• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDEKATAN PEMBELAJARAN GURU FIQIH DALAM PENINGKATAN PEMAHAMAN IBADAH SISWA DI MTs AL- MA’ARIF TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENDEKATAN PEMBELAJARAN GURU FIQIH DALAM PENINGKATAN PEMAHAMAN IBADAH SISWA DI MTs AL- MA’ARIF TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

71

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Setelah ditemukan beberapa data yang diinginkan, baik dari hasil

penelitian observasi, wawancara dan dokumentasi maka peneliti akan

menganalisa data temuan yang ada dan modifikasi teori yang ada kemudian

membangun teori yang baru serta menjelaskan “pendekatan pembelajaran

guru fiqih dalam peningkatan pemahaman ibadah siswa di MTs Al-Ma’arif

Tulungagung”. Adapun data – data yang dipaparkan dan dianalisa oleh

peneliti sesuai dengan fokus penelitian, yaitu :

1. Bagaimana strategi pembelajaran guru fiqih dalam peningkatan

pemahaman ibadah siswa di MTs Al-Ma’arif Tulungagung.

2. Bagaimana metode pembelajaran guru fiqih dalam peningkatan

pemahaman ibadah siswa di MTs Al-Ma’arif Tulungagung.

3. Bagaimana teknik dan taktik pembelajaran guru fiqih dalam peningkatan

pemahaman ibadah siswa di MTs Al-Ma’arif Tulungagung.

Seluruh data yang terkumpul yang penulis dapatkan akan disajikan

dalam bentuk deskriptif, yaitu dengan menjelaskan melalui uraian kata

sehingga menjadi kalimat yang mudah dipahami agar data yang disajikan

lebih terarah dan memperoleh gambaran yang jelas dari hasil penelitian.

Maka penulis menjabarkannya menjadi tiga bagian berdasarkan urutan

(2)

menjadi tiga bagian berdasarkan urutan permasalahannya, yaitu sebagai

berikut :

1. Strategi pembelajaran guru fiqih dalam peningkatan pemahaman ibadah siswa di MTs Al-Ma’arif Tulungagung.

Dalam proses pembelajaran, pendidik harus memiliki strategi agar

peserta didik dapat belajar secara efektif. Guru pada lembaga pendidikan

formal seperti madrasah dan sekolah memiliki berbagai macam

karakteristik mengajar. Antara guru yang satu dengan yang lain tentu

memiliki gaya mengajar yang berbeda dan strategi pembelajaran sesuai

dengan kreatifitasnya. Menurut pandangan penulis, karakteristik

mengajar adalah ciri khas atau bentuk gaya mengajar dari seorang guru

yang melekat pada diri orang tersebut. Strategi pembelajaran harus

mengandung penjelasan tentang metode atau prosedur, teknik dan taktik

yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung. artinya,

metode atau prosedur, teknik dan taktik pembelajaran merupakan bagian

dari strategi pembelajaran. Sesuai dengan hasil wawancara dengan guru

mata pelajaran fiqih di MTs Al-Ma’arif Tulungagung Bu Sunsufi

mengatakan bahwa :

Hubungan strategi, metode, teknik dan taktik sangat erat sekali karena tanpa itu proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan lancar, dan juga setiap anak tidak sama antara satu dengan yang lainnya. Maka dari itu sebagai seorang pendidik harus pandai – pandai menggunakan strategi, metode, teknik dan taktik yang tepat guna menunjang motivasi belajar peserta didik. Selain itu guru harus pintar dalam memilih strategi agar pada saat pembelajaran siswa tidak merasa bosan dan mengantuk.1

1

(3)

Seorang guru dalam pembelajaran harus berorientasi pada tujuan

pembelajaran. Untuk mencapai tujuan tersebut secara otomatis guru

harus mempunyai perencanaan yang matang sekaligus mendesain strategi

dan metode pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Hubungan antara strategi, tujuan dan metode pembelajaran dapat

digambarkan sebagai satu kesatuan sistem yang bertitik tolak dari

penentuan tujuan pembelajaran, pemilihan strategi pembelajaran dan

perumusan tujuan yang selanjutnya di implementasikan ke dalam

berbagai metode yang relevan selama proses pembelajaran berlangsung.

Sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh ibu Sunsufi bahwa:

Strategi dalam sebuah pembelajaran sangatlah penting. Sebab tanpa strategi suatu pembelajaran tidak akan tercapai sebuah tujuan dari pembelajaran. Maka dari itu pemilihan strategi juga sangat penting. Dalam pemilihan strategi juga perlu adanya pertimbangan dari berbagai hal, diantaranya pertimbangan dengan tujuan yang ingin dicapai, pertimbangan dengan materi pembelajaran dan juga pertimbangan dari sudut peserta didik.2

Pak Adip selaku guru fiqih juga mengatakan hal yang sama, yaitu:

Penggunaan strategi yang tepat proses pembelajaran akan lebih efektif dan efisien serta akan lebih cepat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar adalah tercapainya tujuan pengajaran. Apapun yang termasuk perangkat program pengajaran dituntut secara mutlak untuk menunjang tercapainya tujuan.3

2

Wawancara dengan Ibu Sunsufi Selaku Guru Fiqih, Tanggal 3 April 2018 3

(4)

Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan

lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik di kelas.

Salah satu kegiatan yang harus guru lakukan adalah melakukan

pemilihan dan penentuan strategi yang bagaimana yang akan dipilih

untuk mencapai tujuan pengajaran. Strategi yang digunakan dalam

peningkatan pemahaman ibadah di MTs Al-Ma’arif Tulungagung, Bu Sunsufi Mengatakan bahwa :

Selama pembelajaran fiqih untuk peningkatan pemahaman ibadah peserta didik, setelah saya pertimbangkan strategi yang cukup relevan dengan materi pembelajaran dan kondisi peserta didik saya menggunakan strategi espositori dan strategi Contextual Teaching and Learning (CTL). Ketika saya menggunakan strategi ekspositori pendekatan yang saya gunakan adalah pendekatan yang berpusat pada guru (teacher center). Strategi yang kedua yakni strategi

Contextual Teaching and Learning (CTL) pendekatan yang saya gunakan adalah pendekatan yang berpusat pada peserta didik

(student center). Alasan saya menggunakan kedua strategi tersebut karena strategi ekspositori cukup efektif jika digunakan dalam pembelajaran fiqih, karena strategi ini berpusat pada guru, jadi guru memberikan contoh cara beribadah yang baik dan benar kemudian peserta didik menirukan sampai bisa. Selain itu untuk mengatasi kejenuhan peserta didik saya gunakan strategi Contextual Teaching and Learning (CTL), karena strategi ini berpusat pada peserta didik, jadi peserta didik dapat mencari dan menemukan sendiri jawaban dari masalah yang dipertanyakan dan dikaitkan dalam kehidupan sehari – hari. Sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing.4

Titri Andiani, selaku siswa MTs Al-Ma’arif Tulungagung juga

mengatakan :

Strategi yang digunakan bu sunsufi dalam pembelajaran pemahaman ibadah ini sungguh sangat efisien, karena kami dapat

4

(5)

memahami dan kami dapat mencari masalah sendiri dalam kehidupan sehari – hari tentang ibadah.5

Sesuai dengan pernyataan Bu Sunsufi, maka dapat diketahui bahwa

strategi yang dilakukan dalam pembelajaran guru fiqih dalam

peningkatan pemahaman ibadah, yaitu guru menggunakan strategi

ekspositori dan strategi Contextual Teaching Learning (CTL). Hal ini

berdasarkan pertimbangan dengan materi pembelajaran dan kondisi

peserta didik.

Selain itu peneliti mengamati dan mengobservasi proses

pembelajaran tersebut dari awal sampai akhir sebagaimana observasi

pada tanggal 4 April 2018. Pada kegiatan awal di kelas guru memberi

salam kepada peserta didik dan peserta didik membalas salam dari guru.

Setelah itu peserta didik tadarus bersama – sama untuk mengawali proses pembelajaran lalu guru mengabsen peserta didik dan memeriksa

kerapihan pakaian, posisi, tempat duduk dan kebersihan kelas. Lalu

setelah peserta didik menyimak penjelasan guru tentang indikator yang

akan dicapai pada materi yang akan disampaikan.6

Sebelum memulai pembelajaran, guru memberikan stimulus untuk

memotivasi peserta didik agar bisa memahami tentang ibadah. Sesuai

dengan pernyataan Bu Sunsufi selaku guru fiqih di MTs Al-Ma’arif Tulungagung, sebagai berikut :

5

Wawancara dengan Titri Andiani Selaku Siswi di MTs Al-Ma’arif Tulungagung, Tanggal 5 April 2018

6

(6)

Sebelum terjun mengajar yang pertama harus ditekankan, yaitu memberikan motivasi kepada peserta didik agar bisa memahami tentang ibadah. Untuk dapat belajar dengan baik diperlukannya motivasi yang baik agar tumbuh semangat untuk mempelajari tentang ibadah. Karena motivasi sangat berpengaruh terhadap hasil belajar seseorang. Memberikan motivasi kepada peserta didik berarti menggerakkan seseorang agar ia mau atau ingin melakukan sesuatu, yakni mampu memahami tentang ibadah.7

Dari pernyataan Bu Sunsufi diatas diketahui bahwa, ketika masuk

kelas beliau tidak langsung menyampaikan materi pelajaran guru

memberikan motivasi agar peserta didik semangat untuk mempelajari

tentang ibadah serta mengadakan suatu interaksi dalam upaya

menyiapkan peserta didik untuk belajar sehingga ketika pelajaran dimulai

peserta didik sudah benar – benar memperhatikan apa yang disampaikan

oleh guru.

Kemudian masuk ke kegiatan inti, peserta didik menyiapkan buku

pelajaran untuk memulai pembelajaran. Pada pembelajaran kali ini

strategi yang digunakan pada pembelajaran adalah strategi ekspositori

dengan pendekatan yang berpusat pada guru (teacher center). Guru

mengawali pembelajaran dengan membaca Al-Qur’an bersama – sama. Setelah itu dilanjutkan dengan materi pembelajaran ibadah. Ketika guru

mendapati salah satu peserta didik yang dianggap menggangu jalannya

kegiatan belajar mengajar, guru mengambil tindakan punhisment seperti

menyuruh peserta didik untuk membaca surat – surat pendek di depan

kelas. Sebagaimana observasi yang dilakukan pada tanggal 2 April 2018.

Peneliti mengamati seluruh proses pembelajaran di kelas dari awal

7

(7)

sampai akhir dan menemukan hambatan dalam proses pembelajaran di

kelas, yaitu adanya peserta didik yang menggangu peserta didik lainnya

seperti mengajak mengobrol teman sebangkunya yang dianggap

mengganggu jalannya kegiatan belajar mengajar.

Terakhir kegiatan penutup, peserta didik merefleksi pembelajaran

dan menyimak kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tugas – tugas individu yang diberikan guru. Lalu guru menyampaikan tema materi

yang akan disampaikan pada pertemuan yang akan datang dan guru

mengingatkan peserta didik agar senantiasa belajar tentang ibadah

dirumah dan menutup pembelajaran dengan do’a penutup.8

Gambar 4.1 : RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)9

8

Observasi Pada pembelajaran Fiqih di Kelas VII B, Tanggal 4 April 2018 9

(8)

