putih yang dibesarkan keluarga besar Bung Karno. Semua itu hanya karena ia ingin tetap konsisten dengan tekadnya sebagai penyambung lidah Soekarno.

Sebelum berkarir di panggung poli-tik, pria kelahiran Semarang, 16 Mei 1940, ini seorang aktivis. Sejak remaja hingga tercatat sebagai mahasiswa di Universitas Indonesia, ia sudah dikenal sebagai orator ulung, tampil dari pang-gung ke pangpang-gung. Lulusa dari perguru-an tinggi, Permadi terlibat dalam politik praktis. Ia berdiri di barisan oposisi saat meletus perlawanan di masa-masa awal era Orde Baru tahun 1966. Langkah yang sama ia lakoni di era reformasi, era yang anggap malah sudah meng khianati UUD 1945. Komentar maupun orasi-nya dalam berbagai kesempatan kerap

membuat kuping aparat pemerintah berubah merah. Kawan maupun lawan politiknya di Senayan pun kerap disen-tilnya.

Meski kerap mendapatkan penolak-an dalam memperjupenolak-angkpenolak-an keberpiha-kannya terhadap nasib wong cilik, tak lantas membuat Permadi menyerah. Komentarnya memang selalu membuat banyak pihak jengah, namun semua itu dia lakukan demi kebaikan bang-sa ini. Tapi akhirnya ia harus keluar dari lingkungan yang dinilainya sebagai ’lingkaran setan’ demi menjaga perju-angan. Itu dibuktikan ketika ia merasa muak dengan perilaku rekan sejawatnya di parlemen yang dinilainya tak men-cerminkan wakil rakyat. Menurut dia, kelakuan mereka, baik saat di dalam maupun di luar gedung dewan, sama sekali tak mencerminkan sebagai wakil rakyat. Banyak yang menjadi penghia-nat rakyat, dari persengkongkolan hing-ga perselingkuhan. ”Inilah puncaknya yang membuat saya harus keluar dari Senayan,” tegas ayah dari empat orang anak ini.

Berhenti jadi anggota DPR, Permadi bergabung dalam Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Ia diper-caya sebagai salah satu anggota Dewan Pembina. Langkah ini ia tempuh karena merasa punya kesamaan visi dengan partai itu untuk membangun negeri ini lebih baik. ”Itu sudah takdir Gusti Allah untuk melanjutkan perjuangan sebagai penyambung lidah Bung Karno,” tan-das suami Dewi Noorjanti yang dinika-hinya tahun 1971 silam.

Lantas, seperti apa pemikiran Permadi yang diperjuangkan lewat Gerindra? Permadi memaparkan pan-jang lebar dalam perbicangan dengan

Hayat Fakhrurrozi dari GARUDA di ruang kerjanya di Kantor DPP Partai Gerindra, kawasan Ragunan, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu. Berikut petikannya:

Bisa diceritakan awal mula Anda terjun ke dunia politik?

(14)

LEBIH DEKAT DENGAN

Saya pun pernah dikenai dua Berita Acara Pemeriksaan (BAP). Anehnya, kedua BAP itu hilang. Ternyata, saya dapat informasi BAP itu dihilangkan atas perintah Soeharto.

Menjelang era reformasi saya diminta bergabung dengan keluarga idola saya, Bung Karno, untuk ikut memperju-angkan nasib wong cilik. Saya menjadi anggota dewan dua periode. Memasuki tahun ke sembilan sebagai wakil rakyat, saya keluar karena muak dengan perila-ku anggota DPR.

Apa yang membuat Anda gabung de-ngan Gerindra?

Awalnya, saya diminta oleh Mas Prabowo menemani ziarah ke makam Bung Karno. Saya kaget sekaligus senang, seorang anak begawan ekono-mi, mantu Suharto, ujug-ujug menga-jak saya ke makam Bung Karno. Ada apa ini? Akhirnya saya mengantarnya ke sana. Di sana pula saya digombali Prabowo.

Maksudnya?

Ya, dia bilang, ”Setelah saya amati dari orasi, pidato, dan aktivitas Pak Permadi, ternyata Anda Soekarnois dua ribu persen.” Wuih, siapa yang tidak senang dibilang begitu. Tapi dia melan-jutkan omongannya, ”Saya Prabowo memerlukan Soekarnois sejati seperti Anda.” Akhirnya tanpa pikir panjang, tidak mikirin gaji, tanpa memikirkan popularitas sebagai anggota dewan, saat itu juga saya keluar dari DPR dan menerima lamaran Prabowo masuk ke Gerindra. Otomatis saat itu juga saya harus keluar dari PDI-P, karena dulu saya menjadi DPR dari partai itu.

Proses masuknya Anda ke Gerindra seperti apa?

Ya itu tadi, saya dilamar oleh Prabowo untuk masuk ke Gerindra. Sama seperti dulu saya gabung ke PDI-P.

Setelah masuk ke Gerindra, apa tugas Anda?

Saya diminta Prabowo menjadi salah satu anggota Dewan Pembina. Saya pun bagian dari Badan Seleksi Organisasi

(BSO) Gerindra. Sejak saat itu juga, saya langsung aktif berkantor dari pagi hingga sore hari. Boleh dibilang saya satu-satunya anggota Dewan Pembina yang aktif setiap hari ngantor. Bahkan boleh dicek di daftar tamu sana, saya lebih banyak menerima tamu dari pada pengurus.

Selain sebagai anggota Dewan Pembina dan tim BSO, apa saja yang Anda laku-kan di Gerindra?

Di Gerindra ini, saya ingin menjadi-kan Prabowo sebagai Soekarno muda, bukan lagi Soekarno kecil. Sampai saat ini di Gerindra saya seperti amplop dan perangko, di mana Prabowo pergi pasti ada saya di sana. Saya akan terus men-dampinginya hingga dia menjadi orang nomor satu di Indonesia.

Seperti apa kontribusi Anda terhadap Gerindra?

