• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Rasio Keuangan PT Ultrajaya Mil

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Rasio Keuangan PT Ultrajaya Mil"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Menurut Sutrisno (2009:9), “Laporan Keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang meliputi dua laporan utama yakni neraca dan laporan laba rugi. Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menyediakan informasi keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan di dalam mengambil keputusan.

Analisis rasio merupakan salah satu alat ukur dalam menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang satu dengan pos-pos yang lain yang ada di dalam laporan keuangan sehingga dapat diketahui perubahan dari masing-masing pos tersebut.

1.2

Rumusan Permasalahan

Sejalan dengan latar belakang tersebut, maka rumusan permasalahannya adalah bagaimana tingkat rasio keuangan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk, pada tahun 2015 dan 2016.

1.3

Tujuan Analisis

Tujuan dari rasio keuangan adalah membantu manajer dalam memahami apa yang

(2)
(3)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keunggulan Analisa Rasio

Menurut Harahap (2008:298), keunggulan analisa rasio adalah sebagai berikut:

 Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan

 Merupakan pengganti yang lebih sederhana dan informasi yang disajikan laporan keuangan

 Mengetahui posisi keuangan di tengah industri lain

 Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-Score)

 Menstandarisasi size perusahaan

 Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain

 Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan dating

2.2 Keterbatasan Analisa Rasio

Adapun keterbatasan analisa rasio menurut Harahap (2008:299), adalah:

 Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya

 Keterbatasan yang dimiliki laporan keuangan

 Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio

(4)

Pada dasarnya macam atau jumlah angka-angka rasio itu banyak sekali, namun demikian menurut Sutrisno (2009:215), angka rasio yang ada pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu :

a. Rasio menurut sumber darimana rasio dibuat, terdiri dari :

 Rasio-rasio neraca, merupakan rasio yang menghubungkan elemen-elemen yang ada pada neraca saja, seperti current ratio dan cash ratio.

 Rasio-rasio laporan laba-rugi, yaitu rasio yang menghubungkan elemen-elemen yang ada pada laporan laba rugi saja, seperti profit margin, operating ratio, dan lain-lain.

 Rasio-rasio antar laporan, yaitu rasio yang menghubungkan elemen-elemen yang ada pada dua laporan, neraca dan laporan laba rugi seperti return in investment, return on equity, dan lainnya.

b. Rasio menurut tujuan penggunaan rasio yang bersangkutan terdiri dari : 1. Rasio Likuiditas

(5)

b. Quick Ratio

Merupakan perimbangan antara jumlah aktiva lancar dikurangi persediaan, dengan jumlah hutang lancar. Persediaan tidak dimasukkan dalam perhitungan quick ratio karena persediaan merupakan komponen aktiva lancar yang paling kecil tingkat likuiditasnya.

Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar. Semakin besar rasio ini semakin baik. Angka rasio ini tidak harus 100% atau 1:1. Walaupun rasionya tidak mencapai 100% tapi mendekati 100% juga sudah dikatakan sehat (Harahap, 2002:302)

c. NWC / Net Working Capital

Dipergunakan untuk mengetahui berapa besar modal kerja bersih milik perusahaan. Kalau positif berarti kewajiban lancar dibiayai oleh aktiva lancar, namun kalau negatif maka kewajiban lancar yang membiayai aktiva lancar.

d. Cash Ratio

Rasio ini membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang bisa segera menjadi uang kas dengan hutang lancar. Semakin besar rasionya semakin baik. Sama seperti Quick Ratio, tidak harus mencapai 100% (Harahap, 2002:302)

Current Assets Current ratio = ---

Current Liabilities

Current Assets – Inventory Quick ratio = ---

Current Liabilities

(6)

e. NWC to TA Ratio

Rasio ini mengukur seberapa besar dari total bisa diubah menjadi kas dalam waktu pendek. perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Semakin kecil rasionya semakin aman (solvable). Porsi hutang terhadap aktiva harus lebih kecil (Harahap, 2002:304)

b. Debt to Equity Ratio (DER)

Rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas.

