• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM BENGKEL SEMESTER 5 PER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM BENGKEL SEMESTER 5 PER"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM SEMESTER V

PERAWATAN DAN PERBAIKAN

Disusun oleh :

Nur Rizki Kurniati (3.31.13.1.14) Nur Rohman (3.31.13.1.15) Reski Trimayuda Marani (3.31.13.1.16) Rizal Nur Ardianto (3.31.13.1.17)

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

(2)

BAB I

PANEL KONTROL MESIN PEMANAS (TANUR LISTRIK)

1. Tujuan Khusus:

Setelah Melaksanakan Praktek mahasiswa dapat:

 Membaca gambar rangkaian control panel mesin Pemanas Listrik

 Memeriksa kondisi peralatan yang akan diapaki pada panel control dalam kondisi baik atau rusak

 Merakit panel control mesin Pemanas Listrik  Mengoperasikan panel control Pemanas Listrik

 Mencari penyebab kerusakan dan memperbaiki panel control

2. Teori Pendahuluan

Mesin Pemanas Listrik (Tanur Listrik) adalah sebuah mesin untuk memanaskan bahan produksi. Tanur listrik ini bekerja dua tahap pemanasan. Pertama bahan dipanaskan sampai suhu 800o C, tahap berikutnya dipanaskan

dari 800o C sampai 820o C selama beberapa waktu yang di tentukan telah

tercapai proses pemanasan berhenti, Heater mati dan pintu tanur membuka, dengan lengan mekanik akan mengambil bahan yang telah di panaskan dan di taruh pada tempat tertentu, jatuhnya benda yang telah di panaskan tersebut mengenai sensor sehingga ban berjalan bergerak kembali untuk membawa kembali bahan yang akan dipanaskan masuk pada tanur listrik untuk dipanaskan, proses ini akan berulang terus sampai yang akan di panaskan habis.

3. Alat dan Bahan yang dipakai

a. MCB 3 fasa 10 A 3 buah b. MCB 1 fasa 6 A 1 buah

c. Kontaktor 4 buah

d. Kontak bantu 4 buah

e. TOLR 2 buah

f. Timer 2 buah

g. Push button 3 buah

(3)

n. Kabel NYAF 1mm 15 m o. Kabel NYAF 4 x 1,5 mm 10 m

p. Lampu tanda 8 buah

q. Limit switch 3 buah

(4)
(5)
(6)
(7)

5. Langkah Kerja

a. Memeriksa semua peralatan yang akan dipakai apakah masih baik atau sudah rusak.

(8)

d. Memasang peralatan panel, profit C, dack panel dll e. Memasang pengawatan pada peralatan panel

f. Memeriksa hubungan pengawatan apakah sudah baik tidak ada hubung singkat

g. Mencoba panel dengan tegangan nominal

h. Memasang panel pada tempat yang telah disediakan i. Menghubungkan panel dengan mesin

j. Mencoba untuk dioperasikan

k. Jika ada kerusakan segera diperbaiki / diganti 6. Diskripsi Kerja

1. Mesin pemanas ini akan bekerja secara otomatis.tombol start S11 di tekan maka konveyor (K11m) akan bekerja dan membawa barang yang akan di panaskan.

2. Jika ada barang yang masuk tanur dan mengenai sensor S12AE maka konveyor akan berhenti dan menghidupkan kontaktor K13 sebagai penutup pintu tanur.

3. Saat K13 bekerja menutup pintu tanur, sehingga akan menekan LS1, sehingga K14M juga akan menutup pintu tanur sisi 2 sehingga mengenai LS2.

4. Lalu K18M (pemanas pertama) bekerja. Proses pemanasan berlangsung sampai suhu 800o C yang di kendalikan oleh Th1, pada saat ini heater

bekerja secara bintang. Heater bekerja secara delta sampai suhu 820o C dan

Th 2 akan mematikan Heater.

5. Pintu keluar (pintu sisi 2) akan membuka dan lengan mekanik akan

a. Sebelum praktek, alat dan bahan harus dipastikan dalam kondisi baik. b. Dikarenakan praktek dilaksanakan secara berkelompok, maka sebelum

praktek harus dilakukan pembagian tugas agar pekerjaan bisa dikerjakan secara efektif dan efisien.

(9)

d. Dalam praktek harus selalu mengingatkan apabila ada rekan praktek yang bertindak dengan mengabaikan keselamatan kerja.

BAB II

PANEL KONTROL MESIN PENGHEMBUS UDARA (AIR BLAST)

1. Tujuan Khusus

Setelah Melaksanakan Praktek mahasiswa dapat:

 Membaca gambar rangkaian control panel mesin Air Blast

 Memeriksa kondisi peralatan yang akan diapaki pada panel control dalam kondisi baik atau rusak

 Merakit panel control mesin Air Blast  Mengoperasikan panel control Air Blast

(10)

2. Teori Pendahuluan

Air Blast merupakan suatu proses tranformasi yang menggunakan tenaga hembusan angin. Mesin ini dapat difungsikan sebagai pemindah bahan berupa serbuk atau biji bijian seperti Tepung, makanan ternak atau semen. Jika bahan yang ada di suatu tempat penimbunan akan dipindahkan ke tempat untuk proses berikutnya. Maka proses pemindahan ini dapat menggunakan angin yang di hembuskan dari fan, dengan melewati pipa saluran., maka bahan yang berupa serbuk, semen, tepung dan biji bijian tersebut di lewatkan pada pipa dan dihembuskan angin dari fan sehingga sampai disuatu tempat yang ditentukan untuk proses selanjutnya. Semua proses transportasi tersebut berada dalam lorong pipa yang tertutup. Sehingga tidak sampai berhamburan.

3. Alat dan Bahan yang dipakai

a. MCB 3 fasa 10 A 3 buah b. MCB 1 fasa 6 A 1 buah

c. Kontaktor 4 buah

d. Kontak bantu 4 buah

e. TOLR 4 buah

f. Relay 4 buah

g. Timer 2 buah

h. Push button 5 buah

i. Emergency switch 1 buah j. Lampu indicator merah 4 buah k. Lampu indicator hijau 4 buah l. Line up terminal 10mm 40 buah m. Box panel lengkap 75x 45 x 20 1 buah n. Profil C alumunium 1,5 m o. Wire duct plast 43 x 43 mm 2 lonjor

p. Kabel NYAF 1mm 20 m

(11)
(12)
(13)
(14)

5. Langkah Kerja

a. Memeriksa semua peralatan yang akan dipakai apakah masih baik atau sudah rusak.

b. Mempelajari gambar diagram pengawatan dan diagram waktu dengan teliti c. Mempersiapkan panel beserta perlengkapan profit, dack panel dll

d. Memasang peralatan panel, profit C, dack panel dll e. Memasang pengawatan pada peralatan panel

f. Memeriksa hubungan pengawatan apakah sudah baik tidak ada hubung singkat

g. Mencoba panel dengan tegangan nominal

h. Memasang panel pada tempat yang telah disediakan i. Menghubungkan panel dengan mesin

j. Mencoba untuk dioperasikan,Jika ada kerusakan segera diperbaiki / diganti 6. Diskripsi Kerja

1. Mesin penghembus udara ini mempunyai dua buah motor, motor ini di gunakan sebagai blower dan penggetar. Alat ini mempunyai 2 fungsi operasiyaitu otomatis dan manual.

2. Saat kedudukan otomatis, system kerjanya di control menggunakan sensor dan timer. Saat tombol start (S6B) di tekan maka kontaktor utama K6M pengasutan star delta bekerja.Motor akan bekerja dengan pengasutan star terlebih dahulu yang dikendalikan menggunakan kontaktor K7M.

3. Saat sensor sudah mendeteksi adanya aliran maka kontaknya akan menutup dan menghidupkan kontaktor penggetar ( K13M). Proses ini akan bekerja secara normal.Saat K7M bekerja timer K11T juga bekerja sehingga apabila setting watu timer sudah tercapai K7M akan mati dan pengasutan motor akan berubah delta yang dikendalikan menggunakan kontaktor K8Mkarena sudah ada beban yang akan dihembuskan.

