• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG MINAT MAHASISWA UNTUK MENONTON PROGRAM ACARA ON THE SPOT DI TRANS 7 (Studi Analisis Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2010)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG MINAT MAHASISWA UNTUK MENONTON PROGRAM ACARA ON THE SPOT DI TRANS 7 (Studi Analisis Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2010)"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

i FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG MINAT MAHASISWA UNTUK MENONTON PROGRAM ACARA ON THE SPOT DI TRANS 7

(Studi Analisis Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2010)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Disusun Oleh : TOHA YUAFIQ NIM : 08220132

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

ii LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Toha Yuafiq

Nim : 08220132

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : “FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG MINAT MAHASISWA UNTUK MENONTON PROGRAM ACARA ON THE SPOT DI TRANS 7” (Studi Analisis Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2010)

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang dan Dinyatakan LULUS

Pada Hari : Sabtu

Tanggal : 25 Januari 2014 Tempat : Ruang 611

Mengesahkan, Dekan FISIP

Dr. Asep Nurjaman, M.Si Dosen Penguji :

(3)

iii KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum wa Rahmatullah wa Barakatuh

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada :

1. Nasrullah S.Sos, M,Si dan Tutik Sulistyowati M,Si, selaku dosen pembimbing yang bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan skripsi ini.

2. Ibu yang tak henti-hentinya berdoa untukku dan senantiasa mendukung saya untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Ayah, dan keluarga besar yang turut mendukung dan setia memberikan semangat untuk saya.

4. Para sahabatku (Julian, Zahzuli, Indra, Zaid, Sohib, Yoga dan Ilmi) yang terus dan tak kenal lelah untuk terus memberi semangat untuk saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

(4)

iv 6. Dan untuk teman-teman ilmu komunikasi khususnya angkatan 2008 yang bersedia untuk membantu menyelesaikan skripsi ini dengan bertukar ilmu. 7. Semua Staff, Karyawan, dan Dosen Ilmu Komunikasi yang memberikan

pengetahuan yang tak terbatas.

8. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skrisp ini.

Akhir kata saya berharap Allah SWT, Tuhan semesta alam senantiasa membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Malang , 17 Januari 2014

(5)

v

1.3 TUJUAN PENELITIAN ... 9

1.4 MANFAAT PENELITIAN ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 2.1 KOMUNIKASI MASSA ... 11

2.2 TELEVISI SEBAGAI MEDIA MASSA ... 16

2.3 PROGRAM TELEVISI ... 23

2.4 FORMAT ACARA TELEISI ... 25

2.5 PROGRAM ACARA REALITY SHOW ... 27

2.6 MINAT MENONTON ... 28

2.7 MODEL ANALISIS ... 32

2.8 DEFINISI DAN OPERASIONALISASI KONSEP ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 3.1 JENIS PENELITIAN... 35

3.2 SUMBER DATA ... 35

3.3 SUBYEK PENELITIAN ... 36

(6)

vi

3.5 TEKNIK PENGUKURAN DATA ... 37

3.6 TEKNIK PEMERIKSAAN KEABSAHAN DATA ... 37

3.7 TEKNIK ANALISIS DATA ... 38

BAB IV GAMBARAN OBJEK PENELITIAN ... 4.1 UNIVERSITAS MUHAMMADIAH MALANG ... 41

4.2 FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI DAN POLTIIK ... 43

4.3 JURUSAN KOMUNIKASI ... 46

4.4 TRANS 7 ... 48

4.5 PENGHARGAAN ... 51

4.6 O N THE SPOT ... 55

BAB V PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA ... 5.1 PROFIL RESPONDEN ... 57

5.2 HASIL KUISIONER ... 60

5.3 ANALISIS FAKTOR ... 76

5.4 HASIL PENELITIAN ... 82

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 6.1 KESIMPULAN ... 92

6.2 SARAN ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 94

(7)

vii DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, E.L. 2004. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Azwar, Saifuddin. 2004. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Bittner. 1980. Mass Communication and Introduction Engelwood Cliffs. New Jersey.

Black, Jay and Frederick C. Whitney. 1988. Introduction to Mass Communication. Iowa: Wm.C. Brown Publisher.

Denis Mc. Qual.1987. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Erlangga.

Effendy, Onong Uchjana. 1993. Ilmu, Teori & Filsafat Komunikasi. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti

________________. 2000. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : PT.Rosdakarya.

________________. 2002. Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Fitriyah. 2001. Psikologi Sosial. PT. Rhineka Cipta. Jakarta

Husein, Umar, 2000. Metodologi Penelitian, Aplikasi dalam Pemasaran, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Indriantoro dan Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. BPFE Yogyakarta. Yogyakarta.

