• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh profesionalisme guru, sarana dan prasarana, motivasi belajar, dan minat belajar siswa terhadap hasil belajar Ekonomi di SMA Santa Maria Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh profesionalisme guru, sarana dan prasarana, motivasi belajar, dan minat belajar siswa terhadap hasil belajar Ekonomi di SMA Santa Maria Yogyakarta."

Copied!
208
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH PROFESIONALISME GURU, SARANA DAN

PRASARANA, MOTIVASI BELAJAR, DAN MINAT BELAJAR

SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI DI SMA

SANTA MARIA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi

Oleh : Sisilia Pretiana NIM : 121324002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Ku ucapkan terima kasih dari hati yang terdalam kepada Tuhan yang

Maha Esa atas Rahmat-Nya dan bimbingan-Nya dalam

penyusunan skripsi.

Teriring rasa terima kasih dan ketulusan, karya istimewa ini saya persembahkan sebagai ungkapan pengabdian cinta yang tulus dan penuh kasih teruntuk:

Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Yakobus Suyoto dan Ibu Veronika Suciwuryani, yang selalu mendampingi dan membimbing dengan sabar dan penuh kasih sayang. Terima kasih atas segala pengorbanan bapak dan ibu. Terima kasih atas doa-doa yang terus mengalir serta memotivasi yang dapat memberiku kekuatan.

Orang-orang terdekat saya yang selalu memberikan perhatian, dukungan, dan semangat.

Program studi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma dan segenap anggota yang telah memberikan bekal pengetahuan akademik maupun pengalaman-pengalaman secara langsung di lapangan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancer.

(5)

v MOTTO

Kita berdoa kalau kesusahan dan membutuhkan sesuatu, mestinya kita

juga berdoa dalam kegembiraan besar dan saat rezeki melimpah.

(KAHLIL GIBRAN)

Semua orang tidak perlu menjadi malu karena pernah berbuat

kesalahan, selama ia menjadi lebih bijaksana daripada sebelumnya.

(ALEXANDER POPE)

Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak

menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka

menyerah.

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta 20 Februari 2017 Peneliti

(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Sisilia Pretiana

NIM : 121324002

Demi membangun ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGARUH PROFESIONALISME GURU, SARANA DAN PRASARANA, MOTIVASI BELAJAR, DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI DI SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 20 Februari 2017

(8)

viii

ABSTRAK

PENGARUH PROFESIONALISME GURU, SARANA DAN

PRASARANA, MOTIVASI BELAJAR, DAN MINAT BELAJAR

SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI DI SMA

SANTA MARIA YOGYAKARTA

Sisilia Pretiana Universitas Sanata Dharma

2017

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis: (1) pengaruh profesionalisme guru terhadap hasil belajar ekonomi siswa; (2) pengaruh sarana dan prasarana terhadap hasil belajar ekonomi siswa; (3) pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa; (4) pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa; serta (5) pengaruh profesionalisme guru, sarana dan prasarana, motivasi belajar, dan minat belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksplanatif yang dilaksanakan pada bulan Mei 2016. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA Santa Maria Yogyakarta Angkatan Tahun 2015/2016 sebanyak 55 siswa. Sampel diambil dengan teknik sampling jenuh. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Data penelitian meliputi hasil belajar siswa, profesionalisme guru, sarana dan prasarana, motivasi belajar, dan minat belajar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada pengaruh profesionalisme guru terhadap hasil belajar ekonomi siswa; (2) ada pengaruh sarana dan prasarana terhadap hasil belajar ekonomi siswa; (3) ada pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa; (4) tidak ada pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa; serta (5) profesionalisme guru, sarana dan prasarana, dan motivasi belajar dapat menjadi prediktor hasil belajar ekonomi siswa.

(9)

ix

ABSTRACT

THE EFFECT OF TEACHER PROFESSIONALISM, SCHOOL FACILITIES, STUDENT MOTIVATIONS, AND LEARNING INTEREST

ON THE ECONOMIC LEARNING OUTCOMES

Case of the XI th GradeStudents of Social Science Department in Santa Maria Senior High Scool Yogyakarta

Sisilia Pretiana Sanata Dharma University

2017

This study aims to examine and analyze: (1) the effect of teacher professionalism on the economic learning outcomes of the students; (2) the effect of school facilities on the economic learning outcomes of the students; (3) the effect of student motivation to learn on the economic learning outcomes of the students; (4) the effect of learning interest on the economic learning outcomes of the students; and (5) the effect of teacher professionalism, school facilities, student motivation to learn, and learning interest on the economic learning outcomes of the students.

This research is a explanatory research which is held on May 2016. The study population was 55 XIth grade students of Social Science Department in SMA Santa Maria Yogyakarta in the Academic Year 2015/2016. Sample was taken by using saturated sampling technique. The data were collected using questionnaires. The research data covered the economic learning outcomes of the students, the teacher professionalism, the school facilities, the learning motivation, and the learning interest.

The results showed that: (1) there is an effect of teacher professionalism on the economic learning outcomes of the students; (2) there is an effect of school facilities on the economic learning outcomes of the students; (3) there is an effect of learning motivation on the economic learning outcomes of the students; (4) there is no effect of learning interest on the economic learning outcomes of the students; and (5) the teacher professionalism, school facilities, and learning motivation can be predictors of economics learning outcomes of the students.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Tuhan atas segala berkat dan karunia-Mu yang begitu melimpah sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Profesionalisme Guru, Sarana dan Prasarana, Motivasi Belajar, dan Minat Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Di SMA Santa Maria Yogyakarta” ini dengan baik.

Penelitian skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan pada program studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa penelitian skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu peneliti mengucapkan terimakasih kepada:

1. Allah yang selalu membimbing dan menyertai setiap langkah dan usaha penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. 2. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph. D sebagai Rektor Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta periode 2014-2018.

3. Bapak Rohandi, Ph. D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Ibu Dra. C. Wigati Retno Astuti M.Si., M.Ed. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

(11)

xi

6. Seluruh Bapak Ibu Dosen program Studi Pendidikan Ekonomi yang telah memberi ilmunya selama proses perkuliahan.

7. Sr. M. Ancilla OSF, S.Pd., Ibu Dra. Elin Ernawati, Ibu Catharina Cahyadianti, S.Pd., dan Bapak YB. Subagyo, S.Pd., atas ijin dan bantuannya dalam penyebaran kuesioner penelitian di SMA Santa Maria Yogyakarta.

8. Kedua orang tua tersayang Bapak Yakubus Suyoto dan Ibu Veronika Suciwuryani yang telah merawat, membimbing, mendidik saya sampai saat ini, menasehati, memberi perhatian, kasih sayang, dukungan dan pengorbanan dan selalu mendoakan dan terima kasih atas kerja keras bapak dan ibu membiayai semua kebutuhan saya.

9. Adekku Vicensia Ita. Terimakasih atas motivasi, semangat, bantuan serta doa yang telah diberikan selama penyelesaian skripsi.

10.Semua keluarga besarku Lek Sri, Lek Yuli, Lek Sukres, Lek Budi, Lek Edi, Lek Hendri, Siwo Lukas, Lek Keni, Lek Kijo, serta keluarga besar Mbah Harjo. Terima kasih untuk semua bantuannya serta dukungan yang diberikan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

11.Kekasih sekaligus sahabat Albertus Hendrawan, terimakasih atas waktu, kesabaran, nasehat, perhatian, motivasi yang diberikan kepada saya selama penyelesaian skripsi.

(12)

xii

13.Semua teman-teman PE’2012. Terimakasih atas dinamika selama penulis kuliah. Terimakasih atas dorongan, motivasi, semangat, kekompakan dan pengalaman, yang kita jalani selama kurang lebih 4 tahun ini.

14.Sahabat-sahabat dari Asrama Syantikara Kak Marni, Mei, Desi, Vero, dkk. Terimakasih untuk semua bantuan, kebersamaan, canda tawa, susah, senang dan dukungan yang telah diberikan selama penulis tinggal di Asrama Syantikara.

15.Sahabat-sahabat dari Lampung Yuan, Doni, Gunawan, Santi, Sindi, Dek Ani, Sandra, Yolan, Monik, dkk. Terima kasih atas semangat dan motivasi yang diberikan kepada penulis selama menyelesaikan skripsi.

16.Teman-teman kos Pak Naryo, Selvi, Anggel, Kiki, Viga, Sinta, dkk. Terimakasih atas motivasi dan masukan yang diberikan selama penulis menyelesaikan skripsi.

17.Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis

(13)

xiii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ... vii

ABSTRAK ... viii

a. Pengertian Profesionalisme Guru ... 11

b. Macam-macam Kompetensi Guru ... 12

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profesionalisme Guru ... 13

(14)

xiv

1. Pengaruh Profesionalisme Guru Terhadap Hasil belajar Siswa ... 27

2. Pengaruh Sarana dan Prasarana Terhadap Hasil Belajar Siswa ... 29

3. Pengaruh Motivasi Terhadap Hasil Belajar Siswa ... 30

4. Pengaruh Minat Terhadap Hasil Belajar Siswa ... 31

5. Pengaruh Profesionalisme Guru, Sarana dan Prasarana, Motivasi, Motivasi, dan Minat Belajar Secara Bersama-Sama terhadap Hasil Belajar Siswa ... 32

BAB 3. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 34

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 34

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 34

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ... 35

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel ... 36

1. Variabel Penelitian ... 36

2. Pengukuran Variabel ... 41

F. Teknik Pengumpulan Data ... 42

G. Instrumen Penelitian ... 43

H. Pengujian Instrumen Penelitian ... 48

1. Uji Validitas ... 49 A. Sejarah Singkat Berdirinya SMA Santa Maria Yogyakarta ... 73

B. Profil SMA Santa Maria Yogyakarta ... 74

C. Visi, Misi SMA Santa Maria Yogyakarta ... 74

D. Daftar Staf dan Pengajar SMA Santa Maria Yogyakarta... 77

E. Sarana dan Prasarana ... 79

F. Struktur Organisasi SMA Santa Maria Yogyakarta ... 81

G. Kondisi Siswa ... 82

BAB 5. HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ... 83

(15)

xv

BAB 6. KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ……….. 104

B. Keterbatasan ……… 105

C. Saran ………. 106

(16)

xvi

III.7 Uji Validitas Profesionalisme Guru Dimensi Kompetensi Pedagogik ... 50

III.8 Uji Validitas Profesionalisme Guru Dimensi Kompetensi Kepribadian ... 51

III.9 Uji Validitas Profesionalisme Guru Dimensi Kompetensi Sosial ... 51

III.10 Uji Validitas Profesionalisme Guru Dimensi Kompetensi Profesional ... 51

III.11 Uji Validitas Sarana dan Prasarana ... 52

III.12 Uji Validitas Motivasi Belajae ... 53

III.13 Uji Validitas Minat Belajar ... 54

III.14 Hasil Uji Reliabilitas Profesionalisme Guru ... 56

III.15 Tabel Uji Reliabilitas Sarana dan Prasarana, Motivasi Belajar, dan Minat Belajar ... 57

III.16 Tabel Rincian Kategori Tingkat Profesionalisme Guru ... 58

III.17 Tabel Rincian Kategori Tingkat Sarana dan Prasarana ... 59

III.18 Tabel Rincian Kategori Tingkat Motivasi Belajar ... 60

III.19 Tabel Rincian Kategori Tingkat Minat Belajar ... 62

(17)

xvii

IV.1 Tabel Daftar Staf dan Pengajar SMA Santa Maria Yogyakarta ... 76

IV.2 Tabel Sarana dan Prasarana Sekolah ... 78

IV.3 Tabel Struktur Organisasi SMA Santa Maria Yogyakarta ... 80

IV.4 Tabel Kondisi Siswa ... 81

V.1 Tabel Distribesi Frekuensi Profesionalisme Guru ... 82

V.2 Tabel Distribusi Frekuensi Sarana dan Prasarana ... 83

V.3 Tabel Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar ... 84

V.4 Tabel Distribusi Frekuensi Minat Belajar ... 84

V.5 Hasil Uji Normalitas ... 86

V.6 Hasil Uji Linieritas ... 87

V.7 Hasil Uji Multikolinearitas ... 89

V.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 91

V.9 Kesimpulan Hasil Uji Asumsi Klasik ... 92

V.10 Hasil Uji Hipotesis ... 92

V.11 Hasil Uji F ... 95

(18)

xviii

DAFTAR GAMBAR

(19)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ... 112

Lampiran 2 Kuesioner dan Data Deskriptif ... 115

Lampiran 3 Data Induk ... 133

Lampiran 4 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 152

Lampiran 5 Uji Normalitas dan Uji Linearitas ... 177

Lampiran 6 Uji Asumsi Klasik ... 181

(20)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Hasil belajar merupakan tolak ukur keberhasilan siswa dalam mempelajari materi yang disampaikan selama periode tertentu. Untuk mengetahui hasil belajar siswa, guru perlu mengadakan evaluasi atas kemampuan siswa setelah pendampingan belajar mengajar dilaksanakan. Menurut Sardiman (2011: 19) “tujuan pendidikan tercapai apabila prestasi

yang dapat dilihat dari hasil belajar siswa mengalami perkembangan dan peningkatan”.

Tujuan proses pembelajaran di sekolah adalah bahwa semua siswa dapat memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Menurut Rifa’I & Anni (2009: 85) “Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh

peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar”. Dengan demikian hasil

belajar sangatlah penting untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan sudah tercapai secara optimal. Tujuan pendidikan disusun secara bertingkat, mulai dari tujuan pendidikan yang sangat luas dan umum sampai ke tujuan pendidikan yang spesifik dan operasional, yaitu: tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikulum, dan tujuan pembelajaran.

(21)

2

lingkungan sekolah (keluarga, guru, teman), fasilitas belajar, profesionalisme guru dan lain sebagainya. Faktor internal merupakan hal yang wajar karena hal tersebut diniati dan disadari oleh siswa. Siswa harus mengarahkan segala daya dan upaya untuk dapat meraih hasil belajar yang optimal dengan menggunakan seluruh kemampuan yang dimilikinya. Namun tidak dapat dipungkiri, bahwa hasil belajar yang diraih siswa juga tergantung pada faktor-faktor eksternal. Artinya, ada faktor-faktor yang berada di luar diri siswa yang dapat menentukan hasil belajar yang dicapai siswa.

Dengan adanya faktor internal dan faktor eksternal yang mendukung dalam diri siswa, dapat membantu hasil akhir dari proses pembelajaran. Khususnya adalah dalam hasil belajar mata pelajaran Ekonomi. Mata pelajaran Ekonomi di Sekolah Menengah Atas Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (SMA IPS) merupakan salah satu diantara mata pelajaran yang diujikan secara Nasional. Ini mengindikasikan bahwa mata pelapelajaran Ekonomi merupakan mata pelajaran penting untuk siswa SMA IPS. Oleh sebab itu hasil belajar yang harus didapat atau dihasilkan siswa dalam mata pelajaran Ekonomi harus semaksimal mungkin untuk menunjang nilai akhir yang menentukan masa depan siswa.

(22)

Untuk mencapai tujuan pembelajaran, motivasi belajar sangat penting bagi siswa.

Menurut Dimyati (2002: 85) arti penting motivasi bagi siswa adalah sebagai berikut: menyadarkan kedudukan pada awala belajar, proses, dan hasil belajar, menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebaya, mengarahkan kegiatan belajar, memberikan semangat belajar, dan menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja (di sela-sela jam istirahat dan bermain) yang berkesinambungan.

Kelima hal tersebut menunjukkan berapa pentingnya motivasi didasari oleh pelakunya sendiri. Bila motivasi disadari oleh pelaku, maka suatu pekerjaan, dalam hal ini tugas belajar akan diselesaikan dengan baik.

Salah satu faktor internal yang lain selain motivasi belajar adalah minat belajar. Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungi dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhan sendiri. Oleh karena itu, apa yang dilihat seseorang tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihatnya itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa minat merupakan kecenderungan dalam jiwa seseorang kepada seseorang (biasanya disertai dengan perasaan senang), karena merasakan adanya kepentingan dengan hal tersebut. Bernad (dalam Sardiman 2007: 79) mengatakan bahwa “minat timbul tidak secara tiba-tiba atau spontan, melainkan timbul akibat

(23)

4

4

keinginan. Oleh karena itu, yang penting adalah bagaimana menciptakan kondisi tersebut agar siswa selalu butuh dan ingin terus selalu belajar.

Seorang individu sebaiknya memiliki motivasi dan minat belajar, di mana ini akan membawa suatu keberhasilan, karena motivasi dan minat belajar berkaitan dengan keinginan untuk bekerja secara baik dan tidak ingin memperoleh prestasi atau ganjaran yang berbentuk materi. “Dengan

demikian minat dan motivasi akan mendorong siswa menunaikan tugas sekolahnya untuk mencapai prestasi dengan penuh kesadaran dan minat tinggi” (Purwanto, 1992: 73).

Siswa yang memiliki motivasi dan minat yang tinggi tetapi kurang bisa berpikir secara realistis, mereka akan mempunyai keyakinan yang kuat bahwa tujuan bisa dicapai dengan usaha dan kerja keras dalam arti positif bukan karena keberuntungan semata karena minat dan motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan belajar. Siswa yang mengikuti pelajaran karena minat dan motivasi bukan karena paksaan atau ikut-ikutan tentunya hasilnya akan berbeda.

(24)

5

Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pada pasal 10 ayat (1) menyatakan bahwa ada beberapa indikator yang harus dimiliki oleh seorang guru agar dapat dikatakan sebagai guru profesional harus memiliki kemampuan profesional, kemampuan pedagogik, kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian. Dengan kompetensi profesional yang telah dimiliki oleh para pendidik maka akan membuat kegiatan belajar mengajar menjadi lebih baik.

Namun, minimnya tenaga pengajar dalam suatu lembaga pendidikan memberikan celah seorang guru profesional untuk mengajar yang tidak sesuai dengan keahliannya. Sehingga hal ini berdampak pada prestasi siswa yang tidak maksimal. Padahal siswa adalah sasaran pendidikan yang dibentuk melalui bimbingan, keteladanan, bantuan, latihan, pengetahuan yang maksimal, kecakapan, keterampilan, nilai, sikap yang baik dari seorang guru.

(25)

6

6

dan kondusif dalam kelas. Kondisi seperti ini tentu membuat siswa dapat belajar secara aktif dan kondusif.

Seperti yang sudah diuraikan di atas bahwa tujuan pendidikan dikatakan tercapai apabila penilaian belajar, yang dapat dilihat dari hasil belajar siswa, mengalami perkembangan dan peningkatan. Maka guru harus memiliki profesionalisme pengajaran yang tinggi untuk membantu siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar.

Kompetensi yang berkaitan erat dengan guru sebagai sebuah profesi yakni kompetensi profesional. Kompetensi profesional yang diharapkan dimiliki seorang guru meliputi menguasai metode mengajar yang efektif, mampu membuat satuan pelajaran, mampu mememahami kurikulum secara baik, mampu mengajar di kelas, mampu menjadi model bagi siswa, mampu memberikan petunjuk yang berguna, menguasai teknik-teknik memberikan bimbingan dan penyuluhan, mampu menyusun dan melaksanakan prosedur penelitian belajar.

(26)

7

Faktor penting lain yang ikut berperan dalam menentukan hasil belajar siswa yaitu fasilitas belajar siswa. Fasilitas belajar ini meliputi sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat vital dan sangat penting dalam menunjang kelancaran atau kemudahan dalam proses pembelajaran. Dengan adanya fasilitas sarana dan prasarana yang memadai di sekolah dapat membantu siswa lebih memahami apa yang dipelajari dalam teori, karena informasi yang siswa dapat dari materi yang diberikan oleh guru, siswa dapat mempraktekkannya dengan menggunakan sarana dan prasarana yang ada. Dalam Lampiran Permen No. 24 tahun 2007 Tanggal 20 Juli yang membahas tentang sarana dan prasarana sekolah yang dapat membantu siswa belajar dengan baik sehingga dapat mencapai hasil belajar yang baik pula.

(27)

8

8

judul “Pengaruh Profesionalisme Guru, Sarana dan Prasarana, Motivasi Belajar, dan Minat Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Ekonomi di SMA Santa Maria Yogyakarta”.

B. Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini adalah tentang profesionalisme guru terhadap prestasi belajar Ekonomi siswa di SMA Santa Maria Yogyakarta. Pengaruh ini tidak hanya mencakup pada profesionalisme guru, tetapi dilihat juga dari sarana dan prasarana yang ada dalam sekolah, motivasi belajae siswa dalam proses belajar, dan minat belajar yang dimiliki oleh siswa. Penelitian ini hanya dilakukan di SMA Santa Maria Yogyakarta.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh profesionalisme guru terhadap hasil belajar Ekonomi siswa di SMA Santa Maria Yogyakarta?

2. Bagaimana pengaruh sarana dan prasarana sekolah terhadap hasil belajar Ekonomi siswa di SMA Santa Maria Yogyakarta?

3. Bagaimana pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar Ekonomi siswa di SMA Santa Maria Yogyakarta?

4. Bagaimana pengaruh minat belajar siswa terhadap hasil belajar Ekonomi di SMA Santa Maria Yogyakarta?

(28)

9 D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh profesionalisme guru terhadap hasil belajar Ekonomi di SMA Santa Maria Yogyakarta. 2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh sarana dan prasarana

terhadap hasil belajar Ekonomi siswa di SMA Santa Maria Yogyakarta. 3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh motivasi belajar siswa

terhadap hasil belajar Ekonomi siswa di SMA Santa Maria Yogyakarta. 4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh minat belajar siswa terhadap

hasil belajar Ekonomi siswa di SMA Santa Maria Yogyakarta.

5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh profesionalisme guru, sarana dan prasarana, motivasi belajar, dan minat belajar siswa terhadap hasil belajar Ekonomi di SMA Santa Maria Yogyakarta.

E. Manfaat Penelitian 1. Kegunaan Teoritis

(29)

10

10 2. Kegunaan Praktis

Secara praktis, manfaat yang diharapkan dapat diperoleh melalui temuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi kepala Sekolah

Dapat memberi motivasi bagi kepala sekolah agar lebih meningkatkan pelatihan-pelatihan guru. Meningkatkan sarana dan prasarana yang ada di sekolah agar proses belajar dan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.

b. Bagi Sekolah

(30)

11 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori

1. Profesionalime Guru

a. Pengertian Profesionalisme Guru

Menurut para ahli, profesionalisme nenekankan pada aspek penguasaan ilmu pengetahuan atau kemampuan menejemen beserta strategi penerapannya. Maister (1997) mengemukakan bahwa profesionalisme bukan sekedar pengetahuan teknologi dan manajemen, tetapi juga mencakup aspek siskap. Menurutnya, pengembangan profesionalisme seharusnya tidak hanya pada keterampilan yang tinggi, tetapi juga pada suatu tingkah laku yang diprasyaratkan. Hal tersebut sejalan dengan Syah (1995: 230) yang menyatakan profesionalisme sebagai kualitas dan tindak-tanduk khusus yang merupakan ciri orang profesional.

(31)

12

12

sesuatu, menjadikan dirinya, dan hidup bersama orang lain secara aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan. Hanya guru yang menguasai kompetensi keguruan (pedagogik, kepribadian, sosial, profesional) yang mampu menciptakan sesuatu pembelajaran yang kondusif bagi perkembangan potensi siswa secara maksimal. b. Macam-macam Kompetensi Guru

Dalam rencana Peraturan Pemerintah Republik Indonesia tentang guru BAB II, pasal 4 tahuh 2005, guru wajib memiliki empat kompetensi dasar keguruan:

1) Kompetensi pedagogik, merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik, yang meliputi: pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, pemahaman terhadap peserta didik, pemahaman kurikulum atau silabus, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, pemanfaatan teknologi pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

(32)

kinerja sendiri, dan mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.

3) Kompetensi sosial, merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat, yang meliputi:

a. Berkomunikasi lisan, tulisan, dan isyarat

b. Mengunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional

c. Bergaul secara afektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik d. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar

4) Kompetensi profesional, merupakan kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profesionalisme Guru

Menurut Kunandar (2007: 72) Profesionalime guru sering dikaitkan dengan tiga faktor yang cukup penting yaitu:

1. Kompetensi guru

Kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif.

2. Kualifikasi guru

(33)

14

kemampuan untuk membangun pengetahuan dan keterampilan yang didasarkan pada pengalaman dan pembelajaran yang dilakukan.

3. Sertifikasi guru

Sertifikasi guru adalah sebuah upaya pemerintah dalam rangka peningkatan mutu dan uji kompetensi tenaga pendidik dalam mekanisme teknis yang telah diatur oleh pemerintah melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat, yang bekerjasama dengan instansi pendidikan tinggi yang kompeten, yang diakhiri dengan pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah dinyatakan memenuhi standar profesional.

Ketiga faktor tersebut disinyalir berkaitan erat dengan kualitas pendidikan. Guru profesional yang dibuktikan dengan kompetensi yang dimilikinya akan mendorong terwujudnya proses dan produk kinerja yang dapat menunjang peningkatan kualitas pendidikan. Guru kompeten dapat dibuktikan dengan perolehan sertifikasi guru berikut tunjangan profesi yang memadai ukuran Indonesia. Sekarang ini terdapat sejumlah guru yang telah tersertifikasi, dan memperoleh tunjangan profesi.

d. Dampak Profesionalisme Guru

(34)

profesional hendaknya mampu memikul dan melaksanakan tanggung jawabnya sebagai guru peserta didik, orang tua, masyarakat, bangsa, Negara dan Agama. Guru profesional mempunyai tanggung jawab pribadi, sosial, intelektual, moral dan spiritual.

Kehadiran guru profesional tentunya akan berakibat positif terhadap perkembangan siswa, baik dalam pengetahuan maupun dalam keterampilan. Oleh sebab itu, siswa akan antusias dengan apa yang disampaikan oleh guru yang bertindak sebagai fasilitator dalam proses kegiatan belajar mengajar. Bila hal itu terlaksana dengan baik, maka apa yang disampaikan oleh guru akan berpengaruh terhadap minat belajar siswa, sehingga siswa tertarik untuk lebih meningkatkan prestasi belajarnya.

Dampak profesional guru bagi sekolah adalah dengan cara pengajaran guru yang profesional dapat menciptakan lulusan yang berkompeten dan sekolah mendapat pandangan baik dalam masyarakat.

(35)

16

maka ini akan meningkatkan level pekerjaannya sehinggga guru dapat meningkatkan upah gajinya dengan menempuh sertifikasi guru.

2. Sarana dan Prasarana

a. Pengertian Sarana dan Prasarana

Menurut Bafadal (2004: 2), sarana dan prasarana adalah semua perangkat peralatan, bahan, perabot dan kelengkapan dasar baik yang secara langsung maupun secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses belajar di sekolah. Dari pengertian itu, sarana dan prasarana dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat memudahkan seorang siswa melaksanakan kegiatan belajar dengan baik. Siswa yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, seperti makan, pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain, juga kebutuhan berbagai srana dan prasarana atau fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis menulis, buku-buku dan lain-lain.

Menurut The Liang Gie (2002: 19-20) tersedianya fasilitas belajar yang memadahi dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Adapun macam-macam fasilitas belajar sebagai berikut:

1. Ruang belajar

(36)

mengajar. Adanya ruang belajar yang memadai dan nyaman, maka akan memperoleh hasil belajar yang baik.

2. Penerangan yang cukup

Penerangan yang baik adalah ruangan atau tepat yang ada penerangan yang cukup dan adanya ventilasi udara, sehingga seseorang membaca dengan kapasitas yang lebih besar dan kelelahan mata yang lebih kecil, apabila memanfaatkan penerangan alamiah yaitu sinar matahari. Menurut Lance W. Roberts (2008: 4) menjelaskan: lighting is an important

contributor to educational outcomes. (pencahayaan adalah

faktor penting untuk hasil dalam pendidikan). 3. Sirkulasi udara (ventilasi)

Sirkulasi udara dalam ruang belajar hendaknya diusahakan supaya lancer, hal ini bisa dilakukan dengan cara membuka pintu dengan jendela sehingga memungkinkan keluar masuknya udara yang segar. Ruangan belajar tanpa adanya sirkulasi udara yang baik menyebabkan seseorang akan cepat mengantuk dan tidak nyaman dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

4. Buku-buku pegangan

(37)

18

memiliki buku yang dapat menunjang dalam proses belajar. Buku yang dimiliki siswa antara lain :

a. Buku pelajaran wajib

Yaitu buku pelajaran yang sesuai dengan bidang studi yang sedang dipelajari oleh peserta didik.

b. Buku tambahan

Buku tambahan dapat berupa buku penunjang selain buku pelajaran wajib yang dapat menunjang prestasi belajar. 5. Kelengkapan peralatan belajar

Kelengkapan peralatan juga penting untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. Belajar tidak dapat dilakukan dengan efisien tanpa adanya peralatan yang lengkap. Kelengkapan peralatan belajar dan fasilitas sekolah dapat membuka peluang bagi guru untuk lebih kreatif mengajar. Semakin lengkap peralatan belajar, semakin lancar pula proses belajarnya.

b. Dampak Sarana dan Prasarana

(38)

materi dalam kegiatan proses belajar mengajar. Selain itu, dengan adanya fasilitas srana dan prasarana yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran siswa akan lebih aktif dan bersemangat mengikuti pelajaran yang berlangsung. Bagi guru, sarana dan prasaran dalam proses pembelajaran dapat membantu mempermudah guru dalam menerangkan materi yang akan diajarkan.

3. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi

Istilah kata motivasi berasal dari kata motif yang mengandung arti sebagai kekuatan yang berasal dari dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat (Uno, 2008: 3). Ngalim (2002: 73), mengaitkan kata motif ialah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu.

(39)

20

adalah dalam hal menumbuhkan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah dorongan atau semangat kepada seseorang untuk meningkatkan proses kegiatan belajar sehingga apa yang diharapkan atau dicita-citakan dapat tercapai dengan baik.

Motivasi belajar dibagi menjadi dua yaitu (Uno 2008: 4): 1. Motivasi intrinsik, adalah timbulnya tidak memerlukan

rangsangan dari luar karena memang telah ada dalam diri individu sendiri, yaitu sesuai atau sejalan dengan kebutuhannya. Sebagai contoh adalah seorang yang senang membaca tidak disuruhpun ia mencari sendiri buku-buku bacaan.

2. Motivasi ekstrinsik, adalah timbul karena adanya rangsangan dari luar individu. Sebagai contoh seorang belajar dengan giat dengan harapan mendapatkan nilai baik supaya dipuji oleh guru dan teman.

b. Fungsi motivasi

(40)

berhasil pula suatu pelajaran. Motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Sehubungan dengan hal tersebut makan menurut (Sardiman, 1986: 85), fungsi motivasi yaitu:

1. Mendorong manusia berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan sesuai dengan rumusan tujuannya.

3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujua, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

c. Macam-macam Motivasi

(41)

22

4. Minat Belajar a. Pengertian Minat

Menurut Khairani (2014: 137) minat adalah gejala psikologis yang menunjukkan bahwa minat adanya pengertian subyek terhadap obyek yang menjadi sasaran karena obyek tersebut menarik perhatian dan menimbulkan perasaan senang sehingga cenderung kepada obyek tersebut.

Menurut Craw and Craw (1984) dalam Khairani (2014: 137), lebih menekankan bahwa minat menunjukkan kemampuan untuk memberi stimulus yang mendorong kita untuk memperhatikan seseorang, sesuatu barang atau kegiatan, atau sesuatu yang dapat memberi pengaruh terhadap pengalaman yang telah distimulasi oleh kegiatan itu sendiri.

(42)

dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang sifatnya dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal). Dilihat dari dalam diri siswa, minat dipengaruhi oleh cita-cita, kepuasan, kebutuhan, bakat dan kebiasaan. Faktor luar tersebut dapat berupa kelengkapan sarana prasarana, pergaulan dengan orang tua dan persepsi masyarakat terhadap suatu obyek serta latar belakang sosial budaya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa minat adalah gejala psikologis dimana seseorang merasa tertarik dan menilai ada manfaat pada sesuatu benda, barang, atau aktivitas yang menarik perhatian serta menimbulkan perasaan senang dan kepuasan.

b. Minat Belajar Siswa

Menurut Dalyono (2010: 57) minat belajar tinggi cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah.

(43)

24

merupakan ukuran intensitas seseorang dalam menaruh perhatian terhadap suatu kegiatan atau objek tertentu.

Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam pelajaran itu.

Dalyono (2010: 235) menyatakan bahwa ada tidaknya minat terhadap pelajaran dapat dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran, lengkap tidaknya catatan, memperhatikan garis miring tidaknya dalam pelajaran itu.

Fungsi minat dalam belajar menurut Khairani (2014: 146) adalah: (a) minat memudahkan terciptanya konsentrasi (b) minat mencegah gangguan dari luar (c) minat memperkecil kebosanan belajar dalam diri sendiri (d) minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat belajar. Minat memiliki beberapa fungsi dalam belajar, salah satunya memperkecil kebosanan belajar dalam diri siswa. Jadi, minat mempengaruhi belajar.

5. Hasil Belajar

(44)

Menurut Hamalik (2005) dalam Jihad dan Haris (2013: 15) tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan perubahan belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.

Menurut Jihad dan Haris (2013: 20) baik buruknya hasil belajar dapat dilihat dari hasil pengukuran yang berupa evaluasi, selain mengukur hasil belajar penilaian juga dapat ditunjukkan kepada proses pembelajaran, yaitu untuk mengetahui sejauh mana tingkat keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.

Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku seperti yang dijelaskan di atas. Tingkah laku sebagai hasil dalam pergantian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik (Sudjana, 2010: 3).

(45)

26

kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan ketrampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan dan perubahan tingkah laku yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar.

B. Penelitian Terdahulu

Untuk mendukung kerangka teoritis pada penelitian ini, terdapat beberapa penelitian terdahulu ayang relefan.

Dalam penelitian Syarif Muhammad Irshad 2013 yang sudah dilakukan dengan judul pengaruh kompetensi profesionalisme guru dan fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa kelas X jurusan administrasi perkantoran SMK negeri 2 Temanggung kompetensi dasar mengunakan peralatan komputer menunjukkan bahwa kompetensi profesionalisme guru dan fasilitas belajar memberikan pengaruh yang positif secara parsial terhadap prestasi belajar siswa.

Nova Chotibul Umam 2010 dengan judul pengaruh kompetensi pedagogik guru dan fasilitas belajar terhadap hasil belajar mengelola kearsipan pada siswa kelas XI jurusan Administrasi Perkantoran SMK Tamansiswa Kudus menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik guru dan fasilitas belajar memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa.

(46)

belajar siswa kompetensi keahlian teknik otomaf di sekolah menengah kejuruan negeri 2 Depok Yogyakarta menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara motivasi berprestasi terhadap hasi belajar siswa.

Laela Istiqomah 2009 dengan judul pengaruh minat dan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP negeri Se-Kabupaten Jepara tahun ajaran 2008/2009 menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara minat dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa. Namun dalam penelitian Minarni (2014) yang berjudul minat belajar terhasap hasil belajar siswa pada pembelajaran akuntansi di kelas XI IPS, menujukkan bahwa minat belajar tidak terdapat pengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Dari penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyimpulkan bahwa profesionalisme guru, sarana dan prasarana, motivasi dan minat belajar siswa mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap hasil belajar. Oleh karena itu, peneliti memfokuskan penelitian pada profesionalisme guru, sarana dan prasarana, motivasi dan minat belajar. C. Kerangka Berfikir

(47)

28

orang yang memiliki kemampuan dalam keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal (Kunandar, 2007: 46-47).

Profesionalisme guru sangat membantu dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Guru profesional akan menciptakan pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan di dalam proses kgiatan belajar mengajar di kelas. Dengan kegiatan belajar yang dapat membuat siswa senang maka secara otomatis siswa akan merasa lebih tertarik untuk belajar, memahami materi yang diajarkan oleh gurunya. Sehingga ketika siswa diuji kemampuan pemahamannya terhadap materi yang diajarkan hasilnya pun akan memuaskan.

Dengan guru yang memiliki profesional dalam pembelajaran, siswa dapat lebih semangat dan aktif dalam kegiatan belajar mengajar dalam hal ini adalah guru dapat menyampaikan materi dengan baik kepada siswa dan ketika siswa diuji kemampuan pemahaman tentang materi yang diajarkan siswa dapat menjawab pertanyaan dengan baik dan hasil belajarnya pun memuaskan. Jadi profesionalisme guru diduga dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan hipotesis pertama sebagai berikut:

(48)

2. Pengaruh Sarana dan Prasarana Terhadap Hasil Belajar Siswa Sarana dan prasarana merupakan faktor penting dalam proses kegiatan pembelajaran di sekolah yang dapat menunjang keberhasilan belajar siswa. Bila sarana dan prasarana tidak tersedia di sekolah, maka proses kegiatan belajar dan pembelajaran akan terhambat. Sarana dan prasarana atau fasilitas belajar akan berpengaruh secara langsung terhadap proses kegiatan pembelajaran di kelas dan ketika pembelajaran tercipta suasana yang kondusif maka akan terjadi proses kigiatan belajar yang menyenangkan. Siswa dapat menyerap dan memahami materi yang diberikan oleh guru. Dan ketika murid ditagih pemahamannya dengan ulangan maka murid akan menjawab dengan benar dan hasil yang diperoleh memuaskan.

(49)

30

H2 : Sarana dan prasarana berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

3. Pengaruh Motivasi Terhadap Hasil Belajar Siswa

Terdapat hubungan erat antara motivasi terhadap kegiatan belajar mengajar di kelas. Motivasi yang dimiliki oleh siswa akan berpengaruh langsung terhadap kemauan belajar siswa. Dilihat dari dasar pembentukannya, motivasi ada dua macam yaitu motivasi intinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang akan menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motif-motif, suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus untuk membangkitkan harga diri (Sardiman 2007: 89).

(50)

H3 : Motivasi berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. 4. Pengaruh Minat Terhadap Hasil Belajar Siswa

Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, makin besar minatnya. Minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berusaha dengan orang, benda kegiatan, pengalaman, yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri (Dejaali 2006: 12). Minat yang dimiliki oleh siswa akan berpengaruh terhadap kemauannya untuk belajar dan memahami materi yang diajarkan oleh guru. Dengan minat siswa dalam mengikuti kegiatan belajar maka siswa akan berusaha memahami apa yang sedang diajarkan oleh gurunya. Minat belajar merupakan faktor penting yang harus dimiliki oleh siswa dalam kegiatan belajar mengajar agar menjadi baik. Jadi diduga motivasi dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis keempat sebagai berikut.

(51)

32

5. Pengaruh Profesionalisme Guru, Sarana dan Prasarana, Motivasi, Motivasi, dan Minat Belajar Secara Bersama-Sama terhadap Haisl Belajar Siswa

(52)

H5 : Profesionalisme guru, sarana dan prasarana, motivasi dan minat belajar secara bersama-sama berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Berdasarkan uaraian di atas pengaruh profesionalisme guru, sarana dan prasrana, motivasi, dan minat belajar siswa terhadap hasil belajar siswa dapat digambarkan dalam skema berikut ini:

Gambar II.1

Kerangka Pemikiran Teoritis

Profesionalisme Guru (X1)

Sarana dan Prasarana (X2)

Motivasi (X3)

Minat (X4)

Hasil belajar siswa (Y)

H2

H3

H4 H1

(53)

12

34 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksplanatif yaitu penilaian dengan mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek atau subjek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum (Sugiyono, 2012:11) pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, artinya semua informasi atau data diwujudkan dengan angka dan analisis statistik. Data-data ini diperoleh dari hasil bertanya kepada responden dalam bentuk kuesioner.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA Santa Maria Yogyakarta. Adapun alasan memilih tempat penelitian ini karena SMA Santa Maria Yogyakarta ini merupakan sekolah dengan akreditasi A dan memiliki reputasi yang baik di mata masyarakat. Sekolah ini juga mempunyai piala yang diraih dari berbagai ajang perlombaan, baik di bidang akademik maupun non akademik. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk memilih sekolah ini. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2016.

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek

(54)

2. Objek

Objek dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari responden, yaitu profesionalisme guru, sarana dan prasarana, motivasi serta minat belajar siswa di SMA Santa Maria Yogyakarta.

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian untuk kesimpulannya (Sugiyono, 2012: 61). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA Santa Maria Yogyakarta yang terdiri dari 2 kelas dengan jumlah total 55 siswa. Alasan mengapa peneliti memilih kelas XI karena peneliti mempertimbangkan kelas XI yang sudah memiliki penjurusan di bidang pelajaran Ekonomi.

2. Sampel

(55)

36

E. Variabel Penelitian dan pengukuran Variabel 1. Variabel Penelitian

Sugiyono (2008: 3) menyatakan bahwa variabel penelitian adalah atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini terdapat 2 (dua) variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini yaitu:

a. Variabel Bebas (Independent)

Variabel bebas yaitu variabel yang tidak berpengaruh/tidak terikat oleh variabel yang lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah profesionalisme guru, sarana dan prasarana, motivasi dan minat belajar.

Definisi operasional:

1) Profesionalisme guru (X1) a. Dimensi Pedagogik

Indikatornya:

a) Mengenali karakter peserta didik.

b) Menerapkan teori belajar dan prinsip-prinsip belajar yang mendidik.

c) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

(56)

b. Dimensi Kepribadian Indikatornya:

a) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum dan sosial.

b) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat. c) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil,

dewasa, arif, dan berwibawa.

d) Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.

c. Dimensi Sosial Indikatornya:

a) Menunjukkan sikap inklusif, objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.

b) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua siswa dan masyarakat.

(57)

38

d) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulis atau bentuk lain. d. Kompetensi Profesional

Indikatornya:

a) Menjelaskan materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

b) Menjelaskan standar kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.

c) Menjelaskan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.

d) Melakukan tindakan relatif untuk meningkatkan keprofesionalan.

e) Memanfaatkan teknologi infirmasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri.

2) Sarana dan Prasarana (X2) a. Ruang Belajar

Indikatornya: a) Ukuran ruang

(58)

b. Buku Pelajaran Indikatornya: a) Buku pegangan b) Buku wajib c. Peralatan Belajar

Indikatornya:

a) Peralatan penunjang seperti kertas HVS, folio, kertas stensil, kertas buram, kertas karbon, CD tersedia setiap saat.

b) Meja kursi yang digunakan untuk praktek tersedia cukup untuk menampung jumlah siswa yang ada. c) Media pembelajaran seperti poster, LCD, spidol dan

sebagainya yang dapat menunjang proses belajar mengajar.

3) Motivasi Belajar (X3) a. Gairah Belajar

Indikatornya:

a) Mempersiapkan diri

b) Mengikuti pelajaran Ekonomi di kelas c) Memperhatikan guru mengajar

(59)

40

b. Perasaan Senang Indikatornya:

a) Senang terhadap pelajaran Ekonomi

b) Senang terhadap guru Ekonomi (kompetensi pedagogik)

c) Senang terhadap guru Ekonomi (kompetensi kepribadian)

d) Senang terhadap guru Ekonomi (kompetensi sosial) e) Senang terhadap guru Ekonomi (kompetensi rofesional) f) Senang mengerjakan tugas-tugas Ekonomi

c. Semangat Belajar Indikatornya: a) Membaca buku b) Belajar giat c) Jam kosong

d) Keuletan belajar Ekonomi e) Kemandirian belajar Ekonomi d. Harapan atau Cita-cita

Indikatornya:

a) Harapan akan masa depan

(60)

4) Minat Belajar (X4) Indikatornya:

a) Selalu mengingat pelajaran dan mempelajari kembali b) Tekun menyelesaikan tugas

c) Ulet menghadapi kesulitan belajar d) Perasaan hati setelah belajar

e) Sikap terhadap mata pelajaran Ekonomi

f) Mempunyai antusias yang tinggi dalam proses pembelajaran di kelas

g) Keinginan untuk maju dan mencapai keberhasilan b. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar. Definisi Operasionalnya: nilai Ulangan Tengah Semester 2 siswa pada mata pelajaran Ekonomi Tahun ajaran 2015/2016.

2. Pengukuran Variabel

(61)

42

Tabel III.1

Bobot Skor Butir Pertanyaan Kriteria Jawaban Bobot Skor

Pertanyaan Positif Prtanyaan Negatif

Sangat Setuju (SS) 5 1

Setuju (S) 4 2

Netral (N) 3 3

Tidak Setuju (TS) 2 4

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

Sedangkan variabel hasil belajar yaitu variabel Y diukur dengan nilai Ulangan Tengah Semester 2 mata pelajaran Ekonomi yang diberikan oleh pihak sekolah. Pengukuran ini disajikan dalam tiga alternatif jawaban yaitu tinggi, sedang, dan rendah.

Tabel III.2

1. Teknik pengumpulan data primer menggunakan kuesioner yang bertujuan untuk mencari informasi mengenai profesionalisme guru, sarana dan prasarana, motivasi, dan minat. Kuesioner yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden baik laporan tentang pribadinya maupun hal-hal yang diketahui.

(62)

siswa kelas XI IPS dan nilai ulangan tengah semester kelas XI semeter 2 siswa pada mata pelajaran Ekonomi tahun angkatan 2015/2016. G. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan instrumen berupa angket untuk memperoleh data mengenai pengaruh antara profesionalisme guru, sarana dan prasarana, motivasi, dan minat belajar terhadap hasil belajar ekonomi. Kisi-kisi dalam instrumen penelitian ini mencakup profesionalisme guru yang berpatokan dari Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Sarana dan prasarana yang berpatokan pada pendapat The Liang Gie (2002: 15-20) yang mengemukakan bahwa dengan fasilitas belajar yang memadahi dapat mencapai hasil yang optimal dan dapat diukur dengan beberapa faktor. Motivasi berpatokan pada tinjauan pustaka dan buku-buku Teori Motivasi dan pengukurannya (Analisis di Bidang Pendidikan) dari Uno. Sedangkan untuk mengukur minat berpatokan pada faktor-faktor yang dapat menumbuhkan minat Khairani (2014: 148).

(63)

44

Tabel III.3

Operasional Variabel Profesionalisme Guru

Dimensi Indikator No Butir

(+) (-)

Kompetensi Pedagogik

Mengenali karakter peserta

didik.

1, 3, 6 2, 4, 5

Menerapkan teori belajar dan

prinsip-prinsip belajar yang

mendidik.

potensi peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai

potensi yang dimiliki.

14

Kompetensi Kepribadian

Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum dan sosoal.

16 15

Menampilkan diri sebagai

pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.

17, 18, 19

Menampilkan diri sebagai

pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.

20 21

Menunjukkan etos kerja,

tanggung jawab yang tinggi,

Menunjukkan sikap inklusif,

objektif, serta tidak

diskriminatif karena

pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.

25, 26

Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan

sesame pendidik, tenaga

kependidikan, orang tua siswa dan masyarakat.

(64)

Beradaptasi di tempat bertugaas di seluruh wilayah Republik

Indonesia yang memiliki

keragaman sosial budaya.

30

Berkomunikasi dengan

komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulis atau bentuk lain.

31

Kompetensi Profesional

Menjelaskan materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan

yang mendukung mata

pelajaran yang diampu.

32 33

Menjelaskan standar

kompetensi dasar mata

pelajaran yang diampu.

34

Menjelaskan materi

pembelajaran yang diampu

secara kreatif.

35, 36, 37, 38

Melakukan tindakan relatif

untuk meningkatkan

Variabel sarana dan prasarana diukur dengan mengunakan 15 item

Skala Likert dengan 5 opsi yang terdiri dari sangat tidak setuju (STS),

(65)

46

Tabel III.4

Operasional Variabel Sarana Dan Prasarana

Dimensi Indikator No Butir

(+) (-)

Ruang Belajar Ukuran ruang 1

Penataan meja dan kursi 2

Kebersihan ruang belajar 3

Penerangan yang cukup 4, 5 6

Sirkulasi udara (ventilasi) 7 8, 9

Buku Pelajaran Buku pegangan 11

Buku wajib 10

Peralatan Belajar Peralatan penunjang seperti

kertas HVS, folio, kertas

stensil, kertas buram, kertas karbon, CD tersedia setiap saat.

12

Meja kursi yang digunakan untuk praktek tersedia cukup

untuk menampung jumlah

siswa yang ada

13.

Media pembelajaran seperti

poster, LCD, spidol dan

sebagainya yang dapat

menunjang proses belajar

mengajar.

14 15

Sumber: Syarif Muhammad Irshad (2013)

Variabel motivasi belajar diukur dengan mengunakan 20 item Skala

Likert dengan 5 opsi yang terdiri dari sangat tidak setuju (STS), tidak

(66)

Tabel III.5

Operasional Variabel Motivasi Belajar

Dimensi Indikator No Butir

(+) (-)

Gairah Belajar Mempersiapkan diri 1

Mengikuti pelajaran Ekonomi di kelas

2

Memperhatikan guru mengajar 3

Mencatat di kelas 4

Aktif dalam belajar 5

Perhatian guru 6

Perasaan Senang Senang terhadap pelajaran

Ekonomi

7

Senang terhadap guru Ekonomi (kompetensi pedagogik)

8

Senang terhadap guru Ekonomi (kompetensi kepribadian)

9

Senang terhadap guru Ekonomi (kompetensi sosial)

10

Senang terhadap guru Ekonomi (kompetensi rofesional)

11

Senang mengerjakan tugas

Ekonomi

Kesulitan belajar Ekonomi 16

Kemandirian belajar Ekonomi 17

Harapan atau

cita-cita

Harapan akan masa depan 18

Harapan memperoleh nilai yang baik

19

Pujian 20

Sumber: Kristian Yulianto (2015).

(67)

48

yang meliputi selalu mengingat pelajaran dan mempelajari kembali, tekun menyelesaikan tugas, ulet menghadapi kesulitan belajar, perasaan hati setelah belajar, sikap terhadap mata pelajaran Ekonomi, mempunyai sikap antusias yang tinggi dalam proses pembelajaran di kelas, dan keinginan untuk maju dan mencapai keberhasilan.

Tabel III.6

Operasional Variabel Minat Belajar

Dimensi Indikator No Butir

(+) (-)

Selalu mengingat pelajaran dan mempelajari kembali

1, 2 3, 4

Tekun menyelesaikan tugas 5, 6, 7, 8 9, 10, 11,

12, 13

Ulet menghadapi kesulitan

belajar

14, 15, 16 17, 18, 19

Perasaan hati setelah belajar 20, 21 22, 23, 24

Sikap terhadap mata pelajaran Ekonomi

25 26

Mempunyai antusias yang

tinggi dalam proses

(68)

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya butir item pertanyaan. Suatu item dikatakan valid jika pertanyaan didalamnya mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh item tersebut. Untuk mengukur validitas dapat dilakukan dengan melakukan korelasi antara skor butir item dengan skor total. Untuk menguji validitas digunakan rumus korelasi product moment (Sugiyono, 2012), yaitu:

rxy

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel x dengan y X = nilai tiap item

Y = nilai total item N = jumlah sampel

Dengan taraf signifikan (α) = 5 % dan jumlah sampel sebesar 55 orang

maka r tabel product moment dari penelitian ini yaitu 0,266. Sehingga untuk mengetahui skor masing-masing item pertanyaan valid atau tidak, maka ditetapkan kriteria statistik sebagai berikut:

a. Jika r hitung > r tabel dan berniali positif, maka variabel tersebut valid.

(69)

50

c. Jika r hitung > r tabel tetapi bertanda negatif, maka H0 akan tetap ditolak dan Ha diterima.

a) Variabel profesionalisme guru diolah secara terpisah-pisah menurut dimensinya. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel III.7, III.8, III.9, dan III.10. Uji validitas dapat digunakan untuk melihat sejauh mana ketepatan atau kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya terhadap variabel profesionalisme guru, sarana dan prasarana, motivasi belajar, dan minat belajar. Di bawah ini merupakan uji validitas untuk profesionalisme guru yang diuji per dimensi, sarana dan prasarana, motivasi belajar, dan minat belajar sebagai berikut.

Tabel III.7

Uji Validitas Profesionalisme Guru Dimensi Kompetensi Pedagogik

(70)

Tabel III.8

Uji Validitas Profesionalisme Guru Dimensi Kompetensi Kepribadian

Hasil uji validitas di atas menunjukkan terdapat 10 pernyataan kuesioner, 9 pernyataan valid dan 1 pernyataan tidak valid pada pernyataan nomor 21. Dikatakan valid jika r hitung ≥ 0,2656.

Tabel III.9

Uji Validitas Profesionalisme Guru Dimensi Kompetensi Sosial pernyataan valid. Dikatakan valid jika r hitung ≥ 0,2656.

Tabel III.10

(71)

52 pernyataan kuesioner, 10 pernyataan valid dan 1 pernyataan tidak valid pada pernyataan nomor 42. Dikatakan valid jika r hitung ≥ 0,2656.

Dari keempat dimensi di atas, dapat disimpulkan bahwa dari 45 pernyataan kuesioner, terdapat 4 pernyataan kuesioner yang tidak valid pada item nomor 1 dan 2 pada dimensi kompetensi pedagogik, item nomor 21 pada dimensi kompetensi kepribadian, dan item nomor 42 pada dimensi kompetensi profesional. Hal ini bisa disebabkan siswa kurang memahami item-item pertanyaan pada nomor 1, 2, 21 dan 42.

Uji validitas sarana dan prasarana dapat dilihat pada tabel III.11.

Tabel III.11

(72)

14 .554** 0,2656 Valid

15 .516** 0,2656 Valid

Hasil uji validitas di atas menunjukkan bahwa dari 15 pernyataan adalah valid. Dikatakan valid jika r hitung ≥ 0,2656. Maka dapat disimpulkan bahwa uji validitas variabel sarana dan prasarana dari seluruh item pertanyaan adalah valid.

Uji validitas motivasi belajar dapat dilihat pada tabel III. 12. Tabel III.12

(73)

54

Dari uji validitas variabel motivasi belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa dari 20 pernyataan kuesioner, terdapat 1 pernyataan kuesioner yang tidak valid pada item nomor 8. Hal ini bisa disebabkan siswa kurang memahami item-item pertanyaan pada nomor 8.

(74)

32 .345** 0,2656 Valid

33 .436** 0,2656 Valid

34 .479** 0,2656 Valid

35 .146 0,2656 Tidak Valid

Hasil uji validitas di atas menunjukkan terdapat 35 pernyataan kuesioner, 30 pernyataan valid dan 4 pernyataan tidak valid pada pernyataan nomor 13, 14, 26 dan 35. Dikatakan valid jika r hitung ≥ 0,2656.

Dari uji validitas variabel motivasi belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa dari 35 pernyataan kuesioner, terdapat pernyataan kuesioner yang tidak valid pada item nomor 13, 14, 25, dan 35. Hal ini bisa disebabkan siswa kurang memahami item-item pertanyaan pada nomor 13, 14, 26, dan 35.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuisioner yang mempunyai indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner dinyatakan reliabel atau handal jika jawaban seorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (keajegan).

Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan uji statistik

Cronbach Alpha (α). Suatu konstruka atau variabel dikatakan reliabel

(75)

56

maka variabel tersebut dinilai reliabel. Untuk memudahkan perhitungan dalam mencari reliabilitas instrument penelitian, maka peneliti menggunakan program SPSS 17. Rumus yang digunakan adalah alfa cronbach sebagai berikut:

Rumus:

Keterangan:

rii = Reliabilitas Instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau soal = Jumlah varians butir

= Varians total

Uji reliabilitas dilakukan pada 55 responden dengan taraf signifikan 5%. Untuk lebih jelasnya, hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel III.14, dan III.15 di bawah ini.

Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Di bawah ini merupakan uji reliabilitas untuk profesionalisme guru, sarana dan prasarana, motivasi belajar, dan minat belajar.

Tabel III.14

Hasil Uji Reliabilitas Profesionalisme Guru

Dimensi Nilai Alpha Cronbach Keterangan

Kompetensi pedagogik 0,624 Reliabel

Kompetensi kepribadian 0,747 Reliabel

Kompetensi sosial 0,801 Reliabel

Kompetensi profesional 0,850 Reliabel

(76)

Tabel III.15

Hasil Uji Reliabilitas Sarana dan Prasarana, Motivasi Belajar, dan Minat Belajar

Variabel Nilai Alpha Cronbach Keterangan

Sarana dan prasarana 0,768 Reliabel

Motivasi belajar 0,843 Reliabel

Minat belajar 0,901 Reliabel

Sumber: Data primer, diolah 2016

Untuk pengujian reliabilitas baik profesionalisme guru, sarana dan prasarana, motivasi belajar, dan minat belajar seperti dapat dilihat pada tabel III.14 dan III.15 menunjukkan bahwa untuk keempat dimensi tersebut areliabel. Untuk sarana dan prasarana, motivasi belajar, dan minat belajar menunjukkan bahwa variabel tersebut reliabel. Hasil Alpha Cronbach untuk variabel profesionalisme guru, sarana dan prasarana, motivasi belajar, dan minat belajar di atas menunjukkan bahwa baik variabel profesionalisme guru, sarana dan prasarana, motivasi belajar, dan minat belajar lebih besar dari 0,60. Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa keempat instrumen penelitian dinyatakan reliabel.

I. Teknik Analisis Data 1. Analisis Deskriptif

Gambar

Gambar II.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
Tabel III.1 Bobot Skor Butir Pertanyaan
Tabel III.3 Operasional Variabel Profesionalisme Guru
Tabel III.4 Operasional Variabel Sarana Dan Prasarana
+7

Referensi

Dokumen terkait

Guru adalah sosok yang m enjadi contoh bagi para sisw a-sisw anya. Karena it u seorang guru harus mem iliki motivasi kerja yang

Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa (1) keadaan profesionalisme, motivasi kerja dan lingkungan kerja serta kinerja guru SMA Muhammadiyah Kota Surakarta adalah sedang, (2)

Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa (1) keadaan motivasi kerja guru, pengalaman kerja guru dan profesionalisme guru terhadap kinerja guru di SMK Muhammadiyah

2007 Analisis Pengaruh Profesionalisme Kerja, Kepemimpinan Partisipatif Dan Pendidikan & Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Guru Pada SMP Negeri 2 Binangun

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Ada pengaruh yang signifikan profesionalisme guru terhadap kinerja guru SMA Batik 2 Surakarta..

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis: (1) pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap profesionalisme guru; (2) pengaruh

77,78% (7responden) wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana, 88,89% (8responden) guru pendidikan jasmani dan 82,38% (594responden) siswa berpendapat bahwa

Pengaruh Profesionalisme Guru Terhadap Motivasi Belajar Hasil analisis data secara statistik membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel profesionalisme guru