(7)

semakin baik. Maksudnya, semakin kecil porsi hutang terhadap modal, semakin aman

c. Debt Service Coverage

Rasio ini menghitung kemampuan perusahaan untuk memenuhi beban tetapnya dengan memasukkan unsur pembayaran pokok atau cicilan pokok pinjaman. Yang dimaksud denga beban tetap dalam rasio ini adalah bunga utang jangka panjang beserta cicilan pokok pinjaman dan biaya sewa jika ada. Rasio ini menilai apakah hasil usaha suatu perusahaan cukup untuk memenuhi kewajiban membayar pokok utang dan bunga dalam periode tersebut

d. Interest Coverage ratio

Merupakan rasio antara laba sebelum bunga dan pajak dengan beban bunga. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi beban tatapnya berupa bunga dengan laba yang diperoleh, atau mengukur berapa kali besarnya laba bisa menutup beban bunganya.

3. Rasio Aktivitas

Total Debt Debt to Equity Ratio = ---

Total Equity

Laba operasi + Penyusutan

Debt Service Coverage = --- Bunga + Sewa guna + Angsuran pokok

EBIT

(8)

Rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan semua sumber daya yang ada padanya. Semua rasio aktivitas ini melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis aktiva. Rasio-rasio aktivitas menganggap bahwa sebaiknya terdapat keseimbangan yang layak antara penjualan dan beragam unsur aktiva misalnya persediaan, aktiva tetap dan aktiva lainnya.

Aktiva yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif.

Yang termasuk Rasio Aktivitas adalah :

a. Working Capital Turnover (Rasio Perputaran Modal Kerja)

Perputaran modal kerja merupakan rasio mengukur aktivitas bisnis terhadap kelebihan aktiva lancar atas kewajiban lancar serta menunjukkan banyaknya penjualan (dalam rupiah) yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja (Sawir, 2009:16).

Working capital turn over merupakan kemampuan modal kerja (neto) berputar dalam suatu periode siklus kas (cash cycle) dari perusahaan (Riyanto, 2008:335)

(9)

b. Fixed Assets Turnover (Rasio Perputaran Aktiva Tetap)

Merupakan perbandingan antara penjualan dengan aktiva tetap. Fixed assets turn over mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada harta tetap seperti pabrik dan peralatan, dalam rangka menghasilkan penjualan, atau berapa rupiah penjualan bersih yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan pada aktiva tetap (Sawir, 2003:17).

Rasio ini berguna untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan menggunakan aktivanya secara efektif untuk meningkatkan pendapatan. Kalau perputarannya lambat (rendah), kemungkinan terdapat kapasitas terlalu besar atau ada banyak aktiva tetap namun kurang bermanfaat, atau mungkin disebabkan hal-hal lain seperti investasi pada aktiva tetap yang berlebihan dibandingkan dengan nilai output yang akan diperoleh. Jadi semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif penggunaan aktiva tetap tersebut

4. Rasio Profitabilitas atau Rasio Rentabilitas

Merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatka laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya (Syafri, 2008:304).

Penjualan Penjualan

Working Capital Turnover= --- atau Modal kerja bersih Aktiva Lancar – Utang Lancar

Penjualan Fixed Assets Turnover = ---

(10)

Rasio ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan juga memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasinya. Efektifitas manajemen disini dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan

Yang termasuk Rasio Profitabilitas / Rentabilitas adalah a. Profit Margin

Rasio yang mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien (Sawir, 2009:18).

b. Total Assets Turnover

Merupakan rasio yang menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Jadi semakin besar rasio ini semakin baik yang berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba dan menunjukkan semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Dengan kata lain jumlah asset yang sama dapat memperbesar volume penjualan apabila assets turn overnya ditingkatkan atau diperbesar.

c. Return on Equity (ROE)

Laba Operasi Profit Margin =

Penjualan

Penjualan Total Assets Turnover = ---

(11)

Merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dengan total ekuitas. Return on equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan (Syafri, 2008:305).

