PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI MELALUI
PENGGUNAAN PERMAINAN BAHASA
( Penelitian Tindakan Kelas pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas IV
SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat
Tahun Pelajaran 2012/2013 )
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
Tiara Kurnia
0902831
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI MELALUI
PENGGUNAAN PERMAINAN BAHASA
( Penelitian Tindakan Kelas pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas IV
SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat
Tahun Pelajaran 2012/2013 )
Oleh
Tiara Kurnia
0902831
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pendidikan program studi
pendidikan guru sekolah dasar
©Tiara Kurnia 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Hak cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
ABSTRAK
PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI MELALUI
PENGGUNAAN PERMAINAN BAHASA
( Penelitian Tindakan Kelas pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas IV SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat
Tahun Pelajaran 2012/2013 )
Oleh : Tiara Kurnia (0902831)
Penelitian ini dilatar belakangi dari rendahnya kemampuan menulis narasi siswa kelas IV. Terlihat dari hasil tulisan narasi mereka, segi penulisan, penggunakan tanda baca, perbendaharaan kata yang kacau dan isi karangan yang tidak sesuai. Didukung juga dari data rekapan nilai UTS mata pelajaran Bahasa Indonesia semester 2, terlihat masih banyak siswa yang nilainya dibawah KKM.
Dibutuhkan upaya perbaikan dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas IV SDN Banyuhurip. Untuk itu upaya perbaikan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menerapkan pendekatan whole language melalui penggunaan permainan bahasa.
Pendekatan whole language (Bahasa Menyeluruh) menurut Hartati (2006:107) merupakan suatu pendekatan untuk mengembangkan mengajarkan bahasa yang dilaksanakan secara menyeluruh, meliputi : menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keterkaitan pendekatan whole language dengan permainan bahasa (scramble) dapat dilihat dari salah satu komponen whole language yaitu guided writing (menulis terbimbing). Dalam menulis terbimbing, peran guru sebagai fasilitator, membantu menemukan apa yang ingin ditulisnya dan bagaiman menulisnya dengan jelas, sistematis dan menarik. Sedangkan dalam kegiatan pembelajaran permainan bahasa (scramble), siswa dapat dilatih berkreasi menyusun kata, kalimat, atau wacana yang acak susunannya dengan susunan yang bermakna dan mungkin lebih baik dari susunan aslinya dengan dibimbing oleh guru.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) melalui pendekatan kualitatif. Penelitian tindakan kelas ini diawali dengan tahap perencanaaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap pengamatan (observasi), dan tahap refleksi. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilakukan sebanyak tiga siklus, siklus I dilaksanakan pada tanggal 21 Mei 2013, siklus II 24 Mei 2013, dan siklus III 28 mei 2013. Sehingga diperoleh hasil menulis narasi siswa ditiap siklusnya dengan hasil rata-rata yang diperoleh pada siklus I yaitu 68,3, pada siklus II 78,7, dan pada siklus III 84,5. Dengan tingkat keberhasilan yang diperoleh pada siklus I sebesar 36,7%, siklus II sebesar 70%, dan siklus III sebesar 77%. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa setelah menerapkan pendekatan whole language melalui penggunaan permainan bahasa (scramble) terbukti mampu meningkatkan ide, imajinasi, menambah kosakata baru, memotivasi, memacu minat siswa, dan meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis narasi.
ABSTRACT
APPLICATION OF WHOLE LANGUAGE APPROACH TO IMPROVING SKILLS NARRATIVE WRITING THROUGH THE USE OF
LANGUAGE GAMES
(Classroom Action Research on Indonesian Subjects in Class IV SDN Banyuhurip Lembang West Bandung District Academic Year 2012/2013)
By: Tiara Kurnia (0902831)
The research background of a low ability to write narrative fourth grade students. Seen from the results of their narrative writing, in terms of writing, use of punctuation, vocabulary and content chaotic arrangements that do not fit. Also supported the value of the data rekapan UTS Indonesian subjects 2nd semester, many students are still visible under the KKM value.
Improvement efforts are needed to improve the ability to write narratives on subjects Indonesian Banyuhurip Elementary fourth grade. For that improvement efforts will be conducted in this research is to implement a whole language approach through the use of language games.
Whole language approach (Whole Language) by Hartati (2006:107) is an approach to developing language teaching implemented fully, include: listening, speaking, reading and writing. Linkages with the whole language approach to language games (scramble) can be seen from one of the components of whole language is guided writing (guided writing). In guided
writing, the teacher's role as a facilitator, helping find what you wanted to write and how to write with a clear, systematic and interesting. While the language learning activity game (scramble), students can be trained to be creative crafting, sentence, or discourse structure with a random arrangement of meaningful and probably better than the original structure, guided by the teacher.
The method used in this study using action research (PTK) through a qualitative approach. This classroom action research begins with the stage of planning the action, implementing the action stage, the stage of observation (observation), and the phase of reflection. Implementation of the action research were conducted three cycles, the first cycle was conducted on May 21, 2013, May 24, 2013 the second cycle, and cycle III 28 May 2013. So that the results obtained in each cycle, students write narrative with the average yield obtained in the first cycle is 68.3, 78.7 in the second cycle and the third cycle 84.5. With a success rate obtained in the first cycle of 36.7%, the second cycle of 70%, and the third cycle of 77%. So it can be concluded that after the whole language approach through the use of language games (scramble) proved to increase the ideas, imagination, adding new vocabulary, motivate, stimulate students 'interest and improve students' ability in writing narrative.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GRAFIK ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Hasil Penelitian ... 6
E. Definisi Operasional... 7
BAB II KAJIAN TEORETIS TENTANG KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE MELALUI PENGGUNAAN PERMAINAN BAHASA ... 9
A. Hakikat Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar ... 9
1. Pembelajaran menulis di Sekolah Dasar ... 9
2. Pengertian menulis ... 10
3. Pembelajaran menulis di kelas IV Sekolah Dasar... 11
4. Fungsi menulis ... 12
5. Kegunaan menulis ... 12
7. Tahapan-tahapan pada kegiatan menulis ... 13
8. Pengertian narasi ... 14
9. Karakteristik ... 14
10.Ciri-ciri narasi ... 15
11.Jenis-jenis narasi ... 15
12.Perbedaan pokok antara narasi ekspositoris dan narasi Sugestif ... 16
13.Unsur-unsur narasi sugestif ... 16
14.Langkah-langkah menulis narasi ... 17
15.Penilaian kemampuan menulis pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar ... 18
B. Pendekatan Whole Language dan Permainan Bahasa ... 20
1. Teori pembelajaran whole language ... 20
2. Pengertian whole language ... 20
3. Ciri-ciri whole language ... 23
4. Karakteristik whole language ... 24
5. Manfaat pembelajaran whole language ... 25
6. Kelebihan pembelajaran whole language ... 25
7. Keterkaitan pendekatan whole language dengan aspek-aspek keterampilan berbahasa ... 25
8. Prinsip pendekatan whole language ... 27
9. Komponen-komponen whole language ... 27
10.Ciri-ciri kelas whole language ... 29
11.Penilaian dalam kelas whole language ... 30
12.Pengertian permainan bahasa ... 30