Jefkins, Frank dan Yadin. 2003, Public Relations. -Edisi Revisi kelima-, Jakarta, Erlangga.

Kurniawati, Indriani Budi. 2001. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UNS untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA). Skripsi S-1 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi-UNS.

Kuswandi, Wawan. 1996. Komunikasi Massa (Sebuah Analisis Media Televisi). Jakarta : Rineka Cipta.

(8)

viii Moleong, Lexy,. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya.

Bandung.

Naratama, 2004. Menjadi Sutradara Televisi Dengan Single dan Multi Camera. PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta

Nurkancana, Wayan dan P.P.N. Sunartana. 2001. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Rakhmad, Jalaludin. 1994. Psikologi Komunikasi. Bandung :PT Remaja Rosda Karya Rosdakarya.

Sarwono. (2003). Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Gravido Persada

Saverin, Warner dan James Tankard. 2007. Teori Komunikasi Sejarah, Metode, dan Terpaan di Dalam Media Massa. Prenada Media Group, Jakarta. Sendjaja, S. Djuarsa. 2002. Teori Komunikasi. Jakarta: Pusat Penerbitan

Universitas Terbuka.

Subroto, Darwanto Sastro, 1994, Produksi Acara Televisi, Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : CV Alfabeta.

Sunarjo, Djoenesih S. Sunarjo, 1995. Himpunan Istilah Komunikasi, Liberty, Yogyakarta

Umar, Husein, 2000, Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi, Edisi Revisi, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Wahyudi. 1986. Media Komunikasi Massa Televisi. Bandung: Alumni

Wibowo, Fred, 1997. Dasar-dasar Produksi Program Televisi. Jakarta: Gramedia. Wright, Charles, 1959, Mass Communication: A Sosiological Perspective,

Random House, New York.

Non buku: (www.kpi.go.id)

(http://kontan.realviewusa.com)

(9)

ix (http://jurnalisme-tv.blogspot.com/2008/02/profil-trans-tv.html)

(10)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan komunikasi dari waktu ke waktu selalu mengalami kemajuan.

Mulai dari jaman prasejarah hingga di jaman modern seperti sekarang ini. Proses

modernisasi tersebut selalu bergerak dinamis yang menciptakan perubahan struktur

sosial budaya masyarakat serta sistem yang ada di dalamnya. Hal itu dikarenakan

adanya globalisasi. Hal ini juga menyebabkan terjadinya globalisasi media massa,

baik itu media massa cetak maupun media massa elektronik, sehingga arus informasi

mampu meluas ke seluruh penjuru dunia.

Teknologi komunikasi sangat berperan penting di dalam kehidupan modern

seperti sekarang ini. Salah satu wujud dari perkembangan teknologi komunikasi yang

sangat populer di kalangan masyarakat adalah televisi, karena dengan penetrasinya

yang begitu kuat, ia mampu melahirkan suatu peradaban baru dalam kehidupan sosial

masyarakat. Dibandingkan dengan media massa lainnya, seperti radio, televisi

mempunyai daya tarik yang lebih kuat. Kalau radio mempunyai daya tarik yang kuat

disebabkan unsur-unsur kata-kata, musik dan sound effect, maka televisi selain ketiga

unsur tersebut juga memiliki unsur visual berupa gambar. Selain itu gambar ini bukan

gambar mati, melainkan gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan yang

(11)

2 film bioskop, sebab segalanya dapat dinikmati di rumah dengan aman dan nyaman.

Berbagai menu yang dihidangkan juga bermacam-macam, selain film juga programa

menarik lainnya (Effendy, 2000:177). Melalui televisi seluruh penonton dapat

mengetahui peristiwa atau kejadian yang aktual, dimana peristiwa atau kejadiannya

terjadi bersamaan waktunya dengan saat menonton, disamping itu para penonton di

seluruh belahan bumi secara bersamaan mendapat informasi yang sama. Hal ini

berarti televisi mampu menghadirkan sesuatu yang aktual dan secara serempak dapat

diterima oleh khalayak penontonnya (Subroto, 1994:3).

Dari masa ke masa televisi terus mengalami perkembangan. Di Indonesia

pertelevisian juga berkembang dengan pesat. Jika dulu Indonesia hanya memiliki satu

stasiun televisi pemerintah, yaitu TVRI yang berdiri pada tahun 1962, sekarang di

Indonesia telah berdiri beberapa stasiun televisi swasta, yaitu : RCTI, SCTV,MNC

TV, ANTV, Indosiar, Metro TV, TV One, Trans 7, Trans TV dan Global TV. Belum

lagi televisi-televisi lokal yang tersebar hampir di setiap kota besar di Indonesia,

misalnya saja JTV, Batu TV, Malang TV dan masih banyak lagi yang lainnya,

dimana jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat.

Dengan menjamurnya stasiun televisi berarti khalayak penonton mempunyai

berbagai pilihan untuk menonton program acara televisi. Hal ini menimbulkan

terjadinya persaingan program acara televisi. Kondisi ini tentu saja harus

mendapatkan perhatian secara khusus bagi mereka yang berkecimpung di dalam

(12)

3 program siarannya kalau tidak ingin ditinggalkan penontonnya. Karena itulah

masalah perencanaan program acara harus mengacu pada selera, keinginan serta

kebutuhan khalayak dan tentu saja teknik penyajiannya. Menurut Wibowo

(1997:45), secara umum jenis-jenis program acara televisi antara lain adalah (1)

program seni budaya, misalnya, acara musik dan puppet show, (2) program mimbar

televisi (talk show) termasuk acara wawancara (interview), suara masyarakat (vox

pop) dan diskusi, (3) program berita (news programme) yang terbagi dalam berita

harian dan berita berkala, program majalah udara (magazine), (7) program spot, (8)

program doku drama (9) program hiburan (entertainment) termasuk sinetron, drama

televisi (telepay).

Dengan adanya televisi, maka para pemirsa bisa mendapatkan segala

macam informasi yang dibutuhkan secara gratis. Melalui program-program acara

yang ditayangkan, peristiwa yang terjadi di Indonesia atau di negara lain dapat

disimak dengan mudah. Seperti halnya informasi yang menyangkut masalah politik,

ekonomi maupun sosial budaya telah disajikan lewat acara berita (news). Selain itu

keberadaan televisi merupakan sarana untuk mendapatkan hiburan, misalnya

tayangan sinetron, film, kuis maupun acara musik. Program tersebut juga

menawarkan berbagai keunggulan sehingga pemirsa dapat tertarik mengikuti

tayangan acara yang ditampilkan tersebut.

Awalnya tayangan On The Spot ini pada tahun 2010 menayangkan video klip

(13)

4 signifikan. On The Spot bertransformasi menjadi program dokumenter (menurut

rating Nielsen, On The Spot masuk kategori Information: Documentary, namun

jangan membayangkan dokumenter acara ini seperti tayangan Discovery atau

National Geographic Channel). Acara yang tayang setiap Senin-Jumat pukul 19.30

WIB ini mengambil potongan klip dari situs Youtube. Setiap episodenya, ada tema

khusus yang diangkat. Dari 1 tema, akan ditampilkan 7 contoh. Misal; 7 Fenomena

Alam Teraneh, 7 Ikan Spektakuler di Dunia, 7 Penampakan Menghebohkan sampai 7

Makhluk Misterius. Kehadiran On The Spot cukup berpengaruh pada jam primetime.

Pada September 2011, Menurut Rating AC. Nielsen, On The Spot bahkan ada di

posisi 2 dengan TVR 4,3 dan share 17,3. On The Spot mampu bersaing ketat dengan

program sinetron, animasi, dan lawak yang mendominasi top 10 rating.

Tayangan On The Spot merupakan tayangan yang mempunyai sisi positif

karena cukup bermanfaat dalam memberikan informasi kepada khalayak yang berada

di Indonesia. Dengan menduduki rating keempat, tayangan On The Spot memang

patut untuk diacungi jempol dan hal ini memperlihatkan bahwa informasi yang

disajikan oleh tayangan On The Spot dapat menarik perhatian dari masyarakat luas di

Indonesia. Namun selain mempunyai sisi positif, On The Spot juga mempunyai sisi

negatif dalam penayangan episodenya. Tayangan On The Spot mendapatkan teguran

dari Komisi Penyiaran Indonesia atau KPI terkait episode yang menayangkan hewan

(14)

5 Tayangan ini mendapat sanksi administratif teguran tertulis pada 28 Desember

2011. KPI menjelaskan, "Pada tanggal 23 November 2011 pukul 19.52 WIB

menayangkan informasi tentang pembantaian penyu hijau yang dalam program

disebutkan konon digunakan untuk upacara keagamaan bagi masyarakat Hindu Bali.