Saya akan mendampingi Mas Prabowo menjadi orang nomar satu di negeri ini karena dialah pemimpin masa depan. Boleh jadi saya ini seperti alarm seka-ligus tempat berkonsultasi bagi dia. Seperti saat dia maju sebagai calon wapres pemilu 2009, meski saya marah sekali waktu itu, tapi mau diapakan lagi. Lalu saat ribut soal koalisi, saya katakan kepadanya bahwa saya tak setuju. Saya minta dia sadar dengan perjuangan awal dan kondisi internal partai.

Memang Gerindra besar bukan kare-na saya, tapi karekare-na kiprah Prabowo. Keberadaan saya juga untuk terus me-nguatkan visi dan misi Mas Prabowo soal ekonomi kerakyatan, menanamkan kembali rasa nasionalisme,

mengemba-likan hak milik rakyat dan bangsa mulai dari pertanian, kehutanan dan kekayaan negeri yang kini banyak disedot ke luar negeri.

Memang seperti apa pemimpin yang dibutuhkan bangsa ini?

Pemimpin Indonesia yang akan datang bukan seperti Bung Karno, juga bukan seperti Pak Harto. Kalau seperti Bung Karno tidak mungkin. Bung Karno terlalu humanis, berbudaya yang selalu mengampuni musuhnya hingga akhir-nya tak disadari menusuk dari belakang. Kalau seperti Pak Harto juga tidak bisa karena terlalu otoriter, mengan-dalkan kekerasan yang pada akhir-nya membinasakan baakhir-nyak rakyat. Kekayaan habis begitu saja. Pemimpin Indonesia harus memiliki dua karakter, Bung Karno dan Pak Harto dalam sisi baiknya. Kesempatan pertama itu ada pada Prabowo. Dialah yang bisa meng-gabungkan semuanya untuk memim-pin Indonesia, memimmemim-pin dunia. Bung Karno itu pemimpin internasional, Pak Harto itu pemimpin regional ASEAN, jadi kalau Prabowo bisa menghimpun keduanya, dia akan menjadi pemimpin dunia. Indonesia akan menjadi mer-cusuar dunia seperti yang dikatakan Soekarno berkali-kali zaman revolusi dulu.

Lantas apakah itu bisa terwujud?

Mas Prabowo harus bisa. Saya selalu yakinkan itu, seperti ia dulu mendirikan Gerindra. Karena sekarang Mas Prabowo bukan Soekarno kecil lagi, tapi Soekarno muda yang sudah saatnya tampil menjadi pemimpin masa depan Indonesia.

Permadi, SH

Tempat Tanggal Lahir : Semarang, 16 Mei 1940

Pendidikan Terakhir : Fakultas Hukum, Universitas Indonesia (1965) Jabatan : Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra

Perjalanan Karir :

- Anggota DPR-RI periode 1999 – 2004 - Anggota DPR-RI periode 2004 – 2009

Istri : Dewi Noorjanti

Anak : - Dewi Ayuning Kraton (39)

- Dewi Ciptaning Kraton (37)

(15)

Muzani Hadiri Pelantikan

DPC Gerindra di Sulsel

Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Gerindra, Ahmad Muzani, akan meng-hadiri pelantikan pengurus Dewan Pengurus Cabang (DPC) di empat kabupaten/kota se-Sulawesi Selatan. Mereka yang akan dilantik di antaranya pengurus DPC Gerindra Takalar yang dipimpin Indar Jaya dan Supratman DL sebagai ketua Gerindra Jenepont. DPC Gerindra Bulukumba diketuai Isradi Zainal dan pengurus DPC Bantaeng diketuai M Ashar Achmad.

Wakil Ketua DPD Gerindra Sulsel, Muh Suwardi Tahir mengatakan, pelantikan pengurus sekaligus akan dirangkaikan dengan peresmian kantor masing-masing pengurus DPC kabu-paten/kota. Setibanya di Makassar, Muzani dan petinggi DPP melakukan pertemuan dengan pengurus DPD di kantor Gerindra Sulsel, Jl Dr Ratulangi. Tak hanya itu, elit DPP dan DPD juga akan menggelar konsolidasi partai di Tanjung Bira, Bulukumba.

Gerindra Ajak Hanura

Berkoalisi

DPD Partai Gerindra Sulsel mengajak DPD Partai Partai Hanura Sulsel untuk berkoalisi menjadi satu fraksi, baik di DPRD Sulsel dan DPRD Makassar. Ajakan tersebut sebagai bentuk

kesa-maan platform partai dalam mengawal kebijakan pemerintahan.

Berdasarkan hasil Pemilu 2009, Gerindra memiliki satu kursi di DPRD Sulsel sedangkan Hanura mendapatkan satu fraksi utuh dengan jumlah tujuh kursi. Namun, Gerindra memiliki amu-nisi tambahan satu kursi dari PBR yang telah melebur ke partai berlambang Garuda itu.

Selain itu, PDS yang memiliki dua kursi di DPRD Sulsel bakal melebur ke Partai Gerindra. Begitupun dengan Partai RepublikaN yang mendapat satu kursi, mengingat Ketua DPD Partai Gerindra Sulsel A Rudiyanto Asapa pernah memimpin partai tersebut. “Kalau Gerindra dan Hanura men-jadi satu fraksi, maka koalisi ini akan semakin didengar dan memiliki kekua-tan di lembaga wakil rakyat, baik di DPRD Makassar maupun di DPRD Sulsel,” jelas Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Sulsel Suwardi Thahir.

Suwardi yang juga Koordinator Wilayah (Korwil) Makassar DPD Partai Gerindra Sulsel ini mengaku, ajakan koalisi tersebut belum dikomunikasikan dengan pengurus DPD Hanura Sulsel. Langkah awal koalisi baru menguat di tingkat DPRD Makassar untuk menjadi satu fraksi.

Gerindra dan Hanura masing-masing memiliki tiga kursi di DPRD Makassar. “Kami sudah mendelegasikan kepada legislator Gerindra Makassar untuk mengomunikasikan ajakan tersebut agar dapat segera terealisasi dalam waktu dekat ini,” katanya.

Ketua DPD Partai Hanura Sulsel Abbas Selong yang terpisah mengatakan, pihaknya merespons

baik ajakan Gerindra untuk berkoalisi, baik di DPRD Sulsel dan DPRD Makassar. “Sepanjang tak ada yang dirugikan, koalisi bisa terwujud. Ajakan ini akan kami

per-si dengan Gerindra terkait ajakan koaliper-si tersebut.

