• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Rizka Hendriyani

Khotimatul Chusna

Bagas Tri Atmaja

Indah Itsna M

Riska Yanty

Metodologi Penelitian

Ekonomi dan Bisnis

(2)

i KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

ميحرلا نمحرلا ه مسب

Segala Puji bagi Allah, Pencipta dan Pengatur tunggal alam semesta, hanya kepadaNya-lah kami memohon pertolongan atas suksesnya segala urusan, baik urusan duniawi maupun ukhrawi. Begitu juga rasa syukur atas rahmat, hidayah dan taufiq-Nya, serta komitmen sebagai Insan yang haus akan ilmu pengetahuan. Sehingga kami mampu menyelesaikan penyusunan buku Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis yang dilengkapi dengan teori dan kasus. Salawat, salam dan berkah Allah semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw, keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya.

Alhamdulillah atas ridho Allah SWT dan bantuan dari semua pihak, akhirnya buku ini dapat terselesaikan. Penyusunan buku ini berawal dari sebuah ide ketika kami belajar Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis di kelas Metodologi Penelitian Program Studi Manajemen Keuangan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, referensi yang kami gunakan memiliki berbagai macam teori dan corak penyajian yang bervariatif. Menurut hemat kami alangkah lebih baiknya kalau beberapa referensi yang ada dikolaborasikan saling melengkapi menjadi sebuah modul mata ajar Metodologi Penelitian. Harapan kedepan adalah modul ini menjadi referensi mata ajar Metodologi Penelitian untuk dipakai oleh mahasiswa Program Studi Manajemen Keuangan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Meskipun buku ini tujuan utamanya adalah untuk referensi tambahan belajar dan mengajar mata ajar Metodologi Penelitian, namun Tim Penyusun berharap masyarakat umum yang ingin belajar tentang penyusunan riset juga dapat membaca dan mengambil manfaatnya dari setiap materi yang disajikan. Dalam buku ini, pembaca akan menjumpai langkah-langkah yang diperlukan dalam penyusunan Laporan Penelitian. Setelah mengkaji buku ini pembaca akan mengetahui tentang gambaran umum Laporan Penelitian, serta dapat membuat sebuah laporan penelitian.

(3)

ii KATA PENGANTAR

Yogyakarta, 20 Oktober 2017

(4)

iii DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

BAB 1 : Tinjauan Umum Penelitian ... 1

Pengertian Riset ... 2

Motivasi Dan Tujuan Penelitian ... 3

Karakteristik Penelitian ... 3

Metode Ilmiah... 4

Paradigma Penelitian ... 6

Kriteria Penelitian Ilmiah ... 7

BAB 2 : Lingkup Dan Klasifikasi Penelitian Bisnis ... 8

Penelitian Bisnis ... 9

Klasifikasi Penelitian Bisnis ... 11

BAB 3 : Masalah Penelitian ... 17

Makna Masalah Penelitian ... 18

Masalah Dan Variabel Penelitian ... 19

BAB 4 : Kerangka Teoritis ... 21

Makna Teori ... 22

Fungsi Teori Dan Studi Literatur... 22

Sumber Teori ... 23

Teknik Mengkaji Literatur ... 25

Hipotesis ... 26

BAB 5 : Desain Penelitian ... 27

Pengertian Desain Penelitian ... 28

(5)

iv DAFTAR ISI

Lingkungan (Setting) Penelitian ... 29

Unit Analisis ... 30

Horison Waktu ... 31

Pengukuran Construct... 32

BAB 6 : Pemilihan Data (Sampel) Penelitian ... 36

Populasi ... 37

Sampel ... 37

Penelitian Sampel Dan Sensus ... 37

Kriteria Pemilihan Sampel ... 38

Prosedur Pemilihan Sampel ... 39

Metode Pemilihan Sampel Probabilitas ... 40

Metode Pemilihan Sampel Nonprobabilitas ... 42

Pedoman Penentuan Metode Sampling ... 42

Penentuan Ukuran Sampling ... 44

Kesalahan Statistik ... 44

BAB 7 : Sumber Dan Metode Pengumpulan Data ... 46

Pengertian Data ... 47

Jenis Data ... 47

Sumber Data ... 47

Metode Pengumpulan Data ... 48

BAB 8 : Analisis Data (1) ... 55

Pengolahan Data ... 56

Statistik Deskriptif ... 57

Uji Kualitas Data ... 59

BAB 9 : Analisis Data (2) ... 61

(6)

v DAFTAR ISI

Pengujian Statistik (Statistical Test) ... 64

Pemilihan Metode Statistik ... 65

Analisis Univariate, Bivariate, dan Multivariate ... 66

BAB 10 : Laporan Penelitian ... 71

Tujuan Penyusunan Laporan ... 72

Format Laporan ... 72

Penulisan Laporan ... 77

(7)

1 BAB 1 : Tinjauan Umum Penelitian

BAB 1 : TINJAUAN UMUM PENELITIAN

TINJAUAN UMUM

PENELITIAN

TOPIK PEMBAHASAN

RISET

MOTIVASI DAN TUJUAN

PENELITIAN

KARAKTERISTIK

PENELITIAN

METODE ILMIAH

 Karakteristik Ilmu

PARADIGMA PENELITIAN

 Paradigma Kuantitatif  Paradigma Kualitatif  KRITERIA PENELITIAN

ILMIAH

TUJUAN PEMBAHASAN

 Menjelaskan motivasi yang

mendorong kegiatan penelitian  Membahas definisi dan tujuan

penelitian

 Menjelaskan struktur berpikir

penelitian sebagai

operasionalisasi dari metode ilmiah

 Menjelaskan garis besar

tahap-tahap dalam proses penelitian  Membahas paradigma penelitian  Menjelaskan kriteria penelitian

(8)

2 BAB 1 : Tinjauan Umum Penelitian

PENGERTIAN RISET

Pada dasarnya, manusia selalu ingin tahu dan ini mendorong manusia untuk bertanya dan mencari jawaban atas pertanyaan itu. Salah satu cara untuk mencari jawaban adalah dengan mengadakan penelitian. Cara lain yang lebih mudah, tentunya, adalah dengan bertanya pada seseorang atau “bertanya” pada buku, tapi tidak selalu dapat mendapat jawaban, atau mungkin mendapatkan jawaban tapi tidak meyakinkan.

Penelitian sering dicampuradukkan dengan pengumpulan data atau informasi, studi pustaka, kajian dokumentasi, penulisan makalah, perubahan kecil pada suatu produk, dan sebagainya. Kata penelitian atau riset sering dikonotasikan dengan bekerja secara eksklusif menyendiri di laboratorium, di perpustakaan, dan lepas dari kehidupan sehari-hari.

Penelitian secara ringkas dapat digambarkan sebagai suatu kegiatan yang dimulai dengan pengamatan terhadap fakta yang menarik perhatian dan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan. Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan tersebut selanjutnya akan mendorong usaha untuk mencari jawaban pertanyaan atau pemecahan masalah dengan pengetahuan yang dimiliki manusia. Pengamatan terhadap fakta, identifikasi masalah dengan menggunakan pengetahuan, merupakan esensi dari kegiatan penelitian.

Beberapa pengertian riset (penelitian) adalah sebagai berikut:

1. Riset adalah suatu proses untuk mencapai (secara sistematis dan didukung oleh data) jawaban terhadap suatu pertanyaan, penyelesaian terhadap permasalahan, atau pemahaman yang dalam terhadap suatu fenomena (Leedy, 1997).

2. Riset adalah suatu usaha yang sistematik dan terorganisasi untuk meneliti suatu masalah spesifik yang memerlukan jawaban (Sekaran, 2013).

3. Riset adalah investigasi terhadap fenomena empirik secara sistematik, terkendali dan kritis berdasarkan teori dan hipotesis yang menyatakan dugaan mengenai hubungan antar variabel (Kerlinger, 1986).

Berdasarkan pengetian di atas, ada tiga hal penting untuk memahami pengertian riset, yaitu:

a. Obyek riset adalah fenomena empiris

b. Proses riset adalah dilakukan secara sistematik, terorganisasi, terkendali, dan kritis. c. Tujuan riset adalah menyajikan informasi untuk menjawab suatu masalah yang

(9)

3 BAB 1 : Tinjauan Umum Penelitian

MOTIVASI DAN TUJUAN PENELITIAN

Motivasi dan tujuan penelitian secara umum pada dasarnya sama, yaitu bahwa penelitian merupakan refleksi dari keinginan manusia yang selalu berusaha untuk mengetahui sesuatu. Keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan merupakan kebutuhan dasar manusia yang umumnya menjadi motivasi untuk melakukan penelitian.

Berdasarkan tujuan penelitian yang dikemukakan dalam rumusan definisi penelitin di muka, motivasi untuk melakukan penelitian pada dasarnya dapat ditimbulkan oleh dua sisi yang saling terkait. Di satu sisi peneltian merupakan refleksi dari keinginan proaktif manusia untuk meningkatkan pengetahuannya mengenai sesuatu. Pada sisi lain kegiatan tersebut di dorong oleh keinginan reaktif manusia untuk menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari (Indriantoro & Supomo, 2002, hal. 2-3).

KARAKTERISTIK PENELITIAN

Tujuan penelitian merupakan salah satu dari tiga karakteristik penelitian yang dikemukakan oleh Murdick (Murdick, 1966, hal. 15-16). Dua karakateristik yang lain adalah metode-metode penelitian dan hubungan antara penelitian dengan ilmu.

