• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Mengurangi Kecemasan Menghadapi Ulangan Semester Siswa Kelas XII SMA Negeri 1 Kaliwungu Melalui Desensitisasi Sistematik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Mengurangi Kecemasan Menghadapi Ulangan Semester Siswa Kelas XII SMA Negeri 1 Kaliwungu Melalui Desensitisasi Sistematik"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah bagian yang penting dalam pembangunan dan dalam prosesnya tidak dapat dipisahkan. Tujuan dari pembangunan di dalam proses pendidikan adalah membentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya serta berhasil guna. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 12 Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar Peserta Didik dan ayat 24 Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar Peserta Didik (2013). Dengan dasar tersebut bahwa penilaian mutlak menjadi pengukuran bagi guru dan peserta didik (siswa) untuk mencapai nilai maksimal dalam kriteria ketuntasan minimal (KKM).

(2)

2

banyak permasalahan yang akan dihadapi oleh siswa. Hal ini karena standar kelulusan yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dari tahun ke tahun meningkat. Pada tahun 2015, BSNP menetapkan standar kelulusan dengan pembobotan 60% nilai sekolah dan 40% nilai ujian nasional. Karena pembobotan nilai kelulusan ditetapkan oleh sekolah, maka sekolah memfasilitasi dengan mengadakan bimbingan belajar melalui tambahan waktu belajar setelah kegiatan belajar mengajar (les) pada siang hari, try out dan latihan mengerjakan soal-soal yang bisa mengantarkan siswa mencapai sukses Ujian Nasional. Selain itu bagi orang tua yang mampu dan peduli pada kesuksesan anaknya, tidak segan-segan membelikan buku- buku latihan soal di toko-toko buku misalnya saja Gramedia, Toga Mas dan sebagainya. Pihak Sekolah juga berpartisipasi yaitu dengan mengundang orang tua siswa untuk sosialisasi pelaksanaan ujian nasional sekaligus menghimbau kepada orang tua untuk selalu mendampingi, memotivasi cara belajar dan memberi semangat agar putera-puterinya bisa berhasil dengan memuaskan sesuai dengan harapan yang diinginkan.

(3)

3

3 menyambut dengan setengah-setengah karena memang belum siap serta malas belajar, ada pula yang menyambut dengan perasaan cemas. Secara praktis semua orang tahu, apa merasa cemas, khawatir, gugup, takut, tegang, atau panik. Seringkali kecemasan hanya gangguan biasa dalam keadaan tertentu, tapi kadang-kadang dapat melumpuhkan diri sendiri dan mencegah untuk melakukan apa yang diinginkan pada diri sendiri. Menurut Burns (2008) “kecemasan adalah kekhawatiran seseorang dalam menghadapi suatu permasalahan dengan rasa gugup, panik, tegang yang dapat memunculkan stres dan berpengaruh terhadap kondisi tubuh”. Kondisi seperti kecemasanini juga terjadi di SMA Negeri 1 Kaliwungu,

(4)

4

mencari sumber-sumber yang mendukung, instrumen yang tepat, dan treatment yang dapat membantu kesulitan siswa guna mengurangi kecemasan. Akhirnya peneliti menemukan instrumen Burns Anxiety Instrument (BAI) dan teori Burns, MD sebagai sumber intrumen penelitian tingkat kecemasan. Untuk mengurangi kecemasan terhadap siswa yang akan menghadapi ulangan umum semester, peneliti mengambil treatment guna membantu siswa dalam kecemasan melalui pendekatan Behavior Desensitization Systematic yang diterapkan oleh Wolpe.

(5)

5

5 siswa, karena guru BK juga salah satu bagian dari manajemen pendidikan di sekolah, maka penelitian ini juga termasuk dari manajemen pendidikan.

Dari hasil temuan peneliti, ada 30 siswa yang mengalami perasaan cemas saat menghadapi ulangan umum semester berdasarkan hasil nilai dari ulangan umum semester I di kelas XII. Sebelum mengujikan

Burns Anxiety Instrument (BAI) kepada siswa, maka perlu diadakan validasi dan reliabilitas terhadap BAI. Setelah dinyatakan valid (data tabel 3.4 halaman 36) dan reliabel (data terlampir halaman 3.5 halaman 38), kemudian peneliti memberikan intrumen kecemasan Burns Anxiety Instrument (BAI) pada 30 siswa kembali untuk mengetahui tingkat kecemasan siswa yang tinggi sebagai subyek penelitian. Dari hasil penyebaran instrumen kecemasan BAI dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 1.1