Wakil Ketua Komisi C DPRD Sulsel itu mengaku, koalisi sangat memung-kinkan terjadi sebagai bentuk persiapan dalam menghadapi Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulsel yang dijadwalkan pada 2013. “Hanura masih kekurangan 4 kursi dalam mengusung calon guber-nur (cagub). Untuk itu, Haguber-nura pasti berkoalisi dengan partai lain untuk memenuhi syarat 15 persen untuk me-ngusung cagub,” tandasnya.

Menurut informasi, Hanura Sulsel akan mendorong kadernya Rahman Halid sebagai Cagub Sulsel sedangkan Gerindra juga menjagokan A Rudiyanto Asapa dengan posisi yang sama.

Partai Gerindra Selidiki

Penggembosan di Jatim

DPP Partai Gerindra menerjunkan tim intelijen untuk menyelidiki gejolak yang terjadi di DPD Gerindra Jawa Timur. Gejolak diduga kuat untuk menggem-bosi partai besutan Prabowo Subianto ini. “Ada orang-orang yang dari inter-nal maupun pihak luar yang tidak menginginkan Partai Gerindra menjadi besar,” kata Pjs Sekretaris DPD Partai Gerindra Jatim, Aries Sugihartono.

(16)

NEWS & EVENT

Empat Kandidat Berebut

Ketua Gerindra Jatim

DPD Partai Gerindra Jawa Timur bakal memiliki ketua difinif. Dari 100 kandidat, tersaring 4 nama telah melalui proses verifikasi. Mereka yang berebut tidak semuanya berasal dari kader partai bentukan Prabowo Subianto.

Informasi tersebut dibenarkan Pjs Ketua Partai Gerindra Jatim Soepriyatno yang juga Wakil Ketua Komisi IX DPR RI. “Sudah ada 4 nama yang akan diuji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) lagi. Yang pasti mereka orang-orang profesional dan berasal dari luar partai,” jelasnya di sela-sela kunjungan kerjanya di Surabaya, akhir Maret lalu.

Dia mengatakan hanya menung-gu hasil tes akhir dan persetujuan dari Ketua Dewan Pembina DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto. “Namanya masih rahasia dulu,” paparnya.

Dari empat kandidat itu, salah sat-unya adalah Soepriyatno. Kabar yang beredar, ia memiliki peluang besar memimpin Gerindra Jatim. Selama menjadi pejabat ketua sementara, Supriyatno dinilai sukses melakukan penataan organisasi dan struktural di 38 kota dan kabupaten di Jawa

Timur. Bahkan dia disebut-sebut berhasil dalam mengantar calon yang ikut diusung Gerindra bersama PKB dan partai lainnya menjadi Bupati Tuban terpilih yang belum lama ini melangsungkan pilkada.

Saat dikonfirmasi kabar, Soe-priyatno menjawab secara diplomatis. “Saya ini kader partai. Saya harus patuh dengan pimpinan dan mekan-isme yang ada. Kalau partai memang menghendaki, saya tidak boleh meno-lak. Demikian pula bila tidak, saya tidak boleh ngeyel,” katanya dengan tersenyum.

Prabowo Ucapkan Selamat

Pada Longki

Para tokoh politik nasional seperti Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto dan Ketua DPP Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Wiranto mengucapkan selamat kepada Longki Djanggola/Sudarto atas yang meraih suara mayoritas di Pemilu Kada Gubernur Sulteng. “Pak Prabowo dan Pak Wiranto sudah menyampaikan ucapan sela-mat kepada Pak Longki,” ujar Ketua Tim Sukses Pemenangan Longki/Sudarto, Karim Hanggi.

Dia mengatakan, kedua tokoh tersebut memberi ucapan selamat setelah melihat berita yang disiarkan televisi nasional ten-tang hasil penghitungan sementara Pilkada

Provinsi pada 6 April 2011 lalu. “Tapi selalu saya bilang Alhamdulillah, nanti pastinya setelah KPU menetapkan pemenangnya,” kata Karim.

Kedua tokoh tersebut juga pernah datang ke Palu dan berorasi politik pada putaran terakhir kampanye calon gubernur Sulteng 1 April. Dari tujuh partai politik pengusung Longki Sudarto, baru dua pimpinan partai politik tersebut yang memberikan ucapan selamat. “PPP sendiri belum ada,” katanya.

Tujuh partai politik pengusung tersebut adalah Gerindra, Hanura, PDP, Patriot, PPP, PKPB, dan PKS. Karim mengatakan, ucapan selamat tidak saja datang dari kedua tokoh nasional tersebut namun juga dari tokoh-tokoh lainnya di Sulteng. Menurut Karim, penghitungan sementara yang dilakukan lem-baga survei merupakan cara ilmiah sehingga bisa dipertanggungjawabkan. Hanya saja kata dia, keputusan terakhir tetap ada di tangan KPU. “Nanti setelah keputusan KPU itulah kita yakini seyakin-yakinnya,” kata Karim.

(17)

DPD Partai Gerindra Provinsi Papua

Didesak Segera Gelar Muslub

Dewan Pembina DPD Partai Gerindra didesak segera menggelar Musyawarah Daerah (Musda) atau Musyawarah Luar Biasa (Muslub) untuk mengganti seluruh Pengurus DPD Partai Gerindra Provinsi Papua sesuai AD/ART Partai Gerindra Bab VIII Pasal 21 serta Bab VI Pasal 14 Poin J. Hal ini menyusul sikap Ketua DPD Partai Bintang Refornasi (PBR) Ny Yani yang secara sepihak mengambil alih kepemimpinan DPD Partai Gerindra Provinsi Papua.

“Kami kader-kader Partai Gerindra siap melaksanakan Musda/Muslub siap menjalankan perintah, sehingga masalah internal partai dapat diselesaikan,” tutur Ketua DPD Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Provinsi Papua Jecky Kalem SH.

Para Kader Partai Gerindra di Papua mengatakan, Musda atau Muslub harus dilakukan untuk menyelamatkan partai berlambang kepala Garuda ini.