Tujuan Penelitian, seperti yang telah dikemukakan di muka, dapat dilihat dari dua sisi: (1) untuk mengembangkan pengetahuan, (2) untuk memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan penelitian. Tujuan pertama dalam penelitian-penelitian bisnis dan akuntansi yang bersifat jangka panjang karena umumnya tidak terkait secara langsung dengan pemecahan masalah-masalah praktis. Hasil penelitian yang lebih menekankan pada usaha pemecahan masalah-masalah praktis diperlukan untuk pertimbangan dalam membuat keputusan bisnis.

Metode-metode Penelitian. Definisi di muka menyatakan, bahwa peneltian merupakan usaha penyelidikan yang sistematis dan terorganisasi. Kata sistematis dan terorganisasi menunjukkan bahwa untuk mencapai tujuannya, peneltian menggunakan cara-cara atau prosedur-prosedur tertentu yang diatur dengan baik (metode-metode). Metodologi penelitian berisi pengetahuan yang mengkaji ketentuan mengenai metode-metode yang digunakan dalam penelitian (Indriantoro & Supomo, 2002, hal. 3).

(10)

4 BAB 1 : Tinjauan Umum Penelitian

c. Penelitian mengikuti rancangan prosedur yang spesifik.

d. Penelitian biasanya membagi permasalahan utama menjadi sub-sub masalah yang lebih dapat dikelola.

e. Penelitian diarahkan oleh permasalahan, pertanyaan, atau hipotesis penelitian yang spesifik.

f. Penelitian menerima asumsi kritis tertentu.

g. Penelitian memerlukan pengumpulan dan interpretasi data dalam upaya untuk menjawab permasalahan penelitian (Leedy, 1997).

Penelitian dan Ilmu. Penelitian merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan. Ilmu merupakan bagian dari pegetahuan yang memiliki kriteria tertentu. Penelitian, dengan demikian mempunyai hubungan yang erat dengan ilmu. Peneltian pada dasarnya merupakan operasionalisasi dari metode yang digunkan untuk memperoleh pengetahuan ilmiah yang dikenal dengan metode ilmiah (scientific method) (Indriantoro & Supomo, 2002, hal. 4).

METODE ILMIAH

Metode ilmiah merupakan prosedur atau cara-cara tertentu yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan yang disebut ilmu (pengetahuan ilmiah). Tidak semua pengetahuan berupa ilmu, karena ilmu merupakan pengetahuan yang memiliki kriteria tertentu. Cara untuk memperoleh pengetahuan dalam kajian filsafat dikenal dengan istilah epistemologi (filsafat pengetahuan). Metode ilmiah dengan demikian merupakan epitemologi ilmu yang mengkaji sumber-sumber untuk memperoleh pengetahuan yang benar. Uraian mengenai metode ilmiah disini, tentu saja tidak selengkap pembahasan dalam kajian filsafat ilmu pengetahuan. Fokus pembahasan metode ilmiah disini diarahkan untuk memahami hakekat peneltian sebagai operasionalisasi dari prosedur-prosedur tertentu untuk memperoleh pengetahuan ilmiah (Indriantoro & Supomo, 2002, hal. 4-5).

Karakteristik Ilmu

(11)

5 BAB 1 : Tinjauan Umum Penelitian

alam bermanfaat untuk memprediksi fenimena-fenomena alam. Pengetahuan yang terkandung dalam ilmu dinilai sebagai pengetahuan yang benar untuk menjawab maslah-masalah dalam kehidupan manusia.

Ilmu sebagai sumber kebenaran adalah pengetahuan yang memiliki kriteria tertentu. Suatu pengetahuan dapat dikategorikan sebagi ilmu, jika memenuhi setidaknya dua kriteria yaitu sebagai pengetahuan yang rasional dan teruji.

Pengetahuan yang rasional mempunyai pegertian sebagai pengetahuan yang disusun dengan menggunakan pikiran dan timbangan yang logis atau masuk akal. Pengetahuan yang rasional disusun berdasarkan pola pikir tertentu yang masuk akal. Pengetahuan yang disusun dengan logika tertentu sering dikatakan sebagai pegetahuan yang menggunakan penalaran. Karakteristik pengetahuan yang rasional adalah yang menggunakan logika tertentu atau penalaran dalam membuat suatu kesimpulan.

Ilmu menjadi sumber kebenaran untuk mengatasi segala persoalan dalam kehidupan manusia. Kebenaran dalam ilmu, meskipun demikian harus dipahami sebagai kebenaran yang tidak mutla. Kebenaran ilmu bersifat relatif, karena kebenaran ilmu tergantung padapola pikir yang digunakan ilmu dalam menyusun pengetahuannya. Suatu pengetahuan yang benar menurut penalaranatau logika tertentu, kemungkinan belum tentu benar menurut penalaran atau logika yang lain.

Pengetahuan yang teruji adalah pengetahuan yang disusun berdasarkan fakta atau fenomena. Fakta dapat berupa kejadian-kejadian atau segala sesuatu yang dialami dalam kehidupan nyata atau tertangkap oleh pengalaman hidup manusia. Salah satu kriteria ilmu adalah pengetahuan yang diperoleh secara empiris atau berdasarkan pada pengalaman hidup manusia. Kriteria pengetahuan yang tersusun berdasarkan segala sesuatu yang berada dalam jangkauan pengalaman manusia.

(12)

6 BAB 1 : Tinjauan Umum Penelitian

atau fenomena alam secara rasional dan didukung oleh fakta atau fenomena yang dijelaskannya (Indriantoro & Supomo, 2002, hal. 5-6).

PARADIGMA PENELITIAN

Pendekatan penelitian atau paradigm penelitian terutama dalam ilmu-ilmu social, merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan bagaiman cara pandang penelitian terhadap kehidupan social dan perlakuan peneliti terhadap ilmu dan teori. Secara umum terdapat dua pendekatan dalam penelitian ilmiah yaitu (1) paradigma kuantitatif dan (2) paradigma kualitatif.

Paradigma Kuantitatif

Pardigma kuantitatif disebut juga paradigma tradisional, positivism, atau empiris. Pendekatan kuantitatif menekankan pada kombinasi antara logika deduktif dan penggunaan alat-alat kuantitatif atau analisis data dengan prosedur statistik dalam menginterpretasikan suatu fenomena secara objektif. Dalam pendekatan deduktif, penelitian dilakukan untuk menguji hipotesis melalui pengujian data atau fenomena untuk membuktikan hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. Akuntansi dapat dikatakan sebagai metode terorganisasi yang mengkombinasikan logika deduktif dengan pengamatan empiris dari suatu fenomena informasi finansial dalam bisnis. Dengan demikian penelitian akuntansi dalam pendekatan ini difokuskan pada pengujian empirik terhadap asumsi-asumsi akuntansi normatif. Misalnya dengan menggunakan kuesioner dan teknik survey lainnya, sikap terhadap kemanfaatan teknik yang berbeda dapat diuji atau dengan mensurvei pendapat-pendapat analis keuangan, manajer atau akuntan terhadap tugas atau kasus tertentu yang dibuat peneliti (misalnya prediksi kembangkrutan, keputusan membeli atau menjual saham dan lain-lain) (Indriantoro & Supomo, 2002, hal. 12).

Paradigma Kualitatif

(13)

7 BAB 1 : Tinjauan Umum Penelitian

holistic, kompleks dan rinci (Indriantoro & Supomo, 2002). Saat ini penelitian akuntansi yang menggunakan pendekatan ini mulai mendapat perhatian. Akuntansi dalam pandangan kualitatif menganggap akuntansi sebagai dirkursus sosial yang terbentuk dari negosiasi di antara pelaku yang terlibat, dalam rangka membuat fenomena bisnis menjadi terpahami dan memiliki makna bersama (share meaning). Jadi, akuntansi bukan fenomena yang objektif dan bebas nilai tetapi merupakan hasil kesepakatan sosial yang membentuk realita subjektif yang diterima bersama oleh pelakunya (intersubjektive reality) (Crates, 2012).

KRITERIA PENELITIAN ILMIAH

Berikut ini penjelasan singkat mengenai criteria suatu penelitian ilmiah yang baik:

1. Purposiveness, tujuan penelitian pada dasarnya adalah menjawab suatu masalah atau pertanyaan. Peneliti perlu merumuskan masalah atau pertanyaan penelitian dengan jelas agar dapat menyatakan tujuan penelitian dengan jelas.

2. Rigor, teliti, memiliki dasar teori dan desain metodologi yang baik. Penelitian ilmiah menggunakan teori-teori yang ketat dan baik sebagai landasan untuk menjawab masalah atau pertanyaan penelitian. Disamping itu, dibutuhkan juga metode pengujian data yang relevan untuk menjawab masalah yang diteliti.

3. Testibility, prosedur pengujian hipotesis jelas. Penelitian ilmiah mengembangkan hipotesis yang dapat diuji dari telaah teoritis atau berdasarkan pengungkapan data. 4. Replicability, pengujian dapat diulang untuk kasus yang sama atau yang sejenis. 5. Objectivity, berdasarkan fakta dari data aktual : tidak subjektif dan emosional.

Objektivitas merupakan asumsi yang berlaku pada paradigm kuantitatif.

6. Generalizability, Semakin luas ruang lingkup penggunaan hasilnya akan semakin meningkatkan kontribusi dari temuan tersebut terhadap pengembangan teori atau praktek.

7. Precision, Mendekati realitas dan confidence peluang kejadian dari estimasi dapat dilihat.

(14)

8 BAB 2 : Lingkup Dan Klasifikasi Penelitian Bisnis

BAB 2 : LINGKUP DAN KLASIFIKASI PENELITIAN BISNIS

LINGKUP DAN

 Berdasarkan Jenis Data

 Penelitian Opini

 Penelitian Empiris

 Penelitian Arsip  Tipe-Tipe Penelitian Kualitatif

TUJUAN PEMBAHASAN

 Menjelaskan pengertian dan

lingkup penelitian bisnis

 Memberikan contoh topik-topik

penelitian manajemen dan akuntansi

 Membahas klasifikasi penelitian

bisnis berdasarkan tujuan penelitian

 Membahas klasifikasi penelitian

bisnis berdasarkan karakteristik masalah

 Membahas klasifikasi penelitian

bisnisberdasarkan jenis data  Menjelaskan tipe-tipe penelitian

(15)

9 BAB 2 : Lingkup Dan Klasifikasi Penelitian Bisnis

PENELITIAN BISNIS

Penelitian bisnis adalah proses pengumpulan dan analisis data yang sistematis dan objektif untuk membantu pembuatan keputusan bisnis. Perbedaan antara penelitian bisnis dengan penelitian lain terletak pada jenis dan sifat fakta yang diuji. Fakta dalam penelitian bisnis berkaitan dengan manusia dan usahanya untuk meningkatkan kesejahteraan hidup.

Penelitian bisnis mengalami perkembangan pesat sejalan dengan perkembangan lingkungan bisnis. Kemajuan teknologi komputer, komunikasi, transportasi dan permanufakturan merupakan faktor utama yang menyebabkan perubahan lingkungan bisnis yang cepat dan mengarah pada kompetisi bisnis yang ketat dalam skala global. Para manajer, atau secara kolektif disebut manajemen, memerlukan informasi yang valid dan andal untuk mendukung pembuatan keputusan. Penguasaan informasi diperlukan untuk mengurangi ketidakpastian dan memperoleh keunggulan bersaing. Fungsi utama manajemen sebagai pembuat keputusan, dan fungsi penyediaan informasi (keuangan) oleh akuntansi, merupakan fungsi-fungsi yang memegang peran penting dalam organisasi bisnis untuk bersaing. Kebutuhan informasi yang valid dan andal sebagai dasar untuk pembuatan keputusan manajemen, mendorong perkembangan dan kebutuhan penelitian bisnis, termasuk diantaranya penelitian manajemen dan akuntansi (Indriantoro & Supomo, 2002, hal. 20).

Lingkup Penelitian Manajemen

Lingkup penelitian manajemen dapat di kelompokkan antara lain ke dalam bidang-bidang: bisnis umum, pemasaran dan penjualan, keuangan (finance), manajemen dan perilaku organisasional, sistem informasi manajemen, manajemen operasi, dan manajemen sumber daya manusia. Berikut beberapa contoh topik utama dalam lingkup penelitian manajemen:

 Bisnis Umum : Peramalan jangka pendek dan jangka panjang, trend bisnis, inflasi dan penentuan harga, akuisisi, ekspor dan perdagangan internasional, dsb.

 Pemasaran dan Penjualan : Potensi pasar, bagian dan segmentasi pasar, karakteristik pasar, konsep produk baru, penjualan, saluran distribusi, promosi penjualan, perilaku konsumen, dsb.

(16)

10 BAB 2 : Lingkup Dan Klasifikasi Penelitian Bisnis

 Manajemen dan Perilaku Organisasional : Manajemen mutu terpadu, motivasi dan kepuasan kerja, gaya kepemimpinan, produktivitas tenaga kerja, efektivitas organisasional, budaya dan komunikasi organisasi, studi gerak dan waktu, serikat kerja, dsb.

 Sistem Informasi Manajemen, antara lain meliputi studi mengenai: sistem informasi eksekutif, sistem komunikasi bisnis, sistem pendukung keputusan, aliansi fungsi sistem informasi, personel sistem informasi, pengembangan sistem informasi, dsb (Indriantoro & Supomo, 2002, hal. 20-21).

Lingkup Penelitian Akuntansi

Lingkup penelitian akuntansi antara lain dalam bidang: akuntansi keuangan, investasi dan pasar modal, akuntansi manajemen, auditing, sistem informasi akuntansi, dan perpajakan. Berikut adalah contoh topik penelitian dalam penelitian akuntansi:

 Akuntansi Keuangan : Teori-teori akuntansi, standar akuntansi keuangan, kebijakan dan metode akuntansi, pengukuran dan pengakuan akuntanasi, sistem pelaporan, rasio-rasio keuangan, dsb.

 Investasi dan Pasar Modal : Efisiensi pasar, saham dan obligasi, penawaran efek perdana, pemecahan saham, pengumuman deviden, resiko dan hasil, institusi bursa efek, reksa dana, pengaruh pajak, insider trading, dsb.

 Akuntansi Manajemen : Anggaran, insentif, pengukuran kinerja, alokasi biaya, penentuan harga pokok, activity based cost, manajemen mutu, just in time, dsb.  Auditing : Teori audit, opini akuntan, sample audit, resiko audit, EDP audit, dsb.  Sistem Informasi Akuntansi : Desain dan seleksi sistem, penerapan dan evaluasi

sistem, pengujian pengendalian internal, sistem database, expert system, electronic data interchange, berbagai aplikasi perangkat lunak tertentu pada bidang manajemen keuangan, audit, proses pengajaran dan konferensi, dsb.

(17)

11 BAB 2 : Lingkup Dan Klasifikasi Penelitian Bisnis

KLASIFIKASI PENELITIAN BISNIS

Suatu kegiatan penelitian dalam praktiknya kemungkinan merupakan penelitian yang mencakup multi disiplin ilmu dan merupakan kombinasi penerapan dari beberapa metode penelitian. Adanya berbagai sudut pandang dan pendekatan yang digunakan sebagai dasar pengklasifikasian penelitian kemungkinan dapat menyebabkan rancu dan tumpang tindih dalam mengidentifikasi tipe penelitian. Penelitian dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai sudut pandang, diantaranya berdasarkan (1) tujuan peneliatian, (2) karakteristik masalah, (3) jenis data. Pengetahuan mengenai klasifikasi diperlukan untuk mengetahui karakteristik dari masing-masing metode penelitian. Dalam praktik penelitian dapat dilakukan secara multi disiplin dan merupakan kombinasi dari beberapa metode penelitian.

Berdasarkan Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian seperti yang telah dibahas dimuka, meliputi : pengembangan teori dan pemecahan masalah. Berdasarkan kedua tujuan tersebut, penelitian dapat diklasifikasikan sebagai (Zikmund, 1994, hal. 6-13) :

1. Penelitian dasar : yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan teori. Penelitian ini lebih lanjut diklasifikasikan menjadi : (1) penelitian deduktif yang mempunyai tujuan untuk menguji konstruk teori, dan (2) penelitian induktif yang mempunyai tujuan untuk menyusun konstruksi teori.

2. Penelitian terapan : yaitu penelitian yang menekankan pada pemecahan masalah. Penelitian ini selanjutnya dapat diklasifikasikan menjadi (Buckley, Buckley, & Chiang, 1976, hal. 23): (1) penelitian evaluasi, untuk menilai efektivitas suatu tindakan, kegiatan atau program, (2) penelitian dan pengembangan, untuk mengembangkan produk baru atau proses menghasilkan produk, (3) penelitian aksi, untuk mengembangkan keterampilan dan pendekatan baru serta memecahkan suatu masalah.

Penelitian Dasar

(18)

12 BAB 2 : Lingkup Dan Klasifikasi Penelitian Bisnis

tertentu. Tujuan penelitian dasar adalah pengembangan dan evaluasi terhadap konsep-konsep teoritis.

Penelitian Deduktif, merupakan tipe penelitian yang bertujuan untuk menguji (testing) hipotesis melalui validasi teori atau pengujian aplikasi teori pada keadaan tertentu. Tipe penelitian ini menggunakan hipotesis apriori (Sekaran, 2013, hal. 5-6) (berdasarkan teori, bukan fakta) sebagai pedoman atau arah untuk memilih, mengumpulkan atau menganalisis data.

Penelitian Induktif, merupakan tipe penelitian yang mempunyai tujuan untuk mengembangkan (generating) teori atau hipotesis melalui pengungkapan fakta (fact finding). Tipe penelitian ini menekankan pada kebenaran dan realitas fakta untuk menghindari adanya teori-teori atau opini-opini yang membingungkan.

Penelitian Terapan

Merupakan tipe penelitian yang menekankan pada pemecahan masalah-masalah praktis. Penelitian ini diarahkan untuk menjawab pertanyaan spesifik dalam rangka penentuan kebijakan, tindakan atau kinerja tertentu.

Penelitian Evaluasi. Tipe peneltian yang digunakan untuk mendukung pemilihan terhadap beberapa alternatif tindakan dalam pembuatan keputusan bisnis. Penelitian ini melakukan penilaian terhadap efektivitas suatu tindakan kegiatan, atau program.

Penelitian dan Pengembangan. Penelitian yang dimaksud untuk mengembangkan produk baru atau pengembangan proses untuk menghasilkan produk.