4. Saat bak penampung penuh maka sensor akan mendeteksi sehingga K16 bekerja dan secara otomatis timer K14T bekerja. Setelah beberapa saat maka kontak K14T yang terdapat pada kontaktor penggetar akan membuka mematikan kontaktor K13M penggetar.

5. Saat posisi manual saat tombol start S6B untuk blower ditekan maka blower akan bekerja bintang dan secara otomatis menggunakan timer akan bekerja delta. Setelah blower bekerja tombol start S14 untuk penggetar baru bisa ditekan dan menghidupkan kontaktor penggetar. Proses bekerja secara normal. Saat pada bak penampung sudah penuh maka yang pertama kali di matikan adalah kontaktor penggetar. Setelah penggetar mati maka

(15)

7. Kesimpulan

Mekanisme kerja dari Mesin Air Blast memiliki tingkat pemahaman yang mudah, yang perlu diperhatikan adalah mengenai ketelitian pembacaan rangkaian dan kekuatan dalam pengencangan setiap sambungan kabel baik dalam komponen maupun di tiap terminal. Dalam bab ini kita diharapkan dapat menguasai sistem kerja manual dan otomatis dalam rangkaian kontrol panel yang di aplikasikan pada Mesin Air Blast (Penghembus Udara).

Kerusakan atau trouble timbul akibat kurang teliti dalam penyambungan kabel, alat yang kurang memadai, serta komponen baru yang perlu dipelajari lebih awal. Koordinasi dan kerjasama antar anggota kelompok pun sangat mempengaruhi hasil kerja dari perakitan Panel Kontrol Mesin Air Blast ini. Jadi, dalam hal efisien waktu dan efisien kerja telah tercapai secara maksimal.

BAB III

INSTALASI PENERANGAN PADA RUMAH SAKIT DENGAN SISTEM INFORMAASI LAMPU DAN BELL

1. Tujuan Khusus

Setelah Melaksanakan Praktek mahasiswa dapat :

 Membaca Gambar Instalasi Penerangan dengan system informasi lampu dan bell

(16)

 Memasang Instalasi Penerangan pada rumah sakit dengan system informasi lampu dan bell

 Memperbaiki bagian yang rusak atau tidak fungsi 2. Teori Pendahuluan

Instalasi penerangan banayak di terapkan pada bangunan bangunan rumah tingkat, kantor, pabrik dll. Pada Prinsipnya system yang digunakan sama dan sama dalam pengoperasisannya, namun ada beberapa sedikit perbedaan pada system penerangan pada rumah sakit, terutama instalasi pada kamar pasien yang dilengkapi dengan lampu dan panggil atau bell. Sarana pemanggilan ini sangat penting apabila pasien memerlukan perawat jaga, jika pasien dalam keadaan darurat. Pemasangan sarana pemanggilan ini pada masing masing berbeda tergantung banyak kamar yang dihuni dan fungsi masing masing kamar untuk pasien. Pemasangan lampu tanda pemanggilan biasanya di letakkan pada tiga tempat, seperti pada tempat perawat jaga, pintu blok, dan kamar pasien. Demikian pula dengan system alarm, hanya bedanaya satu alarm tergantung di pasang pada kamar pasien semua ini adalah untuk memudahkan pasien jika memanggil perawat jaga atau sebaliknya jika perawat member tanda apada pengunjung untuk segesa meninggalkan tempat pasien karena jam kunjungan telah selesai.

3. Alat dan Bahan yang dipakai

a. Sakelar tekan dan lampu in plester 9 buah b. Sakelar tekan in plester 4 buah c. Sakelar tekan dan lampu 3 buah d. Sakelar tekan on plester 3 buah e. Sakelar tekan kecil 9 buah f. Lampu 40 W 220 V 15 buah g. Sakelar 2 arah on plester 2 buah h. Sakelar silang on plester 2 buah i. Kotak hubung on plester 4 buah

j. Alarm 220 V 9 buah

k. Staircase 220 V 3 buah

l. MCB 6 A 220 V 3 buah

m. Fuse 10 A 1 buah

n. Profil C 1,5 m

o. Kabel NYA 1,5 mm secukupnya p. Kabel NYM 3x 1,5 mm secukupnya 4. Gambar Instalasi Penerangan

