Lampiran 1
SKEMA ALUR PIKIR
Latar Belakang
1. Lebih dari 30 tipe Staphylococcus Sp dapat menginfeksi manusia, kebanyakan disebabkan oleh Staphylococcus aureus. Persentase Staphylococcus aureus
yang merupakan hasil pengkulturan murni dari abses adalah sebesar 0,7-15%.
Abses ditandai adanya kerusakan jaringan yang menghasilkan pus. (Robertson
D, Smith AJ, 2009)
2. Pus yang terjadi karena Staphylococcus aureus patogen menghasilkan koagulase, pigmen kuning, bersifat hemolitik, mencairkan gelatin, serta bersifat
invasif. (Yadav AR, Mani AM, Marawar PP, 2013)
3. Abses periodontal merupakan kasus darurat penyakit periodontal ketiga yang
paling sering terjadi mencapai 6-14%, abses dentoalveolar akut (14-25%) dan
perikoronitis (10-11%) di klinik gigi. (Patel PV, Sheela KG, Patel A, 2011)
4. Selain abses, penyakit infeksi di rongga mulut dijumpai gingivitis, parotitis,
Staphylococcal mucositis, denture stomatitis, angular cheilitis, dan infeksi endodontik. (Warbung YY, Wowor VNS, Posangi J, 2013)
5. Staphylococcus aureus berperan sebagai agen kausatif ataupun faktor predisposisi dalam berbagai penyakit, sehingga menyebabkan infeksi
superfisial pada kulit dan mukosa yang menyebabkan infeksi nosokomial,
septikemia, pneumonia, osteomielitis, gastroenteritis, Toxic Shock Syndrome
(TSS), dan sepsis. (Costa AR, Batistão DWF, Ribas RM, Sousa AM, Pereira
MO, Botelho CM, 2013)
6. Penyakit infeksi yang disebabkan Staphylococcus aureus patogen masih menjadi perhatian di bidang kedokteran dan kedokteran gigi. Hal ini
disebabkan karena tingginya tingkat morbiditas dan mortalitas. (Costa AR,
7. Penelitian di Amerika (2009), 29.4% pasien infeksi nosokomial, 27,7% pasien
penderita endokarditis, 29,8% pasien infeksi Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA), dan 23,3% pasien infeksi Methicillin Susceptible Staphylococcus aureus (MSSA). (Naber CK, 2009)
8. Selain itu, prevalensi penyakit infeksi yang disebabkan Staphylococcus aureus
mencapai 70% di Asia pada tahun 2007 dan di Indonesia mencapai 23,5% pada
tahun 2006. (Affandi A, Andrini F, Lesmana SD, 2009)
9. Salah satu tanaman berkhasiat obat, dikenal dan sudah lama digunakan oleh
masyarakat adalah jambu biji. Bagian dari tanaman yang sering digunakan
sebagai obat tradisional adalah daun dari jambu biji yang mengandung saponin,
quercetin, guayaverin, leukosianidin, minyak atsiri, asam malat, damar, asam
oksalat, dan garam-garam mineral. (Darsono FL, Artemisia SD, 2003 ; Biswas
B, Rogers K, McLaughlin F, Daniels D, Yadav A, 2013 ; Fratiwi Y, 2015)
10. Dalam penelitian Darsono dkk (2003) di Surabaya membuktikan bahwa
ekstrak daun jambu biji dari varietas merah, putih, dan kuning terbukti
memiliki aktivitas antimikroba terhadap Staphylococcus aureus ATCC®
25923TM dengan hasil ekstrak daun jambu biji varietas daging putih
memberikan diameter daerah hambat pertumbuhan yang paling besar
dibandingkan dengan varietas yang lain. Hal ini disebabkan adanya kandungan
flavonoid. (Darsono FL, Artemisia SD, 2003)
Rumusan Masalah
1. Apakah terdapat efektivitas ekstrak daun jambu biji buah putih terhadap
pertumbuhan Staphylococcus aureus yang diisolasi dari abses dan
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun jambu biji buah putih terhadap
pertumbuhan Staphylococcus aureus yang diisolasi dari abses dan Staphylococcus aureus (ATCC® 29213™).
Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis
Untuk mendapatkan konsentrasi kadar hambat minimum dan kadar bunuh
minimum yang tepat dari ekstrak daun jambu biji buah putih terhadap
pertumbuhan Staphylococcus aureus (ATCC® 29213™)
b. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan ekstrak daun jambu biji buah putih dapat
digunakan sebagai obat kumur herbal.
