BEST PRACTICE
MEMBANGUN SARANA PRASARANA DAN MENINGKATKAN KUALITAS SUMBERDAYA MANUSIA (GURU)
SDN 01 SENGARE KAB.PEKALONGAN
Mata Kuliah Tugas Menejemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Dosen Pengampu: Prof. Slameto
Oleh:
Ana Maria Kristina Candra 942015019
PROGRAM STUDI MAGISTER MENEJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
A. Latar Belakang
Sesuai dengan RPJMN 2015-2019 yang salah satu prioritas wajib dijalankan adalah masalah Pendidikan di Indonesia. Pengembangan Pendidikan yang diwujudkan dalam program nawacita oleh Presiden Republik Indonesia yang menekankan pada Visi kmendikbud tahu 2019 yang berbunyi “Terbentuknya Insan serta Ekoistem Pendidikan dan Kebudayaan yang berkarakter dengan Berlandaskan Gotong Royong”. Dengan demikian dapat diartikan dalam menciptakan Output pendidikan yang berbudaya dan berkarakter maka harus di laksanakan oleh semua pihak. Bukan hanya pihak sekolah saja namun semua pihak seperti masyarakat, pemerintah, pengelola dan semua yang berperan aktif menciptakan pendidikan yang bermutu.
Program Nawacita yang diantaranya adalah Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan, Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya. Program-program tersebut sangat erat hubungannya dengan pendidikan. Pembangunan, kualitas hidup, dan produktivitas serta daya saing rakyat Indonesia tidak akan lepas dari pengelolaan pendidikan. Pendidikan yang mutu akan menciptakan ketiga hal tersebut. namun masasalah pemerataan pendidikan juga menjadi hambatan dalam program-program yang sudah dicanangkan oleh pemerintah, apalagi masalah sarana prasarana yang saat ini masih terpusat di pulau jawa saja.
membantu untuk melengkapinya. Selain itu kepala sekolah juga sudah seringkali memberikan nasihat pada guru-guru yang belum memenuhi prasyarat pendidikan terahir yang harus dimiliki seorang guru.
Kondisi riel yang ada di SDN 1 Sengare Kab.Pekalongan saat ini adalah masih kekurangan ruang kelas bila dilihat dari jumlah siswa yang mencapai 350 lebih. Sarana lain yang masih kurang adalah ketersediaan WC siswa. Saat ini SDN 1 Sengare hanya memiliki 3 ruang WC siswa, tentu saja hal ini juga tidak memadahi. Ditambah masih belum adanya mushola sekolah dan ruang agama Khatolik untuk menunjang kegiatan agama di sekolah. Selain kurangnya sarana prasarana di SDN 1 Sengare juga masih terdapat 2 guru yang hanya memiliki Ijazah SPG bahkan salah satunya hanya berasal dari rekrutan Resprogren. Tentu saja hal ini juga sangat berdapak pada proses pembelajaran yang disampaikan oleh guru tersebut. pembelajaran yang disampaikan oleh guru tersebut juga sangat jauh dari inovatif, bahkan cenderung membosankan. Oleh sebab itu diperlukan upaya-upaya yang sangat luarbiasa baik dari kepala sekolah, guru, komite, serta peran masyarakat untuk mengatasi masalah tersebut.
Untuk itu penulis mencoba merefleksikan tindakan berkenaan dengan pemecahan masalah tersebut dimulai dengan Pembenahan kualifikasi tenaga pendidik yang sangat berpengaruh pada efektifitas dan efesiensi pengelolaan sekolah. Selain itu juga dalam bidang perbaikan dan penambahan sarana belajar siswa.
B. PEMBAHASAN
1. Strategi Pelaksanaan Peningkatan Sarana Prasarana
Untuk menengani masalah kekurangan kelas, mushola, WC siswa pihak sekolah terutama kepala sekolah antara lain adalah:
a. Meminta bantuan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Pekalongan
diberikan pada sekolah sekolah yang masih memiliki kekurangan ruang kelas untuk menunjang pembelajaran. Kemudian disarankan untuk mengadakan rapat kecil dengan ketua Komite Sekolah, Bendahara komite dan Pengawas TK/SD untuk mengajukan proposal rehabilitasi gedung sekolah ke Pemerintah Daerah Kabupaten Pekalongan.
b. Meminta bantuan pada pemerintah Desa Sengare
Dengan adanya program pemberian dana Bagi Desa maka pihak sekolah juga mengajukan proposal untuk menambah ruang WC untuk siswa. Hal ini sangat mendesak dikarenakan ketersediaan WC siswa hanya 3 ruang saja. Tentu saja hal itu sangat tidak kondusif dimana 3 ruang WC untuk menampung 350 lebih siswa. Setelah mengadakan rapat dengan Kepala Desa, Komite sekolah dan pihak terkait maka pihak desa juga menyetujui untuk memberikan bantuan tambahan ruang WC bagi siswa.
c. Meminta bantuan pada pihak lain
Dalam hal ini pembanguna mushola sekolah sagat perlu di laksanakan di SDN 21 Sengare. Melihat mayiritas siswa di SDN 1 Sengare beragama islam dan kegiatan yang bernuansa agamis juga sering diadakan di sekolah. Selain itu ketersediaan ruang kelas untuk siswa yang beragama Khatolik juga tidak ada. Selama ini siswa yang beragama Khatolik hanya menumpang di ruang perpustakaan. Untuk itu maka pihak sekolah mengajukan proposal pada donatur yang bersedia memberikan bantan pembangunan mushola.
2. Strategi Pelaksanaan Peningkatan Kwalifikasi Guru
Selain itu pula pihak sekolah mencoba menjelaskan kepada Komite Sekolah mengenai masalah kualifikasi pendidikan pada sejumlah tenaga tersebut dalam waktu dekat akan ada penyelesaiannya yaitu dengan jalan menempuh pendidikan lagi.
Demikian juga kepada guru yang bersangkutan, dengan menggunakan strategi pendekatan dengan cara memberi pengertian pada guru-guru tersebut bahwa kualifikasi pendidikan S1 harus ditempuh oleh guru yang masih SPG atau D2 PGSD karena selain syarat untuk sertifikasi tenaga pendidik, pendidikan S1 juga sangat penting untuk meningkatkan komptensi guru itu sendiri dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas.
3. Perubahan yang Diinginkan
Dengan adanya pembenahan di berbagi sektor maka diharapkan: 1. Adanya peningkatan proses pendidika di SDN 1 Sengare 2. Adanya peningkatan kualitas pendidik di SDN 1 Sengare
3. Adanya peningkatan sarana prasarana di SDN 1 Sengare terutama pada ruang kelas, WC siswa, mushola sekolah.
4. Adanya peningkatan OUTPUT dari SDN 1 Sengare 4. Hasil yang Dicapai
Berdasarkan usaha yang selama ini sudah dilaksanakan oleh SDN 1 Sengare cukup memperoleh hasil yang memuaskan antara lain:
1. Persetujuan dari pihak pemerintah Desa Sengare untuk membantu dalam pembangunan WC siswa.
2. Adanya bantuan dari pemerintah daerah untuk peningkatan kwalifikasi guru yang bekerja sama dengan Universitas Terbuka (UT) bagi guru yang belum memperoleh gelar Sarjana.
3. Adanya respons positif dari pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan untuk memberikan bantuan RKB bagi SDN 1 Sengare
4. Adanya respons positif dari pihak donatur untuk memberikan bantuan pembangunan mushola sekolah. Terbukti pihak seolah sudah diminta untuk membentuk kepanitiaan dan mengajukan anggaran yang diperlukan.
5. Hambatan
Masalah yang selama ini mengganjal terealisasinya program di atas adalah: 1. Belum turunnya anggaran yang dijanjikan pemerintah Desa Sengare. Hal
ini tentu saja mempengaruhi terlaksananya pembangunan WC siswa, telebih lagi kebutuhan WC sudah sangat mendesak demi kenyamanan siswa.
2. Kurangnya minat dari guru yang bersangkutan untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi dikarenakan sang guru sudah merasa cukup dengan apa ang dimiliki dan diperoleh saat ini.
3. Belum ada tinda lanjut dari Dinas pendidikan untuk bantuan Ruang Kelas Baru.
C. PENUTUP a. Kesimpulan
b. Saran
Dari beberapa masalah yang ada di atas maka dapat penulis sarankan supaya:
1. Pihak sekolah memaksimalkan seluruh upaya pengembangan sekolah. 2. Fokus pengemnagan jangan hanya pada pembenahan fisik sekolah
saja.
3. Pihak sekolah juga wajib memikirkan ketersediaan guru yang ada di sekolah, jika RKB terealisasikan maka perlu guru tambahan pula untuk bisa mengisi ruang kelas yang tersedia. Hal ini tentu saja harus ada korelasi yang bai antara pihak sekolah denga dinas pendidikan untuk menyediakan guru baru di sekolah.