• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai temuan dan analisis data. Temuan dan analisis yang meliputi gambaran umum, objek penelitian, analisis deskriptif variabel, pengujian prasyarat analisis, pengujian hipotesis dan pembahasan.

A. Deskripsi Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berasal dari SMA Santa Maria Yogyakarta kelas XI IPS tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 55 siswa.

1. Deskripsi Variabel

Deskripsi variabel bertujuan untuk mengambarkan masing-masing variabel penelitian. Dalam penelitian ini variabel-variabel tersebut meliputi profesionalisme guru, sarana dan prasarana, motivasi belajar, dan minat belajar. Berikut hasil deskripsi variabel profesionalisme guru, sarana dan prasarana, motivasi belajar, dan minat belajar.

a. Profesionalisme Guru

Berikut ini disajikan distribusi frekuensi profesionalisme guru. Tabel V.1 Profesionalisme Guru Kategori Interval Kelas Frekuensi Persentase (%) Sangat Profesional 154 – 210 46 83,6% Cukup Profesional 98 – 153 9 16,4% Kurang Profesional 42 – 97 0 0 Jumlah 55 100

84

Tabel V.1 menunjukkan bahwa 46 (83,6%) siswa mempersepsikan bahwa guru Ekonomi tergolong sangat profesional, sebanyak 9 siswa (16,4%) mempersepsikan bahwa guru Ekonomi tergolong cukup profesional, dan tidak terdapat siswa yang mempersepsikan bahwa guru Ekonomi masuk dalam kategori kurang profesional. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa terhadap profesionalisme guru Ekonomi di SMA Santa Maria Yogyakarta kelas XI IPS sebagian besar dalam kategori sangat profesional.

b. Sarana dan Prasarana

Berikut ini disajikan distribusi frekuensi sarana dan prasarana. Tabel V.2

Sarana dan Prasarana

Kategori Interval Kelas Frekuensi Persentase (%)

Sangat Memadai 55 -75 45 81,8%

Cukup Memadai 35 – 54 10 18,2%

Kurang Memadai 15 – 34 0 0

Jumlah 55 100

Sumber: Data primer, diolah 2016

Tabel V.2 menunjukkan bahwa 45 (81,8%) siswa mempersepsikan bahwa sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah tergolong sangat memadai, sebanyak 10 siswa (18,2%) mempersepsikan bahwa sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah tergolong cukup memadai, dan tidak terdapat siswa yang mempersepsikan bahwa sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah masuk dalam kategori kurang memadai. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa terhadap sarana dan prasarana di SMA Santa

Maria Yogyakarta kelas XI IPS sebagian besar dalam kategori sangat memadai.

c. Motivasi Belajar

Berikut ini disajikan distribusi frekuensi motivasi belajar. Tabel V.3

Motivasi Belajar

Kategori Interval Kelas Frekuensi Persentase (%)

Tinggi 74 – 100 40 72,7%

Sedang 47 – 73 15 27,3%

Rendah 20 – 46 0 0

Jumlah 55 100

Sumber: Data primer, diolah 2016

Tabel V.3 menunjukkan bahwa 40 (72,7T%) siswa memiliki motivasi belajar tinggi, sebanyak 15 (27,3%) siswa memiliki motivasi belajar sedang, dan tidak terdapat siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar Ekonomi di SMA Santa Maria Yogyakarta kelas XI IPS sebagian besar dalam kategori tinggi.

d. Minat Belajar

Berikut ini disajikan distribusi frekuensi minat belajar. Tabel V.4

Minat Belajar

Kategori Interval Kelas Frekuensi Persentase (%)

Tinggi 129 – 175 15 27,3%

Sedang 82 – 128 40 72,7%

Rendah 35 - 81 0 0

Jumlah 55 100

Sumber: Data primer, diolah 2016

Tabel V.4 menunjukkan bahwa 15 (27,3%) siswa memiliki minat belajar tinggi, sebanyak 40 (72,7%) siswa memiliki minat belajar

86

sedang, dan tidak terdapat siswa yang memiliki minat belajar rendah. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa minat belajar Ekonomi siswa SMA Santa Maria Yogyakarta kelas XI IPS sebagian besar dalam kategori sedang.

