• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA: Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Kasemen Kecamatan Kasemen Kota Serang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA: Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Kasemen Kecamatan Kasemen Kota Serang."

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

Rahmatia Merdekawati, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri

Kasemen Kecamatan Kasemen Kota Serang)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan

Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh

Rahmatia Merdekawati

NIM 1004330

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SERANG

(2)

Rahmatia Merdekawati, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penerapan Pendekatan Whole

Language Dalam Pembelajaran

Sastra Di Sekolah Dasar Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Oleh

Rahmatia Merdekawati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Rahmatia Merdekawati 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Rahmatia Merdekawati, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(4)

Rahmatia Merdekawati, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

(5)

Rahmatia Merdekawati, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Abstrak

Rahmatia Merdekawati (1004330) “Penerapan Pendekatan Whole Language Dalam Pembelajaran Sastra Di Sekolah Dasar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Kelas IV SD Negeri Kasemen Kecamatan Kasemen Kota

Serang”

Penelitian ini dilatarbelakangi banyaknya siswa yang belum mampu dalam menyimak, menjawab pertanyaan tentang karya sastra, belum mampu menceritakan kembali karya sastra dengan bahasa sendiri, penguasaan isi sastra masih rendah.

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah : 1. Bagaimana aplikasi pendekatan Whole Language dalam pembelajaran sastra di Sekolah Dasar Negeri Kasemen Kelas IV? 2. Bagaimana hasil pembelajaran karya sastra dongeng di Sekolah Dasar Negeri Kasemen Kelas IV setelah menggunakan pendekatan Whole Language?.

Dan adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk memperoleh gambaran tentang aplikasi pendekatan Whole Language dalam pembelajaran sastra di Sekolah Dasar Negeri Kasemen Kelas IV 2. Untuk mengevaluasi hasil pembelajaran karya sastra dongeng di Sekolah Dasar Negeri Kasemen Kelas IV dengan menggunakan pendekatan Whole Language.

Subjek penelitiannya adalah kelas IV SD Negeri Kasemen yang berjumlah 40 siswa yang terdiri dari 19 orang laki-laki dan 21 orang perempuan. Penelitian ini mendapat dukungan dari kepala sekolah, dewan guru, serta orang tua siswa. Karena dengan penelitian ini berupaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran sastra dongeng.

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan pendidikan dengan melakukan perubahan ke arah perbaikan terhadap hasil pendidikan dan pembelajaran. Dalam penelitian tindakan kelas ini terdapat empat komponen didalamnya yaitu: perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui observasi dan tes.

Berdasarkan hasil tes pembelajaran sastra dongeng dengan menggunakan pendekatan whole language selalu mengalami peningkatan, adapun hasilnya sebagai berikut: pada pra siklus dengan nilai rata-rata 64,37, siklus I dengan nilai rata 66,37, siklus II dengan nilai rata 69,50, siklus III dengan nilai rata-rata 83,20. Sedangkan hasil observasi pada siklus I dengan nilai rata-rata-rata-rata 1,14, siklus II dengan nilai rata-rata 2,42, siklus III dengan nilai rata-rata 3,97.

(6)

Rahmatia Merdekawati, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Abstract

Rahmatia Merdekawati (1004330) "Application of Whole Language Approach In Learning Literature Primary Schools To Improve Student Results in Class IV Kasemen Elementary School District of Serang City Kasemen"

This research is motivated many students who have not been able to listen, answer questions about literature, has not been able to retell literature with its own language, literary mastery of the content is still low.

Formulation of the problem in this study were: 1. How the Whole Language approach in the application of learning in the literature Kasemen Elementary School Fourth Grade? 2. How learning outcomes literary fairy tale in Elementary School Fourth Grade Kasemen after using the Whole Language approach?.

And as for the purposes of this study are: 1. To obtain an overview of the application of Whole Language approach to teaching literature in Kasemen Elementary School Fourth Grade 2. To evaluate learning outcomes literary fairy tale in Elementary School Fourth Grade Kasemen using Whole Language approach.

Research subject is Kasemen Elementary School fourth grade who are 40 students consisting of 19 men and 21 women. This study received support from the principal, the board of teachers, students and parents. Due to this research seeks to improve learning outcomes of students in learning literary fairy tale.

The methodology used in this research is Classroom Action Research (CAR). Classroom Action Research is an activity to improve education by making changes in the direction of improvement of the education and learning outcomes. In action research, there are four components in it namely: planning, action, observation and reflection. The instruments used in this study is through observation and tests.

Based on the results of tests of learning literary fairy tale by using a whole language approach is always to increase, while the results are as follows: the pre-cycle with an average value of 64.37, the first pre-cycle with an average value of 66.37, the second cycle with the average value 69.50, the third cycle with an average value of 83.20. While the results of observations on the first cycle with an average value of 1.14, the second cycle with an average value of 2.42, the third cycle with an average value of 3.97.

(7)

iv

Rahmatia Merdekawati, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 4

C.Rumusan Masalah ... 4

D.Tujuan Penelitian ... 5

E.Manfaat Penelitian ... 5

F. Struktur Organisasi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Pendekatan Whole Language ... 7

1. Pengertian Pendekatan Whole Language ... 7

2. Landasan Pendekatan Pembelajaran Whole Language ... 8

3. Kurikulum Berdasarkan Model Whole Language ... 9

4. Ciri-ciri Kelas Whole Language ... 10

5. Peranan Guru dalam Kelas Whole Language ... 11

(8)

v

Rahmatia Merdekawati, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7. Sastra Anak-anak... 17

a. Pengertian Sastra Anak-anak ... 17

b. Dongeng ... 17

c. Kandungan Nilai Sastra Anak ... 18

d. Manfaat Sastra Anak-anak dalam Perkembangan Berbahasa 21

e. Prosedur Kegiatan Pembelajaran Sastra Dengan Menggunakan Pendekatan Whole Language ... 22

f. Penilaian Pembelajaran Sastra Dengan Menggunakan Pendekatan Whole Language ... 22

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Pelaksanaan Tindakan ... 58

1. Pra siklus ... 58

2. Siklus I ... 68

3. Siklus II ... 93

4. Siklus III ... 119

(9)

vi

Rahmatia Merdekawati, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C.Rekapitulasi Hasil Penelitian Dari Pra Siklus Sampai Siklus III152

D.Jawaban Hipotesis ... 153

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 154

B.Rekomendasi ... 155

DAFTAR PUSTAKA ... 156

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 157

(10)

vii

Rahmatia Merdekawati, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 1 Lembar Observasi Langkah-langkah Pembelajaran Sastra Dongeng

dengan Menggunakan Pendekatan Whole Language ... 33

Tabel 2 Lembar Tes Langkah-langkah Pembelajaran Sastra Dongeng dengan

Menggunakan Pendekatan Whole Language ... 49

Tabel 3Tes Hasil Belajar Pembelajaran Sastra Dongeng Dengan Menggunakan

Pendekatan Whole Language(Pra Siklus) ... 59

Tabel 4 Rekapitulasi Penilaian Pra Siklus ... 67

Tabel 5 Hasil Penilaian Kegiatan Observasi Siswa Pembelajaran Sastra Dongeng

Dengan Menggunakan Pendekatan Whole Language (Siklus I)77

Tabel 6Tes Hasil Belajar Pembelajaran Sastra Dongeng Dengan Menggunakan

Pendekatan Whole Language(Siklus I) ... 84

Tabel 7 Rekapitulasi Penilaian Siklus I ... 92

Tabel 8Hasil Penilaian Kegiatan Observasi Siswa Pembelajaran Sastra Dongeng

Dengan Menggunakan Pendekatan Whole Language (Siklus II) 103

Tabel 9 Tes Hasil Belajar Pembelajaran Sastra Dongeng Dengan Menggunakan

Pendekatan Whole Language(Siklus II)... 110

Tabel 10 Rekapitulasi Penilaian Siklus II ... 118

Tabel 11Hasil Penilaian Kegiatan Observasi Siswa Pembelajaran Sastra Dongeng

(11)

viii

Rahmatia Merdekawati, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 12Tes Hasil Belajar Pembelajaran Sastra Dongeng Dengan Menggunakan