13.Kelebihan dan kekurangan permainan bahasa ... 31
14.Jenis-jenis permainan bahasa ... 32
15.Scramble ... 32
16.Hubungan pendekatan whole languae dengan permainan bahasa (scramble)... 34
BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 37
A. Metode Penelitian ... 37
B. Desain Penelitian ... 38
1. Perencanaan tindakan / planning3 ... 39
2. Pelaksanaan tindakan / acting ... 39
3. Pengamatan / observing ... 39
4. Refleksi /reflecting ... 39
C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 41
1. Lokasi penelitian ... 41
2. Waktu penelitian ... 41
D. Subjek Penelitian ... 41
E. Prosedur Penelitian ... 42
1. Refleksi awal ... 42
2. Fact finding analysis ... 42
3. Perencanaan tindakan ... 43
4. Pelaksanaan tindakan ... 43
5. Pengamatan hasil tindakan ... 43
6. Refleksi ... 43
7. (Perencanaan ulang) ... 43
F. Definisi Operasional... 43
1. Menulis ... 44
2. Narasi ... 44
3. Pendekatan whole language ... 44
4. Permainan bahasa ... 44
5. Scramble ... 44
G. Instrument Penelitian ... 44
1. Observasi ... 44
2. Wawancara ... 49
4. Lembar kerja siswa LKS ... 52
5. Dokumentasi ... 52
H. Pengolahan dan Analisis Data ... 53
1. Tekhnik pengolahan data. ... 53
2. Analisis data ... 53
BAB IV HASIL PENENLITIAN DAN PEMBAHASAN ... 61
A. Hasil Penelitian ... 61
1. Deskripsi data awal penelitian ... 61
2. Deskripsi pelaksanaan penelitian ... 63
3. Deskripsi hasil penelitian Siklus I ... 64
4. Deskripsi hasil penelitian Siklus II ... 89
5. Deskripsi hasil penelitian Siklus III ... 116
B. Pembahasan ... 148
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 152
A. Kesimpulan ... 152
B. Rekomendasi ... 155
DAFTAR PUSTAKA ... 156
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 159
A. Lampiran A ... 160
B. Lampiran B... 220
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Perbedaan pokok narasi eksipositoris dan narasi sugestif... 16
3.1 Lembar observasi aktivitas guru ... 45
3.2 Lembar observasi aktivitas siswa ... 47
3.3 Pedoman wawancara pada guru kelas IV (sebelum penelitian) ... 49
3.4 Pedoman wawancara pada guru kelas IV (sesudah penelitian) ... 50
3.5 Pedoman catatan lapangan ... 52
3.6 Format penilaian hasil narasi siswa ... 54
3.7 Keterangan skala ... 55
3.8 Deskripsi skala nilai ... 55
3.9 Pedoman skala nilai narasi ... 60
4.1 Hasil kemampuan penerapan pendekatan whole language dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi melalui penggunaan permainan bahasa pada Siklus I ... 70
4.2 Analisis kemampuan penerapan pendekatan whole language dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi melalui penggunaan permainan bahasa pada Siklus I ... 85
4.3 Perolehan presentase nilai penerapan pendekatan whole language dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi melalui penggunaan permainan bahasa pada Siklus I ... 88
4.4 Hasil kemampuan penerapan pendekatan whole language dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi melalui penggunaan permainan bahasa pada Siklus II ... 95
4.5 Analisis kemampuan penerapan pendekatan whole language dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi melalui penggunaan permainan bahasa pada Siklus II ... 111
4.7 Hasil kemampuan penerapan pendekatan whole language
dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi melalui
penggunaan permainan bahasa pada Siklus III ... 120
4.8 Analisis kemampuan penerapan pendekatan whole language
dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi melalui
penggunaan permainan bahasa pada Siklus III ... 136
4.9 Perolehan presentase nilai penerapan pendekatan
whole language dalam meningkatkan kemampuan
menulis narasi melalui penggunaan permainan bahasa
pada Siklus I ... 141
4.10 Perbandingan nilai penerapan pendekatan whole language
dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi melalui
DAFTAR GRAFIK
Grafik Halaman
4.1 Grafik presentase hasil perkembangan penerapan
pendekatan whole language dalam meningkatkan
kemampuan menulis narasi melalui penggunaan permainan
bahasa per siklus ... 145
4.2 Grafik perbandingan nilai tertinggi dan nilai terendah
penerapan pendekatan whole language dalam meningkatkan
kemampuan menulis narasi melalui penggunaan permainan
bahasa per siklus ... 146
4.3 Grafik rata-rata nilai penerapan pendekatan whole language
dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi melalui
penggunaan permainan bahasa per siklus ... 146
4.4 Grafik tingkat presentase keberhasilan per siklus penerapan
pendekatan whole language dalam meningkatkan kemampuan
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A ... 160
1. Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I ... 161
2. Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus II ... 172
3. Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus III... 181
4. Lembar kerja siswa dan penilaian siklus I ... 191
5. Lembar kerja siswa dan penilaian siklus II ... 206
6. Lembar kerja siswa dan penilaian siklus III ... 217
7. Lembar observasi aktivitas guru siklus I ... 278
8. Lembar observasi aktivitas siswa siklus I ... 281
9. Lembar observasi aktivitas guru siklus II ... 283
10. Lembar observasi aktivitas siswa siklus II ... 286
11. Lembar observasi aktivitas guru siklus III ... 288
12. Lembar observasi aktivitas siswa siklus III ... 291
13. Hasil wawancara (sebelum penelitian)... 293
14. Hasil wawancara (sesudah penelitian) ... 294
15. Lembar catatan lapangan... 296
16. Foto dokumentasi ... 297
Lampiran B ... 230
1. Lembar bimbingan skripsi
2. Surat keterangan penelitian dari SDN Banyuhurip
3. SK dosen pembimbing
4. Surat permohonan ijin mengadakan penelitian dari fakultas
5. Halaman pengesahan pergantian judul skripsi
6. Surat permohonan ijin mengadakan penelitian dari BAAK
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Rendahnya kemampuan menulis narasi menjadi permasalahan dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV SDN Banyuhurip Kecamatan
Lembang, hal ini dilatar belakangi dari hasil observasi, wawancara, dan turun
langsungnya peneliti kedalam proses KBM. Tercermin dari data awal yang
diperoleh peneliti dalam pemberian tugas menulis narasi yang diberikan kepada
siswa dan ternyata hasil karangan mereka, dalam segi penulisan karangan siswa
tidak mampu menggunakan tanda baca yang baik. Selain itu terlihat dengan jelas
bahwa siswa kesulitan dalam memahami lebih dalam tentang judul dan tema
padahal sudah dijelaskan berulang kali.
Perbendaharaan kata yang masih kacau terlihat dalam hasil karangan
mereka. Sehingga sangat terlihat bahwa siswa kesulitan dalam merangkai
kata-kata yang nantinya akan menjadi sebuah paragraf dalam sebuah narasi. Dan ketika
melihat secara keseluruhan, hasil karangan yang di tulis siswa dinilai dari segi
judul, tema, dan isinya terlihat tidak sesuai (tidak nyambung) dan paragrafnya pun
acak-acakan.
Bukti lain dari rendahnya kemampuan menulis narasi didukung juga dari
data rekapan nilai UTS pada mata pelajaran Bahasa Indonesia semester 2 yang
peneliti dapatkan, pada pelajaran bahasa Indonesia di kelas IV SDN Banyuhurip
Kecamatan Lembang dengan jumlah siswa 30 orang, nilainya antara lain : (1)
Siswa yang mempunyai nilai 0 50 sebanyak 4 orang ; (2) Siswa yang
mempunyai nilai 51 60 sebanyak 12 orang ; (3) Siswa yang mempunyai nilai 61 74 sebanyak 10 orang ; (4) dan Siswa yang mempunyai nilai 75 100 sebanyak
4 orang. Dengan nilai KKM pada mata pelajaran bahasa Indonesia 75.
Selain itu dari hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti ketika
memasuki kelas dan melakukan wawancara dengan siswa kelas IV SDN
Banyuhurip Kecamatan Lembang, didapatkan hasil bahwa (1) Motivasi belajar
siswa sangat rendah sehingga siswa malas belajar, (2) Minat siswa dalam menulis
2
juga mengatakan guru tidak benar-benar mengajarkan sebuah materi dalam
sebuah pelajaran dengan baik sampai siswa mengerti, sehingga terlihat jelas rasa
malas siswa ini timbul dikarenakan siswa kurang mendapat bimbingan dari guru.
Dan ketika peneliti melakukan wawancara dengan wali kelas di kelas IV
SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang, hasil yang peneliti dapat dari hasil
wawancara dengan guru didapatkan kesimpulan bahwa menurut guru minat
belajar siswa dalam semua mata pelajaran yang ada sangat rendah, kurang
motivasi belajar, siswa sulit menangkap sebuah materi yang telah diajarkan.
Selain masalah yang peneliti temukan diatas, masalah lain yang bisa juga
menyebabkan rendahnya kemampuan siswa kelas IV SDN Banyuhurip
Kecamatan Lembang dalam menulis narasi pada mata pelajaran bahasa Indonesia
antara lain :
Pengajaran bahasa Indonesia yang memisahkan empat aspek kemampuan
bahasa, padahal sudah dijelaskan bahwa keempat aspek yang terdapat dalam
aspek-aspek kemampuan bahasa merupakan sebuah kesatuan yang mempunyai
keterkaitan antara satu sama lain sehingga apabila suatu pembelajaran lebih
condong kepada salah satu aspek kebahasaan dan kurang dalam aspek yang
lainnya sehingga menyebabkan permasalahan pada proses-proses yang mendasari
bahasa.
Guru terlalu menganggap mudah pebelajaran bahasa Indonesia sehingga
cara mengajar menjadi tidak variatif dan cenderung statis. Terlebih lagi ketika
dalam sebuah pengajaran guru hanya berpatok pada buku yang diberikan
pemerintah yaitu buku sekolah elektronik (BSE), yang menyebabkan terjadinya
kekakuan pembelajaran akibatnya siswa pun akan terkurung kekreatifitasannya
dikarenakan pembelajaran yang berlangsung sangat terasa membosankan dan
pembelajaran sangat tidak inovatif.
Kurangnya penggunaan media sebagai alat pembelajaran dalam
pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam pembelajaran menulis karangan
menyebabkan kreatifitas dan daya imajinasi yang dimiliki siswa kurang mampu
3
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SD pada umumnya guru dan
sekolah lebih memfokuskan kegiatan pembelajaran hanya pada materi teoritik
yang ditekankan pada keberhasilan siswa dalam ujian nasional. Selain itu
berdasarkan studi pendahuluan diketahui bahwa rendahnya kemampuan tersebut
disebabkan oleh sebagian besar guru yang selama ini juga masih menggunakan
pendekatan konvensional seperti ceramah yang membuat pembelajaran menjadi
teacher center. Terlebih dalam pembelajaran menulis narasi, peran guru belum
optimal. Dalam pembelajaran menulis narasi, guru tidak mengembangkan
keempat aspek keterampilan bahasa. Jadi ketika pengajaran menulis narasi guru
hanya mengembangkan aspek menulis tidak mengembangkan aspek keterampilan
bahasa lainnya.
Hal lain yang menjadi masalah bagi siswa kelas IV SDN Banyuhurip
Kecamatan Lembang dalam segi pendidikan karakter adalah kurangnya sikap
disiplin yang diterapkan sekolah sehingga membentuk pola tingkah anak yang
susah diatur pun menjadi sebuah masalah yang tentunya harus dibenahi demi
membentuk pribadi siswa yang bertanggung jawab pada kewajibannya. Sehingga
sebagai guru kita tidak hanya mengajarkan hal-hal yang berkaitan dengan
kegiatan pembelajaran saja tetapi dari sisi moril pun kita harus mengajarkan
hal-hal yang tidak tercatat didalam buku.
Oleh karena itu, rendahnya kemampuan menulis narasi siswa pada mata
pelajaran bahasa Indonesia kelas IV SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang
membutuhkan sebuah upaya perbaikan yang nantinya akan mampu meningkatkan
kemmpuan siswa dalam menulis narasi. Dalam penelitian ini upaya yang akan
dilakukan dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis narasi adalah
dengan menerapkan pendekatan whole language dalam kegiatan pembelajaran
dan menggunakan permainan bahasa dalam kedalam proses kegiatan
pembelajaran.
Penggunaan pendekatan whole language yang merupakan pendekatan
yang menyajikan pembelajaran bahasa secara menyeuruh, utuh dan padu dalam
mengajarkan keempat aspek pada kemampuan bahasa, yang terdiri dari
4
pengajaraan bahasa Indonesia diharapkan akan mampu meningkatkan kualitas
pemngajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar.
Seperti pengertian whole language yang dikatakan Syafi’ie (dalam Resmini, 2009:16) bahwa dalam pembelajaran bahasa mengacu pada pendekatan whole language sehingga dalam implementasinya digunakan pendekatan integratif. Sehingga dalam pengertian yang luas, integratif dapat diartikan sebagai penyatuan berbagai aspek kedalam satu kesatuan yang padu. Pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia berasarkan konsep integratif mengacu pada pengembangan dan penyajian materi pembelajaran bahasa secara terpadu. Lingkungan proses belajar mengajar bahasa yang dilandasi keterpaduan mengacu pada pandangan tentang hakikat bahasa yang terkait dengan whole language.
Selain itu penggunaan pendekatan whole language yang mengemas empat
aspek kemampuan bahasa akan membuat pengajaran bahasa Indonesia terlebih
pada pembelajaran kegiatan menulis narasi yang diangkat peneliti menjadi sebuah
suasana baru yang lebih variatif didalam pengajarannya. Karena didalam kegiatan
menulis narasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang menggunakan
pendekatan whole language tidak hanya kemampuan menulis saja yang
dikembangkan, tetapi tiga keterampilan bahasa yang lainnya seperti menyimak,
berbicara, dan membaca pun ikut dikembangkan dalam sebuah kegiatan
pembelajaran yang dikemas secara padu dan menyenagkan.
Istilah belajar sambil bermain menjadi salah satu hal yang mendasari
alasan penggunaan permainan bahasa dalam penelitian ini. Hal ini berkaitan
dengan fungsi permainan yang merupakan alat pendidikan. Karena, pendidikan
yang baik akan menggunakan bermain sebagai alat pendidikan. Sehingga anak
tidak akan merasa terbebani dalam kegiatan belajar dan juga kegiatan
pembelajaran yang berlangsung akan terasa lebih menyenangkan.
Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Seto (2004:53) yang mengemukakan bahwa, bermain dapat dikembangkan menjadi semacam alat untuk mengaktualisasi potensi-potensi kritis pada anak, mempersiapkan fungsi intelektual, dan aspek sosialnya. Dengan demikian, bermain berkembang bukan hanya menjadi sarana yang dapat dinikmati dan menyenangkan saja tetapi juga bersifat mendidik.
5
proses belajar mengajar, (2) Aktifitas yang dilakukan siswa bukan saja fisik tapi mental, (3) Dapat membangkitkan motivasi siswa dalam belajar, (4) Dapat memupuk rasa solidaritas dan kerjasama, (5) dan Dengan permainan materi lebih mengesankan sehingga sukar dilupakan.
Sehingga penggunaan permainan bahasa dalam penelitian ini sangat
diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa dalam kegiatan
pembelajaran, dengan penggunaan permainan dalam pembelajaran selain
pembelajaran menjadi inovatif diharapkan akan lebih meningkatkan kreatifitas
siswa sehingga menimbulkan minat siswa dalam kegiatan menulis khususnya
dalam kegiatan menulis narasi. Sehingga permainan bahasa menjadi sebuah
sarana untuk memancing imajinasi siswa dalam menentukan kata-kata untuk
menjadi kalimat-kalimat yang nantinya akan menjadi sebuah paragraf-paragraf
yang nantinya yang akan menjadi sebuah narasi yang kreatif.
Berdasarkan permasalahan yang berkembang diatas, maka penelitian ini
memfokuskan kajian pada “Penerapan Pendekatan Whole language Untuk
Meningkatkan Kemampuan Menulis Narasi Melalui Penggunaan Permainan Bahasa” ( Penelitian Tindakan Kelas pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas IV SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat
Tahun Pelajaran 2012/2013 ).
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini dituangkan kedalam
pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimanakah perencanaan penerapan pendekatan whole language dalam
meningkatkan kemampuan menulis narasi melalui penggunaan permainan
bahasa ?
2. Bagaimanakah pelaksanaan penerapan pendekatan whole language dalam
meningkatkan kemampuan menulis narasi melalui penggunaan permainan
bahasa ?
3. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran menulis
narasi siswa kelas IV setelah mengikuti pembelajaran dengan Penerapan
6
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui perencanaan penerapan pendekatan whole language
dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi melalui penggunaan
permainan bahasa.
2. Untuk mengetahui pelaksanaan penerapan pendekatan whole language
dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi melalui penggunaan
permainan bahasa.
3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran
menulis narasi siswa kelas IV setelah mengikuti pembelajaran dengan
penerapan pendekatan whole language melalui penggunaan permainan
bahasa.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi lingkungan pendidikan yaitu :
1. Siswa
Melalui penelitian ini siswa dapat meningkatkan keterampilan menulis
narasi dengan baik dan benar, dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dalam pelajaran bahasa Indonesia. Dan meningkatkan motivasi belajar
siswa.
2. Guru
Melalui penelitian ini guru dapat memperbaiki dan meningkatkan hasil
belajar siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya
keterampilan menulis narasi, guru mampu menerapkan pendekatan whole
language dan menggunakan permainan bahasa sebagai salah satu alternatif
pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas pengajaran sebagai
seorang guru yang aktif, kreatif dan inovatif dimasa yang akan datang.
3. Peneliti
Melalui penelitian ini peneliti dapat menambah pengetahuan dan wawasan
dalam menerapkan pendekatan whole language dan menggunakan
permainan bahasa sebagai alat bantu pembelajaran juga dapat mengetahui
7
yang berguna untuk meningkatkan proses belajar mengajar yang kreatif
dan inovatif dalam dunia pendidikan.
4. Sekolah
Melalui penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi sekolah dalam
rangka peningkatan kualitas pembelajaran bagi sekolah dalam rangka
peningkatan kualitas pembelajaran bahasa indonesia pada khusunya
pembelajaran menulis narasi. Dan dapat memberikan masukan bagi
sekolah dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam rangka peningkatan
mutu pembelajaran di sekolah
E. Definisi Operasional
Untuk memahami istilah yang digunakan serta tidak menimbulkan
pemahaman yang berbeda dalam judul penelitian ini, peneliti akan mendefinisikan
secara singkat istilah yang digunakan sebagai berikut :
1. Menulis
Kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan. Dapat juga
diartikan bahwa menulis adalah berkomunikasi mengungkapkan pikiran,
perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara tertulis.
2. Narasi
Narasi adalah karangan yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian
yang pernah dialami atau dilihat. Dalam karangan atau paragraf narasi
terdapat alur cerita, tokoh, setting, dan konflik. Karangan atau paragraf
narasi disusun dengan merangkaikan peristiwa yang berurutan atau secara
kronologis.
3. Pendekatan whole language
Pendekatan whole language merupakan suatu pendekatan untuk
mengembangkan mengajarkan bahasa yang dilaksanakan secara
menyeluruh, meliputi : mendengar, berbicara, membaca dan menulis.
4. Permainan bahasa
Permainan merupakan suatu aktivitas untuk memperoleh suatu
8
5. Scramble
Scramble adalah permainan menyusun kembali huruf baik yang diacak,
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian
tindakan kelas (PTK) melalui pendekatan kualitatif. Penelitian tindakan kelas
yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru, bekerja sama dengan peneliti (atau
dilakukan oleh guru sendiri yang juga bertindak sebagai peneliti). Di kelas atau di
sekolah tempat mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau
peningkatan proses dan praktis pembelajaran (Arikunto 2009:57).
Selain itu, Hopkins (Wiriaatmadja 2007:11) mengungkapkan bahwa
penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur
penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam
disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang
terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan. Selain itu
Penelitian tindakan kelas (PTK) juga merupakan penelitian tindakan yang
dilakukan di kelas dengan tujuan memeperbaiki dan meningkatkan mutu praktik
pembelajaran.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pembelajaran menulis
karangan disekolah dasar dengan harapan adanya perubahan dan peningkatan
kualitas pembelajaran menulis dalam mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya
menulis narasi. Perubahan itu berupa perilaku peserta didik dan guru, serta hasil
kerja peserta didik dalam pelajaran menulis narasi dengan pendekatan whole
language dan juga dengan penggunaan permainan bahasa, oleh karena itu
penelitian yang dilakukan bersifat desktiptif kualitatif.
Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Arikunto (1991) yang
38
Selain itu, dalam penelitian kualitatif tidak boleh memandang individu ke
dalam hipotesis atau perkiraan, tapi perlu memandangnya sebagai suatu bagian
dari suatu keutuhan, Sugiyono (2005:1).
Metode penelitian kualitatif digunakan untuk meneliti pada kondisi objek
yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menkankan makna daripada
generalisasi.
Fokus penelitian kualitatif adalah kompleks dan luas. Peneliti kualitaif
bermaksud untuk memberi makna atas fenomena secara holistik dan harus
memerankan dirinya secara aktif dalam keseluruhan proses. Oleh karena itu,
temuan dalam metode kualitatif sangat dipengaruhi oleh nilai dan presepsi
peneliti. Hal inilah yang menyebabkan dalam metode kualitatif, manusia berperan
sebagai instrument penelitian.
Disamping itu dasar pertimbangan menggunakan metode penelitian
kualitatif ini adalah seperti yang diungkapkan oleh Moleong, 2002 (dalam
Roswati,2008) sebagai berikut :
Metode penelitian kualitatif digunakan karena beberapa pertimbangan.
Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan
dengan kenyataan ganda; kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat
hubungan antara peneliti dan responden; dan ketiga, metode ini lebih peka dan
lebih dapat menyesuaikan diri dengn banyak penajaman pengaruh bersama dan
terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.
B. Desain Penelitian
Rancangan penelitian ini dilaksanakan dengan rancangan model siklus
yang di adaptasi dari Kemmis dan MC Taggart (1988). Adapun kegiatan
penelitian ini dilaksanakan dalam empat tahapan secara berulang mulai dari
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi
(perenungan, pemikiran, dan evaluasi).
Penjelasan empat tahapan dalam penelitian tindakan kelas yaitu sebagai
39
1. Perencanaan tindakan / planning
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di
mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Tahap
perencanaan, peneliti menentukan fokus peristiwa yang perlu
mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah
instrumen pengamatan untuk merekam fakta yang terjadi selama tindakan
berlangsung.
2. Pelaksanaan tindakan / acting
Dalam tahap ini pelaksanaan yang merupakan implementasi atau
penerapan isi rancangan yaitu menekankan tindakan kelas.
3. Pengamatan / observing
Dalam tahap ini, kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat.
Tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan
pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi
keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.
4. Refleksi /reflecting
Dalam tahap ini, merupakan sebuah kegiatan untuk mengemukakan
kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat
dilakukan ketika peneliti sudah selesai melakukan tindakan, kemudian
berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan
tindakan.
Keempat tahap dalam penelitian tindakan kelas tersebut adalah
unsur-unsur untuk membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun yang
kembali ke langkah semula. Jadi, satu siklus adalah dari tahap penyusunan
rancangan sampai dengan refleksi,yang tidak lain adalah evaluasi.