2. Analisis Uji Prasyarat a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas mengunakan uji sample

Kolmogorov-Smirnov, yaitu tingkat kesesuaian antara distribusi harga satu

sampel (skor yang diobservasi) dengan suatu distribusi teoritas tertentu. Uji ini menetapkan suatu titik dimana teoritas dan yang terobservasi mempunyai perbedaan besar, artinya distribusi sampling yang diamati benar-benar merupakan observasi sampel acak dari distribusi teoritas.

Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan tingkat kepercayaan 5% atau 0,05. Untuk mengetahui apakah distribusi frekuensi normal atau tidak dapat melihat dengan ketentuan sebagai berikut:

Jika nilai probabilitas (asyim. sig) > 0,05 maka distribusi dapat dikatakan normal.

Jika nilai probabilitas (asyim. sig) < 0,05 maka distribusi tidak normal.

Output dari hasil olah data menggunakan SPSS adalah sebagai berikut:

Tabel V.5 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Profesionalis me_Guru Sarana_dan _Prasarana Motivasi_ Belajar Minat_ Belajar N 55 55 55 55 Normal Param etersa Mean 166.64 59.62 77.91 124.35 Std. Deviation 14.609 6.384 8.125 12.958 Most Extrem e Differe nces Absolute .090 .091 .061 .128 Positive .090 .091 .061 .128 Negative -.059 -.087 -.055 -.079 Kolmogorov-Smirnov Z .670 .675 .452 .949 Asymp. Sig. (2-tailed) .761 .753 .987 .329 a. Test distribution is Normal.

Sumber : Data diolah 2016

Berdasarkan output yang diperoleh dari olah data, dapat dilihat nilai Asymp. Sig. (2-tailed) pada variabel Profesionalisme Guru (X1) sebesar 0,761, variabel Sarana dan Prasarana (X2) sebesar 0,753, variabel Motivasi Belajar (X3) sebesar 0,987, dan variabel Minat Belajar (X4) sebesar 0,329. Apabila dibandingkan dengan signifikansi < 0,05 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa data profesionalisme guru, sarana dan prasarana, motivasi belajar, dan minat belajar berdistribusi normal.

88

b. Uji Linieritas

Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah variabel profesionalisme guru, sarana dan prasarana, motivasi belajar, dan minat belajar mempunyai hubungan linear atau tidak terhadap variabel hasil belajar. Uji linearitas ini digunakan dengan analisis varians dengan menggunakan rumus F. Output dari hasil linieritas pada SPSS dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel V.6 Hasil Uji Linieritas No Variabel Sig. (Deviasi from

Linearity) Kesimpulan 1 Profesionalisme Guru 0,957 Linier, karena signifikansi 0,957 ≥ 0,05 2 Sarana dan Prasarana 0,558 Linier, karena signifikansi 0,558 ≥ 0,05 3 Motivasi Belajar 0,831 Linear, karena signifikansi 0,813 ≥ 0,05

4 Minat Belajar 0, 522 Linear karena

signifikansi 522 ≥

0,05 Sumber : Data diolah 2016

Pada tabel ANOVA diperoleh nilai signifikansi (deviation

from linierity) pada variabel Profesionalisme Guru sebesar 0,957

jika dibandingkan dengan siknifikansi ≥ 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara Profesionalisme Guru dengan Hasil Belajar dinyatakan linier.

Pada variabel Sarana dan Prasarana diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,558 jika dibandingkan dengan signifikansi ≥ 0,05, maka

dapat disimpulkan bahwa antara Sarana dan Prasarana dengan Hasil Belajar dinyatakan linier.

Pada variabel Motivasi Belajar diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,831 jika dibandingkan dengan signifikansi ≥ 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa antara Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar dinyatakan linier.

Pada variabel Minat Belajar diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,522 jika dibandingkan dengan signifikansi ≥ 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa antara Minat Belajar dengan Hasil Belajar dinyatakan linier.

Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa data profesionalisme guru, sarana dan prasarana, motivasi belajar, dan minat belajar berdistribusi normal.