Jawaban 30 Siswa Tentang Kecemasan Dalam Menghadapi Ulangan Semester

NO KATEGORI RANGE FREK. PROSEN %

1 Sangat Tinggi 79.3 - 99.0 3 10%

2 Tinggi 59.5 - 79.2 9 30%

3 Sedang 39.7 - 59.4 5 17%

4 Rendah 19.9 - 39.6 6 20%

(6)

6

tes tersebut, peneliti bermaksud untuk meneliti siswa yang mempunyai kecemasan pada kategori tinggi dan sangat tinggi sebanyak 40% atau sebanyak 12 siswa, namun yang diteliti dalam penelitian ini hanya 9 siswa saja.

Melihat data kecemasan tersebut peneliti mencari referensi pada jurnal yang telah dipublikasikan sebagai kajian teoritik. Dalam kajian teoritik, peneliti menemukan teknik desensitisasi sistematik untuk mengurangi kecemasan dalam menghadapi ujian. Teknik ini dikembangkan oleh Wolpe tahun 1950. Wolpe (dalam Corey, 2007) yang mengatakan “semua perilaku adalah ekspresi dari kecemasan”. Respon terhadap kecemasan dapat dieliminasi dengan menemukan respon yang antagonistik. Perangsangan yang menimbulkan kecemasan secara berulang-ulang dipasangkan dengan relaksasi, sehingga hubungan antara perangsangan dengan respon terhadap kecemasan dapat dieliminasi.

(7)

7

7 Menurut penulis Robert M. Laxer dkk, bahwa secara garis besar dengan jenis penelitian Eksperimen Desensitisasi Sistematik dapat mengurangi kecemasan menghadapi ulangandengan penurunan kecemasan siswa dalam menghadapi tes adalah 0,05 > 0,02 dan penulis Heidi A. Larson, dkk. Reducing Test Anxiety Third Grade Students Through the Implementation of

Relaxation Techniques adalah setelah diadakan

penelitian pre-test dan post-tes berarti ditemukan (t (55) = 2.24, p = 0,029 dan t (67) = 4,07, p =.000.

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa desenstisasi sistematis menjadi dasar penting untuk memberikan treatment siswa guna mengurangi kecemasan menghadapi ulangan umum semester. Hal itu menjadi tertarik untuk melakukan penelitian mengenai mengurangi kecemasan dalam menghadapi ulangan semester pada kelas XII melalui desensitisasi sistematik.

1.2

Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini apakah desensitisasi sistematik dapat mengurangi secara signifikan kecemasan siswa menghadapi ulangan semester kelas XII SMA Negeri 1 Kaliwungu?

1.3

Tujuan Penelitian

(8)

8

Gambar

Tabel 1.1 Jawaban 30 Siswa Tentang Kecemasan Dalam

Referensi

Dokumen terkait

arduino dengan proses kerja mengikuti garis sebaiknya tidak menggunakan trimpot yang lebih dari 5 KOhm pada rangkaian driver sensor, karena Jika menggunakan trimpot

Pada penelitian sebelumnya metode analytical hierarchy process dan goal programming digunakan oleh Juwita Metrihayu Rahmadani (2011) untuk kasus pemilihan pemasok dalam

Hasil penelitian menunjukkan kecilnya pengaruh Debt To Total Asset (DTA), Cash Ratio, Size, Return On Asset (ROA), Kepemilikan Institusional, dan Growth terhadap variabel

test Tes tulisan (UTS) Mampu melakukan pengukuran produktivitas menggunakan berbagai metode Mampu melakukan pengukuran produktivitas dengan menggunakan satu metode Mampu

Banyak ternak sakit yang tidak ditangani dengan baik berakhir dengan kematian, banyak bayi ternak lahir tanpa bantuan petugas kesehatan ternak, beberapa mati dan yang

In conclusion, mixtures of rapeseed press cake with legume seeds, used in the irst fattening period at about 30% of protein level and at 100% in inisher period, can replace

biaya, titik impas, periode kembali modal secara benar berupa analisis biaya, titik impas, periode kembali modal berupa analisis biaya, titik impas berupa analisis

Berkenaan dengan kondisi tersebut di atas maka tantangan yang dihadapi dalam pembangunan pertahanan nasional tahun 2009 adalah meningkatkan kemampuan Alutsista TNI