Return on equity adalah rasio yang memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri (net worth) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan (Sawir 2009:20). ROE menunjukkan rentabilitas modal sendiri atau yang sering disebut rentabilitas usaha.

d. ROA atau ROI

Merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva. Return on investment adalah merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan (Syamsuddin, 2009:63).

Semakin tinggi rasio ini semakin baik keadaan suatu perusahaan. Return on investment merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila di ukur dari nilai aktiva (Syafri, 2008:63).

(12)

e. Receivable Turnover (Rasio Perputaran Piutang)

Perputaran piutang merupakan ukuran efektivitas pengelolaan piutang. Semakin cepat perputaran piutang, semakin efektif perusahaan dalam mengelola piutangnya.

Makin tinggi rasio (turnover) menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, sebaliknya kalau rasio semakin rendah berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisa lebih lanjut, mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit.

Untuk menghitung rata – rata piutang adalah piutang awal tahun ditambah piutang akhir tahun dibagi dua

f. Inventory Turnover (Rasio Perputaran Persediaan)

Menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam inventory berputar dalam suatu periode tertentu, atau likuiditas dari inventory dan tendensi untuk adanya overstock (Riyanto, 2008:334).

Rasio perputaran persediaan mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagang. Rasio ini merupakan indikasi yang cukup popular untuk menilai efisiensi operasional, yang memperlihatkan seberapa baiknya manajemen mengontrol modal yang ada pada persediaan.

EAT Return on Asset = (ROA/ROI) Total Asset

Penjualan Kredit Receivable Turnover =

(13)

Rata – rata persediaan diperoleh dari jumlah persediaan awal tahun ditambah dengan persediaan akhir tahun dibagi dua

5. Rasio Penilaian

yaitu rasio-rasio untuk mengukur kemampuan manajemen untuk menciptakan nilai pasar agar melebihi biaya modalnya

a. Price Earning Ratio

Rasio harga/laba (Price Earning Ratio) merupakan suatu rasio yang lazim dipakai untuk mengukur harga pasar (market price) setiap lembar saham biasa dengan laba per lembar saham. Ukuran ini melibatkan suatu jumlah yang tidak secara langsung dikendalikan oleh perusahaan harga pasar saham biasa. Rasio harga / laba mencerminkan penilaian pemodal terhadap pendapatan dimasa mendatang. (Simamora, 2000 : 531).

PER yang tinggi menunjukkan prospek yang baik pada harga saham, namun semakin tinggi pula resikonya. PER yang rendah dapat pula berarti laba perusahaan yang tinggi dan potensi dividen yang tinggi pula. Saham yang memiliki PER yang semakin kecil bagi pemodal akan semakin bagus, karena

Harga Pokok Penjualan Inventory Turnover = ---

Rata – rata Persediaan

Harga per lembar saham Price Earning Ratio = ---

(14)

saham tersebut memiliki harga yang semakin murah. PER merupakan salah satu segi untuk memandang kinerja harga saham

b. Market to Book Value ratio

Adalah rasio nilai pasar ekuitas saham perusahaan dengan nilai akuntansi ekuitas itu. Bila market-to-book ratio relatif tinggi dibandingkan rata-rata industri maka hal itu menunjukkan bahwa perusahaan dapat lebih efisien menggunakan asetnya untuk menciptakan nilai.

Nilai pasar perlembar saham mencerminkan kinerja perusahaan di masyarakat umum, dimana nilai pasar pada suatu saat dapat dipengaruhi oleh pilihan dan tingkah laku dari mereka yang terlibat dipasar, suasana psikologi yang ada dipasar, sengitnya perang pengambilalihan, perubahan ekonomi, perkembangan industri, kondisi politik, dan sebagainya (Helfert, 1997 : 290). Sedangkan nilai buku perlembar ekuitas mencerminkan nilai ekuitas pemilik yang tercatat pada neraca perusahaan, dan mencerminkan klaim pemilik yang tersisa atas suatu aktiva (Helfert, 1997 : 326)

