RINGKASAN TULISAN DALAM BUKU negara di dunia saat ini. Hal ini dapat dilihat dari berkembangnya teknologi serta informasi melalui modernisasi alat – alat perang. Salah satu perkembangannya yakni teknologi pesawat tanpa awak atau biasa dikenal dengan istilah Unmanned Aircraft Systems. Setidaknya saat ini perkembangan mengenai pesawat tanpa awak tersebut telah mencapai lebih dari 1.100 model yang telah diperjualkan maupun yang masih dalam tahap dikembangkan. Walaupun demikian, hingga saat ini masih terdapat pro dan kontra akan teknologi tersebut dalam keadaan perang. Di satu sisi, pengunaan peswat tanpa awak dinilai mampu memberikan perlindungan terhadap bahaya saat perang karena mengurangi keberadaan pasukan perang saat perang terjadi. Akan tetapi, disisi lain pengunaan pesawat tanpa awak masih dipertanyakan mengenai kejelasan akurasi yang dihasilkan teknologi tersebut. maka dari itu sebaiknya poengunaan teknologi tersebut dilarang dalam perang.
Dalam pelaksanaanya, pemutakhiran teknologi perang harus berdasarkan pada asas kepentingan militer. Makna asas tersebut yakni diperbolehkan dalam pengunaan senjata dengan mengutamakan tujuan serta kesuksesan perang. Oleh karena itu seiring berjalannya waktu, beberapa senjata didunia mulai termodernisasi melalui modifikasi. Beberapa diantaranya masih dikendalikan oleh manusia serta ada pula senjata yang tanpa dikendalikan oleh manusia. Akan tetapi pengunaan senjata tanpa dikendalikan oleh dinilai tidak sejalan dengan prinsip hukum humaniter internasional, yang mana lebih cenderung mengendalikan senjata oleh manusia ketika perang dilakukan.
Sebagian pengamat menilai Pesawat tanpa awak sangat berguna dalam penggunaannya. Hal ini dapat dibuktikan dari berbagai fungsi dan kegunaannya ketika dalam keadaan perang. Seperti halnya, pesawat tanpa awak ini dapat digunakan untuk menentukan target secara tepat maupun untuk mengurangi bahkan mencegah korban jiwa khususnya
1 Heriyanto, Dodik S.N., “Penerapan Prinsip Proporsionalitas terhadap Penggunaan Pesawat Tanpa Awak dalam Konflik Bersenjata”, dalam Denny Ramdhani, et. al, Konteks dan Perspektif Politik Terkait Hukum Humaniter Internasional Kontemporer, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2015, hlm.211-224.
penduduk sipil. Tidak hanya itu, pesawat tanpa awak ini dapat mengurangi serangan langsung terhadap tentara. Pesawat ini juga berguna dalam mencari informasi di lapangan dengan cepat.
Mengenai legalitas pengunaan pesawat tanpa awak masih perlu dikaji kembali apakah sesuai dengan prinsip hukum atau pengunaannya malah harus dilarang ketika terjadi perang. Dalam hal ini pengunaan pesawat tanpa awak harus berlandaskan dalam ketentuan Pasal 36 Protokol Tambahan I Konvensi Jenewa tentang Perlindungan Korban-korban Pertikaian-Pertikaian Bersenjata Internasional Tahun 1977 yang didalamnya mengatur: “Di dalam penyelidikan, pengembangan menghasilkan atau mendapatkan suatu senjata baru, alat-alat atau cara peperangan, suatu negara (Peserta Perjanjian) berkewajiban menetapkan apakah di dalam keadaan tertentu atau segala keadaan penggunannya tidak akan dilarang oleh Protokol ini atau oleh sesuatu peraturan lain dari hukum internasional yang berlaku terhadap peserta perjanjian’’
DAFTAR PUSTAKA