PIRA Malang Mantapkan Eksistensi

Perlahan tapi pasti, Partai Gerindra Kota Malang terus menunjukkan eksistensinya dalam percaturan politik di Kota Malang. Hal ini terlihat dari kegiatan kewanitaan di partai bentukan Prabowo Subianto itu.

Beberapa waktu lalu, kaum wanita yang tergabung dalam Perempuan Indonesia Raya (PIRA) berkumpul di rumah salah satu kader perempuan Partai Gerindra Kota Malang, Dra RM Een Ambarsari untuk menyusun kegiatan menyam-but Hari Kartini, April 2011.

Menurut Een, sapaan akrabnya, April adalah salah satu bulan penting bagi klaum wanita karena di bulan tersebut kaum wanita Indonesia memeringati Hari Kartini. “Karena itu untuk menyambut salah satu pelopor dan tokoh kemajuan

perempuan Indonesia, RA Kartini, kami menyusun beberapa acara. Karena memeringati sosok yang menjadi panutan perempuan, maka nanti adalah perempuan,” kata tokoh masyarakat yang juga anggota DPRD Kota Malang tersebut.

Perempuan berkerudung ini mengatakan, PIRA Kota Malang tengah menggagas kegiatan yang harus bisa dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat. “Salah satu kegiatan tersebut adalah kunjungan ke panti asuhan di Kota Malang. Tentu dalam kunjungan tersebut kami juga me-nyalurkan bantuan sesuai kemampuan kami,” ungkapnya.

Ia juga mengatakan, dalam kegiatan menyambut Hari Kartini tersebut sekaligus sebagai even untuk melaunching Kantor DPC Partai Gerindra yang baru di Jalan Setaman Nomor 15, Kota Malang. “Alhamdulillah, kini Partai Gerindra juga sudah menyiapkan kantor DPC baru yang akan menjadi pusat kegiatan kepartaian. Nah, acara Kartini-an itu sekaligus sebagai salah satu mata acara untuk meramaikan pembukaan kantor DPC baru nantinya,” tuturnya.

(18)

NEWS & EVENT

Tidak Mencatut nama

Diduga menyebarluaskan informasi dengan menggunakan nama Prabowo Subianto tentang pembagian bantuan sapi kepada masyarakat, sebuah ko-perasi serba guna akan diseret Partai Gerindra Lampung Tengah ke ranah hukum hukum .

Menurut Ketua Partai Gerindra Lampung Tengah, Riagus Ria, pengu-rus partai berlambang kepala burung Garuda merasa dirugikan pihak ko-perasi karena sejak informasi pem-bagian sapi itu beredar, seluruh kader Gerindra tiba-tiba meminta jatah sapi. “Kami punya saksi yang mengeta-hui oknum koperasi KSU Sejahtera yang menyebarkan informasi itu,” kata Riagus.

Pimpinan koperasi KSU Sejahtera, Hazairin menampik tudingan tersebut, Hazairin mengatakan, pihaknya tidak pernah memerintahkan dan menyebar-kan informasi tentang Prabowo amenyebar-kan membagikan sapi. “Kami tidak per-nah melakukan pencatutan nama siapa pun, apalagi Prabowo Subianto,” tegas Hazairin.

Hazairin menjelaskan, koperasi yang dipimpinnya merupakan program pemerintah pusat yang pelaksanaannya diatur menteri pertanian dan pera-turan menteri keuangan. “Ini koperasi KUPS, jika program KUPS berjalan, koperasi akan membeli sapi dari PT

Mahesa Agung Pratam di Bogor, Jawa Barat dan salah satu komisarisnya Prabowo Subianto,” jelasnya.

Lima Nama

Calon Gubernur Banten

Tahapan penjaringan calon gubernur dan calon wakil gubernur Banten Partai Gerindra sudah memasuki tahap veri-fikasi. Gerindra akan segera memple-nokan lima nama yang mendaftar yaitu Budi Heryadi, Ratu Atut Chosiyah, Suhaemi, dan Jazuli Juwaini sebagai calon gubernur dan Mulyadi Jayabaya sebagai calon wakil gubernur.

Sekretaris Tim Lima Gerindra

Sopwan Harrys mengatakan, kelima nama tersebut telah mengembalikan formulir pendaftaran. Tahap selanjut-nya, Tim Lima melakukan verifikasi terkait persyaratan yang sudah masuk tersebut.

“Sekarang kita sedang melakukan verifikasi data persyaratan yang dikem-balikan para calon. Setelah itu, kita akan meminta masukan dari delapan DPC Gerindra untuk memilih dua nama yang layak diusung dalam rapat pleno akhir Maret ini,” ujar Sopwan.

Sopwan menambahkan, dua nama yang terpilih dan dianggap layak kemu-dian dikirim ke DPP Partai Gerindra untuk dipilih berdasarkan beberapa faktor, mulai dari elektabilitas sampai visi dan misi yang dimiliki. “Dari lima nama tersebut kita hanya mengirim dua nama ke DPP. Karena keputusan tertinggi ada di DPP, kita hanya seba-tas memberikan rekomendasi yang kita miliki selama penjaringan. Insya pada April ini kita sudah punya nama yang akan diusung dalam pilgub.” jelasnya.

Saat ditanya komunikasi politik yang sudah dibangun, Sopwan mengaku baru ada satu partai yang secara resmi seiring sejalan dengan Gerindra yaitu PBR. Dengan demikian, siapa pun yang diusung Gerindra dalam pilgub nanti dipastikan sudah memiliki enam kursi di parlemen. Gerindra punya lima kursi dan PBR satu kursi.

da

(19)

SUARA PARLEMEN

A

pa pun alasannya, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra dengan tegas tetap menolak ren-cana pembangunan gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang baru. Gedung yang ada saat ini dinilai sudah cukup refresentatif, tinggal penataan yang harus dibenahi. ”Memang ada yang sudah penuh, tapi ada juga yang masih kosong,” tegas Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Fadli Zon.

Ketua DPP Partai Gerindra Bidang Humas dan Media Massa, Asrian Mirza berpandangan sama. Dia menegas-kan, ”Kalau pun memang DPR tetap ngotot membangun gedung tersebut, seluruh anggota Fraksi Gerindra tak akan menempatinya kelak.” Asrian mengatakan, kalau rencana pembangun an tetap dilaksanakan, itu tandanya DPR kita sudah buta dan tuli.

Bagaimana jika ada kader yang melangkah di luar keputus-an partai, baik Fadli maupun Asrikeputus-an menyebut, itu lkeputus-angkah ilegal. Bahkan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto sudah jauh-jauh hari melarang Fraksi Gerindra menyetujui pembangunan gedung baru DPR ter-sebut.

Wakil Ketua Fraksi Gerindra, Ahmad Muzani membe-narkan. Dia mengatakan, Gerindra tetap konsisten menolak pembangunan gedung baru DPR sudah sejak memasuki

pro-ses awal tender. ”Fraksi kami tetap menolak dan sebaiknya pembangunan gedung baru itu tidak dilanjutkan,” ujar anggota Komisi I yang juga Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra.

Anggota Fraksi Gerindra, Martin Hutabarat tidak melihat ada relevansi kinerja anggota DPR dengan gedung baru. Menurut anggota Komisi III ini, yang harus ditunjukkan oleh wakil rakyat adalah membenahi dan meningkatkan kinerja, bukan malah ribut minta gedung baru untuk peningkatan kinerja. ”Kinerja kaitannya dengan idealisme, bukan dengan gedung baru. Yang terpenting gedung DPR tak hanya diguna-kan untuk gedung transaksi,” ujar Martin yang masih merasa nyaman dengan fasilitas yang ada di gedung DPR saat ini. Menurut rencana, di gedung baru ini masing-masing anggota DPR akan menempati ruangan seluas 111 meter persegi. Ruang seluas itu akan ditempati bersama lima staf ahli dan seorang sekretaris pribadi. Gedung tersebut dibangun dengan anggaran Rp 8 juta per meternya.

Jika hal itu tetap dilaksanakan, Martin menilai pimpinan DPR tidak memiliki kepekaan terhadap perasaan rakyat. ”Kalau tetap ngotot bangun gedung baru, bukti DPR tidak sensitif terhadap perasaan rakyat, yang mayoritas mengingin-kan pembangunan itu ditunda atau belum waktunya dilaku-kan sekarang,” tandasnya.

(20)

SUARA PARLEMEN

Fadli Zon:

Ketua DPR Lebay

Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra, Fadli Zon menilai, sikap Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Marzuki Alie yang merasa dirinya telah didzo-limi soal proyek pembangunan gedung baru DPR dianggap berlebihan. Ia juga mengapresiasi ketika Marzuki mengkritik salah satu kader Gerindra di Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) yang selalu menghindar saat rapat pembahasan gedung. ”Apa yang disampaikan ketua DPR berlebihan, lebay,” tegasnya.

Fadli membantah langkah fraksinya di DPR soal gedung baru sekadar untuk pencitraan meraih simpati rakyat. Bahkan jauh sebelum ribut-ribut soal gedung baru, Gerindra telah mengajukan penolakan. Penolakan disampaikan sejak Oktober 2010, dilanjut pada 2011. Rencana pembangunan gedung baru dianggap bertentangan dengan aspirasi rakyat dan tak memenuhi rasa keadilan.

Menurut dia, mestinya DPR memperjuangkan aspirasi rak-yat, bukan malah ribut mengurusi gedung. ”Tentu usaha kami merupakan langkah politik. Kalau upaya ini gagal, mungkin rakyat akan menggunakan mekanisme sendiri,” tuturnya.

Gerindra Tarik Pius

dari BURT

Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto akhirnya menyetujui penarikan Pius Lustrilanang dari jaba-tannya sebagai Wakil Ketua Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR. Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Fadli Zon mengatakan, Pius ditarik karena sudah tak sejalan

lagi dengan sikap Partai Gerindra seca-ra resmi yang menolak pembangunan gedung baru DPR.

Fadli Zon menegaskan, sejak awal Ketua Dewan Pembina DPP dan Fraksi Gerindra dengan tegas menolak ren-cana pembangunan gedung baru DPR tersebut. ”Kami sudah memutuskan akan segera mencopot saudara Pius Lustrilanang sebagai Wakil Ketua BURT DPR,” ujarnya.

Hal senada dikatakan Ketua DPP Bidang Humas dan Media Massa, Asrian Mirza. Asrian mengatakan, Pius diang-gap sudah tak sejalan lagi dengan garis partai. Atas dasar ini, Pius sudah tak lagi menjabat sebagai Wakil Ketua BURT DPR. ”Selanjutnya Pius hanya menjadi anggota Fraksi Gerindra biasa, tak diberi jabatan apa pun,” jelas Asrian.

Menurut Fadli, keputusan partai yang menarik Pius dari BURT merupakan bagian dari wujud keseriusan Gerindra yang tetap menolak pembangunan gedung baru DPR. Ia menyambut baik jika memang ada fraksi-fraksi lain yang juga menyatakan meno-lak.

(21)

Gerindra Melarang

Anggotanya Studi

Banding

Partai Gerindra memastikan hanya fraksinya yang tak mengikutsertakan anggotanya melawat ke luar negeri meski dalam rangka studi banding. Gerindra melarang dua anggotanya di Komisi XI mengikuti kegiatan studi banding ter-sebut. ”Kita melarang dua anggota kita ikut berangkat. Ini sesuai komitmen kita yang melarang seluruh anggota fraksi dari Gerindra melakukan studi ban-ding ke luar negeri,” tegas Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon.

Menurut dia, Gerindra melarang ang-gotanya, Sadar Subagyo dan Sumaryati Arjoso, pergi studi banding karena menilai hal ini hanya menghambur-kan uang negara. Selain itu, berbagai informasi menyangkut RUU Akuntan Publik bisa didapatkan dari internet. ”Jika masih kurang, panggil saja para ahli ke Indonesia, tidak perlu berbondong-bondong ke luar negeri,” ujarnya.

Meski demikian, dengan alasan mendukung proses kerja Panitia Kerja

(Panja) Rancangan Undang Undang (RUU) Akuntan Publik, Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tetap melakukan studi banding ke Inggris dan Amerika Serikat. Studi banding dibagi dua kelompok. Rombongan ke Amerika dipimpin Wakil Ketua Komisi XI, Achsanul Qosasi. Azhar Aziz, politisi dari Golkar, mempimpin rombongan ke Inggris.

Gerindra

Walk Out

di Pengesahan Kode

Etik DPR

Anggota Fraksi Gerindra kompak walk out dalam sidang pengesahan Peraturan Kode Etik DPR. Alasannya, semua fraksi harus diikutsertakan saat pem-bahasan dan pimpinan DPR belum memberikan jalan keluar atas polemik itu. Fraksi Gerindra dan Hanura tidak memiliki wakil di Badan Kehormatan (BK), padahal yang dibahas persoalan yang ada di BK, seperti kode etik dan yang lainnya.

”Fraksi kami tidak diikutsertakan dalam pembahasan. Maka, izinkan kami

mengundurkan diri. Kami tidak meng-ikuti rapat paripurna,” kata Juru Bicara Fraksi Gerindra, Martin Hutabarat dalam interupsinya di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (29/3) lalu.

Menurut dia, anggota Fraksi Gerindra telah menyampaikan pendapat tersebut kepada pimpinan DPR. Seharusnya, Badan Kehormatan menjadi milik semua anggota dewan. ”Kita telah menyam-paikan ini ke pimpinan dan pimpinan selalu ngomongin tentang jalan keluar,” ujarnya.

Aksi walk out Gerindra diikuti Fraksi Hanura. Hanura juga merasakan tidak dilibatkan dalam proses pembahasan kode etik DPR. Delapan orang anggota dari Fraksi Hanura yang hadir dalam sidang paripurna pun kemudian keluar ruangan.

(22)

SOSOK

RACHEL MARYAM

Oleh : Hayat Fakhrurrozi

Siapa bilang politisi perempuan tak berjiwa kritis. Terlebih

bagi mereka yang melekat pada dirinya sebagai selebritis.

Kiprahnya di dunia politik tak sekedar mengandalkan

(23)

I

tulah yang ditunjukkan Rachel Maryam Sayidina (30), aktris yang kini tengah berjuang di panggung politik sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang ber-naung di bawah bendera Partai Gerindra. Memang, kehadirannya di tubuh Fraksi Gerindra maupun gedung DPR tak sekedar menjadi pemanis belaka. Sikap kritisnya acap kali membuat kawan mau-pun lawan politiknya berdecak kagum. Tak hanya itu, ia pun menyelami komisi yang selalu didominasi politisi senior.

Aktris berdarah sunda ini lahir di Bandung 20 April 1980. Sejak kecil darah seni telah mengalir dalam diri Rachel. Katanya, nenek dari pihak ibunya ada-lah seorang pemetik harpa, sedangkan nenek dari pihak ayahnya adalah seorang sinden. Boleh jadi, itu yang membuat bakat aktingnya mulai terasah sejak ber-sekolah di SMUN 19 Bandung dan bergabung di kelompok teater sekolah-nya. Lulus SMU, Rachel ingin melanjut-kan belajar akting di Institut Kesenian Jakarta. Sayang ibunya, Marina Triawati, yang telah bercerai dari ayahnya, Indra Sayyidina, menginginkan Rachel sekolah di perhotelan. Menuruti keinginan ibu-nya yang berdarah Jerman dan Sunda, Rachel pun masuk ke Sekolah Tinggi Perhotelan Bandung, yang juga lazim disebut NHI, jurusan Food & Baverage.

Merasa salah tempat, Rachel memu-tuskan untuk meninggalkan kuliahnya. Rachel pun hijrah ke Jakarta dan terjun ke dunia model. Namanya mulai dikenal setelah membintangi videoklip Sephia milik kelompok musik Sheila on 7. Berkat aktingnya sebagai `kekasih gelap` pada klip tersebut, ia meraih penghar-gaan sebagai Model Klip Terbaik MTV 2001. Rachel pun menjajal dunia seni peran. Berawal dari sinetron seperti Lupus Milenia dan Strawberry, Rachel terjun ke layar lebar. Melalui film Eliana Eliana dan bersanding dengan pemain kawakan sekelas Jajang C. Noer, Rachel memulai sukses di dunia film. Walau tidak segegap gempita film Ada Apa de-ngan Cinta, misalnya, Eliana Eliana berha-sil merebut penghargaan untuk kategori `Best Young Cinema Award`, penghargaan dari kritikus film internasional dan `Best Promising Young Director` pada festival film

di Singapura. Sukses film pertamanya, diikuti oleh film-film berikutnya antara lain Arisan (2003), Janji Joni (2005), dan

Vina Bilang Cinta (2005).

Untuk menunjukkan keseriusan di dunia akting, Rachel sempat menimba ilmu akting selama tiga bulan di Jerman. Keseriusan itu berbuah manis. Melalui film Arisan (2003), Rachel berhasil mendapatkan Piala Citra untuk predikat aktris pendukung terbaik.

Sebagai anggota dewan, Rachel, demikian sapaan akrabnya, memang dikenal cukup berani. Ternyata, sikap kritisnya itu telah menjadi bagian dalam hidupnya, jauh sebelum dirinya terjun ke dunia politik praktis. ”Awalnya saya tak tertarik politik. Tapi memang, sejak dulu saya rajin mengkritisi sesuatu yang ter-jadi di lingkungan kita,” ujar aktris yang juga pernah bermain dalam sinetron Ibu Pungut.

Tanpa disadari sikap kritis tersebut itulah yang membuat dirinya mendapat ajakan dari berbagai pihak untuk ber-gabung dalam aktifitas partai politik. Termasuk Partai Gerindra, yang kala itu tengah menjaring calon-calon legislatif yang siap bertarung pada Pemilu 2009 lalu. Setelah melakukan komunikasi yang intensif dengan Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, Rachel ke-mudian memutuskan untuk bergabung sebagai calon legislatif di kampung hala-mannya, dibawah bendera Gerindra.