(17)
(18)
(19)

5. Langkah Kerja

a. Mempersiapkan kabel NYA 1 x 1,5 mm dan NYM 3 x 1,5 mm

b. Memasang kabel kedalam pipa pipa sesuai dengan gambar pengawatan c. Melakukan pengecekan dan penyambungan pada kotak hubung

d. Memasang impuls switch pada panel

e. Memasang tombol tekan dan lampu di ruang jaga (luar ruangan) f. Memasang sakalar dan stop kontak

g. Memasang bell

h. Melakukan pengecekan

i. Jika ada bagian yang tidak dapat dioperasikan maka segera dicari letak kerusakannya dan di perbaiki

(20)

1. Lampu A dapat dioperasikan dari sakelar tukar A1,A2.

2. Lampu B dioperasikan menggunakan saklar impuls dengan menekan push button B1,B2, dan B3, yang berada di dalam kompleks rumah akit dan PB yang terletak di luar (di ruang jaga)

3. Bell E dioperasikan dari push button E didalam ruang pasien dan tombol PE yang berada di luar (ruang jaga). Bell D dioperasikan dari push button D yang terletak didalam ruang pasien dan tombol PD yang berada diluar (ruang jaga). Bell C dapat dioperasikan dari push button C yang terletak didalam ruang pasien dan tombol PC yang berada di luar (ruang jaga) 4. Lampu F dioperasikan menggunakan saklar impuls dengan menekan push

buttonF1, F2, dan F3, yang berada di dalam kompleks rumah akit dan PF yang terletak di luar (di ruang jaga)

5. Lampu K dioperasikan menggunakan saklar impuls dengan menekan push button K1, K2, dan K3, yang berada di dalam kompleks rumah akit dan PKyang terletak di luar (di ruang jaga)

6. Bell G dioperasikan dari push buttonG didalam ruang pasien dan tombol PG yang berada di luar (ruang jaga). Bell H dioperasikan dari push button H yang terletak didalam ruang pasien dan tombol PH yang berada diluar (ruang jaga). Bell Idapat dioperasikan dari push button I yang terletak didalam ruang pasien dan tombol PI yang berada di luar (ruang jaga). 7. Bell L dioperasikan dari push button L didalam ruang pasien dan tombol PL

yang berada di luar (ruang jaga). Bell M dioperasikan dari push buttonM yang terletak didalam ruang pasien dan tombol PM yang berada diluar (ruang jaga). Bell Ndapat dioperasikan dari push button N yang terletak didalam ruang pasien dan tombol PN yang berada di luar (ruang jaga).

7. Kesimpulan

Instalasi penerangan pada rumah sakit dapat dioperasikan di tiga (3) tempat, supaya dapat memudah kan pasien dengan perawat dalam berkomunikasi.

BAB IV

PANEL KONTROL MESIN PENGGILING (MILLING)

1. Tujuan Khusus:

(21)

 Membaca gambar rangkaian control panel mesin Milling

 Memeriksa kondisi peralatan yang akan diapaki pada panel control dalam kondisi baik atau rusak

 Merakit panel control mesin Milling  Mengoperasikan panel control Milling

 Mencari penyebab kerusakan dan memperbaiki panel control

2. Teori Pendahuluan

Mesin penggiling terdiri dari beberapa unit motor antara lain:

1. Dua motor Induksi fasa tiga untuk menjalankan ban berjalan (konveyor) 2. Satu motor rotor lilit dengan tiga step pengasutan (untuk mesin penggiling) 3. Satu motor induksi fasa tiga untuk penggetar

4. Satu motor induksi fasa tiga untuk menggerakkan roda spiral

Masing-masing motor bekerja berurutan. Jika mesin milling akan dioperasikan maka yang pertama kali di hidupkan adalah motor konveyor 1, yang kedua adalah motor milling, ketiga motor konveyor 2, keempat motor penggerak roda spiral dan yang terakhir motor penggetar. Jika mesin akan di matikan maka harus dimulai dari motor penggetar, motor roda spiral, motor konveyor 2, motor milling dan yang terakhir motor konveyor 1.

3. Alat dan Bahan yang dipakai

a. MCB 3 fasa 10 A 3 buah b. MCB 1 fasa 6 A 1 buah

c. Kontaktor 8 buah

d. Kontak bantu 2 buah

e. TOLR 5 buah

f. Timer 3 buah

g. Push button 20 buah

h. Emergency switch 1 buah i. Lampu indicator 8 buah j. Line up terminal 10mm 45 buah k. Box panel lengkap 75x 45 x 20 1 buah l. Profil C alumunium 1,5 m m. Wire duct plast 43 x 43 mm 2 lonjor

n. Kabel NYAF 1mm 15 m

o. Kabel NYAF 4 x 1,5 mm 10 m

p. Lampu 8 buah

(22)
(23)
(24)
(25)

5. Langkah Kerja

a. Memeriksa semua peralatan yang akan dipakai apakah masih baik atau sudah rusak.

b. Mempelajari gambar diagram pengawatan dan diagram waktu dengan teliti c. Mempersiapkan panel beserta perlengkapan profit, dack panel dll

d. Memasang peralatan panel, profit C, dack panel dll e. Memasang pengawatan pada peralatan panel

f. Memeriksa hubungan pengawatan apakah sudah baik tidak ada hubung singkat

g. Mencoba panel dengan tegangan nominal

h. Memasang panel pada tempat yang telah disediakan i. Menghubungkan panel dengan mesin

j. Mencoba untuk dioperasikan.

k. Jika ada kerusakan segera diperbaiki / diganti 6. Diskripsi Kerja

1. Mesin milling di lengkapi dengan operasi pilihan menggunakan selector switch normal dan perawatan. Saat posisi normal untuk menstart awal harus menghidupkan konveyor 1 terlebih dahulu.

2. S19A di tekan maka kontaktor konveyor 1 (K19M) bekerja. Maka push button S36A dapat dioperasikan untuk penggetar yang menjatuhkan bahan-bahan yang bakan digiling. S21A (tombol start motor milling) di tekan dan motor milling akan bekerja. Secara bersamaan timer K22T kontrol waktu yang telah disetting untuk tahap pertama bekerja.

3. Setelah waktu tercapai maka kontaktor untuk tahap 1 (K23) bekerja. Secara otomatis timer pengatur ke tahap 2 (K24T) bekerja dan setelah waktu tercapai K25 (tahap 2) bekerja dan timer K26T bekerja

4. Setelah setting waktu pada K26T tercapai maka K27 bekerja dan

mematikan K23dan K25 sehingga yang bekerja hanya K27 untuk proses tahap 3.

5. Saat K27M sudah bekerja tombol start untuk konveyor 2 (S31B) baru bisa di operasikan, kontaktor mesin konveyor 2(K31M) bekerja. Setelah

konveyor 2 bekerja maka tombol start untuk roda spiral (S33A) di tekan dan kontaktor K33M bekerja.

6. Motor penggetar (K36) bisa kembali bekerja dengan menekan tombol start untuk mesin penggetar (S36) dengan fungsi looping. Dan untuk

mematikannya pun harus dari motor penggetar terlebih dahulu, lalu roda spiral, konveyor 2, mesin milling dan konveyor 1.

(26)

7. Kesimpulan

Pada praktek Panel Kontrol mesin penggiling ini dapat dioperasikan pada dua kondisi, yaitu kondisi normal dan kondisi repair (perawatan). Pada kondisi normal, maka motor akan bekerja secara berurutan, baik saat menstart maupun mematikan. Sedangkan pada kondisi repair motor dapat dihidupkan darimana saja karena sistemnya tidak berurutan.