Harga per lembar saham Market to Book Value Ratio = ---

Nilai Buku per saham

Jumlah modal perusahaan

(15)

BAB 3

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Perusahaan

Laporan keuangan PT Ultrajaya

(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)

3.2 Analisis Rasio

(22)

1,364,761,361,857.00 2,114,287,703,721

2.43 3.56

(23)

Cash ratio perusahaan meeningkat dari 1.51 di tahun 2015 menjadi 2.56 di tahun 2016 yang bisa segera menjadi uang kas dengan hutang lancar. Semakin besar rasionya maka semakin baik.

e. NWC to TA Ratio

NWC to TA Ratio 2015 NWC to TA Ratio 2016

1,541,936,875,234 2,281,296,282,319

3,539,995,910,248 4,239,199,641,365

0.44 0.54

Total yang bisa diubah menjadi kas dalam waktu pendek meningkat dari 0.44 menjadi 0.54.

3.2.2 Rasio Solvabilitas atau Rasio Leverage

a. Debt to Asset Ratio (DAR)

Net Working Capital NWC to TA ratio = ---

(24)

Dept to asset Ratio 2015 Dept to asset Ratio 2016 ratio yang diperoleh menurun dari 0.21 menjadi 0.18 artinya semakin kecil nilai rasionya maka akan semakin aman (solvable).

b. Debt to Equity Ratio (DER)

Dept to equity Ratio 2015 Dept to Equity Ratio 2016

(25)

Tidak diketahui angsuran pokok pinjaman. d. Interest Coverage ratio

Interest Coverage Ratio 2015 Interest Coverage Ratio 2016

700,675,250,229 932,482,782,652

2,314,561,132 2,035,318,620

303 458

Nilai rasio meningkat dari 303 menjadi 458 artinya besarnya laba perusahaan semakin tinggi untuk bisa menutupi beban bunganya.

3.2.3 Rasio Aktivitas

a. Working Capital Turnover (Rasio Perputaran Modal Kerja)

Laba operasi + Penyusutan

Debt Service Coverage = --- Bunga + Sewa guna + Angsuran pokok

EBIT

Interest Coverage ratio = --- Beban bunga

Penjualan Penjualan

(26)

Working Capital Turnover Working Capital Turnover

Nilai rasio menurun dari 2.85 menjadi 2.05 artinya periode tersebut semakin pendek dimana perputaran dari investasi komponen modal kerja sampai

Nilai rasio meningkat dari 3.79 menjadi 4.50, semakin tinggi nilai rasionya maka semakin efektif penggunaan aktiva tetap tersebut guna meningkatkan pendapatan perusahaan.

Penjualan Fixed Assets Turnover = ---

(27)

3.2.4 Rasio Profitabilitas atau Rasio Rentabilitas

Nilai rasio meningkat dari 0.16 menjadi 0.19 artinya kemampuan perusahaan untuk berproduksi semakin efisien.

b. Total Assets Turnover

Total Asset Turnover 2015 Total Asset Turnover 2016

(28)

Return of Equity 2015 Return of Equity 2016

(29)

Tidak diketahui penjualan kreditnya.

f. Inventory Turnover (Rasio Perputaran Persediaan)

Inventory Turnover 2015 Inventory Turnover 2016

3,011,443,561,889 3,052,883,009,122

1,083,813,301,445 1,119,070,777,916

2.78 2.73

Nilai rasio turun dari 2.78 menjadi 2.73, hal ini menunjukkan perusahaan semakin baik dalam mengelola modal yang ada pada persediaan.

3.2.5 Rasio Penilaian

a. Price Earning Ratio

Price Earning Ratio 2015 Price Earning Ratio 2016

200 200 Penjualan Kredit

Receivable Turnover = Piutang Rata-Rata

Harga Pokok Penjualan Inventory Turnover = ---

Rata – rata Persediaan

Harga per lembar saham Price Earning Ratio = ---

(30)

180 243

1.11 0.82

Nilai PER yang semakin kecil dari 1,11 menjadi 0,82 bagi pemodal akan semakin bagus, karena saham tersebut memiliki harga yang semakin murah. PER merupakan salah satu segi untuk memandang kinerja harga saham

b. Market to Book Value ratio

Rumus perhitungan Book Value per Share

Modal saham nominal Rp 200 x 2.888.382.000 lembar 577.676.400.000

Agio saham : 63.757.560.000

Laba tidak dibagi : 58.552.875

641.492.512.875 Nilai buku per lembar saham :

Harga per lembar saham Market to Book Value Ratio = ---

Nilai Buku per saham

Jumlah modal perusahaan

(31)

641.492.512.875 / 2.888.382.000 = 222.

Market to Book Value ratio2015 Market to Book Value ratio2016

200 200

222 222

0.90 0.90

0,90 kali artinya nilai pasar perusahaan 0,90 kali dari harga bukunya.

BAB 4

PENUTUPAN

4.1 Kesimpulan

Secara keseluruhan dari perhitungan Analisis Rasio Likuiditas,

Solvabilitas, Profitabilitas,Aktivitas, dan analisa pasar maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola dan memanfaatkan aset-aset perusahaan.

Peningkatan laba dari tahun ke tahun menunjukkan keseriusan dan fokus

kinerja manajemen terhadap perusahaan adalah baik.

4.2 Saran

 Perusahaan perlu menjaga tingkat likuiditas diatas dikisaran 200%-300% agar perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam likuiditasnya dan tetap memperoleh kepercayaan kreditur

 Perusahaan perlu menjaga dan mengoptimalkan kondisi kinerja keuangan,

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Sofyan Syafrie. 2008.Analisis Krisis atas Laporan Keuangan, Edisi Pertama. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Helfert, Erich A. 1997. Teknik Analisis Keuangan. Terjemahan, Herman

Henry Simamora. 2000, Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis, Jakarta: Salemba Empat.

Husnan, Suad. 2001. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Ketiga. UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Kasmir, 2011. Analisis Laporan Keuangan, Raja Grafindo Persada, Jakarta

Riyanto, Bambang, 2008. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan, BPFE,Yogyakarta. Agnes Sawir, 2009. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan keauangan.

Perusahaan, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Anatoli Karvof, 2004.

Sofyan, Syafri Harahap. Teori Akuntansi. Edisi revisi 2011. Penerbit : Rajawali Pers Sofyan Syafri Harahap (2008:304), Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan

Sutrisno. (2009). Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Ekonisia.

Lukman Syamsuddin. (2009). Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep. Aplikasi dalam Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan.

(33)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis regresi berganda pada lampiran 10, bahwa rasio keuangan yang terdiri dari variabel ROI (X1), ROE (X2), NPM (X3), EPS (X4) dan PER

Pihak perusahaan mengantarkan langsung limbah solid ini ke lokasi peternak, pemberian limbah solid harus dicampur dengan bahan pakan lainnya yang ada disekitar lokasi

Vasektomi atau sterilisasi pria atau Medis Operasi Pria (MOP) adalah tindakan penutupan (pemotongan. pengikacan, penyumbatan) kedua saluran mani pria/suami sebelah

Analisis pemetaan kerawanan pangan Kabupaten Bojonegoro dari 28 kecamatan masih cukup banyak kecamatan yang mengalami rawan pangan yang di lihat dari

antropologi, dan ekonomi pedesaan) untuk melihat secara objektif dampak pembukaan hutan alam skala luas terhadap penurunan gambut dan kehidupan social, ekonomi dan

Desain dapat diterapkan pada berbagai benda yang ada di lingkungan kita.Untuk mendapatkan suatu produk kerajinan tekstil yang baik memerlukan sebuah

Keselamatan kerja dapat berjalan dengan maksimal jika pengguna laboratorium tahu pengaruh bahaya dari bahan dan alat yang digunakan dalam proses kerja di laboratorium.. Bahan

To activate this feature, choose View | Dynamic Guides ( ALT+SHIFT + D ), or click the Dynamic Guides button in the Property Bar while the Pick Tool or Shape Tool (and no objects)