Bersamaan dengan penyampaian informasi tersebut, ditayangkan adegan masyarakat

Hindu Bali yang sedang menjalankan Ibadah. KPI Pusat menganggap program tidak

hati-hati dalam penayangan informasi yang validitasnya tidak diverifikasi kembali

dengan umat Hindu Bali. Penayangan hal terebut telah melanggar P3 KPI 2009 Pasal

6 dan 7 serta SPS KPI 2009 Pasal 7 ayat (1) dan ayat (2) huruf a" (www.kpi.go.id).

Menurut Kikie Randini (Kontan, 2011), Associate Director Communications

and Marketing The Nielsen Company Indonesia periode 11-17 September 2011, di

antara lima tayangan televisi seperti On The Spot (rata-rata jumlah penonton: 1.980

dan rating: 3,8 %), Spotlite (rata-rata jumlah penonton: 628 dan rating: 1,2 %), Top 5

(rata-rata jumlah penonton: 601 dan rating: 1,2 %) , Hot Spot (rata-rata jumlah

penonton: 407 dan rating: 0,8 %), dan Woow…! (rata-rata jumlah penonton: 272 dan

rating: 0,5 %) yang menggunakan gambar dari Youtube, khusus On The Spot mulai

masuk deretan tayangan yang banyak ditonton sejak bulan April 2011.

Dengan demikian, tayangan On The Spot merupakan tayangan yang banyak

digemari oleh khalayak dalam menonton program televisi dan menjadi trendsetter

bagi stasiun televisi swasta lainnya untuk menyiarkan program tayangan yang

(15)

6 acara, menunjukkan bahwa On The Spot di Trans7 mampu masuk dalam lima besar

pada bulan November 2012, adapun rating sepuluh besar acara televisi pada bulan

November secara lengkap dapat disajikan pada tabel 1.

Tabel 1.1

Delapan Besar Rating Televisi Bulan Maret 2013

No. Acara

1 Tukang Bubur Naik Haji, (RCTI, 19:24-21:03), 6.1/24.3-6.3/25.2 2 X Factor Indonesia, (RCTI, 21:02-25:01), 4.9/28.3-4.6/26.7 3 Raden Kian Santang, (MNCTV, 20:52-22:31), 4.2/17.2-4.4/18 4 On The Spot, (TRANS7, 19:26-20:12), 3.5/14.5-3.5/14.5

5 Tendangan Si Madun 3, (MNCTV, 19:13-20:52), 3.5/14.1-3.5/14.1 6 Opera Van Java, (TRANS7, 20:13-21:56), 3.5/13.6-3.5/13.5

7 Cinta 7 Susun, (RCTI, 18:10-19:24), 3.4/15.9-3.3/15.5

8 Yang Muda Yang Bercinta, (RCTI, 16:55-18:10), 3.2/20.4-3.1/20

Sumber: https://www.facebook.com/DailyRatingTelevisiIndonesia

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa acara On The Spot di Trans7

mendapatkan tanggapan positif di masyarakat. Hal tersebut menunjukkan bahwa

peranan media terutama televisi sangat besar, media sebagai alat komunikasi massa

dituntut untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan mahasiswa dalam memperoleh

pengetahuan dan wawasan.

Untuk itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Minat Mahasiswa Untuk Menonton

Program Acara On The Spot Di Trans 7 (Studi Analisis Pada Mahasiswa

(16)

7 Penelitian ini akan menggunakan metode kuantitatif untuk mendapatkan

jawaban atas faktor – faktor yang mendorong minat mahasiswa untuk menonton

program On The Spot di Trans 7. Indriantoro dan Supomo (1999) mengatakan proses

penelitian ilmiah secara umum harus memenuhi langkah‐langkah antara lain

masalah/pertanyaan penelitian, telaah teoritis, pengujian fakta, dan kesimpulan.

Tahaptahap ini umumnya berlaku untuk pendekatan penelitian kuantitatif. Proses

penelitian berikut ini memperjelas tahaptahap penelitian kuantitatif (Sugiyono,

2002).

Langkah‐langkah yang dilakukan dalam sebuah penelitian kuantitatif adalah

berawal dari adanya masalah yang dapat digali dari sumber empiris dan teoritis,

sebagai suatu aktivitas penelitian pendahuluan (prariset). Agar masalah ditemukan

dengan baik memerlukan fakta - fakta empiris dan diiringi dengan penguasaan teori

yang diperoleh dari mengkaji berbagai literatur relevan, selanjutnya adalah masalah

yang ditemukan diformulasikan dalam sebuah rumusan masalah, dan umumnya

rumusan masalah disusun dalam bentuk pertanyaan setelah itu masalah yang

dirumuskan haruslah relevan dengan hipotesis yang diajukan.

Hipotesis digali dari penelusuran referensi teoritis dan mengkaji hasil hasil

penelitian sebelumnya, setelah menggali hipotesis untuk menguji hipotesis tersebut

maka peneliti memilih metode, strategi, pendekatan, desain penelitian yang sesuai,

langkah setelah menentukan metode/strategi pendekatan penelitian, maka peneliti

(17)

8 pedoman wawancara, atau pedoman observasi, dan melakukan pengujian validitas

dan reliabilitas instrumen agar instrumen memang tepat dan layak untuk mengukur

variabel penelitian, selanjutnya data penelitian dikumpulkan dengan Instrumen yang

valid dan reliabel, dan kemudian dilakukan pengolahan dan analisis data penelitian

dengan menggunakan alat - alat uji statistik yang relevan dengan tujuan penelitian,

langkah terakhir adalah membuat kesimpulan dari data yang telah dianalisis. Melalui

kesimpulan maka akan terjawab rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan dapat

dibuktikan kebenarannya.

Pendekatan kuantitatif seperti penjelasan di atas mementingkan adanya

variabel - variabel sebagai obyek penelitian dan variabel - variabel tersebut harus

didefenisikan dalam bentuk operasionalisasi variabel masing - masing. Reliabilitas

dan validitas merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam menggunakan

pendekatan ini karena kedua elemen tersebut akan menentukan kualitas hasil

penelitian dan kemampuan replikasi serta generalisasi penggunaan model penelitian

sejenis. Selanjutnya, penelitian kuantitatif memerlukan adanya hipotesis dan

pengujiannya yang kemudian akan menentukan tahapan - tahapan berikutnya, seperti

penentuan teknik analisa dan formula statistik yang akan digunakan. Juga,

pendekatan ini lebih memberikan makna dalam hubungannya dengan penafsiran

(18)

9

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan uraian di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian

sebagai berikut: faktor-faktor apakah yang mendorong minat mahasiswa untuk

menonton program acara On The Spot Di Trans 7 (Studi Pada Mahasiswa Jurusan

Ilmu Komunikasi Universitas Muhamadiyah Malang Angkatan 2010).

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong minat mahasiswa untuk

menonton program acara On The Spot Di Trans 7 7 (Studi Pada Mahasiswa Jurusan

Ilmu Komunikasi Universitas Muhamadiyah Malang Angkatan 2010)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Akademis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk

penelitian yang sejenis di bidang ilmu komunikasi dalam hal mengenai

tayangan suatu acara di TV dan minat masyarakat untuk menonton.

2. Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat jika

dalam menonton program acara televisi terdapat faktor – faktor yang

(19)

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2

Referensi

Dokumen terkait

Setelah jelas bahwa kasus kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan oleh Joseph Kony masuk dalam yurisdiksi Mahkamah Pidana Internasional maka haruslah dilihat

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan motivasi dan hasil belajar antara siswa yang diajarkan menggunakan model Sains Teknologi Masyarakat dengan

Nomor 57 Tahun 2001 Tanggal 14 Agustus 2001 Serie D, Nomor 56.. Sekretaris Daerah

Kegiatan Kuliah Kerja Lapang (KKL) yang berjudul Analisis Usaha Penggemukan Sapi Potong Di Peternakan Berdi Jaya Ngargoyoso ini dilakukan untuk mendalami

Fasa-fasa yang terbentuk pada permukaan baja AISI 1020 setelah dioksidasi pada temperatur 700 °C dalam lingkungan NaCl adalah lapisan hematite (Fe 2 O 3 ) yang terbentuk

Schmitt triggers are widely used in different circuits to increase noise immunity [7] by using only single input threshold, so the noisy input signal close to the threshold

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) sosiologi pengarang dalam novel Bunda Lisa karya Jombang Santani Khairen yang terdiri dari status, ideologi, latar belakang, posisi

Hasil uji ANOVA menunjukkan bahwa interaksi antara suhu dan waktu penyimpanan berpengaruh nyata terhadap skor organoleptik aroma (off flavor) maupun warna pada selang