• Tidak ada hasil yang ditemukan

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) MANAJEMEN KOLEKSI PERPUSTAKAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) MANAJEMEN KOLEKSI PERPUSTAKAAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) MANAJEMEN KOLEKSI

PERPUSTAKAAN BERBASIS TI

Wahyu Supriyanto Perpustakaan Pusat UGM

Abstrak

SOP (Standard Operating Procedures) merupakan dokumen tertulis yang menjelaskan alur dan proses rangkaian kegiatan (aktivitas) yang harus dilakukan oleh siapa, kapan dan dimana dilakukan dengan cara mengelola organisasi secara efektif, efisien dan sistematis terhadap seluruh kegiatan dalam organisasi melalui perbaikan berkelanjutan terhadap produk, pelayanan, SDM, proses dan lingkungan sehingga kebutuhan/kepuasan pelanggan dapat terpenuhi.

Pendahuluan

Seorang pilot pesawat Boing 737 yang hendak menerbangkan pesawatnya,

maka ia akan melaksanakan serangkaian pekerjaan yang dilakukan secara

berurutan sampai pesawatnya terbang dan kemudian mendarat kembali dengan

selamat. Begitu juga bila seorang dokter bedah hendak melakukan operasi

bedah terhadap pasiennya, ia akan melakukan serangkaian aktifitas mulai dari

persiapan kemudian membedah sampai selesai dan pasiennya kembali ke ruang

perawatan. Kedua profesi tersebut selalu patuh pada aturan karena jika ia

melanggar maka resikonya akan sangat fatal. Bayangkan jika pilot tadi

melanggar aturan, misalnya tidak mengeluarkan roda pendarat ketika hendak

mendaratkan pesawatnya, maka resiko yang akan terjadi adalah kecelakaan

yang akan menelan korban jiwa. Semua aturan yang dipatuhi oleh kedua profesi

tersebut. Aturan itulah yang sering disebut dengan Standard Operating

Procedure atau SOP.

Standard Operating Procedures atau SOP dalam bahasa Inggris diterjemahkan

(2)

Prosedur Tetap. Istilah lain dalam bahasa Inggris adalah Safe Work Instructions,

Safe Operating Procedures, Standard Working Procedures, Medical Procedures.

SOP bukan standar tapi prosedur kerja yang dilakukan secara benar dan

konsisten. Istilah SOP sudah sangat dikenal di suatu organisasi yang menuntut

adanya pengendalian mutu terhadap proses kegiatan organisasi.

SOP juga merupakan bagian dari sistem informasi manajemen suatu organisasi.

Sistem informasi manajemen yang memuat himpunan terintegrasi yang terdiri

dari komponen-komponen baik manual maupun terkomputerisasi yang bertujuan

menyediakan fungsi-fungsi operasional pada manajemen. SOP adalah dokumen

tertulis yang memuat prosedur kerja secara rinci, tahap demi tahap dan

sistematis. SOP juga sering disebut sebagai manual SOP. Dengan adanya SOP

maka jaminan mutu pekerjaan akan dapat dipertahankan. SOP banyak

digunakan di organisasi-organisasi bidang medik, kesehatan, teknik, lingkungan

dan penyelamatan. Terutama SOP juga banyak digunakan untuk tugas-tugas

rutin yang mengandung resiko. Contoh, SOP untuk analisa air payau, SOP

penanganan pasien, SOP penanggulangan kebakaran dan sebagainya.

Untuk melengkapi suatu prosedur kerja, SOP sering dilengkapi dengan referensi,

lampiran, diagram atau alur kerja (flow chart).

SOP Perpustakaan

Perpustakaan sebagai bagian integral dari suatu organisasi (pendidikan) sangat

dibutuhkan keberadaannya. Untuk itu perpustakaan dituntut untuk dapat

meningkatkan mutu layananannya. Sebagai bagian dari sistem informasi

manajemen, perpustakaan juga harus dapat memberikan laporan-laporan yang

dapat menjadi bahan keputusan manajemen organisasi. Investasi yang ditanam

di perpustakaan cukup besar karena memerlukan tenaga, biaya dan sarana yang

tidak sedikit. Hasilnya tidak langsung dapat dirasakan. Sering sekali investasi di

perpustakaan dianggap sebagai pemborosan sehingga dana dan fasilitas untuk

(3)

Untuk ada pertanyaan tentang perlunya SOP yang patut menjadi renungan agar

perpustakaan tidak dianggap sebagai pemborosan anggaran. • Apakah SOP diperlukan di perpustakaan?

• Seberapa pentingkah SOP di perpustakaan?

• Apakah pekerjaan di perpustakaan banyak mengandung resiko?

Pertanyaan ini harus dikembalikan kepada pimpinan organisasi dan pelaksana di

perpustakaan. SOP di perpustakaan tidak diperlukan apabila perpustakaan tidak

ingin meningkatkan mutunya atau perpustakaan tidak dianggap bagian dari

sistem manajemen organisasi yang ada. Pada dasarnya, di perpustakaan

terdapat pekerjaan rutin yang dilakukan setiap hari, mulai dari seleksi,

pengadaan, pengolahan, pemeliharaan sampai pada pelayanan. Agar

pekerjaan-pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan baik maka diperlukan pedoman yang

dapat memberikan tuntunan. Pedoman yang dimaksud adalah prosedur kerja

yang standar atau SOP.

Manfaat SOP

1. SOP dapat digunakan sebagai sarana untuk mengkomunikasikan

pelaksanaan suatu pekerjaan bagi manajemen perpustakaan.

2. SOP dapat digunakan sebagai sarana untuk menyimpan pengetahuan dan

perkembangan yang diperoleh oleh perpustakaan.

3. SOP dapat digunakan sebagai sarana acuan dalam melakukan penilaian

terhadap proses pekerjaan di perpustakaan.

4. SOP dapat digunakan sebagai sarana pelatihan bagi staf yang baru sehingga

mengurangi waktu yang terbuang untuk memberikan pengarahan.

5. SOP dapat digunakan sebagai sarana untuk mengendalikan dan

mengantisipasi apabila terdapat suatu perubahan sistem di perpustakaan.

6. SOP dapat digunakan sebagai sarana audit sistem informasi perpustakaan.

7. SOP dapat digunakan sebagai sarana dokumentasi sistem informasi

(4)

Persiapan SOP

SOP disusun oleh seseorang atau sekelompok orang (tim) yang memiliki

pengetahuan dan ketrampilan yang cukup dalam bidang pekerjaan di

perpustakaan. SOP harus tertulis, menjelaskan secara singkat langkah demi

langkah dan dalam tampilan yang mudah dibaca. Gunakan kata kerja dalam

kalimat aktif. Contoh, ‘Kirim spesifikasi ke vendor’ bukan ‘Spesifikasi dikirim ke

vendor’. Pembaca SOP diharuskan melakukan sesuatu bukan mengharap

melakukan sesuatu. Kalimat singkat, jelas dan tidak banyak frase. Gunakan

pernyataan positif, seperti ‘Lengkapi lembar kerja buku dan kembalikan ke

pengadaan’ tidak dengan pernyataan negatif, seperti ‘Jangan dikembalikan

sebelum lembar kerja dilengkapi’.

Kemutakhiran dan Penomoran SOP

SOP harus tetap mutakhir (up-to-date). Seiring dengan adanya perubahan

internal maupun eksternal organisasi perpustakaan maka SOP juga harus ikut

berubah. Untuk itu, Secara periodik SOP perlu ditinjau kembali agar tetap

mutakhir karena apabila ada perubahan kebijakan harus terlihat pada SOP.

Apakah kebijakan dan prosedur masih berlaku, masih relevan atau bahkan SOP

sudah tidak diperlukan?. SOP perlu dibaca, dimengerti dan dilaksanakan oleh

semua pelaksana/staf. Disarankan SOP ditinjau minimal setiap satu tahun sekali.

Pengalaman di bidang kesehatan (clinic), SOP ditinjau setiap 18 bulan sekali.

SOP sebaiknya diberi nomor identitas atau label. Gunanya untuk kontrol

dokumen dan referensi. Apabila suatu SOP perlu dirubah atau tidak digunakan

lagi maka identifikasi tersebut dapat digunakan sebagai referefnsi. Label

identifikasi dapat terletak di sudut kanan atas.

Nomor identitas juga dapat terletak di halaman bawah sebagai running page

(5)

Jenis SOP

1. Sederhana Prosedur dengan langkah-langkah yang singkat, berulang-ulang

dan hanya memerlukan sedikit keputusan. Prosedur yang hanya melibatkan

sedikit kegiatan oleh sedikit orang.

2. Hirarki Prosedur dengan langkah-langkah yang rinci, panjang, konsisten.

Langkah-langkah dalam hirarki mungkin berisi sub-sub langkah untuk lebih

memperjelas prosedur.

3. Grafis Prosedur dengan langkah-langkah yang sangat panjang dan lebih

rinci. Tipe grafis akan membagi proses yang panjang menjadi sub-proses

yang lebih pendek. Pictures truly are worth a thousand words.

4. Flowcharts Prosedur yang berisi banyak keputusan-keputusan atau

pertimbangan-pertimbangan. Flowcharts adalah representasi grafis yang

menghubungkan langkah-langkah secara fisik dan logis.

Isi SOP

Penyusunan internal SOP berbeda pada setiap organisasi. SOP disusun sesuai

dengan tujuan dan kondisi yang ada pada saat SOP disusun. Tidak ada format

yang baku untuk SOP. SOP disusun untuk menggambarkan kegiatan rutin yang

berulang baik kegiatan yang bersifat administratif seperti prosedur pembelian

buku dan prosedur yang bersifat teknis seperti prosedur kerja penelitian di

laboratorium.

