• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Kenaikan Dan Pembatasan BBM Bers

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Kenaikan Dan Pembatasan BBM Bers"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Kenaikan Dan Pembatasan BBM Bersubsidi

Latar Belakang

Bahan bakar adalah suatu materi apapun yang bisa diubah menjadi energi. Biasanya bahan bakar mengandung energi panas yang dapat dilepaskan dan dimanipulasi. Kebanyakan bahan bakar digunakan manusia melalui proses pembakaran dimana bahan bakar tersebut akan melepaskan panas setelah direaksikan dengan zat CO2 di udara. Proses lain untuk melepaskan energi dari bahan bakar adalah melalui reaksi eksotermal dan reaksi nuklir (seperti Fisi atau fusi Nuklir). Hidrokarbon (termasuk di dalamnya bensin dan solar) sejauh ini merupakan jenis bahan bakar yang paling sering digunakan manusia. Bahan bakar lainnya yang bisa dipakai adalah logam radioaktif, makanya dari itu bahan bakar minyak terutama solar,premium dan pertamax menjadi bahan bakar minyak yg sangat diincar masyarakat luas dan menjadi bhan bakar unggulan yang di beli setiap hari sebagai bahan bakar kendaraan , maka oleh karena itu kenaikan harga bbm sangat berpengaruh terhadap masyarakat terutama kolongan menengah kebawah terutama untuk bahan bakar premium .

Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui kenaikan dan pembatasan bbm kepada masyarakat luas , dan untuk membuka mata pemerintah akan dampak baik maupun buruk jika bbm bersubsidi dibatasi dan harganya melunjak pesat .

BAB II PEMBAHASAN

KENAIKAN HARGA BBM

Bahan bakar minyak (BBM) akan dinaikkan mulai 1 April, 2012. Keputusan pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi dari yang semula harganya 4500 Rupiah per liter menjadi 6000 Rupiah per liternya lantas menuai banyak protes dari banyak pihak. Kondisi masyarakat yang selama ini jauh dari nilai sejahtera bukannya sedikit tertolong dengan kinerja pemerintah malah semakin merasa terjepit dengan keputusan dinaikkannya harga BBM. Warga dengan kadar ekonomi yang serba pas-pasan selama ini sudah sangat terbebani dengan harga bahan bakar minyak yang mencapai 4500 Rupiah per liternya, sangat disayangkan bukannya ada penurunan harga yang terjadi justru kenaikan yang jauh dari kemampuan masyarakat. Kabar akan dinaikkannya harga BBM membuat masyarakat bawah merasa sangat cemas. Bagaimana tidak, untuk mencukupi kebutuhan pangan mereka sehari-hari saja mereka sudah kedodoran apalagi ditambah dengan naiknya harga bahan bakar minyak.

Pemerintah memutuskan untuk menaikkan harga bahan bakar bersubsidi dengan alasan naiknya harga minyak dunia. Naiknya harga minyak dunia dijadikan sebagai alasan mengapa harga BBM bersubsidi dalam Negeri ikut dinaikkan. Jika dilihat dari satu sisi, mungkin keputusan pemerintah untuk menaikkan harga BBM memang tepat. Tapi, seharusnya pemerintah juga memperhatikan kondisi masyarakat kecil. Mungkin pemerintah belum juga menyadari bahwa Indonesia ini adalah diantara Negara termiskin dengan puluhan juta rakyatnya yang tidak memiliki pekerjaan. Mestinya pemerintah lebih bersikap realistis dan prihatin terhadap kondisi warganya. Pemerintah harusnya bisa mengambil sikap yang lebih tepat dan mempertimbangkan banyak hal.

Demonstrasi menolak kenaikan harga BBM terjadi dimana-mana. Mahasiswa yang merasa terpanggil untuk menyuarakan aspirasi dan hak-hak rakyat kecil terus berupaya melakukan aksi protes dinaikkannya harga BBM. Ternyata mahasiswa jauh lebih mengerti kondisi masyarakat daripada dewan perwakilan rakyat (DPR) yang seharusnya menjadi pengurus dan pensejahtera rakyat.