(19)

13 BAB 2 : Lingkup Dan Klasifikasi Penelitian Bisnis

Berdasarkan Karakteristik Masalah

Berdasarkan karakteristik masalah yang di teliti, penelitian dapat diklasifikasikan ke dalam: (1) penelitian historis, (2) penelitian deskriptif, (3) penelitian studi kasus atau lapangan, (4) peneltian korelasional, (5) penelitian kausal komparatif, (6) penelitian eksperimen.

Penelitian Historis

Penelitian Historis (Historic Research), merupakan penelitian terhadap masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena masa lalu (historis). Tujuan penelitian historis adalah melakukan rekonstruksi fenomena masa lalu secara sistematis, obyektif dan akurat untuk menjelaskan fenomena masa sekarang atau mengantisipasi fenomena masa yang akan datang. Sumber daya penelitian historis terdiri atas sumber primer, yaitu sumber yang berasal dari pengamatan langsung penelitian terhadap kejadian yang tercatat dalam sumber sekunder berupa sumber yang berasal dari pengamatan orang lain.

Penelitian Deskriptif

Penelitian Deskriptif (Descritive Research), merupakan penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi. Tujuan penelitian ini untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan current status dari subyek yang diteliti.

Studi Kasus dan Lapangan

Studi Kasus dan Lapangan (Case and Field Study), merupakan penelitian dengan karakteristik masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari subyek yang diteliti, serta interaksinya dengan lingkungan. Subyek yang diteliti dapat berupa individu, kelompok, lembaga atau komunitas tertentu. Tujuan studi kasus adalah melakukan penyelidikan secara mendalam mengenai subyek tertentu.

Penelitian Korelasional

(20)

14 BAB 2 : Lingkup Dan Klasifikasi Penelitian Bisnis

Penelitian Kausal Komparatif

Penelitian Kausal Komparatif (Causal-Comparative Research), merupakan tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab-akibat antar dua variabel atau lebih.

Penelitian Eksperimen

Penelitian Eksperimen (Experimental Research), merupakan tipe penelitian dengan karakteristik masalah yang sama dengan penelitian kausal komparatif, yaitu mengenai sebab-akibat antara dua variabel atau lebih (Indriantoro & Supomo, 2002, hal. 25-28).

Berdasarkan Jenis Data

Berdasarkan jenis data yang diteliti, penelitian dapat diklasifikasikan ke dalam: (1) penelitian opini, (2) penelitian empiris, (3) penelitian arsip.

Penelitian Opini

(21)

15 BAB 2 : Lingkup Dan Klasifikasi Penelitian Bisnis

disangkal, tanpa melihat layak atau tidak, dan (c) katagorikan ide-ide tersebut (Indriantoro & Supomo, 2002, hal. 20).

Penelitian Empiris

Penelitian Empiris (Empirical Research), merupakan penelitian terhadap fakta empiris yang diperoleh berdasarkan observasi atau pengalaman. Penelitian ini memerlukan kehadiran peneliti untuk melakukan observasi terhadap fakta atau segala sesuatu yang dialami tanpa perantara orang lain. Empiris terkait dengan observasi atau kejadian yang dialami sendiri oleh peneliti (Indriantoro & Supomo, 2002, hal. 20).

Penelitian Arsip

Penelitian Arsip (Archival Research), merupakan penelitian terhadap fakta yang tertulis (dokumen) atau berupa arsip data. Dokumen atau arsip yang diteliti berdasarkan sumbernya dapat berasal dari data internal, yaitu : dokumen, arsip dan catatan orsinil yang diperoleh dari suatu organisasi atau berasal dari data internal. (Indriantoro & Supomo, 2002, hal. 30) “Arsip”, dalam hal ini, diartikan sebagai rekaman fakta yang disimpan. Kita bedakan tiga tipe arsip, yaitu: (1) primer, (2) sekunder, dan (3) fisik. Dua tipe yang pertama berkaitan dengan arsip tertulis, tape, dan bentuk -bentuk lain dokumentasi. Arsip primer adalah rekaman fakta langsung oleh perekamnya (misal: data perkantoran), sedangkan arsip sekunder merupakan hasil rekaman orang/pihak lain. Tipe ketiga, yaitu arsip fisik, dapat berupa batu candi, jejak kaki, dan sebagainya. Teknik informal dalam penelitian ini berupa antara lain: scanning dan observasi.

Teknik formal untuk arsip tertulis primer dapat dilakukan dengan metode analisis isi (content analysis). Terhadap arsip sekunder dapat dilakukan teknik sampling, sedangkan terhadap arsip fisik dapat dilakukan antara lain dengan pengukuran erosi dan akresi (untuk penelitian arkeologi) (Crates, 2012).

Tipe-Tipe Penelitian Kualitatif

(22)

16 BAB 2 : Lingkup Dan Klasifikasi Penelitian Bisnis

pengumpulan dan analisa data, teknik penulisan laporan, atau berdasarkan desain penelitian yang meliputi keseluruhan tahap dalam proses penelitian, beberapa diantaranya adalah : human ethology, ecological, pshychology, holistic ethnography, cognitive anthropology, ethnography

(23)

17 BAB 3 : Masalah Penelitian

BAB 3 : MASALAH PENELITIAN

MASALAH

PENELITIAN

TOPIK PEMBAHASAN

MAKNA MASALAH

PENELITIAN

MASALAH DAN VARIABEL

PENELITIAN

 Variabel Terikat (Dependent Variable)  Variabel Bebas

(Independent Variable)  Variabel Moderator

(Moderating Variable)  Variabel Intervening

(Intervening Variable)

TUJUAN PEMBAHASAN

 Menjelaskan makna masalah

penelitian

 Membedakan masalah dan

variabel penelitian

 Menjelaskan variabel bebas,

(24)

18 BAB 3 : Masalah Penelitian

MAKNA MASALAH PENELITIAN

Penelitian dilakukan ketika ada masalah yang dihadapi dan perlu untuk dipecahkan atau dicarikan jawabannya. Masalah bermakna kesenjangan atau perbedaan antara kenyataan yang terjadi dengan harapan atau apa yang seharusnya terjadi. Hasil dari proses meneliti tersebut tidak hanya sekedar jawaban atas permasalahan yang ada, tetapi jauh lebih luas adalah sebagai referensi untuk pimpinan dalam memecahkan masalah di organisasinya. Ini menunjukkan bahwa pemecahan masalah dari penelitian adalah sesuatu yang memang bermanfaat.

Definisi masalah penelitian adalah hasil dari suatu proses penalaran yang dilakukan oleh peneliti dalam rangka untuk menerjemahkan fenomena untuk diuji melalui penelitian (Jonker & Pennink, 2010). Biasanya masalah penelitian adalah sebuah masalah tetapi juga dapat berarti peluang. Masalah diartikan sebagai situasi dimana suatu fakta yang terjadi sudah menyimpang dari batas toleransi yang diharapkan (Umar, 2002). Tetapi masalah sebuah masalah tidak selalu berarti bahwa ada sesuatu yang secara serius salah, namun suatu masalah bisa saja merupakan minat, ketertarikan, rasa penasaran terhadap sesuatu (Sekaran, 2006).

Apabila masalah penelitian hanya dimaknai sebagai sesuatu yang negative atau menyimpang dari yang seharusnya saja, maka penelitian tidak akan menghasilkan produk-produk yang inovatif. Sehingga, peneliti hanya akan meneliti masalah-masalah yang sudah pernah diteliti oleh orang lain. Perlu dicermati, temuan-temuan yang bermanfaat bagi kehidupan manusi selama ini banyak dihasilkan dari adanya inovasi masalah. Ketiadaan membuat orang melakukan penelitian. Kelangkaan membuat lahirnya produk-produk alternative. Keingintahuan mendalam membuat munculnya informasi-informasi terbaru yang belum ada sebelumnya.

(25)

19 BAB 3 : Masalah Penelitian

MASALAH DAN VARIABEL PENELITIAN

Sesuatu yang menjadi masalah penelitian akan dinyatakan dalam bentuk variabel penelitian. Variabel adalah suatu sifat-sifat yang dipelajari, suatu simbol atau lambing yang padanya melekat bilangan atau nilai, dapat dibedakan, memiliki variasi nilai atau perbedaan nilai (Bernard, 2000; Kerlinger, 2000). Dengan demikian segala sesuatu yang dapat dibedakan, atau sesuatu yang di dalamnya ada nilai-nilai tertentu yang dapat dibedakan baik secara kualitatif maupun kuantitatif dapat dijadikan sebagai variabel penelitian.

Dalam praktiknya seorang peneliti dalam penelitiannya mungkin menggunakan hanya satu variabel, namun mungkin juga lebih dari satu variabel. Variabel-variabel yang dikaji secara mandiri tergolong dalam masalah penelitian deskriptif. Ketika peneliti bermaksud mengkaji keterkaitan antar variabel maka penelitiannya adalah masalah penelitian asositif, dan ketika bermaksud membandingkan objek yang ada mengenai suatu variabel, maka penelitiannya adalah tergolong masalah penelitian komparatif.

Variabel dapat dibedakan dalam berbagai bentuk diantaranya:

 Variabel terikat (dependent variable)  Variabel bebas (independent variable)  Variabel moderator (moderating variable)  Variabel intervening (intervening variable)

Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang dipengaruhi, terikat, tergantung oleh variabel lain yakni variabel bebas. Variabel terikat ini umumnya menjadi perhatian utama oleh peneliti.

Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas (independent variable) adalah kebalikan dari variabel terikat, variabel ini merupakan variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Dengan kata lain variabel bebas adalah sesuatu yang menjadi sebab terjadinya perubahan nilai pada variabel terikat.

Variabel Moderator (Moderating Variable)

(26)

20 BAB 3 : Masalah Penelitian

Bennet, 2000). Dengan kata lain variabel moderator adalah variabel yang dapat memperkuat tetapi juga mungkin dapat memperlemah hubungan variabel bebas dan variabel terikat.

Variabel Intervening (Intervening Variable)

(27)

21 BAB 4 : Kerangka Teoritis

BAB 4 : KERANGKA TEORITIS

KERANGKA

TEORITIS

TOPIK PEMBAHASAN

MAKNA TEORI

FUNGSI TEORI DAN STUDI

LITERATUR

SUMBER TEORI

TEKNIK MENGKAJI

LITERATUR HIPOTESIS

TUJUAN PEMBAHASAN

 Membedakan Makna Teori,

Preposisi, Konsep Dan Construct  Menjelaskan Fungsi Teori  Menjelaskan Sumber Teori  Menjelaskan Teknik Mengkaji

Literatur

(28)

22 BAB 4 : Kerangka Teoritis

MAKNA TEORI

Apa sebenarnya makna teori? Teori adalah seperangkat konsep, konstruk dan preposisi tentang suatu objek penelitian. Konsep dan konstruk memiliki makna yang berdekatan. Pertama, konsep. Konsep adalah abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasi hal-hal khusus. Konsep dalam pengertian tersebut bermakna suatu ide atau pengertian yang diabstraksikan dari sesuatu yang nyata. Kedua, konstruk adalah konsep yang dapat diukur yang didefinisikan dan dispesifikasikan dengan cara tertentu yang memungkinkan untuk diamati dan dilakukan pengukuran terhadapnya. Terakhir, preposisi. Preposisi adalah pernyataan yang berkaitan dengan hubungan antara suatu konsep dengan konsep lain.

Dalam berbagai laporan penelitian, teori ini dikaji dalam suatu bab tersendiri. Sebagian menyajikan dalam bab “landasan teori”, sebagian menyajikannya dengan nama bab “tinjauan pustaka”, sebagian lainnya menyatakan sebagai “studi literatur”. Istilah-istilah tersebut memang berbeda, tetapi pada hakikatnya di dalam bagian tersebut peneliti bermaksud mengurai teori-teori yang dijadikan sebagai landasan variabel penelitiannya dan lebih lanjut teori ini berfungsi untuk menjadi landasan dalam menyusun hipotesis penelitian.

Demikian juga dalam penelitian, teori yang disajikan oleh peneliti dalam laporan penelitiannya dapat memuat seluruh teori yang ada tentang variabel yang diteliti, baik sejak teori awal terbentuk hingga perkembangan teori terakhir. Hal ini dimaksudkan agar peneliti dan orang lain yang membaca laporan penelitian, akan dapat lebih memahami apa dan bagaimana teori tersebut ada.

FUNGSI TEORI DAN STUDI LITERATUR

Teori dalam penelitian memiliki kedudukan penting. Teori merupakan hasil kajian ilmiah dari para ahli akademis yang berkonsentrasi terhadap suatu bidang tertentu. Teori berfungsi untuk menjelaskan hubungan antara suatu gejala dan pengamatan yang telah dilakukan, meramalkan fungsi dari gejala-gejala yang diamati berdasarkan pengetahuan. Secara ringkas agar mudah dipahami, teori dapat berfungsi sebagai berikut:

 Mengidentifikasi permasalahan penelitian. Proses awal dalam penelitian adalah

(29)

23 BAB 4 : Kerangka Teoritis

mengamati permasalahan yang ada, peneliti perlu membaca teori untuk dapat memahami bagaimana pentingnya permasalahan itu untuk diteliti, hal-hal apa saja yang menjadi faktor penyebab timbulnya permasalahan, dan bagaimana menilai dan meyelesaikan permasalahan yang ada.

 Menjelaskan hakikat variabel penelitian. Variabel penelitian yang telah dipilih oleh

peneliti dalam penelitiannya akan dapat lebih dipercaya secara ilmiah apabila variabel tersebut didukung oleh suatu konsep, sehingga isi teori bukan sekedar pendapat atau pemikiran peneliti. Konsep teori yang diperlukan untuk menjelaskan hakikat variabel sebaiknya berisi mengenai apa, mengapa dan bagaimana:

1. Apa definisi suatu variabel (definisi, pengertian) 2. Apa saja faktor-faktor yang membentuk suatu variabel. 3. Mengapa variabel tersebut penting atau bermanfaat. 4. Bagaimana cara mengukur variabel.

5. Bagaimana hubungan satu variabel dengan variabel lainnya.

 Landasan untuk menyusun hipotesis penelitian. Teori dapat berfungsi sebagai landasan untuk menyusun suatu hipotesis penelitian. Hipotesis adalah dugaan yang bersifat sementara, dengan demikian dugaan tersebut tidak boleh diduga hanya dengan pemikiran peneliti semata, tetapi harus didukung oleh teori.

 Dasar untuk menyusun instrument penelitian. Instrument penelitian (alat pengumpulan

data penelitian) yang akan digunakan untuk mengukur suatu variabel berasal dari teori-teori yang ada.

 Acuan untuk membahas hasil penelitian. Teori juga berfungsi sebagai landasan bagi peneliti ketika melakukan pembahasan atau analisis yang akan dilakukan. Apabila peneliti memperoleh suatu temuan dari penelitiannya maka peneliti dapat membandingkannya dengan teori yang telah disusunnya, apakah temuan penelitiannya tersebut sama atau mungkin berbeda dengan teori yang ada.

SUMBER TEORI

(30)

24 BAB 4 : Kerangka Teoritis

paling tepat jika kita mendasarkan diri pada teori yang telah ada, dan hasil dari penelitian dapat memperluas, memperbarui, atau mengkoreksi teori tersebut.

Tinjauan pustaka atau studi literatur merupakan langkah penting di dalam penelitian. Langkah ini meliputi identifikasi, lokasi, dan analisis dari dokumen yang berisi informasi yang berhubungan dengan permasalahan penelitian secara sistematis. Dokumen ini meliputi jurnal, abstrak, tinjauan buku, data statistik, dan laporan penelitian yang relevan. Melalui langkah ini penyusunan hipotesis juga lebih baik karena pemahaman permasalahan yang diteliti akan lebih mendalam. Dengan mengetahui berbagai penelitian yang sudah ada, peneliti akan menjadi lebih tajam dalam melakukan interpretasi hasil penelitian (Kuncoro, 2003, 28).

Dengan demikian, dapat dilihat dari penjelasan sebelumnya bahwa sumber referensi untuk landasan teori, studi literature atau studi kepustakaan dapat bersumber dari dua hal,yaitu :

 Cetak (printed) : segala sumber referensi yang berbentuk cetakan.

 Elektronis (nonprinted) : segala sumber referensi yang berbentuk non cetakan

atau elektronis.

Dalam banyak kasus, peneliti banyak mengutip referensi dari buku teks untuk melandasi teori penelitiannya. Namun demikian, sumber referensi dapat diperkaya oleh peneliti dari hasil-hasil penelitian di dalam jurnal ilmiah. Tujuannya adalah untuk mengamati perkembangan mengenai teori yang sedang difokuskan dalam kajian penelitian oleh peneliti, sehingga teori yang dirujuk tetap up to date. Sebagai kesimpulan, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merujuk teori dari berbagai sumber, teori yang digunakan hendaknya:

1. Memiliki nilai ilmiah tinggi, bukan merupakan konsep-konsep umum yang tidak memiliki makna pengetahuan spesifik.

2. Teori yang telah teruji kehandalannya, dan banyak digunakan oleh peneliti-peneliti sebelumnya.

3. Teori-teori yang digunakan sebaiknya teori-teori yang telah disempurnakan melalui penelitian-penelitian terbaru, yang tentunya hanya dapat diperoleh dari sumber referensi terkini.

(31)

25 BAB 4 : Kerangka Teoritis

5. Teori-teori yang dikutip sedapat mungkin mengandung bangunan teori, yakni pengertian atau definisi-definisi dari masing-masing variabel, faktor-faktor yang mempengaruhi variabel, ukuran-ukuran atau indikator dari setiap variabel, pentingnya variabel, hubungan antar variabel yang diteliti yang akan diturunkan untuk mengemukakan kerangka konseptual dan hipotesis.

TEKNIK MENGKAJI LITERATUR

Mengkaji literatur atau tinjauan pustaka dalam penelitian bukan sekedar mengutip pendapat satu orang atau sekedar mengumpulkan kutipan-kutipan dari berbagai sumber. Mengkaji literatur idealnya adalah memahami secara mendalam tentang suatu permasalahan yang sedang diteliti. Literatur pustaka dapat berfokus pada hasil penelitian sebelumnya, metode penelitian, teori, aplikasi, atau semua hal tersebut. Tinjauan literatur bisa berusaha untuk mengintegrasikan apa yang telah dikatakan dan dilakukan orang lain, mengkritik karya ilmiah sebelumnya, membangun jembatan atau penghubung antar topik yang terkait, mengidentifikasi isu-isu sentral di lapangan, atau mengenai kesemua hal tersebut.