Secara umum SOP terdiri atas: • Halaman judul

• Daftar isi • Isi

• Tujuan

(6)

• Definisi • Prosedur • Lampiran

Susunan pada isi tidak mutlak seperti di atas. SOP akan tergantung pada kondisi

prosedur kerja yang sedang berlangsung. Bila suatu kegiatan terdiri dari

beberapa prosedur kerja maka judul dari SOP dapat di pecah menjadi

modul-modul. Misalkan judul SOP adalah ‘Pengadaan Bahan Pustaka’ selanjutnya

dapat dipecah menjadi ‘Modul 1: Pemilihan Bahan Pustaka’, ‘Modul 2:

Pemesanan Bahan Pustaka’ dan seterusnya. Modul dalam SOP dapat terdiri

dari:

1. Nama modul

2. Tujuan

3. Ruang lingkup

4. Referensi/Pedoman

5. Sarana

6. Prosedur kerja

7. Flowchart

8. Lampiran

Halaman Judul

Halaman muka dari SOP adalah halaman judul. Halaman judul memberikan

informasi tentang judul kegiatan atau prosedur, nomor identifikasi, tanggal terbit

atau tanggal revisi, jumlah halaman, nama lembaga atau bagian, nama atau

(7)

CONTOH PROSEDUR KERJA PEMESANAN BUKU

Modul

Pemesanan buku

Kode

A/03/2004

Tujuan

Menguraikan prosedur cara pemesanan buku yang akan dibeli untuk

mendapatkan buku yang sesuai dengan yang dipesan.

Ruang Lingkup

Kegiatan ini dimulai dari penerimaan hasil seleksi dari pimpinan, staf pengajar

dan pustakawan yang berupa daftar permintaan pemesanan. Jika dana yang

tersedia dari perpustakaan, proses tersebut dilanjutkan sampai pembayaran,

sedangkan bila dana dari DIPA proses hanya sampai pada pembuatan daftar

pesanan.

Referensi

1. Sumber dan jumlah dana.

2. Aturan pemesanan yang dipakai bila memesan melalui toko buku, penerbit

atau jobber.

3. Aturan pembayaran dan prosedur administrasi keuangan yang berlaku.

Sarana

Daftar buku

Prosedur Kerja

1. Menerima data permintaan hasil proses seleksi

(8)

3. Mempertimbangkan pembelian duplikatnya jika judul yang diminta sedang

dipesan.

4. Memeriksa desiderata jika judul yang diminta tidak sedang dipesan.

5. Menghapus cantuman dari desiderata jika judul tersebut ada di desiderata

dan menyatukan dengan data permintaan yang baru.

6. Memeriksa katalog perpustakaan jika judul tersebut tidak ada di jajaran

desiderata.

7. mempertimbangkan duplikasi jika ternyata judul yang diminta sudah ada

dalam koleksi, dan memutuskan apakah perlu dibeli duplikatnya.

8. Membuat verifikasi bibliografi.

9. Memeriksa jmlah dana.

10. Membuat daftar pesanan jika dana tersedia, dan menyusun data permintaan.

11. Menangguhkan permintaan judul buku jika dana tidak tersedia, dan

menyusun data di desiderata.

12. Memeriksa asal dana.

13. Mengirim daftar pesan ke penerbit/toko buku/agen/jobber, atau kepada

pemimpin proyek.

14. Menyelesaikan pembayaran dan administrasi jika buku pesanan sudah

(9)

Daftar Pustaka

1. Manual Prosedur Operasional Standar Perpustakaan Universitas

Indonesia, Depok, 2003.

2. Quality Guidance for Preparing Standard Operating Procedures (SOPs) E

A QA/G-www.epa.gov/quality. 5 Mei 2004.

3. Sidharta, Lani. Pengantar Sistem Informasi Bisnis. Jakarta: Elex Media,

1995.

4. Syaifuddin. Model Pengembangan Standard Operational Procedure

(SOP). Malang: Perpustakaan Universitas Brawijaya, 2007

5. Writing Procedures: How to Document your Quality System Effectively.

Referensi

Dokumen terkait

Sampel adalah kegiatan atau wakil populasi yang di teliti (Arikunto, 2002). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling yaitu mengambil semua sampel

(1) Peta Desa Singajaya, Desa Karangsong dan Kelurahan Paoman Kecamatan Indramayu sebagaimana tercantum dalam lampiran I dan merupakan bagian yang tidak

Pada penelitian ini dilakukan analisis VoIP terhadap Quality of Service (QoS) pada layanan jaringan komunikasi VoIP (Voice over Internet Protocol) menggunakan softphone X-Lite

hanya ada sekitar 9 anak dari 24 anak didik yang mampu bekerja secara mandiri. Kecerdasan emosional sangat penting diajarkan pada anak didik, terutama anak didik

Menurut Slamet (2002) bahwa Pembelajaran Bermutu memiliki tiga komponen pokok yaitu 1) Perencanaan materi kuliah berdasarkan kurikulum dan kebutuhan pelanggan

Namun, kenyataan yang ada dilapangan, pasar yang adil, dan tanpa adanya kedhaliman, seringkali tidak terjadi, sehingga Ekonomi Islam menegaskan bahwa mekanisme pasar dan

Begitu juga dengan Sugiyono (2013:124) menjelaskan bahwa “sampeling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel”. Untuk

1. Penyimpanan dan Penggunaan Informasi.. Catatan tentang diri klien yang meliputi data hasil wawancara, testing, surat- menyurat, perekaman, dan data lain, semuanya