PEMBATASAN BBM BERSUBSIDI

(2)

Salah satu pilihan yang akan dilakukan adalah mengkonversi BBM ke bahan bakar gas. “April, kami mulai konversi secara bertahap, tidak serta merta seluruhnya.” kata Jero Wacik, Senin (20/2/2012).

Pilihan berikutnya adalah berpindah ke bahan bakar minyak non subsidi, Namun, Jero Wacik mengatakan, pilihan ini tersebut dinilai terlalu berat bagi masyarakat. “Muncul belakangan adalah soal pengurangan subsidi per liter, bukan menaikkan harga karena itu dilarang undang-undang,” lanjutnya.

Soal kebijakan pengurangan subsidi ini, pemerintah akan mengajukan dalam APBN Perubahan. “Itu yang sedang disiapkan oleh Kementerian Keuangan, sedang proses dan kalau sudah selesai akan dibahas bersama Komisi VII DPR,” katanya..

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementrian ESDM Evita Herawati Legowo menambahkan, program pembatasan BBM subsidi akan dimulai diterapkan mulai dari instansi pemerintah terlebih dahulu. Ia mengatakan, soal aturan kendaraan instansi pemerintah menggunakan bahan bakar yang tidak disubsidi sebenarnya sudah dihimbau dalam Instruksi Presiden Nomor 13 Tahun 2011 tentang penghematan energi. “Di aturan tersebut masih dihimbau, tapi sekarang diwajibkan untuk instansi pemerintah.”

Mobil-mobil pemerintah yang diwajibkan menggunakan terutama adalah mobil instansi yang digunakan oleh pejabat negara, belum termasuk untuk kendaraan para anggota dewan atau para pegawai instansi pemerintah. Mobil instansi nantinya diarahkan untuk beralih ke bahan bakar gas atau menggunakan bahan bakar minyak non subsidi seperti Pertamax.

Sementara itu untuk pembatasan bagi masyarakat, masih belum diputuskan kepastiannya. Saat ini pemerintah masih menanti hasil kajian yang dilakukan oleh Universitas Indonesia dan Institut Teknologi Bandung.

Hasil kajian berkutat seputar program diversifikasi bahan bakar ke gas, mekanisme pembatasan konsumsi BBM subsidi, atau pengurangan subsidi per liter. “Ini masih kami kaji, kalau dikurangi seberapa dan dampak-dampaknya,” jelasnya.

DAMPAK DARI PERMASALAHAN

Dampak apabila pemerintah pada tanggal 1 April nanti memberlakukan kebijakan tersebut bisa di lihat dari :

Tingkat kemiskinan Negara Indonesia akan meningkat, karena apabila pemerintah memang benar – benar memberlakukan kebijakan tersebut dapat di pastikan akan lebih banyak angkatan kerja yang kehilangan pekerjaan ( PHK ) dan makin banyak pengangguran di Indonesia.

Harga bahan pokok seperti beras, gula, cabe, garam, dan lain – lain akan derastis naik.

Tingkat Kriminalitas bertambah, di karenakan masyarakat kecil yang terdesak dan bingung bagaimana cara mereka memperoleh makanan sedangkan harga makanan naik, lalu mereka akan melakukan tindakan kriminal.

Akan terjadi banyak kerusuhan, dapat di pastikan kembali semua golongan akan menolak kebijakan pemerintah ini. Maka golongan – golongan tersebut seperti mahasiswa ormas – ormas masa, serikat – serikat rakyat akan mengadakan demo agar aspirasi mereka untuk masalah bbm ini dapat di perbaiki.

SOLUSI MENGHADAPI MASLAH KENAIKAN BBM

(3)

Namun , buruk nya dari dua kebijakan tersebut yang membatasi dan menaikan harga bbm itu sangat lah di tentang banyak masyarakat hampir semua golongan menentang kebijakan pemerintah untuk menaikan harga bbm dan membatasi bbm bersubsidi.