2. Metode pembelajaran guru fiqih dalam peningkatan pemahaman ibadah siswa di MTs Al-Ma’arif Tulungagung.

Seorang guru harus pandai – pandai dalam memilih metode yang tepat guna mengaktifkan proses pembelajaran di kelas. Metode ceramah,

metode tanyajawab, mtode diskusi dan metode demonstrasi memang

metode yang paling mudah dalam pembelajaran ibadah, tetapi yang perlu

diingat bahwa metode tersebut bukan tanpa hambatan karena banyak

peserta didik yang merasa bosan dan mengalihkan perhatiannya kepada

hal-hal lain. Dalam melaksanakan metode pembelajaran ada beberapa

tahap, yang pertama adalah pendahuluan guru diharapkan dapat menarik

minat peserta didik atas materi pelajaran yang akan disampaikan, dengan

menjelaskan tujuan pembelajaran dan melakukan apersepsi berupa

kegiatan yang merupakan jembatan antara pengetahuan lama dengan

pengetahuan baru yang akan dipelajari.

Pendidik harus memahami bahwasannya setiap peserta didik

memiliki tingkat keragaman yang berbeda satu sama lain. Dalam konteks

ini, kegiatan pembelajaran perlu di desain agar masing – masing peserta

didik dapat mengembangkan potensinya secara optimal dengan

memberikan kesempatan dan kebebaan secara konstruktif. Ini merupakan

bagian dari pengembangan kreativitas peserta didik.

Bahan pelajaran yang disampaikan tanpa memperhatikan

pemakaian metode justru akan mempersulit bagi guru dalam mencapai

(9)

pengajaran salah satunya disebabkan oleh pemilihan metode yang kurang

tepat. Kelas yang kurang bergairah dan kondisi anak didik yang kurang

kreatif dikarenakan penentuan metode yang kurang sesuai dengan sifat

bahan dan tidak sesuai dengan tujuan pengajaran. Karena itu dapat

dipahami bahwa metode adalah suatu cara yang memiliki nilai strategis

dalam kegiatan belajar mengajar. Nilai strategisnya adalah metode dapat

mempengaruhi jalannya kegiatan belajar mengajar.

Metode guru dalam mengajar seharusnya berkembang sesuai

dengan zaman. Tidak hanya menggunakan metode yang lama akan tetapi

harus lebih dikembangkan dan sesuai dengan perkembengan pendidikan

saat ini. Dalam pandangan Bu Sunsufi selaku guru mata pelajaran Fiqih,

bahwa :

Memang untuk pelajaran fiqih khususnya pada pembelajaran ibadah sebagian besar metode yang digunakan guru adalah metode ceramah, tanyajwab, diskusi dan demonstrasi, makanya peserta didik sering merasa jenuh pada saat pelajaran. Hal ini dapat dilihat dari pandangan peserta didik yang ngobrol dengan teman sebangku, melamun, atau bermain sendiri. Hal ini dapat diatasi dengan cara guru mengatur strategi untuk mengaktifkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.10

Seorang guru harus pandai – pandai dalam memilih metode yang

tepat guna mengaktifkan proses pembelajaran di kelas. Metode ceramah,

tanyajawab, diskusi dan demonstrasi memang metode yang paling mudah

dalam pembelajaran ibadah, tetapi yang perlu diingat bahwa metode

tersebut bukan tanpa hambatan, karena banyak peserta didik yang merasa

bosan dan mengalihkan perhatiannya kepada hal – hal lain, pemilihan

10

(10)

metode mengajar yang tepat dapat mempermudah guru dalam

pelaksanaan pembelajaran.

Bahan pelajaran yang disampaikan tanpa memperhatikan

pemakaian metode justru akan mempersulit bagi guru dalam mencapai

tujuan pengajaran. Pengalaman membuktikan bahwa kegagalan

pengajaran salah satunya disebabkan oleh pemilihan metode yang kurang

tepat. Kelas yang kurang bergairah dan kondisi anak didik yang kurang

kreatif dikarenakan penentuan metode yang kurang sesuai dengan sifat

bahan dan tidak sesuai dengan tujuan pengajaran. Karena itu dapat

dipahami bahwa metode adalah suatu cara yang memiliki nilai strategis

dalam kegiatan belajar mengajar, nilai strategisnya adalah metode dapat

mempengaruhi jalannya kegiatan belajar mengajar.

Umi Risqiati, Selaku siswi MTs Al-Ma’arif Tulungagung

mengatakan bahwa :

Penggunaan metode yang bu sunsufi terapkan sungguh variatif setiap pembelajaran metode yang diterapkan berganti – ganti. Sehingga siswa tidak merasa bosan ketika pembelajaran dan siswa menjadi paham tentang pelajaran ibadah.11

Selain itu peneliti mengamati dan mengobservasi proses

pembelajaran tersebut, dahulu Bu Sunsufi hanya menggunakan metode

ceramah. Ternyata hal tersebut berdampak besar pada kelas VII B, yaitu

prestasinya terendah dari kelas – kelas yang lainnya. Setelah mengetahui hal tersebut Bu Sunsufi mengubah metode pembelajarannya, yaitu

11

(11)

menjadi metode ceramah, tanyajawab, diskusi dan demonstrasi. Setelah

metode pembelajarannya dirubah prestasi di kelas tersebut meningkat.12

Gambar 4.2 : Metode Pembelajaran Fiqih13

2. Teknik dan taktik pembelajaran guru fiqih dalam peningkatan pemahaman ibadah siswa di MTs Al-Ma’arif Tulungagung.

Dalam pembelajaran seorang pendidik mempunyai teknik dan

taktik sendiri – sendiri. Begitupun juga dengan Ibu Sunsufi dalam membina ibadah di sekolah ini, yaitu menggunakan teknik dan taktik

ceramah dan demonstrasi. Menurut beliau teknik dan taktik ini sangat

efisien dalam peningkatan pemahaman ibadah.

Bapak Adip Samsul Masduki, juga mengatakan, bahwa:

12

Observasi Pada pembelajaran Fiqih di Kelas VII B, Tanggal 4 April 2018 13

(12)

Penggunaan teknik dan taktik ceramah dan demonstrasi sangatlah efektif dan efisien digunakan dalam pembelajaran ini, tetapi yang perlu diingat bahwa teknik dan taktik tersebut bukan tanpa hambatan karena banyak peserta didik yang merasa bosan dan mengalihkan perhatiannya kepada hal – hal lain. Hal ini dapat diatasi dengan gaya mengajar guru yang interaktif dan memunculkan sedikit humor agar kelas tidak menjenuhkan dan meningkatkan perhatian peserta didik. Selain itu pemilihan teknik dan taktik yang tepat dapat mempermudah guru dalam pelaksanaan pembelajaran.14

Titri Andiani, selaku siswi di MTs Al-Ma’arif Tulungagung juga mengatakan bahwa:

Penggunaan teknik dan taktik ceramah dan demonstrasi sangat membantu dalam pembelajaran pemahaman ibadah, selain kita mendapat teori kita juga mendapat contoh praktek cara ibadah yang benar.15

Selain itu peneliti mengamati dan mengobservasi proses

pembelajaran tersebut, disana peneliti mengamati bahwa Bu Sunsufi dalam

proses pembelajaran menggunakan banyak variasi gaya mengajar serta

memberikan sedikit hiburan dengan lelucon tetapi mengenang terhadap

materi yang disampaikan. Hal ini berguna untuk mencegah dan mengatasi

gangguan – gangguan pada peserta didik yang nantinya membuat kegiatan

belajar mengajar tidak berjalan sesuai dengan harapan. Maka dari itu guru

dituntut untuk mempunyai rasa humor (sense of humor) di dalam

pembelajaran.16

14

Wawancara dengan Bapak Adip Samsul Masduki Selaku Guru Fiqih, Tanggal 5 April 2018

15

Wawancara dengan Titri Andiani Selaku Siswi di MTs Al-Ma’arif Tulungagung, Tanggal 5 April 2018

16

(13)

Gambar 4.3 : Suasana Pembelajaran di Kelas17

B. Temuan Penelitian

Temuan penelitian ini, mengemukakan data yang diperoleh dari hasil

penelitian mengenai “Pendekatan Pembelajaran Guru Fiqih Dalam

Peningkatan Pemahaman Ibadah di MTs Al-Ma’arif Tulungagung”.

1. Strategi pembelajaran guru fiqih dalam peningkatan pemahaman ibadah di MTs Al-Ma’arif Tulungagung.

Dari paparan data lapangan terkait dengan fokus penelitian yang

pertama diatas dapat ditemukan, bahwa strategi pembelajaran dalam

peningkatan pemahaman ibadah di Madrasah Tsanawiyah Al-Ma’arif Tulungagung ternyata memiliki beberapa kecenderungan seperti dibawah

ini :

17

(14)

a. Guru menerapkan empat tahap pekerjaanya secara profesional, yaitu

perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi

pembelajaran dan tindak lanjut.

b. Guru menerapkan strategi pembelajaran strategi ekspositori dan

Contextual Teaching and Learning (CTL) sebagai upaya untuk

mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal.

c. Selain strategi atau upaya yang telah disebutkan, guru selalu

memberi contoh dan siswa menirukan bersama – sama. Sehingga peserta didik dengan mudah dan senang hati menirukan apa yang

dicontohkan. Guru selalu memberikan motivasi dan wejangan untuk

terus meningkatkan pemahaman dan mempraktekan tentang ibadah

dan mengamalkan nilai – nilai yang terkandung di dalamnya.

2. Metode pembelajaran guru fiqih dalam peningkatan pemahaman ibadah di MTs Al-Ma’arif Tulungagung.

Untuk menerapkan metode guru fiqih dalam peningkatan

pemahaman ibadah di MTs Al-Ma’arif Tulungagung, guru memberi

pembekalan materi kepada para murid berupa metode ceramah,

tanyajawab, diskusi dan demonstrasi. Dimana metode ini dirasa cukup

efektif dalam mempengaruhi siswa dalam hal beribadah setiap hari dan

memberikan materi di dalam kelas, tapi tidak semua siswa bisa

melaksanakannya seperti halnya siswa yang jarang masuk ini menjadi hal

(15)

praktik tidak bisa dilaksanakan hanya dengan satu kali minimal

dilakukan dua kali. Dalam melakukan praktik juga harus disiapkan

kesabaran karena karakter siswa yang berbeda – beda, sabar merupakan penunjang agar pengajaran praktik sesuai dengan yang diinginkan.

3. Teknik dan taktik pembelajaran guru fiqih dalam peningkatan pemahaman ibadah di MTs Al-Ma’arif Tulungagung.

Para peserta didik lebih paham pada guru dengan penggunaan

teknik dan taktik ceramah dan demonstrasi dari pada menggunakan

teknik dan taktik lainnya. Guru pun juga memberikan rasa humor (sense

of humor) di dalam pembelajaran sehingga peserta tidak bosan. Peserta

didik bisa melaksanakan langsung apa – apa yang dilaksanakan oleh

guru. Bu Sunsufi selaku guru fiqih. Beliau berkata, “hasil dari teknik dan taktik ceramah dan demonstrasi dalam peningkatan pemahaman ibadah

yang saya terapkan terhadap peserta didik sangat baik dalam pemahaman

materi yang saya berikan karena peserta didik juga ikut berpartisipasi

langsung”.

