METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian
F. Teknik Pengumpulan Data
I. Teknik Analisis Data 1. Analisis Deskriptif 1.Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif untuk membuat generalisasi penelitian terhadap 55 responden meliputi profesionalisme guru, sarana dan prasarana, motivasi belajar, dan minat belajar siswa. Peneliti menggunakan acuan sebagai berikut:
58
a. Profesionalisme Guru
Hasil penilaian siswa di SMA Santa Maria Yogyakarta terhadap profesionalisme guru ekonomi dapat dikategorikan sebagai tabel dibawah ini:
Tabel III.16
Kategori Tingkat Profesionalisme Guru Profesionalisme Guru Kelas Interval
Sangat Prpfesional 154 – 210
Cukup Profesional 98 – 153
Tidak Profesional 42 – 97
Dasar penilaian ketiga kelas interval di atas diperoleh pada lampiran 2. Kategori profesionalisme guru digolongkan menjadi tiga, yaitu:
1. Guru sangat Profesional
Guru dikatakan sangat profesional ketika guru memiliki empat kompetensi dasar keguruan, yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi profesional dan kompetensi yang dimiliki diterapkan untuk kegiatan pembelajaran. Tidak hanya itu saja, seorang guru disebut sangat profesional apabila guru menjalankan semua tugasnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dilaksanakan dengan segenap hati.
2. Guru cukup Profesional
Guru cukup profesional artinya guru memiliki empat kompetensi dasar keguruan, yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi
profesional dan kompetensi yang dimiliki namun kurang diterapkan untuk kegiatan pembelajaran. Selain itu guru juga cukup menjalankan semua tugasnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku sebagai seorang guru namun tidak dengan sungguh-sungguh hanya sekedar formalitas saja.
3. Guru kurang Profesional
Guru kurang profesional artinya guru guru hanya memiliki beberapa kompetensi dasar keguruan saja. Selain iju juga, guru kurang menjalankan tugasnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk menjalankan tugasnya sebagai guru yang profesional.
b. Sarana dan prasarana
Ketersediaan sarana dan prasarana belajar di SMA Santa Maria Yogyakarta dapat dikategorikan sebagai tabel dibawah ini:
Tabel III.17
Katogori Tingkat Sarana dan Prasarana Belajar Sarana dan Prasarana Belajar Kelas Interval
Sangat Memadai 55 – 75
Cukup Memadai 35 – 54
Kurang Memadai 15 – 34
Dasar penilaian ketiga kelas interval di atas diperoleh pada lampiran 2. Kategori sarana dan prasarana digolongkan menjadi tiga, yaitu:
1. Sarana dan Prasarana Sangat Memadai
Sarana dan prasarana sangat memadai berarti responden mempersepsikan bahwa sekolah menyediakan sarana dan
60
prasarana belajar dengan lengkap seperti ruang belajar yang nyaman, ventilasinya baik, pencahayaannya baik, ketersediaan buku pelajaran, dan peralatan belajar yang memadahi. Sehingga mendukung aktivitas belajarnya.
2. Sarana dan Prasarana Cukup Memadai
Sarana dan prasarana cukup memadai berarti responden mepersepsikan bahwa sekolah telah menyediakan sarana dan prasarana belajar dengan lengkap seperti ruang belajar, buku pelajaran, dan peralatan belajar namun dipandang kurang lengkap, bisa dari sisi jumlah, ataupun ragamnya.
3. Sarana dan Prasarana Kurang Memadai
Sarana dan prasarana kurang memadai berarti responden mempersepsikan sekolah belum menyediakan sarana dan prasaran kurang lengkap seperti belum adanya buku pegangan belajar, perpustakaan yang kurang luas dan lengkap isi bukunya.
c. Motivasi Belajar
Tingkat motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa SMA Santa Maria Yogyakarta dapat dikategorikan sebagai tabel dibawah ini:
Tabel III.18
Kategori Tingkat Motivasi Belajar Motivasi Belajar Kelas Interval
Tinggi 74 – 100
Sedang 47 – 73
Dasar penilaian ketiga kelas interval di atas diperoleh pada lampiran 2. Kategori motivasi belajar digolongkan menjadi tiga, yaitu:
1. Motivasi Belajar Tinggi
Motivasi belajar tinggi artinya siswa memiliki gairah belajar yang tinggi, seperti mempersiapkan diri sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung, mengikuti pelajaran dengan baik, memperhatikan guru ketika guru menerangkan, dan aktif dalam belajar. Memiliki perasaan senang dalam melaksanakan kegiatan belajar, seperti senang terhadap pelajaran ekonomi, senang terhadap guru yang mengajar. Memiliki semangat dalam belajar, dan memiliki harapan dan cita-cita untuk sebuah hasil yang memuaskan, sperti, masa depan, nilai, dan pujian. 2. Motivasi Belajar Sedang
Motivasi belajar sedang artinya siswa memiliki gairah belajar yang sedang, artinya siswa melakukan kegiatan seperti mempersiapkan diri sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung, mengikuti pelajaran dengan baik, memperhatikan guru ketika guru menerangkan, dan aktif dalam belajar. Namun siswa melakukan hal tersebut hanya sebagai formalitas saja. Bukan karna memiliki perasaan senang dalam melaksanakan kegiatan belajar, seperti senang terhadap pelajaran ekonomi, senang terhadap guru yang mengajar. Memiliki semangat
62
dalam belajar, dan memiliki harapan dan cita-cita untuk sebuah hasil yang memuaskan, sperti, masa depan, nilai, dan pujian. 3. Motivasi Belajar Rendah
Motivasi belajar rendah artinya siswa kurang memiliki gairah belajar yang tinggi, seperti mempersiapkan diri sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung, mengikuti pelajaran dengan baik, memperhatikan guru ketika guru menerangkan, dan aktif dalam belajar. Siswa tidak emiliki perasaan senang dalam melaksanakan kegiatan belajar, seperti senang terhadap pelajaran ekonomi, senang terhadap guru yang mengajar. Tidak memiliki semangat dalam belajar, dan tidak memiliki memiliki harapan dan cita-cita untuk sebuah hasil yang memuaskan, sperti, masa depan, nilai, dan pujian.
d. Minat Belajar
Tingkat minat belajar yang dimiliki oleh siswa SMA Santa Maria Yogyakarta dapat dikategorikan sebagai tabel dibawah ini:
Tabel III.19
Kategori Tingkat Minat Belajar Minat Belajar Rumus Interval
Tinggi 129 – 175
Sedang 82 – 128
Rendah 35 – 81
Dasar penilaian ketiga kelas interval di atas diperoleh pada lampiran 2. Kategori minat belajar digolongkan menjadi tiga, yaitu:
1. Minat Belajar Tinggi
Minat belajar tinggi artinya siswa memiliki minat belajar yang tinggi yang berlaku untuk menjalankan aktivitas belajarnya, baik di rumah maupun di sekolah. Siswa selalu mengingat dan mempelajari kembali pelajaran yang sudah diajarkan. Selain itu siswa juga tekun dalam menjalankan tugas, ulet menghadapi kesulitan belajar, mempunyai antusis belajar yang tinggi, dan memiliki keinginan untuk maju dan mencapai keberhasilan. 2. Minat Belajar Sedang
Minat belajar sedang artinya siswa memiliki minat belajar yang sedang yang berlaku untuk menjalankan aktivitas belajarnya, baik di rumah maupun di sekolah. Siswa kurang mempelajari kembali dan mengigat kembali pelajaran yang sudah diajarkan. Selain itu siswa juga kurang tekun dalam menjalankan tugasnya, kurang ulet dalam menghadapi kesulitan belajar, kurang mempunyai antusias belajar yang tinggi, dan kurang memiliki keinginan untuk maju dan mencapai keberhasilan. 3. Minat Belajar Rendah
Minat belajar rendah artinya siswa memiliki minat belajar yang rendah, yang berlaku untuk menjalankan aktivitas belajarnya, baik di rumah maupun di sekolah. Siswa juga tidak mempelajari kembali dan mengingat pelajaran yang sudah diajarkan. Selain itu, siswa tidak tekun dalam mengerjakan
64
tugas, tidak ulet dalam menghadapi kesulitan belajar, dan antusias keinginan untuk maju dan mencapai keberhasilan rendah.
e. Hasil Belajar Siswa
Penilaian untuk mengetahui hasil belajar siswa di SMA Santa Maria Yogyakarta peneliti menggunakan PAP (Penilaian Acuan Patokan) tipe II yang dapat dikategorikan sebagai tabel di bawah ini:
Tabel III.20
Penilaian Hasil Belajar Siswa
Klasifikasi Kriteria
Buruk 0 – 50
Cukup Baik 56 – 65
Baik 66 – 100
Dasar penilaian ketiga kelas interval di atas diperoleh pada lampiran 2. Kategori hasil belajar siswa digolongkan menjadi tiga, yaitu:
1. Hasil Belajar Tinggi
Hasil belajar tinggi berarti perolehan nilai hasil ulangan tengah semester kelas XI IPS semester 2 siswa pada mata pelajaran Ekonomi tahun ajaran 2015/2016 mencapai kriteria 66 - 100. 2. Hasil Belajar Sedang
Hasil belajar sedang berarti perolehan nilai hasil ulangan tengah semester kelas XI IPS semester 2 siswa pada mata pelajaran Ekonomi tahun ajaran 2015/2016 mencapai kriteria 56 - 65.
3. Hasil Belajar Rendah
Hasil belajar rendah berarti perolehan nilai hasil ulangan tengah semester kelas XI IPS semeter 2 siswa pada mata pelajaran Ekonomi tahun ajaran 2015/2016 mencapai kriteria < 0 – 50.
2. Uji Hipotesis a. Uji Prasyarat
1) Uji Normalitas
Uji asumsi normalitas bertujan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Jika nilai asymtot memiliki signifikansi lebih dari α = 0,05 maka distribusi dapat dikatakan normal, dan jika nilai asymtot memiliki signifikansi lebih kecil dari α = 0,05 maka distribusi tersebut tidak normal.
Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorof-Smirnov dengan tingkat kepercayaan 50% atau 0,05. Jika signifikansi > 0,05 maka regresi yang digunakan memiliki data residual yang berdistribusi normal. Rumus uji Kolmogorof-Smirnov untuk normalitas sebagai berikut:
66
Keterangan:
D : Deviasi maksimum
Fo(X) : Fungsi distribusi frekuensi yang ditentukan Sn(X) : Distribusi frekuensi komulatif yang diobservasi 2) Uji Linieritas
Uji linieritas digunakan untuk melihat apakah model yang dibangun mempunyai hubungan yang linear atau tidak. Untuk menguji linieritas dapat menggunakan uji F.
Uji F digunakan pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut (Sudjana, 1989: 332):
Keterangan:
F = bilangan untuk linearitas S2TG = varian tuna cocok S2G = varian kekeliruan
Kriteria pengujian linearitasnya yaitu:
a. Jika nilai fhitung lebih kecil dari ftabel pada tarif signifikansi 5% dengan derajat kebebasan (dk) = (k-2) dan (n-k) maka hubungan variabel terikat bersifat linear.
b. Jika nilai fhitung lebih besar dari ftabel pada tarif signifikansi 5% dengan derajat kebebasan (dk) = (k-2) dan (n-k) maka hubungan variabel terikat bersifat linear.
b. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik bertujuan untuk mendeteksi ada tidaknya pelanggaran dalam regresi berganda. Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas merupakan suatu perselingkuhan atau hubungan antara variabel bebas yang satu dengan yang lain. Dalam hal ini variabel tersebut disebut variabel yang bersifat tidak ortogonal. Variabel yang bersifat tidak ortogonal tersebut merupakan variabel bebas yang korelasinya tidak sama dengan nol. Untuk mendeteksi masalah multikolinieritas dapat menggunakan rumus korelasi. Adapun rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2012: 228):
68
Selanjutnya dengan bantuan program SPSS dilakukan analisis
Collinearity Statistics akan diperoleh VIF (Variance Inflation
Factor). Untuk mengetahui terjadi tidaknya multikolinearitas,
digunakan ketentuan sebagai berikut:
Jika VIF > 5, maka terjadi multikolinearitas Jika VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas 2) Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas merupakan suatu keadaan dimana varian data kesalahan pengganggu tidak konstan untuk suatu variabel bebas (Supranto, 2004). Untuk mendeteksi ada tidaknya masalah hedroskodastisitas digunakan uji korelasi Sperman Rank. Rumus korelasi Sperman Rank adalah sebagai berikut:
Keterangan:
d1 = perbedaan pada rank yang diberikan kepada dua karakteristik yang berbeda dari individu atau fenomena ke-1.
n = banyaknya individu atau fenomena yang diperlukan kepada rank.
Selanjutnya dengan bantuan program komputer SPSS, untuk menentukan terjadi tidaknya masalah heteroskedastisitas digunakan ketentuan sebagai berikut:
Jika rs hitung < rs tabel, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
c. Uji Hipotesis
a. Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh profesionalisme guru, sarana dan prasarana, motivasi dan minat belajar siswa terhadap hasil belajar ekonomi. Untuk mencari persamaan regresi adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2012):
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4
Keterangan:
Y : hasil belajar ekonomi siswa b1, b2, b3, b4 : koefisien garis regresi X1 : profesionalisme guru X2 : sarana dan prasarana X3 : motivasi belajar X4 : minat belajar a : konstanta b. Uji F
Uji F merupakan pengujian signifikansi persamaan yang digunakan untuk mengetahui apakah model regresi dengan variabel (X1, X2, X3 dan X4), yaitu profesionalisme guru,
70
sarana dan prasarana, motivasi belajar, dan minat belajar dapat mempengaruhi variabel dependen (Y), yaitu hasil belajar siswa. Langkah-langkah yang digunakan dalam uji ini adalah sebagai berikut : (Susanto, 2000)
1) Menggunakan rumus uji F
Keterangan:
Freg = harga F garis regresi yang dicari
R = koefisien korelasi antara X1, X2, X3, X4, dan Y m = banyak prediktor
N = Jumlah anggota sampel 2) Menentukan formasi Ho dan Ha
Ho = Model regresi dengan variabel bebas (X) profesionalisme guru, sarana dan prasarana, motivasi belajar dan minat belajar tidak dapat digunakan untuk memprediksi variabel terkait (Y) yaitu hasil belajar siswa.
Ha = Model regresi dengan variabel bebas (X) profesionalisme guru, sarana dan prasarana, motivasi belajar dan minat belajar dapat digunakan untuk memprediksi variabel terkait (Y) yaitu hasil belajar siswa.
Taraf nyata α = 95%
Derajat kebebasan F tabel (α, k, n-k-1). Dimana, α = 0,005.
k = Junlah variabel bebas n = jumlah sampel. 3) Menguji Hipotesis
Kriteria pengujian hipotesis:
a. fhitung ≥ ftabel pada α 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti model regresi dengan variabel bebas (X) profesionalisme guru, sarana dan prasarana, motivasi belajar, dan minat belajar dapat digunakan untuk memprediksi variabel terikat (Y), hasil belajar. b. fhitung ≤ ftabel pada α 0,05 maka Ho diterima dan Ha
ditolak, berarti model regresi dengan variabel bebas (X) profesionalisme guru, sarana dan prasarana, motivasi belajar, dan minat belajar tidak dapat digunakan untuk memprediksi variabel terikat (Y), hasil belajar.
4) Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan variabel profesionalisme guru, sarana dan prasarana, motivasi belajar, dan minat belajar berpengaruh terhadap hasil belajar, dapat dihitung dengan rumus koefisien determinansi. Semakin besar koefisien determinasi
72
menunjukkan semakin baik kemampuan profesionalisme guru, sarana dan prasarana, motivasi belajar, dan minat belajar mempengaruhi Y, hasil belajar. Banyaknya koefisien determinasi adalah kuadrat dari koefisien dari (Suharyadi & Purwanto, 2004).
73 BAB IV