Hipotesa Penelitian
Terdapat efektivitas ekstrak daun jambu biji buah putih terhadap pertumbuhan
Staphylococcus aureus yang diisolasi dari abses dan Staphylococcus aureus
Lampiran 2
ALAT DAN BAHAN PENELITIAN
1
2
3
4
7
8
9
10
13
14
15
16
19
20
21
22
Keterangan:
1. Sarung tangan dan Masker 14. Mueller Hinton Broth (MHB) 2. Timbangan digital 15. Blood Agar (BA)
3. Alat maserasi 16. Suspensi Staphylococcus aureus sesuai 4. Rotary evaporator dengan larutan 0,5 Mc Farland
5. Rak dan Tabung reaksi 17. Media transport (BHI)
6. Gelas laboratorium 18. Kapas lidi steril yang di swabkan ke 7. Inkubator dalam abses
8. Pot plastik 19. Aluminium foil
9. Cawan petri 20. Kapas
10. Blender 21. Bunsen
11. Vortex 22. Akuabides
12. Daun jambu biji buah putih 23. Etanol 70%
Lampiran 3
SKEMA ALUR PENELITIAN
I. Sterilisasi Alat
II. Isolasi Stapylococcus aureus dari pasien penderita abses periodontal
Semua alat yang digunakan dalam penelitian disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121°C selama 15 menit dengan cara:
Cawan Petri dan tip mikropipet, pinset, dan tabung reaksi dibungkus dengan aluminium foil
Gelas ukur ditutup dengan kertas perkamen lalu diikat dengan tali, dan labu erlenmeyer diisi dengan akuadest sebanyak 250 ml lalu ditutup
dengan kapas yang sudah dipadatkan.
Subjek dilakukan insisi dan drainase
Pus yang didapat ditampung dalam media transport (BHI)
Staphylococcus aureus diidentifikasi dengan cara pus ditanam pada media MSA dan BA
Inkubasi dalam inkubator selama 24 jam pada suhu 37°C
Amati pertumbuhan bakteri
Tumbuh Tidak Tumbuh
III.Pembuatan Ekstrak Daun Jambu Biji
Daun jambu biji yang muda dicuci di bawah air mengalir sampai bersih, ditiriskan, diiris tipis-tipis, lalu dikeringkan dengan cara diangin-anginkan.
Blender daun yang sudah kering sampai jadi bubuk
Campur bubuk dengan etanol, aduk selama ± 15 menit selama 5 hari
Hasil di masukkan ke botol maserasi, atur tetesan agar penarikan ekstrak maksimal (20 tetes per menit)
Pasang botol maserasi dan sambungkan dengan kran dengan tepat
Masukkan kapas ke dalam ujung botol dan padatkan, di atas kapas diletakkan kertas saring bulat sehingga melapisi bagian dasar botol
Tampung ekstrak cair pada satu wadah
Lakukan proses rotavaporasi yaitu turunkan posisi labu sampai terendam cairan yang dipanaskan kira-kira ½ dari ukuran labu
Isi kembali hasil maserasi apabila sudah berkurang
Dry freezing ekstrak pada wadah agar diperoleh ekstrak dengan kadar etanol yang lebih rendah
Setelah hasil maserasi menjadi kental seperti coklat yang dilelehkan, hentikan proses rotavaporasi dan pindahkan ke suatu wadah.
Encerkan ekstrak kental dengan akuadest hingga diperoleh ekstrak daun jambu biji dengan konsentrasi 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,125% dan 1,56%
IV. Pembuatan Media Pembiakan Staphylococcus aureus
V. Pembuatan Suspensi Bakteri Staphylococcus aureus
Masukkan bubuk MHB ke dalam 1 L akuadest sebanyak 21 gram
Panaskan selama 2 jam dengan suhu 100°C
Setelah dingin, pindahkan larutan ke dalam suatu tabung steril
Masukkan tabung tersebut ke dalam autoklaf selama 15 menit dengan suhu 121°C
Kemudian penambahan 5 ml darah kambing
Ambil satu koloni Stapylococcus aureus dengan menggunakan ose
Larutkan ke dalam NaCl fisiologis 0,85% sebanyak 20 ml
Sesuaikan kekeruhan suspensi standard larutan 0,5 Mc Farland untuk memperoleh suspensi bakteri yang
VI. Pengujian Ekstrak Daun Jambu Biji Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus yang diisolasi dari abses dengan Staphylococcus aureus (ATCC® 29213™)
Ke dalam 8 tabung reaksi
diteteskan 1 ml media MHB ( )
Pada tabung ke-1, teteskan 1 ml ekstrak daun jambu biji buah putih dengan konsentrasi
50%, vortex hingga homogen
Pada tabung ke-2, teteskan 1 ml ekstrak daun jambu biji buah putih dengan konsentrasi 25% , vortex hingga homogen
Pada tabung ke-3, teteskan 1 ml ekstrak daun jambu biji buah putih dengan konsentrasi
12,5% , vortex hingga homogen
50%
50% 25%
Pada tabung ke-4, teteskan 1
ml ekstrak daun jambu biji buah putih dengan konsentrasi
6,25%, vortex hingga homogen