C. Analisis Data

Setelah data diolah dan disajikan dalam penjelasan dan uraian, maka

langkah selanjutnya adalah menganalisis data, penulis memberikan analisis

secara sederhana. Sehingga pada akhirnya dapat memberikan gambaran yang

(16)

1. Strategi pembelajaran guru fiqih dalam meningkatkan pemahaman ibadah di MTs Al-Ma’arif Tulungagung.

Berdasarkan paparan data diatas, pendekatan pembelajaran guru

fiqih dalam peningkatan pemahaman ibadah, sebelum melakukan proses

belajar mengajar Bu Sunsufi melakukan strategi terlebih dahulu, strategi

yang digunakan, yaitu strategi ekspositori dan strategi Contextual

Teaching and Learning (CTL), dengan menggunakan strategi ini siswa

mampu memahami pelajaran yang disampaikan. Sehingga tujuan

pembelajaran yang diharapkan Bu Sunsufi tercapai.

2. Metode pembelajaran guru fiqih dalam peningkatan pemahaman ibadah di MTs Al-Ma’arif Tulungagung.

Untuk menerapkan metode guru fiqih dalam pemahaman ibadah di

MTs Al-Ma’arif Tulungagung, guru memberi pembekalan materi kepada

para murid berupa metode ceramah, tanya jawab, diskusi dan

demonstrasi. Dimana metode ini dirasa cukup efektif dalam

mempengaruhi siswa dalam hal beribadah setiap hari dan memberikan

materi di dalam kelas , tetapi tidak semua siswa bisa melaksanakannya

seperti halnya siswa yang jarang masuk ini menjadi hal yang sangat sulit.

Kemudian guru memberikan praktik secara nyata, praktik tidak bisa

dilaksanakan hanya dengan satu kali minimal dua kali. Tempat yang

digunakan untuk praktik juga harus disiapkan, dalam praktik kesabaran

(17)

Karena kesabaran merupakan penunjang agar pengajaran praktek sesuai

dengan yang diinginkan. Peserta didik belum tentu memahami materi

yang akan diajarkan jika para peserta didik tidak memperhatikan materi

yang diberikan.

3. Teknik dan taktik pembelajaran guru fiqih dalam peningkatan pemahaman ibadah di MTs Al-Ma’arif Tulungagung.

Dalam meningkatkan pemahaman ibadah, Bu Sunsufi mempunyai

teknik dan taktik pembelajaran tersendiri. Teknik dan taktik yang

digunakan, yaitu teknik dan taktik ceramah dan demonstrasi, menurut

beliau teknik dan taktik ini sangatlah efektif digunakan dalam

peningkatan pembelajaran ibadah. Karena teknik dan taktik ini mampu

mengatasi masalah situasi dan jumlah siswa dalam suatu kelas.

Dalam pembelajaran Bu Sunsufi selalu memberikan rasa humor

(sense of humor) dalam pembelajaran beribadah dengan rasa humor itu

Gambar

Gambar 4.1 : RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)9
Gambar 4.2 : Metode Pembelajaran Fiqih13
Gambar 4.3 : Suasana Pembelajaran di Kelas17

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Locus of Control dan kompleksitas tugas mempengaruhi kinerja internal auditor dan budaya Tri Hita Karana sebagai

Duduk di matras, dengan mainan di depannya dan badan condong kedepan, tegak kembali tanpa lengan menopang. Duduk di matras dan menyentuh mainan yang berada

Terlentang, meraih dengan lengan kanan, tangan menyilang garis tengah tubuh menyentuh mainan. Terientang, berguling ke tengkui'ap melalui sisi kiri

Pengaruh Latihan Penguatan Duduk-Berdiri dengan Periodisasi terhadap Gross Motor Function Measure Dimensi D dan E Cerebral Palsy Spastik Diplegi.. Galuppi: Development and

dengan kerangka kerja penghidupan berkelanjutan (Sustainable Livelihood Framework).

[r]

Mata kuliah ini mengkaji tentang dasar-dasar pendidikan jasmani, pembahasan dimulai dari makna pendidikan dan pendidikan jasmani serta perkembangan konsep dan istilah

Judul Skripsi : “ FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG MINAT MAHASISWA UNTUK MENONTON PROGRAM ACARA ON THE SPOT DI TRANS 7” (Studi Analisis Pada Mahasiswa Jurusan