Solusi atau jalan keluar menurut saya, lebih baik pemerintah membatalkan kebijakan untuk menaikan harga bbm. Tetapi tetap menjalankan kebijakan pembatasan penggunaan bbm. Seperti pemerintah memberlakuan mobil – mobil pribadi hanya boleh membeli maximal 20 liter bbm bersubsidi dalam sehari. Atau mewajibkan mobil – mobil pribadi menggunakan bbm non subsidi ( pertamax dan pertamax + ) agar bbm bersubsidi dapat di gunakan oleh orang yang tepat ( kalangan menengah kebawah ) .

Kendaraan umum dan kendaraan roda dua ( sepeda motor ) lah yang yang mungkin pantas menggunakan bbm bersubsidi. Karena penggunaan kendaraan umum dan sepeda motor itu rata – rata penggunanya adalah semua golongan. Baik mengengah ke atas maupun menengah ke bawah.

BAB III KESIMPULAN

Terimakasih dan mohon maaf sebelumnya apabila ada salah dalam penulisan makalah tersebut. Dan dapat di simpulkan Kebijakan pemerintah untuk menaikan harga bbm dan membatasi penggunaan bbm bersubsidi itu sangat nya menuai pro dan kontra. Dari segi aspek negara pemerintah sangat mengharuskan melakukan kebijakan tersebut agar angaran belanja minyak mentah dapat di tangani. Namun satu sisi banyak masyarakat yang menentang kebijakan tersebut. Masyarakat merasa tercekik atas kebijakan pemerintah tersebut. Dan banyak para ormas dan mahasiswa yang tergerak hati kecil nya untuk membela hak rakyat kecil sehingga banyak terjadi demo di mana mana untuk meminta keadilan agar tidak ada pihak yang merasa di rugikan.

Saran :

Pemerintah harusnya memberi kebijakan yang lebih adil dan seharusnya bisa membantu dan memikirkan kepintingan rakyat banyak. Dengan keadaan yang sudah ada kondisi bbm bersubsidi seharga 4500/liter saja masih banyak warga yang kesulitan memperolehnya. Bagai mana jika di naikan menjadi 6000/liter ? bukan nya membantu, maka akan sebalik nya akan banyak rakyat yang tersiksa atas kebijakan pemerintah tersebut. Sebaiknya pemerintahan membuat kebijakan negara yang dapat membantu rakyat banyak juga.

Rencana pembatasan penggunaan BBM bersubsidi terus mengalami tarik ulur. Medio April-Mei lalu dikatakan akan diterapkan mulai September 2010 ini, tapi sampai minggu keempat September belum terealisasi pula dan muncul wacana akan dilaksanakan mulai Oktober 2010. Tapi ironisnya, belum muncul skema yang jelas mengenai implementasi pembatasan BBM bersubsidi tersebut. Terkesan ada tarik ulur kepentingan terhadap rencana pembatasan BBM bersubsidi tersebut. Menteri Keuangan Agus Martowardojo selalu mengingatkan pembatasan BBM bersubsidi itu mutlak dilaksanakan karena bila tidak, penggunaan BBM bersubsidi akan melewati target yang telah ditetapkan dalam APBNP sebesar 36,5 juta kiloliter (kl). Sekarang sudah melampaui target tersebut, yaitu telah mencapai 38,6 juta kiloliter.

(4)

dengan kelompok resisten yang lebih banyak lagi. Atas dasar pertimbangan politis semacam itulah rencana pembatasan BBM bersubsidi itu terus mengalami tarik ulur.

Pada awal perencanaan, sempat muncul ide untuk membatasi penggunaan BBM bersubsidi itu pada sepeda motor karena jumlahnya paling banyak. Tapi kemudian ide tersebut diprotes dengan alasan dikriminatif terhadap golongan kecil, karena diyakini bahwa pengguna sepeda motor adalah cenderung menengah ke bawah. Lalu pemikiran pun bergeser pada mobil-mobil terbaru dan atau mobil yang CC-nya besar. Mobil terbaru dan ber-CC besar diasumsikan sebagai kendaraan yang hanya dapat dibeli oleh orang kaya, oleh karena itu pantas untuk dibatasi menggunakan BBM bersubsidi.