Pada tabung ke-5, teteskan 1 ml ekstrak daun jambu biji buah putih dengan konsentrasi
3,125%, vortex hingga homogen
Pada tabung ke-6, teteskan 1 ml ekstrak daun jambu biji buah putih dengan konsentrasi
1,56% , vortex hingga homogen
Pada tabung ke-7, teteskan 1 ml formaldehyde 40%, vortex
hingga homogen
Pada tabung ke-8, tambahkan 1 ml akuabides, vortex hingga
Pada setiap tabung,tambahkan 1 ml suspensi Staphylococcus
aureus
Vortex hingga homogen
Eramkan deretan tabung dalam inkubator suhu 37°C selama 24 jam jam
Perhatikan tabung mana yang terbentuk endapan pada dasar
tabung ( ) dan mana yang tidak ( )
Tabung dengan konsentrasi terendah yang tidak terbentuk
endapan KHM
KHM
50% 25% 12,5% 6,25% 3,125% 1,56% F Aq
50% 25% 12,5% 6,25% 3,125% 1,56% F Aq 50% 25% 12,5% 6,25% 3,125% 1,56% F Aq
Tabung yang tidak terbentuk endapan dilakukan subkultur
pada Blood Agar
Cawan petri dengan konsentrasi terendah yang tidak terdapat pertumbuhan
bakteri KBM
Lakukan hal yang sama menggunakan Staphylococcus aureus
(ATCC® 29213™)
Gambar 25. Hasil KHM dan KBM Ekstrak Daun Jambu Biji Buah Putih Terhadap Pertumbuhan
Staphylococcusaureus yang Diisolasi dari Abses
Gambar 26. Hasil KHM dan KBM Ekstrak Daun Jambu Biji Buah Putih Terhadap Pertumbuhan
Staphylococcus aureus (ATCC® 29213™)
25
Lampiran 4
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN
Selamat pagi Bapak/Ibu
Bersama ini saya Jojor Sinurat, saat ini sedang menjalani pendidikan dokter gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Saya akan mengadakan penelitian dengan judul “Efektivitas Ekstrak Daun Jambu Biji Buah Putih Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus dari Abses dan Staphylococcus
aureus (ATCC® 29213™)”.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun jambu biji buah putih terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus yang diisolasi dari abses dan Staphylococcus aureus (ATCC® 29213™). Manfaat dari penelitian ini secara umum adalah untuk mendapatkan konsentrasi Kadar Hambat Minimum (KHM) dan Kadar Bunuh Minimum (KBM) yang tepat dari ekstrak daun jambu biji buah putih terhadap bakteri Staphylococcus aureus yang diisolasi dari abses dengan
Staphylococcus aureus (ATCC® 29213™).
Bapak/Ibu, penggunaan obat antibakteri yang tersedia saat ini di apotik memiliki indikasi/menyebabkan iritasi mukosa, rasa mual, muntah serta infeksi pada rongga mulut. Hal inilah perlunya penelitian tentang tanaman herbal karena dianggap lebih aman untuk dikonsumsi, peneliti melakukan penelitian salah satu tanaman herbal yaitu ekstrak daun jambu biji terhadap bakteri Staphylococcus aureus yang diperoleh dari abses rongga mulut. Oleh karena itu, manfaat penelitian ini kedepannya diharapkan ekstrak daun jambu biji buah putih dapat digunakan sebagai obat kumur herbal.
Perlakuan yang diterima oleh Bapak/Ibu adalah pertama kali saya akan memilih peserta penelitian sesuai dengan persyaratan yang ditentukan kemudian Bapak/Ibu akan menandatangani surat tanda turut serta dalam penelitian ini. Selanjutnya, Bapak/Ibu akan mengisi lembar pertanyaan yang kami berikan, kemudian dokter gigi akan melakukan insisi dan drainase, kemudian akan dilakukan pengambilan nanah yang terinfeksi bakteri dengan kapas lidi steril dan waktu yang diperlukan dengan penelitian ini yaitu 30 menit per orang.
Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela bukan paksaan dan Bapak/Ibu dapat mengundurkan diri. Pada penelitian ini identitas Bapak/Ibu akan dijamin kerahasiaannya. Bila data Bapak/Ibu dipublikasikan kerahasiaan akan tetap terjaga. Semua biaya penelitian ini akan ditanggung oleh saya sendiri sebagai peneliti dan tidak akan melibatkan Bapak/Ibu. Sebagai bentuk terima kasih atas partisipasi Bapak/Ibu, saya akan memberikan souvenir berupa sikat gigi dan pasta gigi. Jika selama menjalankan penelitian ini ada keluhan atau merasa terganggu kenyamanan, Bapak/Ibu dapat langsung menghubungi saya:
Nama : Jojor Sinurat No.HP : 085262320294
Demikian informasi ini saya sampakan. Atas bantuan, partisipasi, dan kesediaan waktu Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih.
Medan, Januari 2016
Peneliti,
Lampiran 5
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN
(INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Setelah mendapat keterangan dan penjelasan secara lengkap pada penelitian yang
berjudul :
Efektivitas Ekstrak Daun Jambu Biji Buah Putih terhadap Pertumbuhan
Staphylococcus aureus dari Abses dan Staphylococcus aureus
(ATCC® 29213™)
Maka dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan saya menandatangani dan
menyatakan bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini.
Medan, Januari 2016
Peserta penelitian,
Lampiran 6
DEPARTEMEN BIOLOGI ORAL FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI BUAH PUTIH TERHADAP PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus DARI ABSES DAN
Staphylococcus aureus (ATCC® 29213™)
NO. :
TANGGAL :
KUESIONER PENELITIAN
A. Data Responden
Isilah data-data di bawah ini:
1. Nama :
Jawablah pertanyaan ini dengan baik dan benar
1. Apakah Bapak/Ibu memiliki penyakit sistemik? (sakit gula, darah tinggi,
jantung, dll)
a. Ya b. Tidak
2. Jika ya, apakah penyakit sistemik Bapak/Ibu terkontrol?
3. Apakah Bapak/Ibu sedang meminum obat penghilang rasa sakit dalam
upaya menyembuhkan bengkak yang terdapat di gusi?
a. Ya b. Tidak
C. Pemeriksaan Intra Oral
1. Terdapat pembengkakan di rongga mulut
a. Ya b. Tidak
2. Pembengkakan berisi pus (nanah)
a. Ya b. Tidak
3. Nyeri saat ditekan
a. Ya b. Tidak
4. Jenis abses
Abses Gingiva
Abses Periodontal
Abses Perikoronal
5. Lokasi abses ...
6. Penyebab terjadinya abses ...
Keterangan:
Memenuhi Kriteria
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
HASIL UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SECARA IN VITRO EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI BUAH PUTIH TERHADAP PERTUMBUHAN
Staphylococcus aureus DARI ABSES DAN
Staphylococcus aureus (ATCC® 29213™)
Tabel 4. Hasil pengujian konsentrasi KHM ekstrak daun jambu biji buah putih terhadap Staphylococcus aureus yang diisolasi dari abses
Tabung Bahan uji Ulangan
1
Tabel 5. Hasil pengujian konsentrasi KBM ekstrak daun jambu biji buah putih terhadap Staphylococcus aureus yang diisolasi dari abses
Petri Bahan uji Ulangan
Keterangan : (+) = terdapat pertumbuhan koloni (-) = tidak terdapat pertumbuhan koloni
Tabel 6. Hasil pengujian konsentrasi KHM ekstrak daun jambu biji buah putih terhadap Staphylococcus aureus ATCC 29213
Tabung Bahan uji Ulangan
7 Formaldeyde 40% - - - -
8 Akuabides + + + +
Keterangan : (+) = terbentuk endapan pada dasar tabung (-) = tidak terbentuk endapan pada dasar tabung
Tabel 7. Hasil pengujian konsentrasi KBM ekstrak daun jambu biji buah putih terhadap Staphylococcus aureus ATCC 29213
Petri Bahan uji Ulangan 1 Ekstrak daun jambu biji
buah putih 50%
- - - -
2 Ekstrak daun jambu biji buah putih 25%
- - - -
3 Ekstrak daun jmbu biji buah putih 12,5%
- - - -
4 Ekstrak daun jambu biji buah putih 6,25%
- - - -
5 Ekstrak daun jambu biji buah putih 3,125%
- - - -
6 Ekstrak daun jambu biji buah putih 1,56%
+ + + +
7 Formaldeyd e 40% - - - -
8 Akuabides + + + +
Lampiran 11
HASIL UJI STATISTIK
Frequencies
Statistics
KHM_KLINIS KBM_KLINIS KHM_ATCC KBM_ATCC
N Valid 4 4 4 4
Missing 0 0 0 0
Median 3.125 6.250 1.560 3.125
Frequency Table
KHM_KLINIS
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 3.125 3 75.0 75.0 75.0
6.250 1 25.0 25.0 100.0
Total 4 100.0 100.0
KBM_KLINIS
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 6.250 3 75.0 75.0 75.0
12.500 1 25.0 25.0 100.0
KHM_ATCC
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1.560 4 100.0 100.0 100.0
KBM_ATCC
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent