• Tidak ada hasil yang ditemukan

332321881 Dokumen 1 Ktsp Mts Nusantara Dadap

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "332321881 Dokumen 1 Ktsp Mts Nusantara Dadap"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

(KTSP)

NAMA MADRASAH : MTs NUSANTARA

NSM : 121232120067

NPSN : 60729660

STATUS AKREDITASI : A

ALAMAT : JL. Pasar Dadap Baru No.04 Desa Dadap

(2)

YAYASAN NUSANTARA AKHFAS (YNA)

MTs

nusan

t

ara

Jl. Pasar Dadap Baru No. 04 Dadap - Juntinyuat Kab. Indramayu , 45282

( (0234) 484023 / Hp.081324604663 e-mail : mtsnusantara2010dadap@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA MTs NUSANTARA

NOMOR: Nomor : MTs.237/PP.00.1/ 003 /2016

TENTANG

PENETAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN MTS NUSANTARA

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

KEPALA MTS NUSANTARA DADAP

Menimbang : a. bahwa Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP); b. bahwa MTs Nusantara Dadap merupakan salah satu satuan pendidikan

madrasah di bawah binaan Kementerian Agama;

c. Berdasarkan petimbangan sebagaimana dimaksud pada butir a dan b di atas, perlu menetapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan MTs Nusantara Dadap Tahun Pelajaran 2016/2017

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan;

3. Peraturan Menteri Agama No. 2 tahun 2008, tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah;

(3)

5. Peraturan Menteri Pedidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan;

6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2006 tentang pelaksanaan Peraturan Mendiknas No 22 dan 23 tahun 2006;

7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian;

8. Surat Edaran Dirjen Pendidikan Islam Nomor: DJ.II.1/PP.00/ED/681/2005 tanggal 1 Agustus 2006 tentang pelaksanaan Standar Isi;

Memperhatikan : Masukan dan pertimbangan Komite Madrasah, Pendidik, Tenaga Kependidikan dan seluruh pemangku kepentingan madrasah pada Workshop Penyusunan KTSP MTs Nusantara Dadap Tahun Pelajaran 2016/2017 tanggal Juli 2016;

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : KEPUTUSAN KEPALA MTS NUSANTARA DADAP TENTANG PENETAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN MTS NUSANTARA DADAP TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PERTAMA : Memberlakukan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan MTs Nusantara Dadap sebagai pedoman pelaksanaan dan penyelenggaraan pendidikan dan kegiatan belajar mengajar di MTs Nusantara Dadap pada tahun pelajaran 2016/2017 KEDUA : Semua warga madrasah harus melaksanakan KTSP ini dengan penuh tanggung

jawab;

KETIGA : Dokumen KTSP ini akan direvisi setiap awal tahun pelajaran dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan madrasah;

KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Indramayu Pada Tanggal : Juli 2016

Kepala Madrasah,

D r. A K H F A S, M.Pd.I NIP.196905222003121001 Tembusan:

1. Ketua Yayasan Nusantara Akhfas

2. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat 3. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota Indramayu; 4. Pengawas Madrasah Kecamatan Juntinyuat

(4)
(5)

PENGESAHAN

Jenis Dokumen : Dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan MTs Nusantara Dadap Tahun Pelajaran 2016/2017

Nama Madrasah : MTS NUSANTARA

NSM : 121232120067

NPSN : 60729660

Peringkat Akreditasi : A

Alamat : Jalan Pasar Dadap Baru No.04

: RT01 / RW 11 Desa Dadap

: Kecamatan Juntinyuat

: Kabupaten Indramayu

: Provinsi Jawa Barat

Mengetahui

Ketua Komite Madrasah,

MA’MUN

Tanggal : ……….

Kepala Madrasah

D r. A K H F A S, M.Pd.I NIP.196905222003121001

Tanggal: ………

Mengetahui

a.n. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Indramayu

Kepala Seksi Pendidikan Madrasah,

……… .

(6)

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusunan Kurikulum MTs Nusantara Dadap, ini dapat terselesaikan dengan baik. Tim penyusun KTSP ini terdiri atas guru, konselor, dan Kepala MTs Nusantara Dadap yang bertindak sebagai ketua merangkap anggota. Dalam rangka meminta masukan dan pertimbangan dalam penyusunan KTSP ini, kami telah melibatkan Komite Madrasah, dan nara sumber, serta pihak lain yang terkait.

Penyusunan dokumen KTSP ini dilakukan dengan merujuk pada Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang Standar isi, Permendiknas nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Permendiknas nomor 24 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Panduan penyusunan KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah yang dikeluarkan oleh BSNP tahun 2006, serta surat Edaran Dirjen Pendidikan Islam Nomor: DJ.II.1/PP.00/ED/681/2006 tentang Pelaksanaan Standar Isi, dan Permenag No. 2 tahun 2008 tentang SKL dan Standar Isi mata pelajaran Pendidikan Agama islam dan Bahasa Arab di Madrasah.

Atas selesainya penyusunan KTSP MTs Nusantara Dadap Tahun Pelajaran 2016/2017 ini, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan KTSP ini, terutama tim penyusun dan pengembang kurikulum MTs Nusantara Dadap, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota dan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa timur beserta jajarannya atas arahan dan petunjukknya sehingga penyusunan KTSP ini dapat terselesaikan dengan baik.

Kami berharap KTSP MTs Nusantara Dadap ini dapat dijadikan pedoman dan rujukan kepada seluruh pemangku kepentingan madrasah terutama Kepala Madrasah, pendidik dan tenagah kependidikan dalam penyelenggaraan pendidikan di Madrasah kami. Dengan kurikulum ini, kami berharap mutu penyelenggaraan pendidikan di MTs Nusantara Dadap dapat semakin meningkat dan mendapat kepercayaan dari masyarakat dan pemerintah.