Secara logika, pembatasan penggunaan BBM bersubsidi untuk mobil terbaru dan ber-CC besar itu logis. Sebab hanya mereka dengan penghasilan minimum Rp. 10 juta per bulan saja yang bisa membelinya. Meskipun demikian, hal yang logis itu tidak secara otomatis mudah diimplementasikan di lapangan, karena adanya conlict of interest dari para pengambil kebijakan, yaitu akan mengenai diri para pengambil kebijakan, karena sebagian pemilik mobil terbaru dan ber-CC besar itu adalah milik para pengambil kebijakan. Apakah mungkin seseorang akan membuat kebijakan yang hasilnya memberatkan dirinya sendiri? Rasanya muskil. Inilah pangkal alotnya menerapkan kebijakan pembatasan BBM bersubsidi yang sebetulnya secara teknis dan ekonomis mudah diterapkan.

Secara teknis implementasi pembatasan BBM bersubsidi pada mobil terbaru dan ber-CC besar itu tidak ada kesulitan, karena petugas SPBU di lapangan pun akan dengan mudah mengenali apakah mobil yang akan mengisi BBM itu mobil baru/lama atau apakah mobil ber-CC kecil atau besar. Jadi kontrolnya cukup diserahkan kepada petugas SPBU di lapangan. Mereka tidak akan melakukan manipulasi atau kongkalingkong dengan pemilik mobil terbaru dan atau ber-CC tinggi karena itu menyangkut kelangsungan bisnis mereka. Bila mereka mengisikan BBM bersubsidi kepada mobil terbaru dan ber-CC besar, mereka tentu akan rugi sendiri karena harus nombok pada saat membayar kepada Pertamina. Jadi secara teknis, pengawasan di lapangannya pun tidak masalah; yang diperlukan sekarang adalah kemauan politik untuk mengimplementasikan rencana tersebut.

Perbaikan Angkutan Umum

Sebagai orang yang setia menggunakan angkutan umum, saya setuju dengan kebijakan pembatasan penggunaan BBM, baik bersubsidi maupun tidak bersubsidi dengan dua alasan: Pertama, cadangan BBM kita terbatas. Bila dihabiskan oleh generasi sekarang saja, maka kasihan generasi mendatang yang tidak mempunyai BBM sendiri dan terpaksa harus impor. Mereka harus membayar mahal untuk mendapatkan hal yang sama dengan yang kita nikmati sekarang. Ini menjadikan kita sebagai generasi yang kurang bijak.

Di negara mana pun, terlebih di negara-negara maju, harga BBM dan parkir kendaraan pribadi itu sangat tinggi. Bahkan di India –yang negaranya selevel dengan Indonesia—pun, harga BBM itu dua kali lipat dari harga BBM di Indonesia. Tujuannya agar orang hemat BBM, tidak menggunakannya secara boros seperti di Indonesia.

Kedua, penggunaan BBM yang berlebihan berdampak buruk terhadap polusi udara dan suara, yang kemudian menimbulkan penyakit ISPA (Inspeksi Saluran Pernafasan Akut). Juga turut mempercepat pemanasan global, baik di kota-kota besar maupun pedesaan. Padahal, Pemerintah sendiri mempunyai program menurunkan emisi gas buang, terutama yang ditimbulkan oleh kendaraan bermotor. Kebijakan penurunan gas buang itu hanya akan berhasil bila disertai dengan pembatasan penggunaan kendaraan bermotor, yang identik dengan pembatasan penggunaan BBM.

Menurut Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), realisasi konsumsi BBM bersubsidi diperkirakan telah mencapai 38,6 juta kiloliter (kl), dengan rincian premium 23,19 juta kl, minyak tanah 2,3 juta kl, dan solar 13 juta kl. Jumlah ini di atas kuota yang ditetapkan dalam APBNP 2010, di mana premium hanya dipatok 21,45 juta kl, sedangkan minyak tanah 3,8 juta kl, sedangkan solar 11,25 juta kl (Kompas, 31/8 2010). Secara nominal, kelebihan kuota tersebut telah memakan subsidi Rp. 10 triliun. Menurut penulis, jauh lebih bijak bila ada pembatasan penggunaan BBM bersubsidi dan kemudian dananya dialokasikan untuk pembangunan dan perbaikan angkutan umum.