PENUTUP

Kesimpulan

Setelah melaksanakan praktikum Perawatan dan Perbaikan, mahasiswa menjadi terampil dalam memahami dan merangkai rangkaian panel kontrol air blast, tanur listrik, milling, dan instalasi listrik dan bell pada rumah sakit dengan baik dan benar. Dari praktikum job – job tersebut dapat disimpulkan bahwa:

a. Pada praktikum panel kontrol Tanur Listrik/ Mesin Pemanas, kami dapat memahami bagaimana proses mesin ini untuk memanaskan bahan produksi dan kami juga dapat merangkai rangkaian kontrol mesin pemanas ini dengan baik dan benar. Mesin ini bekerja dalam dua tahap pemanasan yaitu bahan dipanaskan sampai suhu 800o C yang dikendalikan oleh Th11 dan

kemudian dari 800o C - 820o C selang beberapa waktu sampai proses

pemanasan berhenti yang kemudian heater akan dimatikan oleh Th2. Kemudian pintu keluar akan membuka dan lengan mekanik akan mengambil bahan yang telah diproses sehingga masuk dalam tempat penampungan lalu mengenai sensor. Sensor tersebut yang akan

(27)

b. Pada praktikum panel kontrol Air Blast/ Mesin Penghembus Udara, kami dapat memahami bagaimana proses kontrol pemindahan suatu bahan seperti biji-bijian atau tepung ke tempat proses selanjutnya melalui pipa tertutup tanpa berhamburan dimana-mana dengan menggunakan hembusan angin. Kami juga dapat memahami bagaimana merangkai rangkaian kontrol tersebut agar bekerja dengan sempurna. Air blast ini menggunakan dua motor, yaitu satu motor sebagai penghembus udara dan satunya lagi sebagai penggetar. Dapat dikerjakan dengan dua cara yaitu otomatis dan manual.

c. Pada praktikum instalasi penerangan dan bell pada rumah sakit, kami dapat merangkai dan mempraktekkan bagaimana instalasi sistem informasi dengan lampu dan bell pada rumah sakit seperti yang biasa kami lihat pada rumah sakit dan kami pun dapat merangkainya dengan baik dan benar. Kami juga dapat mengetahui bagaimana cara memeriksa kondisi peralatan apakah masih baik untuk digunakan atau tidak, kemudian memperbaiki bagian yang rusak. Instalasi lampu dan bell pada rumah sakit ini prinsipnya sama dengan instalasi-instalasi yang pernah diajarkan tetapi bedanya pada peletakan informasi lampu yang berada pada tempat perawat, pintu blok dan kamar pasien lalu informasi bell pada kamar pasien yang memudahkan pasien untuk memanggil perawat dan juga apabila perawat memberi tanda pada pengunjung untuk segera meninggalkan kamar pasien karena jam kunjungan telah selesai.

(28)

Referensi

Dokumen terkait

Begitu juga pada saat menjelang hari Raya Natal bagi umat Kristen, para penduduk Dusun Balun Khususnya bergotong royong untuk membersihkan makam khusus Kristen tanpa adanya

Dapat disimpulkan bahwa masalah yang dihadapi oleh petani tersebut, jika dibiarkan tentu akan menjadi peghambat dalam pembangunan pertanian, Sementara pelaksanaan kegiatan

Adaptive Light Control (ALC) adalah sistem pengatur lampu depan mobil yang secara otomatis dapat menyesuaikan intensitas lampu sesuai dengan intensitas cahaya lingkungan..

Golongan senyawa aktif apa yang terdapat dalam ekstrak etanol 96% dari kombinasi rimpang kunyit putih Curcuma zedoaria Rosc., dan buah pare Momordica charantia L., pada

Data adalah suatu bahan yang mentah yang jika diolah dengan baik melalui berbagai analisis dapat dilahirkan berbagai informasi. Suharsimi menjelaskan data

Dengan memfasilitasi eksplorasi dan perencanaan karir, menjadi role model , dan mengkomunikasikan ekspektasi terkait pendidikan dan karir kepada anak sejelas dan

Media konvensional yang memasukkan jurnalisme warga ke dalam bagian kebijakan perkembangan mereka cukup banyak, tetapi yang secara khusus membuka pintu untuk menulis blog daring

Pada penelitian ini peneliti menggunaan algoritma Naive Bayes sebagai penghitung probabilitas untuk melakukan prediksi kemungkinana tepat waktu atau tidak tepat waktu