Indramayu Juli 2016 Kepala Madrasah,

(7)

DAFTAR ISI

1.2 Landasan Hukum ... 2

1.3 Sejarah Singkat ... 2 1.4 Visi ... 1.5 Misi ... 1.6 Tujuan ... BAB 2 : STANDAR KOMPETENSI

2.1 Standar Kompetensi Lulusan MTs

2.2 Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran (SKL-MP)

2.4 Standar Kompetensi (SK) Dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran 2.5 Standar Kompetensi Muatan Lokal

2.6 Pengembangan Diri

BAB 3 : STRUKTUR KURIKULUM DAN PENGATURAN BEBAN BELAJAR 3.1 Struktur kurikulum

3.2 Pengaturan Beban Belajar BAB 4 : KRITERIA-KRITERIA

4.1 Kriteria Ketuntasan Minimal 4.2 Kriteria Kenaikan Kelas 4.4 Kriteria Mutasi

4.5 Kriteria kelulusan Ujian Nasional dan Ujian Madrasah BAB 5 : REVISI DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

5.1 Revisi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

5.2 Pengembangan Kurikulum Tingakat Satuan Pendidikan BAB 6 : KALENDER PENDIDIKAN

6.1 Permulaan Tahun Pelajaran 6.2 Waktu Belajar

6.3 Libur Sekolah

6.4 Jadwal Kegiatan dalam Kalender Pendidikan

Lampiran-lampiran :

1. SK Tim Penyusun KTSP;

2. SK Pembagian Tugas Guru dalam Kegiatan Pembelajaran, Bimbingan, dan Ekstrakurikuler; 3. Profil madrasah;

4. Data lain yang relevan; 5. Silabus;

(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perubahan paradigma penyelenggaraan pendidikan dari sentralisasi ke desentralisasi mendorong terjadinya perubahan dan pembaruan pada beberapa aspek pendidikan, termasuk kurikulum. Dalam kaitan ini kurikulum pendidikan dasar dan menengahpun menjadi perhatian dan pemikiran-pemikiran baru, sehingga mengalami perubahan-perubahan kebijakan.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36 Ayat (2) ditegaskan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Atas dasar pemikiran itu maka dikembangkanlah apa yang dinamakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 bahwa Kurikulum Satuan Pendidikan pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah mengacu pada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta berpedoman pada panduan dari Badan Standar Nasional Pendidikan.

(9)

melibatkan seluruh warga madrasah yang terdiri atas unsur madrasah, komite madrasah, di bawah koordinasi dan supervisi dari Mapenda Kementerian Agama Kabupaten Tuban.

Pada akhirnya kurikulum ini tetap hanya sebuah dokumen, yang akan menjadi kenyataan apabila terlaksana di lapangan dalam proses pembelajaran yang baik. Pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas, hendaknya berlangsung secara efektif yang mampu membangkitkan aktivitas dan kreativitas anak. Dalam hal ini para pelaksana kurikulumlah (para pendidik) yang akan membumikan kurikulum ini dalam proses pembelajaran. Para pendidik juga hendaknya mampu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi anak, sehingga anak betah di sekolah. Atas dasar kenyataan tersebut, maka pembelajaran di sekolah menengah hendaknya bersifat mendidik, mencerdaskan, membangkitkan aktivitas dan kreativitas anak, efektif, demokratis, menantang, dan menyenangkan. Dengan spirit seperti itulah kurikulum ini akan menjadi pedoman yang dinamis bagi penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di MTs Nusantara Dadap. Dokumen KTSP MTs Nusantara Dadap ini secara keseluruhan mencakup :

1. struktur dan muatan kurikulum; 2. beban belajar murid;

3. kalender pendidikan; 4. silabus dan

5. rencana pelaksanaan pembelajaran.

B. Landasan Penyusunan KTSP 1. Landasan Filosofis

(10)

2. Landasan Yuridis

a. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat (5), “Pemerintah memajukan ilmu

pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia” dan Pasal 32 ayat (1), “Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia ditengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dalam mengembangkan nilai-nilai budayanya.”

b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3, ”Pendidikan bertujuan untuk

mengembangkan potensi peserta didik seutuhnya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Pasal 36 ayat (2), “Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik”. Pasal 38 ayat (2), “Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah”.

c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Desentralisasi pengelolaan pendidikan.

Pemerintah daerah yang menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan demokrasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Pengelolaan pendidikan yang semula sentralistik berubah menjadi desentralistik. Sekolah sebagai penyelenggara pendidikan diberikan kewenangan untuk mengelola pendidikan, seperti dalam penyusunan dan pelaksanaan kurikulum di satuan kerja masing-masing.

d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Sistem Nasional Pendidikan Pasal 17 ayat (1), “Kurikulum Tingkat Satuan

(11)

potensi daerah/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat, peserta didik”.

e. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 6 Tahun 2007 tentang Perubahan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional dan nomor 24 Tahun

2006 tentang pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan,

“Satuan pendidikan dapat mengadopsi atau mengadaptasi model Kurikulum Tingkat Satuan Pedidikan Dasar dan Menengah yang disusun oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional bersama unit terkait”.

f. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah

g. Surat Edaran Dirjen Pendidikan Islam Nomor: DJ.II.1/PP.00/ED/681/2006,

tanggal 1 Agustus 2006, tentang Pelaksanaan Standar Isi, yang intinya bahwa

madrasah dapat meningkatkan kompetensi lulusan dan mengembangkan kurikulum dengan standar yang lebih tinggi.

C. Tujuan Pengembangan KTSP

Penyusunan KTSP ini sangat diperlukan untuk mengakomodasi semua potensi yang ada di daerah dan untuk meningkatkan kualitas MTs Nusantara Dadap, baik dalam bidang akademis maupun nonakademis, memelihara budaya daerah, mengikuti perkembangan iptek yang dilandasi imtak.

D. Prinsip Pengembangan KTSP

(12)

Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut, pengembangan kurikulum ini didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut :

1. Peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia;

Keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum disusun yang memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia

2. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya;

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.

3. Beragam dan terpadu;

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.

4. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni;

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

5. Relevan dengan kebutuhan kehidupan;

(13)

termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.

6. Menyeluruh dan berkesinambungan;

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.

7. Belajar sepanjang hayat;

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

8. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.

(Kepala Madrasah, Guru, Karyawan, Murid ) dan pemangku kepentingan lain (Komite Madrasah, Orang Tua Murid Lingkungan Pesantren, Masyarakat, Lembaga-lembaga lain).