Semakin tinggi jenjang pendidikan peneliti maka akan semakin dalam kegiatan dalam mengkaji literatur. Untuk jenjang sarjana, pada dasarnya hanya mendeskripsikan literatur, fokus kepada topic, sebagian besar mengindikasikan permasalahan utama, tertuju langsung kepada topik. Analisis topik dilakukan untuk mendapatkan pembenaran. Pada jenjang master, peneliti melakukan analisis meliputi isu metodologis, teknik penelitian dan topik, menunjukkan pengetahuan tentang kelebihan dan kekurangan sesuatu hal, dan juga tentang isu-isu teoritis yang relevan dengan topik atau masalah penelitian. Untuk jenjang doktor, melakukan sintesis analitis, mencakup semua yang dikenal literatur tentang masalah penelitian, termasuk dalam berbagai bahasa.

Mengkaji literatur dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : Menentukan permasalahan yang dikaji; Menelusuri, mengumpulkan dam membaca berbagai literatur yang relevan dengan permasalahan penelitian; Memilih literatur yang paling relevan dan berkualitas dengan permasalahan penelitian; Menganalisis, mensintesis kajian-kajian yang berkualitas; Memaparkan kajian-kajian yang telah dilakukan.

(32)

26 BAB 4 : Kerangka Teoritis

Semakin sering peneliti mencoba untuk mengkaji literatur maka akan semakin baik hasil kajian literatur yang diperoleh.

HIPOTESIS

(33)

27 BAB 5 : Desain Penelitian

BAB 5 : DESAIN PENELITIAN

TIPE HUBUNGAN ANTAR

VARIABEL  Studi Beberapa Tahap

PENGUKURAN CONSTRUCT

 Skala Pengukuran

 Metode Pengukuran Sikap

TUJUAN PEMBAHASAN

 Mendefinisikan desain penelitian  Menjelaskan tujuan studi atau

pengujian dalam penelitian  Membahas tipe-tipe hubungan

antar variabel

 Menjelaskan tipe studi

berdasarkan setting penelitian  Membahas unit (tingkat agregasi)

data yang dianalisis dalam penelitian

 Membahas pola pengumpulan dan

horison waktu data penelitian  Menjelaskan tipe-tipe skala

(34)

28 BAB 5 : Desain Penelitian

PENGERTIAN DESAIN PENELITIAN

Desain penelitian adalah suatu rencana penelaahan/penelitian secara ilmiah dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian atau Identifikasi Masalah. Maka dapat dikatakan bahwa desain penelitian adalah menentukan apa yang akan diobservasi dan dianalisis, kenapa dan bagaimana? Dalam desain penelitian ini peneliti diharuskan memberikan alasan-alasan yang jelas atau ilmiah mengenai pilihannya tersebut (Zulganef, 2008: 118).

TUJUAN STUDI

Tujuan penelitian adalah pengembangan teori dan pemecahan masalah. Kedua tujuan penelitian tersebut bersifat umum. Penelitian, disamping itu, secara lebih spesifik menyatakan tujuan studi atau pengujian (Indriantoro dan Supomo, 2002: 87). Secara umum, tujuan/jenis penelitian dapat berupa Exploratory, Descriptive, atau Explanatory (Zulganef, 2008: 119).

1. Explanatory dilakukan ketika peneliti menghadapi hal-hal sebagai berikut:

a. Bertujuan menghubungkan atau menjelaskan antara dua variable, misalkan penelitian yang bertema hubungan atau pengaruh.

b. Bertujuan membuktikan hipotesis atau menguji sebuah teori, misalkan menguji teori motivasi.

2. Exploratory dilakukan ketika peneliti menghadapi hal-hal sebagai berikut:

a. Tidak banyak informasi atau penelitian yang sama mengenai situasi yang hendak ditelaah.

b. Memerlukan in-depth interview atau variabel yang diteliti belum dikenal luas. c. Cenderung tidak terstuktur, karena tujuannya adalah memunculkan hipotesis

untuk penelitian lebih lanjut.

d. Relatif lebih ketat dibandingkan deskriptif dan eksplanatori, karena eksploratori tidak terstuktur dan terarah seperti halnya eksplanatori, maka penelitian ini memerlukan validasi yang sangat kuat.

3. Descriptive dilakukan ketika peneliti menghadapi hal-hal sebagai berikut:

a. Ketika peneliti hanya ingin menggambarkan suatu fenomena saja. Misalkan fenomena pengambilan keputusan disebuah perusahaan.

(35)

29 BAB 5 : Desain Penelitian

c. Cenderung tidak terstuktur, karena tujuannya adalah hanya menggambarkan suatu fenomena saja.

TIPE HUBUNGAN ANTAR VARIABEL

Tipe hubungan antar variabel yang diteliti dapat berupa hubungan korelasional, yaitu asosiasi antara variabel yang satu dengan variabel lainnya yang bukan merupakan hubungan sebab-akibat. Perbedaan antara kedua tipe hubungan tersebut dapat dilihat dari karakteristik hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Jika variabel dependen dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen tertentu, maka hubungan antara kedua variabel tersebut merupakan hubungan sebab-akibat. Jika terdapat banyak variabel independen yang menjelaskan atau mempengaruhi variabilitas suatu variabel dependen, maka tipe hubungan antar variabel yang paling mungkin adalah berupa hubungan korelasional.

Gambar 5.1. Tipe Hubungan Antar Variabel

LINGKUNGAN (SETTING) PENELITIAN

Desain penelitian dilihat dari lingkungan studi dapat dikelompokkan menjadi 3 (Suliyanto, 2009: 72), yaitu:

1. Studi lapangan

Dalam desain ini peneliti hanya mengamati hubungan antarvariabel yang ada di lapangan. Dengan demikian, keterlibatan peneliti dalam desain ini sangat rendah karena sifatnya hanya pengamatan.

Contoh:

Riset untuk mengetahui pengaruh Indeks Prestasi Mahasiswa dengan waktu tunggu dalam mendapatkan pekerjaan.

Tipe Hubungan

Korelasional

(36)

30 BAB 5 : Desain Penelitian

2. Eksperimen lapangan

Dalam desain ini, peneliti melakukan manipulasi terhadap variabel tertentu dalam lingkungan alamiah untuk mengetahui akibat yang ditimbulkannya. Oleh karena peneliti melakukan proses manipulasi variabel maka keterlibatan peneliti lebih tinggi. Contoh:

Riset untuk mengetahui pengaruh program pelatihan terhadap produktivitas kerja. Dalam riset ini karyawan dibagi menjadi dua, yaitu karyawan yang telah dilatih dan karyawan yang belum dilatih.

3. Eksperimen laboratorium

Dalam desain ini, peneliti membuat lingkungan buatan untuk menguji hubungan sebab akibat antarvariabel. Dengan demikian, dalam desain ini keterlibatan peneliti akan sangat tinggi.

Contoh:

Riset untuk mengetahui pengaruh suhu ruangan terhadap produktivitas karyawan. Kondisi suhu ruangan dibuat sedemikian rupa untuk dicobakan kepada beberapa karyawan untuk melakukan aktivitas.

Gambar 5.2. Setting Penelitian

UNIT ANALISIS

Unit analisis, sering dinamakan juga subjek atau objek penelitian, adalah sumber informasi mengenai variabel yang akan diolah dalam penelitian (pembuktian hipotesis) (Zulganef, 2008: 121). Unit analisis merujuk pada tingkat kesatuan data yang dikumpulkan

SettingPenelitian

SettingAlamiah

Studi Lapangan

Eksperimen Lapangan

SettingArtifisial Eksperimen

(37)

31 BAB 5 : Desain Penelitian

Misalnya, pernyataan masalah berfokus pada bagaimana meningkatkan tingkat motivasi karyawan secara umum, maka kita memerhatikan individu karyawan organisasi. Dalam hal ini, unit analisis adalah individu. Jika peneliti berminat mempelajari interaksi dua orang, maka beberapa kelompok dua orang atau pasangan akan menjadi unit analisis. Analisis terhadap hubungan atasan-bawahan di tempat kerja merupakan contoh yang baik dari pasangan sebagai unit analisis. Tetapi, jika pernyataan masalah berkaitan dengan efektivitas kelompok, maka unit analisis adalah pada tingkat kelompok. Misalnya, kita mengumpulkan data dari semua orang yang terbagi atas enam kelompok untuk melihat perbedaan di antara keenam kelompok tersebut. Bila kita membandingkan departemen yang berbeda dalam organisasi, maka analisis data akan dilakukan pada tingkat departemen. Demikian pula jika fokus penelitian pada perilaku organisasional, maka unit analisisnya adalah tingkat organisasional.

Contoh lain dalam penelitian yang difokuskan pada harga saham suatu perusahaan (unit analisis tingkat perusahaan), harga saham dari perusahaan-perusahaan dalam satu industri (tingkat industri). Penelitian-penelitian mengenai kultur dapat menggunakan unit analisis berbagai tingkat, antara lain: tingkat negara (kebangsaan), organisasional, departemen, atau kelompok unit kerja. Unit analisis yang lain yaitu artefak sosial, dimana peneliti menelaah segala sesuatu yang dihasilkan oleh kehidupan sosial atau perilaku anggota komunitas sosial (interaksi sosial), misalkan: buku, puisi, atau lagu.

Gambar 5.3. Unit Analisis

HORISON WAKTU

Data penelitian dapat dikumpulkan sekaligus pada periode tertentu (satu titik waktu) atau dikumpulkan secara bertahap dalam beberapa periode waktu yang relatif lebih lama (lebih dari dua titik waktu), tergantung pada karakteristik masalah penelitian yang akan dijawab (Indriantoro dan Supomo, 2002: 95).

Unit Analisis

Individu Pasangan

Kelompok Organisasional

Departemen Divisi

Perusahaan Industri

(38)

32 BAB 5 : Desain Penelitian

1. Studi Satu Tahap (One Shot Study)

Penelitian yang datanya dikumpulkan sekaligus. Misal, peneliti mengumpulkan data penelitian untuk mengetahui preferensi konsumen terhadap sejumlah merk produk. Pengumpulan data dilakukan sekaligus melalui metode survei.

2. Studi Cross Sectional– Studi Time Series

Studi cross sectional yaitu studi untuk mengetahui hubungan komparatif beberapa subyek yang diteliti pada waktu tertentu. Misalnya, studi perbandingan mengenai profitabilitas lima perusahaan pada tahun tertentu. Berbeda dengan studi time series yang lebih menekankan pada data penelitian berupa data rentetan waktu. Misalnya, penelitian mengenai perkembangan penjualan suatu perusahaan selama lima tahun terakhir. Studi komparatif yang lebih kompleks dapat berupa kombinasi antara studi cross sectional dengan studi time series.

3. Studi Beberapa Tahap atau Studi Jangka Panjang (Longitudinal Study)

Studi ini umumnya memerlukan waktu lebih lama dan usaha lebih banyak dibandingkan dengan tipe studi satu tahap. Misal, peneliti ingin mengetahui dan menjelaskan bagaimana peran akuntansi dalam membentuk budaya perusahaan tempat akuntansi dipraktikkan. Peneliti melakukan pengamatan intensif terhadap realitas (praktik) akuntansi pada perusahaan tertentu dalam jangka waktu relatif lama.

PENGUKURAN CONSTRUCT

Construct merupakan abstraksi dari fenomena atau realitas yang untuk keperluan penelitian harus dioperasionalkan dalam bentuk variabel yang diukur dengan berbagai macam nilai. Construct dapat diukur dengan angka atau atribut yang menggunakan skala tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2002: 96).

1. Skala Pengukuran

Skala dalam riset sebenarnya digunakan untuk memberikan nilai pada satuan atribut yang diukur. Ada empat tingkatan skala pengukuran dalam riset bisnis (Suliyanto, 2009: 86), yaitu:

a. Skala Nominal

(39)

33 BAB 5 : Desain Penelitian

Contoh: jenis kelamin, status perkawinan, agama. b. Skala Ordinal

Skala pengukuran yang sudah dapat digunakan untuk menyatakan peringkat antar tingkatan. Akan tetapi, jarak atau interval antar tingkatan belum jelas. Contoh: tempat parkir Ambarukmo Plaza lebih baik dari tempat parkir Lippo Plaza.

c. Skala Interval

Skala pengukuran yang sudah dapat digunakan untuk menyatakan peringkat antar tingkatan. Pada skala ini jarak atau interval antar tingkatan sudah jelas, tetapi belum memiliki nilai 0 (nol) yang mutlak.

Contoh: skala dalam termometer, skala dalam jam/penanggalan. d. Skala Rasio

Skala pengukuran yang sudah dapat digunakan untuk menyatakan peringkat antar tingkatan. Pada skala ini jarak atau interval antar tingkatan sudah jelas dan memiliki nilai 0 (nol) yang mutlak.

Contoh: total penjualan bersih perusahaan, jumlah karyawan

Gambar 5.4. Skala Pengukuran

Skala Tipe Pengukuran

Kategori Peringkat Jarak Perbandingan

Nominal Ya Tidak Tidak Tidak

Ordinal Ya Ya Tidak Tidak

Interval Ya Ya Ya Tidak

Rasio Ya Ya Ya Ya

2. Metode Pengukuran Sikap (Attitude Measurement Method)

(40)

34 BAB 5 : Desain Penelitian

a. Skala Sederhana (Simple Attitude Scale)

Metode pengukuran sikap yang paling sederhana adalah skala sederhana yang menggunakan skala nominal, misal: setuju atau tidak setuju, ya atau tidak. Tipe skala ini digunakan terutama jika kuisioner penelitian berisi relatif banyak butir pertanyaan, tingkat pendidikan responden rendah, atau alasan yang lain. b. Skala Kategori (Category Scale)

Merupakan metode pengukuran sikap yang berisi beberapa alternatif kategori pendapat yang memungkinkan bagi responden untuk memberikan alternatif penilaian. Tipe-tipe skala kategori yang umumnya digunakan untuk mengukur sikap responden yang berkaitan dengan kualitas, urgensi, menarik, kepuasan, frekuensi.

c. Skala Likert (Likert Scale)

Merupakan metode yang mengukur sikap dengan menyatakan setuju atau ke-tidaksetujuan-nya terhadap subyek, obyek atau kejadian tertentu. Skala Likert umumnya menggunakan lima angka penilaian, yaitu: sangat setuju, setuju, tidak pasti atau netral, tidak setuju, sangat tidak setuju.

d. Skala Perbedaan Semantis (Semantic Differential Scale)

Merupakan metode pengukuran sikap dengan menggunakan skala penilaian tujuh butir yang menyatakan secara verbal dua kutub (bipolar) penilaian yang ekstrem. Dua kutub ekstrem yang dinyatakan dalam metode ini antara lain dapat berupa penilaian mengenai: baik – buruk, kuat – lemah, modern – kuno. Metode pengukuran ini umumnya digunakan untuk mengetahui sikap penilaian responden terhadap merk dagang, produk, pekerjaan, dan dimensi construct yang lain-lain.

e. Skala Numeris (Numerical Scale)

Merupakan metode yang terdiri atas 5 atau 7 alternatif nomor untuk mengukur sikap responden terhadap subyek, obyek atau kejadian tertentu. Skala numeris pada dasarnya tidak berbeda dengan skala perbedaan semantis, karena juga menggunakan dua kutub penilaian yang ekstrem diantara alternatif nomor. f. Skala Grafis (Graphic Rating Scale)

(41)

35 BAB 5 : Desain Penelitian

Gambar 5.5 Metode Pengukuran Sikap

Metode Pengukuran

Sikap

Skala Sederhana

Skala Kategori

Skala Likert

Skala Perbedaan Semantis

Skala Numeris

(42)

36 BAB 6 : Pemilihan Data (Sampel) Penelitian

BAB 6 : PEMILIHAN DATA (SAMP EL) PENELITIAN

PEMILIHAN

PENELITIAN SAMPEL DAN

SENSUS

 Sampel Sistematis  Sampel Stratifikasi  Sampel Kluster

 Sampel Daerah Multitahap

METODE PEMILIHAN

 Mendefinisikan populasi dan sampel

 Menjelaskan alasan penelitian

dengan menggunakan sampel dan hubungan antara sampel dengan populasi

 Menjelaskan tujuan dan tahap-tahap pemilihan sampel  Membahas metode pemilihan

sampel probabilitas dan nonprobabilitas

 Membahas penentuan ukuran sampel

 Menjelaskan kesalahan pemilihan

(43)

37 BAB 6 : Pemilihan Data (Sampel) Penelitian

POPULASI

Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau hal-hal yang menarik untuk diteliti yang telah dibatasi oleh peneliti itu sendiri. Misalkan sekelompok mahasiswa Indonesia dan sekelompok data mengenai demonstrasi mahasiswa (Zulganef, 2008: 133).

SAMPEL

Populasi merupakan keseluruhan obyek yang karakteristiknya hendak kita uji. Adapun sampel merupakan bagian populasi yang karakteristiknya hendak kita uji. Jika kita meneliti hanya sebagian populasi maka disebut riset sampel, tetapi jika kita meneliti seluruh anggota populasi yang ada maka disebut riset populasi atau sensus (Suliyanto, 2009: 90).

PENELITIAN SAMPEL DAN SENSUS

Alasan Penelitian Sampel

Alasan utama penggunaan sampel adalah (Kuncoro, 2009: 119):

1. Kendala sumber daya

Kendala waktu, dana, dan sumber daya lain yang terbatas jumlahnya. Penggunaan sampel akan menghemat sumber daya untuk menghasilkan penelitian yang lebih dapat dipercaya daripada sensus.

2. Ketepatan

Melalui pemilihan desain sampel yang baik, peneliti akan memperoleh data yang akurat, dengan tingkat kesalahan yang relatif rendah.

3. Pengukuran Destruktif

(44)

38 BAB 6 : Pemilihan Data (Sampel) Penelitian

Alasan Sensus

Peneliti, meskipun demikian, sebaiknya mempertimbangkan untuk menginvestigasi seluruh elemen populasi, jika elemen-elemen populasi relatif sedikit dan variabilitas setiap elemen relatif tinggi (heterogen). Sensus juga lebih layak dilakukan jika penelitian dimaksudkan untuk menjelaskan karakteristik setiap elemen dari suatu populasi, misal: penelitian jumlah dan kondisi sosial ekonomi penduduk yang tidak dapat dilakukan dengan meneliti sampel (Indriantoro dan Supomo, 2002: 116).

Hubungan Sampel dan Populasi

Berdasarkan sebagian dari elemen populasi yang dikumpulkan dan dianalisis, hasilnya diharapkan dapat menjelaskan karakteristik seluruh elemen populasi. Analisis data sampel secara kuantitatif menghasilkan statistik sampel (sample statistics) yang digunakan untuk mengestimasi parameter populasinya (population parameters). Statistik sampel digunakan untuk membuat inferensi mengenai parameter populasinya. Deskripsi sampel dan populasinya secara kuantitatif berupa statistik atau parameter yang umumnya mengukur tendensi sentral (rata-rata, median, modus) dan dispersi (deviasi standar dan varian) (Indriantoro dan Supomo, 2002: 117).

KRITERIA PEMILIHAN S AMPEL

Sampel yang baik yang memenuhi dua buah kriteria sebagai berikut ini (Hartono, 2014: 92).

1. Akurat

Sampel yang akurat adalah sampel yang tidak bias. Beberapa cara dapat dilakukan untuk meningkatkan akurasi dari sampel sebagai berikut ini.

a. Pemilihan sampel berdasarkan proksi yang tepat

(45)

39 BAB 6 : Pemilihan Data (Sampel) Penelitian

b. Menghindari bias di seleksi sampel

Pemilihan sampel yang bias akan membuat sampel tidak akurat. Misalnya menggunakan sampel tidak hanya pada perusahaan-perusahaan besar yang tercatat di NYSE saja, tetapi juga menggunakan perusahaan-perusahaan kecil yang tercatat di NASDAQ untuk menghindari bias tersebut.

c. Menghindari bias hanya di perusahaan-perusahaan yang bertahan

Pemilihan sampel yang bias yang berisi dengan perusahaan-perusahaan yang bertahan (supervivorship bias) akan membuat sampel tidak akurat.

2. Presisi

Sampel yang mempunyai presisi yang tinggi adalah yang mempunyai kesalahan pengambilan sampel yang rendah. Kesalahan pengambilan sampel adalah seberapa jauh sampel berbeda dari yang dijelaskan oleh populasinya. Presisi diukur dengan standard error of estimate.

PROSEDUR PEMILIHAN SAMPEL

Untuk mendapatkan sampel yang baik, diperlukan langkah-langkah yang sistematis. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut (Suliyanto, 2009: 95):

1. Identifikasi populasi target

Dalam pemilihan populasi, target harus sesuai dengan tujuan riset. Pemilihan populasi target tampaknya merupakan pekerjaan yang relatif mudah. Namun, jika terjadi kesalahan dalam penentuan populasi target maka akan berakibat sangat fatal dalam riset karena hasil yang diperoleh menjadi tidak bermanfaat atau tidak sesuai dengan tujuan riset.

2. Memilih kerangka sampel

Kerangka sampel merupakan daftar yang berisi elemen-elemen yang ada dalam populasi. Setiap satuan dalam kerangka sampel diberi nomor urut, dan banyaknya angka dalam nomor-nomor tersebut sama dengan nomor untuk setiap satuan sampling. 3. Menentukan metode pemilihan sampel

Metode pemilihan sampel pada dasarnya merupakan cara yang digunakan dalam mengambil sampel, apakah dengan pendekatan probabilitas atau dengan pendekatan nonprobabilitas.

(46)

40 BAB 6 : Pemilihan Data (Sampel) Penelitian

Prosedur pemilihan unit sampel merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menentukan anggota populasi yang nantinya dijadikan sampel.

5. Menentukan ukuran sampel

Menentukan ukuran sampel adalah menentukan besarnya sampel yang harus diambil agar dapat menggambarkan populasi yang sebenarnya.

6. Menentukan unit sampel

Menentukan unit sampel merupakan langkah untuk menentukan siapa saja dari anggota populasi yang harus dijadikan sampel.

Gambar 6.1. Prosedur pemilihan sampel

METODE PEMILIHAN SAMPEL PROBABILITAS

Sampel probabilitas mengandung arti bahwa setiap sampel dipilih berdasarkan prosedur seleksi dan memiliki peluang yang sama untuk dipilih. Berikut akan diuraikan masing-masing desain sampel probabilitas (Kuncoro, 2009: 127).

1. Sampel Random Sederhana (Simple Random Sampling)

Pemilihan sampel random sederhana adalah desain pemilihan sampel yang paling sederhana dan mudah. Setiap elemen populasi mempunyai kesempatan yang sama

Identifikasi Populasi target

Memilih Kerangka Sampel

Menentukan Metode Pemilihan Sampel

Merencanakan Prosedur Pemilihan Unit Sampel

Menentukan Ukuran Sampel

Menentukan Unit Sampel

(47)

41 BAB 6 : Pemilihan Data (Sampel) Penelitian

untuk dipilih menjadi sampel. Prosedur pemilihan random sederhana ini adalah sebagai berikut:

a. Tentukan populasi penelitian dan dapatkan unit pemilihan sampel b. Tentukan besar sampel yang dikehendaki

c. Ambil sampel secara acak dari unit pemilihan sampel

d. Ulangi proses c sampai dengan jumlah sampel sama dengan besar sampel yang dikehendaki

2. Sampel Sistematis (Systematic Sampling)

Pemilihan sampel sistematis merupakan cara pemilihan yang hampir sama dengan pemilihan random sederhana. Cara ini dilakukan dengan menyeleksi sampel dari populasi sejak awal dan mengikuti pemilihan sampel berdasarkan urutan elemen. Dalam pemilihan sistematis, seluruh elemen yang ada pada unit pemilihan sampel diberi nomor urut mulai dari Nomor 1. Kalau N adalah jumlah populasi sedangkan n adalah jumlah sampel, maka peneliti akan memilih setiap elemen yang berbeda nomor b untuk sampel, dimana b=N/n dan dimulai dari nomor 1 sampai dengan b. Sampel pertama ditentukan secara random; kemudian sampel berikutnya berturut-turut setiap nomor dengan interval 4.

3. Sampel Stratifikasi (Stratified Sampling)

Peneliti membagi populasi menjadi beberapa kelompok dan secara random memilih subsampel dari setiap kelompok. Sehubungan dengan proporsi jumlah sampel yang diambil dengan jumlah elemen pada setiap unit sampel, pemilihan random stratifikasi ini dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu proporsional dan nonproporsional.

Dalam pemilihan sampel random stratifikasi proporsional, banyaknya sampel akan proporsional dengan jumlah elemen setiap unit pemilihan sampel. Sedangkan dalam pemilihan sampel random stratifikasi nonproporsional, banyaknya sampel tidak proporsional dengan jumlah elemen setiap unit pemilihan sampel karena beberapa pertimbangan khusus yaitu alokasi optimal dan sampel tak sepadan.

4. Sampel Kluster (Cluster Sampling)

Kelompok yang mempunyai sifat heterogen diidentifikasi lebih dahulu lalu dipilih secara random. Semua elemen dari hasil random tersebut diteliti.

5. Sampel Daerah Multitahap (Multistage Area Sampling)

(48)

42 BAB 6 : Pemilihan Data (Sampel) Penelitian

digunakan terlebih dulu untuk memilih daerah perkotaan dan perdesaan pada masing propinsi sampel. Pada tahap berikutnya, sampel daerah dipilih pada masing-masing lokasi. Pada tahap ketiga, bank dalam masing-masing-masing-masing daerah dipilih.

METODE PEMILIHAN SAMPEL NONPROBABILITAS

Metode pengambilan sampel secara non probabilitas atau pemilihan nonrandom dapat berupa convience sampling dan purposive sampling (Hartono, 2014: 98).

1. Convenience Sampling

Pengambilan sampel secara nyaman dilakukan dengan memilih sampel bebas sekehendak perisetnya.

2. Purposive Sampling

Pengambilan sampel bertujuan dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dapat berdasarkan pertimbangan (judgment) tertentu atau jatah (quota) tertentu.

Judgment sampling adalah purposive sampling dengan kriteria berupa suatu pertimbangan tertentu. Misal kriterianya adalah perusahaan-perusahaan yang sudah public.

Quota sampling berdalih bahwa sampel harus mempunyai karakteristik yang dimiliki oleh populasinya. Misalnya populasi terdiri dari 70% perusahaan kecil dan 30% perusahaan besar maka sampel juga harus mempunyai kriteria sesuai dengan kriteria tersebut.

3. Snowball Sampling

Pengambilan sampel secara bola salju dilakukan dengan mengumpulkan sampel dari responden yang berasal dari referensi suatu jaringan, misalnya lewat newsgroup di internet.

PEDOMAN PENENTUAN METODE SAMPLING

(49)

43 BAB 6 : Pemilihan Data (Sampel) Penelitian

Pertimbangan memilih sampel probabilitas atau nonprobabilitas tergantung dari apakah masalah keterwakilan sampel merupakan aspek penting yang dipertimbangkan atau tidak (Kuncoro, 2009: 126).

Gambar 6.2. Skema Pedoman Penentuan Metode Pemilihan Sampel

Gambar

Gambar 5.1. Tipe Hubungan Antar Variabel
Gambar 5.2. Setting Penelitian
Gambar 5.3. Unit Analisis
Gambar 5.4. Skala Pengukuran
+7

Referensi

Dokumen terkait

“ Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan analisis statistik untuk pengujian hipotesis dalam menjawab rumusan masalah yang telah

Jawaban sementara (hipotesis) yang penulis paparkan adalah bahwa entrepreneurship capital sektor manufaktur di suatu kota berpengaruh secara positif dan signifikan

Hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara mengenai masalah yang akan diteliti, Adapun hipotesisi untuk penelitian ini adalah ”motivasi dan persepsi konsumen

Sugiyono (2014 : 132) mengatakan bahwa hipotesis yaitu jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang perlu diuji kembali kebenarannya Hipotesis dalam penelitian ini

Uji hipotesis merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah dalam penelitian, di mana rumusan masalah dalam penelitian yang ada di bab 1 telah dinyatakan dalam

Hipotesis dan Kriteria Pengujian Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan maslah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada