• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENYEBAB IBU MELAKUKAN KUNJUNGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS PENYEBAB IBU MELAKUKAN KUNJUNGA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENYEBAB IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ANTENATAL

CARE K4 DI PUSKESMAS PEMBANTU KARTA DEWA

KECAMATAN TALANG UBI KABUPATEN PALI

TAHUN 2015

Sri Emilda, Endang Mahdalena

Program Studi D IV Kebidanan STIKES Mitra Adiguna Palembang Komplek Kenten Permai Blok J No. 9-12 Bukit Sangkal Palembang 30114

Abstrak

Target K1 dan K4 tahun 2014 Kabupaten PALI yaitu K1 95% dan K4 90% (Profil Dinkes PALI, 2014). K4 target yang ingin dicapai 90% tetapi di Puskesmas Pembantu Karta Dewa K4 nya sebesar 82% sehingga pencapaian K4 tidak tercapai. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Antenatal Care K4 di Puskesmas Pembantu Karta Dewa Kecamatan Talang Ubi Kabupaten Pali Tahun 2015. Desain penelitian yang digunakan adalah Penelitian kualitatif yang memakai tekhnik sampling, pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara non-probality yaitu cara purposive sampling. Hasil penelitian dari ketiga informan bahwa informan 1 tetap melakukan kunjungan meskipun pendapatan yang rendah, adanya dukungan keluarga, rumah yang sangat jauh untuk menuju ke pustu, pendidikan ibu yang rendah, pengetahuan yang rendah, dan paritas yang tinggi, pada informan 2 tetap melakukan kunjungan ANC K4 dikarenakan jarak rumah kefasilitasnya yang dekat, pengetahuan dan pendidikan yang sedang, paritas yang rendah, dan adanya dukungan suami dan keluarga, dan pendapatan yang rendah. informan ke-3 tetap melakukan kunjungan ANC K4 dikarenakan pengetahuan tentang K4 yang kurang, pendidikan yang rendah, pendapatan rendah, jarak menuju pustu yang tidak terlalu jauh untuk melakukan kunjungan, dan paritas yang rendah. Disarankan bagi petugas kesehatan dapat meningkatkan program KIE dan konseling mengenai faktor apa saja yang mempengaruhi kunjungan ANC K4.

Kata Kunci : ANC, kunjungan K4

Abstract

The targets of sub-district of PALI for K1 was 95% and K4 was 90% (Dinkes Profile of PALI, 2014). K4 targets reached only 82%, lower than its targets, 90 %. The objective of this study is to analyze the factors affecting antenatal care visits (K4) in auxiliary community health centre Karta Dewa sub-district of Talang Ubi distirct of Pali in 2015. The study is a qualitative research design with sampling technique. There were four respondents for the samples; three of them had visited K4 and 1 Senior Midwife. The results showed that three respondents visited K4 affected by knowledge, education, family income, distance to the place of health facilities, support from husband, and parity factor. From the three respondents, it can be concluded that first respondent still did the visit despite of low incomes, support from the family, long distance public health center, low education background, lack of knowledge, and high parity, the second respondent did K4 visit due to close to community health center, moderate knowledge and education, low parity, support from her husband and family, and low income. Third respondent did ANC K4 visit because of lack of knowledge about K4, low education, low income, close to community health center, and low parity. It is expected that the health workers increase Information, Education and Communication (IEC) program and counseling about what factors influence the ANC K4.

(2)

PENDAHULUAN

Indonesia tidak mampu mencapai Target MDGs dalam hal kesehatan ibu. Berdasarkan hasil Survei Demogafi dan Kependudukan Indonesia (SDKI) 2012, terdapat kenaikan angka kematian ibu (AKI) yang cukup drastis dari 228 per 100 ribu kelahiran menjadi 359 per 100 ribu kelahiran. Apabila seorang ibu hamil memiliki pengetahuan yang lebih tentang resiko tinggi kehamilan maka kemungkinan besar ibu akan berpikir untuk menentukan sikap, berperilaku untuk mencegah, menghindari atau mengatasi masalah resiko kehamilan tersebut. Hal ini juga dimaksudkan untuk dapat membantu menurunkan angka kematian ibu yang cukup tinggi di Indonesia dan diharapkan pada tahun 2015 angka kematian ibu bisa menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2013).