Pendekatan Whole Language(Siklus III) ... 135

Tabel 13 Rekapitulasi Penilaian Siklus III ... 143

Tabel 14 Rekapitulasi Hasil Penelitian Dari Pra Siklus Sampai Siklus III 152

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Langkah-Langkah Penelitian Dengan Pendekatan Whole Language

Dalam Pembelajaran Sastra Dongeng ... 26

Gambar 2 Prosedur Pelaksanaan Tindakan Kelas Model Kemmis Dan Mc.

Taggart ... 31

Grafik 1 Hasil Observasi Siswa Dalam Pembelajaran Sastra Dongeng Dengan

Menggunakan Pendekatan Whole Language (Siklus I) ... 146

Grafik 2 Hasil Observasi Siswa Dalam Pembelajaran Sastra Dongeng Dengan

Menggunakan Pendekatan Whole Language (Siklus II) .... 148

Grafik 3 Hasil Observasi Siswa Dalam Pembelajaran Sastra Dongeng Dengan

Menggunakan Pendekatan Whole Language (Siklus III) .. 150

Grafik 5 Rekapitulasi Hasil Tes Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Sastra

(12)

ix

Rahmatia Merdekawati, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat permohonan izin melakukan penelitian

2. Surat keterangan telah melakukan penelitian

3. Lampiran siklus I

3.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

3.2 Contoh Sastra Dongeng

4. Lampiran siklus II

4.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

4.2 Contoh Sastra Dongeng

5. Lampiran siklus III

5.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

5.2 Contoh Sastra Dongeng

6. Foto-foto kegiatan penelitian tindakan kelas

6.1 Foto-foto kegiatan siklus I

6.2 Foto-foto kegiatan siklus II

(13)

1

Rahmatia Merdekawati, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sastra anak adalah sastra yang memfokuskan anak-anak sebagai

pengamat utama. Menurut Norton (dalam julnal pendidikan dasar 2004:38)

mengungkapkan pendapatnya bahwa “sastra anak-anak adalah sastra yang

mencerminkan perasaan dan pengalaman anak-anak yang dapat dilihat dan

dipahami melalui mata anak-anak (through the eyes of a child)”.

Menurut Resmini Novi, Djuanda D (2007:163) Sastra (dalam sastra anak-anak) adalah bentuk kreasi imajinatif dengan paparan bahasa tertentu yang menggambarkan dunia rekaan, menghadirkan pemahaman dan pengalaman tertentu, dan mengandung nilai estetika tertentu yang bisa dibuat oleh orang dewasa ataupun anak-anak.

Dalam sastra anak-anak tidak hanya diajarkan untuk mengapresiasi saja

tetapi juga dapat dijadikan sumber belajar keterampilan berbahasa

(menyimak, berbicara, membaca dan menulis) bagi siswa.Karya sastra

menuntut keterlibatan seluruh kemampuan berbahasa. Keterlibatan semua

aspek keterampilan bahasa tersebut menjadi bagian tidak terpisahkan dalam

proses pemaknaan karya sastra.

Dalam pembelajaran bahasa yang sesuai dengan pandangan whole

language diperlukan konteks dan pengalaman belajar bahasa yang sesuai

dengan otentik, karena sumber belajar (bahan ajar) yang tidak bertalian

langsung dengan konteks dan pengalaman anak tidak akan efektif dan tidak

memberdayakan siswa. Sastra anak-anak sebagai refleksi kehidupan nyata

yang kaya dengan permasalahan alami, latar, dan tokoh memungkinkan untuk

dijadikan sumber belajar bahasa Indonesia berwawasan whole laguage.

Semua prinsip yang diisyaratkan oleh pembelajaran whole language, bisa

(14)

2

Rahmatia Merdekawati, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendekatan Whole Language adalah pembelajaran bahasa yang berlatar

alami tidak dilakukan dengan pengkotak-kotakan keterampilan berbahasa.

Pembelajaran ini mengutamakan keutuhan, keterpaduan, kevariasian,

kebermaknaan, kerelevanan, disesuaikan dengan konteks . Setiap komponen

Whole Language di kelas harus melibatkan semua keterampilan dan unsur

bahasa dalam kegiatan pembelajaran.

Menyikapi permasalahan yang terjadi, bahwa anak-anak membutuhkan

sastra yang mencerminkan pengalaman dan perasaan anak-anak, yang

berfokus pada anak-anak, yang dapat dilihat dengan jelas oleh anak-anak dan

dapat mengembangkan keterampilan berbahasa pada anak. Banyak faktor

yang menyebabkan kurang berhasilnya pengajaran bahasa dan sastra

Indonesia, dan salah satu faktornya adalah guru. Kenyataannya, bahwa

pengajaran sastra belum ditetapkannya alokasi waktu untuk pengajaran

apresiasi sastra Indonesia sebagai mata ajar yang mandiri. Sampai kini sastra

diajarkan sebagai sambilan dalam mengajarkan bahasa Indonesia.

Di sekolah dasar, pembelajaran sastra dimaksudkan untuk meningkatkan

kemampuan siswa mengapresiasi karya sastra. Kegiatan mengapresiasi sastra

berkaitan dengan latihan mempertajam perasaan, penalaran, daya khayal,

serta kepekaan terhadap masyarakat, budaya dan lingkungan hidup.

Pengembangan kemampuan bersastra di sekolah dasar dilakukan dalam

berbagai jenis dan bentuk melalui kegiatan mendengarkan, berbicara,

membaca, dan menulis. Adapun bahan ajar tersebut dapat dicari pada

sumber-sumber yang relevan (Depdiknas, 2003).

Hal tersebut sejalan dengan pendapat Huck dkk (dalam Djuanda Dadan

dan Iswara P.D, 2009 : 377) bahwa pembelajaran sastra di SD harus memberi

pengalaman pada siswa yang akan berkontribusi pada empat tujuan yakni:

pencarian kesenangan pada buku, mengintepretasi bacaan sastra,

mengembangkan kesadaran sastra dan mengembangkan apreasiasi.

Untuk mencapai hal tersebut selayaknya para siswa diakrabkan pada

(15)

3

Rahmatia Merdekawati, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan gemar membaca. Harus diakui, program pengajaran apresiasi sastra

Indonesia yang dipadukan dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

masih kurang menarik bagi para siswa. Penyebab kurang menariknya

pelajaran apresiasi sastra Indonesia diantaranya cara mengajar yang tidak

memotivasi siswa, kurang akrabnya siswa dengan karya sastra. Hal itu

disebabkan kurang terbinanya pengajaran apresiasi sastra dengan baik.

Dalam pembelajaran bahasa atau sastra pada khususnya, siswa bukan

hanya dituntut memahami teori-teori sastra tetapi siswa lebih dituntut untuk

memiliki kemampuan dan mengapresiasi karya sastra. Untuk mewujudkan

tujuan pembelajaran, kehadiran buku-buku sastra yang mutlak harus

dipenuhi, agar siswa memiliki kesempatan untuk berakrab dengan karya

sastra.

Pemilihan sumber belajar yang bervariasi di SD sangat diperlukan, sebab

anak-anak usia SD memerlukan beragam sumber belajar. Mereka berada pada

tahapan perkembangan yang juga harus diantisipasi pada saat mereka belajar.

Misalnya, anak usia SD memiliki ketertarikan yang kuat terhadap apa saja

yang ditemui dalam lingkungannya. Apa yang langsung dialaminya

(didengar, dilihat, dirasakan) merupakan pengayaan kognitif yang

memperluas dan memperkuat akumulasi kognitif selanjutnya.

Sumber belajar bukan hanya buku paket (buku teks), karena seperti

diungkapkan Sudjana (dalam jurnal pendidikan dasar2004:37) “sumber

belajar adalah segala daya yang dapat dimanfaatkan guna memberikan

kemudahan kepada seseorang dalam belajarnya.” Sumber belajar dapat

dipilah menjadi dua bagian: (1) resources by design yaitu sumber belajar

yang dirancang, dan resources by utility, yaitu sumber belajar yang tidak

dirancang khusus tetapi dapat dimanfaatkan untuk memberikan kemudahan

dalam belajar mengajar.

Sementara itu, hasil observasi secara empirik di lapangan juga

menunjukkan pembelajaran sastra di SD berada pada tingkat yang rendah,

(16)

4

Rahmatia Merdekawati, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menceritakan kembali karya sastra dengan bahasa sendiri belum mampu,

penguasaan isi sastra masih rendah. Berkenaan dengan hal tersebut peneliti

merasa perlu adanya kajian mengenai pembelajaran sastra di SD Negeri

Kasemen. Pentingnya penelitian ini karena bermanfaat bagi siswa dalam

menghasilkan responsi-responsi intelektual dan emosional dimana anak akan

merasakan dan menghayati peran tokoh dan konflik yang ditimbulkannya.

Berdasarkan pengalaman penulis di kelas dan hasil observasi yang

dilaksanakan oleh penulis, dalam kegiatan belajar mengajar bahasa Indonesia,

peneliti terinspirasi untuk meningkatkan pembelajaran bahasa Indonesia

dengan mengadakan penelitian tindakan kelas, kemudian mengungkapkannya

dalam sebuah skripsi dengan judul: “Penerapan Pendekatan Whole

Language Dalam Pembelajaran Sastra Di Sekolah Dasar Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IVDi SD Negeri Kasemen Kecamatan Kasemen Kota Serang”.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Adapun masalah yang peneliti temui di Sekolah Dasar Negeri Kasemen

Kelas IV tentang pembelajaran sastra terutama karya sastra dongeng adalah

sebagai berikut:

1. Siswa belum mampu menyimak karya sastra dongeng yang dibacakan oleh

guru

2. Siswa belum mampu menjawab pertanyaan tentang karya sastra dongeng

3. Siswa belum mampu menceritakan kembali dengan bahasa sendiri

4. Penguasaan isi cerita dongeng masih kurang

C. RUMUSAN MASALAH

Pada langkah awal penelitian ini, penulis merumuskan beberapa

permasalahan yang sekiranya relevan dengan judul penelitian, dan sebagai

landasan dalam kegiatan penelitian terhadap masalah yang mencakup dalam

judul, perlu dirumuskan terlebih dahulu rumusan masalahnya agar terlihat

(17)

5

Rahmatia Merdekawati, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan bertitik tolak dari pernyataan tersebut, penulis mencoba

mengemukakan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana aplikasi pendekatan Whole Language dalam pembelajaran

sastra di Sekolah Dasar Negeri Kasemen Kelas IV?

2. Bagaimana hasil pembelajaran karya sastra dongeng di Sekolah Dasar

Negeri Kasemen Kelas IV setelah menggunakan pendekatan Whole

Language?

D. TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini yaitu:

1. Untuk memperoleh gambaran tentang aplikasi pendekatan Whole

Language dalam pembelajaran sastra di Sekolah Dasar Negeri Kasemen

Kelas IV?

2. Untuk mengevaluasi hasil pembelajaran karya sastra dongeng di Sekolah

Dasar Negeri Kasemen Kelas IV dengan menggunakan pendekatan Whole

Language

E. MANFAAT HASIL PENELITIAN

Penelitian ini berguna bagi berbagai pihak antara lain:

1. Bagi Peneliti:

a. Meningkatkan wawasan tentang penelitian tindakan kelas

b. Menambah pengalaman dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas

c. Menemukan suatu rancangan PTK yang tepat dan efektif dalam

pemecahan masalah yang dihadapi dalam pembelajaran

d. Memperoleh masukan dari hasil PTK sebagai bahan untuk

diaplikasikan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

e. Sebagai syarat untuk menyelesaikan studi program S1 PGSD UPI

Kampus Serang

2. Bagi Guru:

a. Menambah wawasan dan pengalaman tentang pembelajaran sastra

(18)

6

Rahmatia Merdekawati, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Meningkatkan kemampuan belajar mengajar pada pembelajaran sastra

menggunakan pendekatan Whole Language

3. Bagi Siswa:

a. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV pada konsep bersastra

melalui pendekatan Whole Language

b. Meningkatkan kreatifitas dan kemampuan untuk memecahkan masalah

tentang bersastra siswa kelas IV

c. Mampu menerapkan apresiasi sastra dalam kehidupan sehari-hari

F. STRUKTUR ORGANISASI

Berikut adalah rincian urutan penulisan dari BAB I sampai BAB V yaitu:

1. BAB I berisikan latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi.

2. BAB IIberisikan kajian pustaka, kajian hasil temuan penelitian terdahulu,

kerangka pemikiran, hipotesis penelitian.

3. BAB IIIberisikan rincian tentang metode penelitian yang digunakan.

Termasuk beberapa komponen yang lainnya yaitu: lokasi dan subjek

populasi/sampel penelitian, desain penelitian dan justifikasi dari pemilihan

desain penelitian, metode penelitian dan justifikasi penggunaan metode

penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses

pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan alasannya dan

analisis data.

4. BAB IV berisikan tentang pengolahan atau analisis data untuk

menghassilkan temuan berkaitan dengan masalah, pertanyaan, hipotesis,

tujuan penelitian.

5. BAB V berisikan tentang simpulan dan saran, daftar pustaka dan

(19)

28

Rahmatia Merdekawati, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Subyek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD

Negeri Kasemen Kecamatan Kasemen Kota Serang. Lokasi penelitian

didasarkan pada permasalahan yang peneliti temukan di lapangan sewaktu

proses pembelajaran berlangsung, pada tahap awal kegiatan yaitu melalui

observasi. Alasan peneliti memilih SD Negeri Kasemen adalah karena

lokasinya strategis dengan tempat tinggal peneliti.

2. Subyek Penelitian

Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah kegiatan guru dalam

mengembangkan pembelajaran sastra dengan menggunakan pendekatan

whole language dalam proses belajar mengajar bahasa Indonesia.

Kegiatan ini perlu dilakukan karena keberhasilan suatu kegiatan belajar

mengajar ditentukan oleh guru, dimana guru berperan sebagai

transformator yang memberikan ilmu pengetahuan siswa, kegagalan

dalam proses belajar tidak sepenuhnya adalah kesalahan siswa. Hal

tersebut bisa dikarenakan guru belum mampu menggunakan metode

pembelajaran ataupun kurang menguasai materi yang diajarkan.