”Saya diminta menjadi caleg dari Gerindra. Saya merasa mantap untuk bergabung dengan Gerindra, karena visi misi Gerindra memiliki kesamaan dengan saya,” tegas Ibu dari Muhammad Kale Mata Angin (5) yang mengaku sempat mendapat tawaran dari beragam parpol lain.

“Tidak ada salahnya kalau ada per-wakilan seniman yang duduk di legis-latif. Cara berfikir saya yaitu legislatif sama dengan perwakilan rakyat dan rakyat sama dengan petani, pedagang, pengajar, seniman, dan lain sebagai-nya. Jadi, lagi-lagi menurut pemikiran saya, sah-sah saja kok kalau pekerja seni duduk di legislatif dan menangani komisi yang berkaitan dengan pendidi-kan maupun pengalaman profesional-nya” ujarnya.

Rachel akhirnya berhasil lolos sebagai anggota dewan dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Barat II dengan raihan suara sebanyak 25.540 suara. Sebuah pencapaian yang cukup signifikan bagi seorang pendatang baru di arena politik negeri ini.

Setelah dinyatakan lolos, Rachel memilih masuk di Komisi I yang mem-bidangi pertahanan, alutsista, infomasi dan komunikasi. Boleh jadi, pilihannya masuk ke Komisi I merupakan sebuah pilihan yang lumayan berat. Mengingat selain beban kerjanya yang tak mudah, eksistensi Rachel sebagai politisi pen-datang baru di DPR harus berhadapan dengan politisi kawakan, termasuk yang memiliki latar belakang militer.

Namun semua itu tak lantas mem-buatnya melempem untuk menyuara-kan amanat rakyat. “Saya orang yang suka tantangan. Saya ingin membuktikan kalau perempuan juga bisa bersaing di komisi I yang selama ini terkesan komisi laki-laki,” tegas perempuan kelahiran Bandung, 20 April 1980 ini.

Bicara soal pertahanan, menurutnya, kondisi bangsa saat ini masih banyak yang harus dinilai dari berbagai per-soalan termasuk masalah pertahanan. Selama ini pemerintah kerap membe-li alat utama sistem senjata (alutsista) yang manfaatnya kurang dan melakukan pemborosan. Selain itu, kata lulusan Sekolah Tinggi Perhotelan Bandung (NHI) ini, struktur militer di Indonesia juga perlu dirampingkan agar anggaran yang diturunkan dapat lebih berguna. Tentunya, setelah menjalani aktifitasnya sebagai anggota DPR sejak dua tahun silam ini, menurut Rachel di satu sisi ada kesamaan yakni keenakan yang sama tapi di sisi lain ada perbedaan yang mencolok seperti tak ada waktu untuk bersikap santai. Ia harus lebih sering berpikir keras karena dihadapkan berbagai per-soalan baru yang tengah terjadi di negeri tercinta ini.

(24)

OPINI

H

arian itu memuat be-rita diplomatik rahasia Kedutaan Besar Amerika di Jakarta yang bocor ke situs Wikileaks.

Beritanya begini: Diplomat AS menyoroti upaya keluarga Presiden, khususnya Ibu Negara Kristiani Herawati, yang mencari keuntungan financial dari jabat an politik SBY. Ibu Ani juga dituding, memegang kendali di belakang SBY. Saking kuatnya peran Ibu Ani, para diplomat AS membe-rinya julukan “Kabinet Satu Orang” dan “Penasehat Top Presiden.”

Atas berita itu, “ Ibu Negara mena-ngis,” kata Menteri Sekretaris Negara, Sudi Silalahi. Menurut Sudi, Ibu Ani sangat terpukul karena pemberitaan tersebut dianggapnya bohong besar.

“Ibu Negara bilang, selama ini seluruh kegiatan beliau transparan,” kata Sudi.

Kesedihan Ibu Negara yang dilansir hampir semua media cetak dan televisi di tanah air ini memang mengheboh-kan. Maklum, Ibu Negara tak gampang menangis. Beberapakali negeri ini ter-timpa musibah, seperti bencana alam dan kecelakaan maut, tak membuatnya begitu terharu. Ibu Negara selalu tam-pak tegar dengan menunjukkan rasa empati mendalam. Ibu Negara me-minta para korban bencana untuk tabah menghadapi segala musibah.

Ibu Maria juga menangis. Tapi ta-ngis Ibu Maria Liliana Peach ini, ber-beda dengan tangis Ibu Ani. Ibu Maria menangis bukan karena pemberitaan media asing. Ibu Maria menangis ka-rena sudah 5 bulan tak bertemu dengan

putri kesayangannya, Arumi Bachsin, yang berprofesi sebagai bintang iklan dan sinetron. Ibu Maria tak menyangka, putrinya yang belum genap 17 tahun itu nekad meninggalkan rumah tanpa izin hanya karena dilarang pacaran.

Sejak putrinya menghilang, ia sudah bersusah payah mencari ke sana kemari. Tak sedikit pengorbanan yang dirasakan Ibu Maria selama pencariannya, moril maupun materi. “Sudah tak terhitung lagi, ratusan juta rupiah. Tapi itu, tak seberapa dibanding rasa sakit hati saya sebagai ibu,” ucapnya lirih.

Namun penantian panjang itu, akhirnya menunjukkan titik terang. Keberadaan putrinya sejak beberapa bulan menghilang, terjawab sudah. Arumi ternyata berada dalam lindung-an sebuah lembaga kemasyarakatlindung-an

Andi Debbie Yudhista R. Asapa

Tangis

Dua

Ibu

(25)

yakni Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), Jakarta.

“Saya sangat bahagia mengetahui keberadaannya. Tapi kebahagian saya hanya sesaat. Di tempat yang saya anggap aman buat anak saya, justru membuat saya sengsara. Sebagai ibu kandungnya, saya malah tak diboleh-kan bertemu anak saya. Ada apa ini, apa hak mereka melarang seorang ibu bertemu anaknya. Katanya, Arumi tak mau bertemu dengan saya. Alasan yang sungguh tidak masuk akal,” cerita Ibu Maria berlinang air mata.

Sebagai ibu rumah tangga, Ibu Maria mengaku tak tahu persis apa fungsi dari lembaga ini. Yang ia ketahui dan pahami, ikatan lahir dan batin antara seorang ibu dengan anak tak bisa dipi-sahkan oleh apa pun juga, sekalipun atas nama Negara. “Tak ada bukti, saya menganiaya secara fisik maupun psikilogi. Mengapa jurang dibentang-kan begitu besar pada saya sebagai ibu kandungnya,” keluhnya.

Kepedihan hati Ibu Maria pun tak tertahan. Kembali dengan berurai air mata dan suara tercekat. Ia berkata: “Sudah. Stop! Saya tidak akan mencari anak saya lagi mulai hari ini, biarkan semakin berdosa, karena mengabaikan 4 anak yang lain, hanya karena sibuk mencari Arumi.

lll

Itulah tangis dua ibu. Tangis dua orang wanita yang sama-sama merasa dizalimi atas haknya. Dua wanita yang merasa sudah dihukum publik de-ngan berita yang tidak benar, tanpa ada ketukan palu hakim atas nama hukum. Ibu Ani SBY merasa dizalimi berita yang dilansir Wikileaks. Ibu Maria merasa ‘dikerjai’ LPSK. Namun, Ibu Ani lebih beruntung. Sebagai Ibu Negara, begitu banyak pihak yang membelanya dengan suka rela. Para

petinggi politik Partai Demokrat dan banyak pejabat Negara, angkat suara. Intinya, membela Ibu Ani SBY.

Sayang, itu tak dirasakan Ibu Maria. Tak ada pejabat publik yang priha-tin dengan nasibnya, kecuali man-tan anggota MPR RI, AM Fatwa. Perempuan-perempuan ‘pintar’ di par-lemen pun tak bersuara. Ibu Maria, harus menanggung sendiri penderi-taannya. terhadap yang ditunjukkan padanya. Mengapa tak seorang pun yang bisa membantunya untuk memeluk sang

buah hati yang pernah bersemi di rahimnya selama 9 bulan.

Ibu Maria pasrah. Ia tak punya daya dan upaya untuk memaksa LPSK mem-pertemukan dirinya dengan Arumi. Ia hanya ingin mengetuk nurani orang-orang yang terlibat dalam lingkaran kehidupan anaknya. Ibu Maria hanya risau, sikap LPSK, membuat remaja-remaja putri lainnya berpikir, ada tem-pat ‘aman’ buat pelarian jika keinginan mereka tak dibolehkan orang tuanya.

(26)

MENUJU 2014

SULITNYA CAPRES

INDEPENDEN

Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto me-ngatakan, usulan pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden dari unsur perseorangan atau independen sulit diimplementasikan di Indonesia.

“Sistem politik di Indonesia saat ini mengatur usulan pasangan calon presi-den dan calon wakil presipresi-den melalui partai politik, tidak ada melalui jalur inde-penden,” kata Prabowo Subianto usai menutup acara Pertemuan Nasional V Badan Khusus Wanita Tani Himpunan Kerukunan Tani Indonesia, di Jakarta akhir Maret lalu.

Menurut Prabowo, meskipun Dewan Perwakilan Daerah (DPD) menggagas usulan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden independen, impele-mentasinya sangat sulit. Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang

diusung melalui partai politik, kata dia, kriteria dan persyaratannya sangat jelas yakni diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang memperoleh suara minimal 20 persen pada pemilu legislatif.

Jika pasangan calon presiden dan calon wakil presiden dari jalur indepen-den, katanya, apa kriterianya yang men-jadi penentu bisa diusulkan atau tidak? Menurut Prabowo, karena usulan terse-but baru sebatas gagasan yang sedang disosialisasikan, ia menyatakan akan mengikuti perkembangan ke arah mana usulan tersebut bermuara.

DPD mengusulkan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden inde-penden melalui draft usulan perubahan kelima Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Saat ini, DPD sedang menyosialisasikan draft usulan perubahan itu, baik kepada fraksi-fraksi di DPR RI maupun kepada masyarakat umum.

Ketua Panitia Kerja Pendalaman Materi Usulan Perubahan kelima UUD 1945 DPD, John Pieris mengatakan, dalam mengusulkan pasal 6A ayat (2) mengenai usulan calon presiden dan calon wakil presiden perseorangan didasarkan atas tiga pertimbangan utama.

Pertama, sesuai dengan pasal 27 ayat (1) UUD 45 memiliki makna, setiap WNI memiliki hak yang sama untuk men-calonkan diri sebagai calon presiden dan calon wakil presiden asal memenuhi per-syaratan.

Kedua, kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD 1945 dan bukan berada pada parpol.

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan dokumen perjanjian hibah Compact, disepakati bahwa kandidat lokasi pelaksanaan Proyek Kemakmuran Hijau adalah Provinsi Riau, Provinsi Jambi, Provinsi

Untuk itu supaya ruang terbuka publik tersebut dapat digunakan secara maksimal oleh penduduk suatu kota, maka ruang terbuka tersebut harus dilengkapi berbagai sarana dan prasarana

Penelitian Inayati (2014) menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dengan substrat glukosa dan limbah tahu dapat menghasilkan potensial listrik yang berbeda

Surabaya pada putusan No.31/ARB/BANI-SBY/l/2012, dimana amar putusannya adalah: (a) Mengabulkan untuk sebagian atas permohonan yang diajukan oleh Pemohon telah sesuai

Selanjutnya seleksi massa memperhatikan pengaruh blok ternyata memberikan keuntungan tertinggi dengan nilai R sebesar 7,35 cm diikuti oleh seleksi massa mengabaikan pengaruh

Temuan artefak ataupun sisa-sisa fosil manusia prasejarah seperti yang ditemukan di wilayah Asia Tenggara (Thailand, Philippine, dan Malaysia) serta wilayah lain bagian

Hasil uji in-vivo ini menunjukkan bahwa konsentrasi air oksigen 50 ppm berpengaruh baik terhadap pertumbuhan bakteri asam lak- tat, konsentrasi oksigen 80 ppm baik terhadap

Untuk mengetahui kefektifitasan tanaman akar wangi dalam menyerap logam berat, dapat dilakukan dengan cara melihat nilai konsentrasi Pb yang terdapat di dalam media tanam