Upaya peningkatan kesehatan ibu menuntut adanya upaya intensif dan sistematik dalam meningkatkan keterampilan pengelolaan program di tingkat propinsi dan kabupaten/kota, disamping itu sesuai dengan perkembangan global dewasa ini pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu diarahkan secara terpadu dan berkelanjutan.

Pelayanan antenatal berkualitas mempunyai kedudukan penting dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan perinatal, karena melalui pelayanan antenatal yang profesional dan berkualitas, ibu hamil memperoleh pendidikan tentang cara menjaga diri agar tetap sehat, mempersiapkan kelahiran bayi yang sehat, serta meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang kemungkinan adanya risiko atau terjadinya komplikasi dalam kehamilan, sehingga dapat dicapai kesehatan yang optimal dalam menghadapi persalinan dan nifasnya (Wijayanti, 2010).

Penerapan standar pelayanan akan sekaligus melindungi masyarakat, karena penilaian terhadap proses dari hasil pelayanan dapat dilakukan dengan dasar yang jelas, sehingga masyarakat akan

mempunyai kepercayaan yang lebih mantap terhadap pelaksanaan pelayanan. Standar pelayanan perlu dimiliki oleh setiap pelaksana pelayanan karena fungsinya yang penting dalam pelaksanaan, pemeliharaan dan penilaian kualitas pelayanan (Anwar, 2009).

Perlunya mendeteksi penyakit dan bukan penilaian resiko dikarenakan pendekatan resiko bukan merupakan strategi yang efisien ataupun efektif untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI). Pendekatan Antenatal Care (PAN) kini mengenalkan pendekatan terbaru, yaitu: Antenatal Terfokus (Focused ANC), yang mengutamakan kualitas kunjungan dari pada kuantitasnya. Pendekatan ini mengenalkan 2 kunci realitas, yaitu: Pertama, kunjungan berkala tidak serta merta meningkatkan hasil akhir kehamilan, dan di negara berkembang secara logistik dan finansial adalah mustahil bagi fasilitas kesehatan dan komunitas yang mereka layani. Kedua, banyak wanita yang diidentifikasi “berisiko tinggi” tidak pernah mengalami komplikasi, sementara wanita “berisiko rendah” sering kali mengalami komplikasi. Antenatal Terfokus (Focused ANC) bergantung pada Evidence-Based, Goal Directed Interventions yang layak untuk umur kehamilan dan ditunjukan secara khusus pada isu-isu kesehatan yang paling utama bagi wanita hamil dan jabang bayi. Strategi kunci Antenatal Terfokus (Focused ANC) lainnya adalah, setiap kunjungan ditangani oleh penyedia tenaga kesehatan yang ahli yaitu bidan, dokter, perawat, atau tenaga kesehatan yang mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan untuk bekerja secara efektif untuk mencapai tujuan Pendekatan Antenatal Care (Wahyuni, 2010).

(3)

rumah sakit ( Pusdiknakes-WHO-JHPIEGO, 2003 ).

Berdasarkan data tingkat Nasional pada tahun 2012 menunjukkan cakupan K4 sebesar 90,18% meningkat dibandingkan pada tahun 2011 sebesar 88,27%, yang berarti telah mencapai target rencana strategi Kementerian Kesehatan (renstra) untuk cakupan K4 tahun 2012 sebesar 90% (Kemenkes RI, 2013).

Ketidaksesuaian jumlah kunjungan Antenatal Care selama kehamilan, menyebabkan masalah dan komplikasi dalam kehamilan masih berlanjut. Komplikasi tersebut merupakan pencetus tingginya angka kematian Ibu. Dari laporan tahunan yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten PALI tahun 2014 jumlah penduduk kabupaten PALI sebanyak 180.847 jiwa dengan sasaran ibu hamil sebanyak 4.702 jiwa (Profil Dinkes PALI, 2014).

Berdasarkan laporan tahunan yang diperoleh dari Puskesmas Talang Ubi tahun 2014 jumlah penduduk Kecamatan Talang Ubi sebanyak 66.470 jiwa dengan sasaran ibu hamil sebanyak 1.728 jiwa (Profil Puskesmas Talang Ubi, 2014).

Target K1 dan K4 tahun 2014 Kabupaten PALI yaitu K1 95% dan K4 90% (Profil Dinkes PALI, 2014). Sedangkan data yang didapat di Puskesmas Pembantu Karta Dewa pada Tahun 2014 target K1 yang harus dicapai sebesar 94,9% sedangkan jumlah K1 di Puskesmas Pembantu Karta Dewa sebesar 95,5% sehingga pencapaian K1 telah tercapai , sedangkan pada K4 target yang ingin dicapai 90% tetapi di Puskesmas Pembantu Karta Dewa K4 nya sebesar 82% sehingga pencapaian K4 tidak tercapai. Sedangkan jumlah ibu hamil pada Tahun 2014 sebanyak 68 orang pada bulan januari – Desember Tahun 2014. (Profil Puskesmas Pembantu Karta Dewa, 2014).

Pemeriksaan kehamilan yang diberikan oleh bidan atau dokter kepada ibu selama masa kehamilan berguna untuk mengoptimalisasikaan kesehatan mental dan fisik ibu hamil sehingga mampu

menghadapi persalinan dengan baik. Adapun Faktor yang mempengaruhi kunjungan Antenatal Care K4 diantaranya pengetahuan, pendidikan, penghasilan keluarga, jarak ketempat fasilitas kesehatan, dukungan suami/keluarga, paritas (Wiknjosastro, 2005).

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian : penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Deskriptif Kualitatif adalah metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran/deskripsi yang berhubungan dengan kategorisasi, karakteristik atau sifat variabel dan kualitatif tidak berhubungan dengan angka (Notoatmodjo, 2005:138).

Waktu dan Tempat Penelitian : penelitian dilakukan pada tanggal 25 – 28 November 2015 di Puskesmas Pembantu Karta Dewa Kecamatan Talang Ubi Kabupaten PALI.

Fokus Penelitian : Penelitian ini dilakukan pada ibu hamil yang melakukan kunjungan Antenatal Care K4 di Puskesmas Pembantu Karta Dewa Kecamatan Talang Ubi Kabupaten Pali.

Data, dalam penelitian ini data primer diperoleh melalui wawancara mendalam yang dilakukan peneliti kepada partisipan.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan mencatat jawaban-jawaban yang diutarakan informan sebagai sumber data primer. Jawaban-jawaban tersebut akan dicatat di buku catatan.

Situasi Sosial

Dalam penelitian tidak menggunakan istilah populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu ( Satori, 2009 ).

(4)

Sampel

Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden tetapi narasumber atau partisipan, informan, teman, guru atau konsultan dalam penelitian (Satori, 2009).

Selanjutnya menurut Saryono (2011) fokus penelitian kualitatif adalah pada kedalaman dan proses sehingga pada penelitian ini hanya melibatkan jumlah partisipan yang sedikit (minimal 3 partisipan).

Pada penelitian ini sampel (partisipan) berjumlah 4 orang yang terdiri dari 3 orang ibu hamil yang melakukan Kunjungan Antenatal Care K4 di Puskesmas Pembantu Karta Dewa Kecamatan Talang Ubi dan 1 orang Bidan senior.

Teknik pengumpulan sampel pada penelitian ini adalah menggunakan non probability. Dalam penelitian ini pengambilan sampel dengan cara purposive sampling yaitu menentukan dan menyeleksi narasumber berdasarkan ciri-ciri atau sifat khusus yang dimiliki oleh sampel tersebut yang merupakan representative dari situasi sosial.

Ciri – ciri sampel utama pada penelitian ini adalah :

a. Ibu hamil

b. Yang melakukan kunjungan ANC K4 c. Bersedia menanda tangani lembar

persetujuan d. Kooperatif

Ciri – ciri sampel ahli pada penelitian ini adalah :

a. Seorang Bidan Senior

b. Pengalaman bekerja > 10 tahun

c. Bersedia memberikan informasi dan pengetahuan tentang kunjungan K4 pada ibu hamil.

Teknik Analisis Data

Analisa data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangnya menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan dari data tersebut, apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data yang

terkumpul. Bila berdasarkan data yang dapat dikumpulkan secara berulang-ulang dengan tehnik triangulasi, ternyata hipotesis diterima, maka hipotesis tersebut berkembang menjadi teori (Sugiyono,2011).

Triangulasi merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. (Sugiyono, 2011) Selanjutnya menurut Satori (2009), pengolahan data penelitian merupakan proses berharga yang menghasilkan temuan – temuan penelitian yang bermakna. Kemaknaan hasilnya dapat dituangkan dalam deskriptif yang terstruktur dengan baik dan memiliki tingkat literacy tingi yang memudahkan orang mencerna, memahami dan dapat merekonstruksinya pada setting tempat berbeda dengan karakteristik yang relative sama. Mendeskripsikan hasil penelitian ada menjelaskan pertanyaan penelitian sesuai data yang dipeoleh dilapangan. Mendeskripsikan penelitian kualitatif mencoba menarasikan hasil pengolahan data dengan menyajikan informasi dalam bentuk teks tertulis atau bentuk-bentuk foto dan rekam dan lain-lain.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Dari hasil wawancara mendalam mengenai apa yang dimaksud dengan kunjungan K4 bahwa Ny’’L” mengatakan : “Ai ndak terti aku dek apo dio itu K4 setau ku namonyo kunjungan peksi itulah, men galak perikso aku pegi ke bidan men dak galak yo udem’’. Dari wawancara dengan Ny”I”: “menurut ayuk semacam rajin peksi cak itulah, tapi lebih bagus lagi kalo tiap bulan atau be mun ado keluhan atau mun uji kami peksi yang ke empat kalinyo”.

Selanjutnya menurut Ny”C” : “apo yo

(5)

Ny”C” tidak mengetahui secara pasti apa itu

kunjungan ANC K4 sedangkan hanya Ny”I”

yang mengerti apa itu kunjungan ANC K4, hal ini disesuaikan dengan teori menurut Depkes (2009), Menyebutkan bahwa cakupan kunjungan ibu hamil K-4 adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Sedangkan pengetahuan menurut Notoatmodjo (2007), merupakan hasil dari tau yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Dari hasil wawancara dengan informan ahli ‘bidan E’’ mengenai kunjungan ANC K4, bahwa menurut bidan “E” : ‘’yang dikatakan dengan Kunjungan K4 yaitu Kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kehamlan nya sampai Trimester ke-3 dan mendapatkan pelayanan 10T, minimal 4 kali kunjungan 1 kali pada trimester 1, 1 kali pada trimester 2, 2 kali pada trimester ke 3, saya kasih contoh misalnya pasien datang ke Pustu sama sekali belum pernah melakukan kunjungan dan belum pernah mendapatkan pelayanan sesuai standar 10T artinya pasien tersebut dapat dikategorikan K1, karena pasien tersebut belum pernah melakukan pemeriksaan, kitapun belum mempunyai data tentang pasien tersebut, setelah itu dilakukan anamnesa penimbangan dan seiring dengan pemeriksaan selanjutnya baru diberikan tablet FE dan suntik TT nya, karena itulah masih kita kategorikan kedalam K1 pasien tersebut’’. Hal ini disesuaikan dengan teori Menurut Depkes (2009) bahwa cakupan K-4 adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Dari wawancara mendalam yang dilakukan terhadap ketiga informan mengenai kegunaan dari kunjungan K-4

bahwa Ny”L” mengatakan : “yo banyak

nian kegunoannyo apolagi ayuk la hamil tuo jadi bidan itulah paham nian dengan keadaan ayuk soalnyo aku rajin kesini, terutama yo buat badan aku dewek, anak

aku dalam perut, men aku idak pernah peksi makmano aku tau kalau aku ni sehat, siapo tau bae kan aku ni ado penyakit, idak galak aku mati kagek laki aku kawin lagi”. Ny”I” mengatakan : “yo banyak kegunaannyo salah satunyo biar sehat idak sulit nian melahirke pokoknyo banyaklah gunonyo lagi pulo men katik gunonyo peksi ngapoi capek-capek igo peksi mendingan aku di rumah bae”. Selanjutnya menurut Ny”C” : “aku jugo idak terlalu ngerti soalnyo kalau peksi yo peksi bae, aku wongnyo idak galak banyak tanyo tapi setau akugunonyo buat peksi cak itulah, samo biar badan aku idak sakit-sakitan waktu ngelahirke kagek’’. ketiga informan mengatakan alasan mereka melakukan kunjungan K4 untuk memeriksakan kehamilan nya dan agar bayi nya sehat serta berharap agar proses persalinan nanti normal.

Jika dilihat dari penghasilan, Ny”L” yang memiliki penghasilan yang paling rendah dan yang memiliki penghasilan paling tinggi diantara ke tiga informan yaitu Ny”C”, hal ini disesuaikan dengan teori menurut BPS (2008), pendapatan keluarga dalam hal ini merupakan semua penghasilan atau permintaan dari semua anggota keluarga yang diperoleh baik yang berupa upah atau gaji, dan dapat dinilai dalam tinggi > Rp.1500.000,-.sedang= Rp.1.000.000,- Rp.1.500.000,- dan rendah <Rp.1000.000,-.Menurut Notoadmodjo (2005), faktor ekonomi juga berpengaruh terhadap seseorang dalam upaya deteksi dini komplikasi kehamilan. Status ekonomi keluarga juga berperan bagi seseorang dalam bertindak termasuk tindakan yang berhubungan dengan kesehatan dan pemeriksaan kehamilanya.

(6)

mengatakan : “dukung nian apo lagi ini cucung pertamo. Lucunyo madak’i aku disuruh perikso terus samo bidan. Disuruh makan banyak-banyak jangan sampe yang di perut kelaperan”. Selanjutnya Ny”C” mengatakan : “iyo dukung nian soalnyo kami kan baru punyo anak sikok jadi lanang ku masih nak nambah, pas denger aku hamil dio makin semangat buat nyuruh aku perikso hamil kunjungan rutin ke bidan malahan dio nganterin setiap nak perikso, men keluarga ndukung jugo sering ngasih nasehat di suruhnyo aku rutin-rutin perikso biar idak payah lagi melahirke cak dulu. Kadang-kadang biar aku lebih semangat sebelum pergi ke bidan aku dibuatin teh samo suami, buku pink disiapinnyo pokoknyo makin sayang samo aku”. Dilihat dari dukungan suami dan keluarga ketiga informan, Keluarga dan suami mereka sangat mendukung dalam melakukan kunjungan ANC K4, hal ini sesuai dengan teori menurut Suparyanto (2012), sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga/suami mempunyai tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan membagi 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan.

Jika dilihat lagi dari paritas Ny’L” ini adalah kehamilan yang ke-4 nya dan walaupun ini dikategorikan paritas tinggi tapi Ny”L” mengaku tetap semangat untuk teratur melakukan kunjungan K4, pada Ny”I” ini adalah anak yang ke-1 nya karena ini adalah kehamilan yang pertamanya maka

dari itu Ny”I” sangat bersemangat

melakukan kunjungan K4, sedangkan pada Ny”C” ini adalah kehamilan yang ke-2 Ny”C’ masih bersemangat melakukan kunjungan K4. hal ini disesuaikan dengan teori menurut Notoatmodjo (2008), dikatakan bahwa terdapat kecendrungan kesehatan ibu yang berparitas rendah lebih baik dari pada paritas tinggi.

Jika dilihat lagi dari jarak tempuh pustu ke rumah mereka, hanya Ny”L” yang paling terjauh jarak tempuh nya jika ingin ke pustu, sedangkan yang beranggapan bahwa jarak yang jauh akan mempunyai pengaruh terbesar dalam melakukan kunjungan ke

tenaga kesehatan adalah Ny”I” dan Ny” C”. Hal ini pun disesuaikan dengan teori Menurut Kusnanto(2008), faktor keterpencilan, sulit, dan mahalnya transportasi merupakan hambatan untuk menjangkau puskesmas sehinggah kunjungan masyarakat yang bertempat tinggal lebih dekat dari puskesmas lebih banyak jika dibandingkan dengan masyarakat yang jauh.

(7)

petugas kesehatan, informasi, media, atau kader.

KESIMPULAN

1. Ketiga ibu hamil tetap melakukan kunjungan K4 walaupun dengan keterbatasan : pendapatan yang rendah dan jarak rumah yang jauh dari Pustu. 2. Ibu yang berpendidikan dan pengetahuan

rendah serta paritas yang tinggi juga tetap melakukan kunjungan K4.

3. Dukungan suami dan keluarga dalam melakukan pemeriksaan kehamilan dan jarak Pustu yang dekat dengan tempat tinggal juga menjadi pendukung ibu melakukan kunjungan K4.

SARAN

1. Bagi Petugas Kesehatan

Bagi petugas kesehatan dapat meningkatkan penyuluhan dengan mengembangkan program KIE dang konseling mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kunjungan ANC K4. Petugas kesehatan diharapkan pula dapat bekerja sama dengan dinas kesehatan dan puskesmas.

2. Bagi Peneliti Yang Akan Datang

Diharapkan pada peneliti yang akan datang untuk dapat meneliti mengenai hambatan apa saja yang dapat mempengaruhi kunjungan ANC K4 dengan variable dan metode yang berbeda serta sampel yang lebih banyak agar didapatkan hasil penelitian yang lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Amelika, Risna. (2007). Gambaran Pengetahuan dan Pendidikan Ibu Terhadap Kunjungan ANC di Desa Tanjung Raya Tahun 2007. KTI : Kebidanan

Andini, Desi. (2009). Gambaran Pengetahuan dan Tingkat Pendidikan Ibu Terhadap Pentingnya Kunjungan ANC Di Desa Suka Rame Tahun 2009.

KTI : Kebidanan

Anwar. 2009. Standar Pelayanan Pemeriksaan. Jurnal Kesehatan (Online)

(http//www.Anwar.com, 2009) diakses tanggal 8 januari 2015

BKKBN, 2013.Rakerda Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana Tahun 2013.

DepKes RI. (2009). Antenatal Care. Jakarta : Dirjen Yankes

DepKes RI. (2013). Angka Kematian Ibu. Jakarta : Dirjen Yankes

DinKes Provinsi sumatra selatan (2013). Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel 2013.

DinKes Pali (2013). Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Pali Tahun 2013.

Farrel. 2009. Kehamilan. Jurnal Kesehatan (Online)(http//www.Farrel.com, 2009) diakses tanggal 8 januari 2015

Kristina. 2007. Pengertian Kehamilan. Jurnal Kesehatan (Online) (http//www.Kristina.com, 2007) diakses tanggal 8 januari 2015

Mahmudin. 2004. Jenjang Pendidikan. Jurnal Umum (Online) (http//www.Mahmudin.com, 2004) diakses tanggal 8 januari 2015

Mandriwati. 2008. Pemeriksaan Kehamilan. Jurnal Kesehatan (Online) (http//www.Mandriati.com, 2008) diakses tanggal 7 januari 2015

Manuaba. (2008). Ilmu Kandungan. Jakarta : EGC

Najamudin. (2009). Kehamilan. Jakarta : Widya Pustaka

Notoatmojo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Poedji. 2008. Perawatan Antenatal. Jurnal Kesehatan (Online)

(http//www.Poedji.com, 2008) diakses tanggal 8 januari 2015

Prawirohardjo. (2007). Antenatal Care. Jakarta : EGC

Resi. 2009. Pemeriksaan Antenatal. Jurnal

Kesehatan (Online)

(http//www.Resi.com,

(8)

Saefudin. (2007). Kesehatan Maternal Neonatal. Jakarta : EGC

Sarwono. (2007). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka

Slamet. 2008. Pengaruh Pendidikan Terhadap Kesehatan. Jurnal Umum (Online)

(http//www.Slamet.com, 2008) diakses tanggal 8 januari 2015

Sloane. 2007. Kehamilan. Jurnal Kesehatan (Online)

(http//www.Sloane.com, 2007) diakses tanggal 10 februari 2015

Sugiono,2013. Metode Penelitian Kombinasi.Bandung. Alfabeta

Wahyuni. 2011. Pemeriksaan ANC. Jurnal Kesehatan (Online)

(http//www.Wahyuni.com, 2010) diakses tanggal 10 februari 2015 Wijayanti. 2010. Pelayanan Antenatal.

Jurnal Kesehatan (Online)

(http//www.Wijayanti.com, 2010) diakses tanggal 20 januari 2015 Winda. (2009). Gambaran Tingkat

(9)
(10)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan terbentuknya Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi, dan Kota

Kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi Kerja, sebaiknya kompensasi untuk karyawan dapat lebih diperhatikan oleh perusahaan dengan cara menyediakan tempat

Berdasarkan sistem pembobotan dan baku mutu kondisi lingkungan ekosistem lamun di Pulau Lembeh yang menghadap daratan Bitung dalam kondisi rusak dan kurang sehat, sedangkan

Komponen Model Arus Pengolahan model ar dijalankan selama 15 hari untu pengukuran di lapangan terlih arah barat dengan kecepatan b surut menuju pasang pada gam berkisar

Pemenuhan kebutuhan masyarakat berkaitan dengan hasil belajar siswa, guna mendapatkan hasil belajar yang baik seseorang dalam hal ini pendidik hendaknya dapat

Komposisi Tenaga Volume Pekerjaan Waktu Pelaksana an Jumlah Bahan Dibutuhka n Bahan/Ha ri (A) (B) Komposisi Dibulatkan Komposisi Komposisi Dibulatkan Komposisi Koefisien

Berdasarkan penuturan dari bapak Mailul bahwa kendala-kendala yang menghambat kelancaran proses penyelenggaraan program layanan bimbingan konseling Islam ialah