Sedangkan yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas IV SD

Negeri Kasemen Kecamatan Kasemen Kota Serang yang berjumlah 40

orang yang terdiri dari 19 orang laki-laki dan 21 orang perempuan.

Peneliti menganggap siswa kelas IV di SD Negeri Kasemen masih

kesulitan dalam belajar sastra terutama sastra dongeng, sesuai dengan

observasi yang peneiliti lakukan di lapangan.

B. Desain Penelitian

Penelitian tindakan sebagai bentuk penelitian praktis mengacu kepada apa

(20)

29

Rahmatia Merdekawati, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tanggung jawabnya, menurut Kemmis dan Mc Taggart (1988) penelitian

tindakan diartikan sebagai bentuk refleksi diri secara kolektif yang

melibatkan pasrtisipan dalam suatu situasi sosial untuk mengembangkan

rasionalisasi dan justifikasi dari praktis pendidikan. Kelompok partisipan

dapat berupa guru, murid, kepala sekolah dan anggota masyarakat.

Pendekatan ini dilandasi oleh kolaborasi semua anggota dalam melakukan

dan menilai secara kritis penelitian tindakan.

Menurut Mc Niff (dalam Arikunto dkk 2012:106) menegaskan bahwa

dasar utama bagi dilaksanakannya penelitian tindakan kelas adalah untuk

perbaikan. Dalam arti perbaikan disini memiliki konteks dengan proses

pembelajaran.

Pada proses penelitian tindakan kelas yang dipilih dalam penggunaan

pendekatan whole language untuk mengatasi kesulitan siswa dalam

pembelajaran sastra adalah model Kemmis dan Mc Taggart menyatakan

bahwa penelitian tindakan adalah suatu pendekatan yang dilakukan sendiri

oleh pelaksanaan, dalam hal ini guru, untuk memperbaiki pengajaran dengan

cara melakukan perubahan-perubahan dan mempelajari akibat-akibat dari

perubahan itu.

Alasan menggunakan metode Kemmis dan Mc Taggart adalah dengan

dilaksanakan PTK peneliti beharap dapat memecahkan masalah yang peneliti

temukan di SD Negeri Kasemen dan sekaligus dapat meningkatkan hasil

belajar siswa dalam pembelajaran sastra dengan mennggunakan pendekatan

whole language.

C. Metode Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan

pendidikan dengan melakukan perubahan ke arah perbaikan terhadap hasil

pendidikan dan pembelajaran.

Menurut Mc Niff (dalam Arikunto dkk, 2012: 102) dalam bukunya yang

berjudul Action Research Principles and Practice memandang PTK sebagai

(21)

30

Rahmatia Merdekawati, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kurikulum, pengembangan sekolah, meningkatkan prestasi belajar,

mengembangkan keahlian mengajar, dan sebagainya.

Menurut Arikunto (2012:58) menjelaskan PTK adalah penelitian yang

dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu

praktik pembelajaran.

Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di

kelas dalam meningkatkan hasil belajar siswa ke arah yang lebih baik.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model Kemmis dan Mc

Taggart (dalam Yusnandar E, Saabighoot Y.A 2013: 24) model ini terdapat

empat komponen, yaitu:

1. Rencana

Rencana tindakan apa yang dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan,

atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi.

2. Tindakan

Apa yang dilakukan oleh guru atau penelitian sebagai upaya perbaikan,

peningkatan atau perubahan yang diinginkan.

3. Observasi

Mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau

dikenakan terhadap siswa.

4. Refleksi

Penelitian mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau

dampak dari tindakan dari berbagai kriteria. Berdasarkan hasil penelitian

ini, peneliti bersama-sama guru dapat melakukan revisi perbaikan terhadap

(22)

31

Rahmatia Merdekawati, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bagan 3.1 Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Model Kemmis dan Mc Taggart

Siklus I

Siklus II

Permasalahan

Permasalahan baru hasil

Apabila

permasalahan belum terselesaikan

Perencanaan tindakan I

Pelaksanaan tindakan I

Refleksi I Pengamatan/pengumpulan

data I

Perencanaan tindakan II

Pelaksanaan tindakan II

Pengamatan/pengumpulan data II

Refleksi II

(23)

32

Rahmatia Merdekawati, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Definisi Operasional

Untuk memberi keselarasan agar tidak terdapat kesalahpahaman dalam

menafsirkan judul penelitian serta memberikan arah yang jelas dalam proses

penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa istilah sebagai berikut:

1. Pendekatan Whole Language adalah pembelajaran bahasa yang berlatar

alami tidak dilakukan dengan pengkotak-kotakan keterampilan berbahasa.

Pembelajaran ini mengutamakan keutuhan, keterpaduan, kevariasian,

kebermaknaan, kerelevanan, disesuaikan dengan konteks .

Menurut Goodman (dalam jurnal pendidikan dasar 2004:37) Whole

Language adalah suatu teori profesional, suatu teori yang eksplisit dan

praktik. Karena whole language juga dikembangkan berdasarkan

pengalaman-pengalaman praktis guru-guru.

2. Sastra berasal dari bahasa sansakerta yang dibentuk dari akar kata sas yang

artinya mengajarkan, atau memberi petunjuk. Kata sas kemudian ditambah

dengan kata tra yang berarti alat atau sarana. Bila diartikan secara bebas,

maka kata sastra berarti alat atau sarana untuk memberi petunjuk.

Secara harfiah kata sastra berarti huruf, tulisan, atau karangan. Segala

tulisan atau karangan. Segala tulisan atau karangan biasanya terbentuk

buku, maka kata sastra dapat juga diartikan sebagai buku.

Kata sastra yang berarti pustaka atau tulisan dengan kata-kata sastra,

kitab, schriftum, literatur, dan literature. Sementara itu kata sastra yang

berarti karya kreatif sejajar dengan kata-kata sastra, adab, dichtung,

letterkunde, belles lettres. Dengan demikian karya sastra adalah kata

sastra yang berarti karya kreatif manusia.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah sarana berupa tes dan sebagainya untuk mengumpulkan

data sebagai bahan pengolahan. Instrumen dalam penelitian ini dengan

menggunakan pendekatan whole language dalam mengatasi kesulitan siswa

(24)

33

Rahmatia Merdekawati, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Observasi

Observasi adalah kegiatan yang dilakukan peneliti terhadap siswa di

kelas untuk mendapatkan informasi selama kegiatan belajar mengajar di

kelas.

Observasi dilakukan oleh peneliti terhadap siswa untuk memperoleh data

tentang kemampuan siswa terhadap pembelajaran sastra terutama sastra

dongeng dengan menggunakan pendekatan whole language. Dan untuk

memperoleh data tentang kemampuan siswa selama proses belajar

mengajar.