40
Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Model Kemmis dan MC Taggart
(1988).
Identifikasi masalah
Rumusan masalah
Siklus I
Siklus II
Gambar 3.1
Perencanaan Siklus I Perencanaan
Tindakan
Refleksi Observasi
Perencanaan Siklus II Perencanaan
Tindakan
Refleksi Observasi
41
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilaksanakan ditempat penulis melaksanakan kegiatan
program latihan profesi (PLP) yaitu di SDN Banyuhurip yang berlokasi di
Kampung Keramat Desa Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten
Bandung Barat.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih 4 bulan, dimulai pada
bulan maret hingga juni 2013. Dan waktu penelitian ini dilaksanakan pada
waktu mata pelajaran bahasa Indonesia
D. Subjek Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini, yang menjadi subjek penelitian adalah
siswa kelas IV yang bersekolah di SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat. Ditinjau dari letak geografis, SDN Banyuhurip
Kecamatan Lembang terletak diantara perkotaan dan pedesaan, lokasinya cukup
strategis terletak di pinggir jalan yang dilalui oleh angkutan umum.
Latar belakang sosial ekonomi masyarakat sebagian besar adalah
golongan ekonomi kelas menengah kebawah. Hal tersebut dapat dilihat dari data
absensi harian siswa yang menunjukan bahwa orang tua wali murid sebagian
besar adalah petani, peternak, pedagang, dan PNS.
Kelas yang menjadi subjek penelitinan merupakan kelas heterogen yang
terdiri dari siswa perempuan dan laki laki dengan kisaran umur antara10 sampai
11 tahun dengan jumlah siswa 30 yang terdiri dari 15 laki-laki dan 15 perempuan.
Adapun bahasa yang mereka gunakan sehari-hari termasuk kedalam
dwibahasa karena selain bahasa mereka menggunakan bahasa ibu yaitu bahasa
42
E. Prosedur penelitian
1. Refleksi awal
Berdasarkan pengamatan awal selama pelajaran di kelas IV, peneliti
nemukan masalah yaitu masih banyak siswa yang mengalami kesulitan
dalam menulis narasi.
2. Fact finding analysis
Terlihat dari Rendahnya kemampuan siswa kelas 4 dalam menulis narasi
terlihat dari hasil tulisan narasi mereka, baik dalam segi penulisan,
penggunakan tanda baca, Kesulitan dalam memahami lebih dalam tentang
judul dan tema, perbendaharaan kata yang masih kacau, hasil narasi yang
di tulis siswa dinilai dari segi judul, tema, dan isinya terlihat tidak sesuai
(tidak nyambung) dan paragrafnya pun acak-acakan.
Rendahnya kemampuan menulis narasi didukung juga dari data rekapan
nilai UTS pada mata pelajaran Bahasa Indonesia semester 2 yang peneliti
dapatkan. Terdapat nilai yang kurang dari KKM, dengan nilai KKM pada
mata pelajaran bahasa Indonesia yaitu 75. Selain itu dari hasil observasi
awal yang dilakukan oleh peneliti ketika memasuki kelas dan melakukan
wawancara dengan siswa, didapatkan kesimpulan bahwa motivasi belajar
siswa sangat rendah, minat siswa dalam menulis narasi masih rendah,
siswa kurang mendapat bimbingan dari guru. Dan hasil yang peneliti dapat
dari hasil wawancara dengan guru didapatkan kesimpulan bahwa menurut
guru minat belajar siswa dalam semua mata pelajaran yang ada sangat
rendah, kurang motivasi belajar, siswa sulit menangkap sebuah materi
yang telah diajarkan.
Selain masalah yang peneliti temukan diatas, masalah lain yang
menyebabkan rendahnya kemampuan siswa dalam menulis narasi antara
lain : (1) Pengajaran empat aspek kemampuan bahasa dilaksanankan
secara terpisah sehingga terjadi ketimpangan dalam pembelajaran bahasa
yang lebih condong kepada salah satu aspek kebahasaan dan kurang dalam
43
pada buku paket ; (3) kurangnya penggunaan media pembelajaran; (4)
kurangnya sikap disiplin.
3. Perencanaan tindakan
Atas dasar masalah dan penyebabnya peneliti berencana untuk :
Melakukan perbaikan proses dari hasil pengamata awal; Mempersiapkan
skenario pembelajaran dengan menerapkan pendekatan yang akan
digunakan dalam pembelajaran beserta materi yang lengkap dan sesuai;
Mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan dalam
pembelajaran.
4. Pelaksanaan tindakan
Peneliti akan melaksanakan skenario pembelajaran yang telah dibuat
lengkap dengan penerapan pendekatan whole language dan juga
penggunaan permainan bahasa
5. Pengamatan hasil tindakan
Dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi, tes (LKS), catatan
lapangan , wawancara dan juga dokumentasi selama proses tindakan
berlangsung.
6. Refleksi
Dari hasil observasi (pengamatan hasil tindakan) yang telah dilakukan,
data tersebut dianalisis untuk ditindak lanjuti pada siklus berikutnya.
7. (Perencanaan ulang)
Tahap ini peneliti melakukan perbaikan proses dari hasil yang telah
didapat di siklus I. kemudian hasil observasi (pengamatan hasil tindakan)
dianalisis dan direvisi pada siklus II dan siklus selanjutnya sehingga dapat
diketahui secara optimal bahwa “Penerapan pendekatan whole language melalui penggunaan permainan bahasa dapat meningkatkan kemampuan
menulis narasi”. F. Definisi Operasional
Untuk memahami istilah yang digunakan serta tidak menimbulkan
pemahaman yang berbeda dalam judul penelitian ini, peneliti akan mendefinisikan
44
1. Menulis
Kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan. Dapat juga
diartikan bahwa menulis adalah berkomunikasi mengungkapkan pikiran,
perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara tertulis.
2. Narasi
Narasi adalah karangan yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian
yang pernah dialami atau dilihat. Dalam karangan atau paragraph narasi
terdapat alur cerita, tokoh, setting, dan konflik. Karangan atau paragraf
narasi disusun dengan merangkaikan peristiwa yang berurutan atau secara
kronologis.
3. Pendekatan whole language
Pendekatan whole language merupakan suatu pendekatan untuk
mengembangkan mengajarkan bahasa yang dilaksanakan secara
menyeluruh, meliputi : mendengar, berbicara, membaca dan menulis.
4. Permainan bahasa
Permainan merupakan suatu aktivitas untuk memperoleh suatu
keterampilan tertentu dengan cara yang menggembirakan.
5. Scramble
Scramble adalah permainan menyusun kembali huruf baik yang diacak,
kata yang diacak, atau kalimat yang diacak.
G. Instrument penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, salah satu penelitian
kualitatif adalah berlatar alami dan adanya sumber data yang berlangsung. Oleh
sebab itu, kehadiran peneliti di lapangan mutlak diharuskan. Instrument yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan lembar observasi
aktifitas guru dan siswa, wawancara, catatan lapangan, lembar penilaian terhadap
kemampuan menulis narasi (LKS), dan dokumentasi.
1. Observasi
Arikunto (2008:30) observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan
cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara
45
mengamati keadaan kelas, mencatat perilaku dan semua kejadian yan
berlangsung pada saat pembelajaran. Pengamatan dilakukan mulai dari
awal sampai akhir pada setiap siklus yang dilaksanakan pada kegiatan
pembelajaran yang berkaitan dengan menulis narasi melaui pendekatan
whole language dengan menggunakan permainan bahasa.
Berikut adalah lembar lembar observasi penilaian tindakan kelas yang
terdiri dari lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas
siswa :
Lembar Observasi Aktivitas Guru
Tabel 3.1
No Hal yang Diamati Ya Tidak
1 Kemampuan Membuka Pelajaran (Pendahuluan)
a. Berdo’a
b. Memeriksa kehadiran siswa
c. Mengkondisikan kelas dan menyanyikan
yel-yel
d. Apersepsi dengan tanya jawab, sebagai bahan
acuan untuk pembuatan karangan
2 Sikap Guru Dalam Proses Pembelajaran (Eksplorasi)
a. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan
rangsangan yang mendukung siswa
mengemukakan pengetahuan awal siswa
mengenai bagaimana langkah-langkah menulis
karangan
b. Menyediakan media berupa contoh kerangka
karangan dan karangan
c. Menjelaskan langkah-langkah membuat
karangan
d. Melakukan tanya jawab tentang contoh
46
ditempel dipapan tulis
e. Membimbing siswa yang belum mengerti
3 Proses Pembelajaran (Elaborasi)
a. Menyediakan media berupa gambar dan
scramble kata/kalimat/paragraf yang nantinya
dapat disusun menjadi sebuah kerangka
karangan
b. Membagikan lembar kerja siswa
c. Menjelaskan langkah kerja siswa
d. Membimbing siswa menyusun kata-kata acak
dan kemudian merangkainya menjadi sebuah
kerangka karangan
e. Memantau kegiatan siswa dalam merangkai
kemudian menyusun kerangka karangan
f. Membimbing siswa menentukan pokok pikiran
yang akan dibuat menjadi sebuah karangan
g. Membimbing siswa mengembangkan kerangka
karangan menjadi sebuah karangan yang padu
dengan mempertahankan penggunaan ejaan
h. Menugaskan siswa untuk menuliskan tugas
menulis karangannya di lembar LKS
i. Menugaskan siswa untuk membacakan hasil
karangan yang telah ditulisnya
j. Meminta siswa lain untuk mendengarkan siswa
yang sedang membacakan karangan.
k. Membimbingan dan mengomentari hasil
karangan siswa
l. Menilai hasil karangan siswa
m. Menyimpulkan kegiatan membuat karangan
47
4 Evaluasi (Konfirmasi)
a. Mereview keseluruhan materi yang sudah
dipelajari
b. Membuat kesimpulan dari keseluruhan materi
yang telah di pelajari
c. Mengumpulkan hasil kerja menulis karangan
yang telah dilaksanakan.
d. Menilai hasil karangan yang telah ditulis siswa.
5 Kemampuan Menutup Pelajaran
a. Menyimpulkan materi secara keseluruhan
b. Memberikan tindak lanjut berupa pekerjaan
rumah
Komentar mengenai aktivitas guru :
Keterangan : Observer mengisi lembar observasi dengan memberikan
tanda cheklis () pada format yang telah tersedia.
Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Tabel 3.2
No Hal yang Diamati Jumlah
1 Aktivitas siswa selama mengikuti KBM
a. Mendengarkan penjelasan guru tentang
langkah-langkah dalam menulis karangan diantaranya
dengan membuat kerangka karangan
b. Menyimak media yang dibawa guru
langkah-48
langkah membuat karangan melalui contoh yang
telah dibawanya
d. Mendapat bimbingan dari guru dan diberi
kesempatan untuk menanyakan hal – hal yang
kurang jelas.
e. Mendapat lembar kerja siswa yang telah dibuat
guru
f. Menyimak penjelasan guru tentang kegiatan yang
harus dilakukan siswa
g. Mengamati gambar yang tersedia di LKS
h. Menyusun kata-kata acak dan kemudian
merangkainya menjadi sebuah kerangka karangan
i. Merangkai kemudian menyusun kerangka karangan
j. Menentukan pokok pikiran yang akan dibuat
menjadi sebuah karangan
k. Menentukan judul karangan
l. Mengembangkan kerangka karangan menjadi
sebuah karangan yang padu dengan
mempertahankan penggunaan ejaan
m. Menuliskan tugas menulis karangannya di lembar
LKS
n. Membacakan hasil karangan yang telah ditulisnya
o. Mendengarkan siswa lain yang membacakan hasil
karangannya
p. Mengomentari hasil karangan siswa
q. Menanyakan hal yang kurang dimengerti
2 Perilaku siswa yang tidak sesuai dengan KBM
a. Tidak menyimak penjelasan guru
b. Tidak menanyakan hal yang kurang dimengerti
49
d. Tidak mau membacakan karangan yang telah
dituliskannya
e. Mengobrol dengan temannya
f. Melakukan pekerjaan lain
g. Membuat corat-coret dikertas
2. Wawancara
Wawancara yaitu salah satu cara pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan secara lisan. Wawancara digunakan untuk mendapatkan
informasi yang berkenaan dengan pendapat, aspirasi, apersepsi, dan
keyakinan dari individu atau responden.
Pedoman Wawancara Pada Guru Kelas IV (sebelum penelitian)
Tabel 3.3
Nama guru :
Tempat wawancara :
Waktu wawancara :
No Pertanyaan Jawaban
1 Apa saja masalah yang dihadapi
siswa dalam pembelajaran bahasa
indonesia khususnya dalam
kegiatan menulis karangan?
2 Bagaimana cara menaggulangi
masalah yang dihadapi siswa
dalam pembelajaran bahasa
indonesia khususnya dalam
kegiatan menulis karangan?
3 Apa saja media yang biasa
50
pelajaran bahasa indonesia
khususnya dalam kegiatan
menulis karangan?
4 Apa saja hambatan selama
mengajarkan pelajaran bahasa
indonesia khususnya dalam
kegiatan menulis karangan?
5 Menurut ibu Apakah ada
perbedaan hasil belajar yang
dicapai jika menggunakan
strategi, pendekatan, metode dan
model dibandingkan dengan
belajar biasa saja?
Pedoman Wawancara Pada Guru Kelas IV (sesudah penelitian)
Tabel 3.4
Nama guru :
Tempat wawancara :
Waktu wawancara :
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah ibu sebelumnya pernah
menerapkan pendekatan whole
language dan menggunakan
metode permainan bahasa
“scramble” dalam pelajaran mengarang?
2 Apa yang ibu ketahui tentang
pendekatan whole language dan
51
“scramble” ?
3 Apa yang ibu rasakan ketika
menerapkan pendekatan whole
language melalui penggunaan
permainan bahasa “scramble” dalam pelajaran mengarang?
4 Apakah terlihat adanya
perbedaan hasil belajar yang
dicapai setelah menerapkan
pendekatan whole language
melalui penggunaan permainan
bahasa “scramble” dalam pelajaran mengarang?
5 Sesuaikah pembelajaran
mengarang dengan menerapkan
pendekatan whole language
melalui penggunaan permainan
bahasa “scramble” pada siswa kelas IV di SDN Banyuhurip
Kecamatan Lembang? Jelaskan
alasannya!
6 Kelebihan apa yang ibu dapat
rasakan setelah melaksanakan
pembelajaran mengarang dengan
menerapkan pendekatan whole
language melalui penggunaan
permainan bahasa “scramble” ? 7 Apakah kedepannya ibu akan
terus menerapkan pendekatan
52
penggunaan permainan bahasa
“scramble” dalam pelajaran mengarang siswa kelas IV di
SDN Banyuhurip Kecamatan
Lembang?
3. Catatan lapangan
Catatan lapangan digunakan untuk mencatat semua informasi yang
didengar, dilihat, dan dialami, serta diperkirakan berkaitan dengan data
yang dikumpulkan. Catatan lapangan memuat tentang interaksi belajar
mengajar baik antar guru dan siswa atau siswa dengan siswa.
Pedoman Catatan Lapangan
Tabel 3.5
Catatan Lapangan Kendala/Kesulitan Saran
4. Lembar kerja siswa LKS
Lembar kerja siswa yang digunakan dalam penelitian ini merupakan
penilaian yang dilakukan melalui penuangan kemampuan siswa dalam
mengembangkan ide-ide kedalam sebuah tulisan yang dituangkan melalui
lembar kerja siswa (LKS) sehingga dapat dinilai. Sebagai evaluasi serta
untuk menilai dan sejauh mana hasil kemampuan siswa dalam menulis
narasi melaui pendekatan whole language dengan menggunakan
permainan bahasa yang dilakukan peneliti pada tiap siklus.
5. Dokumentasi
Kegiatan dokumentasi dapat dilakukan dengan menggunakan kamera, hal
tersebut bertujuan untuk mengabadikan peristiwa atau kegiatan penting
53
H. Pengolahan dan analisis data
1. Tekhnik Pengolahan data
Pada dasarnya prosedur pengolahan data dilakukan sepanjang penelitian
secara berkelanjutan dari hasil pendahuluan, pelaksanaan, dan akhir
pelaksanaan program tindakan. Data akan diolah dengan menggunakan
tekhnik analisis kualitatif untuk menunjukan proses dengan memberikan
pemaknaan konseptual, pengolahan data merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh peneliti dalam menyusun dan mengkaji data yang diperoleh
sehingga mampu menyajikan informasi untuk menjawab masalah yang
ditetapkan dalam penelitian ini yaitu data hasil kemampuan menulis narasi
siswa.
2. Analisis Data
Kegiatan proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang
tersedia dari berbagai sumber yaitu dari sejak kegiatan observasi,
wawancara, dan pengumpulan data dilaksanakan yaitu selama tindakan
diberikan. Kemudian ketika semua data sudah terkumpul diadakan
penyusunan data dan pengkategorian data. Karena analisis data dilakukan
dengan mengacu pada prinsip on-going analisis, maka rambu-rambu
analisis dibuat agar temuan data dari siklus I dan seterusnya agar dapat
dianalisis dengan segera. Data hasil pengamatan berupa prilaku empirik
dan hasil kerja siswa dikumpulkan dan dipilah sesuai dengan fokus yang
telah ditetapkan, data yang tidak relevan direduksi, data didiskusikan,
dimaknai dan digunakan sebagai dasar melakukan tindakan. Selanjutnya
dilakukan penafsiran data dan penarikan simpulan. Penentuan kualifikasi
hasil apresiasi (menulis) didasarkan pada munculnya ciri deskriptor.
Teknik penyekoran pada penelitian ini menggunakan teknik penyekoran
analitik, yaitu teknik penyekoran narasi yang dilakukan dengan cara
penyekoran dikenakan pada komponen-komponen pembentuk narasi
dengan melakukan perhitungan secara rinci kesalahan-kesalahan yang ada
54
Format Penilaian Hasil Narasi Siswa
Tabel 3.6
No Aspek yang Diamati
Skala Penilaian
Bobot
Nilai=
x 100 SB B C K SK
1 Memuat judul dan tema
sesuai isi karangan
2 Kesesuaian dan keruntutan
isi karangan dengan
kerangka karangan yang
telah dibuat
3 Keterpaduan antara satu
paragraf dengan paragraf
yang lain
4 Memahami unsur-unsur
pembentuk karangan
(tema, gagasan pokok, alur,
penokohan, latar, Sudut
pandang) dengan baik
5 Alur
6 Tokoh
7 Latar
8 Sudut pandang
9 Diksi
10 Ejaan dan tanda baca
55
Keterangan Skala
Tabel 3.7
Bobot Kategori Keterangan Nilai
5 SB Sangat baik 91 100
Aspek Yang Diamati Bobot Kriteria
1. Memuat judul dan
tema sesuai isi
karangan
5
Karangan memuat judul dan tema yang
sesuai dengan isi karangan dengan tepat dan
menarik.
sesuai dengan isi karangan tetapi tidak tepat
dan tidak menarik.
2
Karangan memuat judul dan tema yang
menyimpang dengan isi karangan tetapi
menarik.
Isi karangan memiliki banyak kesesuaian
dan keruntutan dengan kerangka karangan
56
kerangka karangan
yang telah dibuat
4
Isi karangan memiliki kesesuaian dan
keruntutan dengan kerangka karangan yang
telah dibuat sebelumnya, namun terdapat
sedikit kesalahan.
3
Isi karangan hanya memiliki sedikit
kesesuaian dan keruntutan dengan kerangka
karangan yang telah dibuat sebelumnya.
2
Isi karangan hanya memiliki sedikit
kesesuaian dan sedikit keruntutan dengan
kerangka karangan yang telah dibuat
sebelumnya.
1
Isi karangan tidak memiliki kesesuaian dan
keruntutan dengan kerangka karangan yang
telah dibuat sebelumnya.
Keterpaduan antara paragraf yang satu
dengan yang lainnya dalam sebuah karangan
sangat baik.
4
Keterpaduan antara paragraf yang satu
dengan yang lainnya dalam sebuah karangan
baik.
3
Keterpaduan antara paragraf yang satu
dengan yang lainnya dalam sebuah karangan
cukup baik.
2
Hanya terdapat sedikit keterpaduan antara
paragraf yang satu dengan yang lainnya
dalam sebuah karangan.
1
Tidak terdapat keterpaduan antara paragraf
yang satu dengan yang lainnya dalam
sebuah karangan.
57
karangan dengan baik dan tepat.
4 Memahami unsur-unsur pembentuk karangan tetapi terdapat sedikit kesalahan.
3 Hanya memahami beberapa unsur-unsur pembentuk karangan.
2 Memahami sedikit unsur-unsur pembentuk karangan.
1 Tidak memahami unsur-unsur pembentuk karangan sama sekali.
5. Alur
5
Alur cerita disusun sesuai tema atau judul
karangan, lengkap (memuat awal, tengah,
dan akhir cerita) dan menarik.
4
Alur cerita disusun sesuai tema atau judul
karangan, lengkap (memuat awal, tengah,
dan akhir cerita).
3
Alur disusun sesuai tema atau judul
karangan tetapi tidak lengkap (hanya ada
awal dan akhir atau awal dan tengah cerita).
2
Alur disusun menyimpang dari tema atau
judul karangan tetapi lengkap (memuat
awal, tengah dan akhir cerita).
1
58
lengkap dan tidak menarik.
2 Tokoh digambarkan tidak jelas, tidak lengkap dan tidak menarik.
1 Tokoh disusun kacau atau acak-acakan.
7. Latar
1 Tidak ada latar dalam karangan
8. Sudut pandang
5 Menggunakan Sudut pandang orang pertama dan ke-3 dengan benar.
4
Menggunakan Sudut pandang orang
pertama dan ke-3 tetapi terdapat sedikit
kesalahan dalam penggunaannya.
3
Terdapat banyak kesalahan dalam
penggunaan Sudut pandang tetapi masih
dapat dimengerti maksudnya.
2 Hanya menggunakan Sudut pandang orang pertama.
1
Banyak kesalahan dalam penggunaan Sudut
pandang yang membuat cerita menjadi tidak
dapat dimengerti.
9. Diksi
5
Penggunaan diksi dalam kalimat sangat
tepat, dapat dipahami dan tidak terdapat
kesalahan.
59
diksi, tetapi dapat dipahami maksudnya.
3 Penggunaan diksi dalam kalimat tidak tepat, tetapi dapat dipahami maknanya.
2 Penggunaan diksi dalam kalimat tidak tepat dan maknanya pun tidak dapat dipahami.
1 Tidak menguasai kosa kata.
10.Ejaan dan tanda
baca 5
Tidak ada kesalahan dalam ejaan dan tanda
baca.
4
Penerapan tanda baca baik, menguasai
aturan penulisan, hanya sedikit terjadi
kesalahan.