(5)

BBM itu untuk investasi pembangunan dan perbaikan angkutan umum massal, tingkat kemanfaatannya akan berlangsung lama dan makin tahun subsidinya menurun karena yang diperlukan hanya subsidi untuk operasional saja. Sebagai contoh, bila subsidi dari kelebihan kuota sebesar Rp. 10 triliun itu dialihkan untuk membangun jalur bus (busway) dan pengadaan busnya, maka itu akan dapat dipakai untuk membangun di 20 kota dan masing-masing kota dapat membangun dua koridor busway. Atau bila sebagian dipakai untuk membeli gerbang kereta baru, itu akan dapat mengangkut penumpang lebih banyak lagi. Baik jalur bus (busway) maupun gerbang kereta memiliki tingkat kemanfaatan lama, dibandingkan untuk subsidi BBM.

Pengembangan dan perbaikan angkutan umum itu tidak hanya di kota-kota besar saja, tapi juga kota kecil dan pedesaan agar seluruh wilayah di Indonesia memiliki prasarana dan sarana angkutan umum yang aman, nyaman, dan terjangkau; sehingga memberikan alternatif bagi warga untuk melakukan mobilitas geografis secara lancar tanpa harus tergantung pada kendaraan pribadi yang boros BBM.

Kecuali perlunya penyediaan prasarana dan sarana angkutan umum massal, Pemerintah dan Pemerintah Daerah (Pemda) harus lebih peduli pada keberadaan jalur khusus non motor, baik itu untuk sepeda, becak, gerobak, maupun pejalan kaki. Kementrian dan Dinas Pekerjaan Umum (PU) perlu memiliki perspektif tentang pentingnya keberadaan jalur khusus non motor tersebut. Oleh sebab itu, kota-kota atau daerah-daerah yang memiliki jalur khusus non motor jangan dihilangkan hanya untuk memfasilitasi kendaraan bermotor saja. Keberadaan jalur tersebut tetap diperlukan agar tidak semua perjalanan dilaksanakan dengan kendaraan bermotor, tapi juga dapat dilakukan dengan kendaraan tidak bermotor yang tidak memakai BBM dan tidak berpolusi.

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, sudah jelas sekali bila BBM, baik bersubsidi maupun tidak bersubsidi harus dibatasi penggunaannya agar tidak boros dan menimbulkan dampak buruk bagi kita semua. Boros dalam pengertian penghamburan BBM untuk generasi sekarang saja dan penyedotan anggaran negara untuk subsidi BBM saja. Sedangkan berdampak buruk, baik untuk lingkungan maupun kesehatan.

Pemerintah mestinya tegas, bahwa kebijakan yang jelas rasional dan mudah dilaksanakan itu secepatnya dieksekusi, jangan ragu, maju-mundur terus hanya demi menjaga citra populis. Yang terpenting adalah menyediakan alternatif bagi masyarakat untuk melakukan mobilitas geografis secara lancar dengan menyediakan angkutan umum massal yang aman, nyaman, dan terjangkau; serta mengembangkan moda angkutan tidak bermotor. Oleh sebab itu, Pemerintah juga dituntut konsisten agar mengalihkan subsidi BBM itu untuk pembangunan dan perbaikan angkutan umum massal di kota-kota maupun pedesaan. Sejauh ada konsistensi kebijakan, maka tidak perlu dikhawatirkan bahwa masyarakat akan berdemontrasi menolak pembatasan BBM bersubsidi tersebut.

Pengalihan subsidi BBM untuk membangun infrastruktur dan sarana angkutan umum massal yang bagus akan diperoleh keuntungan ganda. Pertama, mengurangi kemacetan di kota-kota besar sehingga produktivitas warga naik. Kedua, secara otomatis mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Masyarakat akan berhitung cermat, bila naik kendaraan pribadi lebih mahal dan kurang nyaman, tentu lebih baik naik angkutan umum yang lebih murah, aman, dan nyaman. Untuk itulah tidak perlu ada tarik ulur dalam mengimplementasikan pembatasan penggunaan BBM bersubsidi.

BBM bersubsidi dikhususkan untuk angkutan umum (orang dan barang) saja serta industri agar harga barang-barang murah. Kekeliruan selama ini adalah harga BBM untuk industri tinggi, sehingga berdampak pada tingginya harga barang-barang yang harus dibeli masyarakat. Dengan membuat harga-harga dan tersedia angkutan umum yang murah pula, kesejahteraan masyarakat akan meningkat, sehingga pembatasan penggunaan BBM bersubsidi tidak akan mendapat perlawanan karena berdampak positip bagi kesejahteraan warga.

Kenaikan Harga BBM Bersubsidi, Pro Dan Kontra

(6)

ikut demo, pasrah, harga BBM tidak naik syukur, kalau BBM naik monggo kerso. Mereka juga sebenarnya berharap harga BBM tetap, karena dengan kenaikan BBM akan mengakibatkan tambahan pengeluaran mereka sehari-hari, tetapi tetap menerima.

Sudah jelas pemerintah dengan perangkatnya beserta jajarannya akan mendukung kenaikan harga BBM bersubsidi karena gaji mereka dibayar dari APBN dan mereka pula yang menerbitkan kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi untuk menyelamatkan APBN. Selama APBN aman, gaji mereka tetap aman. Namun bukan alasan itu yang menjadi dasar kebijakan kenaikan harga BBM. Kebijakan itu dikeluarkan setelah melalui kajian dan berbagai pertimbangan yang masak serta dengan memperhitungkan dampak positif dan negatifnya yang memang pada akhirnya kenaikan harga BBM lah yang dianggap paling tepat untuk dilakukan. Tujuannya bukan hanya untuk menyelamatkan APBN, tapi juga untuk menyelamatkan penyelenggaraan kegiatan negara lainnya seperti pelayanan kesehatan, pendidikan, sosial, ekonomi dan lainnya. Bahkan Kadin ikut menganjurkan agar pemerintah menaikkan harga BBM untuk memberikan kepastian bagi dunia usaha. Dari kalangan masyarakat yang setuju dengan kenaikan BBM antara lain diperoleh pendapat bahwa harga BBM wajar naik karena harga minyak mentah yang merupakan bahan pokoknya juga meningkat. Pendapat lain mengatakan harga BBM perlu naik agar masyarakat berhemat dan efisien dalam menggunakan BBM. Sementara seorang PNS mengatakan bahwa ia setuju harga BBM naik, karena mengurangi subsidi untuk BBM yang akan terbuang percuma, lebih baik dana subsidi digunakan untuk kesehatan atau pendidikan. Pendapat yang lebih ekstreem berpendapat bahwa sebaiknya subsidi sebaiknya dihapus, dananya dialihkan untuk BLT dan harga BBM disesuaikan dengan harga pasar.

Dari kalangan yang kontra atau tidak setuju terhadap kenaikan harga BBM, diantaranya adalah sebagian anggota DPR. Ada yang mengatakan bahwa kebijakan kenaikan harga BBM kurang tepat untuk saat ini, karena akan menambah beban rakyat yang sedang menghadapi berbagai tekanan ekonomi seperti kenaikan harga pangan. Beberapa alasan yang dikemukakan dari kalangan ibu rumah tangga, petani, mahasiswa, elite politik, LSM maupun kalangan masyarakat lainnya yang tidak setuju terhadap adanya kenaikan harga BBM bersubsidi antara lain : akan mengakibatkan efek berantai terhadap harga kebutuhan pokok rakyat, pemerintah terlalu terburu-buru menerbitkan kebijakan, pemerintah malas dan hanya mencari jalan pintas, akan mengakibatkan semakin meluasnya masalah kemiskinan, dapat memicu konflik sosial dalam masyarakat, memperparah masalah pengangguran, akan memicu kenaikan harga barang lainnya, biaya transportasi dan inflasi Kelompok masyarakat yang netral atau abstain terhadap kenaikan harga BBM punya alasan tersendiri. Mereka lebih banyak diam menunggu perkembangan dan tampaknya lebih mencari aman. Kelompok ini sebagian besar berasal dari warga kelas menengah dan warga keturunan serta sebagian masyarakat terpelajar baik kelas atas, menengah maupun bawah yang nrimo apapun kebijakan yang diambil pemerintah selama hak mereka tidak berkurang. Seorang PNS mengatakan bahwa kalau harga BBM naik kasihan para tukang ojek harus menambah biaya, namun kalau tidak naik APBN kita payah, jadi terserah pemerintah saja, katanya. Beberapa alasan lain yang dapat diperoleh dari kelompok yang abstain ini antara lain : ibarat buah simalakama, percuma ikut demo penolakan kenaikan BBM, toh akhirnya naik juga, serahkan kepada pemerintah, pemerintah yg lebih mengetahui situasinya, lebih senang kalau harga BBM tidak naik, tapi kalau pemerintah maunya naik mau bilang apa Diantara yang pro, kontra maupun yang abstain yang paling banyak dimuat beritanya adalah mereka yang menolak kenaikan BBM. Seperti misalnya berita tentang adanya aksi demo penolakan kenaikan BBM yang marak di berbagai daerah di Jawa, Sulawesi dan Sumatera dan tempat lainnya di Indonesia yang disiarkan berbagai media cetak dan elektronik serta internet. Padahal, yang setuju juga banyak, tapi beritanya tidak segencar berita aksi penolakan kenaikan harga BBM. Apalagi yang abstain, hampir tidak ada beritanya sama sekali. Hal ini wajar, karena mungkin di balik penyebaran berita aksi penolakan kenaikan harga BBM tersebut terdapat tujuan politis tertentu.

Terlepas dari ajang pro dan kontra, pemerintah telah memutuskan untuk menaikkan harga BBM bersubsidi dan memang demikian kenyataan yang harus dihadapi oleh negara dan masyarakat. Walaupun akan dirasakan berat dampaknya, namun kebijakan itulah yang saat ini dianggap pemerintah paling pas.

(7)

berpendapat bahwa kenaikan harga BBM adalah untuk menghemat anggaran negara dan juga akan meningkatkan fasilitas publik yang lebih baik daripada memulai pendidikan, transportasi, kesehatan, sosial dan ekonomi.

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan Hasil Evaluasi yang dilaksanakan oleh Unit Layanan Pengadaan (ULP) Pokja III Kabupaten Lamongan untuk pekerjaan Pengurugan Gedung BPPKB, maka

Ini dikarenakan translasi S-V jarang ditemui siswa, sehingga siswa kesulitan dalam mengubah soal yang disajikan dalam bentuk simbolik menjadi sebuah cerita yang

HUBUNGAN POLA ASUH DEMOKRATIS (AUTHORITATIVE PARENTING) DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA.. SISWA SMP NEGERI

Jika anda berhasil pada langkah sebelumnya, pada jendela browser anda akan tampak kolom-kolom kosong yang harus anda isi, sesuai dengan kebutuan buku tamu yang

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia yang teregistrasi pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) dan memenuhi persyaratan, sebagai berikut :. 1) Memiliki

Gejala stres kerja yang terjadi pada karyawan PT BPR Syari’ah Gebu Prima Medan yaitu gejala psikis seperti tidak mampu berkonsentrasi dalam menyelesaikan masalah atau

The research about comparing science virtual test and paper-based test to measure s tudents’ critical thinking based on living thing and environmental

Agama dan budaya lokal adalah bagian yang tak terpisahkan dalam praktiknya, agama mengajarkan shalat dengan ber- bagai syarat dan ketentuannya, namun dalam prakteknya