Tabel 3.1 Lembar Observasi

Langkah-langkah Pembelajaran Sastra Dongeng Dengan Menggunakan Pendekatan Whole Language

 Mampu menyebutkan watak dalam cerita

 Mampu menyebutkan plot/alur

(25)

34

Rahmatia Merdekawati, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Mampu menyampaikan amanat

B : Kemampuan berbicara

 Mampu melafalkan dan intonasi dengan baik

 Mampu menggunakan susunan kalimat dengan tepat

 Mampu menggunakan pilihan kata dengan tepat

 Mampu menulis cerita sesuai gagasan dengan cerita

C : Kemampuan membaca

 Mampu melafalkan dan intonasi dengan baik

 Mampu membaca dengan nyaring

 Mampu membaca dengan lancar

 Mampu menggunakan EYD dengan tepat

D : Kemampuan menulis

 Mampu menulis topik/tema dengan sesuai

 Mampu menyusun paragraf dengan baik

 Mampu menggunakan EYD dengan tepat

 Mampu menulis dengan rapi

Keterangan aspek penilaian :

1) Kemampuan menyimak

Sangat baik : 4(jika siswa mampu menyebutkan tokoh, mampu

menyebutkan watak dalam cerita, mampu

menyebutkan plot/alur, mampu menyebutkan

setting/latar, dan mampu menyampaikan amanat

dengan baik)

Baik : 3 (jika siswa mampu menyebutkan tokoh, mampu

(26)

35

Rahmatia Merdekawati, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menyebutkanplot/alur, mampu menyebutkan

setting/latar, tetapi belum mampu menyampaikan

amanat dengan baik)

Cukup : 2 ( jika siswa mampu menyebutkan tokoh, mampu

menyebutkan watak dalam cerita, mampu

menyebutkan plot/alur tetapi belum mampu

menyebutkan setting/latar dan belum mampu

menyampaikan amanat dengan baik)

Kurang : 1 (jika siswa mampu menyebutkan tokoh tetapi

belum mampu menyebutkan watak dalam cerita,

belum mampu menyebutkan plot/alur, belum

mampu menyebutkan setting/latar, belum mampu

menyampaikan amanat dengan baik)

2) Kemampuan berbicara

Sangat baik : 4 (jika siswa mampu melafalkan dan intonasi

dengan baik, mampu menggunakan susunan kalimat

dengan tepat, mampu menggunakan pilihan kata

dengan tepat, mampu menulis cerita sesuai gagasan

dengan cerita)

Baik : 3 (jika siswa mampu melafalkan dan intonasi

dengan baik, mampu menggunakan susunan kalimat

dengan tepat, mampu menggunakan pilihan kata

dengan tepat tetapi belum mampu menulis sesuai

gagasan dengan cerita)

Cukup : 2 (jika siswa mampu melafalkan dan intonasi

dengan baik, mampu menggunakan susunan kalimat

(27)

36

Rahmatia Merdekawati, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pilihan kata dengan tepat, belum mampu menulis

sesuai gagasan dengan cerita)

Kurang : 1 (jika siswa mampu melafalkan dan intonasi

dengan baik tetapi belum mampu menggunakan

susunan kalimat dengan tepat, belum mampu

menggunakan pilihan kata dengan tepat, belum

mampu menulis sesuai gagasan dengan cerita)

3) Kemampuan membaca

mampu menggunakan EYD dengan tepat)

Cukup : 2 (jika siswa mampu melafalkan dan intonasi

dengan baik, mampu membaca dengan nyaring

tetapi belummampu membaca dengan lancar dan

belum mampu menggunakan EYD dengan tepat)

Kurang : 1 (jika siswa mampu melafalkan dan intonasi

dengan baik tetapi belum mampu membaca dengan

nyaring, belum mampu membaca dengan lancar,

belum mampu menggunakan EYD dengan tepat)

4) Kemampuan menulis

Sangat baik : 4 (jika siswa mampu menulis topik/tema dengan

sesuai, mampu menyusun paragraf dengan baik,

mampu menggunakan EYD dengan tepat, mampu

(28)

37

Rahmatia Merdekawati, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Baik : 3 (jika siswa mampu menulis topik/tema dengan

sesuai, mampu menyusun paragraf dengan baik,

mampu menggunakan EYD dengan tepat tetapi

belum mampu menulis dengan rapi)

Cukup : 2 (jika siswa mampu menulis topik/tema dengan

sesuai, mampu menyusun paragraf dengan baik

tetapi belum mampu menggunakan EYD dengan

tepat dan belum mampu menulis dengan rapi)

Kurang : 1 (jika siswa mampu menulis topik/tema dengan

sesuai tetapi belum mampu menyusun paragraf

dengan baik, belum mampu menggunakan EYD

dengan tepat dan belum mampu menulis dengan

rapi)

2. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan guru

kepada siswa untuk mengukur kemampuan siswa dalam belajar. Instrumen

yang digunakan dalam dalam tes ini adalah instrumen perfomance dan tes

portofolio. Penilaian ini berupa tindakan atau penampilan siswa dan tugas

yang diberikan tes tulis.

a. Kisi-kisi tes

1) Standar Kompetensi

Mampu mengapresiasikan ragam sastra anak melalui kegiatan

mendengarkan dongeng/cerita rakyat, mendengarkan pembacaan

pantun, membaca dongeng/cerita rakyat, memerankan penggalan

drama, menulis cerita rekaan, dan membuat pantun sederhana.

2) Kompetensi Dasar

a) Menceritakan kembali isi dongeng

b) Membaca dongeng atau cerita rakyat kemudian menjelaskan

(29)

38

Rahmatia Merdekawati, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3) Indikator

a) Kemampuan menyimak

(1)Mampu menyebutkan tokoh dalam dongeng

(2)Mampu menyebutkan watak dalam dongeng

(3)Mampu menyebutkan plot/alur

(4)Mampu menyebutkan setting/latar

(5)Mampu menyampaikan amanat

b) Kemampuan berbicara

(1)Mampu melafalkan dan intonasi dengan baik

(2)Mampu menggunakan susunan kalimat dengan tepat

(3)Mampu menggunakan pilihan kata dengan tepat

(4)Mampu menulis sesuai gagasan dengan cerita

c) Kemampuan membaca

(1)Mampu melafalkan dan intonasi dengan baik

(2)Mampu membaca dengan nyaring

(3)Mampu membaca dengan lancar

(4)Mampu menggunakan EYD dengan tepat

d) Kemampuan menulis

(1)Mampu menulis topik/tema dengan sesuai

(2)Mampu menyusun paragraf dengan baik

(3)Mampu menggunakan EYD dengan tepat

(4)Mampu menulis dengan rapi

4) Tujuan Pembelajaran

a) Kemampuan menyimak

(1)Siswa mampu menyebutkan tokoh dalam dongeng

(2)Siswa mampu menyebutkan watak dalam dongeng

(3)Siswa mampu menyebutkan plot/alur

(4)Siswa mampu mentebutkan setting/alur

(5)Siswa mampu menyampaikan amanat

b) Kemampuan berbicara

(30)

39

Rahmatia Merdekawati, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(2)Siswa mampu menggunakan susunan kalimat dengan tepat

(3)Siswa mampu menggunakan pilihan kata dengan tepat

(4)Siswa mampu menyesuaikan gagasan dengan cerita

c) Kemampuan membaca

(1)Siswa mampu melafalkan dan intonasi dengan baik

(2)Siswa mampu membaca dengan nyaring

(3)Siswa mampu membaca dengan lancar

(4)Siswa mampu membaca menggunakan EYD dengan tepat

d) Kemampuan menulis

(1)Siswa mampu menyesuiakan dengan topik/tema

(2)Siswa mampu menyesuaikan keterkaitan antar paragraf

(3)Siswa mampu menggunakan EYD dengan tepat

(31)

40

Rahmatia Merdekawati, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Aspek penilaian

1) Kemampuan menyimak

 Mampu menyebutkan tokoh

 Mampu menyebutkan watak dalam cerita

 Mampu menyebutkan plot/alur

 Mampu menyebutkan setting/latar

 Mampu menyampaikan amanat

No Aspek yang dinilai Nilai Keterangan

Menyimak

1 Mampu menyebutkan

tokoh 5

2 Mampu menyebutkan

watak 5

3 Mampu menyebutkan

plot/alur 5

4 Mampu menyebutkan

setting/latar 5

5 Mampu menyampaikan

amanat 5

Jumlah 25

Skor penilaian : Skor yang diperoleh X 100

Skor maksimal

Keterangan aspek penilaian (mampu menyebutkan tokoh)

Sangat baik : 5 (jika siswa dapat menyebutkan seluruh tokoh dalam

(32)

41

Rahmatia Merdekawati, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Baik : 4 (jika siswa kurang menyebutkan satu tokoh dari seluruh

tokoh dalam cerita)

Cukup : 3 (jika siswa kurang menyebutkan dua tokoh dari seluruh

tokoh dalam cerita)

Kurang : 2 (jika siswa kurang menyebutkan tiga tokoh dari seluruh

tokoh dalam cerita)

Kurang sekali : 1 (jika siswa tidak mampu menyebutkan sama sekali tokoh

dalam cerita)

Keterangan aspek penilaian (mampu menyebutkan watak)

Sangat baik : 5 (jika siswa mampu menyebutkan semua watak dalam

cerita)

Baik : 4 (jika siswa kurang menyebutkan satu watak dari seluruh

watak dalam cerita)

Cukup : 3 (jika siswa kurang menyebutkan dua watak dari seluruh

watak dalam cerita

Kurang : 2 (jika siswa kurang menyebutkan tiga watak dari seluruh

watak dalam cerita)

Kurang sekali : 1 (jika siswa tidak mampu menyebutkan sama sekali

watak dalam cerita)

Keterangan aspek penialain (mampu menyebutkan plot/alur)

Sangat baik : 5 (jika siswa mampu menyebutkan plot/alur sangat sesuai

dengan cerita)

Baik : 4 (jika siswa mampu menyebutkan plot/alur sesuai dengan

(33)

42

Rahmatia Merdekawati, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Cukup : 3 (jika siswa mampu menyebutkan plot/alur cukup sesuai

dengan cerita)

Kurang : 2 (jika siswa kurang mampu menyebutkan plot/alur dan

kurang sesuai dengan cerita)

Sangat kurang : 1 (jika siswa tidak mampu menyebutkan plot/alur sama

sekali)

Keterangan aspek penialain (mampu menyebutkan setting/latar)

Sangat baik : 5 (jika siswa mampu menyebutkan setting/latar sangat

sesuai dengan cerita)

Baik : 4 (jika siswa mampu menyebutkan setting/latar sesuai

dengan cerita)

Cukup : 3 (jika siswa mampu menyebutkan setting/latar cukup

sesuai dengan cerita)

Kurang : 2 (jika siswa kurang mampu menyebutkan setting/latar

dan kurang sesuai dengan cerita)

Sangat kurang : 1 (jika siswa tidak mampu menyebutkan setting/latar sama

sekali)

Keterangan aspek penilaian (mampu menyampaikan amanat)

Sangat baik : 5 (jika siswa mampu menyampaikan amanat sangat sesuai

dengan cerita)

Baik : 4 (jika siswa mampu menyampaikan amanat sesuai

dengan cerita)

Cukup : 3 (jika siswa mampu menyampaikan amanat cukup sesuai

(34)

43

Rahmatia Merdekawati, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kurang : 2 (jika siswa kurang mampu menyampaikan amanat dan

kurang sesuai dengan cerita)

Sangat kurang : 1 (jika siswa tidak mampu menyampaikan amanat sama

sekali)

2) Kemampuan berbicara

 Mampu melafalkan dan intonasi dengan baik

 Mampu menggunakan susunan kalimat dengan tepat

 Mampu menggunakan pilihan kata dengan tepat

 Mampu menulis cerita sesuai gagasan dengan cerita 

Aspek yang dinilai

Nilai Keterangan

Berbicara

1 Mampu melafalkan dan

intonasi dengan baik 5

2 Mampu menggunakan

susunan kalimat dengan

tepat 5

3 Mampu menggunakan

pilihan kata dengan

tepat 5

4 Mampu menulis cerita

sesuai gagasan dengan

cerita 5

Jumlah 20

(35)

44

Rahmatia Merdekawati, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Skor maksimal

Keterangan aspek penilaian (mampu melafalkan dan intonasi dengan baik)

Sangat baik : 5 (jika siswa mampu melafalkan dan intonasi sangat baik

dan sesuai

Baik : 4 (jika siswa mampu melafalkan dan intonasi dengan baik

dan sesuai)

Cukup : 3 (jika siswa mampu melafalkan dan intonasi cukup

sesuai)

Kurang : 2 (jika siswa kurang mampu melafalkan dan intonasi

dengan sesuai)

Sangat kurang : 1 (jika siswa tidak mampu sama sekali melafalkan dan

intonasi dengan sesuai)

Keterangan aspek penilaian (mampu menggunakan susunan kalimat

dengan tepat)

Sangat baik : 5 (jika siswa mampu menggunakan susunan kalimat

sangat baik dan tepat)

Baik : 4 (jika siswa mampu menggunakan susunan kalimat

dengan baik dan tepat)

Cukup : 3 (jika siswa mampu menggunakan susuna kalimat dengan

cukup dan cukup tepat)

Kurang : 2 (jika siswa kurang mampu menggunakan susunan

(36)

45

Rahmatia Merdekawati, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sangat kurang : 1 (jika siswa tidak mampu sama sekali menggunakan

susunan kalimat dengan tepat)

Keterangan aspek penilaian (mampu menggunakan pilihan kata dengan

tepat)

Sangat baik : 5 (jika siswa mampu menggunakan pilihan kata sangat

baik dan tepat)

Baik : 4 (jika siswa mampu menggunakan pilihan kata dengan

baik dan tepat)

Cukup : 3 (jika siswa cukup mampu menggunakan pilihan kata dan

cukup tepat)

Kurang : 2 (jika siswa kurang mampu menggunakan pilihan kata

dan kurang tepat)

Sangat kurang : 1 (jika siswa tidak mampu sama sekali menggunakan

pilihan kata dengan tepat)

Keterangan aspek penilaian (mampu menulis cerita sesuai gagasan dengan

cerita)

Sangat baik : 5 (jika siswa mampu menulis cerita sangat baik dan sesuai

dengan gagasan dengan cerita)

Baik : 4 (jika siswa mampu menulis cerita dengan baik dan

sesuai dengan gagasan dengan cerita)

Cukup : 3 (jika siswa cukup mampu menulis cerita dan cukup

(37)

46

Rahmatia Merdekawati, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kurang : 2 (jika siswa kurang mampu menulis ceita dan kurang

sesuai dengan gagasan dengan cerita)

Sangat kurang : 1 (jika siswa tidak mampu sama sekali menulis cerita dan

tidak sesuai dengan gagasan dalam cerita)

3) Kemampuan membaca

 Mampu melafalkan dan intonasi dengan baik

 Mampu membaca dengan nyaring

 Mampu membaca dengan nyaring

 Mampu menggunakan EYD dengan tepat

No Aspek yang dinilai Nilai Keterangan

Membaca

1 Mampu melafalkan dan

intonasi dengan baik 5

2 Mampu membaca

dengan nyaring 5

3 Mampu membaca

dengan nyaring 5

4 Mampu menggunakan

EYD dengan tepat 5

Jumlah 20

Skor penilaian : Skor yang diperoleh X 100

(38)

47

Rahmatia Merdekawati, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan aspek penilaian (mampu melafalkan dan intonasi dengan baik)

Sangat baik : 5 (jika siswa mampu melafalkan dan intonasi sangat baik

dan sesuai

Baik : 4 (jika siswa mampu melafalkan dan intonasi dengan baik

dan sesuai)

Cukup : 3 (jika siswa mampu melafalkan dan intonasi cukup

sesuai)

Kurang : 2 (jika siswa kurang mampu melafalkan dan intonasi

dengan sesuai)

Sangat kurang : 1 (jika siswa tidak mampu sama sekali melafalkan dan

intonasi dengan sesuai)

4) Kemampuan menulis

 Mampu menulis topik/tema dengan sesuai

 Mampu menyusun paragraf dengan baik

 Mampu menggunakan EYD dengan tepat

 Mampu menulis dengan rapi

No Aspek yang dinilai Nilai Keterangan

Menulis

1 Mampu menulis topik/tema

dengan sesuai 5

2 Mampu menyusun paragraf

dengan baik 5

3 Mampu menggunakan EYD

(39)

48

Rahmatia Merdekawati, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4 Mampu menulis dengan rapi

5

Jumlah 20

Skor penilaian : Skor yang diperoleh X 100

Skor maksimal

Keterangan aspek penilaian (mampu menulis topik/tema dengan sesuai)

Sangat baik : 5 (jika siswa mampu menulis topik/tema sangat baik dan

sesuai)

Baik : 4 (jika siswa mampu menulis topik/tema dengan baik dan

sesuai)

Cukup : 3 (jika siswa cukup mampu menulis topik/tema dan cukup

sesuai)

Kurang : 2 (jika siswa kurang mampu menulis topik/tema dan

kurang sesuai)

Sangat kurang : 1 (jika siswa tidak mampu sama sekali menulis topik/tema

dengan sesuai

c. Pedoman penilaian

No Aspek yang dinilai Nilai Keterangan

1 Menyimak 25

2 Berbicara 20

3 Menulis 20

4 Membaca 20

(40)

49

Rahmatia Merdekawati, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Skor penilaian : Skor yang diperoleh X 100

Skor maksimal

Rata-rata kelas : Jumlah nilai keseluruhan

Jumlah siswa

Tabel 3.2 Lembar Tes

Langkah-langkah Pembelajaran Sastra Dongeng Dengan Menggunakan Pendekatan Whole Language

No Aspek yang dinilai Nilai Keterangan

Jumlah Rata-rata

F. Prosedur Penelitian 1. Pra siklus

Kegiatan pra siklus adalah kegiatan awal yang dilakukan untuk

mengetahui kegiatan belajar mengajar di kelas. Kegiatan pra siklus

dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengetahui gambaran tentang kegiatan

belajar mengajar oleh guru terhadap siswa di dalam kelas, sebelum

(41)

50

Rahmatia Merdekawati, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemudian peneliti melakukan tanya jawab kepada guru tentang

permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan belajar mengajar di dalam

kelas dan pemantauan yang peneliti lakukan sesuai tujuan penelitian.

b. Refleksi

Refleksi ini dimaksudkan untuk mempertimbangkan atas hasil

observasi yang dilakukan dan permasalahan yang terjadi di lapangan

kemudian dilakukan evaluasi dan didiskusikan dengan guru kelas untuk

melakukan revisi perencanaan tindakan selanjutnya.

2. Siklus I

a. Perencanaan

Membuat rencana pembelajaran sastra dengan menggunakan

pendekatan whole language,membuat perencanaan pembelajaran

untuk siklus I. Kemudian siswa dikenalkan pembelajaran sastra

berupa sastra dongeng yang dibacakan oleh guru dan siswa menyimak

dongeng yang dibacakan oleh guru, setelah itu guru melempar

pertanyaan tentang isi dongeng dan siswa menceritakan isi dongeng

dengan bahasanya sendiri, kemudian guru meminta siswa untuk

menuliskan kembali isi dongeng yang telah dibacakan oleh guru.

b. Tindakan

Kegiatan ini dimaksudkan untuk melaksanakan pembelajaran

sesuai dengan menerapkan pendekatan whole language pada

pembelajaran sastra berdasarkan rencana tindakan yang telah disusun

sebelumnya.

c. Observasi

Peneliti sebagai observer bekerjasama dengan guru kelas sebagai

mitra mengamati kegiatan belajar mengajar dalam pembelajaran sastra

(42)

51

Rahmatia Merdekawati, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sudah sesuai dengan apa yang telah direncanakan atau masih ada

permasalahan baru yang akan dilakukan sebagai refleksi.

d. Refleksi

Peneliti dengan guru bekerjasama melakukan diskusi, apakah ada

kemajuan dari tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran sastra

dongeng dengan menggunakan pendekatan whole language, apabila

hasilnya belum maksimal maka dilanjutkan dengan siklus berikutnya.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/semester : IV/II

Alokasi waktu : 2 X 35 Menit

A. Standar Kompetensi

Mampu mengapresiasikan ragam sastra anak melalui kegiatan

mendengarkan dongeng/cerita rakyat, mendengarkan pembacaan pantun,

membaca dongeng/cerita rakyat, memerankan penggalan drama, menulis

cerita rekaan, dan membuat pantun sederhana.

B. Kompetensi Dasar

1. Menceritakan kembali isi dongeng

2. Membaca dongeng atau cerita rakyat kemudian menjelaskan isinya

C. Indikator

1. Kemampuan menyimak

a. Mampu menyebutkan tokoh dalam dongeng

b. Mampu menyebutkan watak dalam dongeng

c. Mampu menyebutkan latar

(43)

52

Rahmatia Merdekawati, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Kemampuan berbicara

a. Mampu melafalkan dan intonasi dengan baik

b. Mampu menggunakan susunan kalimat dengan tepat

c. Mampu menggunakan pilihan kata dengan tepat

d. Mampu menulis sesuai gagasan dengan cerita

3. Kemampuan membaca

a. Mampu melafalkan dan intonasi dengan baik

b. Mampu membaca dengan nyaring

c. Mampu membaca dengan lancar

d. Mampu menggunakan EYD dengan tepat

4. Kemampuan menulis

a. Mampu menulis topik/tema dengan sesuai

b. Mampu menyusun paragraf dengan baik

c. Mampu menggunakan EYD dengan tepat

d. Mampu menulis dengan rapi

D. Tujuan Pembelajaran

1. Kemampuan menyimak

a. Siswa mampu menyebutkan tokoh dalam dongeng

b. Siswa mampu menyebutkan watak dalam dongeng

c. Siswa mampu menyebutkan latar

d. Siswa mampu menyampaikan amanat

2. Kemampuan berbicara

a. Siswa mampu melafalkan dan intonasi dengan baik

b. Siswa mampu menggunakan susunan kalimat dengan tepat

c. Siswa mampu menggunakan pilihan kata dengan tepat

d. Siswa mampu menyesuaikan gagasan dengan cerita

3. Kemampuan membaca

a. Siswa mampu melafalkan dan intonasi dengan baik

b. Siswa mampu membaca dengan nyaring

c. Siswa mampu membaca dengan lancar

(44)

53

Rahmatia Merdekawati, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Kemampuan menulis

a. Siswa mampu menyesuiakan dengan topik/tema

b. Siswa mampu menyesuaikanketerkaitan antar paragraf

c. Siswa mampu menggunakan EYD dengan tepat

d. Siswa mampu menulis denganrapi

E. Materi Pembelajaran

a. Mengkondisikan siswa pada situasi belajar yang baik

b. Apersepsi

2. Kegiatan inti

a. Guru menjelaskan tentang macam-macam dongeng

b. Guru membacakan salah satu dongeng dan siswa menyimak

dongeng yang dibacakan oleh guru

c. Guru melempar pertanyaan kepada siswa tentang isi dongeng

d. Guru meminta siswa untuk menceritakan isi dongeng dengan

bahsanya sendiri

e. Siswa menuliskan kembali isi dongeng yang telah dibacakan

3. Kegiatan akhir

a. Guru menyimpulkan materi pembelajaran

b. Siswa menerima motivasi dari guru

H. Sumber

Taufik Imam, dkk. Cinta Bahasa Kita untuk Kelas IV. 2004. Ganeca

Exact. Jakarta

(45)

54

Rahmatia Merdekawati, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Permata dan Labu

Dahulu kala, hiduplah petani miskin di tepi hutan. Namanya Kong. Dia

sangat rajin dan suka menolong.

Suatu hari, Kong melihat burung pipit jatuh di depannya. Paruhnya

terluka dan tubuhnya sangat lemah. Kong segera mengambil burung itu

dan membawanya pulang burung itu. Kong merawat burung pipit itu.

Akhirnya burung pipit itu sembuh dan dilepaskan ke angkasa.

Beberapa hari kemudian, burung pipit itu mendatangai Kong. Burung

itu membawa biji labu. Kong menerima biji labu itu dengan senang hati.

Biji labu itu ditanam di kebunnya. Biji labu itu pun tumbuh dan berbuah.

Buahnya sangat besar. Kong tidak mampu mengangkatnya ke rumah. Oleh

karena itu, Kong membelah labu itu di ladang, buah labu itu ternyata

berbiji emas dan permata. Sejak saat itu, Kong menjadi kaya raya. Akan

tetapi, sifatnya berubah. Sebagian hartanya dibagikan kepada orang lain

yang membutuhkan.

Cerita tentang Kong terdengar oleh pemanah ulung dari negeri

seberang. Pemanah ulung ingin seperti Kong yang kaya raya mendadak.

Akhirnya dia menemui Kong.

Setelah Kong menceritakan kisahnya, pemanah itu segera lari ke ladang

Kong. Dilihatnya sepasang burung pipit. Pemanah itu cepat-cepat menarik

busurnya. Hanya dalam beberapa detik, salah seekor burung pipit itu jatuh

ke tanah.

Pemanah mengambil burung itu. Berhari-hari dirawatnya burung pipit

itu. Burung itu pun sembuh. Pemanah melepasnya ke angkasa. Dia

berharap burung itu akan kembali lagi membawa biji labu.

Harapan pemanah ulung menjadi kenyataan. Burung pipit itu membawa

biji labu. Beberapa waktu kemudian, labu itu berubah. Lebih besar dari

labu yang ditanam Kong. Dia membelah labu itu dengan hati-hati.

Akan tetapi, betapa kecewanya pemanah ulung. Bukan biji emas dan

(46)

55

Rahmatia Merdekawati, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“ Jangan keras-keras! Aku sedang bersembunyi. Aku diburu binatang buas karena aku sering membunuh binatang.”

Pemanah ulung menyadari hidupnya yang salah. Lelaki tua itu seperti

permata dalam labu. Meski tidak membuatnya kaya, tetapi meluruskan

jalan hidupnya.

Teknik pengumpulan data yang peneliti lakukan dalam penelitian ini antara

lain:

1. Tes

Tes dalam pembelajaran sastra dongeng dilakukan melalui tes tulis dan

dan tes lisan kemudian hasil yang diperoleh diakumulasi menjadi rata-rata,

yang selanjutnya akan dibandingkan dengan hasil siklus-siklus

selanjutnya.

2. Observasi

Data yang terkumpul ditulis dan diringkas dalam bentuk tabel

berdasarkan pertanyaan peneliti. Dari tabel akan terlihat hasil jawaban atas

kegiatan siswa.

Setelah melakukan pengumpulan data, kemudian data diolah dan

ditafsirkan. Dalam tahap ini peneliti akan melakukan hal sebagai berikut:

a) Menafsirkan data yang sesuai dengan pertanyaan peneliti

b) Mendeskripsikan hasil temuan, membahas dan menarik kesimpulan

(47)

56

Rahmatia Merdekawati, 2014

PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Data yang diterima kemudian dianalisis sebagai berikut:

a. Tes

Tes yang dilakukan dalam pembelajaran sastra dongeng adalah tes

tulis dan tes lisan, kemudian data dianalisis dan diakumulasikan yang

nantinya dibandingkan dengan hasil siklus-siklus selanjutnya.

b. Observasi

Setelah dilaksanakan observasi, data dikumpulkan dan dianalisis

dalam bentuk tabel berdasarkan pertanyaan peneliti, sehingga terlihat

hasil yang diperoleh oleh siswa.

1. Menarik kesimpulan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Untuk memperoleh gambaran tentang aplikasi pendekatan whole

language dalam pembelajaran sastra di Sekolah Dasar Negeri Kasemen

Kelas IV?

b. Untuk mengevaluasi hasil pembelajaran karya sastra dongeng di

Sekolah Dasar Negeri Kasemen Kelas IV dengan menggunakan

pendekatan whole language.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Jika pembelajaran sastra menggunakan pendekatan whole language, maka peningkatan hasil belajar siswa akan meningkat”.

Sebelum guru menggunakan pendekatan whole language pada

pembelajaran sastra dongeng, terlihat hasil pembelajaran belum maksimal

dan belum memenuhi apa yang diharapkan. Tetapi ada beberapa

perubahan setelah guru mengggunakan pendekatan whole language pada

pembelajaran sastra. Jadi dengan menggunakan pendekatan whole

language pada pembelajaran sastra dongeng dapat meningkatkan hasil

Gambar

Gambar 1 Langkah-Langkah Penelitian Dengan Pendekatan Whole Language
Tabel 3.1  Lembar Observasi
Tabel 3.2 Lembar Tes

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran proses pembelajaran kemampuan membaca pemahaman dengan menggunakan pendekatan Whole Language dan mengetahui

judul: “ Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar (Penelitian

4.1 Hasil kemampuan penerapan pendekatan whole language dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi melalui penggunaan permainan bahasa pada Siklus I

NOFI SUSANTI. PENERAPAN PENDEKATAN COOPERATIVE LEARNING TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP MASALAH SOSIAL KELAS IV

Hasil pengembangan model pada tahap uji coba terbatas adalah Thit = 5,416 > Ttab = 1,833, yang berarti bahwa pembelajaran menulis dengan pendekatan whole language lebih

Atas dasar itulah maka penulis berkeinginan untuk mencoba menerapkan salah satu pembelajaran membaca dalam hati dengan pendekatan menyeluruh (Whole Language) yang

Abstrak:Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan menulis deskripsi melalui penggunaan pendekatan whole language pada siswa kelas IIC SD Djama’atul Ichwan

Simpulan dalam penelitian ini yaitu penerapan pendekatan whole language berbantuan audiovisual dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa, keterampilan guru dalam