3. Analisis Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinearitas

Multikoliniaritas adalah situasi adanya hubungan antara variabel bebas yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini disebut variabel-variabel bebas tidak ortogonal. Variabel yang bersifat orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasinya sama dengan nol. Apabila terdapat korelasi yang sempurna diantara semua variabel-variabel ini sama dengan satu, maka koefisien regresinya tidak dapat ditaksir dan nilai standard eror setiap koefisien menjadi tidak terhingga. Untuk mendeteksi

90

multikolinieritas digunakan rumus korelasi. Adapun rumusnya sebagai berikut:

Selanjutnya dengan bantuan program SPSS dilakukan analisis

Corellinearity Statistics. Dari analisisi Corellinearity Statistic akan

diperoleh VIF (Variance Infation Factor). Untuk mengetahui terjadi tidaknya multikolinearitas. Hasil output dari uji multikolinearitas adalah sebagai berikut:

Tabel V.7

Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardi zed Coefficien ts t Sig. Collinearity Statistics B Std.

Error Beta Tolerance VIF 1(Constant) 51.058 6.414 7.960 .000 Profesionalism e_Guru .384 .022 .979 17.166 .000 .828 1.208 Sarana_dan_P rasarana .313 .072 .239 4.323 .000 .880 1.136 Motivasi_Belaj ar .142 .026 .291 5.470 .000 .949 1.054 Minat_Belajar -.033 .020 -.087 -1.655 .104 .973 1.027 a. Dependent Variable: Hasil_Belajar

Berdasarkan hasil inutput maka dapat dilihat nilai tolerans pada variabel profesionalisme guru 0,828, pada variabel sarana dan prasarana terdapat nilai tolerance sebesar 0,880, pada variabel motivasi belajar terdapat nilai tolerans sebesar 0,949, dan pada variabel minat belajar terdapat nilai tolerans sebesar 0,973, yang berarti tidak ada korelasi antara variabel independen.

Sedangkan hasil penghitungan VIF juga menunjukkan hal yang sama tidak ada satu pun variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10, yaitu nilai VIF variabel profesionalisme guru 1,208, nilai VIF variabel sarana dan prasarana 1,136, nilai VIF variabel motivasi belajar 1,054, dan nilai VIF variabel minat belajar adalah 1,027. Oleh karena nilai VIF > 10 maka disimpulkan bahwa tidak ada masalah multikolinearitas di antara variabel bebas.

92

b. Uji Heteroskedastisitas

Tabel V.8

Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardiz ed Coefficient s t Sig. B Std. Error Beta 1(Constant) 83.101 6.979 11.908 .000 Profesionalisme Guru .001 .047 .004 .023 .981 Sarana dan Prasarana .077 .115 .129 .670 .506 Motivasi Belajar .025 .098 .054 .259 .797 Minat Belajar .027 .055 .091 .482 .632 a. Dependent Variable: Hasil Belajar

Sumber: Data diolah 2016

Dari hasil output dilihat bahwa nilai signifikansi variabel profesionalisme guru sebesar 0,981, sarana dan prasarana sebesar 0,506, motivasi belajar sebesar 0,797, dan minat belajar sebesar 0,632. Karena nilai signifikansi dari semua variabel lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa pada variabel profesionalisme guru, sarana dan prasarana, motivasi belajar, dan minat belajar tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

c. Kesimpulan uji Asumsi Klasik

Dengan melihat hasil uji asumsi klasik maka dapat dilihat kesimpulan dari uji asumsi klasik pada tabel dibawah ini:

Tabel V.9

Kesimpulan Hasil Uji Asumsi Klasik Uji Asumsi Klasik Kesimpulan

Uji Multikolinieritas Tidak Terjadi

Uji Heteroskedastisitas Tidak Terjadi

Sumber: Data diolah 2016

Berdasarkan uji asumsi klasik yang telah dilakukan dan didasarkan output yang diperoleh dari olah data yang dilakukan oleh penulis, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah multikolinieritas dan heteroskedastisitas.

4. Uji Hipotesis

Untuk mengetahui hipotesis atau menjawab rumusan masalah didasarkan pada hasil analisis linier berganda tabel dibawah ini.

Tabel V.10 Hasil Uji Hipotesis

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1(Constant) 51.058 6.414 7.960 .000 Profesionalisme_Guru .384 .022 .979 17.166 .000 Sarana_dan_Prasarana .313 .072 .239 4.323 .000 Motivasi_Belajar .142 .026 .291 5.470 .000 Minat_Belajar -.033 .020 -.087 -1.655 .104 a. Dependent Variable: Hasil_Belajar

94

a. Pengujian Hipotesis 1

Hipotesis pertama menyatakan bahwa ada pengaruh positif profesionalisme guru terhadap hasil belajar siswa di SMA Santa Maria Yogyakarta. Untuk menguji hipotesis ini didasarkan pada nilai thitung. Output diatas menunjukkan bahwa thitung untuk profesionalisme guru = 17,960. Nilai ini ≥ nilai ttabel = 1,67591. Karena thitung ≥ ttabel maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya, ada pengaruh signifikan profesionalisme guru terhadap hasil belajar siswa di SMA Santa Maria Yogyakarta. b. Pengujian Hipotesis 2

Hipotesis 2 menyatakan bahwa ada pengaruh positif sarana dan prasarana terhadap hasil belajar siswa di SMA Santa Maria Yogyakarta. Untuk menguji hipotesis ini didasarkan pada nilai thitung. Output diatas menunjukkan bahwa thitung untuk sarana dan prasarana = 4,323. Nilai ini ≥ nilai ttabel = 1,67591. Karena thitung ≥ ttabel maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya, ada pengaruh signifikan sarana dan prasarana terhadap hasil belajar siswa di SMA Santa Maria Yogyakarta.

c. Pengujian hipotesis 3

Hipotesis 3 menyatakan bahwa ada pengaruh positif motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa di SMA Santa Maria Yogyakarta. Untuk menguji hipotesis ini didasarkan pada nilai thitung. Output diatas menunjukkan bahwa thitung untuk motivasi

belajar = 5,470. Nilai ini ≥ nilai ttabel = 1,67591. Karena thitung ≥ ttabel maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya, ada pengaruh signifikan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa di SMA Santa Maria Yogyakarta.

d. Pengujian Hipotesis 4

Hipotesis 4 menyatakan bahwa tidak ada pengaruh positif minat belajar terhadap hasil belajar siswa di SMA Santa Maria Yogyakarta. Untuk menguji hipotesis ini didasarkan pada nilai thitung. Output diatas menunjukkan bahwa thitung untuk minat belajar = -1,655. Nilai ini ≤ nilai ttabel = 1,67591. Karena thitung ≤ ttabel maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan Ha ditolak. Artinya, tidak ada pengaruh signifikan minat belajar terhadap hasil belajar siswa di SMA Santa Maria Yogyakarta.

e. Pengujian Hipotesis 5

Pengujian hipotesis ini didasakan pada uji F. Hipotesis 5 menyatakan bahwa ada pengaruh positif profesionalisme guru, sarana dan prasarana, motivasi belajar, dan minat belajar terhadap hasil belajar siswa di SMA Santa Maria Yogyakarta. Utuk menguji hipotesis ini didasarkan pada output yang tercantum pada tabel V.11.

96

Tabel V.11 Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1Regression 680.063 4 170.016 80.299 .000a

Residual 105.864 50 2.117

Total 785.927 54

a. Predictors: (Constant), Minat_Belajar, Motivasi_Belajar, Sarana_dan_Prasarana, Profesionalisme_Guru

b. Dependent Variable: Hasil_Belajar

Berdasarkan hasil penelitian uji ANOVA atau F tes, diperoleh nilai Fhitung. Output di atas menunjukkan bahwa nilai Fhitung sebesar 80,299. Nilai ini ≥ nilai Ftabel = 2,56. Karena Fhitung ≥ Ftabel maka model regresi ini dapat digunakan untuk memprediksi hasil belajar siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa profesionalisme guru, sarana dan prasaran, motivasi belajar, dan minat belajar siswa secara bersama-sama dapat digunakan sebagai prediktor hasil belajar siswa di SMA Santa Maria Yogyakarta. Model tersebut dapat dirumuskan dalam notasi berikut: Y = 51,80 + 0,384 X1* + 0,313 X2* + 0,142 X3*– 0,033 X4 *) signifikansi pada α ≤ 0,01 Keterangan: Y = Hasil Belajar X1 = Profesionalisme guru X2 = Sarana dan prasarana X3 = Motivasi belajar X4 = Minat belajar

Uji R2

Uji korelasi determinan (R2) dilakukan untuk mengetahui kekuatan pengaruh variabel penduga (profesionelisme guru, sarana dan prasarana, motivasi belajar, dan minat belajar) terhadap variabel bergantung (hasil belajar siswa). Hasil output R2 dari SPSS dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel V.12 Uji R2 Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .930a .865 .855 1.455

a. Predictors: (Constant), Minat_Belajar, Motivasi_Belajar, Sarana_dan_Prasarana, Profesionalisme_Guru

Sumber: Data diolah 2016

Pengaruh profesionalisme guru, sarana dan prasarana, dan motivasi belajar di SMA Santa Maria Yogyakarta didasarkan pada nilai R2. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai R2 (Adjusted

Rsqure) sebesar 0,855. Artinya, profesionalisme guru, sarana dan

prasarana, dan motivasi belajar mempunyai kemampuan memprediksi hasil belajar sebesar 85,5% dan sisanya yaitu sebesar 14,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini ditujukan untuk menguji dan menganalisis pengaruh profesionalisme guru, sarana dan prasarana, motivasi belajar, dan minat

98

belajar siswa terhadap hasil belajar ekonomi di SMA Santa Maria Yogyakarta.

1. Pengaruh profesionalisme guru terhadap hasil belajar ekonomi.

Hasil pengujian hipotesis pertama mengenai pengaruh profesionalisme guru terhadap hasil belajar ekonomi siswa menunjukkan bahwa ada pengaruh positif profesionalisme guru terhadap hasil belajar ekonomi siswa (sig. 0,000 ≤ 0,01). Dengan demikiandapat disimpulkan bahwa profesionalisme guru berpengaruh positif terhadap hasil belajar ekonomi siswa di SMA Santa Maria Yogyakarta. Penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Syarif Muhammad Irsad (2013) yang mengemukakan profesionalisme guru berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa.

Guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang harus dimiliki, meliputi kompetensi pedagogik, yaitu guru dapat membimbing proses belajar siswa tanpa membedakan asal-usul, suku dan keragaman budaya; kompetensi kepribadian, yaitu guru mampu mengembangkan dan membina kebersamaan dengan siswa tanpa memperhatikan perbedaan suku, agama, dan gender; kompetensi sosial, yaitu guru mengikuti pertemuan rutin dengan teman seprofesi dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran, dan kompetensi profesional, yaitu guru melakukan refleksi terhadap kinerjanya untuk meningkatkan kualitas diri sebagai seorang yang profesional. Bila guru profesional, kegiatan belajar mengajar di kelas akan berjalan

dengan baik, sehingga setiap siswa dapat memahami materi yang disampaikan oleh guru, dan ketika siswa dievaluasi seberapa pemahaman tentang materi yang diajarkan siswa dapat mencapai hasil nilai yang tinggi.

Dalam dunia pendidikan, guru sangat berperan penting. Guru berperan sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran berlangsung. Guru dituntut untuk memiliki kemampuan mengajar yang baik dan dituntut untuk menjadi guru yang profesional dengan memiliki beberapa kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesioanal. Dengan demikian, guru semakin profesional dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran maka tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan semakin baik, sehingga nilai yang diperoleh oleh siswa semakin tinggi.

2. Pengaruh sarana dan prasarana terhadap hasil belajar ekonomi.

Hasil pengujian hipotesis kedua mengenai pengaruh sarana dan prasarana terhadap hasil belajar ekonomi siswa menunjukkan bahwa ada pengaruh positif sarana dan prasarana terhadap hasil belajar ekonomi siswa (sig. 0,000 ≤ 0,01). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana berpengaruh positif terhadap hasil belajar ekonomi siswa di SMA Santa Maria Yogyakarta. Penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

100

Nova Chotibul Umam (2010) yang menyatakan bahwa fasilitas belajar memberikan pengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa.

Sekolah memiliki sarana dan prasarana sangat memadai karena sekolah telah meyediakan sarana dan prasarana belajar yang baik. Seperti ventilasi udara dalam ruangan belajar terjaga dengan baik sehingga tidak menimbulkan pengap didalam ruangan. Selain itu juga sekolah menyiapkan buku paket wajib mata pelajaran di perpustakaan. Bila sarana dan prasarana belajar terpenuhi maka proses kegiatan belajar mengajar akan berjalan dengan baik dan kondusif, dan hasil belajar yang diperoleh oleh siswa akan tinggi.

Dengan demikian semakin memadai sarana dan prasarana yang diberikan oleh sekolah maka semakin tinggi tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan oleh guru sehingga ketika siswa di uji nilai yan dihasilkan akan tinggi. Begitu juga sebaliknya, ketika sarana dan prasarana kurang memadai maka tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan akan rendah dan hasil yang diperoleh oleh siswa akan rendah pula.

3. Pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar ekonomi.

Hasil pengujian hipotesis ketiga mengenai pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa menunjukkan bahwa ada pengaruh positif motivasi belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa (sig. 0,000 < 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar berpengaruh positif terhadap hasil belajar ekonomi

siswa di SMA Santa Maria Yogyakarta. Penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yulianto (2015) yang menemukan hubungan antara motivasi belajar terhadap hasil belajar.

Responden yang memiliki motivasi belajar yang tinggi disebabkan karena responden merasa harus mempersiapkan diri sebelum mengikuti pelajaran dan responden merasa perlu hadir di kelas untuk mengikuti pelajaran. Bila motivasi belajar tingi responden akan berusaha rajin membaca buku saat jam istirahat, sering meminjam buku pelajaran di perpustakaan untuk dipelajari, dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru sehingga dengan demikian nilai yang diperoleh siswa tinggi.

Dengan demikian semakin tinggi tingkat motivasi belajar yang dimiliki oleh setiap siswa semakin tinggi pula hasil yang akan diperoleh oleh setiap siswa. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah tingkat motivasi belajar siswa maka akan semakin rendah tingkat hasil belajar yang akan diperoleh oleh setiap siswa.

4. Pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar ekonomi.

Hasil pengujian hipotesis keempat mengenai pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh positif minat belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa (sig. 0,104 ≥ 0,01). Penelitian ini serupa dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Minarni (2014) yang menemukan bahwa tidak terdapat hubungan antara minat belajar terhadap hasil

102

belajar siswa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa minat belajar tidak berpengaruh positif terhadap hasil belajar ekonomi siswa di SMA Santa Maria Yogyakarta. Hal ini bisa terjadi karena siswa hanya memiliki minat belajar sedang. Ketika guru menerangkan materi siswa kurang mempelajari dan mengingat kembali materi yang dijelaskan oleh guru. Dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru siswa banyak yang tidak menyelesaikannya, dan siswa nampak kurang antusias dalam proses pembelajaran di kelas. Oleh karena itu minat belajar siswa perlu ditingkatkan untuk membantu siswa memiliki kemauan untuk meningkatkan hasil belajarnya.

5. Pengaruh profesionalisme guru, sarana dan prasarana, motivasi belajar, dan minat belajar siswa terhadap hasil belajar ekonomi.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa profesionalisme guru, sarana dan prasarana, dan motivasi belajar mampu menjadi prediktor hasil belajar siswa (F = 80,299 ; sig ≥ 0,01) dan kemampuan memprediksi ke-3 variabel tersebut sangat besar 0,865 (86,5%). Dengan demikian hasil belajar ekonomi dipengaruhi variabel lain sebesar 13,5%.

Hasil penelitian secara keseluruhan sesuai dengan teori Djamarah (2005: 46), yang menjelaskan bahwa

“Sebagai seorang fasilitator, guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegiatan belajar anak didik. Lingkungan belajar yang tidak menyenangkan, suasana ruang kelas yang pengap, meja kursi yang berantakan, fasilitas belajar yang kurang tersedia, menyebabkan anak didik malas

belajar. Oleh karena itu menjadi tugas guru bagaimana menyediakan fasilitas, sehingga akan tercipta lingkungan belajar yang menyenangkan anak didik”.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa profesionalisme guru, sarana dan prasarana yang memadai, dan motivasi belajar yang tinggi berpengaruh positif terhadap hasil belajar ekonomi siswa. Oleh karena itu, hal ini mendorong siswa untuk lebih rajin dan giat dalam kegiatan pembelajaran menggunakan peralatan sekolah dan mempunyei motivasi belajar yang tinggi sehingga hasil belajar siswa yang diharapkan semakin baik dan mendapatkan hasil yang optimal.

Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa untuk meningkatkan hasil belajar siswa bisa dilakukan dengan cara meningkatkan kompetensi profesional guru, sarana dan prasarana belajar, dan motivasi belajar yang lebih baik lagi.

104

104 BAB VI

Dokumen terkait