(14)

BAB II

TUJUAN PENDIDIKAN, VISI, MISI DAN TUJUAN MADRASAH

A. Tujuan Satuan Pendidikan

Tujuan pendidikan MTs Nusantara adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Tujuan pendidikan tersebut berlandaskan pada antara lain:

1. Berdasarkan Pembukaan UUD 1945 alinea IV

2. Permen No. 22 Tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan mata pelajaran dan kompetensi dasar mata pelajaran (Standart Isi)

3. Permen No. 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan Madrasah Tsanawiyah dan Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran

4. Permenag No. 2 tahun 2008 tentang penetapan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan dalam Bidang Keagamaan di Satuan Pendidikan SMP/MTs

5. Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 2009 tentang Petuntuk Teknis Pelaksanaan Pengembangan KTSP untuk SMP/MTs

B. Visi Madrasah Tsanawiyah Nusantara

” Bertaqwa, Cerdas, Trampil, Disiplin, Sehat, Berwawasan Lingkungan dan Cinta Tanah Air ”

Indikator:

1. Prestasi dalam bidang Agama

2. Prestasi dalam bidang akademik dan non akademik 3. Prestasi dalam bidang IPTEK dan IMTAQ

4. Bersikap disiplin dalam kehidupan sehari-hari 5. Berpola hidup sehat jasmani dan rohani

6. Terwujudnya lingkungan yang aman, asri, indah, produktif, dan inovatif 7. Mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa

C. Misi Madrasah Tsanawiyah Nusantara

(15)

2. Mengembangkan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Menyenangkan dan Islami (PAIKEMI).

3. Meningkatkan mutu pendidikan di bidang akademik dan non akademik. 4. Melestarikan dan mengembangkan olah raga, seni, dan budaya

5. Meningkatkan ketrampilan dalam bidang IPTEK

6. Menanamkan sikap disiplin dalam kehidupan sehari-hari

7. Mewujudkan lingkungan sekolah yang aman, asri, indah, produktif, dan inovatif 8. Mampu mengembangkan sikap dan kepribadian untuk bangsa dan negara

D. Tujuan Madrasah Tsanawiyah Nusantara

Secara khusus tujuan pendidikan di MTs Nusantara Dadap adalah :

1. Meningkatkan prestasi dalam bidang agama dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari

2. Membekali siswa mampu membaca dan menulis Al-Qur’an. 3. Membiasakan siswa melakukan sholat berjamaah.

4. Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan berbagai pendekatan, diantaranya CTL, PAIKEMI, dan pembelajaran berbasis masalah (PBM) serta layanan bimbingan konseling.

5. Mewujudkan peningkatkan prestasi nilai rata-rata mapel UN 0,5 setiap tahunnya

6. Meraih kejuaraan olimpiade khususnya pada mata pelajaran UN dalam 10 besar tingkat kabupaten.

7. Melestarikan budaya daerah melalui MULOK bahasa jawa sesuai dengan konteks atau lingkungannya.

8. Meraih kejuaraan bidang olah raga dan seni tingkat Kelompok Kerja Madrasah (KKM).

9. Menjadikan siswa mampu mengakses berbagai informasi yang positif. 10. Membekali siswa untuk mengembangkan minat dan bakatnya.

11. Membudayakan gemar membaca.

(16)
(17)

BAB III

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Struktur Kurikulum

Struktur dan muatan kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang tertuang dalam Standar Isi meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut ini: 1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;

2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; 3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; 4. Kelompok mata pelajaran estetika;

5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan.

Kelompok mata pelajaran tersebut memiliki cakupan dan kegiatan masing-masing seperti yang tertuang dalam PP 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) pasal 6 ayat (1) dan pasal 7 berikut:

Tabel 1. Cakupan Kelompok Mata Pelajaran

No Kelompok

Mapel Cakupan Melalui

1. Agama dan Akhlak Mulia

(18)
(19)

No KelompokMapel Cakupan Melalui dasar ilmu pengetahuan dan teknologi serta

membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri.

(20)

No KelompokMapel Cakupan Melalui hidup sehat yang bersifat individual ataupun yang penyakit lain yang potensial untuk mewabah.

(21)

Tabel 2. Struktur Kurikulum berdasarkan Permen Diknas Nomor 22 tahun 2006 dan Permenag No. 2 Tahun 2008

Komponen Kelas dan Alokasi Waktu

VII VIII IX

A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama Islam

a. Qur’an Hadist 2 2 2

b. Aqidah Ahlaq 2 2 2

c. Fiqih 2 2 2

d. Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) 2 2 2 2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4 4

4. Bahasa Arab 2 2 2

5. Bahasa Inggris 4 4 4

6. Matematika 4 4 4

7. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4

8. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4

9. Seni Budaya 2 2 2

10.Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan

2 2 2

11. Ketrampilan / TIK 2 2 2

B. Muatan Lokal 2 2 2

C. Pengembangan Diri 2 2 2

Jumlah 42 42 42

Struktur kurikulum MTs Nusantara Dadap meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai kelas VII sampai dengan kelas IX. struktur kurikulum disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Kurikulum MTs Nusantara Dadap memuat 14 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri seperti tertera pada Tabel 2.

(22)

c. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah.

d. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi madrasah yang difasilitasi atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler maupun dalam bentuk pelayanan konseling.

e. Substansi mata pelajaran IPA terdiri dari biologi, fisika, dan kimia dan IPS terdiri dari geografi, ekonomi, dan sejarah

f. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 40 menit.

g. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34 - 38 minggu.

Adapun struktur kurikulum MTs Nusantara Dadap disajikan pada Tabel 3 berikut ini:

Tabel 3. Struktur Kurikulum MTs Nusantara Dadap.

Komponen Alokasi Waktu/Klas

VII VIII IX

A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama Islam

a. Al-Qur’an Hadits 2 2 2

b. Aqidah Akhlaq 2 2 2

c. Fiqih 2 2 2

d. Sejarah dan Kebudayaan Islam 2 2 2 2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 6 6 6

4. Bahasa Arab 2 2 2

5. Bahasa Inggris 4 4 4

6. Matematika 6 6 6

7. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4

8. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4

9. Seni Budaya 2 2 2

10. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 2 2 2

11. Ketrampilan/Tikom 2 2 2

B. Muatan Lokal

(23)

C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*)

1. Kegiatan

Bimbingan Konseling (BK)

2. Kegiatan

Ekstrakurikuler

a. Kepramuka

an

b. Sepak

bola /Futsal

c. Voli

d. Hadrah

e. Baca

Al-Qur’an

f. Bimbingan

materi olimpiade

g. Pembinaan

Mata Pelajaran

h. UKS (Unit

Kesehatan Siswa)

i. PDKS

(Pelatihan Dasar Kepemimpinan Siswa)

Jumlah 44 44 44

Keterangan:

*) : diluar jam pelajaran regular dan ekuivalen dengan 2 jam pelajaran

B. Muatan Kurikulum

Muatan kurikulum SMP/MTs meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik dan materi muatan lokal serta pengembangan diri.

1. Mata Pelajaran Wajib

(24)

a. Qur’an Hadist

Mata pelajaran Qur'an-Hadis MTs ini merupakan kelanjutan dan kesinambungan dengan mata pelajaran Qur'an-Hadis pada jenjang MI dan MA, terutama pada penekanan kemampuan membaca Al-Qur'an-Hadis, pemahaman surat-surat pendek, dan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari. Adapun tujuan mata pelajaran Al-Qur'an-Hadis adalah:

1. Meningkatkan kecintaan siswa terhadap Al-Qur'an dan hadis.

2. Membekali siswa dengan dalil-dalil yang terdapat dalam Al-Qur'an dan hadis sebagai pedoman dalam menyikapi dan menghadapi kehidupan.

3. Meningkatkan kekhusyukan siswa dalam beribadah terlebih salat, dengan menerapkan hukum bacaan tajwid serta isi kandungan surat/ayat dalam surat-surat pendek yang mereka baca

Ruang lingkup mata pelajaran Al-Qur'an-Hadis di Madrasah Tsanawiyah meliputi: 1. Membaca dan menulis yang merupakan unsur penerapan ilmu tajwid.

2. Menerjemahkan makna (tafsiran) yang merupakan pemahaman, interpretasi ayat, dan hadis dalam memperkaya khazanah intelektual.

3. Menerapkan isi kandungan ayat/hadis yang merupakan unsur pengamalan nyata dalam kehidupan sehari-hari.

b. Aqidah Ahlaq

Akidah-Akhlak di MTs adalah salah satu mata pelajaran PAI yang merupakan peningkatan dari akidah dan akhlak yang telah dipelajari oleh peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar. Secara substansial mata pelajaran Akidah-Akhlak memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempelajari dan mempraktikkan akidahnya dalam bentuk pembiasaan untuk melakukan akhlak terpuji dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran Akidah-Akhlak bertujuan untuk:

(25)

muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT;

4. Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan individu maupun sosial, sebagai manifestasi dari ajaran dan nilai-nilai akidah Islam. Ruang lingkup mata pelajaran Akidah-Akhlak di MTs. meliputi:

1. Aspek akidah terdiri atas dasar dan tujuan akidah Islam, sifat-sifat Allah, al-asma' al-husna, iman kepada Allah, Kitab-Kitab Allah, Rasul-Rasul Allah, Hari Akhir serta Qada Qadar.

2. Aspek akhlak terpuji yang terdiri atas ber-tauhiid, ikhlaas, ta’at, khauf, taubat, tawakkal, ikhtiyaar, shabar, syukur, qanaa’ah, tawaadu', husnuzh-zhan, tasaamuh dan ta’aawun, berilmu, kreatif, produktif, dan pergaulan remaja. 3. Aspek akhlak tercela meliputi kufur, syirik, riya, nifaaq, anaaniah, putus asa,

ghadlab, tamak, takabbur, hasad, dendam, giibah, fitnah, dan namiimah.

c. Fiqih

Pembelajaran fikih diarahkan untuk mengantarkan peserta didik dapat memahami pokok-pokok hukum Islam dan tata cara pelaksanaannya untuk diaplikasikankan dalam kehidupan sehingga menjadi muslim yang selalu taat menjalankan syariat Islam secara kaaffah (sempurna). Pembelajaran fikih di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat:

1. Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam dalam mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan manusia dengan Allah yang diatur dalam fikih ibadah dan hubungan manusia dengan sesama yang diatur dalam fikih muamalah.

(26)

1. Aspek fikih ibadah meliputi: ketentuan dan tatacara taharah, salat fardu, salat sunnah, dan salat dalam keadaan darurat, sujud, azan dan iqamah, berzikir dan berdoa setelah salat, puasa, zakat, haji dan umrah, kurban dan akikah, makanan, perawatan jenazah, dan ziarah kubur.

2. Aspek fikih muamalah meliputi: ketentuan dan hukum jual beli, qirad, riba, pinjam- meminjam, utang piutang, gadai, dan borg serta upah.

d. Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)

Sejarah Kebudayaan Islam di MTs merupakan salah satu mata pelajaran yang menelaah tentang asal-usul, perkembangan, peranan kebudayaan/peradaban Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam di masa lampau, mulai dari perkembangan masyarakat Islam pada masa Nabi Muhammad SAW dan Khulafaurrasyidin, Bani ummayah, Abbasiyah, Ayyubiyah sampai perkembangan Islam di Indonesia.

Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTs bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut:

1. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya mempelajari landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam yang telah dibangun oleh Rasulullah saw dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.

2. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan. 3. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar

dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah.

4. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di masa lampau.

5. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam. Ruang lingkup Sejarah Kebudayan Islam di Madrasah Tsanawiyah meliputi:

(27)

2. Memahami sejarah Nabi Muhammad SAW periode Makkah 3. Memahami sejarah Nabi Muhammad SAW periode Madinah 4. Memahami peradaban Islam pada masa Khulafaurrasyidin

5. Perkembangan masyarakat Islam pada masa Dinasti Bani Umaiyah 6. Perkembangan masyarakat Islam pada masa Dinasti Bani Abbasiyah 7. Perkembangan masyarakat Islam pada masa Dinasti Al Ayyubiyah 8. Memahami perkembangan Islam di Indonesia.

e. Bahasa Arab

Mata pelajaran Bahasa Arab merupakan suatu mata pelajaran yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan, dan membina kemampuan serta menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Arab baik reseptif maupun produktif.

Mata pelajaran Bahasa Arab memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Arab, baik lisan maupun tulis, yang mencakup empat kecakapan berbahasa, yakni menyimak (istima’), berbicara (kalam), membaca (qira’ah), dan menulis (kitabah).

2. Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya bahasa Arab sebagai salah satu bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar, khususnya dalam mengkaji sumber-sumber ajaran Islam.

3. Mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan antara bahasa dan budaya serta memperluas cakrawala budaya. Dengan demikian, peserta didik diharapkan memiliki wawasan lintas budaya dan melibatkan diri dalam keragaman budaya.

Ruang lingkup pelajaran Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah meliputi tema-tema yang berupa wacana lisan dan tulisan berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang identitas diri, kehidupan madrasah, kehidupan keluarga, rumah, hobi, profesi, kegiatan keagamaan, dan lingkungan.

f. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

(28)

1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan

2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi 3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya

4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

1. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan

2. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistim hukum dan peradilannasional, Hukum dan peradilan internasional

3. Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM

4. Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri, Persamaan kedudukan warga negara

(29)

6. Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan, Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi

7. Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka 8. Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri Indonesia

di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional dan organisasi internasional, dan Mengevaluasi globalisasi.

g. Pendidikan Bahasa Indonesia

Pendidikan Bahasa Indonesia di tingkat SMP/ MTs. bertujuan untuk :

1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis

2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara

3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan

4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial

5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa

6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut. 1. Mendengarkan

(30)

4. Menulis.

h. Pendidikan Bahasa Inggris

Mata Pelajaran Bahasa Inggris di tingkat SMP/MTs. bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

1. Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan dan tulis untuk mencapai tingkat literasi functional

2. Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global

3. Mengembangkan pemahaman peserta didik tentang keterkaitan antara bahasa dengan budaya.

Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Inggris di SMP/MTs meliputi:

1. kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis secara terpadu untuk mencapai tingkat literasi functional;

2. kemampuan memahami dan menciptakan berbagai teks fungsional pendek dan monolog serta esei berbentuk procedure, descriptive, recount, narrative, dan report. Gradasi bahan ajar tampak dalam penggunaan kosa kata, tata bahasa, dan langkah-langkah retorika;

3. kompetensi pendukung, yakni kompetensi linguistik (menggunakan tata bahasa dan kosa kata, tata bunyi, tata tulis), kompetensi sosiokultural (menggunakan ungkapan dan tindak bahasa secara berterima dalam berbagai konteks komunikasi), kompetensi strategi (mengatasi masalah yang timbul dalam proses komunikasi dengan berbagai cara agar komunikasi tetap berlangsung), dan kompetensi pembentuk wacana (menggunakan piranti pembentuk wacana). i. Pendidikan Matematika

(31)

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh

4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Ruang lingkup mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan SMP/MTs. meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

1. Bilangan 2. Aljabar

3. Geometri dan Pengukuran 4. Statistika dan Peluang.

j. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )

Mata pelajaran IPA di SMP/MTs bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaanNya

2. Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari 3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap adanya

(32)

4. Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan

7. Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.

Ruang lingkup mata pelajaran IPA untuk SMP/ MTs. meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

1. Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan 2. Materi dan Sifatnya

3. Energi dan Perubahannya 4. Bumi dan Alam Semesta

k. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS )

Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial

3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan 4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam

masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

1. Manusia, Tempat, dan Lingkungan 2. Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan 3. Sistem Sosial dan Budaya

(33)

Mata pelajaran Seni Budaya bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

1. Memahami konsep dan pentingnya seni budaya 2. Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya 3. Menampilkan kreativitas melalui seni budaya

4. Menampilkan peran serta dalam seni budaya dalam tingkat lokal, regional, maupun global.

Ruang lingkup mata pelajaran Seni Budaya meliputi aspek-aspek sebagai berikut : 1. Seni rupa, mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam menghasilkan

karya seni berupa lukisan, patung, ukiran, cetak-mencetak, dan sebagainya 2. Seni musik, mencakup kemampuan untuk menguasai olah vokal, memainkan

alat musik, apresiasi karya musik

3. Seni tari, mencakup keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh dengan dan tanpa rangsangan bunyi, apresiasi terhadap gerak tari.

4. Seni teater, mencakup keterampilan olah tubuh, olah pikir, dan olah suara yang pementasannya memadukan unsur seni musik, seni tari dan seni peran.

Di antara keempat bidang seni yang ditawarkan, minimal diajarkan satu bidang seni sesuai dengan kemampuan sumberdaya manusia serta fasilitas yang tersedia. Setelah madrasah mampu menyelenggarakan pembelajaran lebih dari satu bidang seni, peserta didik diberi kesempatan untuk memilih bidang seni yang akan diikutinya.

m. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan

Mata pelajaran Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

1. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih

(34)

4. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan

5. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis

6. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan

7. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.

Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk tingkat SMP/MTs. adalah sebagai berikut :

1. Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya

2. Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya

3. Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya

4. Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobik serta aktivitas lainnya

5. Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya

6. Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung

(35)

dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek.

n. Pendidikan Ketrampilan / Teknologi Informasi dan Komunikasi

Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Memahami teknologi informasi dan komunikasi

2. Mengembangkan keterampilan untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

3. Mengembangkan sikap kritis, kreatif, apresiatif dan mandiri dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi

4. Menghargai karya cipta di bidang teknologi informasi dan komunikasi.

Ruang lingkup mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi meliputi aspek-aspek sebagai berikut :

1. Perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, memanipulasi, dan menyajikan informasi

2. Penggunaan alat bantu untuk memproses dan memindah data dari satu perangkat ke perangkat lainnya.

2. Pengembangan Muatan Lokal

a. Rasional Muatan Lokal

Penerapan muatan lokal diharapkan dapat memberikan bekal pengetahuan, keterampilan, dan perilaku kepada peserta didik agar mereka memiliki wawasan yang luas tentang keadaan lingkungan daerah dan kebutuhan masyarakatnya sesuai dengan nilai-nilai/aturan yang berlaku serta ikut mengambil bagian dalam mendukung kelangsungan pembangunan daerah dan pembangunan nasional. Melalui implementasi muatan lokal yang dikembangkan di satuan pendidikan, diharapkan peserta didik dapat:

(36)

b. memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan mengenai lingkungan daerah yang berguna bagi dirinya dan masyarakat pada umumnya; c. memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/aturan yang berlaku

di daerah, serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya daerah dalam rangka menunjang pembangunan nasional;

d. berpartisipasi dalam pembangunan masyarakat dan pemerintah daerah. b. Muatan Lokal MTs Nusantara Dadap

Dari hasil kajian yang dilakukan oleh tim pengembangan kurikulum MTs Nusantara Dadap dengan mengacu pada langkah awal penyusunan muatan lokal, meliputi (1) identifikasi keadaan dan kebutuhan lingkungan/daerah, (2) identifikasi potensi daya dukung - internal dan eksternal, (3) identifikasi materi pembelajaran muatan lokal sesuai dengan kebutuhan dan potensi satuan pendidikan, dan (4) kerjasama dengan pihak lain maka dipilih muatan lokal wajib Bahasa daerah (Bahasa Jawa) sebagai upaya mempertahankan nilai-nilai budaya masyarakat setempat (jawa) dalam wujud komunikasi dan apresiasi sastra.

c. Standar Kompetensi Lulusan Muatan Lokal Bahasa Jawa Mendengarkan

Memahami wacana lisan dalam kegiatan wawancara, pelaporan, penyampaian berita radio/TV, dialog interaktif, pidato, khotbah/ceramah, dan pembacaan berbagai karya sastra berbentuk dongeng, puisi, drama, novel remaja, syair, kutipan, dan sinopsis novel dalam ragam ngoko/krama

Berbicara

Menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, pengalaman, pendapat, dan komentar dalam kegiatan wawancara, presentasi laporan, diskusi, protokoler, dan pidato, serta dalam berbagai karya sastra berbentuk cerita pendek, novel remaja/Roman, puisi, tembang, dan dramansi dalam ragam ngoko/krama

(37)

Menggunakan berbagai jenis membaca untuk memahami berbagai bentuk wacana tulis, dan berbagai karya sastra berbentuk puisi, cerita pendek, drama, novel remaja, antologi puisi, Tembang, dan novel dari berbagai angkatan

Menulis

Melakukan berbagai kegiatan menulis untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk buku harian, surat pribadi, pesan singkat, laporan, surat dinas, petunjuk, rangkuman, teks berita, slogan, poster, iklan baris, resensi, karangan, karya ilmiah sederhana, pidato, surat pembaca, dan berbagai karya sastra berbentuk pantun, dongeng, puisi, drama, puisi, dan cerpen.

3. Kegiatan PengembanganDiri

a. Pengertian Pengembangan Diri

Pengembangan diri adalah kegiatan bertujuan mengembangkan potensi peserta didik secara optimal, yaitu menjadi manusia yang mampu menata diri dan menjawab berbagai tantangan baik dari dirinya sendiri maupun dari lingkungannya secara adaptif dan konstruktif baik dilingkungan keluarga maupun masyarakat. Pengembangan diri di madrasah bersifat pilihan, dalam arti setiap siswa wajib mengikuti kegiatan pengembangan diri, tidak termasuk dalam pelayanan Bimbingan dan Konseling yang merupakan program pengembangan diri wajib.

b. Tujuan Kegiatan Pengembangan Diri 1. Tujuan Umum

Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, kondisi dan perkembangan peserta didik, dengan memperhatikan kondisi sekolah/madrasah.

2. Tujuan Khusus

(38)

belajar, wawasan dan perencanaan karir, kemampuan pemecahan masalah, dan kemandirian

c. Ruang Lingkup Pengembangan Diri

Pengembangan diri meliputi kegiatan terprogram dan tidak terprogram. Kegiatan terprogram direncanakan secara khusus dan diikuti oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pribadinya. Kegitan tidak terprogram dilaksanakan secara lansung oleh pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah/madrasah yang diikuti oleh semua peserta didik.

d. Bentuk Kegiatan Pengembangan diri

1. Kegiatan pengembangan diri secara terprogram (seperti dalam tabel 4) dilaksanakan dengan perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan peserta didik secara individual, kelompok, dan atau klasikal melalui penyelenggaraan:

Tabel 4 : Kegiatan pengembangan diri terprogram

Kegiatan Pelaksanaan

layanan dan kegiatan pendukung konseling

 Individual

 Kelompok :

tatap muka guru BK dalam kelas kegiatan ekstra kurikuler  Kepramukaan

 Olahraga

 Pelatihan

Dasar Kepemimpinan Siswa

 Mata Pelajaran

 Seni dan Sastra

 Dan lain-lain

2. Kegiatan pengembangan diri secara tidak terprogram (seperti pada tabel 5) dapat dilaksanakan sebagai berikut:

(39)

Kegiatan Contoh Kegiatan

Rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan terjadwal

 Piket kelas

 Baris di

lapangan dan membaca ikrar pelajar

 Berdo’a

sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran

 Sholat dzuhur

berjama’ah

 Senam

bersama

 Upacara

benderaa

 Bakti Sosial

 Dan lain-lain

Spontan, adalah kegiatan tidak terjadwal dalam kejadian khusus

 Memberi dam

menjawab salam

 Meminta maaf

 Berterima

kasih

 Mengunjungi

teman/ orang sakit

 Membuang

sampah pada tempatnya

 Menolong

orang dalam kesusahan

 Melerai

pertengkaran

(40)

n antri

 Dan lain-lain

Keteladanan, adalah kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari

 Penampilan

Guru

 Mengambil

sampah yang berserakan

 Mengucapkan

terima kasih

 Meminta maaf

jika bersalah

 Menghargai

pendapat orang lain

 Memberi

kesempatan kepada orang yang bereda pendapat

 Mendahulukan

kesempatan kepada orang tua

 Penugasan

peserta didik secara bergilir

 Menaati tata

tertib (displin, taat waktu dan peraturan)

 Memberi salam

ketika bertemu

 Berpakain rapi

dan bersih

 Menepati janji

 Memberi

(41)

berprestasi dilaksanakan di MTs Nusantara Dadap adalah seperti tabel 6 berikut:

Tabel 6: Kegiatan pengembangan diri di MTs Nusantara Dadap

(42)

 Perilaku

 Peduli sosial dan

(43)
(44)

3. Seni dan Sastra

(45)
(46)

bahasa (inggris)

6. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

 Memberi tambahan

kemampuan dalam hal kesehatan

 Memupuk rasa

kepedulian terhadap sesama

 Menanamkan

pentingnya kesehatan bagi kehidupan manusia sejak dini

 Melalui

latihan rutin di sekolah

 Melalui

latihan tingkat kabupaten

 Mengikut

(47)
(48)
(49)

kesusahan

Mengatasi silang pendapat 3. Keteladanan  Mengembangkan

nilai-nilai positif dalam diri manusia sebagai teladan terhadap sesama

Penampilan Guru

Membaca buku di kelas atau perpustakaan

Menghargai pendapat orang lain

Mendahulukn kesempatan kepada ortu

Penugasan peserta didik secara bergilir

Menaati tata tertib sekolah

(50)

Memberi

penghargaan kepada yang berprestasi

Memuji pada orang yang jujur

Membantu kaum yang fakir

Mengunjungi teman yang sakit

Mengembalik-an barang yang bukan miliknya

Membiasakan antri

e. Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Diri

(51)

2. Kegiatan pengembangan diri yang bersifat spontan dilaksanakan secara insidental baik diwaktu pembelajaran efektif maupun di luar jam pembelajaran efektif yang dubina oleh semua guru, wali kelas maupun konselor.

3. Kegiatan pengembangan diri terpogram dilaksanakan di luar jam pembelajaran (Kegiatan Ekstrakurikuler) dibina oleh guru, praktisi, atau alumni yang memiliki kualifikasi baik berdasarkan keputusan kepala madrasah.

4. Jadwal Kegiatan pengembangan diri seperti tercantum pada tabel 7 berikut:

Tabel 7. Jadwal Kegiatan Pengembangan Diri

No. JENIS

KEGIATAN KELAS HARI WAKTU

(52)

3 Rutin : 4 Spontan VII, VIII, IX Senin-Sabtu Insidental 5 Teladan VII, VIII, IX Senin-Sabtu Insidental

4. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa (PBKB)

Pada prinsipnya, pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa tidak dimasukkan sebagai pokok bahasan tetapi terintegrasi ke dalam mata pelajaran, pengembangan diri dan budaya sekolah/ madrasah. Guru dan madrasah perlu mengintegrasikan nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa ke dalam KTSP, silabus dan RPP yang sudah ada. Indikator nilai-nilai budaya dan karakter bangsa ada dua jenis yaitu (1) indikator sekolah/madrasah dan kelas, dan (2) indikator untuk mata pelajaran.

(53)

Guru memiliki kebebasan dalam menentukan berapa lama suatu perilaku harus dikembangkan sebelum ditingkatkan ke perilaku yang lebih kompleks.

Pembelajaran pendidikan budaya dan karakter bangsa menggunakan pendekatan proses belajar aktif dan berpusat pada anak, dilakukan melalui berbagai kegiatan dikelas, madrasah, dan masyarakat. Di kelas dikembangkan melalui kegiatan belajar yang biasa dilakukan guru dengan cara integrasi. Di sekolah/madrasah dikembangkan dengan upaya pengkondisian atau perencanaan sejak awal tahun pelajaran, dan dimasukkan ke Kalender Akademik dan yang dilakukan sehari-hari sebagai bagian dari budaya sekolah/madrasah sehingga peserta didik memiliki kesempatan untuk memunculkan perilaku yang menunjukkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Di masyarakat dikembangkan melalui kegiatan ekstra kurikuler dengan melakukan kunjungan ke tempat-tempat yang menumbuhkan rasa cinta tanah air dan melakukan pengabdian masyarakat untuk menumbuhkan kepedulian dan kesetiakawanan sosial.

Adapun penilaian dilakukan secara terus menerus oleh guru dengan mengacu pada indikator pencapaian nilai-nilai budaya dan karakter, melalui pengamatan guru ketika seorang peserta didik melakukan suatu tindakan di sekolah/madrasah, model anecdotal record (catatan yang dibuat guru ketika melihat adanya perilaku yang berkenaan dengan nilai yang dikembangkan), maupun memberikan tugas yang berisikan suatu persoalan atau kejadian yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan nilai yang dimilikinya.

Dari hasil pengamatan, catatan anekdotal, tugas, laporan, dan sebagainya guru dapat memberikan kesimpulannya/pertimbangan yang dinyatakan dalam pernyataan kualitatif sebagai berikut ini:

BT : Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda – tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator).

MT : Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten) MB : Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda

(54)

MK : Membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten

5. Pengaturan Beban Belajar

a. Beban belajar di MTs Nusantara Dadap menggunakan sistem paket dengan ketentuan sebagai berikut :

Tabel 8. Beban belajar di MTs Nusantara Dadap

Kls

2. Secara operasional alokasi waktu penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur MTs Nusantara Dadap maksimal 50% dari waktu tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Penugasan terstruktur di antaranya pekerjaan rumah (PR), penyusunan program/perencanaan kegiatan, laporan pelaksanaan kegiatan. Penugasan mandiri tidak terstruktur terdiri dari tugas-tugas individu atau kelompok yang disesuaikan dengan potensi, minat, dan bakat peserta didik.

Tabel 9. Alokasi waktu penugasan terstruktur

Komponen

a. Al-Qur’an Hadits 2 1

b. Aqidah Akhlaq 2 1

(55)

d. Sejarah dan Kebudayaan Islam 2 1

2. Bahasa Arab 2 1

3. Pendidikan Kewarganegaraan 2 1

4. Bahasa Indonesia 6 3

5. Bahasa Inggris 4 2

6. Matematika 6 3

7. Ilmu Pengetahuan Alam 4 2

8. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 2

9. Seni Budaya 2 1

10. Penjas Orkes 2 1

11. Keterampilan/Tinkom 2 1

B. Muatan Lokal

Bahasa Jawa 2 1

C. Bimbing konseling 2 1

c. Alokasi waktu untuk praktek, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam tatap muka.

d. Alokasi waktu jam belajar dalam satu pekan, diatur sebagai berikut:

Tabel 10. Jumlah jam belajar selama satu pekan

No Hari Jumlah Jam

 Upacara = 1 jam pelajaran (JP)

 Kegiatan Keagamaan/ Baca Qur’an = 1 jam pelajaran

Jumlah 46 pengembangan diri = 18 JP

6. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

(56)

Tabel 11. Penentuan KKM Semester 1 dan 2 Kelas VII, VIII, dan IX

No. Mata Pelajaran KKM

VII VIII IX

1. Pendidikan Agama Islam

a. Al-Qur’an Hadits 78 78 78

b. Aqidah Akhlaq 80 80 80

c. Fiqih 78 78 78

d. Sejarah Kebudayaan Islam 80 80 80

2. Bahasa Arab 80 80 80

3. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) 78 78 78 4. Bahasa dan Sastra Indonesia 80 80 80

5. Bahasa Inggris 75 75 75

6. Matematika 75 75 75

7. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 78 78 78 8. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 75 75 75

9. Seni dan Budaya 75 75 75

10. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 80 80 80 11. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) 75 75 75

12. Muatan Lokal

a. Bahasa Jawa 80 80 80

13 Bimbingan Konseling B B B

Satuan pendidikan ini menggunakan prinsip mastery learning (ketuntasan belajar), ada perlakuan khusus untuk peserta didik yang belum maupun sudah mencapai ketuntasan. Peserta didik yang belum dapat mencapai ketuntasan belajar harus mengikuti program perbaikan (remedial) sampai mencapai ketuntasan belajar yang dipersyaratkan (pelaksanaan remedial test maksimal dua kali). Siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar dapat mengikuti program pengayaan (enrichment). Kegiatan perbaikan dan pengayaan dilaksanakan di luar jam tatap muka (sepulang sekolah) dengan jadwal diatur mandiri oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.

1. Program Remedial (Perbaikan)

a. Remedial wajib diikuti oleh peserta didik yang belum mencapai KKM dalam setiap kompetensi dasar dan/atau indikator.

(57)

c. Kegiatan remedial meliputi remedial pembelajaran dan remedial penilaian.

d. Penilaian dalam program remedial dapat berupa tes maupun nontes.

e. Kesempatan mengikuti kegiatan remedial. f. Nilai remedial dapat melampaui KKM. 2. Program Pengayaan

a. Pengayaan boleh diikuti oleh peserta didik yang telah mencapai KKM dalam setiap kompetensi dasar.

b. Kegiatan pengayaan dilaksanakan di dalam atau di luar jam pembelajaran.

c. Penilaian dalam program pengayaan dapat berupa tes atau nontes.

d. Nilai pengayaan yang lebih tinggi dari nilai sebelumnya dapat digunakan.

7. Kriteria Kenaikan Kelas dan Kelulusan

a. Kriteria Kenaikan Kelas

Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun.

1. Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila memenuhi syarat sebagai berikut : a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran pada dua semester di kelas

yang diikuti.

b. Kenaikan kelas dipertimbangkan berdasarkan nilai laporan hasil belajar semester II.

c. Kriteria kenaikan kelas:

(58)

(Boleh tidak tuntas sebanyak tiga mata pelajaran selain mata pelajaran kelompok agama dan akhlaq mulia, serta bahasa Indonesia)

ii. memiliki nilai minimal Baik untuk aspek kepribadian, kelakuan, dan kerajinan serta pada kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia pada semester yang diikuti.

iii. ketidakhadiran tanpa izin maksimal 10% dari jumlah hari efektif 2. Siswa dinyatakan harus mengulangdi kelas yang sama bila :

a. Memperoleh nilai kurang dari kategori baik pada kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia

b. Jika peserta didik tidak menuntaskan KD dan SK lebih dari 3 mata pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran sampai pada batas akhir tahun ajaran.

3. Ketika mengulang di kelas yang sama, nilai siswa untuk semua

indikator, KD, dan SK yang ketuntasan belajar minimumnya sudah dicapai, minimal sama dengan yang dicapai pada tahun sebelumnya.

4. Jika karena alasan yang kuat, misal karena gangguan kesehatan fisik, emosi atau mental sehingga tidak mungkin berhasil, bisa dibantu untuk mencapai kompetensi yang ditargetkan.

b. Kriteria Kelulusan

Berdasarkan Peraturan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Nomor: 0011/P/BSNP/XII/2011 Tentang Prosedur Operasi Standar Ujian Nasional SMP/ MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, dan SMK Tahun Pelajaran 2011-2016

1. Kelulusan dari satuan pendidikan

Kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan ditentukan oleh satuan pendidikan berdasarkan rapat Dewan Guru dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:

(59)

b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan; c. Lulus ujian madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan

teknologi; dan

d. Lulus Ujian Nasional

2. Kelulusan Ujian Nasional

a. Peserta didik dinyatakan lulus Ujian Madrasah apabila peserta didik telah memenuhi kriteria kelulusan yang ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan perolehan Nilai Madrasah (NM)

b. Nilai Madrasah sebagaimana dimaksud pada nomor 1 diperoleh dari gabungan antara nilai Ujian Madrasah dan nilai rata-rata rapor semester 1, 2, 3, 4, dan 5 untuk MTs dengan pembobotan 60% untuk nilai Ujian Madrasah dan 40% untuk nilai rata-rata rapor.

c. Kelulusan peserta didik dari UN ditentukan berdasarkan Nilai Akhir (NA). d. Nilai Akhir (NA) sebagaimana dimaksud pada butir nomor 3 diperoleh dari

gabungan Nilai Madrasah dari mata pelajaran yang diujinasionalkan dengan Nilai UN, dengan pembobotan 40% untuk Nilai Madrasah dari mata pelajaran yang diujinasionalkan dan 60% untuk Nilai UN.

e. Peserta didik dinyatakan lulus UN apabila nilai rata-rata dari semua NA sebagaimana dimaksud pada butir nomor 4 mencapai paling rendah 5,5 dan nilai setiap mata pelajaran minimal 4,0

f. Kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan ditetapkan oleh setiap satuan pendidikan melalui rapat dewan guru dengan memperhatikan nilai akhlak mulia

8. Sistem Penilaian

(60)

a. Penilaian hasil belajar oleh pendidik

b. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan c. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah

Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan dan perbaikan hasil pembelajaran dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas. Penilaian tersebut digunakan untuk:

a. Menilai pencapaian kompetensi peserta didik b. Bahan penyusun laporan kemajuan hasil belajar c. Memperbaiki proses pembelajaran

Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia serta kelompok matapelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan melalui:

a. Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan afeksi dan kepribadian peserta didik

b. Ujian, ulangan dan atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi diukur melalui ulangan, penugasan dan atau bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik materi yang dinilai. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran estetika dilakukan melalui pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan afeksi dan ekspresi psikomotorik peserta didik. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan dilakukan melalui:

a. pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan psikomotorik dan afeksi peserta didik

b. ulangan dan penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik.

(61)

Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek atau produk, porto folio dan penilaian diri.

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisa, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam mengambil keputusan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian :

a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi

b. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.

c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dicapai dan yang belum serta untuk mengetahui kesulitan belajar siswa.

d. Hasil penilaian analisis untuk menentukan tindak lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya. Program remidi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan.

e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (ketrampilan proses) misalnya teknik wawancara maupun hasil melakukan observasi lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.

9. Mutasi (Pindah Sekolah)

Ketentuan pindah madrasah berlaku hal-hal sebagai berikut :

Gambar

Tabel 1. Cakupan Kelompok Mata Pelajaran
Tabel 2.  Struktur Kurikulum berdasarkan Permen Diknas Nomor 22 tahun 2006 dan
Tabel 3.  Struktur Kurikulum MTs Nusantara Dadap.
Tabel 4 : Kegiatan pengembangan diri terprogram
+7

Referensi

Dokumen terkait

(i) Pembayaran uang muka : 10% (sepuluh persen) dari Harga Kontrak harus dibayarkan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak penandatanganan Kontrak, setelah

[r]

Sebenarnya pada awal kami mengusulkan kami memilih waktu untuk memasarkan produk kami ke daerah- daerah adalah pada waktu liburan, dan sebenarnya pula kami telah

PENGARUH TUAN GURU TERHADAP TINGKAT PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT (Studi kasus di Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat).. Oleh: AZIZUDDIN MARNO (00230048)

Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian dan pengembangan ( Research and Development ), menggunakan tiga tahap pengembangan, yaitu perencanaan, desain,

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia yang teregistrasi pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) dan memenuhi persyaratan Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi,

Penelitian ini bertemakan embargo ekonomi Amerika Serikat terhadap Kuba, dengan karakteristik embargo selama perang dingin dan pasca perang dingin yang berbeda.. Awal

Usulan Teknis dinyatakan memenuhi syarat (lulus) apabila mendapat nilai minimal 70 (tujuh puluh), peserta yang dinyatakan lulus akan dilanjutkan pada proses penilaian penawaran