3
Ejaan dan tanda baca yang digunakan cukup
baik tetapi terjadi kesalahan yang
menunjukkan ketidak tentuan.
2
Ejaan dan tanda baca yang digunakan
kurang baik, terdapat kesalahan yang dapat
mengaburkan makna.
1 Banyak kesalahan dalam penggunaan ejaan dan tanda baca.
Sumber : Resmini (2007) dengan modifikasi peneliti sendiri
Rumus perhitungan nilai karangan siswa :
Nilai :
X 100
:
x 100
Rumus perhitungan presentase yang digunakan bersumber dari Santoso
(2005:57) dan hasil penganalisisan dilakukan dengan menggunakan rambu-rambu
60
P=
x 100
Keterangan :
P = presentase
F =jumlah siswa yang memenuhi kategori
N = jumlah keseluruhan siswa
100 = bilangan konstanta
Pedoman Skala Nilai Narasi
Tabel 3.9
Kategori Nilai
SB 91 100
B 75 90
C 74 56
K 55 41
SK 40 0
Pelaksanaannya dilakukan dengan mengamati dan mencatat pembelajaran
yang dilakukan siswa, membandingkannya dengan kriteria proses yang tercantum
dalam rambu-rambu analisis dan selanjutnya melakukan pemaknaan. Adapun
Tiara Kurnia, 2013
Penerapan Pendekatan Whole Language Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Narasi Melalui
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan terhadap
siswa kelas IV SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat
diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
Perencanaan tindakan yang dilakukan mengenai upaya meningkatkan
kemampuan menulis narasi dengan penerapan pendekatan whole language
melalui penggunaan permainan bahasa yang pertama adalah, dengan penerapan
pendekatan whole language melalui permainan bahasa senantiasa mengacu pada
standar isi, standar kompetensi, indikator dan tujuan pembelajaran yang kemudian
diimplementasikan pada kegiatan pembelajaran (eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi), media pempelajaran, sumber belajar, dan lembar kerja siswa (LKS).
Hal ini merupakan salah satu upaya perbaikan yang peneliti lakukan pada
perencanaan tindakan pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan menulis
narasi dengan menerapkan pendekatan whole language dan juga penggunaan
permainan bahasa (scramble) untuk membangkitkan motivasi siswa dalam
menulis narasi mampu memberikan stimulus minat dan ide siswa serta membantu
memperbanyak kosakata siswa dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi.
Dalam kegiatan pelaksanaan yang dilaksanakan peneliti untuk
meningkatkan kemampuan menulis narasi pada siswa kelas IV di SDN
Banyuhurip, peneliti melaksanakan tiga siklus kegiatan pembelajaran, yang setiap
siklusnya baik dari siklus I sampai dengan siklus III memfokuskan kegiatan
pembelajaran dengan menerapkan pendekatan whole language melalui
penggunaan permainan bahasa.
Adapun Aspek yang diamati dalam setiap siklusnya meliputi, kemampuan
153
meyesuaikan dan meruntutkan isi karangan dengan kerangka karangan yang telah
dibuat, kemampuan memadukan satu paragraf dengan paragraf yang lain,
kemampuan memahami unsur-unsur pembentuk karangan dengan baik,
kemampuan menggunakan alur, tokoh, latar, dan sudut pandang, juga
kemampuan menggunakan diksi, ejaan dan tanda baca.
Dalam setiap kegiatan pelaksanaan ditiap siklusnya, pada siklus I guru
menggunakan metode permainan bahasa (scramble) kalimat dengan bantuan
media gambar yang nantinya scramble kalimat tersebut disusun menjadi sebuah
kerangka karangan dan kemudian dikembangkan menjadi sebuah karangan,
sedangkan pada tahap pelaksanaan siklus II, siswa diberikan metode permainan
bahasa yaitu scramble kata, sehingga pada kegiatan pembelajarannya siswa
menyusun kata-kata kedalam sebuah kalimat yang nantinya dapat dikembangkan
menjadi sebuah karangan, dan pada kegiatan pelaksanaan siklus ke III, dalam
kegiatan pembelajaran siswa menggunakan metode scramble kalimat dan media
gambar, yang nantinya dapat siswa urutkan kemudian siswa kembangkan menjadi
karangan. Penggunaan permainan bahasa (scramble) dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran merupakan sebuah inovasi baru yang digunakan guru dalam
meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis narasi, hal ini dikarenakan
dengan menggunakan metode permainan bahasa, secara langsung siswa belajar
dengan baik tetapi dengan cara menggembirakan sehingga siswa tidak merasa
bosan ataupun terbebani. Hal tersebut dikarenakan metode permainan bahasa
yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran yang berupaya meningkatkan
kemampuan menulis narasi ini siswa dapat dilatih berkreasi menyusun kata,
kalimat, atau wacana yang acak susunannya dengan susunan yang bermakna dan
mungkin lebih baik dari susunan aslinya sehingga kegiatan pembelajaran dengan
menerapkan pendekatan whole language melalui penggunaan permainan bahasa
(scramble) dapat memacu minat siswa dalam kegiatan menulis narasi. Selain itu
pelaksanaan kegiatan pembelajaran pun tidak pernah luput dari penerapan
pendekatan whole language, karena dalam kegiatan pembelajaran ditiap siklusnya
154
language merupakan pendekatan pembelajaran bahasa yang menyatukan keempat
keterampilan berbahasa baik itu dalam kemampuan membaca, menyimak,
berbicara dan menulis yang sudah diterapkan guru dalam kegiatan pembelajaran,
guru juga selalu mendampingi siswa dalam kegiatan menulis narasi, hal ini sesuai
dengan salah satu komponen dalam komponen pendekatan whole language, yaitu
guided writing atau menulis terbimbing. Dalam menulis terbimbing peran guru
adalah sebagai fasilitator, membantu siswa menemukan apa yang ingin ditulisnya
dan bagaiman menulisnya dengan jelas, sistematis dan menarik. Guru bertindak
sebagai pendorong bukan pengatur, sebagai pemberi saran bukan pemberi
petunjuk. Sehingga dalam kegiatan pelaksanaan disetiap siklusnya terlihat terus
mengalami peningkatan, dan bahkan nilai yang didapatkan dari hasil siklus II dan
siklus III yang mampu melebihi KKM yang ada.
Hasil dari kegiatan pembelajaran menulis narasi di kelas IV SDN
Banyuhurip Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat setelah menerapkan
pendekatan whole language melalui permainan bahasa (scramble) terbukti mampu
meningkatkan ide, imajinasi, menambah kosakata baru, memotivasi dan memacu
minat siswa dalam kegiatan menulis narasi. Hal tersebut terbukti dari hasil narasi
siswa ditiap siklusnya dengan hasil rata-rata yang diperoleh pada siklus I yaitu
68,3. Pada siklus II hasil rata-rata pembelajaran menulis narasi yang didapat siswa
yaitu 78,7, dan pada siklus III rata-rata yang didapat dari hasil menulis narasi pun
meningkat, rata-rata yang didapat pada siklus III yaitu 84,5. Hal ini membuktikan
bahwa kemampuan siswa dalam menulis narasi sangat baik, terlihat dari tingkat
keberhasilan yang diperoleh selama tiga siklus yaitu, tingkat keberhasilan yang
diperoleh pada siklus I sebesar 36,7% , tingkat keberhasilan pada siklus II sebesar
70%, dan tingkat keberhasilan pada siklus III sebesar 77%. Artinya bahwa
dengan menerapkan pendekatan whole language melalui penggunaan permainan
bahasa (scramble) pada kegiatan pembelajaran menulis narasi, telah mampu
memacu minat siswa dan meningkatkan kemampuan menulis siswa dalam
kegiatan menulis narasi siswa di kelas IV SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang