Potensi Masalah Pelaksanaan UU Nomor 11 yang Terbit 2016
Undang-Undang Nomor 11 tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak ini diterbitkan atas dasar turunnya penerimaan pajak dalam negeri dan
kurangnya ketersediaan likuiditas dalam negeri yang sangat diperlukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus
berkembang. Selain itu banyak warga Indonesia yang memiliki harta atau hak kepemilikan yang terdapat di luar negara namun berada di negara lain. Hal tersebut sebetulnya dapat dimanfaatkan Indonesia untuk menambah likuiditas yaitu meningkatkan kemampuan warga Indonesia untuk memenuhi utang yang segera harus dibayar dengan harta lancar mereka.
Beberapa hal yang menjadi alasan diterbitkannya UU Nomor 11 tentang Pengampunan Pajak ini adalah karena sebagian harta warga Indonesia yang berada di luar NKRI belum dilaporkan dalam SPT PPh
sehingga terdapat konsekuensi perpajakan yang ada apabila pemilik harta ini melaporkan hartanya dan dilakukan pembandingan dengan harta yang telah dilaporkannya selama ini. Hal tersebut merupakan salah satu factor yang membuat para pemilik harta ini menjadi ragu untuk membawa kembali atau mengalihkan hartanya serta menginvestasikan hartanya dalam kegiatan ekonomi di Indonesia.
Kemudian hal yang menjadi masalah dalam pelaksanaan UU Nomor 11 tentang Pengampunan Pajak antara lain, masih banyaknya oknum
pemerintah seperti Menteri, Wakil Menteri maupaun pegawai Kementrian Keuangan yang melaksanakan tugasnya dengan didasarkan pada itikad yang tidak baik yaitu mencari keuntungan pribadi melalui Pengampunan Pajak ini. Dalam UU Pengampunan Pajak yang diberlakukan untuk memenuhi
kebutuhan penerimaan pajak dalam pembangunan nasional masih terdapat masyarakat yang tidak memiliki kesadaran dan kepatuhan dalam
mengoptimalkan atau memaksimalkan potensi dan sumber daya atau harta yang dimilikinya kepada pemerintah.
Selain itu terdapat banyak aktivitas ekonomi yang dilakukan di dalam negeri namun tidak dilaporkan kepada otoritas pajak karena itu aktivitas ekonomi yang tidak dilaporkan ini membuat para Wajib Pajak merasa tidak nyaman karena adanya ketidakadilan dalam penanganan pajak dalam negeri untuk pembangunan nasional ini. Oleh karena itu, melalui UU tentang
ekonomi dan pemerintah dapat melaksanakan tujuan diterbitkannya UU Nomor 11 tentang Pengampunan Pajak , yaitu :
1. mempercepat pertumbuhan dan restrukturisasi ekonomi melalui pengalihan harta, yang akan berdampak terhadap peningkatan likuiditas domestik, perbaikan nilai tukar rupiah, penurunan suku bunga, dan peningkatan investasi
2. mendorong reformasi perpajakan menuju sistem perpajakan yang lebih berkeadilan serta perluasan basis data perpajakan yang lebih valid,
komprehensif, dan terintegrasi
3. meningkatkan penerimaan pajak, yang akan digunakan untuk pembiayaan pembangunan
Sumber :
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK
Nama : Rifka Kristiani
NIM : 1901522926